Anda di halaman 1dari 5

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kurs Transaksi Valuta Asing

1. Jumlah aliran valuta asing yang besar dan cepat untuk memenuhi tuntutan
perdagangan, investasi dan spekulasi dari suatu tempat yang surplus ke tempat yang
defisit dapat terjadi karena adanya beberapa faktor atau kondisi yang berbeda
sehingga berpengaruh dan menimbulkan perbedaan kurs valas atau forex rate masingmasing tempat.
2. Posisi Balance of Payment (BOP). Balance of Payment atau neraca pembayaran
internasional adalah suatu catatan yang disusun secara sistematis tentang semua
transaksi ekonomi internasional yang meliputi perdagangan, keuangan, dan moneter
antar penduduk suatu negara dan penduduk luar negeri untuk suatu periode tertentu,
biasanya satu tahun. Dari catatan transaksi ekonomi internasional yang terdiri atas
ekspor dan impor barang, jasa, dan modal pada suatu periode tertentu akan
menghasilkan suatu posisi saldo positif (surplus) atau negatif (defisit) atau
ekuilibrum.
3. Tingkat Inflasi. Agar lebih bisa dimengerti kami akan menjelaskan hal ini dengan
sebuah ilustrasi. Contoh pada keadaan semula kurs valas atau forex JPY/USD adalah
sebesar JPY 100 per USD. Diasumsikan inflasi di USA meningkat cukup tinggi
(misalnya mencapai 5 %), sedangkan inflasi di Jepang relatif stabil (hanya 1%) dan
barang-barang yang dijual di Jepang dan USA relatif sama dan dapat saling
mengstubtitusi. Dalam keadaan demikian tentu harga barang-barang di USA akan
lebih mahal sehingga impor USA dari Jepang akan meningkat. Import USA yang
meningkat ini akan mengakibatkan permintaan terhadap JPY meningkat pula. Dilain
pihak kenaikan harga barang di USA akan mengurangi impor Jepang dari USA
sehingga permintaan akan USD justru menurun. Perkembangan tingkat inflasi
tersebut akan mempengaruhi permintaan dan penawaran valas atau forex, baik JPY
maupun USD sehingga kurs valas atau forex rate JPY/USD bergeser dari JPY
100/USD menjadi JPY 105 / USD kemudian menjadi JPY 110 /USD
4. Suku Bunga, tidak jauh berbeda dengan pengaruh tingkat inflasi, maka perkembangan
atau perubahan tingkat bunga pun dapat berpengaruh terhadap kurs valas atau forex
rate. Sebagai contoh dengan adanya invasi USA ke Irak, maka pemerintah USA
memerlukan dana yang cukup besar untuk membiayai operasinya. Karena permintaan
dana yang besar pemerintah USA menaikan tingkat suku bunganya untuk menarik
modal luar negeri ke USA, terutama Jepang. Banyaknya valas dalam bentuk JPY yang
akan masuk ke USA akan menyebabkan peningkatan permintaan USD dan penawaran
JPY sehingga kurs valas atau forex rate JPY/USD berubah dari JPY 105/USD menjadi
JPY 110/USD
5. Besarnya GDP (Gross Domestic Product/Produk domestik bruto). Faktor kelima yang
dapat mempengaruhi kurs valas atau forex rate adalah pertumbuhan GDP/tingkat
pendapatan di suatu negara. Seandainya kenaikan pendapatan masyarakat di Indonesia
tinggi sedangkan kenaikan jumlah barang yang tersedia relatif kecil tentu impor
barang akan meningkat. Peningkatan impor barang ini akan membawa efek kepada
peningkatan demand valas yang pada gilirannya akan mempengaruhi kurs valas atau
forex rate dari Rp 8.500/USd menjadi Rp 8.600/USD.

6. Kebijakan/Kontrol Pemerintah. Faktor pengawasan pemerintah yang biasanya


dijalankan dalam berbagai bentuk kebijakan moneter, fiskal dan perdagangan luar
negeri untuk tujuan tertentu pengaruh terhadap kurs valas atau forex rate umpamanya:
pengawasan lalu lintas devisa, peningkatan trade barrier, pengetatan uang yang
beredar, peningkatan tingkat suku bunga dan lain sebagainya. Kebijaksanaan
pemerintah tersebut pada umumnya akan berpengaruh terhadap penawaran dan
permintaan valas atau forex yang pada gilirannya akan berpengaruh pula terhadap
kurs valuta asing atau forex.
7. Perkiraan , Spekulasi dan Rumor. Bilamana adanya perkiraan/harapan bahwa tingkat
inflasi atau defisit USA akan menurun atau sebaliknya juga akan dapat mempengaruhi
kurs valas atau forex rate USD. Adanya spekulasi atau rumor devaluasi Rupiah karena
defisit current account yang besar juga berpengaruh terhadap kurs valas atau forex
rate dimana valas secara umum mengalami apresiasi. Pada dasarnya, ekspektasi dan
spekulasi yang timbul di masyarakat tersebut akan mempengaruhi permintaan dan
penawaran valas yang akhirnya akan mempengaruhi valas atau forex rate. Demikian
pula bila halnya dengan rumor, seperti sakitnya presiden atau menteri keuangan dapat
mempengaruhi sentimen dan ekspektasi masyarakat sehingga mempengaruhi
permintaan dan penawaran valas yang akan berakibat pada fluktuasi kurs valuta asing.
Salah satu contoh yang pernah terjadi adalah naiknya kurs USD, hingga mencapai Rp
6.000/USd, karena adanya isu/rumor sekitar kesehatan presiden pada builan
November/Desember 1997.
http://bankernote.com/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-kurs-transaksi-valuta-asing/

