Anda di halaman 1dari 16

Nama : Sherli Wahyuni Dwi Afriani

NIM : 01032622226008

Program Studi : Manajemen Keuangan Global

Review Jurnal I

Judul

ANALISIS PENGARUH NERACA PERDAGANGAN, SUKU BUNGA DAN ARUS


MODAL MASUK TERHADAP NILAI TUKAR RUPIAH DI INDONESIA

Penulis : (Laili, Wahyuningsih, 2022) Terindex Sinta 4

Fenomena Gap

Kegiatan perekonomian suatu negara dalam melakukan transaksi dengan negara lain sangat
erat kaitannya dengan nilai tukar mata uang suatu negara terhadap negara lain. Kegiatan
perdagangan internasional yang melibatkan dua negara dan memiliki mata uang yang berbeda,
maka harus memperhatikan nilai tukar dari masing masing negara tersebut. Nilai tukar merupakan
salah satu nilai terpenting dalam perekonomian terbuka karena bergantung pada keseimbangan
antara penawaran dan permintaan di pasar. Semakin kuat nilai tukar rupiah terhadap USD, maka
semakin baik pula perekonomian Indonesia. Begitupula sebaliknya ketika nilai tukar rupiah
melemah (depresiasi) maka perekonomian Indonesia akan semakin buruk.

Perdagangan internasional sangat berpengaruh terhadap perubahan nilai tukar, keadaan


perdagangan internasional Indonesia dapat dilihat dari nilai neraca perdagangan Indonesia yang
merupakan selisih nilai ekspor dan impor dalam periode tertentu. Indikator makroekonomi lain
yang mempengaruhi nilai tukar rupiah adalah suku bunga. Tingkat suku bunga sangat
mempengaruhi nilai tukar suatu mata uang terhadap mata uang lainnya karena suku bunga dapat
menentukan nilai tambah dari mata uang suatu negara. Dengan suku bunga yang lebih tinggi akan
mampu meningkatkan permintaan mata uang dan ketika suku bunga rendah maka nilai tukar
cenderung menurun. variabel-variabel yang mempengaruhi nilai tukar Rupiah arah pengaruhnya
tidak konsisten atau ambigu.

Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh neraca perdagangan, suku bunga,
investasi asing langsung dan investasi asing tidak langsung terhadap nilai tukar Rupiah di
Indonesia tahun 1987-2019 dalam jangka panjang dan jangka pendek.

Teori

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Teori Nilai Tukar


Krugman and Maurice (2005) mendefinisikan nilai tukar sebagai harga suatu mata uang
terhadap mata uang lainnya. Menurut Mankiw (2007) nilai tukar mata uang antara dua
negara adalah harga mata uang yang digunakan oleh penduduk negaranegara ini untuk
dipertukarkan satu sama lain. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa nilai tukar mata
uang adalah harga mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain yang digunakan
untuk perdagangan antara kedua negara dan nilainya ditentukan oleh hubungan permintaan
dan penawaran kedua mata uang tersebut. Jika nilai tukar mata uang suatu negara relatif
terhadap mata uang negara lain naik, dikatakan terapresiasi. Sebaliknya, mata uang suatu
negara dikatakan mengalami depresiasi jika nilai tukarnya relatif terhadap mata uang
negara lain mengalami penurunan.
2. Teori Neraca Perdagangan
Menurut Waluya (1995) neraca perdagangan (trade balance) merupakan hasil perhitungan
bersih (X-M) dari transaksi ekspor dan impor barang perdagangan (visible trade). Neraca
perdagangan memberikan informasi tentang meninjau kinerja ekonomi suatu negara dan
pola perdagangan yang tercermin dalam perdagangan barang. Ekspor barang adalah
transaksi kredit karena transaksi tersebut menciptakan hak untuk menerima pembayaran
(menyebabkan dana atau dana mengalir ke dalam negeri). Impor barang merupakan
transaksi debet karena wajib membayar negara lain (menyebabkan dana masuk ke luar
negeri). Jika nilai impor lebih tinggi dari nilai ekspor maka akan terjadi defisit neraca
perdagangan, sebaliknya jika nilai ekspor lebih tinggi dari nilai impor maka akan terjadi
surplus neraca perdagangan. Sedangkan, dikatakan neraca perdagangan seimbang jika nilai
ekspor suatu negara sama dengan nilai impor yang dilakukan negara tersebut.
3. Teori Suku Bunga
Suku bunga adalah harga dari penggunaan dana investasi (dana pinjaman). Suku bunga
merupakan salah satu indikator yang menentukan apakah seseorang akan berinvestasi atau
menabung. Jika dalam suatu perekonomian pendapatan suatu anggota masyarakat melebihi
pendapatan yang dibutuhkan untuk kebutuhan konsumsi maka kelebihan pendapatan
tersebut akan dialokasikan atau digunakan untuk tabungan. Teori paritas suku bunga
menyatakan bahwa nilai tukar suatu mata uang ditentukan dari perbedaan tingkat suku
bunga antar dua negara.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan tujuan mencari hubungan antar
variabel bebas dan variabel terikat. Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data
sekunder. Penelitian ini menggunakan model Error Correction Model (ECM) yang dipopulerkan
oleh (Engle dan Granger 1987) yang dikenal dengan Granger Representation Theorem, untuk
mengetahui pengaruh neraca perdagangan, suku bunga, investasi asing langsung dan investasi
asing tidak langsung terhadap nilai tukar Rupiah dalam jangka panjang dan jangka pendek dengan
alat bantu eviews 9.

