Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH

EXCHANGE RATE DETERMINATION DAN


OPERATING EXPOSURE
“Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Keuangan Internasional”

Baliyah Munadjat S.E.,M.M.

Disusun Oleh:
Kelompok 3

Abdi ibrahim (2016051920)


Asep Novian Sudirman (2016052060)
Irma Herwandah (2016052178)
Novi Handayani (2016052153)
Rischa Indri Awan (2016052017)
Siti Nurlela (2016051946)
Syifa Fauziah (2016052099)
Yuni Rahayu (2016052017)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN KEUANGAN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2019
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Exchange
Rate Determintaion dan Operating Exposure”.

Makalah ini berisikan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar


uang dan sistem-sistem nilai tukar dan kebijakan kurs. Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua
pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.

Tangerang Selatan, 07 September 2019

Penulis.
ii

DAFTAR ISI

Kata pengantar ....................................................................................................... i

Daftar isi ................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1


1.2. Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3. Tujuan Penelitian...................................................................................... 2

BAB II EXCHANGE RATE DETERMINATION

2.1. Pengertian Kurs dan Pasar Valuta Asing ................................................. 3


2.2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Uang ............................ 4
2.3. Nilai Tukar Mata Uang ............................................................................ 6
2.4. Sistem-sistem Nilai Tukar dan Kebijakan Kurs ....................................... 8
2.5. Determinasi Keseimbangan Nilai Tukar ................................................ 14

BAB III OPERATING EXPOSURE

3.1. Pengertian Operating Exposure .............................................................. 15


3.2. Karakteristik Operating Exposure .......................................................... 16
3.3. Manajemen Proaktif Operating Exposure .............................................. 17
3.4. Manajemen Stratejik dan Operating Exposure ....................................... 19
3.5. Mengelola Eksposure Operasi ................................................................. 20
3.6. Mengukur Dampak Eksposure Ekonomi ............................................... 22
iii

BAB IV STUDI KASUS

4.1. Contoh Kasus Exchange Rate Determination ....................................... 24


4.2. Contoh Kasus Exposure Operating ....................................................... 25

BAB IV PENUTUP

4.1. Kesimpulan .......................................................................................... 28


4.2. Saran .................................................................................................... 28

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 29


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perusahaan yang melakukan bisnis internasional harus senantiasa


mengikuti perubahan kurs mata uang, karena aliran kasnya sangat dipengaruhi
oleh perubahan tersebut. Selain itu mekanisme penentuan kurs mata uang dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya juga perlu dipahami agar manajemen
dapat melakukan pengelolaan keuangan yang lebih baik
Makalah ini menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan
nilai suatu mata uang terhadap mata uang lain, serta bagaimana pengaruh dari
semua faktor secara bersama-sama. Untuk mendapatkan kesamaan pandangan
sebelumnya akan dijelaskan pengertian dari kurs mata uang
Manajemen Keuangan Internasional (MKI) adalah ilmu dan seni yang
merupakan bagian dari ekonomi internasional yang mempelajari dan
menganalisis pengelolaan POAC (Planning,Organizing, Actuating and
Controlling) sumber daya keuangan unit makro ekonomi (perusahaan,
organisasi, perorangan) khususnya berkenaan dengan pengaruh fluktuasi kurs
valas terhadap aktivitas ekonomi keuangan internasional yang meliputi
International Commercial Transaction, International Financial Transaction,
International Financial Risk Management, Financial Report, Financial
Performance. (Hamdy Hady, 2006, p3).
Nilai tukar mata uang (exchange rate) suatu negara adalah jumlah
satuan mata uang domestik yang dapat dipertukarkan dengan satu unit mata
uang negara lain (Levi.M, 1983:13). Ini berarti bahwa nilai tukar mata uang
suatu negara menunujukkan daya beli internasional negara yang bersangkutan,
sehingga perubahan di dalam nilai tukar mata uang menunjukkan perubahan
daya beli negara tersebut (Scott, 1978: 218). Secara umum terdapat tiga
pilihan sistem nilai tukar yang dapat dianut oleh suatu negara (Lindert
P.Kindleberger, 1986: 542) yaitu: (1) sistem nilai tukar mengambang murni, (2)
sistem nilai tukar mengambang terkendali, dan (3) sistem nilai tukar tetap.

1
2

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan


sebagai berikut :
a. Apa yang dimaksud dengan nilai tukar mata uang (kurs)?
b. Apa yang dimaksud dengan Pasar Valuta Asing?
c. Apa saja faktor yang mempengaruhi nilai tukar mata uang?
d. Bagaimana sistem nilai tukar dan kebijakan kurs?
e. Bagaimana contoh kasus penentuan nilai tukar mata uang?
f. Apa yang dimaksud dengan Operating Exposure?
g. Apa saja kebijakan Proaktif Operating Exposure?
h. Bagaimana Karakteristik Operating Exposure?
i. Bagaimana mengelola eksposure operasi?

1.3. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui apa nilai tukar mata uang (kurs)


b. Untuk mengetahui apa Pasar Valuta Asing
c. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi nilai tukar mata uang
d. Untuk mengetahui sistem nilai tukar dan kebijakan kurs
e. Untuk mengetahui contoh kasus penentuan nilai tukar mata uang
f. Untuk mengetahui apa dengan Operating Exposure
g. Untuk mengetahui kebijakan Proaktif Operating Exposure
h. Untuk mengetahui Karakteristik Operating Exposure
i. Untuk mengetahui bagaimana mengelola eksposure operasi
BAB I
EXCHANGE RATE DETEMINATION

2.1. Pengertian Kurs dan Pasar Valuta Asing

Nilai Tukar Mata Uang disebut Kurs, Menurut Paul R Krugman dan
Maurice kurs adalah Harga sebuah Mata Uang dari suatu negara yang diukur atau
dinyatakan dalam mata uang lainnya. Menurut Nopirin Kurs adalah Pertukaran
antara dua Mata Uang yang berbeda, maka akan mendapat perbandingan
nilai/harga antara kedua Mata Uang tersebut. Menurut Salvator Kurs atau Nilai
Tukar adalah Harga suatu Mata Uang terhadap Mata Uang lainnya. Kurs juga bisa
disebut sebagai Jumlah satuan mata uang yang harus diserahkan untuk
mendapatkan satu satuan mata uang asing. Jika kurs satu dolar Amerika untuk
membeli adalah Rp 10.000,00 maka harus diserahkan uang sebanyak Rp
10.000,00 untuk mendapat satu dolar Amerika. Kenaikan nilai tukar mata uang
dalam negeri disebut apresiasi atas mata uang asing. Penurunan nilai tukar uang
dalam negeri disebut depresiasi atas mata uang asing.

