Oleh:
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat
serta karunia-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan secara utuh dan tepat
waktu. Kami ucapkan terima kasih terhadap pihak-pihak yang telah menyumbangkan
bantuan sehingga proses penyusunan makalah ini dapat berjalan dengan lancar.
Harapan kami semoga makalah yang kami susun dapat memberikan banyak manfaat
dan menambah pengetahuan untuk para pembaca.
Terlepas dari hal itu, kami menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan
makalah ini masih terdapat banyak kesalahan. Oleh karena itu kami memohon maaf
atas kesalahan dan kekurangan yang pembaca temukan dalam makalah ini. Kami siap
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar ke depannya makalah yang kami
susun menjadi lebih baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
dapat dijadikan sebagai referensi dalam karya tulis selanjutnya.
(Penulis)
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
sistem moneter internasional dikenal juga dengan sistem pembayaran internasional
yang dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan ekonomi internasional antara penduduk
satu negara dengan penduduk negara lain. Sistem moneter internasional fokus pada
sisi moneter dari kegiatan ekonomi internasional, yaitu transaksi keuangan
internasional antara penduduk-penduduk negara-negara yang melakukan transaksi
ekonomi internasional.
Perkembangan Sistem Moneter Internasional atau juga biasa disebut sebagai
Regime Moneter Internasional yang berhubungan dengan aturan-aturan, kebiasaan,
instrumen-instrumen, fasilitas-fasilitas dan organisasi untuk mempengaruhi
pembayaran internasional. Sistem Moneter Internasional yang pernah
dipergunakan dalam kegiatan ekonomi internsional dapat dikelompokkan
berdasarkan kepada (1) bagaimana cara nilai tukar ditentukan, dan (2) bentuk
cadangan asset moneter internasional.
Perdagangan didefinisikan sebagai pertukaran barang dan jasa atau uang yang
saling menguntungkan atau memberikan manfaat dan didasarkan atas kehendak
sukarela dari masing-masing pihak. Sedangkan perdagangan internasional dapat
didefinisikan sebagai transaksi bisnis antara pihak-pihak dari lebih daripada satu
negara. Transaksi bisnis ini contohnya adalah ekspor produk dari suatu negara ke
negara lain, investasi pembangunan pabrik di negara asing, pembelian bahan baku
dari luar negeri, memproduksi salah satu bagian produk di luar negeri dan
merakitnya di dalam negeri.
peminjaman dana dari bank di suatu negara untuk membiayai operasi bisnis di
negara lain. Negara sebetulnya tidak berdagang atau berbisnis dengan negara lain.
Yang melakukan perdagangan atau bisnis adalah penduduk suatu negara dengan
penduduk negara lain. Penduduk bisa seorang warga negara biasa, sebuah
perusahaan, sebuah lembaga pemerintah, atau sebuah organisasi nirlaba.
1
1.2. Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
2
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Aspek Moneter
A. Pengertian ekonomi moneter internasional
Sistem moneter internasional yang baik adalah yang dapat memaksimalkan
aliran perdagangan internasional dan investasi serta membawa pada kondisi
pemerataan keuntungan perdagangan bagi negara-negara di dunia. Sistem
moneter internasional dapat dievaluasi berdasarkan aspek-aspek:
1. Aspek penyesuaian, yang menunjuk kepada proses dimana
ketidakseimbangan neraca pembayaran (balance of payment) dapat
diperbaiki dengan segera.
2. Aspek likuiditas, yang menyangkut berapa jumlah assets cadangan
internasional yang tersedia untuk menanggulangi sementara neraca
pembayaran yang tidak seimbang.
3. Aspek Kepercayaan, yang berhubungan dengan aspek penyesuaian
dan askpek likuiditas. Aspek ini mengacu kepada pengetahuan bahwa
mekanisme penyesuaian bekerja secara memadai dan cadangan
internasional akan terjaga nilai absolut dan relatifnya. Dengan
demikian aspek kepercayaan ini timbul sebagai akibat dari aspek
penyesuaian dan aspek likuiditas.