Hasil

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka diperoleh kesimpulan yaitu variabel
neraca perdagangan dalam jangka panjang dan jangka pendek mempunyai pengaruh yang positif
secara signifikan terhadap nilai tukar rupiah, variabel suku bunga dalam jangka panjang dan jangka
pendek mempunyai pengaruh yang positif secara signifikan terhadap nilai tukar rupiah, variabel
investasi asing langsung (FDI) dalam jangka panjang mempunyai pengaruh yang positif dan
signifikan sedangkan dalam jangka pendek investasi asing langsung (FDI) tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap nilai tukar rupiah dan variabel investasi asing tidak langsung
(PFI) dalam jangka panjang dan jangka pendek tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap nilai tukar rupiah.

Saran

Berdasarkan hasil analisis penelitian dan kesimpulan, penulis memberikan saran kepada
penelitian selanjutnya untuk dapat menambahkan variabel lain yang berkaitan dengan nilai tukar
rupiah atau memakai metode analisis yang berbeda, sehingga dapat menghasilkan penelitian
seperti yang diharapkan dan sesuai dengan teori yang ada.
Review Jurnal II

Judul

PENGARUH KREDIT BANK KEPADA SEKTOR SWASTA, KREDIT BANK


KEPADA SEKTOR PEMERINTAH, SERTA KURS TERHADAP NERACA TRANSAKSI
BERJALAN DI NEGARA-NEGARA ASEAN

Peneliti : Rauzatul Jannah, Taufiq Carnegie, 2022, Terindeks Sinta 4

Fenomena Gap

Perdagangan internasional dapat diartikan sebagai transaksi dagang antara subjek ekonomi
negara yang satu dengan subjek ekonomi negara yang lain (Maulana, Dawood, & Zulham, 2021).
Transaksi-transaksi tersebut kemudian akan dicatat dalam neraca pembayaran internasional
(Balance of Payments). Salah satu komponen utama yang terdiri dalam neraca pembayaran adalah
neraca transaksi berjalan. Neraca transaksi berjalan merupakan catatan yang secara sistematis
meringkas transaksi-transaksi yang dilakukan antara penduduk suatu negara dengan penduduk
negara lainnya dalam jangka waktu tertentu, pada umumnya satu tahun.

Neraca transaksi berjalan dapat menjadi salah satu alat ukur untuk melihat gambaran
keadaan perekonomian suatu negara. Nilainya merupakan aspek penting yang patut untuk
dipertimbangkan dalam setiap perumusan kebijakan oleh pemerintah serta untuk menentukan arah
kebijakan ekonomi negara, terutama dalam hal kebijakan skala makro. Fluktuasi pada neraca
transaksi berjalan disebabkan beberapa factor selain ekspor dan impor, yaitu nilai tukar. Salah satu
negara ASEAN yang sering mengalami kondisi neraca transaksi berjalan yang berfluktuasi adalah
Indonesia.

