Disusun Oleh:
Kelompok 3
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Exchange
Rate Determintaion dan Operating Exposure”.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.
Penulis.
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PENUTUP
1
2
Nilai Tukar Mata Uang disebut Kurs, Menurut Paul R Krugman dan
Maurice kurs adalah Harga sebuah Mata Uang dari suatu negara yang diukur atau
dinyatakan dalam mata uang lainnya. Menurut Nopirin Kurs adalah Pertukaran
antara dua Mata Uang yang berbeda, maka akan mendapat perbandingan
nilai/harga antara kedua Mata Uang tersebut. Menurut Salvator Kurs atau Nilai
Tukar adalah Harga suatu Mata Uang terhadap Mata Uang lainnya. Kurs juga bisa
disebut sebagai Jumlah satuan mata uang yang harus diserahkan untuk
mendapatkan satu satuan mata uang asing. Jika kurs satu dolar Amerika untuk
membeli adalah Rp 10.000,00 maka harus diserahkan uang sebanyak Rp
10.000,00 untuk mendapat satu dolar Amerika. Kenaikan nilai tukar mata uang
dalam negeri disebut apresiasi atas mata uang asing. Penurunan nilai tukar uang
dalam negeri disebut depresiasi atas mata uang asing.
Pasar valuta asing yaitu Tempat bertemunya penjual dan pembeli dalam
transaksi penukaran mata uang dan pasar ini tidak punya lokasi fisik, transaksi di
pasar ini biasanya dilakukan oleh bank dengan menggunakan sistem jaringan
antar bank (interbank trading). Ada beberapa jenis pasar yang terjadi dalam
perdagangan valuta asing yaitu :
a. Pasar Spot
b. Pasar Forward
c. Pasar Futures
d. Pasar Opsi
a. Melakukan transfer mata uang sebuah negara dengan negara lain, agar bisa
dipergunakan di negara tersebut (mentransfer daya beli antar negara).
3
4
d. Kontrol pemerintah
Menurut Madura bahwa kebijakan pemerintah bisa mempengaruhi
keseimbangan nilai tukar dalam berbagai hal termasuk :
Sistem nilai tukar yang terletak diantara fixed system dan freely floating,
tetapi mempunyai kesamaan dengan fixed exchange system, yaitu pemerintah bisa
melakukan intervensi untuk menjaga supaya nilai mata uang tidak berubah terlalu
banyak dan tetap dalam arah tertentu. Sedangkan bedanya dengan free floating,
managed float masih lebih fleksibel terhadap suatu mata uang. Lalu menurut
Krugman dan Obstfeld managed floating exchange rate system adalah sebuah
sistem dimana pemerintah mengatur perubahan nilai tukar tanpa bermaksud untuk
membuat nilai tukar dalam kondisi tetap.
9
Beberapa faktor atau kondisi yang berbeda dan mempengaruhi kurs valas
di masing- masing tempat tersebut antara lain sebagai berikut:
ekspor dan impor barang, jasa, dan modal pada suatu periode 17 tertentu akan
menghasilkan suatu posisi saldo positif (surplus) atau negative (defisit) atau
ekuilibrium. Dari struktur BOP di bawah akan dapat diketahui, apakah posisi
monetary account akan menunjukkan BOP surplusatau defisit atau ekuilibrium.
Dalam hal ini, perlu diketahui hal berikut:
3) Tingkat Inflasi
Pada keadaan semula kurs valas atau forex JPY/USD adalah sebesar JPY
100 per USD. Diasumsikan inflasi di USA meningkat cukup tinggi (misalnya
mencapai 5%), sedangkan inflasi di Jepang relatif stabil (hanya 1%) dan barang–
barang yang dijual di Jepang dan USA relatif sama dan dapat saling saling
mengsubstitusi. Dalam keadaan demikian tentu harga barang– barang di USA
akan lebih mahal sehingga impor USA dari Jepang akan meningkat. Import USA
yang meningkat ini akan mengakibatkan permintaan terhadap JPY meningkat
pula.