Pasar valuta asing yaitu Tempat bertemunya penjual dan pembeli dalam
transaksi penukaran mata uang dan pasar ini tidak punya lokasi fisik, transaksi di
pasar ini biasanya dilakukan oleh bank dengan menggunakan sistem jaringan
antar bank (interbank trading). Ada beberapa jenis pasar yang terjadi dalam
perdagangan valuta asing yaitu :

a. Pasar Spot
b. Pasar Forward
c. Pasar Futures
d. Pasar Opsi

Valuta Asing ini memiliki fungsi sebagai berikut:

a. Melakukan transfer mata uang sebuah negara dengan negara lain, agar bisa
dipergunakan di negara tersebut (mentransfer daya beli antar negara).

3
4

b. Mendapatkan atau menyediakan kredit untuk membiayai transaksi


perdagangan internasional.
c. Sebagai sarana untuk memperkecil resiko karena perubahan kurs.

2.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Uang

Ada beberapa faktor utama yang mempengaruhi tinggi rendahnya nilai


tukar mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing. Faktor-faktor tersebut
adalah:

a. Laju inflasi relatif


Dalam pasar valuta asing, perdagangan internasional baik dalam bentuk
barang atau jasa menjadi dasar yang utama dalam pasar valuta asing, sehingga
perubahan harga dalam negeri yang relatif terhadap harga luar negeri
dipandang sebagai faktor yang mempengaruhi pergerakan kurs valuta asing.
Misalnya, jika Amerika sebagai mitra dagang Indonesia mengalami tingkat
inflasi yang cukup tinggi maka harga barang Amerika juga menjadi lebih
tinggi, sehingga otomatis permintaan terhadap barang dagangan relatif
mengalami penurunan.

b. Tingkat pendapatan relatif


Faktor lain yang mempengaruhi permintaan dan penawaran dalam pasar
mata uang asing adalah laju pertumbuhan riil terhadap harga-harga luar negeri.
Laju pertumbuhan riil dalam negeri diperkirakan akan melemahkan kurs mata
uang asing. Sedangkan pendapatan riil dalam negeri akan meningkatkan
permintaan valuta asing relatif dibandingkan dengan supply yang tersedia.

c. Suku bunga relatif


Kenaikan suku bunga mengakibatkan aktifitas dalam negeri menjadi lebih
menarik bagi para penanam modal dalam negeri maupun luar negeri.
5

Terjadinya penanaman modal cenderung mengakibatkan naiknya nilai mata


uang yang semuanya tergantung pada besarnya perbedaan tingkat suku bunga
di dalam dan di luar negeri, maka perlu dilihat mana yang lebih murah, di
dalam atau di luar negeri. Dengan demikian sumber dari perbedaan itu akan
menyebabkan terjadinya kenaikan kurs mata uang asing terhadap mata uang
dalam negeri.

d. Kontrol pemerintah
Menurut Madura bahwa kebijakan pemerintah bisa mempengaruhi
keseimbangan nilai tukar dalam berbagai hal termasuk :

 Usaha untuk menghindari hambatan nilai tukar valuta asing.


 Usaha untuk menghindari hambatan perdagangan luar negeri.
 Melakukan intervensi di pasar uang yaitu dengan menjual dan membeli
mata uang.

Alasan pemerintah untuk melakukan intervensi di pasar uang adalah :

 Untuk memperlancar perubahan dari nilai tukar uang domestik yang


 bersangkutan.
 Untuk membuat kondisi nilai tukar domestik di dalam batas-batas yang
 Ditentuka.
 Tanggapan atas gangguan yang bersifat sementara.
 Berpengaruh terhadap variabel makro seperti inflasi, tingkat suku bunga
dan tingkat pendapatan
e. Ekspektasi
Faktor kelima yang mempengaruhi nilai tukar valuta asing adalah
ekspektasi atau nilai tukar di masa depan. Sama seperti pasar keuangan yang
lain, pasar valas bereaksi cepat terhadap setiap berita yang memiliki dampak
ke depan. Dan sebagai contoh, berita mengenai bakal melonjaknya inflasi di
AS mungkin bisa menyebabkan pedagang valas menjual Dollar, karena
6

memperkirakan nilai Dollar akan menurun di masa depan. Reaksi langsung


akan menekan nilai tukar Dollar dalam pasar.

2.3. Nilai Tukar Mata Uang

Nilai tukar mata uang dibagi menjadi dua yaitu :

A. Nilai tukar nominal,


Nilai tukar yang ditulis dengan angka nominal. Misalnya US$
1,00=Rp10.000. kurs antara dua Negara adalah yang dinamakan kurs nominal.

B. Nilai tukar Riil atau kurs riil (riil exchange rate)


Harga relative dari barang-barang kedua Negara yang menyatakan tingkat
dimanakita dapat memperdagangkan barang-barang dari suatu Negara untuk
barang-barang dari suatu Negara untuk barang-barang Negara lain. Oleh
karena itu nilai tukar riil juga disebut terms of trade.
Secara umum dapat dituliskan = Nilai tukar nominal x Harga barang
domestic Harga barang luar negeri Nilai tukar riil diantara kedua Negara
dihitung dari nilai tukar nominal dan tingkat harga di kedua Negara. Jika nilai
tukar riil adalah tinggi, berarti harga barangbarang luar negeri relative murah,
dan harga barang-barang domestic relatif mahal. Dan sebaliknya, jika nilai
tukar riil rendah, berarti harga barang-barang luar negeri relative mahal, dan
harga-harga barang domestic relative murah.
7

Model Untuk Mengukur Pengaruh Berbagai Faktor


Terhadap Nilai Mata Uang

Aliran pembayaran internasional yang Faktor-faktor yang mempengaruhi aliran


mempengaruhi penawaran dan pembayaran internasional
permintaan mata uang

Perdagangan internasional  Perbedaan laju inflasi Perbedaan


tingkat pendapatan
 Pembatasan-pembatasan pada
transaksi perdagangan

Aliran finansial (investasi)  Perbedaan tingkat bunga


 Pembatasan-pembatasan pada
aliran modal

Untuk memperjelas pengaruh interaksi berbagai faktor dalam penentuan


kurs, berikut diberikan contoh ilustrasi. Misalnya di Amerika Serikat terjadi
perubahan sebagai berikut (diasumsikan tidak terdapat perubahan berarti di
Inggris) :
 Laju inflasi melonjak
 Tingkat pendapatan meningkat
 Tingkat bunga naik