Defisit transaksi berjalan merupakan permasalahan yang disebabkan oleh berbagai faktor
yang kompleks. Tentunya ini bukanlah hal yang baik jika suatu negara kerap kali berhadapan
dengan kondisi neraca transaksi berjalan yang berfluktuasi bahkan defisit. Hal ini tidak dapat
dibiarkan terus terjadi karena akan berdampak buruk terhadap aspek ekonomi yang lain. Adapun
dampak defisit transaksi berjalan terhadap perkembangan makroekonomi antar negara itu
berbedabeda. Salah satu dampak dari defisit transaksi berjalan terhadap perkembangan
makroekonomi dapat berupa terganggunya kinerja makroekonomi dalam pelemahan tajam nilai
tukar (depresiasi kurs) dan inflasi yang meningkat. Mekanisme perubahan defisit neraca transaksi
berjalan dapat memberikan pengaruh terhadap perubahan kurs

Tujuan

Menganalisis factor yang mempengaruhi Neraca Transaksi Berjalan seperti Kredit Bank
Untuk Sektor Pemerintah, Kredit Bank Untuk Sektor Swasta, serta Kurs sebagai variabel
independen.

Teori

Teori yang digunakan adalah Teori Neraca Perdagangan

Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif yang digunakan untuk mendeskripsikan
pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat. Data yang digunakan dalam penelitian ini ialah
data sekunder, berupa data dari tahun 1990 sampai dengan tahun 2019 yang bersumber dari World
Bank, FRED, dan CEIC. Data penelitian ini merupakan data panel dengan alat analisis
menggunakan teknis analisis regresi linear berganda berdasarkan estimasi model Generalized
Least Square (GLS). Terdapat beberapa teknik yang digunakan untuk mengestimasi parameter
model dengan data panel, antara lain Pooled Least Square atau Common Effect Model, Model
Efek Tetap (Fixed Effect Model), dan Model Efek Random (Random Effect Model).
Hasil

Dengan menggunakan model data panel Random Effcet serta metode estimasi GLS,
diperoleh hasil estimasi bahwa variabel Kurs berpengaruh positif dan signifikan terhadap Neraca
Transaksi Berjalan di Negara-negara ASEAN. Selanjutnya secara parsial Kredit Bank untuk
Sektor Pemerintah, berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Neraca Transaksi Berjalan di
Negaranegara ASEAN. Sama halnya, Kredit Bank Sektor Swasta, memiliki pengaruh negatif
terhadap Neraca Transaksi Berjalan.

Saran

Berdasarkan hasil estimasi model di atas, penulis memberikan saran kepada penelitian
berikutmya dapat diperluas pengujian mengenai pengaruh dalam jangka panjang dan pendek dan
menambah variabel lain agar hasil yang diperoleh dalam penelitian selanjutnya lebih baik dan
kompleks.
Review Jurnal III

Judul

PENGARUH PENDAPATAN NASIONAL DAN NILAI TUKAR (KURS) TERHADAP


NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

Peneliti : Dwi Rohmah Romadhoni , Hendri Cahyono, 2016, Terindex Garuda

Fenomena Gap

Pendapatan nasional dapat menjadi tolok ukur dalam pertumbuhan ekonomi suatu Negara,
termasuk Negara Indonesia. Peningkatan pendapatan nasional yang berupa peningkatan produksi
nasional akan meningkatkan ekspor yang kemudian akan mendatangkan devisa yang mampu
memperbaiki neraca pembayaran. Disisi lain kenaikan pendapatan nasional juga akan mendorong
permintaan uang naik. Apabila kenaikan permintaan uang ini tidak dapat diatasi oleh jumlah uang
yang ada maka akan mendorong penawaran jumlah uang yang kemudian akan mendorong adanya
impor modal dari luar negeri ke dalam negeri. Impor modal inilah yang kemudian akan
meningkatkan jumlah saldo cadangan devisa yang bisa memperbaiki neraca pembayaran.

