Anda di halaman 1dari 13

E-ISSN: 2621-4695

Jurnal EK&BI, Volume 2, Nomor 1 Juni 2019 ISSN: 2620-7443

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PIUTANG TAK


TERTAGIH PADA PT.KAWASAN INDUSTRI MEDAN (PERSERO) DENGAN
MOTIVASI MEMBAYAR SEBAGAI VARIABEL MODERATING

Endang Budiwati Sinaga


Akuntansi, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi LMII
Email : endangbudi27@gmail.com

ABSTRACT

The objective of this study was to analyze the influence of costumer satisfation, collectability,
the stability of costumer sales, the pay motivation as moderating variable of doubtful account
receivable of PT.KAWASAN INDUSTRI MEDAN(Persero). The study used causal research
method.The population in the study is the tenants that located in Kawasan Industri Medan
(Medan Industrial Park) and all of them were used as the samples (Proportionate stratified
random sampling). Primary data were gathered by using questionares.Hypothesis was tested
by using multiple regression analysis and residual test with an SPSS software program. The
result of the study showed that costumer satisfation, collectibility,and the stability of
costumer sales had significant influence on doubtful account receivable simultaneously.
Partially, costumer satisfation, and the stability of costumer sales had positif significant
influence on doubtful account receivable. Pay Motivation as moderating variable could
moderate the correlation of costumer satisfaction, collectability, stability of costumer sales
with doubtful account receivable on PT.KAWASAN INDUSTRI MEDAN (Persero).

Keywords: Doubtful account receivable, Costumer Satisfaction, Collectability, Stability of


Costumer Sales, Pay Motivatin, Account Receivable.

I. PENDAHULUAN Menurut Munandar (2006:77) yang


dimaksud dengan piutang adalah tagihan
PT. Kawasan Industri Medan perusahaan kepada pihak lain yang
(Persero) merupakan salah satu badan nantinya akan dimintakan pembayarannya
usaha milik negara yang bergerak dibidang bilamana telah sampai jatuh tempo. Smith
penyedia lahan industri, penyedia (2005 : 286) mengatakan piutang dapat
bangunan siap pakai untuk disewakan didefinisikan dalam arti luas sebagai hak
sebagai pergudangan maupun perkantoran, atau klaim terhadap pihak lain atas uang,
mengelola ataupun memelihara kawasan, barang, dan jasa. Namun untuk tujuan
limbah dan persediaan air bersih bagi akuntansi, istilah ini umumnya diterapkan
perusahaan yang menggunakan lahan di sebagai klaim yang diharapkan dapat
Kawasan Industri Medan. diselesaikan melalui penerimaan kas.
Dalam melakukan seluruh kegiatan Dari beberapa definisi yang telah
usahanya PT.Kawasan Industri Medan diungkapkan oleh para ahli diatas, dapat
(Persero) melakukan transaksi penjualan disimpulkan bahwa piutang usaha adalah
jasa secara kredit. Penjualan jasa yang hak yang dimiliki oleh perusahaan untuk
dilakukan secara kredit akan menimbulkan melakukan klaim terhadap seseorang atau
piutang usaha. Horne (2005 : 258) perusahaan lain untuk menerima sejumlah
mengatakan piutang meliputi jumlah uang uang kas akibat dari penjualan jasa secara
yang dipinjam dari perusahaan oleh kredit yang akan diterima pembayarannya
pelanggan yang telah membeli barang oleh perusahaan pada atau setelah jatuh
atau memakai jasa secara kredit. tempo.

118
E-ISSN: 2621-4695
Jurnal EK&BI, Volume 2, Nomor 1 Juni 2019 ISSN: 2620-7443

Piutang yang lancar akan tertagih kerja pada piutang tersebut maka
dalam waktu 30 hari sampai 60 hari (Kieso diperlukan suatu sistem akuntansi yang
et al., 2007 : 347). Dalam masa tenggang baik dalam pencatatan, pengelolaan,
waktu pembayaran tersebut, perusahaan pengakuan, penilaian, penyisihan dan
mempunyai tagihan kepada pembeli, penghapusan piutang merupakan
sehingga penjualan kredit ini tidak segera seperangkat sistem akuntansi yang harus
menerima penghasilan kas. Hal ini akan dijalankan sesuai dengan prosedur.
berdampak bagi perusahaan, yaitu Dalam piutang yang timbul akibat
lambatnya perputaran kas yang nantinya penjualan kreditnya, perusahaan memiliki
akan mempengaruhi efektivitas arus kas beberapa pelanggan yang tidak sanggup
perusahaan. Dampak lain dari piutang ini, membayar atau melunasi hutang mereka.
nantinya dapat menyebabkan munculnya Rekening pelanggan seperti itu umunya
piutang tak tertagih. Piutang tak tertagih disebut piutang tak tertagih atau piutang
terjadi karena adanya kemungkinan ragu-ragu, yang merupakan suatu kerugian
pelangganmerasa tidak puas atas atau beban penjualan secara kredit.
pelayanan yang diberikan oleh perusahaan, Menurut Rivai et al. ( 2013 : 238 - 239)
bangkrut atau kinerja penagih PT.KIM timbulnya piutang ragu-ragu atau piutang
yang rendah sehingga pelanggan tidak tidak tertagih dapat disebabkan dua faktor
membayar utangnya pada PT.KIM yang yakni dari pihak internal dan eksternal.
berefek pada meningkatnya jumlah Dari pihak internal yakni faktor-faktor
piutang tak tertagih. yang berasal dari dalam perusahaan dan
Tidak ada satupun perusahaan yang pihak eksternal adalah faktor – faktor yang
mengharapkan bahwa dari sekian berasal dari luar perusahaan. Apabila
banyaknya pelanggan terdapat sebagian manajemen suatu perusahaan dapat
yang tidak bisa membayar kewajibannya menerapkan suatu kebijakan prosedur dan
walaupun dalam proses pemberian kredit pengawasan piutang yang baik, maka
telah sesuai dengan ketentuan ataupun frekuensi terjadinya piutang tak tertagih
telah diteliti sebaik-baiknya. Munawir akan dapat dikurangi sehingga kendatipun
(2002 : 55) berpendapat bahwa semakin perusahaan masih memiliki piutang tak
besar day’s receivable suatu perusahaan tertagih, kemungkinan besar hanya
semakin besar pula resiko kemungkinan diakibatkan kondisi pelanggan yang tidak
tidak tertagihnya piutang. Resiko tak dapat dipungkiri.
tertagih atas sejumlah piutang pasti akan Dalam hal ini terlihat masalah yang
ditemui, untuk itu perusahaan sering kali timbul pada PT.KAWASAN INDUSTRI
membuat daftar piutang berdasarkan MEDAN (Persero) yaitu jumlah piutang
umurnya untuk memudahkan perhitungan tak tertagih yang jumlahnya cenderung
piutang yang beredar kemudian lebih besar bila dibandingkan dengan
menghitung cadangan kerugian piutang piutang lancar selama 3 tahun terakhir
yang akan dibebankan pada akhir periode (2012–2014). Peningkatan piutang tak
untuk mengakomodasikan kemungkinan tertagih pada PT.KAWASAN INDUSTRI
piutang tak tertagih. Pihak perusahaan MEDAN (Persero) khususnya Kawasan
menetapkan persentase tertentu untuk Industri Medan 1 dan 2 terlihat seperti
menggambarkan seberapa besar pengaruh pada Tabel 1.1, dan diperjelas dengan
piutang tak tertagih terhadap kondisi gambar Grafik 1.
keuangan perusahaan.
Piutang tak tertagih ini Tabel 1.1
memerlukan perhatian khusus dari Piutang tertagih dan piutang tidak tertagih
perusahaan agar dapat dikelola dengan PT. Kawasan Industri Medan (Persero)
baik, untuk mencegah terjadinya kerugian Khusus KIM 1 dan KIM 2
bagi perusahaan serta penumpukan modal Periode Tahun 2012 – 2014