Kenaikan laju inflasi dan tingkat pendapatan akan meningkatkan nilai £,


sementara kenaikan tingkat bunga akan menurunkan nilai £. Untuk meramalkan
dampak dari perubahan-perubahan tersebut terhadap kurs US$/£, analis harus
mengevaluasi intensitas aliran perdagangan dan aliran financial antara Amerika
Serikat dan Inggris. Apabila volume perdagangan (aliran perdagangan) antara
kedua negara tersebut sangat besar, tetapi volume aliran finansialnya sangat kecil,
maka kemungkinan besar nilai £ akan berapresiasi terhadap US$.
8

2.4. Sistem-Sistem Nilai Tukar dan Kebijakan Kurs

A. Sistem Nilai Tukar Yang Ditentukan Oleh Pemerintah

Ada beberapa jenis, antara lain :

1) Fixed exchange rate system (Sistem kurs tetap)


Nilai tukar yang ditahan secara tahap oleh pemerintah atau berfluktuasi di
dalam batas yang sangat sempit. Jika nilai tukar berubah terlalu besar, maka
pemerintah akan mengintervensi untuk memeliharanya dalam batas-batas
yang dikehendaki.
2) Freely floating exchange rate system (Sistem kurs bebas)
Sistem nilai tukar yang ditentukan oleh tekanan pasar tanpa intervensi dari
pemerintah.
3) Managed floating exchange rate system (Sistem kurs mengambang terkendali)
Kurs ditentukan oleh mekanisme pasar dengan atau tanpa adanya
campur tangan pemerintah dalam upaya stabilisasi melalui kebijakan moneter
apabila terdapat campur tangan pemerintah maka sistem ini termasuk
mengambang terkendali (managed floating exchange rate).

Sistem nilai tukar yang terletak diantara fixed system dan freely floating,
tetapi mempunyai kesamaan dengan fixed exchange system, yaitu pemerintah bisa
melakukan intervensi untuk menjaga supaya nilai mata uang tidak berubah terlalu
banyak dan tetap dalam arah tertentu. Sedangkan bedanya dengan free floating,
managed float masih lebih fleksibel terhadap suatu mata uang. Lalu menurut
Krugman dan Obstfeld managed floating exchange rate system adalah sebuah
sistem dimana pemerintah mengatur perubahan nilai tukar tanpa bermaksud untuk
membuat nilai tukar dalam kondisi tetap.
9

B. Kebijakan Kurs Ada Beberapa Kebijakan

Ada beberapa jenis, antara lain :

1) Devaluasi yakni kebijakan pemerintah menurunkan nilai mata uang dalam


negeri terhadap mata uang asing.
2) Revaluasi yakni kebijakan pemerintah menaikkan nilai mata uang dalam
negeri terhadap mata uang asing.
3) Pengawasan Kurs yakni dengan cara mengawasi pergerakan kurs valuta asing
terhadap rupiah. Jika perlu ikut campur menekan harga valutra asing terhadap
rupiah, maka pemerintah dapat mengambil keputusan menyelamatkan rupiah
terhadap mata uang asing tersebut.

C. Para Pelaku Pasar Valuta Asing (Valas)


1) Dealer
Dealer pada umumnya disebut juga sebagai market maker yang berfungsi
sebagai pihak yang membuat pasar bergairah di pasar uang. Dealer umumnya
mengkhususkan pada mata uang tertentu dan menetapkan tingkat persediaan
tertentu pada mata uang tersebut. Biasanya yang bertindak sebagai dealer
adalah pihak bank, meskipun ada juga beberapa yang nonbank. Mereka
mendapatkan keuntungan dari selisih harga jual dan harga beli valuta asing.
2) Perusahaan atau Perorangan
Perusahaan maupun individu dapat pula melakukan transaksi perdagangan
valuta asing (valas). Pasar valuta asing dimanfaatkan untuk memperlancar
transaksi bisnis. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah eksportir,
importir, investor internasional, perusahaan multinasional dan lain-lainnya.
3) Spekulan dan Arbitrator
Spekulan dan arbitrator bertindak atas kehendak mereka sendiri dan
mereka tidak memiliki kewajiban untuk melayani konsumen serta tidak
menjamin kelangsungan pasar, berbeda dari dealer. Spekulan juga pelaku
pasar yang akan meramaikan transaksi di pasar uang. Para spekulan dapat
10

keuntungan dari perubahan atau fluktuasi harga umum (capital gain).


Sementara itu, arbitrator memperoleh keuntungan dengan memanfaatkan
perbedaan harga di berbagai pasar.
4) Bank Sentral
Fungsi Bank Sentral dalam pasar valuta asing umumnya adalah sebagai
stabilitator nilai tukar mata uang lokal. Bank Sentral memanfaatkan pasar
valuta asing untuk mendapatkan atau membelanjakan cadangan valuta
asingnya agar dapat mempengaruhi stabilitas nilai tukar mata uang sehingga
berdampak positif bagi perekonomian nasional negara.
5) Pialang
Pialang bertindak sebagai perantara yang mempertemukan penawaran dan
permintaan terhadap mata uang tertentu. Agar dapat melaksanakan tugasnya
dengan baik, perusahaan pialang memiliki akses langsung dengan dealer dan
bank di seluruh dunia.

Beberapa faktor atau kondisi yang berbeda dan mempengaruhi kurs valas
di masing- masing tempat tersebut antara lain sebagai berikut:

1) Supply dan Demand Foreign Currency

Valas atau forex sebagai benda ekonomi mempunyai permintaan dan


penawaran pada bursa valas atau forex market. Sumber–sumber penawaran atau
supply valas tersebut terdiriatas: Ekspor barang dan jasa yang menghasilkan
valas atau forex, Impor modal atau capital import dan transfer valas lainnya dari
luar negeri ke dalam negeri.

2) Posisi Balance Of Payment (BOP)

Balance Of Payment atau neraca pembayaran internasional BOP adalah


suatu cacatan yang disusun secara sistematis tentang semua transaksi ekonomi
internasional yang meliputi perdagangan, keuangan, dan moneter antara
penduduk suatu negara dan pendud uk luar negeri untuk suatu periode tertentu,
biasanya satu tahun. Catatan transaksi ekonomi internasional yang terdiri atas
11

ekspor dan impor barang, jasa, dan modal pada suatu periode 17 tertentu akan
menghasilkan suatu posisi saldo positif (surplus) atau negative (defisit) atau
ekuilibrium. Dari struktur BOP di bawah akan dapat diketahui, apakah posisi
monetary account akan menunjukkan BOP surplusatau defisit atau ekuilibrium.
Dalam hal ini, perlu diketahui hal berikut:

 Apabila saldo monetary accountmemberikan tanda + (positif), berarti BOP


dalam posisi surplus.