3
4
B. Sistem moneter internasional berdasarkan bentuk cadangan aset
moneter
Sistem moneter internasional berdasarkan bentuk cadangan aset moneter internasional
terdiri dari beberapa sistem, yaitu
a. Sistem Standar Emas (Gold Standar)
Dalam sistem standar emas, setiap negara mengkaitkan nilai mata uangnya
dengan nilai atau berat emas. Uang koin emas dipergunakan sebagai alat
pertukaran, unit perhitungan, dan untuk investasi. Sistem standar emas ini
berlaku selama periode 1880 sampai tahun 1914.
Nilai tukar antara dollar dan poundsterling ditentukan oleh interaksi antara kurva
permintaan (demand) dan penawaran (supply) poundsterling oleh Amerika diantara
gold export points dan dijaga dari pergeseran keluar dari gold import points dengan
cara menjual atau membeli emas oleh bank sentral Amerika.
Dengan meletusnya Perang Dunia Pertama serta depresi dunia tahun 1930-an,
mengakibatkan negara- negara Eropa mengalami inflasi serta ketidakstabilan politik.
Sistem moneter internasional menjadi kacau, dan menimbulkan ketidakpercayaan
dunia terhadap poundsterling yang masih dikaitkan dengan emas. Poundsterling
makin lama makin lemah posisinya. Kelemahan ini ditambah lagi dengan keharusan
Inggris untuk memberi bantuan kepada Jerman. Pada tahun 1931, Inggris
meninggalkan sistem standar emas, poundsterling dan dollar nilainya jatuh.
Dengan berakhirnya penggunaan sistem standar emas, sistem moneter
internasional berubah menjadi sistem standar emas campuran (gold-exchange
standard), dimana pembayaran untuk perdagangan internasional masih menggunakan
mata uang dari emas, sedangkan pembanyaran perdagangan domestik sudah mulai
menggunakan mata uang masing-masing negara, yang terdiri dari uang kertas dan
uang logam bukan dari emas.
Dengan gugurnya sistem standar emas maka diselenggarakan pertemuan moneter
internasional yang dikenal dengan International Monetary and financial
conference pada tanggal 1-22 Juli1944 di Bretton Woods, New Hampshire Amerika
Serikat. Konefersni moneter internasional ini menghasilkan Articles of Agreement
tentang pendirian Internasioanl Mometary Fund (IMF) dan World Bank, yang
bertujuan untuk mengatur dan meletakkan dasar pengaturan sistem moneter
internasional.
4
5
b. Sistem Nilai Tukar Tetap (Fixed Exchange Rate System)
Pada tanggal 27 Desember 1945 Article of Agreement ditandatangani
oleh 29 negara, yang kemudian menjadi dasar bagi penetapan sistem moneter
internasional yang baru pengganti sistem standar emas. Sistem moneter
internasional ini dikenal dengan sistem nilai kukar tetap (fixed exchange rate
system) atau dikenal juga dengan "Bretton Woods System" yang berlaku
efektif sejak 1 Maret 1947. Beberapa ketentuan dasar sistem nilai tukar tetap
ini adalah:
1. Sistem ini masih didasarkan kepada standar emas, namun yang
dikaitkan dengan emas hanya mata uang yang disepakati sebagai
standar hitung (numeraire), yaitu mata uang dollar Amerika. Mata
uang negara anggota IMF lainnya dikaitkan (pegged) dengan USD,
sehingga secara tidak langsung mata uang negara anggota dikaitkan
juga dengan emas.
2. Standar emas untuk mata uang USD adalah $35. konvertibel dengan
dengan 28,3496 gram emas. Atau dengan kata lain $1 setara dengan
28,3496/35= 0,81 gram emas.
3. Sistem nilai tukar antara negara anggota IMF harus tetap atau stabil.
4. Kurs atau nilai tukar hanya boleh berfluktuasi atau bervariasi antara 1-
2,5% di atas atau di bawah kurs resmi yang telah disepakati.
5. Setiap negara anggota IMF pada prinsipnya dilarang menggunakan
kebijakan devaluasi terhadap nilai mata uangnya untuk memperbaiki
posisi neraca pembayarannya (balance of payment).
