Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KEUANGAN INTERNASIONAL

Dosen Pengampu : Muhammad Stiadi,SE.,M.M

Disusun Oleh :
Nama : Silviyani
Nim : 201910811
Kelas : G

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEMBILAN BELAS NOVEMBER
KOLAKA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugrah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang KEUANGAN INTERNASIONAL

Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan Makalah ini selain untuk menyelesaikan
tugas yang diberikan oleh Dosen pengajar, juga untuk lebih memperluas pengetahuan para
mahasiswa khususnya bagi saya

Saya telah berusaha untuk dapat menyusun Makalah ini dengan baik, namun saya pun
menyadari bahwa saya memiliki akan adanya keterbatasan sebagai manusia biasa. Oleh karena
itu jika didapati adanya kesalahan-kesalahan baik dari segi teknik penulisan, maupun dari isi,
maka saya memohon maaf dan kritik serta saran dari dosen pengajar bahkan semua pembaca
sangat diharapkan untuk dapat menyempurnakan makalah ini terlebih juga dalam pengetahuan
kita bersama.

Tanggetada, 20 November 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Daftar isi Hal


Judul...................................................................................................................... i
Kata Pengantar..................................................................................................... ii
Daftar isi................................................................................................................. iii
Bab I Pendahuluan
1.1. Latar belakang masalah................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah............................................................................................. 1
1.3 Tujuan pembahasan......................................................................................... 1

Bab II Pembahasan
2.1 Teori keuangan internasional............................................................................. 2
2.2 Sistem moneter internasional....................... ..................................................... 2
2.3 Neraca pembayaran.................................... ....................................................... 6
2.4 Inflasi................................................................................................................. 6

Bab III Penutup


3.1 Kesimpulan......................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada saat kita berbicara tentang moneter maka masalah utama yang sering kita bicarakan
adalah berkaitan dengan uang. Setiap negara mempunyai mata uang sendiri dan mata uang
itu menunjukan nilai barangnya. Begitu juga dengan sistem moneter internasional ini
mengacu pada institusi dimana pembayaran atas transaksi lintas negara dilaksanakan. Sistem
ini menentukan dan bagaimana pemerintah dapat mempengaruhi kurs tukar. Sistem moneter
internasional merupakan sistem keuangan yang berlaku untuk semua negara didunia yang
membahas tentang pembayaran atas transaksi lintas negara. Sistem moneter internasional
yang berfungsi dengan baik akan memfasilitasi perdagangan internasional dan investasi, serta
mempermudah adaptasi terhadap perubahan. Pembahasan inti dari sistem moneter
internasional adalah menentukan pengaturan sistem kurs tukar. Semenjak dimulainya sistem
standar emas hingga abad ke-20, sistem moneter internasional telah mengalami pasang surut.
Perubahan dari sistem ke sistem yang lain diakibatkan oleh gejolak ekonomi pada saat itu.
Sampai saat ini pun sistem moneter internasional masih menjadi perhatian semua negara dan
masih ingin merubah sistemnya menjadi lebih berfungsi optimal.

1.2 Rumusan Masalah


1. jelaskan teori keuangan internasional?
2. jelaskan sistem moneter internasional?
3. Jelaskan neraca pembayaran ?
4. jelaskan inflasi keuangan?
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan teori keuangan internasional.
2. Menjelaskan sistem moneter internasional.
3. Menjelaskan neraca pembayaran.
4. Menjelaskan inflasi keuangan .
1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 TEORI KEUANGAN INTERNASIONAL

Perdagangan internasional dilakukan dengan melibatkan dua mata uang yang berbeda,
importir membeli atau menukar mata uang negaranya dengan mata uang importir agar dapat
membeli barangnya.ada perbandingan antara dua mata uang tersebut yaitu: harga yang harga
yang harus dibayar dengan uang sendiri untuk memperoleh mata uang asing. Kurs valuta asing
yang terbentuk dipasar valuta merupakan interaksi antara permintaan dan penawaran devisa.
Pasar ini terdiri atas bank-bank devisa serta bank sentral yang bisa mempengaruhi kurs devisa
untuk mencapai tujuan tertentu, sedang bank devisa memang melakukan perdagangan devisa
untuk memperoleh keuntungan.