 Apabila saldo monetary accountmemberikan tanda - (negatif), berarti BOP


dalam posisi defisit. Bagi kalangan dunia bisnis, biasanya bagian yang
diperhatikan yaitu posisi saldo Balance Of Trade(BOT), terutama sekali
posisi saldo current account (neraca transaksi berjalan) dan saldo capital
account (neraca modal).

3) Tingkat Inflasi
Pada keadaan semula kurs valas atau forex JPY/USD adalah sebesar JPY
100 per USD. Diasumsikan inflasi di USA meningkat cukup tinggi (misalnya
mencapai 5%), sedangkan inflasi di Jepang relatif stabil (hanya 1%) dan barang–
barang yang dijual di Jepang dan USA relatif sama dan dapat saling saling
mengsubstitusi. Dalam keadaan demikian tentu harga barang– barang di USA
akan lebih mahal sehingga impor USA dari Jepang akan meningkat. Import USA
yang meningkat ini akan mengakibatkan permintaan terhadap JPY meningkat
pula.
Di lain pihak, kenaikan harga barang di USA akan mengurangai impor
Jepang dari USA sehingga permintaan akan USD justru menurun. Perkembangan
tingkat inflasi tersebut akan mempengaruhi permintaan dan penawaran valas atau
forex, baik JPY maupun USD sehingga kurs valas atau forex rate JPY/USD
bergeser dari JPY 100/USD menjadi JPY 105/USD kemudian menjadi JPY
110/USD.
12

4) Tingkat Bunga
Hampir sama dengan pengaruh tingkat inflasi, maka perkembangan atau
perubahan tingkat bunga pun dapat berpengaruh terhadap kurs valas atau forex
rate. Dengan adanya invasi USA ke Irak, maka pemerintah USA memerlukan
dana yang cukup besar untuk membiayai operasinya.

5) Tingkat pendapatan
Faktor kelima yang dapat mempengaruhi kurs valas atau forex rate adalah
pertumbuhan tingkat pendapatan di suatu negara. Seandainya kenaikan
pendapatan masyarakat di Indonesia tinggi sedangkan kenaikan jumlah barang
yang tersedia relatif kecil, tentu impor barang akan meningkat. Peningkatan
impor ini akan membawa efek kepada peningkatan demandvalas yang pada
gilirannya akanmempengaruhi kurs valas atau forex rate dari Rp. 8500/USD
menjadi Rp.8600/USD.

6) Pengawasan/Kebijakan Pemerintah
Faktor pengawasan pemerintah yang bisanya dijalankan dalam berbagai
bentuk kebijakan moneter, fiskal dan perdagangan luar negeri untuk tujuan
tertentu mempunyai pengaruh terhadap kurs valas atau forex rate.
Misalnya: pengawasan lalu lintas devisa, peningkatan trade barrier,
pengetatan uang yang beredar, penaikan tingkat suku bunga, dan sebagainya.
Kebijaksanaan pemerintah tersebut pada umumnya akan berpengaruh terhadap
penawaran dan permintaan valas atau forex yang pada gilirannya akan
berpengaruh pula terhadap kurs valas atau forex.

7) Ekspektasi, Spekulasi dan Rumor


Adanya harapan bahwa tingkat inflasi atau defisit USA akan menurun
atau sebaliknya juga akan dapat mempengaruhi kurs valas atau forex USD.
Adanya spekulasi atau rumor devaluasi Rp karena defisit current accountyang
besar juga berpengaruh terhadap kurs valas atau forex rate dimana valas secara
umum mengalami apresiasi.
13

Pada dasarnya, ekspektasi dan spekulasi yang timbul di masyarakat


tersebut akan mempengaruhi permintaan dan penawaran valas yang akhirnya akan
mempengaruhi kurs valas atau forex rate. Demikina bila halnya dengan adanya
rumor, misalnya sakitnya presiden atau mentri keuangan dapat
mempengaruhi sentiment dan ekspektasi masyarakat sehingga mempengaruhi
permintaan dan penawaran valas yang akan berakibat pada fluktuasi kurs valas.

Salah satu contoh kongkret adalah naiknya kurs USD, hingga mencapai
Rp6000/USD, karena adanya isu/rumor sekitar kesehatan Presiden pada bulan
November/Desember 1997. (Hamdy Hady 2006, P111)
Sehubungan dengan fluktuasi nilai Rp terhadap USD yang sangat besar
sejak akhir Juli sampai Desember 1997, walaupun fundamental ekonomi makro
Indonesia seperti tingkat inflasi, posisi BDP dan lain–lain relatif baik,
menunjukkan bahwa faktor yang palingberpengaruh adalah unsur spekulasi atau
rumor yang beredar di masyarakat bisnis. Dengan demikian fluktuasi Rp
terhadap USD yang sangat besar tersebut tidak dapat dijelaskan lagi hanya
dengan teori–teori ekonomi, tetapi jugaharus dilihat dari aspek politik dan sosial
ekonomi. (Hamdy Hady, 2006, P111).

2.5. Determinasi Keseimbangan Nilai Tukar

a) Tingkat nilai tukar adalah jumlah uang dari mata uang suatu negara yang
dapat diperoleh dengan membelanjakan satu satuan mata uang negara lainnya.
Misalnya jumlah dolar yang diperoleh dengan membayar satu yen.
b) Penurunan Nilai suatu mata uang dengan mata uang lainnya disebut dengan
depresiasi (depreciation), sedangkan kenaikan nilai mata uang terhadap mata
uang lainnya disebut dengan apresiasi (appreciation).
14

c) Jika Kurs tunai (spot rate) suatu mata uang dibandiangkan pada dua titik
waktu maka kita akan peroleh persentase perubahan dari mata uang tersebut,
yang dapat menunjukan terjadi apresiasi atau depresiasi.
d) Perbedaan perubahan tingkat inflasi mata uang suatu negara relaatif dengan
mata uang negara lain.
BAB III