119
E-ISSN: 2621-4695
Jurnal EK&BI, Volume 2, Nomor 1 Juni 2019 ISSN: 2620-7443

Dalam prakteknya debitur


JENIS
PIUTANG 2012 2013 2014 (pelanggan) pada PT. Kawasan Industri
Medan (Persero) di klasifikasikan dalam 3
Tertagih 3.517.119.944 1.885.038.773 4.173.070.605 klasifikasi berdasarkan bahan baku yang
Tak
tertagih 4.817.059.694 7.331.596.591 5.166.730.614 digunakan yaitu klasifikasi ekstraktif, non
Total ekstraktif dan fasilitatif. Klasifikasi
Piutang 8.334.179.638 9.216.635.364 9.339.801.219 ekstraktif adalah industri yang bahan
Sumber : PT.Kawasan Industri Medan ( Data Diolah)
bakunya diperoleh langsung dari alam.
Dari Tabel 1.1 tersebut dapat kita Misalnya: industri hasil pertanian, industri
lihat total piutang pada tahun 2012 sebesar hasil perikanan, dan industri hasil
Rp. 8.334.179.638 yang terdiri dari kehutanan. Klasifikasi nonekstraktif
piutang tertagih sebesar Rp. 3.517.119.944 adalah industri yang mengolah lebih lanjut
dan piutang tak tertagihnya sebesar Rp. hasil industri lain. Misalnya : industri kayu
4.817.059.694, pada tahun 2013 total lapis, industri pemintalan, dan
piutang Rp. 9.216.635.364 yang terdiri industrikain. Klasifikasi fasilitatif disebut
dari piutang tertagih sebesar industri tertier yang kegiatan industrinya
Rp.1.885.038.773 dan piutang tak tertagih adalah dengan menjual jasa layanan untuk
sebesar Rp.7.331.596.591, pada tahun keperluan orang lain. Misalnya :
2014 total piutang Rp. 9.339.801.219 yang perbankan, perdagangan, angkutan, dan
terdiri dari piutang tertagih Rp. pariwisata. Pada tabel 2 disajikan piutang
4.173.070.605 dan piutang tidak tertagih tertagih pada ketiga klasifikasi, dan Grafik
Rp. 5.166.730.614. Pada data tersebut 2 digambarkan dengan posisi piutang
dapat disimpulkan bahwa setiap tahun tertagih dan tidak tertagih pada ketiga
jumlah piutang tak tertagih lebih besar klasifikasi.
dibandingkan piutang tertagih.
Gambar grafik 1 dibawah
menunjukkan bahwa selama kurun waktu
3 tahun (2012 – 2014 ) piutang tak tertagih
lebih besar dibandingkan dengan piutang
tertagih, keadaan ini mengurangi
keuntungan (laba) perusahaan dan
terganggunya modal kerja perusahaan
dalam melakukan kegiatan operasi
perusahaan. Sumber : PT. Kawasan Industri Medan ( Data Diolah)

Gambar 1.2
Grafik Piutang tertagih dan tak tertagih pada ketiga
Klasifikasi
PT. Kawasan Industri Medan (Persero) Khusus
KIM 1 dan KIM 2
Periode Tahun 2012 – 2014

Berdasarkan fenomena tersebut


diatas maka peneliti tertarik untuk
Sumber : PT. Kawasan Industri Medan ( Data Diolah) melakukan suatu penelitian dan mereplika
Gambar 1.1
penelitian Priyo Widodo (2001 ) Judul
Grafik Piutang tertagih dan piutang tak tertagih penelitian yang peneliti lakukan adalah “
PT. Kawasan Industri Medan (Persero) Khusus Analisa faktor – faktor yang
KIM 1 dan KIM 2
Periode Tahun 2012 – 2014
mempengaruhi piutang tak tertagih dengan
motivasi membayar sebagai variabel