2.2 SISTEM MONETER INTERNASIONAL

Sistem moneter yaitu seperangkat kebijakan, institusi, praktek, peraturan dan mekanisme
yang menentukan tingkat dimana suatu mata uang asing ditukarkan dengan mata uang lainnya.
Selama ini terdapat beberapa macam ketentuan penukaran mata uang:

1. Kurs tetap
2. Mengambang murni
3. Mengambang terkendali
4. Pengaturan zona target Sistem pertama berlaku pada standar moneter emas, sedang
sistem kedua dan ketiga berlaku pada standar moneter kertas.

1. Kurs Tetap (Fixed Rated System)

Kurs tetap yaitu sistem dimana nilai mata uang negara ditentukam tetap terhadap mata uang
negara lain. Penyesuaian ini dilakukan dengan cara devaluasi atau me revaluasi mata uang, oleh
karena itu bank sentral melakukan intervensi aktif di pasar valas. Ketidak mampuan
mempertahankan nilai tukar memaksa pemerintah untuk melakukan devaluasi.

2
2. Mengambang Murai, Free Floataing Rate System)

Kurs mengambang mulai diformalkan pada januarai 1976 (Indonesia mulai menggunakan
tahun 1977) ketika negara anggota IMF melakukan pertemuan di Jamaika yang menyepakati
aturan-aturan mengenai sistem moneter internasional yang berlaku. Karakteristik utama kurs ini
adalah ia berfluktuasi atau mengembang acara bebas tanpa batas dan ditentukan sepenuhnya
aoleh kekuatan pasar. Dalam siste, kurs mengambang dikenal istilah apresiasi dan depresiasi.

3. Mengambang Terkendali (Managed Floating Rate Sytem)

Dalam sistem ini kurs valas tidak bebas berfluktuasi tanpa batas. Dibawah sistem ini
pemerintah melalui bank sentral menetukan bahwa mata uangnya boleh bergerak dalam rentang
tertentu yang disebut dengan band intervention. Sebagai contoh BI menetukan batas intervensi
antara rupiah dengan US$ pada tahun 1997 Rp s/d Rp 2.420/US$. Artinya rupiah boleh
berfluktuasi anatara dua batas atas dan bawah. Jika rupiah mengalami apresiassi melebihi batas
bawah maka BI akan melakukan intervensi dengan membeli US$. Sebaliknya jika rupiah
mengalami depresiasi melebihi batas atas, maka BI akan melakukan intervensi dipasar valas
dengan cara menjual US$.

4. Pengaturan Zona Target ( Target Zone Arrangement)

Sistem ini didasarkan suatu pemikiran bahwa negara- negara industri seperti Jerman, AS,
Jepang, dan Inggris dapat meminimumkan valatilitas nilai tukar dan mempertahankan stabilitas
nilai tukar jika secara bersama- sama menggunakan sistem zona target. Dibawah sistem ini
negara berkewajiban untuk melakukan penyesuaian kebijakan ekonomi nasional dan
mengabsorbsi kebijakan negara lain untuk mempertahankan nilai tukarnya berada pada zona
yang disepakati. Sistem ini dikembangkan oleh Negara- negara Eropa yang bergabung dalam
Sistem Moneter Eropa (SME).

Seperti telah diketahui bersama bahwa perusahaan multinasional (MNC) banyak melakukan
aktivitas bisnisnya dinegara lain dengan menggunakan berbagai mata uang asing. Dalam sistem
nilai tukar mengambang murni (free floating rate system) dimana nilai tukar (exchange rate)
setiap saat mengalami perubahan, hal tersebut dapat berpengaruh pada nilai perusahaan (nilai
perusahaan dapat mengalami fluktuasi). Dengan kata lain perusahaan mengalami risiko
3
penurunan nilai perusahaan juga dapat mengalami penurunan cash flow MNC. Dengan kata lain
kaena MNC dihadapkan pada ketidakpastian nilai tukar maka manajer keuangan sebuah MNC
harus mempertimbangkan hal itu. Secara lebih spesifik resiko yang dapat timbul berupa: Foreign
Exchange Risk, yang merupakan risiko yang dapat terjadi karena perubahan relative nilai mata
uang suatu negara sehingga dapat menurunkan nilai investasi yang ditanam dalam nilai mata
uang asing. Foreign Exchage Exposure, yang merupakan sensivitas keuangan perusahaan yang
menyangkut arus kas dan keuntungan seta kerugian karena perubahan kurs. Hal ini dapat
mempersulit dalam melakukan pengukuran kinerja anak perusahaan dan para managernya.
(Paulus dan Vi Thelia )