OPERATING EXPOSURE

3.1. Pengertian Operating Exposure

Exposure adalah tingkat dimana perusahaan dipengaruhi oleh kurs


(Faisal, 2001 :107). Sementara, menurut Levi (2001 : 313) eksposur merupakan
gambaran dari tingkat atau derajat perubahan nilai suatu objek dalam mata uang
asal karena perubahan kurs. Eksposur berhubungan dengan nilai mata uang
domestik riil, yang terdapat pada aset dan kewajiban, atau pada pendapatan
operasi perusahaan sehingga nilai asset dan kewajiban ditentukan pada suatu saat
tertentu, dan nilai pendapatan operasi dihitung selama periode waktu tertentu.
Perubahan kurs yang lebih besar atau lebih kecil dari yang diharapkan yang akan
menimbulkan keuntungan atau kerugian atas aset, kewajiban, atau pendapatan
operasi
Operating exposure, biasa disebut juga dengan economic exposure atau
strategic exposure, yakni mengukur perubahan pada present value yang diterima
oleh perusahaan akibat perubahan pada arus kas operasi perusahaan di masa
depan, yang disebabkan oleh perubahan yang tidak terduga pada nilai tukar.
Exposure ini mengakibatkan penjualan turun dari pelanggan internasional.
Meskipun dampaknya tidak muncul di neraca, namun munculnya di laporan
laba/rugi, sehingga kemudian mempengaruhi daya saing perusahaan di pasar.
Perubahan nilai itu tergantung pada pengaruh perubahan nilai tukar terhadap
volume penjualan, harga, dan biaya-biaya di masa depan.(Eiteman, 2010).
Dalam krisis ekonomi global sekarang ini, fluktuasi kurs antar mata uang
asing menyebabkan peningkatan operating exposure. Karena operating exposure
dapat mempengaruhi pendapatan dan biaya perusahaan di masa datang, maka
suatu perusahaan membutuhkan perspektif jangka panjang, dengan anggapan
bahwa operasi perusahaan akan berkelanjutan dalam lingkup kompetisi biaya dan
harga yang dapat dipengaruhi oleh perubahan kurs antar mata uang asing.

15
16

3.2. Karakteristik Operating Exposure

Eksposure operasi merupakan eksposure dari sebuah asset (valas) yang


terjadi ketika perusahaan melakukan operasi kegiatan usaha, periode setelah
melakukan kontrak transaksi sampai produk dikirim ke gudang pembeli atau saat
produk/jasa diterima oleh pembeli dan sekaligus pembeli melunasi
pembayarannya. Eksposur operasi (Operating exposure) yang juga dikenal
sebagai eksposur ekonomi (economic exposure), eksposur kompetitif (competitive
exposure), dan terkadang bahkan eksposur strategis (strategic exposure)
mengukur setiap perusahaan dalam nilai kini perusahaan yang terjadi akibat
perubahan arus kas operasi masa mendatang, yang disebabkan oleh perubahan
kurs nilai tukar secara tak terduga.
Mengukur eksposur operasi perusahaan memerlukan peramalan dan
analisis atas seluruh eksposur transaksi masa depan perusahaan dan eksposur
masa depan atas seluruh kompetitor dan kompetitor perusahaan di seluruh dunia.
Analisis jangka yang lebih panjang – yaitu ketika perubahan kurs nilai tukar tidak
dapat diprediksi dan tidak dapat diperkirakan – merupakan tujuan analisis
eksposur operasi. Arus kas perusahaan multinasional dapat dibagi menjadi arus
kas operasi dan arus kas pendanaan. Arus kas operasi timbul dari piutang dan
utang antar perusahaan (antara perusahaan yang tidak terkait) dan intra
perusahaan (antar unit dalam perusahaan yang sama), pembayaran sewa, biaya
royalti dan lisensi, serta beragam biaya jasa manajemen.
Arus kas pendanaan merupakan pembayaran untuk pinjaman (yaitu pokok
dan bunga), injeksi modal ekuitas, dan dividen yang memiliki sifat antar maupun
intra perusahaan. Pengaruh eksposur operasi terhadap kesehatan jangka panjang
suatu bisnis terbilang jauh lebih penting, jika dibandingkan dengan perubahan
yang disebabkan oleh eksposur transaksi maupun eksposur translasi. Namun
demikian, eksposur operasi tetap bersifat subjektif karena tergatung pada estimasi
perubahan arus di masa depan selama periode waktu tertentu. Perencanaan
terhadap eksposur operasi merupakan tanggung jawab manajemen seutuhnya
17

karena tergantung pada interaksi antara strategi keuangan, pemasaran, pembelian,


dan produksi.
Ekspektasi dalam perubahan kurs nilai tukar valuta asing tidak termasuk
dalam pengertian eksposur operasi karena baik manajemen maupun investor
semestinya telah memperhitungkan informasi ini dalam melakukan evaluasi
terhadap hasil operasi dan nilai pasar yang diharapkan. Dari sudut pandang
investor, jika pasar valuta asing bersifat efisien, maka informasi mengenai
perubahan kurs valuta asing yang terduga dapat tercermin dalam nilai pasar
perusahaan. Hanya perubahan yang tidak terduga atau pasar valuta asing yang
tidak efisien yang menyebabkan nilai pasar berubah.

3.3. Manajemen Proaktif Operating Exposure

Eksposur operasi dan transaksi dapat dikelola sebagian dengan


mengadopsi kebijakan operasi atau pendanaan yang dapat mengimbangi eksposur
mata uang asing yang diantisipasi. Operating Exposure dapat di kelola secara
parsial dengan mengadopsi berbagai kebijakan operasi yang dapat mengurangi
exposure (paparan). Enam kebijakan rpoaktif yang sering digunakan adalah :

a. Menyamakan arus kas mata uang


Salah satu jalan untuk meniadakan eksposur panjang yang terus berlanjut
yang diantisipasi perusahaan adalah dengan mendapatkan utang dalam
denominasi mata uang tersebut (matching). Alternatif lain bagi perusahaan AS
adalah menemukan pemasok bahan baku dan komponen di Eropa sebagai
penganti perusahaan dari AS atau negara lain. Selain itu, perusahaan juga
dapat melakukan pengalihan mata uang (currency switching), yaitu
perusahaan membayar pemasok luar negeri dengan mata uang Euro.
b. Klausul perjanjian menyangkuta mata uang: pembagian risko
18