mengapa nilai Rupiah bisa naik dan turun karena di pengaruhi oleh beberapa faktof sebagai
berikut:
1.
Tingkat inflasi
Dalam pasar valuta asing, perdagangan internasional baik dalam bentuk barang atau jasa
menjadi dasar yang utama dalam pasar valuta asing, sehingga perubahan harga dalam negeri
yang relatif terhadap harga luar negeri dipandang sebagai faktor yang mempengaruhi
pergerakan kurs valuta asing.
Contoh: jika Amerika sebagai mitra dagang Indonesia mengalami tingkat inflasi yang cukup
tinggi maka harga barang Amerika juga menjadi lebih tinggi, sehingga otomatis permintaan
terhadap produk relatif mengalami penurunan.Rasio uang dalam daya beli (paritas daya beli)
berfungsi sebagai titik nilai tukar yang mencerminkan hukum nilai. Itulah mengapa tingkat
inflasi berdampak pada nilai tukar. Peningkatan inflasi di suatu negara mengarah pada
penurunan mata uang nasional, dan sebaliknya. Penyusutan inflasi uang di dalam negeri akan
mengurangi daya beli dan kecenderungan untuk menjatuhkan nilai tukar mata uang mereka
terhadap mata uang negara-negara di mana tingkat inflasi yang lebih rendah.
2.
Aktifitasneraca pembayaran
Neraca pembayaran secara langsung mempengaruhi nilai tukar. Dengan demikian, neraca
pembayaran aktif meningkatkan mata uang nasional dengan meningkatnya permintaan dari
debitur asing. Saldo pembayaran yang pasif menyebabkan kecenderungan penurunan nilai
tukar mata uang nasional sebagai seorang debitur dalam negeri mencoba untuk menjual
semuanya menggunakan mata uang asing untuk membayar kembali kewajiban eksternal
mereka. Ukuran dampak neraca pembayaran pada nilai tukar ditentukan oleh tingkat
keterbukaan ekonomi. Contoh, efek dari perubahan tarif, pembatasan impor, kuota

perdagangan, subsidi ekspor berdampak pada neraca perdagangan. Ketika keseimbangan


positif dalam perdagangan ada di muka terdapat peningkatan permintaan untuk mata uang
negara yang meningkatkan laju, dan dalam hal keseimbangan negatif proses sebaliknya
terjadi. Pergerakan modal jangka pendek dan jangka panjang bergantung pada tingkat suku
bunga domestik, pembatasan atau mendorong impor dan ekspor modal.
3.
Perbedaan suku bunga di berbagai negara
Perubahan tingkat suku bunga di suatu negara akan mempengaruhi arus modal internasional.
Pada prinsipnya, kenaikan suku bunga akan merangsang masuknya modal asing Itulah
sebabnya di negara dengan modal lebih tinggi tingkat suku bunga masuk, permintaan untuk
meningkatkan mata uang, dan itu menjadi mahal. Pergerakan modal, terutama spekulatif
uang panas meningkatkan ketidakstabilan neraca pembayaran.
Suku bunga mempengaruhi operasi pasar valuta asing dan pasar uang. Ketika melakukan
transaksi, bank akan mempertimbangkan perbedaan suku bunga di pasar modal nasional dan
global dengan pandangan yang berasal dari laba. Mereka lebih memilih untuk mendapatkan
pinjaman lebih murah di pasar uang asing, dimana tingkat lebih rendah, dan tempat mata
uang asing di pasar kredit domestik, jika tingkat bunga yang lebih tinggi. Di sisi lain,
kenaikan nominal suku bunga di suatu negara menurunkan permintaan untuk mata uang
domestik sebagai tanda terima kredit yang mahal untuk bisnis. Dalam hal mengambil
pinjaman, pengusaha meningkatkan biaya produk mereka yang, pada gilirannya,
menyebabkan tingginya harga barang dalam negeri. Hal ini relatif mengurangi nilai mata
uang nasional terhadap satu negara
4.
Tingkat pendapatan relatif
Faktor lain yang mempengaruhi permintaan dan penawaran dalam pasar mata uang asing
adalah laju pertumbuhan pendapatan terhadap harga-harga luar negeri. Laju pertumbuhan
pendapatan dalam negeri diperkirakan akan melemahkan kurs mata uang asing. Sedangkan
pendapatan riil dalam negeri akan meningkatkan permintaan valuta asing relatif dibandingkan
dengan supply yang tersedia.
5.
Kontrol pemerintah
Kebijakan pemerintah bisa mempengaruhi keseimbangan nilai tukar dalam berbagai hal
termasuk:
Usaha untuk menghindari hambatan nilai tukar valuta asing.
Usaha untuk menghindari hambatan perdagangan luar negeri.
Melakukan intervensi di pasar uang yaitu dengan menjual dan membeli mata uang.
Alasan pemerintah untuk melakukan intervensi di pasar uang adalah :
v Untuk memperlancar perubahan dari nilai tukar uang domestik yang bersangkutan.
v Untuk membuat kondisi nilai tukar domestik di dalam batas-batas yang ditentukan.
v Tanggapan atas gangguan yang bersifat sementara.
v Berpengaruh terhadap variabel makro seperti inflasi, tingkat suku bunga dan tingkat
pendapatan
6.
Ekspektasi
Faktor terakhir yang mempengaruhi nilai tukar valuta asing adalah ekspektasi nilai tukar di
masa depan. Sama seperti pasar keuangan yang lain, pasar valas bereaksi cepat terhadap
setiap berita yang memiliki dampak ke depan. Dan sebagai contoh, berita mengenai bakal
melonjaknya inflasi di AS mungkin bisa menyebabkan pedagang valas menjual Dollar,
karena memperkirakan nilai Dollar akan menurun di masa depan. Reaksi langsung akan
menekan nilai tukar Dollar dalam pasar
http://genariyanti02.blogspot.co.id/2015/05/faktor-yang-mempengaruhi-kurs-nilai.html