5. Faktor Penentu Kurs Valas

Dalam sistem ini tukar mengambang, kurs dapat berubah ubah setiap saat tergantung pada
kuantintas penawaran dan permintaan asing relativ terhadap mata uang dosmetik. Setiap
kuantintas perubahan pada penawaran dan permintaan dari suatu mata uang akan mempengaruhi
nilai tukar mata uang yang bersangkutan. Dilihat dari sisi permintaan, terdapat tiga faktor yang
mempengaruhi permintaan valuta asing. Faktor tersebut adalah :

a) Faktor pembayaran import, semakin tinggi


b) barang dan jasa maka semakin besar
c) permintaan terhadap valuta asing sehingga nilai tukar mata uang domestic akan
cenderung melemah.

Aliran modal keluar, semakin besar aliran modal keluar semakin besar permintaan valuta
asing dan selanjutnya akan memperlemah nilia tukar mata uang domestic. Kegiatan spekulasi,
semakin banyak kegiatann spekulasi valuta asing yang dilakukan oleh spekulan maka semakin
besar permintaan valuta asing sehingga memperlemah nilai tukar mata uang domestic terhadap
mata uang asing.

Penawaran valut aasing di pengaruhi oleh beberapa hal, yaitu :

1. Permintaan hasil ekspor


2. Aliran modal masuk

4
6. Faktor Yang Mempengaruhi Kurs Valas :

A. Permintaan Valuta Asing


1. Pembayaran import barang dan jasa
2. Aliran modal keluar Pembayaran hutang LN pemerintah dan swasta Penarikan kembali
modal asing
3. Kegiatan spekulasi Domestik Internasional
4. Interval Valas
B. Penawaran valuta asing
1. Penerimaan ekspor barang dan jasa
2. Aliran moda masuk penerimaan hutang luar negeri pemerintah dan swasta penanaman
modal asing jangka panjang jangka pendek
3. Intervensi valas ABC

Menurut Sartono, Agus ( 2003:19), faktor yang menentukan nilai tukar / kurs valas adalah :

a) Ekspor dan impor Semakin banyak indonesia melakukan ekspor ke amerika maka
penawaran US$ di Indonesia semakin meningkat.
b) Tingkat inflansi Hubungan dengan kurs dan tingkat inflansi yang terjadi secara lansung
dan tidak langsung. Adanya perubahan kurs akan berpengaruh terhadap impor dan
selanjutnya akan berpengaruh pada tingkat inflansi.
c) Tingkat bunga Jika tingkat inflasni di indonesia sebesar 80 % maka tingkat bunga
deposito rupiah secara teoritis harus di atas 80%. Market Expectation atas kondisi masa
datang Jika masyarakat memperkirakan bahwa di masa yang akan datang akan
mengalami tingkat inflansi meningkat maka umumnya mereka akan segera
membelanjakan uangnya untk membeli barang barang yang durable yang di perkirakan
mengalami peningkatan harga atau akan di tukarkan dengan mata uang lain yang nilainya
stabil.
d) Intervensi bank sentral di pasar valuta Jika depresiasi rupiah terlalu besar maka BC dapat
melakukan intervensi dengan cara menjual US$, dan sebaiknya jika diperkirakan rupiah
akan mengalami apresiasi terlalu tinggi maka BC melakukan intervensi dengan membeli
US$ atau menurunkan tingkat bunga.
5
2.3 .NERACA PEMBAYARAN

Neraca pembayaran (balance of payment) adalah tingkat transaksi antara penduduk dalam
negeri dengan penduduk luar negeri selama periode waktu tertentu. Neraca pembayaran dapat
dipecah menjadi beberapa komponen yaitu :