Metode alternatif untuk mengelola eksposur arus kas jangka pajang antar
perusahaan adalah dengan melakukan pembagian risiko (risk sharing). Ini
merupakan perjanjian kontraktual, yaitu antara pembeli dan penjual yang
sepakat untuk berbagai atau memecah dampak pergerakan mata uang atas
pembayaran di antara kedua belah pihak. Perjanjian ini dimaksudkan untuk
mengurangi dampak volatilitas dan pergerakan kurs nilai tukar yag tidak dapat
diprediksi bagi kedua belah pihak.
c. Back-to-Back Loans Back-to-back loan,
Yang juga dikenal sebagai parallel loan atau credit swap, terjadi ketika
dua perusahaan di dua negara berbeda mengatur untuk meminjam dalam mata
uang satu sama lain selama periode waktu tertentu. Pada tanggal pelunasan
yang telah disepakati, kedua perusahaan itu mengembalikan mata uang yang
dipinjam. Swap (pertukaran) ini menimblkan lindung nilai tertutup (covered
hedge) terhadap kerugian valuta asing, karena masing-masing perusahaan
pada bukunya sendiri, meminjam dalam mata uang yang sama yang akan
dilunasinya nanti.
Terdapat dua kendala fundamental yang menghalangi penggunaan back-
to-back loan secara luas, yaitu: Sulit bagi perusahaan untuk menemukan mitra,
yaitu pihak counterparty untuk jumlah mata uang dan waktu yang
dikehendaki. Timbul risiko bahwa salah satu pihak akan gagal untuk
mengembalikan dana yang dipinjamkan pada waktu yang telah ditentukan –
meskipun masing-masing pihak memiliki jaminan 100% (yang berdenominasi
dalam mata uang yang berbeda).
d. Currency Swaps: Currency swap serupa dengan back-to-back loan
Hanya saja tidak tersaji pada neraca perusahaan. Dalam currency swap,
perusahaan dan sebuah swap dealer atau swap bank sepakat untuk
menukarkan jumlah yang ekuivalen atas dua mata uang yang berbeda pada
periode waktu tertentu.
19

e. Leads and Lags


Menentukan kembali waktu transfer dana Perusahaan dapat mengurangi
baik eksposur operasi dan transaksi dengan mempercepat atau memperlambat
waktu pembayaran yang harus dilakukan atau diterima dalam mata uang
asing. Leads and lags intra perusahaan lebih mungkin untuk dilakukan karena
perusahaan berhubungan istimewa kemungkinan besar akan memiliki tujuan
yang sama sebagai satu perusahaan terkonsolidasi. Sebaliknya leads and lags
antar perusahaan memerlukan preferensi waktu perusahaan lain yang
independen terhadap perusahaan lain
f. Reinvoicing Center
Sebuah reinvoicing center adalah anak perusahaan dari suatu
perusahaan multinasional yang berada di suatu negara tertentu yang
berfungsi mengelola eksposure operasi perusahaan-perusahaan afiliasi

Dalam contoh ini sebuah perusahaan dari Amerika Serikat ingin


melanjutkan penjualan ekspor ke Eropa. Agar dapat berkompetisi secara efektif di
pasar Eropa, perusahaan akan menagih seluruh penjualan ekspor dalam mata uang
Euro. Kebijakan ini menghasilkan penerimaan Euro terus-menerus dari bulan ke
bulan. Rangkaian eksposur transaksi tanpa henti ini dapat dilindung nilai seara
berlanjut dengan forward atau perjanjian kontraktual lainnya.

3.4. Manajemen Stratejik dan Operating Exposure

Tujuan manajemen eksposur operasi dan transaksi adalah untuk


mengantisipasi dan mempengaruhi efek perubahan valuta asing yang tak terduga
terhadap arus kas masa depan perusahaan, dan bukan sekedar berharap untuk
kondisi terbaik. Untuk memenuhi tujuan ini, manajemen dapat melakukan
diversifikasi basis operasi dan pendanaan perusahaan. Manajemen juga dapat
mengubah kebijakan operasi dan pendanaan perusahaan. Strategi diversifikasi
20

tidak menuntut perusahaan untuk memprediksikan ketidakseimbangan,


melakukan cukup mengakuinya saat terjadi. Jika operasi sebuah perusahaan telah
terdiversifikasi secara internasional, sedari awal manajemen telah diposisikan
untuk mampu mengakui disekuilibirium ketika terjadi dan bereaksi secara
kompetitif. Dengan mengakui perubahan sementara terhadap kondisi persaingan
di seluruh dunia, manajemen mampu melakukan perusahaan dalam strategi
operasi.
Perusahaan domestik dapat pula terpengaruh sepenuhnya atas eksposur
operasi mata uang asing dan tidak memiliki pilihan untuk bereaksi dengan cara
yang sama seperti halnya perusahaan multinasional. Jika sumber pendanaan
perusahaan terdiverisfikasi sebenarnya perusahaan telah diposisikan dari awal
untuk mendapatkan keuntungan dari deviasi temporer yang terjadi melalui efek
Fisher internasional. Namun demikian, untuk mengganti sumber pendanaan,
sebuah perusahaan haruslah sudah dikenal dengan baik oleh komunitas investasi
internasional. Sekali lagi, ini bukanlah opsi bagi perusahaan domestik (jika
perusahaan domestik itu membatasi pendanaan terhadap satu pasar modal saja).

3.5. Mengelola Eksposure Operasi

Strategi operasi tertentu bisa menutup dengan strategi sebelumnya yaitu


strategi pengelolaan eksposure transaksi (dengan kontrak), biaya strategi operasi
ini relative lebih tidak pasti. Pada suatu saat, operasi dapat menjadi kurang
efisien atau menyimpang dari rencana, pada saat lain, penelahaan yang
lebih cermat terhadap prosedur operasi dapat memberikan hasil yang diharapkan.
Beberapa strategi yang banyak ditempuh MNE untuk mengelola eksposure
operasi ini adalah menggunakan leads dan lags, reinvoicing centers dan
menetapkan pembagian risiko dengan pelanggan. Penjelasan dari strategi
tersebut dapat disampaikan sebagai berikut:
21

a. Leads dan Lags, To Leads is to pay early to lag is to pay late


Strategi ini secara sederhana melakukan pelunasan dengan dua cara yaitu
membayar utang lebih awal dan membayar utang melewati batas jatuh tempo.
Oleh karena proses pembayaran melalui mekanisme perbankan, maka strategi
ini bisa dilakukan dengan mentransfer dana lebih awal (strategi leads), atau
mentransfer dana lewat batas jatuh tempo pembayaran (Strategi lags).
Istilah leads berarti mempercepat pembayaran dan lags memperlambat
pembayaran. Jika sebuah perusahaan memiliki hutang dalam mata uang kuat
dunia, dimana kemungkinan mata uang tersebut untuk berapresiasi terhadap
mata uang domestic cukup besar, maka akan lebih aman kalau
perusahaan membayar lebih awal hutangnya.
Kalau perusahaan berhutang dalam mata uang lemah dunia, yang
cenderung terdepresiasi terhadap mata uang domestic maka akan lebih
menguntungkan kalau perusahaan memperlambat pembayaran hutangnya.
Prinsip strategi diatas juga dapat diterapkan dalam pengumpulan piutang,
yaitu mengumpulkan piutang dalam mata uang kuat dunia secepatnya dan
mengulur pengumpulan piutang dalam mata uang lemah dunia.
Strategi leads and lags terkadang juga sulit diterapkan dalam perusahaan
multinasional. Beberapa penyebabnya antara lain karena setiap anak
perusahaan dianggap sebagai perusahaan independen dan karena porsi
kepemilikan induk perusahaan terhadap perusahaan afiliasi tidak besar.
Penyebab pertama, perusahaan multinasional umumnya telah
mengantisipasi dengan menciptakan tehnik untuk menilai kinerja setiap
anak perusahaan dengan mempertimbangkan akibat dari penerapan strategi
leads and lags.
Dari pembahasan diatas diketahui bahwa penggunaan leads and lags dapat
meminimisasi eksposure valuta asing dan membebankannya ke pihak lain.
Beberapa negara merasa perlu membatasi jangka waktu leads and lags,
meskipun terkadang pembatasan tersebut bisa dinegosiasikan.
22

