Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KURS MATA UANG NEGARA EROPA

Disusun Oleh:

1. Novrino Fika Wardana ( 2120602097 )

2. Dhia Dirizki ( 2120602132 )

3. Nur Hanifah ( 2130602278 )

Dosen Pengampu: DEKY ANWAR, SE, M.Si

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALAEMBANG

2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami aturkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat serta
karunianya sehingga makalah yang bertemakan KURS MATA UANG NEGARA EROPA ini
dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Tujuan penulisan makalah ini adalah dapat untuk mempelajari dan menganalisis
tentang memahami Kurs Mata Uang Negara Eropa yang berkaitan dengan mata kuliah
Manajemen Keuangan Internasional.

Makalah ini tidak terwujud tanpa adanya bantuan dan dosen pengampu untuk mata
kuliah ini. Terima kasih bapak dosen DEKY ANWAR, SE, M.Si atas bantuannya, atas
bantuan beliau kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Kami sadar bahwa masih ada kekurangan dan kesalahan dalam tulisan dan proses
pemulisan makalah ini. Oleh karena itu, kami memohon maaf sebesar-besarnya, kami juga
selalu mengharapkan kritikan serta saran untuk pengembangan hasil tulisan kami
kedepannya.

Palembang, 13 Maret 2024

KELOMPOK 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii


BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................................................................... 2

BAB II................................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN .................................................................................................................... 3
2.1 Sistem Kurs Eropa .................................................................................................................. 3
2.2 Sejarah Pasar Eurodollar ......................................................................................................... 5
2.3 Sejarah Perkembangan Sistem Moneter Internasional ............................................................ 6
BAB III.………………………………………………………………………………………………………………….10

PENUTUP…………………………………………………………………………………………………………………10
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................................... 10
3.2 Saran………………………………………………………………………………………...11
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………...12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Uang memegang peranan penting dalam perekonomian setiap negara.


Aktifitas ekonomi yang dapat dilakukan suatu negara dengan menggunakan uang
adalah perdagangan. Untuk melakukan kagiatan tersebut, suatu negara harus
memiliki mata uang yang sesuai dengan negara yang ditujunya sehingga diperlukan
kegiatan menukar uang. Tingkat harga yang disepakati kedua negara untuk nilai tukar
uang tersebut dinamakan kurs atau exchange rate. Naik turunnya nilai tukar mata
uang di pasar uang menunjukan besarnya volatilitas yang terjadi pada mata uang
suatu negara dengan negara lain.

Nilai tukar (kurs) adalah nilai suatu mata uang terhadap mata uang lainnya.
Nilai tukar (kurs) dapat diartikan sebagai harga dari suatu mata uang domestik
terhadap mata uang negara lain. Pergerakan nilai tukar (kurs) dipengaruhi oleh
berbagai arus modal atau investasi perdagangan Internasional dan keadaan sosial
politik pada negara tersebut. Sebagai negara yang berada ditengah perekonomian
global, Indonesia juga melakukan kegiatan ekonomi Internasioanal seperti impor dan
ekspor. Dalam menjaga kestabilan kondisi ekonomi suatu tersebut maka, Indonesia
harus dapat menjaga kestabilan nilai tukar mata uang domestiknya, hal ini akan
membawa dampak positif bagi pergerakan roda perekonomian Indonesia.

Transaksi nilai tukar (kurs) jual mata uang Indonesia (IDR) terhadap mata
uang Eropa (GBP) merupakan pertukaran nilai mata uang rupiah yang diberikan oleh
pihak bank atau money charnger berperan dalam menjual uang asing (valuta
asing/valas) terhadap masyarakat maupun perusahaan Internasional. Data transaksi
nilai tukar (kurs) jual mata uang Indonesia (IDR) terhadap mata uang Eropa (GBP)
merupakan data yang menunjukan pergerakan perubahan mata uang rupiah (IDR)
terhadap poundsterling (GBP) sehingga dapat mengidentifikasi kenaikan pada nilai
suku bunga negara tersebut.

1
1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut diatas, maka yang menjadi rumusan masalah
pembahasan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Sistem Kurs Eropa?


