Anda di halaman 1dari 9

"MENELADANI PERILAKU RASUL ALLAH"

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 
Rasulullah Muhammad SAW adalah orang yang pertama kali menerapkan
Islam secara total. Ia mendapat bimbingan dan pengarahan langsung dari Allah
melalui wahyu-Nya. Makà, tidak ada seorang pun yang lebih mengetahui dan
memahami Islam selain Rasulullah Muhammad SAW. Karena itu beliaulah satu-
satunya yang pantas menjadi teladan dan panutan orang-orang yang mengharap
rahmat Allah pada hari akhir serta bagi mereka yang ingin melaksanakan
kewajiban Islamnya dengan benar. Firman Allah dalam Qur’an Surat Al-Ahzab,
‫الرجيم‬ ‫الشيطان‬ ‫من‬ ‫هللا‬ ‫اعوذب‬
‫لقدكان لكم في رسول هللا اسوۃحسنۃ لمن كان ير جواهللا واليوم‬
‫االخروذكرهللا كثيرا‬ 
Artinya: "Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang
baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharapkan (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut (nama) Allah ": (QS, al-
Ahzab: 21 ).
Dan Allah berfirman dalam Qur’an Surat Al-Najm,
٤ ‫ ان هواالوحي يوحى‬٣ ‫وما ينطق عن الهوى‬
Artinya: "Dan tiadalah yang diucapkan itu menurut kemauan hawa nafsunya.
Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)". (QS,
al-Najm: 3-4). 
Dari kedua ayat Qur’an tersebut diatas jelas ditegaskan, bahwa tidak ada suri
tauladan yang baik dan menjamin seseorang mendapat rahmat Allah SWT baik
didunia maupun di akhirat, kecuali suri tauladan yang datang dari Rasulallah
Muhammad Saw. 
Penanaman pendidikan karakter (akhlaq) tidak bisa hanya sekedar mentransfer
ilmu pengetahuan atau melatih suatu keterampilan tertentu. Penanaman karekter
(akhlaq) perlu proses, contoh teladan, dan pembiasaan atau pembudayaan dalam
lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, dan lingkungan social maupun
lingkungan (exposure) media massa. 
Namun fenomena yang terjadi saat ini sangatlah bertolak belakang dengan
firman Allah SWT. Banyaknya kemaksiatan dan kriminalitas adalah bukti bahwa
bangsa ini mengidap dekadensi moral akut. Parahnya, gejala ini bukan hanya
menimpa masyarakat kalangan bawah, tetapi juga meliputi berbagai kalangan yang
menjadi panutan masyarakat kita. 
Tingginya tingkat korupsi dan kolusi, baik yang dilakukan birokrat maupun
tokoh lainnya, membuat masyarakat kehilangan panutan yang pada gilirannya
melahirkan “krisis keteladanan”. Selain itu, banyak umat Islam (terutama generasi
muda), bahkan anak-anak yang masih dibawah umur, mengidolakan bahkan
hingga meniru perilaku tokoh-tokoh populer tertentu. Ada kalanya, umat memang
mengidolakan tokoh-tokoh yang memiliki prestasi positif; misalnya atlet, ilmuwan,
dai, atau seniman. Tetapi sering pula kita melihat bahwa tokoh-tokoh yang
dijadikan panutan tersebut adalah manusia-manusia yang sesungguhnya memiliki
perilaku yang jauh dari konsepsi islami. Apakah yang terjadi…!
Bangsa kita yang mayoritas muslim, kerap mengingkari ketauladanan Rasulullah
Muhammad Saw. Padahal, Rasulullah Muhammad SAW diutus untuk
menyempurnakan akhlak mulia sebagaimana sabdanya, “Innama bu‘itstu
liutammima makaarimal akhlaaqi” (Bahwasanya aku diutus hanyalah untuk
menyempurnakan akhlak mulia). 
Menurut kami terjadinya krisis keteladanan, dikarenakan kurangnya
pemahaman akan makna dan konsekwensi syahadat rasul. Serta kurangnya
mengenal sifat-sifat rasul.
B. Perumusan Masalah. 
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, masalah-masalah yang akan
dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut: 
1. Apa makna dan konsekwensi Syahadat Rasul
2. Sifat-sifat Rasul
3. Meneladani Rasul
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui makna dan konsekwensi Syahadat Rasul dengan benar.
