MAKALAH
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Moneter Islam
Disusun Oleh:
REZA SYARIPUDDIN
2102010005
PUTRI HASMA
2102010018
RAHMATULLAH NAJAMUDDIN
2102010005
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya. Atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis
bisa menyusun dan menyelesaikan makalah tentang “KONSEP NILAI TUKAR
UANG DALAM ISLAM” ini dengan baik dan tepat waktu guna memenuhi tugas
mata kuliah Ekonomi Moneter Islam
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................3
A. Kesimpulan...................................................................................................17
B. Saran..............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1
2
PEMBAHASAN
Nilai tukar atau kurs (exchange rate) satu mata uang terhadap lainnya
merupakan bagian dari proses valuta asing. Nilai tukar merupakan jumlah mata
uang dalam negeri yang harus dibayarkan untuk memperoleh satu unit mata uang
asing.2
Kenaikan nilai tukar disebut apresiasi dan penurunan nilai tukar di sebut
depresiasi. Kadang-kadang anda mendengar media massa melaporkan bahwa
dolar sedang “ menguat” dan “melemah”. Pernyataan ini biasanya mengacu pada
perubahan-perubahan terbaru dari nilai tukar. jika suatu mata uang mengalami
apresiasi, dikatakan bahwa mata uang itu menguat karena dapat membeli lebih
banyak uang asing. Demikian pula ketika suatu mata uang mengalami depresiasi,
di katakana bahwa mata uang tersebut melemah.3
Kurs atau nilai tukar adalah sesuatu yang penting karena: Perdagangan
internasional (ekspor impor) dapat dilakukan, Pembayaran transaksi komersial
dan finansial antar negara dapat terlaksana, Kerjasama lalu lintas pembayaran
(LLP) antar bank devisa dunia dapat terlaksana, ransaksi jual beli valuta asing
(valas) dapat dilakukan dan Orang dapat bepergian antar negara.
2
Richard G. Lipsey dkk, Pengantar Makro Ekonomi,(Jakarta: Erlangga, 1992),Ed ke-8
3
N. Gregory Mankiw, penegantar ekonomi,( Jakarta:erlangga,2003),edisi kedua, h.221.
3
4
1. Sistem nilai tukar mata uang tetap (fixed exchange rate system)
Dalam sistem nilai tukar mata uang tetap, nilai tukar mata uang
akan diatur oleh otoritas moneter untuk selalu konstan atau dapat
berfluktuasi namun hanya dalam suatu batas yang kecil. Dalam hal ini,
otoritas moneter memelihara nilai tukar mata uang domestik terhadap mata
uang asing pada nilai tertentu dengan cara membeli atau menjual mata uang
asing untuk mata uang domestik pada harga yang tetap.
2. Sistem nilai tukar mata uang mengambang bebas (free floating exchange
rate system)
Dalam sistem nilai tukar mata uang mengambang bebas, nilai tukar
mata uang ditentukan oleh mekanisme pasar tanpa intervensi dari
5
pemerintah. Berbeda dengan sistem nilai tukar mata uang tetap, dengan
sistem nilai tukar mata uang mengambang bebas fluktuasi nilai mata uang
dibiarkan sehingga nilainya sangat fleksibel.
Dengan sistem ini, negara akan terhindar dari inflasi terhadap negara lain
serta masalah-masalah ekonomi yang dialami suatu negara tidak akan mudah
untuk menyebar ke negara lain. Selain itu, dengan sistem ini, seperti yang
telah disebutkan di atas, otoritas moneter tidak perlu memelihara nilai tukar
mata uang domestik terhadap mata uang asing pada nilai tertentu, sehingga
otoritas moneter dapat berfokus pada kebijakan-kebijakan moneter yang
membawa dampak positif pada perekonomian.
Namun demikian, dengan sistem ini, nilai tukar mata uang akan
selalu berfluktuasi sesuai dengan mekanisme pasar sehingga terdapat resiko
ketidakpastian nilai tukar yang dihadapi oleh dunia usaha.