Di lain pihak, kenaikan harga barang di USA akan mengurangai impor
Jepang dari USA sehingga permintaan akan USD justru menurun. Perkembangan
tingkat inflasi tersebut akan mempengaruhi permintaan dan penawaran valas atau
forex, baik JPY maupun USD sehingga kurs valas atau forex rate JPY/USD
bergeser dari JPY 100/USD menjadi JPY 105/USD kemudian menjadi JPY
110/USD.
12
4) Tingkat Bunga
Hampir sama dengan pengaruh tingkat inflasi, maka perkembangan atau
perubahan tingkat bunga pun dapat berpengaruh terhadap kurs valas atau forex
rate. Dengan adanya invasi USA ke Irak, maka pemerintah USA memerlukan
dana yang cukup besar untuk membiayai operasinya.
5) Tingkat pendapatan
Faktor kelima yang dapat mempengaruhi kurs valas atau forex rate adalah
pertumbuhan tingkat pendapatan di suatu negara. Seandainya kenaikan
pendapatan masyarakat di Indonesia tinggi sedangkan kenaikan jumlah barang
yang tersedia relatif kecil, tentu impor barang akan meningkat. Peningkatan
impor ini akan membawa efek kepada peningkatan demandvalas yang pada
gilirannya akanmempengaruhi kurs valas atau forex rate dari Rp. 8500/USD
menjadi Rp.8600/USD.
6) Pengawasan/Kebijakan Pemerintah
Faktor pengawasan pemerintah yang bisanya dijalankan dalam berbagai
bentuk kebijakan moneter, fiskal dan perdagangan luar negeri untuk tujuan
tertentu mempunyai pengaruh terhadap kurs valas atau forex rate.
Misalnya: pengawasan lalu lintas devisa, peningkatan trade barrier,
pengetatan uang yang beredar, penaikan tingkat suku bunga, dan sebagainya.
Kebijaksanaan pemerintah tersebut pada umumnya akan berpengaruh terhadap
penawaran dan permintaan valas atau forex yang pada gilirannya akan
berpengaruh pula terhadap kurs valas atau forex.
Salah satu contoh kongkret adalah naiknya kurs USD, hingga mencapai
Rp6000/USD, karena adanya isu/rumor sekitar kesehatan Presiden pada bulan
November/Desember 1997. (Hamdy Hady 2006, P111)
Sehubungan dengan fluktuasi nilai Rp terhadap USD yang sangat besar
sejak akhir Juli sampai Desember 1997, walaupun fundamental ekonomi makro
Indonesia seperti tingkat inflasi, posisi BDP dan lain–lain relatif baik,
menunjukkan bahwa faktor yang palingberpengaruh adalah unsur spekulasi atau
rumor yang beredar di masyarakat bisnis. Dengan demikian fluktuasi Rp
terhadap USD yang sangat besar tersebut tidak dapat dijelaskan lagi hanya
dengan teori–teori ekonomi, tetapi jugaharus dilihat dari aspek politik dan sosial
ekonomi. (Hamdy Hady, 2006, P111).
a) Tingkat nilai tukar adalah jumlah uang dari mata uang suatu negara yang
dapat diperoleh dengan membelanjakan satu satuan mata uang negara lainnya.
Misalnya jumlah dolar yang diperoleh dengan membayar satu yen.
b) Penurunan Nilai suatu mata uang dengan mata uang lainnya disebut dengan
depresiasi (depreciation), sedangkan kenaikan nilai mata uang terhadap mata
uang lainnya disebut dengan apresiasi (appreciation).
14
c) Jika Kurs tunai (spot rate) suatu mata uang dibandiangkan pada dua titik
waktu maka kita akan peroleh persentase perubahan dari mata uang tersebut,
yang dapat menunjukan terjadi apresiasi atau depresiasi.
d) Perbedaan perubahan tingkat inflasi mata uang suatu negara relaatif dengan
mata uang negara lain.