6. Negara anggota yang mengalami kesulitan neraca pembanyaran dapat
meminta bantuan IMF dalam bentuk Special Drawing Right (SDR),
yaitu uang kertas emas yang dikeluarkan oleh IMF sebagai reserve
currency dan likuiditas internasional di samping USD.
Bagaimana mekanisme sistem nilai tukar tetap ini bekerja, sehingga nilai tukar mata
uang suatu negara berada pada tingkat nilai tukar tertentu secara stabil dapat
dijelaskan pada tiga kondisi yang mungkin terjadi dikaitkan dengan kondisi nilai
tukar yang terjadi di pasar valuta asing yang ditentukan oleh bekerjanya mekanisme
pasar.
5
6
a. Jika Nilai Tukar Tetap Sama dengan Nilai Tukar Keseimbangan Pasar
Jika para anggota IMF yang menyetujui sistem ini sepakat untuk
menetapkan nilai tukar mata uang suatu negara terhadap dollar sama
dengan nilai tukar keseimbangan di pasarvalas, maka Bank Sentral
tidak perlu melakukan tindakan intervensi untuk mempengaruhi nilai
tukar di pasar valas.
b. Jika Nilai Tukar Tetap Lebih Tinggi dari Nilai Tukar Keseimbangan
Pasar
Permintaan dan ketersediaan valuta asing selalu berubah mengikuti
perubahan-perubahan yang terjadi pada kegiatan-kegiatan ekonomi
internasional. Perubahan permintaan dan ketersediaan valas
menyebabkan perubahan keseimbangan harga valas di pasar valas,
sementara di lain pihak pada sistem nilai tukar tetap, pemerintah
mematok nilai tukar pada tingkat tertentu. Oleh karena itu dapat
terjadi dimana nilai tukar tetap lebih tinggi dari nilai tukar
keseimbangan pasarnya.
c. Jika Nilai Tukar Tetap Lebih Rendah dari Nilai Tukar Keseimbangan
Pasar
Sistem nilai tukar tetap atau Bretton Woods System ini
akhirnya mengalami kegagalan juga. Kegagalan sistem nilai tukar ini
ditandai dengan permasalahan- permasalahan penyesuaian, likuiditas
dan kepercayaan terhadap dollar, yang terjadi karena defisit neraca
pembayaran Amerika Serikat sejak tahun 1960. Defisit neraca
pembayaran Amerika Serikat ini terjadi karena beberapa sebab,
diantaranya:
Besarnya arus modal keluar (capital outflow) dari Amerika
Serikat ke Eropa.
Kebijakan politik luar negeri Amerika Serikat sebagai polisi
dunia sehingga memerlukan dana yang banyak untuk
membiayai tentaranya di luar negeri.
Pertumbuhan ekonomi Eropa dan Jepang yang pesat, ditandai
dengan semakin banyaknya produk- produk negara ini,
sehingga semakin banyak dollar yang beredar di luar negeri.
Enam negara Eropa yang tergabung dalam European Common
6
7
Market memutuskan untuk membiarkan mata uangnya
mengambang terhadap dollar.
Setelah sistem nilai tukar ditinggalkan oleh beberapa negara anggota IMF,
muncullah sistem nilai tukar baru, yaitu sistem nilai tukar mengambang (floating
exchange rate system).
c. Sistem Nilai Tukar Mengambang (Floating Exchange Rate System)
Sistem nilai tukar mengambang adalah sistem nilai tukar yang
ditentukan melalui bekerjanya mekanisme permintaan dan penawaran valas pada
pasar valuta asing. Sistem nilai tukar mengambang mulai berlaku 19 Maret 1973,
ditandai dengan enam negara Eropa memberlakukan mata uang mereka dengan
kurs mengambang terhadap dollar Amerika. Sistem nilai tukar mengambang ini
dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
I. Sistem kurs mengambang bebas (freely floating exchange rate system),
yaitu sistem penentuan nilai tukar atau kurs valuta asing di pasar valas
yang terjadi tanpa campur tangan pemerintah.
II. Sistem kurs mengambang terkendali (managed floating exchange rate
system), yaitu penentuan kurs di bursa valas terjadi dengan campur
tangan pemerintah yang mempengaruhi permintaan dan penawaran valas
melalui berbagai kebijakan fiskal, moneter, dan perdagangan luar negeri.