2. Untuk mengetahui sifat-sifat Rasul.
3. Untuk dapat meneladani Rasul. 

BAB II
MENELADANI SIFAT-SIFAT RASULULLAH SAW
Pembahasan 
Saat kita bersyahadat (memberi kesaksian) bahwa Muhammad Saw adalah
seorang utusan Allah dengan kalimat “Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah”,
maka di sinilah awal kita meyakini Nabi Muhammad Saw adalah Rasul Allah yang
terakhir yang wajib kita imani. 
Muhammad Saw, diutus untuk menjadi rahmat bagi semesta alam. Untuk
mendapatkan rahmat itu, seorang mukmin harus senantiasa meneladani Rasulullah
Muhammad SAW. Banyak hal yang dapat diteladani dari beliau dan yang paling
sederhana adalah meneladani pribadi dan akhlak Rasulullah SAW. Mencontoh
kepribadian Rasulullah SAW adalah sebuah keharusan bagi umatnya (umat Islam). 
A. Makna dan konsekwensi Syahadat Rasul
Kalimat Syahadatain:
‫ ال اله اال هلل واشهد ان محمدرسول هللا‬.‫اشهدان‬
Artinya : “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah)
kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah”
Makna dan konsekwensi dari syahadat anna Muhammadar rasulullah adalah
mengakui secara lahir dan batin bahwa Beliau (Muhammad SAW) adalah hamba
dan utusan Allah yang ditujukan kepada segenap umat manusia dan harus disertai
sikap tunduk melaksanakan syari’at beliau yaitu dengan membenarkan sabdanya,
melaksanakan perintahnya, menjauhi larangannya dan beribadah kepada Allah
hanya dengan tuntunannya serta mengikuti setiap sunnahnya (jejak langkahnya,
menghias diri dengan meniru akhlaknya). 
Selain itu juga bersabar dan tabah hati dalam mencontoh sepak terjang
Beliau, sebab sudah jelas bahwa tindak langkah Beliau mencerminkan suatu
teladan yang tinggi nilainya dan bermutu baik sekali. Bahkan itulah yang
merupakan kehidupan yang suci dan bersih yang dikehendaki oleh Allah SWT
agar dimiliki oleh umat manusia. 
Firman Allah dalam Qur’an Surat al-A’raf ayat 3:
‫اتبعواما انزل اليكم من ربكم وال تتبعوا من دونه‬
ۗ
‫اولياء قليال ما تذكرون‬
Artinya: "Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan
janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya. Amat sedikitlah kamu
mengambil pelajaran (dari padanya). (Al A'raaf : 3 ) Allah Ta'ala berfirman :
‫ قضى هللا ورسوله امرا ان يكون لهم الخيرۃ‬.‫وماكان لمٶمن ولومٶمنۃ اذا‬
‫من امرهمۗ ومن يعص هللا ورسوله فقد ضل ضلال مبينا‬ 
Artinya:"Tidaklah patut bagi baik laki-laki yang mu’min dan tidak (pula)
bagi perempuan yang mu’min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan
suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka.
Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah
sesat, sesat yang nyata”. " ( Al Ahzab : 36 ) 
Dari uraian diatas dapat di simpulkan konsekwensi syahadat rasul
diantaranya adalah: mentaati Nabi, membenarkan sabdanya, melaksanakan segala
perintahnya, meninggalkan larangannya, beramal dengan sunnahnya, serta
mendahulukan ucapannya di atas ucapan siapapun dalam urusan dunia maupun
urusan akhirat. 
Allah SWT berfirman:
ۚ ‫وما ارسلنا من رسول اال ليطاع بٳ ذ ن‬ 
‫هللا‬
Artinya:“Dan kami tidak mengutus seseorang rasul, melainkan untuk
dita'ati dengan seizin Allah” . (QS. an-Nisaa` :64) 
B. Sifat-sifat Rasul 
Mengenal Rasulullah SAW, perlu mengenal sifat-sifatnya. Karena bahagian
tingkah laku, personaliti, dan penampilan diwarnai oleh sifat seseorang. Begitupun
Nabi Muhammad SAW dapat digambarkan melalui sifat-sifatnya. Dengan
mengetahui sifat-sifat Rasulullah Muhammad SAW ini, diharapkan kita menyadari
bagaimana akhlak Rasulullah Muhammad SAW dan kemudian kita dapat
mengikutinya. 