Pergerakan nilai tukar berpengaruh positif terhadap neraca pembayaran yang berarti
apabila nilai tukar mengalami kenaikan, maka neraca pembayaran seharusnya juga mengalami
kenaikan, begitu pula sebaliknya dimana penurunan nilai tukar akan menggeser neraca
pembayaran pada surplus. Nilai tukar (kurs) dapat memperbaiki neraca pembayaran melalui neraca
berjalan (Sugema,2005). Dimana devaluasi nilai tukar di Indonesia akan menaikkan harga barang
luar negeri, lalu menurunkan impor, sehingga penggunaan devisa berkurang. Yang terjadi didalam
negeri adalah harga barang dalam negeri akan turun dan meningkatkan ekspor yang akan
menambah devisa sekaligus menambah neraca pembayaran.

Peningkatan pendapatan nasional dan nilai tukar (kurs) seharusnya dapat mendorong
peningkatan neraca pembayaran Indonesia, namun yang terjadi pada beberapa tahun contohnya
2011-2013 justru sebaliknya, dimana peningkatan pendapatan nasional dan nilai tukar tidak
diimbangi dengan meningkatnya neraca pembayaran yang justru mengalami penurunan berturut-
turut pada tahun tersebut
Tujuan

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk ,mengetahui bagaimana pengaruh pendapatan
nasional terhadap neraca pembayaran Indonesia, bagaimana pengaruh nilai tukar (kurs) terhadap
neraca pembayaran Indonesia, dan bagaimana pengaruh pendapatan nasional dan nilai tukar
terhadap neraca pembayaran Indonesia

Teori

Ada beberapa teori nilai tukar, antara lain:

a. Teori purchasing power parity (PPP) Merupakan teori tradisonal, teori ini menyatakan bahwa
harga barang disuatu Negara harus sama dengan harga barang serupa di Negara lain sesuai dengan
tingkat nilai tukar yang berlaku antar Negara. teori ini disebut The Law of One Price.

b. Teori Elastisitas Mengatakan bahwa nilai tukar adalah harga dari valuta asing untuk
mempertahankan neraca pembayaran internasional suatu Negara agar tetap berada pada tingkat
equilibrium.

Metode Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
Dimana pendekatan kuantitatif merupakan metodologi riset yang digunakan untuk
menguantifikasi data dan biasanya menerapkan analisis statistik. Sumber data dari penelitian ini
adalah sumber sekunder, dimana sumber data diperoleh dari pihak diluar sasaran penelitian data
diperoleh dari SEKI (Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia) yang dipublikasikan oleh Bank
Indonesia (BI), Badan Pusat Statisti (BPS), jurnal, artikel yang relevan. Teknik pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi dari sumber data. Dan pengujian
menggunakan SPSS.

Hasil

1. Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa Pendapatan nasional


berpengaruh tidak signifikan terhadap neraca pembayaran Indonesia. Besarnya pendapatan
nasional berpengaruh terhadap tingginya konsumsi masyarakat terhadap luar negeri
menimbulkan penurunan terhadap neraca pembayaran Indonesia.
2. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa Nilai tukar (kurs)
berpengaruh signifikan negatif terhadap neraca pembayaran Indonesia. Apresisasi nilai
tukar mengakibatkan harga barang yang berasal dari dalam negeri terkesan naik sehingga
menurunkan eksport dari dalam negeri keluar negeri .
3. Pendapatan nasional dan nilai tukar (kurs) berpengaruh secara simultan terhadap neraca
pembayaran. Pendapatan nasional dan nilai tukar memperbaiki neraca pembayaran
Indonesia melalui ekspor barang dan import modal yang dapat meningkatkan cadangan
devisa Negara sehingga neraca pembayaran juga akan membaik.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis, maka penulis memberikan saran bagi
penelitian selanjutnya adalah untuk menambah periode tahun penelitian dan menambahkan
variabel penelitian lainnya, yang diduga berpengaruh terhadap neraca pembayaran.
Review Jurnal IV