120
E-ISSN: 2621-4695
Jurnal EK&BI, Volume 2, Nomor 1 Juni 2019 ISSN: 2620-7443

moderating pada PT. KAWASAN yang diharapkan. Respon pelanggan


INDUSTRI MEDAN (Persero).” terhadap jasa yang diterima sangat
menentukan kelangsungan organisasi yang
bergerak dibidang pelayanan jasa.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Mutu jasa pelayanan dapat dinilai
dengan berpedoman pada dimensi mutu
1. Piutang tak tertagih pelayanan jasa itu sendiri. Zeithaml, et al
Menurut Niswonger (1995 : 315) (1990) mengemukakan dimensi dari mutu
yang dimaksud piutang tak tertagih pelayanan jasa yang dapat dijadikan
merupakan piutang yang timbul karena indikator untuk mengevaluasi pelayanan,
pemberian jasa kepada langganan karena dan apabila dikaitkan dengan upaya
sesuatu hal tidak dapat ditagih lagi. pengembangan pelayanan yang berkualitas
Piutang tak tertagih merupakan dalam rangka meningkatkan kepuasaan
kerugian pendapatan yang memerlukan pelanggan pada PT.Kawasan Industri
ayat pencatatan yang tepat didalam Medan (Persero). Indikator – indikator
perkiraan penurunan harta piutang serta kepuasan pelanggan tersebut adalah :
penurunan yang berkaitan dalam laba dan 1. Tangible (Pelayanan yang bersifat
ekuitas pemegang saham.(Keiso et al., nyata)
2002:420). Proses pelayanan yang
Hery ( 2013: 186) mengatakan dilaksanakan oleh PT.KIM terhadap
piutang tak tertagih timbul karena adanya pelanggan harus tampak atau secara fisik
pelanggan yang tidak bisa membayar dapat terlihat jelas mengenai mekanisme
karena menurunnya omzet penjualan kerja berbagai fasilitas yang digunakan,
sebagai akibat dari lesunya perekonomian peralatan, kinerja personil, termasuk
dan kebangkrutan yang dialami oleh saluran – saluran komunikasi yang dipakai
debitur. dalam pelaksanaan tersebut, sehingga
Menurut Haryono (2004 : 55) pelanggan dapat mengetahui dan melihat
piutang tak tertagih adalah piutang yang dengan jelas bahkan dapat memberikan
dapat menimbulkan kerugian karena penilaian terhadap proses pelayanan yang
debitur tidak mau atau tidak mampu dilaksanakan oleh PT.KIM (Persero).
melaksanakan kewajibannya. 2. Reliability (Dapat dipercaya)
PT.KIM harus mampu memenuhi
2. Kepuasan Pelanggan atau melaksanakan pelayanan yang telah
dijanjikan secara handal dan akurat, baik
Kepuasan Pelanggan adalah tingkat menyangkut ketepatan waktu layanan,
perasaan pelanggan setelah kepastian tariff, ketepatan dalam
membandingkan antara apa yang dia pembacaan meter air, maupun pengukuran
terima dan harapannya (Umar, 2005 : 65). limbah dan sebagainya, sehingga
Seorang pelanggan, jika merasa puas pelanggan dapat merasakan bahwa
dengan nilai yang diberikan oleh produk pelayanan PT.KIM memang benar bias
atau jasa, sangat besar kemungkinannya dipercaya.
menjadi pelanggan dalam waktu yang 3. Responsiveness (Bersikap tanggap)
lama. Mencakup bagaimana tanggapan
Menurut Philip Kotler dan Kevin PT.KIM atas keluhan pelanggan mengenai
Lane Keller (2007 :177) yang dikutip dari pelayanan yang tidak atau kurang
buku manajemen pemasaran mengatakan memuaskan, tindakan PT.KIM terhadap
bahwa kepuasan adalah perasaan senang keluhan – keluhan pelanggan tersebut,
atau kecewa seseorang yang muncul bagaimana bantuan para petugas terhadap
setelah membandingkan kinerja (hasil) pelanggan yang menyampaikan keluhan,
produk yang dipikirkan terhadap kinerja sikap dan tanggapan petugas PT.KIM