Allah SWT berfirman : ‫وإنك لعلى خلق عظيم‬ 
Artinya: “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang
agung” 
Al-'Izz bin Abdus Salam berkata: “Perhormatan besar dari para pembesar
terhadap sesuatu menunjukkan masuknya ia dalam golongan orang-orang besar,
maka bagaimana dugaanmu dengan penghormatan besar Yang Maha Besar?”.
(Islamhouse.com)
Dalam satu hadits diberitakan: Dari Sa'ad bin Hisyam bin 'Amir, ia berkata,
“Aku datang kepada 'Aisyah ra, aku berkata, 'Wahai Ummul Mukminin,
beritakanlah kepadaku tentang akhlak Rasulullah SAW, Ia berkata, “Akhlak beliau
adalah al-Qur`an”. Bukanlah engkau membaca al-Qur`an, firman Allah Ta’ala :
‫“( وانك لعلى خلق عظيم‬Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti
yang agung”.) (QS. al-Qalam:4). Aku berkata, 'Sesungguhnya aku ingin tidak
menikah (hanya beribadah).' Ia berkata, 'Janganlah engkau lakukan. Bukankah
engkau membaca: ‫ حسنۃ‬.‫لقد كا ن لكم في رسول هللا أسوۃ‬ “Sesungguhnya telah
ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu”. (QS. al-
Ahzaab:21). Rasulullah SAW telah menikah dan telah dikarunia anak”.
(Islamhouse.com)
Dari penjelasan hadits diatas, jelas Beliau adalah manusia biasa, hidup di
tengah masyarakat, bergaul, makan, minum dan menikah tak ubahnya manusia
lainnya. Akan tetapi, kepribadian dan perilaku Beliau berbeda dengan manusia
lainnya. Tidak ada yang bisa memahami hakikat kedalaman akhlak orang seperti
Muhammad SAW, kecuali penciptanya dan orang yang memiliki kesamaan
karakter dengannya. Sebagai umatnya, kesamaan karakter tersebutlah yang harus
senantiasa kita usahakan ada melekat pada diri kita agar dicintai Allah SW,
sebagaimana Allah mencintai Rasul kita.
Sifat-sifat Rasulullah SAW menggambarkan akhlak mulia yang diwarnai
oleh akhlak Al Qur,an dan sangatlah patut dijadikan sebagai contoh yang baik bagi
kita, diantara sifatnya adalah:
1. Sidq (benar) 
Seperti yang difirmankan Allah SWT, 
‫ ب ۙه ألبك هم المتقون‬.‫ وصدق‬.‫والذى جاء بالصدق‬
(“Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya,
mereka itulah orang-orang yang bertakwa”) . (Q.S: 39,33)
Para rasul Allah dan Muhammad SAW mempunyai sifat sidq, yang
membawa kebenaran. Orang yang membawa kebenaran tentunya ia sendiri
bersifat sidq sehingga apa yang disampaikan dapat diterima. Oleh karena itu,
dengan sifat ini ramai masyarakat jahiliyah menerima Islam. Sifat sidq berarti
membenarkan dan mengikuti Islam sebagai sumber kebenaran.

2. Tabligh (menyampaikan). 
ۖ
Allah SWT berfirman: ‫ربك وان لم‬ ‫ بلغ ما أنزل إليك من‬.‫يأ يها الرسول‬
ۚ‫تفعل فما بلغت رسا لته‬ 
Artinya: “Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan dari Tuhanmu. Dan
jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu berarti) Kamu tidak
menyampaikan amanatNya” (Q.S. al-Maidah; 67) 
Seorang Rasulullah diperintahkan untuk menyampaikan semua wahyu yang
diterima dari Allah walaupun ia harus menghadapi halangan dan rintangan yang
berat. Rasulullah SAW harus menyampaikan seluruh ajaran Allah Swt, sekalipun
mengakibatkan jiwanya terancam. 
Salah satu rahasia kenapa Islam tersebar dengan cepat ke seluruh pelosok
tempat dan bagaimana pula dengan cepatnya perubahan-perubahan di tengah
masyarakat. Kenapa jumlah bilangan pengikut Islam semakin hari semakin ramai
dan semakin banyak yang menyokongnya. Jawabannya adalah sifat tabligh yang
dimiliki oleh Rasulullah SAW dan pengikutnya. 