Judul

PENGARUH INFLASI DAN PERGERAKAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP


NERACA PERDAGANGAN INDONESIA

Peneliti : Fakhruddin, Surya Rahmawati, 2021, Terindex Sinta 4

Fenomena Gap

Neraca perdagangan merupakan salah satu bagian penting dalam neraca pembayaran.
Neraca perdagangan menjelaskan transaksi perdagangan internasional sebuah negara. Dalam
jangka panjang kondisi neraca perdagangan menunjukkan peran negara bersangkutan dalam
perdagangan internasional. Jika nilai neraca perdagangan sebuah negara surplus maka negara
tersebut digolongkan sebagai negara pengekspor. Jika neraca perdagangan deficit, maka negara
tersebut digolongkan sebagai negara pengimpor. Bagi negara berkembang, deficit neraca
perdagangan berdampak kurang baik karena biaya yang dikeluarkan untuk impor lebih besar dari
pendapatan ekspor dan akan mengurangi kemampuan negara dalam meningkatkan kesejahteraan
penduduk.

Dalam beberapa tahun terakhir, neraca perdagangan Indonesia cenderung defisit, deficit
ini disebabkan oleh tingginya impor yang dilakukan Indonesia. Dalam periode 2015 – 2019 hanya
pada tahun 2016 neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus, sedangkan pada waktu
berikutnya Kembali deficit. Namun demikian nilai ekspor Indonesia terus meningkat dan gap
antara nilai ekspor dan impor semakin kecil. Pembentukan harga dalam negeri dipengaruhi oleh
inflasi. Oleh sebab itu, inflasi disebuah negara dapat memengaruhi kegiatan ekspor dan impor
negara tersebut. Jika inflasi dalam negeri meningkat lebih besar dari inflasi luar negeri maka
barang-barang yang diproduksi negara tersebut menjadi relatif lebih mahal sehingga kemampuan
bersaing akan berkurang permintaan terhadap barang tersebut menjadi lebih rendah. Dari sisi
impor, kenaikan inflasi dalam negeri membuat harga produk dalam negeri relatif lebih mahal
dibanding barang luar negeri. Hal ini menyebabkan impor meningkat.

Pergerakan nilai tukar berdampak terhadap perdagangan luar negeri. Apresiasi nilai tukar
membuat harga barang luar negeri relatif lebih murah sehingga volume barang impor akan
meningkat. Jika barang yang diimpor merupakan barang modal maka produsen dalam negeri akan
mendapatkan keuntungan dari biaya produksi yang rendah sehingga dapat meningkatn volume
produksi. Nilai tukar rupiah terhadap dolar US dalam periode 2010 – 2019 berfluktuasi dengan
kecenderungan depresiasi. Sehingga perlu ditelaah lebih lanjut mengenai pengaruh beberapa
variabel makroekonomi yaitu variabel inflasi, pergerakan nilai tukar rupiah terhadap perubahan
neraca perdagangan Indonesia selama tahun 2010-2019

Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh inflasi dan pergerakan nilai
tukar terhadap kondisi neraca perdagangan Indonesia menggunakan data deret waktu dari Januari
2010 hingga Desember 2019 yang bersifat kuantitatif atau dalam bentuk data numerik.