2. Bagaimana Sejarah Pasar Eurodollar?
3. Bagaimana Sejarah Perkembangan Sistem Moneter Internasional?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun yang menjadi tujuan penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut :

1. Menjelaskan Sistem Kurs Eropa.


2. Memaparkan Sejarah Pasar Eurodollar.
3. Memaparkan Sejarah Perkembangan Sistem Moneter Internasional.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sistem Kurs Eropa

Sejarah awal dari terbentuknya Sistem Moneter Eropa atau EMS dimulai
ketika perang dunia kedua, pada awalnya mereka memakai sistem Bretton Woods
untuk mencoba menjaga stabilitas antar mata uang utama. Tetapi sistem tersebut
kemudian dibatalkan pada tahun 1971. Negara-negara Eropa kemudian meluncurkan
Sistem Moneter Eropa pada tahun 1979, dan para pemimpinnya berupaya mencapai
stabilitas moneter melalui nilai tukar yang stabil. EMS meluncurkan Unit Mata Uang
Eropa dan mekanisme Nilai Tukar Eropa untuk mencapai tujuan utama stabilitas
moneter dan berupaya menuju gagasan pasar tunggal di Eropa. Ia hanya berlaku
hingga tahun 1999 dan kemudian digantikan oleh Uni Moneter Eropa (EMU) dan
Euro. Sistem Moneter Eropa bertujua untuk mencapai makro ekonomi sebagai
stabilitas nilai tukar, mendorong kovergensi ekonomi antar negara anggotanya, dan
menciptakan kerangka kerja untuk pembentukan Uni Ekonomi dan Moneter Eropa.
Tujuan tersebut dimaksudkan untuk mengembangkan lingkungan ekonomi Eropa
yang lebih terintegrasi dan stabil. EMS diciptakan sebagai nilai tukar yang stabil dan
memudahkan perdagangan dan kerjasama antar negara-negara di Eropa melalui
mekanisme nilai tukar uang (ERM). ERM didasarkan pada Unit Mata Uang Eropa
(ECU) yang terdiri dari sekeranjang 12 mata uang Eropa yang ditimbang
berdasarkan produk domestik bruto (PDB).

Seiring berjalannya waktu EMS mengalami beberapa kali perubahan, yang


paling signifikan adalah transisi dari EMS ke Uni Ekonomi dan Moneter Eropa
dengan diperkenalkannya euro pada tahun 1999. Hal tersebut membentuk mata uang
tunggal untuk zona Euro. Pada kondisi saat ini Euro memberi perubahan besar pada
sistem moneter internasional, dampak positifnya memperkuat kedaulatan moneter
dengan memungkinkan perusahaan-perusahaan Eropa melakukan perdagangan di
seluruh dunia tanpa ancaman tindakan ekstrateritorial yuridiksi oleh pihak ketiga.
Manfaat penggunaan Euro secara global menimbulkan efek skala diantara negara
ketiga akan meningkatkan likuiditas dan preferensi terhadap aset-aset Euro. Karena
meningkatkan pendanaan dan biaya perdagangan untuk kawasan Euro, dan
meningkatkan ketahanan kawasan euro terhadap guncangan keuangan. Sistem

3
moneter yang lebih likuid meningkatkan efisiensi pasar dan mengurangi biaya
transaksi dan risiko gangguan. Meningkatkan peran internasional Euro akan
memerlukan waktu dan memerlukan kombinasi tindakan, dengan ukuran dan
kepentingan yang berbeda-beda. Dimulai dengan fondasinya, yaitu memperkuat
kesatuan moneter serta menyelesaikan pembangunan. Dalam hal ini, beberapa
reformasi sedang dibahas, yang lain telah diusulkan oleh Komisi dan sedang dibahas
oleh Negara-negara Anggota. Hal terakhir ini harus dibarengi dengan reformasi yang
lebih mikro dan spesifik. Hal ini penting karena penggunaan euro mempunyai banyak
dimensi termasuk diplomasi, perbaikan sistem pembayaran dan mendukung
penggunaan euro dalam perdagangan energi dan komoditas.