121
E-ISSN: 2621-4695
Jurnal EK&BI, Volume 2, Nomor 1 Juni 2019 ISSN: 2620-7443

ketika pelanggan menyampaikan saran – Didalam usaha pengumpulan


saran berkaitan dengan peningkatan piutang, perusahaan harus berhati –hati
pelayanan, serta upaya PT.KIM dalam agar tidak terlalu agresif dalam usaha –
menanggapi berbagai keluhan atau saran – usaha menagih piutang para pelanggan.
saran yang disampaikan pelanggan Pengumpulan piutang suatu perusahaan
4. Assurance ( Jaminan Pelayanan) merupakan suatu prosedur yang harus
Mencakup kecakapan petugas diikuti dalam mengumpulkan piutang –
PT.KIM dalam memberikan tugas piutangnya bilamana sudah jatuh tempo.
pelayanan, keramahan para petugas dalam Perusahaan dapat melaksanakan kebijakan
memberikan pelayanan, jaminan dalam pengumpulan piutangnya secara
keamanan atas pelayanan yang diberikan aktif maupun pasif dengan terlebih dahulu
PT.KIM, serta tingkat kepercayaan melihat latar belakang kemampuan
pelayanan yang diberikan PT.KIM financial pelanggan yang diberikan kredit,
terhadap pelanggannya. sehingga dapat diputuskan cara penagihan
5. Emphaty (kesungguhan) yang tepat.
Mencakup akses bagi pelanggan Semakin besar kolektibilitas
untuk mendapatkan pelayanan, mekanisme (pengumpulan piutang) yang dapat
komunikasi PT.KIM dengan pelanggan, dikumpulkan, maka akan mengakibatkan
usaha untuk memahami dan memenuhi semakin kecil terjadinya piutang tak
keinginan dan harapan pelanggan serta tertagih atau dengan kata lain kolektibilitas
perhatian PT.KIM terhadap pelanggan mempunyai pengaruh yang negatif
secara personal. terhadap terjadinya piutang tak tertagih.
Apabila pelayanan yang diterima
sesuai dengan harapan maka pelanggan 4. Stabilitas Penjualan Pelanggan
akan puas dan jika melebihi harapan maka
pelanggan akan sangat puas, demikian Suatu perusahaan yang mempunyai
sebaliknya (Supranto,2001). Dengan penjualan stabil maka earning atau
demikian tampak bahwa harapan pendapatannya akan stabil pula, maka
pelanggan memiliki peranan yang besar perusahaan tersebut dimungkinkan akan
sebagai standar perbandingan dalam selalu dapat memenuhi kewajiban
evaluasi kualitas pelayanan melalui finansialnya, seperti membayar
kepuasan pelanggan. tagihannya. Sebaliknya perusahaan yang
seringkali membuat daftar piutang mempunyai earning tidak stabil dan
berdasarkan umurnya (aging schedule) unpredictable akan menanggung risiko
untuk memudahkan perhitungan piutang tidak dapat menanggung beban utangnya
yang beredar kemudian menghitung pada tahun – tahun atau keadaan buruk.
cadangan kerugian piutang yang akan Brigham dan Houston (2006:42)
dibebankan pada akhir periode untuk berpendapat bahwa perusahaan dengan
mengakomodasi kemungkinan piutang tak penjualan yang relatif stabil dapat lebih
tertagih. Semakin lama umur piutang, aman memperoleh lebih banyak pinjaman
semakin besar persentase piutang tak dan menanggung beban tetap yang lebih
tertagih. tinggi dibandingkan dengan perusahaan
yang penjualannya tidak stabil. Perusahaan
3. Kolektibilitas (Pengumpulan Piutang) dengan penjualan yang relatif stabil akan
memiliki aliran kas yang relatif stabil.
Pengumpulan piutang merupakan usaha Stabilitas penjualan diukur dengan
yang dilakukan oleh perusahaan untuk melihat perbandingan antara jumlah
dapat mengumpulkan piutang atas penjualan bersih tahun yang bersangkutan
penjualan kredit yang diberikannya dalam (tahun ke-1) dikurangi jumlah penjualan
waktu singkat (Syahyunan, 2005:66) bersih tahun sebelumnya (tahun ke t-1)

122
E-ISSN: 2621-4695
Jurnal EK&BI, Volume 2, Nomor 1 Juni 2019 ISSN: 2620-7443

kemudian dibagi dengan jumlah penjualan harga barang atau jasa yang diterima,
bersih tahun sebelumnya (tahun ke t-1) melunasi utang, dan sebagainya).
(Agus Sartono, 2001: 268). Motivasi membayar tagihan adalah
Sales = Net Sales t – Net Sales t-1 X 100 % kekuatan potensial yang ada dalam diri
Net Sales t-1 seorang debitur yang melatarbelakangi
seorang debitur untuk membayar
5. Motivasi Membayar tagihannya. Motivasi ini bisa timbul dari
dalam maupun luar individu. Motivasi
Menurut Malthis (2001) motivasi membayar tagihan seorang debitur yang
merupakan hasrat didalam diri seseorang berasal dari luar debitur adalah adanya
yang menyebabkan orang tersebut dorongan dari petugas PT.KIM,
melakukan tindakan. Sedangkan Rivai lingkungan kerja, teman atau kerabat yang
(2004) berpendapat bahwa motivasi adalah mendoronganya untuk membayar tagihan.
serangkaian sikap dan nilai- nilai yang Identifikasi indikator – indikator
mempengaruhi individu untuk mencapai motivasi membayar tagihan yang berasal
hal yang spesifik sesuai dengan tujuan dari dalam diri debitur adalah :
individu. Motivasi adalah sesuatu apa yang 1. Kejujuran Debitur
membuat seseorang bertindak (Sargent, 2. Kesadaran Debitur
dikutip oleh Howard, 1999). 3. Hasrat untuk membayar tagihan
Istilah motivasi (motivation) Identifikasi indikator – indikator
berasal dari bahasa latin yakni “movere” motivasi membayar tagihan yang
yang berarti menggerakkan (to move). berasal dari dalam diri debitur adalah :
Pengertian motivasi dapat pula dinyatakan 4. Dorongan dari petugas PT.KIM
sebagai proses psikologis yang terjadi 5. Lingkungan Kerja
karena interaksi antara sikap, kebutuhan, Didalam kelompok taat membayar
persepsi dan pemecahan persoalan. tagihan maka ia juga akan terdorong untuk
Motivasi adalah kekuatan potensial yang taat membayar tagihan, begitu pula
ada dalam diri individu yang dapat sebaliknya. Motivasi membayar
dikembangkan oleh sejumlah kekuatan merupakan hal yang melatarbelakangi
luar yang dapat mempengaruhi hasil seorang individu untuk berperilaku.
kinerjanya, baik secara positif maupun Apabila motivasi debitur dalam memenuhi
negative, tergantung pada situasi dan kewajiban tagihannya tinggi maka piutang
kondisi yang dihadapi oleh orang tersebut. tak tertagih dapat dikurangi jumlahnya.
Herzberg (1966) mengemukakan Berdasarkan beberapa pengertian
sebuah teori yang disebut Teori Dua dari para ahli tersebut maka pengertian
Faktor, teori ini mengungkapkan bahwa motivasi membayar adalah suatu
terdapat dua faktor yang mempengaruhi dorongan, hasrat yang kuat serta
motivasi, yang pertama adalah faktor serangkaian sikap dan nilai- nilai yang
motivasional yang merupakan hal – hal membuat seseorang bertindak untuk
yang sifatnya intrinsik atau bersumber membayar sebagai pengganti dari barang
dari dalam diri seseorang, sedangkan atau jasa yang telah diterimanya.
faktor kedua adalah faktor ekstrinsik yang
bersumber dari luar diri individu yang Kerangka Konsep
turut menentukan perilaku seseorang
dalam kehidupannya. Begitu pula dengan Berdasarkan masalah penelitian dan
tagihan terdapat faktor intrinsik yang landasan teori, maka kerangka konseptual
mempengaruhi motivasi debitur dalam peneliti dapat dilihat paada gambar
membayar tagihannya. Menurut kamus dibawah ini :
Bahasa Indonesia definisi dari membayar
adalah memberikan uang (untuk pengganti