BAB III
OPERATING EXPOSURE
15
16
Metode alternatif untuk mengelola eksposur arus kas jangka pajang antar
perusahaan adalah dengan melakukan pembagian risiko (risk sharing). Ini
merupakan perjanjian kontraktual, yaitu antara pembeli dan penjual yang
sepakat untuk berbagai atau memecah dampak pergerakan mata uang atas
pembayaran di antara kedua belah pihak. Perjanjian ini dimaksudkan untuk
mengurangi dampak volatilitas dan pergerakan kurs nilai tukar yag tidak dapat
diprediksi bagi kedua belah pihak.
c. Back-to-Back Loans Back-to-back loan,
Yang juga dikenal sebagai parallel loan atau credit swap, terjadi ketika
dua perusahaan di dua negara berbeda mengatur untuk meminjam dalam mata
uang satu sama lain selama periode waktu tertentu. Pada tanggal pelunasan
yang telah disepakati, kedua perusahaan itu mengembalikan mata uang yang
dipinjam. Swap (pertukaran) ini menimblkan lindung nilai tertutup (covered
hedge) terhadap kerugian valuta asing, karena masing-masing perusahaan
pada bukunya sendiri, meminjam dalam mata uang yang sama yang akan
dilunasinya nanti.
Terdapat dua kendala fundamental yang menghalangi penggunaan back-
to-back loan secara luas, yaitu: Sulit bagi perusahaan untuk menemukan mitra,
yaitu pihak counterparty untuk jumlah mata uang dan waktu yang
dikehendaki. Timbul risiko bahwa salah satu pihak akan gagal untuk
mengembalikan dana yang dipinjamkan pada waktu yang telah ditentukan –
meskipun masing-masing pihak memiliki jaminan 100% (yang berdenominasi
dalam mata uang yang berbeda).
d. Currency Swaps: Currency swap serupa dengan back-to-back loan
Hanya saja tidak tersaji pada neraca perusahaan. Dalam currency swap,
perusahaan dan sebuah swap dealer atau swap bank sepakat untuk
menukarkan jumlah yang ekuivalen atas dua mata uang yang berbeda pada
periode waktu tertentu.
19
b. Leads and Lags antar Perusahaan Independent (Intracompany leads and lags).
Strategi Leading atau lagging antar perusahaan-perusahaan
independen dapat dilakukan jika perusahaana-perusahaan yang terlibat
dalam transaksi bersedia mengikuti usulan mitranya. Untuk kesediaannya itu,
biasanya ada semacam kontraprestasi yang diperoleh. Sebagai contoh, sebuah
perusahaan Jerman mempunyai piutang diperusahaan Italia yang dinyatakan
dalam Lira ltalia. Manajer perusahaan Jerman melihat bahwa lira Italia
cenderung selalu terdepresiasi terhadap DM (Mark Jerman). ,Oleh karena itu
perusahaan Jerman meminta perusahaan Italia segera melunasi hutangnya.
Perusahaan Italia akan mau mempercepat pembayaran utangnya, jika
perusahaan Jerman memberikan kontraprestasi. Biasanya cara yang ditempuh
adalah memberikan diskon (potongan).
a. Jangka pendek
Dampak pertama terhadap cash flow yang diharapkan terdapat dalam
anggaran operasi satu tahun. Laba atau rugi tergantung pada mata uang
denominasi dari cash flowmata uang yang diharapkan. Mata uang denominasi
tidak dapat diubah untuk berbagai kewajiban yang ada sekarang. Maka dari
itu, cash flow yang terealisasikan akan berbeda dari cash flow yang
diharapkan dalam anggaran. Namun, dengan berlalunya waktu, harga dan
biaya akan berubah sehingga mencerminkan berbagai kenyataan kompetitif
baru yang disebabkan perubahan dalam nilai tukar.
23
BAB IV
STUDI KASUS
Bagaimanakah pergerakan kurs dolar atas rupiah sampai akhir tahun ini? Seperti
komoditas lainnya, nilai mata uang ditentukan oleh penawaran dan permintaan.