b. Leads and Lags antar Perusahaan Independent (Intracompany leads and lags).
Strategi Leading atau lagging antar perusahaan-perusahaan
independen dapat dilakukan jika perusahaana-perusahaan yang terlibat
dalam transaksi bersedia mengikuti usulan mitranya. Untuk kesediaannya itu,
biasanya ada semacam kontraprestasi yang diperoleh. Sebagai contoh, sebuah
perusahaan Jerman mempunyai piutang diperusahaan Italia yang dinyatakan
dalam Lira ltalia. Manajer perusahaan Jerman melihat bahwa lira Italia
cenderung selalu terdepresiasi terhadap DM (Mark Jerman). ,Oleh karena itu
perusahaan Jerman meminta perusahaan Italia segera melunasi hutangnya.
Perusahaan Italia akan mau mempercepat pembayaran utangnya, jika
perusahaan Jerman memberikan kontraprestasi. Biasanya cara yang ditempuh
adalah memberikan diskon (potongan).

3.6. Mengukur Dampak Eksposur Ekonomi

Perubahan yang tidak diharapkan dalam nilai tukar memberikan dampak


terhadap cash flow harapan pada empat tingkat yaitu:

a. Jangka pendek
Dampak pertama terhadap cash flow yang diharapkan terdapat dalam
anggaran operasi satu tahun. Laba atau rugi tergantung pada mata uang
denominasi dari cash flowmata uang yang diharapkan. Mata uang denominasi
tidak dapat diubah untuk berbagai kewajiban yang ada sekarang. Maka dari
itu, cash flow yang terealisasikan akan berbeda dari cash flow yang
diharapkan dalam anggaran. Namun, dengan berlalunya waktu, harga dan
biaya akan berubah sehingga mencerminkan berbagai kenyataan kompetitif
baru yang disebabkan perubahan dalam nilai tukar.
23

b. Jangka Menengah: Kasus Keseimbangan


Dampak tingkat kedua terhadap cash flow jangka menengah yaitu dalam
kondisi keseimbangan, perusahaan harus mampu menyesuaikan harga dan
factor cost dalam perjalanan waktu untuk mempertahankan tingkat cash flow
yang diharapkan. Dalam hal ini mata uang denominasi dari cash flow yang
diharapkan tidak sepenting seperti di negara-negara dimana cash flow itu
berasal. Bila keseimbangan terjadi secara terus menerus, dan sebuah
perusahaan bebas menyesuaikan harga dan biayanya untuk mempertahankan
posisi kompetitif yang diharapkanya, operating exposurenya mungkin sama
dengan nol. Akibatnya, nilai pasarnya mungkin juga akan berubah.
c. Jangka Menengah: Kasus Ketidakseimbangan
Dalam hal ini, perusahaan mungkin tidak mampu menyesuaikan harga dan
biaya untuk mencerminkan berbagai realitas kompetitif baru yang disebabkan
oleh perubahan dari nilai tukar. Cash flow perusahaan yang terealisasi akan
berbeda dari cash flow yang diharapkan.
d. Jangka panjang
Dalam hal ini, cash flow perusahaan akan dipengaruhi oleh reaksi-reaksi
dari kompetitor yang ada dan calon kompetitor terhadap perubahan nilai tukar
dalam kondisi ketidakseimbangan. Perusahaan yang terkena kompetisi
internasional, akan ter-exposed terhadap operating exposure valuta asing
dalam jangka panjang dimana pasar valuta asing tidak terus berada dalam
keseimbangan.
24

BAB IV

STUDI KASUS

4.1. Contoh Kasus Exchange Rate Determination

A. Nilai tukar mata uang (Memahami Pergerakan Dollar)

Memahami Pergerakan Dolar

Terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat memberikan


pengaruh besar pada nilai tukar dolar terhadap mata uang lainnya, termasuk
rupiah.

Sebelum pemilihan presiden, perbandingan dolar atas rupiah adalah sekitar


Rp13.100 per US$,kemudian naik hampir ke Rp13.400 per US$ sesudah
pemilihan.

Pada pertengahan Januari, dolar AS sempat sedikit melemah akibat komentar


Trump bahwa nilai dolar terlalu tinggi. Saat artikel ini ditulis, kurs dolar AS
adalah Rp.13,360 per US$.

Bagaimanakah pergerakan kurs dolar atas rupiah sampai akhir tahun ini? Seperti
komoditas lainnya, nilai mata uang ditentukan oleh penawaran dan permintaan.

Pada mata uang, penawaran dan permintaan dapat dilihat pada aliran dana yang
masuk dan keluar dari suatu negara. Ketika aliran dana masuk bertambah
(permintaan naik) maka mata uang akan menguat, dan melemah bila aliran dana
masuk berkurang (permintaan berkurang).

Demikian pula mata uang akan menguat bila aliran dana keluar turun (penawaran
turun), dan melemah bila aliran dana keluar naik (penawaran naik).

Aliran dana dari dan ke Amerika Serikat akan dipengaruhi kebijakan


pemerintahan Trump dan keputusan the Fed (Bank Sentral AS) tentang suku
bunga.

Kebijakan Trump yang akan banyak berpengaruh adalah kebijakan tentang pajak
impor, stimulus fiskal, dan pengurangan pajak.
25

The Fed sendiri sejak 2016 telah memberikan sinyal ke pasar bahwa akan ada
beberapa kenaikan suku bunga pada 2017.

Kebijakan-kebijakan Trump juga akan mempengaruhi the Fed untuk mempercepat


kenaikan suku bunga yang akan berakibat pada menguatnya dolar AS.

Trump berencana untuk mengenakan pajak pada barang-barang impor. Tujuannya


adalah mengurangi defisit perdagangan dan menopang industri dalam negeri.