123
E-ISSN: 2621-4695
Jurnal EK&BI, Volume 2, Nomor 1 Juni 2019 ISSN: 2620-7443

Variable Independen Variabel Dependen menganalisis bagaimana suatu variabel


mempengaruhi variabel lain, dan juga
Kepuasan pelanggan
(X1)
berguna bagi penelitian yang bersifat
eksperimen dimana variabel
independennya diperlakukan secara
Kolektibilitas (X2) Piutang tak
tertagih (Y) terkendali oleh peneliti untuk melihat
dampaknya pada variabel dependennya
Stabilitas Penjualan
secara langsung.
Pelanggan (X3) Peneliti menggunakan desain penelitian ini
untuk memberikan bukti empiris dan
seberapa besar pengaruh variabel kepuasan
Motivasi Membayar pelanggan, Kolektibilitas, dan stabilitas
(Z) penjualan pelanggan terhadap piutang tak
tertagih dengan Motivasi Membayar
Variabel Moderating
sebagai variabel moderating pada PT.
Gambar 3.1 KAWASAN INDUSTRI MEDAN
Kerangka Konseptual
(Persero).
Berdasarkan kerangka konseptual 2. Lokasi dan Waktu Penelitian
diatas telah dijelaskan dan diuraikan Penelitian ini akan dilakukan di
bagaimana kepuasan pelanggan, Kawasan Industri Medan 1 dan Kawasan
kolektibilitas, dan stabilitas penjualan Industri Medan 2. Peneliti memilih lokasi
pelanggan dianggap berpengaruh terhadap tersebut sebagai tempat penelitian karena
piutang tak tertagih dengan motivasi KIM 1 dan KIM 2 adalah Kawasan
membayar sebagai variabel moderating Industri Medan yang murni dikelola
pada PT.Kawasan Industri Medan PT.KIM (Persero), sedangkan KIM 3,
(Persero). Dengan demikian dapat KIM 4, dan KIM 5 adalah lahan kerjasama
dirumuskan hipotesis penelitian sebagai dengan pihak ke tiga. Waktu yang
berikut : direncanakan untuk melakukan penelitian
1. Kepuasan pelanggan, kolektibilitas, adalah bulan February sampai dengan
dan stabilitas penjualan pelanggan September 2016.
secara simultan dan parsial
berpengaruh terhadap piutang tak 3.Populasi dan Sampel
tertagih pada PT. Kawasan Industri Populasi dalam penelitian ini adalah
Medan (Persero). perusahaan yang berada pada kim 1 dan
2. Motivasi membayar dapat memoderasi kim 2 yang terdiri dari 230 perusahaan
hubungan antara kepuasaan pelanggan, yang diklasifikasi berdasarkan jenis
kolektibilitas, dan stabilitas penjualan industrinya yaitu klasifikasi ekstraktif, non
pelanggan, dengan piutang tak tertagih ekstraktif dan fasilitatif. Umar (2008)
pada PT.KAWASAN INDUSTRI menyatakan untuk menentukan berapa
MEDAN (Persero). minimal sampel yang dibutuhkan jika
ukuran populasi diketahui, dapat
mengunakan rumus Slovin, seperti berikut
III. METODOLOGI ini :
N
1. Jenis Penelitian n = __________
Jenis penelitian ini termasuk kelompok 1 + Nα2
penelitian kausal (causal), yaitu penelitian
untuk melihat hubungan beberapa variabel n = Jumlah Sampel
yang belum pasti. Umar (2008 : 50) N = Jumlah populasi
menyebutkan desain kausal berguna untuk (N=230)

124
E-ISSN: 2621-4695
Jurnal EK&BI, Volume 2, Nomor 1 Juni 2019 ISSN: 2620-7443

α = Taraf signifikansi 5. Metode Analisis Data


sebesar 5 % Metode analisis data yang
digunakan pada penelitian ini adalah
Berdasarkan rumus tersebut jumlah metode analisis regresi linier berganda
populasi (N) sebanyak 230 perusahaan dan (Multiple regression analysis) dan regresi
tingkat signifikansi 0,05 diperoleh jumlah residual. Pengujian untuk hipotesis
sampel yang digunakan sebanyak 151 pertama (pengujian efek pertama)
perusahaan. Dengan perhitungan sebagai menggunakan metode regresi berganda
berikut : dan untuk hipotesis kedua (pengujian efek
n= = moderating) menggunakan analisis regresi
residual. Metode ini membutuhkan dua
persamaan regresi, yang pertama hanya
n= = 151 maka n = berisi efek – efek utama, sedangkan yang
151 Sampel kedua berisi efek utama, sedangkan yang
kedua berisi efek utama dan efek
Untuk menentukan jumlah sampel pada moderatingnya. Persamaan tersebut adalah
kim 1 dan 2 dibagi dalam klasifikasi sebagai berikut :
usahanya secara proporsional.
Pengambilan sampel dengan menggunakan a. Model untuk hipotesis pertama :
Tehnik Proportionate Stratified Random
Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Sampling, tehnik ini hampir sama dengan
simple random sampling namun penentuan Keterangan :
sampelnya memperhatikan strata
(tingkatan) yang ada dalam populasi. b0 = Konstanta
Sebanding dengan jumlah populasi, b1, b2, b3 = Koefisien Regresi
ditentukan berdasarkan jumlah investor Y1 = Piutang Tak
menurut Sugiyono (2012 : 92). Tertagih
Berdasarkan rumus diatas maka X1 = Kepuasan
jumlah sampel responden ditentukan Pelanggan
berdasarkan jumlah seluruh perusahaan X2 = Kolektibilitas
yang ada di KIM1 dan KIM 2. X3 = Stabilitas
Penjualan Pelanggan
4. Metode Pengumpulan Data
Sumber data dalam penelitian ini b. Model dua untuk hipotesis kedua :
adalah data yang sumbernya diperoleh Z = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
secara langsung sesuai aslinya dan tidak
melalui media perantara, sehingga │e│ = ß0 + ß1Y
pengumpulan data yang dilakukan
memakai kuesioner. Kuesioner (angket) Keterangan :
diajukan kepada subjek penelitian untuk b0 = Konstanta
dijawab oleh setiap responden. b1,b2,b3 = Koefisien Regresi
Umar (2009) menyatakan bahwa Y = Piutang tak tertagih
data primer merupakan data yang didapat X1 = Kepuasan Pelanggan
dari sumber pertama baik dari individu X2 = kolektibilitas
atau perseorangan seperti hasil wawancara X3 = Stabilitas Penjualan
atau hasil pengisian kuesioner yang biasa Pelanggan
dilakukan oleh peneliti. e = Error
e = Regresi residual