Pada mata uang, penawaran dan permintaan dapat dilihat pada aliran dana yang
masuk dan keluar dari suatu negara. Ketika aliran dana masuk bertambah
(permintaan naik) maka mata uang akan menguat, dan melemah bila aliran dana
masuk berkurang (permintaan berkurang).
Demikian pula mata uang akan menguat bila aliran dana keluar turun (penawaran
turun), dan melemah bila aliran dana keluar naik (penawaran naik).
Kebijakan Trump yang akan banyak berpengaruh adalah kebijakan tentang pajak
impor, stimulus fiskal, dan pengurangan pajak.
25
The Fed sendiri sejak 2016 telah memberikan sinyal ke pasar bahwa akan ada
beberapa kenaikan suku bunga pada 2017.
Dengan adanya pajak impor, harga barang impor akan naik sehingga volume
impor turun karena masyarakat AS lebih banyak membeli barang buatan dalam
negeri.
Padahal pasar Amerika Serkat merupakan pasar yang cukup signifikan untuk
Toyota. Jika biaya produksi dan pengirimian minimal Y3.600.000, maka harga
jual mobil di Amerika Serikat minimal akan dipasang sekitar $15.000
(Y3.600.000(240Y/$)) pada tahun 1985, sedangkan pada tahun 1988 harga yang
dipasang harus sekitar $27.692 agar break-even harga tersebut naik hamper dua
kali lipat, padahal harga-harga di Amerika Serikat tidak menunjukkan kenaikan
setajam kenaikan tersebut. Toyota bisa menetapkan harga dalam dolar yang sama
denga harga pada tahun-tahun sebelumnya, tetapi hal tersebut akan
mengakibatkan penurunan pendapatan Toyota. Biaya produksi akan meningkat
26
dengan menguatnya Yen, karena baja, aluminum, minyak dan input produksi lain
diimpor dari luar negeri.
Toyota bisa menaikkan harga dalam dolar untuk menjaga pendapatannya, tetapi
hal tersebut akan mengakibatkan daya saing menurun karena produsen mobil AS
tidak akan menaikkan harganya dengan sigifikan. Toyota bisa kehilangan pangsa
pasar yang bisa berakibat buruk dalam jangka panjang.
Jika Toyota mengalihan perhatian ke pasar domestic, hal tersebut juga tidak akan
banyak menolong. Porsi pasar ekspor cukup signifikan. Kemudian produsen
mobil Jepang yang lain juga mempunyai masalah yang sama, yang bisa berakibat
meningkatnya persaingan di pasar domestic.
Jumlah kerja diperkirakan meningkat dengan 23% menjadi 6000 pekerja di pabrik
Georgetown, Kentucky. Sementara pembelian input produksi oleh pabrik AS akan
meningkat 40% menjadi $ 6,45 miliar, dari $4,65 miliar pada tahun 1993. Toyota
juga menggunakan teknik pemasaran yaitu menggunakan perjanjian sewa yang
menarik. Sewa tersebut tidak selalu berubah untuk menyesuaikan terhadap
apresiasi Yen meskipun perusahan menghadapi resiko penjualan kembali mobil
yang selesai disewa.
27
Dengan demikian, sewa tersebut masih menarik untuk konsumen AS. Meskipun
relokasi tersebut bisa mengatasi masalah apresiasi Yen, tetapi masalah kapasitas
yang berlebihan di pabrik Jepang bisa timbul dan bisa mengakibatkan kenaikan
tingkat pengangguran. Apresiasi Yen dikhawatirkan bisa menimbulkan masalah
pada perekonomian Jepang.
28
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
Untuk referensi tambahan, kami menyarankan untuk membaca buku-buku
atau artikel-artikel seputar bisnis internasional, organisasi internasional serta
perusahaan-perusahaan yang sudah mendunia secara lebih detail.
29
DAFTAR PUSTAKA