Untuk selanjutnya, peningkatan likuiditas pasar juga melalui penyediaan aset


aman dalam denominasi euro akan menjadi hal yang penting. Gagasan untuk
menghidupkan kembali wacana ASEAN currency union sangat relevan mengingat
negara-negara ASEAN sedang mengalami fluktuasi kurs dan menghadapi ancaman
terkait potensi resesi 2023. Proses integrasi ekonomi dan keuangan ASEAN hingga
penyatuan mata uang masih sangat sulit diwujudkan dan membutuhkan waktu lama.
Pengalaman Uni Eropa yang memasuki fase akhir integrasi ekonominya dalam bentuk
currency union setelah berproses selama lebih 60 tahun. Pembentukan mata uang
tunggal ASEAN memang sangat kompleks karena melibatkan 10 negara dengan
tingkat perkembangan ekonomi yang timpang. Kondisi ini kontras dengan negara-
negara EU yang dari segi perkembangan indikator ekonominya relatif sama, mulai
dari inflasi, defisit fiskal, rasio utang, tingkat bunga, dan pengangguran.

Sistem Moneter Eropa terbilang cukup unik karena dibuat untuk menstabilkan
perdagangan serta memudahkan juga untuk melakukan kerjasama antar negara-negara
di kawasan Eropa dengan menggunakan mekanisme nilai tukar (ERM). ERM
difungsikan sebagai pengendalian nilai tukar terhadap mata uang negara lain tetap
stabil. Sejak munculnya mata uang tunggal di eropa atau yang biasa lebih dikenal
mata uang Euro membawa dampak yang positif bagi kestabilan internasional
perdagangan di seluruh dunia tanpa ancaman dan meningkatkan ketahanan kawasan
euro terhadap guncangan keuangan. Wacana dalam menggagaskan kembali rencana
pembuatan mata uang ASEAN terbilang cukup rumit dan unik dalam
pembentukannya dikarenakan menggabungkan beberapa negara yang ada di ASEAN
untuk bisa terlibat, setuju serta memenuhi prasyarat terkait kondisi ekonomi di
4
masing-masing negara dan lainnya. Tentu hal tersebut tidak mudah karena perlu
mengkaji secara detail terkait hal hal yang mungkin dapat menghambat pembuatan
mata uang ASEAN ini, sehingga dibutuhkan proses integrasi ekonomi dan
pengelolaan keuangan ASEAN hingga penyatuan mata uang yang telihat masih sangat
sulit untuk diwujudkan dan membutuhkan waktu lama.

2.2 Sejarah Pasar Eurodollar

2.2.1 Pengertian Eurodollar


Eurodolar adalah deposito dalam denominasi mata uang dolar
Amerika pada bank di luar Amerika, sehingga dengan demikian tidak berada di
bawah jurisdiksi dari Federal Reserve. Deposito tersebut diatur dengan lebih sedikit
aturan daripada doposito sejenis di Amerika sehingga dengan demikian dimungkinkan
adanya perolehan imbal hasil yang lebih tinggi.

Transaksi pertama yang melibatkan deposito yang demikian diawali oleh


sebuah bank yang dimiliki oleh pemerintah Uni Soviet, yang kadang-kadang
menggunakan alamat teleks "eurbank". Pada awalnya disebut "Eurbank dollars", yang
sekarang dikenal dengan nama "eurodollars". Nama yang terakhir ini menjadi dikenal
di mana-mana sebab deposito sejenis tersebut kebanyakan ditempatkan di bank
dan lembaga keuangan Eropa . Deposito tersebut sekarang tersedia di banyak negara
di seluruh dunia namun tetap disebut dengan nama "eurodollars" sehubungan dengan
lokasinya. Istilah "eurodollar" adalah tidak sama dengan nama mata uang Eropa yang
disebut dengan nama euro.

