Anda di halaman 1dari 4

RINGKASAN MATERI AKUNTANSI MANAJEMEN LANJUTAN

“Pengembangan Sistem Manajemen Biaya”

Oleh:
Kelompok V
Sri Reskiawati Syam (A014202005)
Nur Khasanah Sahidin (A014202013)

PROGRAM PROFESI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
1.1 Latar Belakang
Informasi akuntansi keuangan dan informasi akuntansi manajemen memiliki karakteristik
yang berbeda, sehingga infromasi yang dihasilkan berbeda pula. Salah satu model yang
dapat dipakai dalam untuk mengembangkan sistem akuntansi manajemen adalah Activity
Based Costing (ABC).

1.2 Perbedaan Tradisional dengan Actvity Based Costing


Tujuan ABC adalah untuk membebankan biaya tidak langsung dengan lebih akurat, dimana
model ABC ini tidak akan memperbaiki cara pembebanan biaya langsung karena
pembebanan tersebut sudah menghasilkan angka yang akurat.
Gambar 1.2: Perbandingan Sistem Biaya Tradisional dengan ABC

Pembebanan Biaya
` Biaya Objek Biaya
Tradisional

Biaya Aktivitas Objek Biaya Pembebanan Abc

Biaya tradisional ialah biaya yang dibebaknkan pada objek biaya yang disebut sebagai biaya
langsung, seperti biaya bahan mentah langsung dan biaya buruh langsung sedangkan
sistem ABC ialah biaya yang dilakukan melalui dua tahap, dimana tahap pertamanya
dibebankan pada aktivitas dan jika aktivitas sudah diperoleh barulah dibebankan pada
produk.

1.3 Alasan Perbedaan Hasil Alokasi Tradisional dengan Activity Based Costing
Aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan dalam model activity based costing dapat dibagi
menjadi empat tingkatan, yaitu:
1. Unit Level Activities
2. Batch Level Acrivities
3. Product Level Activities
4. Facility Level Activities
Untuk pembebanan biaya yang bersifat tradisional, dasar pembebanan biaya tidak langsung
secara tradisional adalah dengan menggunakan
1. Unit produksi
2. Jam buruh langsung
3. Biaya buruh langsung
4. Jam mesin
5. Biaya bahan mentah langsung
1.4 Langkah-Langkah Perbaikan Profitabilitas Produk
Cooper dan Kaplan (1999) mengatakan paling tidak terdapat tujuh hal yang dapat
dilakukan perusahaan, yaitu:
1. Menyesuaikan harga produk
2. Memberikan produk subsitusi
3. Merancang ulang produk
4. Memperbaiki proses produksi
5. Mengubah kebijakan operasional dan strategi
6. Melakukan investasi pada teknologi yang fleksibel
7. Menghentikan produksi produk

1.5 Activity Based Costing dengan Idle Capacity (Time Driven Based Costing)
Dalam model activity based costing, pembagian biaya berdasarkan perilakunya
dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
1. Biaya fleksibel merupakan biaya yang berfluktuasi sesuai dengan jumlah
aktivitas perusahaan, semakin banyak aktivitas yang dilakukan maka biaya
akan semakin tinggi dan sebaliknya.
2. Biaya tetap merupakan biaya yang muncul akibat adanya komitmen
perusahaan terhadap penggunaan sumber daya untuk melakukan aktivitas.

1.6 Activity Based Costing dengan Persamaan Waktu (Time Equation)


Model ini digunakan untuk perusahaan-perusahaan yang memiliki tingkat aktivitas
yang amat beragam, sehingga sulit untuk disederhanakan. Senua aktivitas0aktivitas
tersebut akan diringkas dalam bentuk persamaan sehingga menjadi lebih mudah
untuk dikelola. Misalkan dalam model activity based costing yang dibuat perusahaan
terdapat aktivitas penerimaan pesanan pelanggan. Masalahnya terdapat beberapa
sub aktivitas yang dilakukan bervariasi, yaitu:
1. Apakah pesanan tersebut diterima melalui telpon, fax atau email
2. Apakah pesanan tersebut hanya satu jenis produk atau beberapa jenis
produk
3. Apakah pesanan tersebut merupakan pesanan pesanan untuk dalam kota,
luar kota dan luar negeri.
1.7 Activity Based Costing untuk Perusahaan Jasa
Konsep ABC dikembangkan pada perusahaan manufaktur yang sangat cocok pada
perusahaan jasa. Konsep ABC dibutuhkan oleh industri jasa karena Sebagian besar
dari biaya yang dikeluarkan dalam industry jasa merupakan biaya-biaya tidak
langsung.

Anda mungkin juga menyukai