Dengan adanya pajak impor, harga barang impor akan naik sehingga volume
impor turun karena masyarakat AS lebih banyak membeli barang buatan dalam
negeri.

Turunnya impor menyebabkan berkurangnya jumlah dolar AS yang mengalir


keluar AS untuk pembayaran impor. Sebagai akibatnya,dolar AS akan menguat.

4.2. Contoh Kasus Exposure Operating

A. Contoh Kasus Toyota Jepang

Toyota, yang merupakan produsen mobil terbesar di Jepang dan perusahaan


terbesar keempat dunia di luar Amerika Serikat, mengalami masalah dengan
apapresiasi Yen Jepang. Dari tahun 1985 sampai 1988, yen mengalami apresiasi
hampir dua kali lipat. Tahun 1985, kur yen/$ adalah Y240/$, sedangkan kas pada
tahun 1988 sekitar Y130/$.

Padahal pasar Amerika Serkat merupakan pasar yang cukup signifikan untuk
Toyota. Jika biaya produksi dan pengirimian minimal Y3.600.000, maka harga
jual mobil di Amerika Serikat minimal akan dipasang sekitar $15.000
(Y3.600.000(240Y/$)) pada tahun 1985, sedangkan pada tahun 1988 harga yang
dipasang harus sekitar $27.692 agar break-even harga tersebut naik hamper dua
kali lipat, padahal harga-harga di Amerika Serikat tidak menunjukkan kenaikan
setajam kenaikan tersebut. Toyota bisa menetapkan harga dalam dolar yang sama
denga harga pada tahun-tahun sebelumnya, tetapi hal tersebut akan
mengakibatkan penurunan pendapatan Toyota. Biaya produksi akan meningkat
26

dengan menguatnya Yen, karena baja, aluminum, minyak dan input produksi lain
diimpor dari luar negeri.

Toyota bisa menaikkan harga dalam dolar untuk menjaga pendapatannya, tetapi
hal tersebut akan mengakibatkan daya saing menurun karena produsen mobil AS
tidak akan menaikkan harganya dengan sigifikan. Toyota bisa kehilangan pangsa
pasar yang bisa berakibat buruk dalam jangka panjang.

Jika Toyota mengalihan perhatian ke pasar domestic, hal tersebut juga tidak akan
banyak menolong. Porsi pasar ekspor cukup signifikan. Kemudian produsen
mobil Jepang yang lain juga mempunyai masalah yang sama, yang bisa berakibat
meningkatnya persaingan di pasar domestic.

Persaingan tersebut aan semakin menekan pendapatan Toyota. Untuk mengetahui


masalah tersebut Toyota merencanakan untuk merelokasikan pabriknya ke
Amerika Serikat. Toyota merencanakn menaikkan kapasitas produksi dengan 50%
dari tahun 1993 ke tahun 1996. Dengan relokasi tersebut, ekspor mobil dari
Jepang diperkirakan akan turun sebesar 30%. Pabrik Toyota di Georgetown,
Kentucky, AS, akan dinaikkan dua kali lipat da pabrik truk pick-up akan
dipindahkan dari Jepang ke Fermont, California, AS.

Jumlah kerja diperkirakan meningkat dengan 23% menjadi 6000 pekerja di pabrik
Georgetown, Kentucky. Sementara pembelian input produksi oleh pabrik AS akan
meningkat 40% menjadi $ 6,45 miliar, dari $4,65 miliar pada tahun 1993. Toyota
juga menggunakan teknik pemasaran yaitu menggunakan perjanjian sewa yang
menarik. Sewa tersebut tidak selalu berubah untuk menyesuaikan terhadap
apresiasi Yen meskipun perusahan menghadapi resiko penjualan kembali mobil
yang selesai disewa.
27

Dengan demikian, sewa tersebut masih menarik untuk konsumen AS. Meskipun
relokasi tersebut bisa mengatasi masalah apresiasi Yen, tetapi masalah kapasitas
yang berlebihan di pabrik Jepang bisa timbul dan bisa mengakibatkan kenaikan
tingkat pengangguran. Apresiasi Yen dikhawatirkan bisa menimbulkan masalah
pada perekonomian Jepang.
28

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Ada beberapa faktor utama yang mempengaruhi tinggi rendahnya nilai


tukar mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing. Faktor-faktor tersebut
adalah: Laju inflasi relatif, Tingkat pendapatan relatif, Suku bunga relatif, Kontrol
pemerintah dan Ekspektasi. Sistem nilai tukar yang ditentukan oleh pemerintah,
ada beberapa jenis, antara lain : Fixed exchange rate system (Sistem kurs tetap),
Freely floating exchange rate system (Sistem kurs bebas) dan Managed floating
exchange rate system (Sistem kurs mengambang terkendali). Ada beberapa
kebijakan kurs yang dapat dipakai pemerintah antara lain Devaluasi, Revaluasi,
dan Pengawasan. Didalam Pasar Valuta Asing (Valas) terdapat beberapa pelaku
yang bermain didalamnya yaitu Dealer, Perusahaan atau Perorangan, Spekulan
dan Arbitrator, Bank Sentral dan Pialang.

Operating exposure, biasa disebut juga dengan economic exposure atau


strategic exposure, yakni mengukur perubahan pada present value yang diterima
oleh perusahaan akibat perubahan pada arus kas operasi perusahaan di masa
depan, yang disebabkan oleh perubahan yang tidak terduga pada nilai tukar
Exposure ini mengakibatkan penjualan turun dari pelanggan internasional.
Meskipun dampaknya tidak muncul di neraca, namun munculnya di laporan
laba/rugi, sehingga kemudian mempengaruhi daya saing perusahaan di pasar.

5.2. Saran
Untuk referensi tambahan, kami menyarankan untuk membaca buku-buku
atau artikel-artikel seputar bisnis internasional, organisasi internasional serta
perusahaan-perusahaan yang sudah mendunia secara lebih detail.
29

DAFTAR PUSTAKA

Yuliati, Sri Handaru dan Handoyo Prasetyo. 2009. Dasar-dasar Keuangan


Internasional. Andi. Yogyakarta.
Madura Jeff. 2006. Keuangan perusahaan international edisi ke 8. Salemba
Empat

Faisal M. 2001. Menejemen Keuangan Internasional edisi pertama. Salemba


Empat
Fahmi Irham, S.E.,M.Si. 2010. Manajemen Risiko Teori, Kasus, dan
Solusi. Bandung : Alfabeta
http://www.google. Valuta Asing

Anda mungkin juga menyukai