4. Sistem nilai tukar mata uang terikat (pegged exchange rate system)
Dalam sistem nilai tukar mata uang terikat, nilai tukar mata uang
domestik diikatkan atau ditetapkan terhadap satu atau beberapa mata uang
asing, biasanya dengan mata uang asing yang cenderung stabil misalnya dolar
Amerika Serikat. Dengan demikian, nilai tukar mata uang domestik terhadap
6
mata uang asing selain dolar Amerika Serikat akan berfluktuasi sesuai dengan
fluktuasi nilai tukar dolar Amerika Serikat. Namun demikian, oleh karena
nilai tukar dolar Amerika Serikat yang cenderung stabil, maka nilai tukar
mata uang domestik pun cenderung stabil terhadap mata uang asing lainnya.
Naik turunnya nilai tukar mata uang atau kurs valuta asing bisa terjadi
dengan berbagai cara, yakni bisa dengan cara dilakukan secara resmi oleh
pemerintah suatu negara yang menganut sistem managed floating exchange rate,
atau bisa juga karena tarik menariknya kekuatan‐kekuatan penawaran dan
permintaan di dalam pasar (market mechanism) dan lazimnya perubahan nilai
tukar mata uang tersebut bisa terjadi karena empat hal, yaitu:4
1. Tingkat Inflasi
Inflasi dapat dipilah berdasarkan sifat temporer atau permanen.
Inflasi yang bersifat permanen adalah laju inflasi yang disebabkan oleh
meningkatnya tekanan permintaan barang dan jasa. Sedangkan inflasi yang
bersifat temporer adalah inflasi yang diakibatkan gangguan sementara
(misalnya kenaikan biaya energi, transportasi, dan bencana alam). Adapun
cara yang digunakan untuk mengukur inflasi adalah:20 Dengan
menggunakan harga umum, Dengan menggunakan angka deflator, Dengan
menggunakan indeks harga umum (IHK), Dengan menggunakan harga
pengharapan, Dengan menggunakan indeks dalam dan luar negeri.
Faktor yang menyebabkan kenaikan/penurunan inflasi Laju inflasi
dapat dipisahkan menjadi tiga komponen yaitu inflasi inti, inflasi permintaan
dan inflasi gejolak21 Inflasi inti adalah inflasi yang komponen harganya
dipengaruhi oleh faktor fundamental. Inflasi permintaan yaitu inflasi yang
dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah seperti kebijakan harga BBM, listrik,
air minum, dan lainnya, sedangkan inflasi bergejolak adalah inflasi yang
dipengaruhi oleh kelancaran produksi dan distribusi barang dan jasa.
2. Tingkat Suku Bunga
4
Zainul Muchlas, “Faktor-faktor yang mempengaruhi kurs rupiah terhadap dolar
amerika pasca krisis (2000-2010)”, Jurnal JIBEKA Volume 9 Nomor 1 Februari 2015: 76 – 86,
h.77, t.d.
7
Suku bunga juga dapat dikelompokan menjadi suku bunga tetap dan
suku bunga mengambang. Suku bunga tetap adalah suku bunga pinjaman
tersebut tidak berubah sepanjang masa kredit, sedangkan suku bunga
mengambang adalah suku bunga yang berubah-ubah selama masa kredit
berlangsung dengan mengikuti suatu kurs referensi tertentu seperti misalnya
LIBOR dimana cara perhitungannya dengan menggunakan sistim
penambahan marjin terhadap kurs referensi.
Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Suku Bunga Besar kecilnya
penetapan suku bunga dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut ini menurut
sebagai berikut:24 Kebutuhan dana, Persaingan, Kebijaksanaan pemerintah,
Target laba yang diinginkan, Jangka waktu, Kualitas jaminan, Reputasi
perusahaan, Produk yang kompetitif, Hubungan baikJaminan pihak ketiga.
3. Jumlah Uang Beredar (JUB)
Jumlah uang beredar adalah uang yang berada di tangan masyarakat
Jumlah Uang Beredar (JUB) merupakan penawaran uang (money supply).