Setiap muslim merasakan bahwa dakwah atau menyampaikan Islam sebagai
suatu kewajiban yang perlu dilaksanakan di mana saja dan kapan saja. Artinya
dalam keadaan bagaimanapun, Ummat Islam sentiasa menyampaikan risalah ini
kepada siapa saja yang menerimanya. 
Allah Swt. berfirman, “…Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah
diberi Al-Kitab dan orang-orang yang ummi (buta huruf), sudahkah kamu masuk
Islam? Jika mereka telah masuk Islam niscaya mereka mendapat petunjuk, dan jika
mereka berpaling, maka kewajibanmu hanyalah menyampaikan (ayat-ayat Allah
Swt.) Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya”. (QS. Ali Imran; 20)
3. Amanah (dapat dipercaya). 
Firman Allah SWT dalam Qur’an Surat an-Nisa’,
‫ان ا هلل يأ مركم ان تۏد وا االمنت الى أهلها وإذا حكمتم بين الناس‬
‫أنتحكموا بالعد ۗل إن هللا نعما يعظكم ب ۗه إن هللا كان سميعا بصيرا‬
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat
kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan
hukum diantara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya
Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah
adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”.(Q.S; 4, 58) 
Amanah secara umum berarti bertanggungjawab terhadap apa yang
dibawanya, menepati janji, melaksanakan perintah, menunaikan keadilan,
memberikan hukum yang sesuai dan dapat menjalankan sesuatu yang
disepakatinya. 
Seorang Rasul harus dapat dipercaya untuk menyampaikan seluruh pesan
yang diperintahkan oleh Allah SWT persis seperti yang dikehendaki-Nya, tanpa
ditambahi atau dikurangi sedikit pun. Hal ini dimaksudkan tidak lain agar umat
manusia memahami dengan saksama wahyu yang diturunkan melalui RasulNya
tersebut. Pada dasarnya, modal utama hubungan antar personal adalah
kepercayaan. 
4. Fathanah (cerdas/cerdik/bijaksana).
Seorang Rasul haruslah cerdik dan bijaksana karena dengan kedua hal
tersebutlah ia dapat memimpin dan membimbing umat dengan baik. Fathanah juga
diartikan sebagai bijaksana dalam semua sikap, perkataan, dan perbuatannya. 
Kecerdasan Rasulullah dapat dilihat bagaimana Rasul menyusun dakwah dan
strategi-strategi seperti berperang, berdakwah ke tempat lain dan sebagainya. Di
antara kecerdasan Rasul adalah mempunyai pandangan bahwa Islam akan
menaklukkan Mekah dan menaklukkan Khaibar. Rasul menggambarkan pada saat
tersebut ummat Islam masuk ke Masjidil Haram dengan aman sentausa, serta
bercukur dan menggunting rambut kepala. Kecerdasan Rasul dalam
memperkirakan kekuatan Ummat Islam dan kelemahan pihak lawan juga
dibuktikan di dalam peperangan lainnya. 
Allah Saw berfirman dalam Qur’an Surat al-Fat-h:
‫ الحرام انشاء هللا‬.‫الحق لتد خلن المسجد‬ۚ ‫لقد صدق هللا رسوله الرءيا ب‬
ۗ
‫أمنين محلقين رءوسكم ومقصرين التخافون فعلم مالم تعلموا فجعل من‬
‫قريبا‬ ‫فتحا‬ ‫ذلك‬ ‫دون‬
Artinya: “Sesungguhnaya Allah akan membuktikan kepada Rasulnya tentang
kebenaran mimpinya dengan sebenarnya (yaitu) bahwa sesungguhnya kamu pasti
akan memasuki masjidil haram, insya Allah dalam keadaan aman, dengan
mencukur rambutkepala dan mengguntingnya, sedang kamu tidak merasa takut.
Maka Allah mengetahui apa yang tiada kamu ketahui dan Dia memberikan
sebelum itu kemenangan yang dekat”. (Q.S: 48, 27)
Kita tentu sangat mendambakan hadirnya seorang pemimpin yang memiliki
sifat-sifat seperti disebutkan di atas. Sudah terlalu lama umat Islam berada di
belakang kemajuan umat lain khususnya umat islam di Indonesia. Dan untuk
menggapai hal tersebut, diperlukan sosok pemimpin yang memiliki sifat-sifat
seperti disebutkan di atas. 