2.2.2 Sejarah Eurodollar

Berangsur-angsur setelah masa perang dunia II, nila dollar Amerika di


luar Amerika mengalami kenaikan secara pesat baik sebagai hasil dari Marshall
Plan maupun sebagai hasil dari kegiatan impor Amerika yang telah menjadikannya
pasar konsumtif terbesar setelah masa damai di benua Eropa. Pada saat itu terjadilah
peningkatan jumlah dollar Amerika yang ditempatkan pada bank-bank di luar
Amerika termasuk di Uni Soviet. Beberapa bank asing termasuk Uni Soviet juga
memiliki deposito di perbankan Amerika dalam denominasii mata uang USD. Selama
masa Perang Dingin, khususnya setelah invasi ke Hungaria pada tahun 1956, Uni
Soviet merasa ketakutan bahwa depositonya di bank-bank Amerika Utara akan
dibekukan sebagai pembalasan dendam, oleh karenanya dilakukan pemindahan dana
5
deposito ke "Moscow Narodny Bank", suatu bank milik Uni Soviet yang didirikan
berdasarkan hukum Inggris. Bank Inggris inilah yang kemudian menempatkan uang
tersebut dalam bentuk deposito di bank-bank Amerika, dengan demikian uang
tersebut akan aman karena dimiliki oleh bak Inggris dan tidak secara langsung
dimiliki oleh Uni Soviet. Pada tanggal 28 Februari 1957, dilakukan transfer dana
senilai lebih dari $800.000 USD, inilah yang menjadi eurodollar pertama.

2.3 Sejarah Perkembangan Sistem Moneter Internasional

2.3.1 Sistem Standar Emas (1876-1913)


Sistem standar emas internasional muncul mulai tahun 1870 di Inggris.
Pemerintah Inggris menetapkan nilai pounsterling dengan emas. Perkembangan
industri yang terjadi di Inggris serta perdagangan dunia yang makin berkembang pada
abad 19 menambah kepercayaan dunia terhadap emas. Kepercayaan ini diperkuat
dengan ditemukannya tambang emas di Amerika dan Afrika Utara. Dengan kejadian-
kejadian tersebut sistem standar emas merupakan suatu sistem yang dipakai oleh
banyak negara semenjak 1970 hingga perang dunia pertama. Perdagangan yang
semakin meningkat membuat kebutuhan sistem pertukaran yang lebih formal menjadi
semakin terasa. Standar emas pada dasarnya menetapkan nilai tukar mata uang negara
berdasarkan emas.

Pemerintah atau Negara yang bersangkutan harus menjaga persediaan emas


yang cukup untuk menjamin jual-beli emas. Jika pemerintah negara lain juga
menetapkan nilai mata uangnya berdasarkan, maka kurs antar dua mata uang bisa
ditentukan. Nilai emas terhadap barang lain tidak banyak berubah dalam jangka
panjang, stabilitas nilai uang dan kurs mata uang tidak banyak berfluktuasi dalam
jangka panjang. Standar emas berbeda dengan mata uang fiat (fiat money). Dalam
mata uang fiat, nilai mata uang ditentukan berdasarkan kepercayaan terhadap
kemauan pemerintah menjaga integritas menjag mata uang tersebut. Seringkali
kepercayaan tersebut disalahgunakan. Pemerintah kadang tergoda menerbitan uang
baru, karena biaya produksi penerbitan tersebut adalah 0 rupiah. Dengan
menggunakan standar emas, nilai mata uang didasarkan pada emas. Pemerintah tidak
bisa seenaknya menambah jumlah uang yang beredar , karena suplai uang dibatasi
oleh suplai emas.

6
Dengan proses tersebut kurs mata uang bisa terjaga selama negara-negara di
dunia memakai emas sebagai standar mata uangnya. Inflasi yang berkepanjangan
tidak akan terjadi di dalam situasi semacam itu. Pada Perang Dunia I (1919-1923)
serta depresi dunia (1931-1934) negara-negara di Eropa dilanda inflasi serta
ketidaksetabilan politik. Sistem moneter Internasional menjadi kacau. Kekacauan ini
menimbulkan kurang kepercayaan dunia terhadap pounsterling yang masih dikaikan
dengan emas. Ponsterling makin lama makin lemah posisinya. Kelemahan ini
ditambah keharusan Inggris untuk memberi bantuan kepada Jerman. Pada tahun 1931
Inggris menanggalkan standar emas dan pounsterlling jatuh nilainya, diikuti oleh
dollar Amerika.

2.3.2 Periode Perang Dunia (1914-1994)

Perang dunia I mengakhiri standar emas klasik. Periode antara kedua perang dunia
secara umum ditandai oleh kekacauan perdagangan dan keuangan internasional.
Terjadinya fluktuasi kurs sejak akhir perang sampai tahun 1925 (kecuali di Amerika
Serikat, yang kembali ke standar emas dalam tahun 1919). Mulai tahun 1925, suatu
usaha dilakukan untuk menetapkan kembali standar emas, akan tetapi runtuh tahun
1991 pada waktu Depresi Besar. Kemudian disusul dengan periode persaingan
Devaluasi, ketika negara-negara mencoba untuk mengekspor pengangguran mereka
(kebijakan mengemis tetangga mereka). Tarif, quota dan pengawasan nilai tukar juga
meluas, dengan akibat volume perdagangan dunia berkurang hampir setengahnya.
Kecenderungan devlasioner dapat diatasi sepenuhnya suaktu negara-negara
dipersenjatai kembali untuk perang dunia II.