Dalam arti sempit (narrow money). JUB didefinisikan sebagai M1, yang
merupakan jumlah seluruh uang kartal (uang tunai) yang dipegang anggota
masyarakat (the non bank public) dan uang giral (demand deposit) yang
dimiliki oleh perseorangan pada Bank-bank Umum. Dengan demikian uang
karta yang disimpan di lemari besi bank dan bank sentral tidak termasuk
kartal. Uang giral dalam hal ini berfungsi seperti uang kartal, karena dapat
dipergunakan untuk transaksi secara langsung oleh pemiliknya. Giro milik
bank yang ada bank lain tidak termasuk uang giral
Faktor-faktor yang memengaruhi jumlah uang beredar Beberapa hal
yang memengaruhi permintaan uang diantaranya: Pendapatan riil. Semakin
tinggi pendapatan seseorang, permintaan akan uang akan semakin besar,
Tingkat suku bunga. Semakin tinggi suku bunga, permintan uang untuk
motif spekulasi akan berkurang, Tingkat harga umum, Semakin tinggi
tingkat harga umum, permintaan akan uang akan semakin bertambah,
Pengeluaran konsumen. Misalnya saja pengeluaran konsumen pada
8
bulanbulan menjelang Natal, puasa, atau Hari Raya lainnya akan bertambah.
Akibatnya, permintaan uang juga akan bertambah.
4. Pendapatan Nasional
Produk Nasional Bruto (PNB), atau Gross National Product (GNP)
adalah konsep yang mempunyai arti yang bersamaan dengan GDP, tetapi
memperkirakan jenis-jenis pendapatan yang sedikit berbeda. Dalam
menghitung Pendapatan Nasional Bruto, nilai barang dan jasa yang dihitung
dalam pendapatan nasional hanyalah barang dan jasa yang diproduksikan
oleh faktor faktor produksi yang dimiliki oleh warga negara dari Negara
yang pendapatan nasionalnya dihitung.
GNP dihitung dari faktor-faktor produksi yang dimiliki warga negara
sesuatu negara terdapat di negara itu sendiri maupun di luar negeri, maka
nilai produksi yang diwujudkan oleh faktor-faktor produksi yang digunakan
di luar negeri juga dihitung di dalam Produk Nasional Bruto. Tetapi
sebaliknya, dalam Produk Nasional Bruto tidak dihitung produksi yang
diwujudkan oleh faktor-faktor produksi milik penduduk atau perusahaan
negara lain yang digunakan di negara tersebut.
2) Excesssive Tax yang sangat tinggi yang dikenakan pada barang dan
jasa akan meningkatkan harga jual dari barang dan jasa tersebut.
3) Excessive Seignorage, pencetak full-bodyed money atau 100%
reserve money tidak akan mengakibatkan terjadinya inflasi. Akan
tetapi jika uang yang dicetak selain dari kedua jenis itu maka akan
menyebabkan kenaikan tingkat harga secara umum.
2. Perubahan harga yang terjadi diluar negeri
Perubahan harga yang terjadi diluar negeri bisa digolongkan karena 2
sebab yaitu:
a. Non engineered/ non manifulated changes
Disebut sebagai non eminered/non manifulated changes adalah
karena perubahan yang terjadi bukan disebabakan oleh manipulasi (yang
dimaksudkan untuk merugikan) oleh pihak-pihak tertentu. Misalkan jika
bank central singapura (BSS) mengurangi jumlah uang SGD yang
beredar, hal tersebut akan mengakibatkan IDR terdepresiasi tanpa
diduga. Oleh karena itu BI biasanya akan menghilangkan efek ini
dengan menjual SGD yang dimilikinya (cadangan devisa) baik dengan
cara strilised intervention maupun dengan cara unsterilized intervention.
b. Enginered / Manipulated changes
Disebut sebagai enginered/manipulated changes adalah karena
perubahan yang terjadi disebabkan oleh manipulasi yang dilakukan oleh
pihak-pihak tertentu yang dimasudkan untuk merugikan pihak lain.
misalnya para fund manager disingapura melepas IDR yang dimilikinya
sehingga terjadi banjir rupiah yang mengakibatkan nilai tukar rupiah
mengalami depresiasai secar tiba-tiba atau drastis diluar perkiraaan BI
Nilai tukar adalah banyaknya barang atau jasa yang dapat ditukar
atau dibeli dengan kesatuan dan pecahan uang (Hasibuan, 2001). Nilai
tukar dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
dalam kurs yang tetap, pemerintah dalam hal ini bank sentral
menetapkan harga valuta asing (valas) dan tetap bersedia membeli dan
menjual valas pada harga ini. Jika terjadi permintaan pada salah satu
mata uang, maka pemerintah akan langsung melakukan intervensi
dengan cara menambah penawaran dari mata uang yang
permintaannya meningkat sehinggga keseimbangan tetap terpelihara
atau pemerintah secara resmi mengubah nilai tukar lama menjadi nilai
tukar baru. Perubahan nilai tukar ini dikatakan sebagai devaluasi (jika
suatu mata uang resmi diturunkan) atau revaluasi (jika nilai tukar
suatu mata uang resmi dinaikkan).