A. Neraca perdagangan (trade balance) yang mencatat arus barang atau ekspor dan impor serta
pembayaran transfer. Jika ekspor lebih tinggi dari impor yang terjadi adalah defisit neraca
perdagangan sedang jika impor lebih tinggi dari impor yang terjadi adalah surplus. Neraca
transaksi berjalan ( current account balance) yang mencatat transaksi barang dan jasa ynag
mencakup neraca perdagangan ditambah dengan ekspor impor jasa termasuk pembayaran
royalty, deviden, bunga pengeluaran militer dan turis dan pembayaran hibah.
B. Neraca modal berjalan (capital account balance) yang mencatat aliran modal dari beberapa
investasi langsung maupun dalam bentuk pinjaman dan pembelian kepemilikan perusahaan.
Neraca cadangan yang mencerminkan perubahan emas serta valuta asing yang dimiliki.
Hubungan Neraca Pembayaran dan Bisnis Internasional Adalah surplus atau defisit neraca
pembayaran dapat berpengaruh terhadap kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah
menyangkut pelaksanaan ekspor dan impor. Terutama pada negara negara yang mengalami
defisit neraca pembayaran pemerintah cenderung memberi insentif ekspor. Bentuk insentif
tersebut misalnya berupa pinjaman dengan tingkat bunga rendah

2.4 INFLASI

Terjadinya inflasi akibat perubahan kurs. Kurs terhadap inflasi dapat melalui dua cara,
yakni cara langsung dan tidak langsung. Secara tidak langsung jika terjadi penurunan nilai mata
uang lokal terhadap mata uang asing (depresiasi) maka harga barang barang impor meningkat.
Jika harga barang barang meningkat maka akan memicu terjadinya inflasi. Secara tidak langsung
kurs tidak ditransmisikan melalui permintaan domestik dan permintaan eksternal bersih atau
ekspor dan impor. Kenaikan barang impor relative terhadap harga barang didalam negeri.
Kenaikan permintaan tersebut dapat mendorong terjadinya penurunan jumlah barang yang
diimpor, sementara penurunan harga barang ekspor dapat meningkatkan ekspor. Secara
keseluruhan kedua faktor ini akan meningkatkan permintaan eksternal bersih dan selanjutnya

6
meningkatkan total permintaan eksternal bersih dan selanjutnya meningkatkan total permintaan
agregat dan akhirnya meningkatkan inflasi. Pengaruh Inflasi Pada Bisnis Internasional Inflasi
berpengaruh pada bisnis internasional, besarnya pengaruh tersebut sesuai dengan tingginya
inflasi di masing masing negara. Oleh karena itu, manajemen perubahan internasional dituntut
untuk mampu untuk menganalisa tingkat inflasi tinggi menjadi lebih mahal dan berdampak
perusahaan kurang mampu bersaing sehingga tidak dapat menjual produk ekspornya, kondisi
tersebut mendorong terjadinya defisit neraca pembayaran. Kondisi demikian, harus dapat
perhatian dari manajer MNC karena tingkat inflasi yang tinggi akan mendorong peningkatan
suku bunga yang dapat menjadi penghambat dalam peningkatan investasi.

7
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Sistem moneter yaitu seperangkat kebijakan, institusi, praktek, peraturan dan mekanisme
yang menentukan tingkat dimana suatu mata uang asing ditukarkan dengan mata uang
lainnya. Sistem pertama berlaku pada standar moneter emas, sedang sistem kedua dan ketiga
berlaku pada standar moneter kertas. Mekanisme penentuan kurs bisa dikategorikan menjadi
beberapa kelompok : Mengambang Bebas (Free Float), Sistem Kurs Tetap (Fixed Rated),
Mengambang Terkendali (Mananged Float). Dikaitkan dengan kelompok mata uang lain.
Dekaitkan dengan mata uang lain. Perjanjian zona target tertentu. Dengan adanya
perdagangan luar negeri dimungkinkan adanya pertukaran mata uang suatu negara dengan
mata uang negara lainnya. Maka dalam pembayaran internasional suatu mata uang
dipertukarkan dengan mata uang lainnya dipasar valuta asing (Valas).

8
DAFTAR PUSTAKA

Rusdin 2002 Internasional: Teori Masalah dan Kebijakan Internasional Business By Rusdin 5
Hill, Chales W. L., Global Business Today. New Jersey: PrenticeHall International.

Anda mungkin juga menyukai