2.3.3 Periode Kurs Tetap

Periode ini dimulai dengan perjanjian Bretton Woods. Melalui perjanjian ini, semua
negara menetapkan nilai tukar mata uangnya melaui emas, tetapi tidak diharuskan
memenuhi konverbilitas mata uang mereka dalam emas. Negara anggota diminta
menjaga kursnya dalam batas 1% (naik atau turun) dan bersedia menjaga kurs
tersebut. IMF membantu negara anggotanya dalam rangka menjaga kurs mata
uangnya. Tekanan spekulasi menyebabkan sistem kurs tetap tidak layak lagi
dipertahankan. Pasar keuangan dunia sempat tutup selama beberpa minggu dalam
bulan Maret 1973. Ketika pasar tersebut dibuka, kurs mata uang dibiarkan
mengambang sampai ke kurs yang ditentukan oleh kekuatan pasar.

7
2.3.4 Masa Bretton Woods

Pada tanggal 22 Juli 1944 diadakan suatu konferensi moneter Internasional,


yang dikenal dengan The Bretton Woods Conference, yang dihadiri oleh 44 negara.
Konferensi tersebut bertujuan untuk menyusun rencana pembuatan sistem moneter.
Dua tahun setelah konferensi tersebut, didirikan IMF dan Bank Dunia untuk
mengawasi sistem tersebut. Selama periode 1944-1973 dollar merupakan mata uang
yang sangat penting dalam lalu lintas pembayaran Internasional. Peranan dollar ini
timbul setelah perang dunia II, dusebabkan saat itu terjadi kekurangan dollar. Negara-
negara Eropa yang sangat memerlukan uang /dana untuk memulihkan keadaan
ekonominya. Satu-satunya sumber adalah Amerika Serikat, sehingga dollar banyak
diminta. Konsekuensinya, emas menjadi tergeser oleh dollar. Sebab, disamping
memiliki tenaga beli yang kuat di Amerika, reserves dalam bentuk dollar akan
membelikan penghasilan bunga. Dengan semakin pentingnya fungsi dollar, maka
setiap anggota menetapkan perbandingan mata uangnya terhadap dollar, yang
kemudian apabila perlu dapat ditukarkan dengan emas. beranggotakan 134 negara,
diantaranya 10 negara maju mempunyai posisi yang sangat kuat di dalam mengambil
keputusan. Setiap anggota memperoleh jatah/quota, yang harus dibayar 25% dengan
emas dan sisanya 75% dengan mata uangnya. Besarnya quota menentukan hak
suaranya serta jumlah pinjaman yang dapat diperoleh dari DMI. Dana pertama DMI
dengan sendirinya 25% terdiri dari emas dan 75% berbagai mata uang negara
anggota. Pinjaman diberikan kepada dalam mata uang negara lain yang harus di tukar
dengan mata uang negara peminjam.

2.3.5 Sistem Semenjak 1973

Semenjak 1973 sistem moneter internasional merupakan campuran antara kurs


tetap dengan kurs berubah-ubah. Mata uang Yen, dollar Kanada, franc Perancis, dan
Swiss berfluktuas tergantung dari permintaan dan pernawaran. Sering juga penguasa
moneter negara-negara tersebut melakukan campur tangan di pasar valuta asing untuk
mengurangi fluktuasi kurs yang berlebihan. Caranya apabila negara mengalami defisit
dalam neraca pembayaran, kurs valuta asing cenderung naik. Untuk mencegah hal ini
bank Central menjual valuta asing. Demikian juga apabila surplus di dalam neraca
pembayaran, bank sentral membeli valuta asing di pasar untuk mengurangi penurunan
kurs. Sisitem kurs demikian di sebut “managed atau dirty” float, sebagai lawan dari

8
“clean” floatt di mana bank Sentral sama sekali tidak campur tangan di dalam pasar
valuta asing. Lima negara Eropa (Jerman Barat, Belgia, Luxembrug, Swedia,
Netherlan dan Norwegia) mengadakan pengaturan secara tersendiri. Krus tetap
berlaku di antara mereka, tetapi berubah-ubah secara bersama-sama terhadap mata
uang negara lain. Sisten krus semacam ini (mengambang bersama-sama)
menghasilakan fluktuasi yang menyerupai ular, yang kemudian disebut “Snake like”.