125
E-ISSN: 2621-4695
Jurnal EK&BI, Volume 2, Nomor 1 Juni 2019 ISSN: 2620-7443

IV. HASIL PENELITIAN terbukti kepuasan pelanggan,


kolektibilitas, stabilitas penjualan
Uji kualitas data dilakukan melalui pelanggan secara simultan berpengaruh
uji validitas dan uji reliabilitas. signifikan terhadap variabel Piutang tak
Uji validitas menunjukkan bahwa tertagih
semua variabel bernilai valid sedangkan Tabel 4.2
hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa Uji Signifikansi Parameter Individual
kuesioner penelitian yang digunakan (Uji Statistik t)
reliabel atau andal.
Hasil uji asumsi klasik yang terdiri Model Unstandardize Stand t Sig.

dari uji normalitas menunjukkan bahwa d Coefficients ardize


melalui analisis grafik, grafik histogram d
menggambarkan pola distribusi yang Coeffi
seimbang dan normal. uji statistik terbukti
cients
data residual berdistribusi normal, hasil uji
multikolinearitas menunjukkan bahwa B Std. Beta

tidak ada gejala multikolonieritas antar Error


variabel independen dalam model regresi, (Constant) 8,316 1,928 4,314 ,000
sedangkan uji heteroskedastisitas
KEPUASA ,278 ,060 ,386 4,649 ,000
menunjukkan bahwa tidak terjadi
N
heteroskedastisitas pada model regresi.
Pengujian hipotesis dilakukan PELANGG
melalui uji statistik F dan uji statistik t. AN

KOLEKTIBI -,175 ,088 -,165 - ,049


Tabel 4.1 1 LITAS 1,983
Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
STABILITA ,520 ,063 ,540 8,297 ,000

ANOVAa S

PENJUALA
Model Sum of df Mean F Sig.
N
Squares Square
PELANGG
Regres 380,652 3 126,884 29,676 ,000b
AN
sion
Hasil uji signifikansi parameter
1 Residu 628,527 147 4,276 individual (Uji Statistik t) variabel
al independen yang mempunyai nilai sig
Total 1009,179 150
lebih kecil dari 0,05 . Secara parsial
variabel yang berpengaruh positif
a. Dependent Variable: PIUTANG TAK TERTAGIH
signifikan terhadap variabel piutang tak
b. Predictors: (Constant), STABILITAS PENJUALAN tertagih yaitu variabel kepuasan
PELANGGAN, KOLEKTIBILITAS, KEPUASAN pelanggan (X1), stabilitas penjualan
PELANGGAN pelanggan (X3), Kolektibilitas (X2) secara
parsial berpengaruh negatif signifikan
terhadap variabel piutang tak tertagih.
Hasil uji statistik F dapat terhadap variabel akuntabilitas
ditunjukkan dari nilai sig lebih kecil dari pengelolaan barang milik daerah.
0,05 (0,000 < 0,05) sehingga hipotesis
yang menyatakan ada pengaruh signifikan Berdasarkan hasil pengujian pada
variabel independen secara simultan tabel 5.15 diperoleh persamaan regresi
terhadap variabel dependen dapat diterima. berganda sebagai berikut :
Sehingga dapat disimpulkan bahwa

126
E-ISSN: 2621-4695
Jurnal EK&BI, Volume 2, Nomor 1 Juni 2019 ISSN: 2620-7443

Y = 8.316 + 0,278 X1 - 0, 175 X2 – 0,520 sebesar 0,019 lebih kecil dari α = 0,05 dan
X3 koefisien regresi yang bernilai -0,131
Model Summaryb sehingga dapat disimpulkan bahwa
variabel motivasi membayar merupakan
Model R R Adjusted Std. Error
variabel moderating yang dapat
Square R Square of the memoderasi hubungan antara variabel
Estimate kepuasan pelanggan, kolektibilitas,
,614 ,377 ,364 2,068 stabilitas penjualan pelanggan dengan
1 piutang tak tertagih.
a
Berdasarkan hasil pengujian residual
a. Predictors: (Constant), STABILITAS pada tabel 5.17 diperoleh persamaan sebagai
PENJUALAN PELANGGAN, KOLEKTIBILITAS, berikut :
KEPUASAN PELANGGAN │e│ = 5.391 – 0.131 Y
b. Dependent Variable: PIUTANG TAK
TERTAGIH V. KESIMPULAN DAN
Hasil uji Koefisien Determinasi KETERBATASAN DAN SARAN
(R2) diketahui nilai R sebesar 0,614, hal ini PENELITIAN
menunjukkan variabel kepuasan
pelanggan, kolektibilitas, stabilitas Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
penjualan pelanggan sebagai variabel pengaruh kepuasan pelanggan,
independen memiliki hubungan yang kuat kolektibilitas, dan stabilitas penjualan
sebesar 61,4 % dengan variabel piutang pelanggan terhadap piutang tak tertagih
tak tertagih sebagai variabel dependen. pada PT.KAWASAN INDUSTRI
Nilai Adjusted R Square sebesar 0,364 MEDAN (Persero) dan mengetahui apakah
berarti variabel piutang tak tertagih hanya motivasi membayar dapat memoderasi
dapat dijelaskan oleh variabel kepuasan pengaruh kepuasan pelanggan,
pelanggan, kolektibilitas, stabilitas kolektibilitas, stabilitas penjualan
penjualan pelanggan sebesar 36,4 % , pelanggan terhadap piutang tak tertagih
sedangkan sisanya 63,6 % dapat dijelaskan PT.KAWASAN INDUSTRI MEDAN
oleh variabel lainnya diluar penelitian ini. (Persero) berdasarkan hasil penelitian
Tabel 4.4 diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
Pengujian Residual 1. Kepuasan pelanggan, kolektibilitas,
Coefficientsa dan stabilitas penjualan pelanggan
Model Unstandardiz Standardize t Sig.
secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap piutang tak tertagih.
ed d
2. Kepuasan pelanggan dan stabilitas
Coefficients Coefficients
penjualan pelanggan berpengaruh
B Std. Beta positif signifikan, sedangkan
Error kolektibilitas berpengaruh negatif
5,39 1,185 4,548 ,000
signifikan secara parsial terhadap
(Constant) piutang tak tertagih.
1
3. Motivasi membayar dapat memperkuat
1 PIUTANG - ,055 -,191 -2,374 ,019 hubungan kepuasan pelanggan,
TAK ,131 kolektibilitas, dan stabilitas penjualan
TERTAGIH pelanggan terhadap piutang tak
tertagih.
a. Dependent Variable: AbsRes_1
Berdasarkan hasil uji residual
yang dilakukan diketahui bahwa tingkat Keterbatasan dan Saran Penelitian
signifikansi variabel piutang tak tertagih
a. Keterbatasan Penelitian