Teori

Teori yang digunakan adalah Teori Neraca Perdagangan. Neraca perdagangan memberikan
informasi tentang meninjau kinerja ekonomi suatu negara dan pola perdagangan yang tercermin
dalam perdagangan barang. Ekspor barang adalah transaksi kredit karena transaksi tersebut
menciptakan hak untuk menerima pembayaran (menyebabkan dana atau dana mengalir ke dalam
negeri). Impor barang merupakan transaksi debet karena wajib membayar negara lain
(menyebabkan dana masuk ke luar negeri). Jika nilai impor lebih tinggi dari nilai ekspor maka
akan terjadi defisit neraca perdagangan, sebaliknya jika nilai ekspor lebih tinggi dari nilai impor
maka akan terjadi surplus neraca perdagangan. Sedangkan, dikatakan neraca perdagangan
seimbang jika nilai ekspor suatu negara sama dengan nilai impor yang dilakukan negara tersebut.
Metode Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data sekunder berupa time series (bulanan)
selama periode januari 2010 sampai desember 2019. Teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan studi pustaka (library research), yang bersumber dari laporan yang diterbitkan oleh Badan
Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia. Alat analisis yang digunakan yaitu dengan model
VECM (Vector Error Correction Model), dimana model ini merupakan turunan dari model VAR,
yaitu model non struktural atau model yang tidak teoritis. Sehingga tidak perlu membedakan antara
variabel endogen maupun eksogen, karena semua variabel dimasukan ke dalam model dan untuk
melihat hubungan antar variabel tersebut maka dibutuhkan sejumlah kelambanan. Spesifikasi
VECM merestriksi hubungan perilaku jangka panjang antar variabel agar konvergen ke dalam
hubungan kointegrasi tanpa mengganggu perubahan yang terjadi secara dinamis dalam jangka
pendek

Hasil

Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan jangka panjang dan jangka pendek antara variabel neraca perdagangan, inflasi dan nilai.
Dalam analisa regresi dengan menggunakan VECM, pengaruh jangka panjang menganalisis
bahwa inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap neraca perdagangan, karena disaat
inflasi tinggi akan membuat pada harga barang domestik menjadi lebih mahal, sedangkah barang
luar negeri tetap. Perbedaan harga yang jauh mengakibatkan konsumen lebih memilih
mengkonsumsi produk impor dibandingkan produk domestik sehingga akan meningkatkan impor
dan menurunkan neraca perdagangan jika tidak diimbangi oleh peningkatan ekspor bahkan neraca
perdagangan dapat mengalami defisit. Variabel nilai tukar berpengaruh positif dan signifikan
terhadap neraca perdagangan Indonesia. Disaat rupiah melemah terhadap mata uang asing maka
konsumen dalam negeri akan mengurangi konsumsi produk impor karena harus mengeluarkan
uang lebih banyak dari sebelumnya, sedangkan ekspor akan meningkat karena konsumen luar
negeri menganggap produk domestik lebih murah sehingga uang yang dikeluarkan lebih sedikit
dari sebelumnya dan akan meningkatkan neraca perdagangan Indonesia.

Saran

Pada penelitian ini tidak dicantumkan saran oleh penulis


Review Jurnal V

Judul

ANALISIS PENGARUH CADANGAN DEVISA DAN NERACA PERDAGANGAN


TERHADAP NILAI TUKAR RUPIAH ATAS DOLAR AMERIKA SERIKAT

Peneliti : Maidatun Maftukha, Renea Shinta Aminda, 2021. Proseding Seminar Nasional

Fenomena Gap

Perdagangan internasional akan menimbulkan perbedaan mata uang yang digunakan oleh
negara-negara yang bersangkutan. Akibat adanya perbedaan mata uang yang digunakan baik di
negara yang mengekspor maupun mengimpor menimbulkan suatu perbedaan nilai tukar mata uang
(kurs), oleh karena itu diperlukan pertukaran mata uang antar negara. Perbedaan nilai tukar mata
uang suatu negara pada prinsipnya ditentukan oleh besarnya permintaan dan penawaran mata uang
tersebut yang terjadi di pasar. Nilai tukar atau yang biasa disebut sebagai kurs yang stabil dapat
dijadikan pengukur untuk melihat suatu perekonomian negara. Jika nilai tukar suatu negara
mengalami apresiasi dan semakin tinggi nilainya menunjukkan bahwa perekonomian Negara
tersebut baik dan stabil. Begitu juga sebaliknya, jika nilai tukar suatu negara mengalami penurunan
menunjukkan bahwa perekonomian negara tersebut kurang baik dan tidak stabil. Fluktuasi nilai
tukar suatu Negara mempengaruhi berbagai aspek Nilai tukar mеrupakan salah satu indikator yang
mеnunjukkan bahwa pеrеkonomian suatu nеgara lеbih baik dari nеgara lain.