Pendekatan utama dalam melakukan analisa pasar mata uang adalah analisa fundamental dan
analisa teknikal. Fundamental berfokus pada teori-teori keuangan dan ekonomi, serta
perkembangan politik untuk mengukur kekuatan permintaan dan penawaran. Teknikal
melihat pada data harga untuk memperkirakan pergerakan di masa depan.
Perbedaan antara analisa itu adalah analisa fundamental mempelajari penyebab pergerakan
pasar, sementara analisa teknikal mempelajari akibat dari pergerakan pasar.
1.FAKTOR FUNDAMENTAL
- FAKTOR POLITIK
Contoh:
Sebelum pemerintahan Ronald Reagan ( Partai Republik ), mata uang USD terus melemah,
tetapi sejak Ronald Reagan berhasil memperbaiki citra sebagai Negara adi kuasa kepada
dunia, mata uangnya cenderung naik.
*Terbunuhnya Presiden Kennedy, menyebabkan USD merosot.
*Perang Teluk dan segala jenis perang
*Pertemuan Presiden Amerika dan PM Jepang untuk membicarakan masalah nilai tukar
USD/JPY dan sebagainya.
- FAKTOR EKONOMI
Contoh:
Market menilai ekonomi suatu Negara dari pertumbuhan ekonominya, dari data-data yang
mereka keluarkan setiap bulannya, seperti: trade balance, unemployment, CPI, PPI, retail
sales, GDP, dan sebagainya.
2.FAKTOR TEKNIS
Sebagian investor/ trader meramal pergerakan nilai tukar dengan menggunakan data-data
yang telah lalu ( historis ) yang tercermin dalam bentuk chart . Para technical analyst yakin
bahwa mereka dapat meramalkan pergerakan di masa mendatang dengan dasar :
*Market action discount everything
Variabel apapun yang mempengaruhi harga akan tercermin pada chart. Jadi, yang penting
adalah kemana harga akan bergerak, bukan apa sebabnya harga bergerak. Dengan demikian,
gambaran chart adalah cermin psikologis peserta pasar.
*Price move in trend
Harga bergerak dalam suatu pola trend yang berkelanjutan sampai suatu saat harga tersebut
berbalik ( reversal ) yang didahului dengan suatu pola atau indicator tertentu.
*History repeats itself
Harga akan cenderung mengulangi perilakunya yang hamper sama dari waktu ke waktu.
Analisa teknikal dapat dibagi menjadi 2 bentuk utama :
-Analisa Kuantitatif : menggunakan bermacam-macam statistic untuk membantu
mengevaluasi tingkat overbought/oversold.
-Chartism ( grafik ) : menggunakan garis dan informasi untuk mengidentifikasikan trend dan
pola dalam formasi tingkat mata uang.
3.FAKTOR PSIKOLOGIS
Para pelaku pasar berdasarkan perkiraan mengenai perkembangan kurs di masa mendatang
memiliki kebiasaan yang hampir sama.
Pada saat kecenderungan mata uang menguat ( bull market ) orang akan membeli

( buy/long ), dan sebaliknya pada saat kecenderungan menurun orang akan menjual
( sell/short ).
http://my-nanako.blogspot.co.id/2010/12/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-kurs.html

Anda mungkin juga menyukai