127
E-ISSN: 2621-4695
Jurnal EK&BI, Volume 2, Nomor 1 Juni 2019 ISSN: 2620-7443

Keterbatasan penelitian ini adalah : kepada perusahaan yang memiliki


hutang bukan hanya sebatas yang
1. Hasil penelitian ini hanya dapat memiliki piutang.
dijadikan bahan analisis pada objek
penelitian yang terbatas pada KIM I
REFRENSI
dan KIM II sehingga akan terdapat [1] Bambang, Riyanto, 2001. Dasar –
perbedaan hasil penelitian dan
dasar Pembelanjaan Perusahaan,
kesimpulan apabila penelitian Edisi Keempat, Cetakan ketujuh,
dilakukan pada objek penelitian yang BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.
berbeda pada lingkup lainnya.
2. Variabel kepuasan pelanggan, [2] Bedjo Siswanto,2000.Manajemen
kolektibilitas, dan stabilitas penjualan Tenaga Kerja Indonesia Pendekatan
pelanggan dalam penelitian ini, Administratif dan Operasional.
terbatas hanya memberikan pengaruh Penerbit Bumi Aksara.Jakarta.
sebesar 36,4 % (nilai adjusted R2)
terhadap variabel dependen Piutang [3] Bambang, Pamungkas. dan Oktarina,
Tak Tertagih, sehingga masih ada Silvi, 2006. Peranan Sistem Dan
variabel lain sebesar 63,6 % yang Prosedur Penjualan Terhadap
mungkin dapat mempengaruhi Efektivitas Pengendalian Intern
piutang tak tertagih yang tidak
Piutang Studi kasus pada PT.Sinar
disertakan dalam penelitian ini.
3. Penelitian ini terbatas pada persepsi Sosro Cabang Bogor, Jurnal Ilmiah
atau data primer dari perusahaan Ranggagading Vol.6 No.2., Edisi
(tenant) yang menjadi sampel pada Oktober 2006 . Bogor.
penelitian ini. [4] Erlina, 2008, Metodologi Penelitian
Bisnis Untuk Akuntansi dan
b. Saran Penelitian Managemen, Edisi : 2, USU Press,
Medan.
Melihat keterbatasan penelitian saat ini :
[5] Gitosudarmo, Indriyo dan Basri, 2002.
1. hanya KIM I dan KIM II maka saran Manajemen Keuangan, Edisi
peneliti supaya proses pengumpulan Keempat BPFE Yogyakarta,
data dapat dilakukan secara Yogyakarta.
menyeluruh pada responden yang ada [6] Gibson, et al, 1995, Organisasi dan
di KIM yaitu KIM I, KIM II,KIM
Manajemen, Edisi ke empat, Jakarta:
III,KIM IV dan KIM V. Hal ini
bertujuan supaya hasil penelitian Erlangga.
dapat menggambarkan hasil yang [7] Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi
mewakili seluruh Kawasan Industri Analisis Multivariate dengan
Medan. Program IBM SPSS 21 Update
2. Peneliti selanjutnya dapat PLS Regresi Edisi 7. Badan
menambahkan variabel - variabel
Penerbit Universitas Diponegoro.
lainnya seperti variabel likuiditas
keuangan pelanggan dan variabel Semarang
pengendalian Intern yang dapat [8] Gaffar, Hafiz, 1998. Hubungan Faktor
mengurangi piutang tak tertagih pada Penggunaan Jaa dan Pemberi Jasa
PT. KAWASAN INDUSTRI dengan Piutang tak tertagih Frisian
MEDAN (Persero). Jaminan Pribadi di Unit Rawat
3. Peneliti selanjutnya disarankan agar Inap RS Jantung “Harapan Kita”
juga melakukan wawancara kuisioner