Salah satu dan sumber pembiayaan dalam perdagangan luar negeri dan dalam
pembangunan nasional yaitu devisa. Cadangan devisa dapat dijadikan sebagai indikator yang
penting untuk melihat sejauh mana suatu negara dalam melakukan perdagangan internasional serta
untuk melihat kuat atau lemahnya perekonomian suatu negara (Sulaiman, 2019). Cadangan devisa
yang merupakan sumber pembiayaan perdagangan luar negeri Cadangan devisa tersebut dicatat
dalam neraca pembayaran Bank Indonesia. Dalam pengelolaan cadangan devisa, Bank Indonesia
dapat melakukan berbagai transaksi devisa dan dapat menerima pinjaman. Jumlah cadangan devisa
dipengaruhi oleh ekspor, impor, serta nilai tukar rupiah (kurs).

Demi menjaga stabilitas nilai tukar pada saat tertentu yang benar-benar dibutuhkan agar
dapat memberikan kepastian bagi dunia usaha yaitu dengan menggunakan cadangan devisa.
Perdagangan internasional sering disebut juga dengan kegiatan ekspor impor suatu komoditi yang
dapat memenuhi kebutuhan pihak negara dan memberikan keuntungan dalam hasil transaksi jual
beli. Nilai tukar terkait erat baik dengan ekspor maupun impor dimana pergerakan nilai tukar
mempengaruhi daya saing (competitiveness) produk ekspor (dalam hal harga relatif). Depresiasi
nilai tukar suatu negara terhadap mata uang negara lainnya menjadikan daya saing produk ekspor
negara tersebut meningkat, sehingga ekspor meningkat. Depresiasi nilai tukar riil mengakibatkan
turunnya daya beli masyarakat akan barang-barang luar negeri, sehingga mengurangi volume
impor.

Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh cadangan devisa dan neraca
perdagangan terhadap nilai tukar rupiah atas dolar AS periode tahun 1990-2020.

Teori

Teori Mundell-Fleming

Kegiatan impor yang lebih tinggi dibandingkan ekspor akan membuat ekspor netto
mengalami defisit dan berkurangnya cadangan devisa yang diakibatkan oleh pengeluaran lebih
besar yang pemasukkan sehingga akan membuat cadangan devisa berkurang dan akan membuat
Negara kesulitan dalam menekan kurs yang depresiasi. Begitu sebaliknya, apabila perekonomian
Indonesia mengalami penurunan maka permintaan terhadap impor juga akan mengalami
penurunan sehingga impor lebih kecil daripada ekspor. dimana ini sesuai dengan teori Mundell
Fleming jelaskan bahwa penurunan dalam kurs (depresiasi) membuat barang-barang domestik
menjadi relatif mahal terhadap barang-barang luar negeri dan meningkatkan ekspor bersih.

Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskripsi kuantitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data sekunder berupa time series selama periode tahun 1990-2020. Dalam penelitian ini
variabel yang digunakan yaitu cadangan devisa dan neraca perdagangan sebagai variabel
independen, sedangkan nilai tukar rupiah sebagai variabel dependen. Data penelitian ini diperoleh
melalui publikasi dan situs resmi Badan Pusat Statistik dan World Bank. Teknik analisis data
menggunakan metode regresi linear berganda. Selain itu, penulis juga melakukan studi literatur
untuk memperoleh teori yang mendukung penelitian.

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dijelaskan sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai
berikut:

a. Cadangan devisa memiliki nilai positif dan berpengaruh signifikan terhadap nilai tukar rupiah
atas dolar AS periode tahun 1990-2020.

b. Neraca perdagangan memiliki nilai positif dan berpengaruh signifikan terhadap nilai tukar
rupiah atas dolar AS periode tahun 1990-2020.

c. Secara simultan variabel cadangan devisa dan neraca perdagangan memiliki penharuh yang
signifikan terhadap nilai tukar rupiah atas dolar AS.

Saran

Penulis memberikan saran kepada peneliti selanjutnya diharapakan untuk menambahkan


variabel lain diluar variabel pada penelitian ini, sehingga didapatkan hasil yang lebih baik lagi

Anda mungkin juga menyukai