b. Nilai tukar riil (Er), nilai tukar riil menunjukkan tingkat ukuran (rate)
suatu barang dapat diperdagangkan antar Negara. Nilai tukar riil ini
dikenal juga sebagai nisbah perdagangan (term of rate). Jika nilai
tukar riil tinggi, artinya harga produk luar relative murah dan harga
produk domestik relatif mahal. Jika nilai tukar riil turun berarti harga
produk domestik akan turun sehingga meningkatkan net ekspor.
Kebijaksanaan ekonomi dapat mempengaruhi nilai tukar riil. Jika
pemerintah mengalami anggaran defisit maka tabungan domestik
menurun. Pengaruh perubahan ini menunjukkan penawaran rupiah
menjadi berkurang sehingga nilai rupiah menjadi naik (move valuable)
nilai tukar riil akan mengalami kenaikan. Karena nilai
rupiahmeningkat maka harga barangdomestik relatif menjadi lebih
mahal dibandingkan harga barang luar, selanjutnya nilai ekspor akan
menurun dan atau nilai import akan meningkat sehingga net ekspor
akan mengalami deficit.
memelihara kestabilan nilai tukar rupiah. Secara garis besar, sejak tahun
1970 Indonesia telah menerapkan tiga sistem nilai tukar, yaitu:5
5
Stoduco, https://www.studocu.com/id/document/institut-agama-islam-negeri-
pekalongan/iain-pekalongan/makalah-makro-islam-kelompok-6/48751773 di akses pada tanggal 3
november 2023
13
ketat dan intervensi valuta asing yang tepat waktu merupakan faktor
pendorong penguatan nilai tukar rupiah tersebut.6
6
S. Miranda Goeltom dan Doddy Zulverdi. 1998. “Manajemen Nilai Tukar Di
Indonesia Dan Permasalahannya”. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, hal. 75-78
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Nilai tukar mata uang adalah harga dari mata uang suatu negara terhadap
mata uang negara lain yang dipergunakan dalam melakukan perdagangan
antara kedua negara tersebut dimana nilainya ditentukan oleh penawaran
dan permintaan dari kedua mata uang
2. Nilai tukar suatu mata uang di dalam islam di golongkan dalam dua
kelompok, yaitu: Natural dan Human Error. Dalam islam kebijakan
nilai tukar uang menggunakan sistem “Managed Floating”, yang di
mana nilai tukar merupakan kebijakan pemerintah, tetapi pemerintah
tidak mencampuri keseimbangan yang terjadi di pasar kecuali terjadi
hal-hal yang menggangu keseimbangan itu sendiri.
3. Sesuai dengan Undang-undang No. 13 tahun 1968 tentang Bank Sentral,
salah satu tugas Bank Indonesia adalah mengatur, menjaga dan
memelihara kestabilan nilai tukar rupiah. Secara garis besar, sejak tahun
1970 Indonesia telah menerapkan tiga sistem nilai tukar yaitu: sistem
nilai tukar tetap, sistem nilai tukar mengambang terkendali, sistem nilai
tukar mengambang bebas.
B. Saran
Demikianlah makalah yang kami buat mudah – mudahan apa yang kami
paparkan bisa menjadi tambahan pengetahuan bagi kita semua untuk lebih
mengenal Konsep Nilai Tukar Unag dalam Islam. Kami menyadari apa yang
kami paparkan dalam makalah ini tentu masih belum sesuai apa yang di
harapkan,untuk itu kami berharap masukan yang lebih banyak lagi dari guru
pengampu dan teman – teman semua.
17
DAFTAR PUSTAKA
Stoduco, https://www.studocu.com/id/document/institut-agama-islam-negeri-
pekalongan/iain-pekalongan/makalah-makro-islam-kelompok-6/48751773 di
akses pada tanggal 3 november 2023
Warjiyo Perry dan Solikin, 2003, Seri Kebangsentralan No.6: Kebijakan Moneter
di Indonesia, (Jakarta: PPSK-BI,)