Jadi, sudah saatnya umat Islam kembali mempelajari empat karakter utama
Rasulullah SAW yang kemudian harus diimplementasikan dalam permasalahan
hidupnya. Insya Allah, hal tersebut akan menjadi solusi atas permasalahan umat
saat ini. 
C. Meneladani Rasulullah SAW 
Allah SWT memerintahkan kepada kita untuk mengikuti (meneladani)
Rasulallah Muhammad SAW dalam setiap aspek kehidupan dan pribadi Beliau,
mulai dari kegiatan di pagi hari hingga malam hari. Mengapa? Tidak lain karena
waktu adalah ibadah. Bagi seorang mukmin, tidak ada sedetik waktu pun yang
tidak memiliki nilai ibadah. 
Allah SWT berfirman dalam Qur’an Surat al-Imran:
‫قل إن كنتم تحبون هللا فا تبعوني يحببكم هللا‬
‫ويغفرلكم ذنوبكمۗ وهللا غفوررحيم‬
Artinya:“Katakanlah, Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku,
niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu , Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang” (Q.S Al-Imran:31) 
Meneladani dan mengikuti Rasulullah SAW tidak cukup hanya dengan kata-
kata. Meneladani Rasulullah SAW harus tecermin dalam kehidupan sehari-hari, di
mana pun kita berada dan dengan siapa pun kita berinteraksi. 
Tidak mudah memang untuk bisa meneladani Rasulullah SAW secara utuh, apalagi
di era modern dan globalisasi ini, tetapi bukan berarti kita putus asa. Teladani
Rasulullah SAW mulai dari hal sederhana. 
Dan ingatlah selalu sabda Rasulallah SAW,
‫يا أيها الناس إنما أنا رحمۃ مهداۃ‬
Artinya:“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya aku adalah Rahmat yang
dihadiahkan “ (Islamhouse.com).
Diutusnya Rasulullah Muhammad SAW adalah bukti nyata kasih sayang Allah
yang dihadiahkan oleh Allah kepada umat manusia (umat Islam). Meneladani
Rasulullah SAW bagi manusia pada umumnya dan bagi kaum muslimin pada
khususnya adalah suatu keharusan bagi orang-orang yang ingin di kasihi dan
diampuni dosa-dosanya oleh Allah SWT.
Mari kita bermuhasabah, apakah kita sudah benar-benar mengenal dan merasa
dekat dengan Rasulullah SAW dengan meneladani semua yang beliau
contohkan ?. Apabila jawabnya belum, maka kinilah saatnya menggali semua
aspek kehidupan yang pernah Rasulullah SAW lakukan untuk keselamatan umat-
Nya. 
Sungguh indah dan betapa tenteramnya hidup kita bila dapat senantiasa
meneladani pribadi Rasulullah SAW. 
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan makalah diatas dapat kami simpulkan bahwa:
Pembentukan karakter membutuhkan figur/ tauladan. Karakter yang baik tentu
haruslah dicontohkan oleh individu-individu yang menpunyai karakter (akhlak)
yang baik pula (akhlak mahmudah). Akhlak Rasulullah Muhammad SAW adalah
sebaik-baik akhlak manusia yang diciptakan Allah SWT di bumi ini yang patut
dijadikan tauladan. 
Dengan mengetahui dan memahami makna, konsekwensi syahadat rasul yang
telah kita ikrarkan, dapat menimbulkan/menambah keyakinan dan keinginan kita
untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. 
Meneladani/mengikuti Rasulullah Muhammad SAW, adalah suatu kewajiban
yang tidak boleh ditolak ataupun dipungkiri oleh siapapun yang ingin
mendapatkan kesejahteraan hidup di dunia dan keselamatan di akhirat nanti. 
Pengenalan dan pemahaman terhadap sifat-sifat Rasulallah SAW, berpengaruh
dalam menimbulkan rasa cinta kepada Beliau, dan memotifasi kita untuk
meneladaninya.
Pepatah mengatakan “Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka
tak cinta”
(Meneladani Perilaku Rasul Allah)

Oleh :
Kelompok 6:
1.Sri Reskiawati Syam
2.Waode Siti Rahayu
3.Fatmawati
4.Ayu Ashari
5.Baita mar’atus Sholiha
6.Riska Wulandari R
7.Miranda Malinda Hamka
8.Nurul Ayu Mustika Hafid
9.Retno Wulandari

Anda mungkin juga menyukai