Negara-negara Eropa dan Jepang telah melepaskan ikatan mata uangnya


dengan dollar Amerika Serikat. Dengan demikian, telah merupakan mata uang yang
mengambang. Namun demikian Dollar masih memegang peranan penting dalam lalu
lintas pembayaran internasiolal. Pembayaran luar negeri, kebijakan campur tangan
dalam valuta asing oleh Bank Sentral, serta catatan-catatan statistik Dana Moneter
Internasional dan Perserikatan Bangsa-Bangsa masih menggunakan dasar mata uang
Dollar.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sistem Moneter Eropa terbilang cukup unik karena dibuat untuk menstabilkan
perdagangan serta memudahkan juga untuk melakukan kerjasama antar negara-negara
di kawasan Eropa dengan menggunakan mekanisme nilai tukar (ERM). ERM
difungsikan sebagai pengendalian nilai tukar terhadap mata uang negara lain tetap
stabil. Sejak munculnya mata uang tunggal di eropa atau yang biasa lebih dikenal
mata uang Euro membawa dampak yang positif bagi kestabilan internasional
perdagangan di seluruh dunia tanpa ancaman dan meningkatkan ketahanan kawasan
euro terhadap guncangan keuangan.

Eurodolar adalah deposito dalam denominasi mata uang dolar


Amerika pada bank di luar Amerika, sehingga dengan demikian tidak berada di
bawah jurisdiksi dari Federal Reserve. Deposito tersebut diatur dengan lebih sedikit
aturan daripada doposito sejenis di Amerika sehingga dengan demikian dimungkinkan
adanya perolehan imbal hasil yang lebih tinggi. Beberapa bank asing termasuk Uni
Soviet juga memiliki deposito di perbankan Amerika dalam denominasii mata
uang USD. Bank Inggris inilah yang kemudian menempatkan uang tersebut dalam
bentuk deposito di bank-bank Amerika, dengan demikian uang tersebut akan aman
karena dimiliki oleh bak Inggris dan tidak secara langsung dimiliki oleh Uni Soviet.
Pada tanggal 28 Februari 1957, dilakukan transfer dana senilai lebih dari
$800.000 USD, inilah yang menjadi eurodollar pertama.
Sistem standar emas internasional muncul mulai tahun 1870 di Inggris.
Pemerintah Inggris menetapkan nilai pounsterling dengan emas. Perkembangan
industri yang terjadi di Inggris serta perdagangan dunia yang makin berkembang pada
abad 19 menambah kepercayaan dunia terhadap emas. Kepercayaan ini diperkuat
dengan ditemukannya tambang emas di Amerika dan Afrika Utara. Dengan kejadian-
kejadian tersebut sistem standar emas merupakan suatu sistem yang dipakai oleh
banyak negara semenjak 1970 hingga perang dunia pertama. Perdagangan yang
semakin meningkat membuat kebutuhan sistem pertukaran yang lebih formal menjadi

10
semakin terasa. Standar emas pada dasarnya menetapkan nilai tukar mata uang negara
berdasarkan emas.

3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari bahwa masih banyak
kekurangan serta masih jauh dari kata sempurna seperti yang diharapkan. Oleh karena
itu, saran dan kritik baik dari bapak dosen maupun rekan mahasiswa/i yang bersifat
konstruktif sangat diharapkan guna memperbaiki penulisan lebih lanjut.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompasiana.com/fkhairinimunir/65edb8f7de948f14bf360a42/ems-
sistem-moneter-eropa-dan-mata-tunggal-
asean?utm_source=Whatsapp&utm_medium=Refferal&utm_campaign=Sharing_Des
ktop
https://123dok.com/article/sejarah-dan-perkembangan-sistem-moneter-
internasional.y8rnrv2q

12

Anda mungkin juga menyukai