128
E-ISSN: 2621-4695
Jurnal EK&BI, Volume 2, Nomor 1 Juni 2019 ISSN: 2620-7443

Jakarta, Tesis, Universitas Macet ( Non Performing Loan


Indonesia, Jakarta. Trauma), Kelola, Tesis,
[9] Haryono, 2004. Manajemen Sumber Universitas Gaja Mada, Bandung.
[17] Kotler, Philip dan Kevin Lane
Daya lanjutan, Jakarta.
Keller, 2007, Marketing
[10] Hastoni dan Andi Nugraha.
Management, Pearson Education
Penerapan Sistem Pengendalian
Inc.
Intern Dalam Meminimalkan
[18] Keiso, dan J.J.Weygandt.2002.
Kredit Macet Studi Kasus PT.Sinar
Intermediate Accounting, Edisi
Sosro Kp.Sawanagan, Jurnal
Kesepuluh. Jilid 1. Erlangga.
Ilmiah Ranggagading Vol.6 No.1,
Jakarta.
Edisi April 2006 : 24 – 30 , ISSN:
[19] Lubis, Ade Fatma 2012, Pedoman
1411 - 9552
Penulisan Proposal dan Tesis,
[11] Hastoni dan Suhendra. Sistem
Program Magister Akuntansi
Informasi Akuntansi Penjualan
Sekolah Pascasarjana USU Press,
Dan Penerimaan Pembayaran
Medan.
Piutang sebagai Alat Keputusan
[20] Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu.
Pemberian Kredit Studi Kasus pada
2005. Evaluasi Kinerja SDM.
PT. JSK, Jurnal Ilmiah
Bandung Penerbit PT. Refika
Ranggagading Vol 7 No.1, Edisi
Aditama
April 2007 : 14-18, ISSN : 1411 –
[21] Munawir, Mochtar 2001. Akuntansi
9552.
Keuangan. Penerbit Gramedia;
[12] Hery, 2013. Pengantar Akuntansi
Jakarta
1.Lembaga Penerbit Fakultas
[22] Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi.
Ekonomi,Universitas Indonesia,
Edisi Keempat. Jakarta: Penerbit
2013. Jakarta.
Salemba Empat.
[13] Herzberg Frederick, B. Mausner,
dan B. Synderman, The Motivation [23] Mukhsinati, Sari, 2013. Analisis
to Work. John Wiley & Sons, Faktor – faktor Penyebab
1959. New York Terjadinya Kredit Macet pada
[14] Hongren, Charles T, Walter T. Bank “X” di Kabupaten
Harrison dan Linda Smith Bamber, Jember,Tesis,Universitas Jember,
2006. Akuntansi. Edisi ke enam. Jawa Timur.
Jakarta. PT.Indeks Kelompok [24] M. Munandar. 2006. Pokok – pokok
Gramedia. Intermediate Accounting. Gadjah
[15] Iriyadi dan Diananingsih, Peranan Mada University Press; Yogyakarta
Sistem Pengendalian Manajemen [25] Mahmudi, 2005. Manajemen Kinerja
Dalam Kaitannya Dengan Sektor Publik, Yogyakarta; Unit
Kolektibilitas Piutang Pada Penerbit dan Percetakan Akademi
PT.Millenium Pharmacon Manajemen Perusahaan YKPN.
International Tbk, Jurnal Ilmiah [26] Nazir, Moh. 1998. Metode
Ranggagading Vol.6 No.2, Edisi Penelitian. Ghalia Indonesia.
Oktober 2006 : 69 – 74, ISSN : Jakarta.
1411 – 9552
[16] Iswardono, 1993. Trauma Kredit

129
E-ISSN: 2621-4695
Jurnal EK&BI, Volume 2, Nomor 1 Juni 2019 ISSN: 2620-7443

[27] Niswonger, C.Rollin.1999. Prinsip – pada PT.Federal International


prinsip Akuntansi. Edisi 19. Jilid Finance Cabang Pekan
1.Penerbit Erlangga.Jakarta. Baru,Tesis,Universitas Pekan Baru,
[28] Putri, Jayanti ,Hartono. 2012. Faktor Pekan Baru.
– faktor yang mempengaruhi [38] Tohardi, Akhmad, 2002. Manajemen
Piutang Tak Tertagih pada PT. SF Sumber Daya Manusia Untuk
Group, Tesis, Universitas
Perusahaan, Penerbit PT. Raja
Gunadarma, Jakarta.
[29] Putra, Cokorda, Gde, Dharma, 2011. Gravindo Persada. Jakarta
Analisis Kepuasan Pelanggan Pada [39] Tjiptono, Fandy & Anastasia Diana.
Perusahaan Daerah Air Minum (2003). Total Quality Management,
(PDAM) di Kabupaten Jembrana, Yogyakarta : Andi
Tesis, Universitas Udayana, [40] Tjiptono, Fandy ( 2005). Service,
Denpasar. Quality and Satisfaction.
[30] Robinette, S.2003. Emotion marketing
Yogyakarta: Andi
: The hall Mark Way of Winning
[41] Umar, Husein. 2008. Metode Riset
Customer for Life. New York :
Bisnis. Jakarta: PT.Gramedia
McGraw Hill Book Company.
Pustaka Utama.
[31] Robbins, Stephen. P, 2006. Perilaku
[42] Van, Horne 2005. Accounting
Organisasi (alih bahasa Drs. Economics. Translation Penerbit
Benjamin Molan), edisi Bahasa PT. Gramedia Pustaka Umum ;
Indonesia, Klaten : PT.Intan Sejati Jakarta.
[32] Rivai, Veithal, 2009. Manajemen [43] Warren, Reeve and Fess, Accounting:
Sumber Daya Manusia Untuk Pengantar Akuntansi, Terjemahan
Perusahaan, Edisi Kedua. PT.Raja Aria Fahmita, Amanugrahani, dan
Grafindo Persada.Jakarta. Taufik Hendrawan, Edisi 21, Buku
[33] Simamora, Henry, 2004. Manajemen 2, Salemba Empat, Jakarta 2005.
Sumber Daya Manusia,
Yogyakarta ; STIE YKPN
[34] S.R.Soemarso, 2009. Akuntansi
Suatu Pengantar. Edisi
Kelima.Jakarta. Penerbit Salemba
Empat.
[35] Sedarmayanti. 2009. Manajemen
Sumber Daya Manusia, Reformasi
Birokrasi dan Manajemen Pegawai
Negeri Sipil. PT. Bandung : Refika
Aditama.
[36] Syamsir Torang. 2012. Metode Riset
Struktur dan Perilaku Organisasi.
Bandung : Alfabeta
[37] Sitompul, Dinar Frenica,
2006.Analisis Sistem Informasi
Pengelolaan Piutang untuk
Meminimal Piutang Tak Tertagih

130

Anda mungkin juga menyukai