Pada sistem nilai tukar mengambang bebas, naik turunya nilai tukar semat-mata
hanya ditentukan oleh perubahan-perubahan yang terjadi pada permintaan dan
penawana valasnya.
7
8
ECU adalah sekeranjang mata uang dari negara- negara anggota masyarakat
Eropa yang tergabung dalam Eurozone atau Zona Euro. Zona Euro adalah
kelompok moneter yang terdiri 19 negara dari 28 negara yang tergabung
dalam Masyarakat Eropa yang telah mengadopsi euro (€) sebagai mata uang
bersama. Sementara sembilan negara Eropa lainnya tetap menggunakan mata
uang negaranya sendiri.
8
9
satu negarapun di dunia yang mampu memenuhi semua kebutuhannya tanpa
melakukan perdagangan atau bisnis dengan negara lain
Hubungan ekonomi internasional dengan perdagangan internasional adalah
sangat erat, bahkan tidak dapat dipisahkan, dimana ekonomi internasional
menyediakan landasan teori ekonomi di dalam mempelajari dan menganalisis
hubungan ekonomi antar negara, dan perdagangan internasional merupakan
aplikasi pelaksanaan perdagangan internasional. Dalam ekonomi internasional
antara lain dipelajari teori murni perdagangan (the pure theory of trade) yang
membahas dasar terjadinya perdagangan internasional, teori kebijakan perdagangan
(the theory of commercial policiy) yang membahas dan alasan timbulnya
perdagangan bebas, proteksionisme dan hambatan-hambatan dalam perdagangan
internasional, neraca pembayaran (the balance of payment) yang mencatat transaksi
antara satu negara dengan negara lain, serta sistem moneter internasional dan
keuangan internasional. Sedangkan apa yang dibahas dalam perdagangan
internasional sangat erat kaitannya dengan apa yang dibahas dalam ekonomi
internasional.
9
10
lainnya. Walaupun kegiatannya sudah berkembang ke luar negeri, akan tetapi
pada tahap ini perusahaan masih etnosentris atau berorientasi dalam negeri
sebagai orientasi dasarnya, dan fokusnya masih tetap pada pasar dalam negeri.
Strategi pemasaran dari perusahaan tahap kedua adalah perluasan, artinya
praktik bisnis yang dikembangkan untuk pasar dalam negeri diperluas untuk
pasar di luar negeri, termasuk di dalamnya produk, iklan, promosi dan
penetapan harga. Dengan sumber daya dan pengalaman yang terbatas,
perusahaan harus memfokuskan pada apa yang paling baik untuk mereka.
10
11
untuk memasok saluran distribusi domestik. Tahap Kelima: Perusahaan
Transnasional
Pada tahap kelima, perusahaan global semakin lama semakin mendominasi
pasar dan industri di seluruh dunia dan kemudian menjadi perusahaan
transnasional yang merupakan perusahaan dunia yang terpadu yang
menghubungkan sumber daya global dengan pasar global dan membuat laba.
Perusahaan pada tahap kelima mempunyai orientasi geosentris., mengakui adanya
perbedaan dan persamaan serta mengadopsi pandangan dunia. Perusahaan
mengadopsi strategi global yang memungkinkannya untuk meminimalkan
penyesuaian di berbagai negara pada yang benar-benar menambah nilai bagi
pelanggan di negara tersebut.
11
12
Sosioekonomi (karakteristik, distribusi, jumlah penduduk dan lain-lain.)
Keuangan (tingkat bunga, tingkat inflasi, pajak dan lain-lain)
Hukum (hukum nasional dan internasional)
Fisik (iklim, sumber daya alam dan lain-lain)
Politik (bentuk pemerintahan, organisasi internasional dan lain- lain)
Sosiokultural (budaya, kepercayaan dan lain-lain)
Buruh (komposisi, keahlian, sikap dan lain-lain)
Teknologi Sedangkan faktor-faktor yang dapat dikontrol oleh perusahaan
adalah:
I. Faktor produksi (modal, bahan baku dan SDM)
II. Aktivitas organisasi (personalia, keuangan, produksi dan pemasaran.
12
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
13
14
DAFTAR PUSTAKA
14