Anda di halaman 1dari 31

MENELADANI SIFAT – SIFAT RASULULLAH SAW

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Agama Islam berisi ajaran yang menyangkut seluruh aspek kehidupan manusia, baik
sebagai hamba Allah, individu, anggota masyarakat maupun sebagai makhluk dunia.
Termasuk di dalamnya masalah kepemmpinan. Kepemimpinan dalam Islam pada
dasarnya aktivitas menuntun, memotivasi, membimbing, dan mengarahkan agar
manusia beriman kepada Allah SWT, dengan tidak hanya mengerjakan perbuatan atau
bertingkah laku yang diridhai Allah SWT. Islam sangat cermat dalam menetapkan
pemimpin yang akan menjadi teladan yaitu menyuburkan dan membangun kepribadian
Muslim. Salah seorang pemimpin yang memenuhi kualitas seperti itu, bagi seluruh umat
Islam adalah Nabi Muhammad SAW. Pengangkatan beliau sebagai Rasul Allah SWT itu
selain untuk memimpin umat manusia adalah juga untuk seluruh alam. Kepribadian
yang sempurna yang dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul Allah, sebagai
kepribadian yang terpuji dan sempurna, terkenal dengan sebutan sifat-sifat wajib bagi
Rasul Allah yang meliputi shidiq, amanah, tabligh, danfathanah.Nabi Muhammad SAW
merupakan pintu utama bagi setiap hamba yang ingin membangun kepribadian rabbani
tersebut. Rasulullah Muhammad SAW adalah orang yang pertama kali menerapkan
Islam secara total. Ia mendapat bimbingan dan pengarahan langsung dari Allah melalui
wahyu-Nya. Makà, tidak ada seorang pun yang lebih mengetahui dan memahami Islam
selain Rasulullah Muhammad SAW. Karena itu beliaulah satusatunya yang pantas
menjadi teladan dan panutan orang-orang yang mengharap rahmat Allah pada hari
akhir serta bagi mereka yang ingin melaksanakan kewajiban Islamnya dengan benar.

Firman Allah dalam Qur’an Surat Al-Ahzab

, , ‫الرجيم الشيطان من هلال اعوذب كثيرا االخروذكرهلال واليوم جوهلال ير كان لمن اسوۃحسنۃ هلال رسول في لكم لقدكان‬

Artinya: "Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik
bagimu yaitu bagi orang yang mengharapkan (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
kiamat dan dia banyak menyebut (nama) Allah ": (QS, al-Ahzab: 21 ). Dan Allah
berfirman dalam Qur’an Surat Al-Najm,

٤‫ يوحى هواالوحي ان‬٣‫الهوى عن ينطق وما‬


Artinya: "Dan tiadalah yang diucapkan itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya
itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)".(QS, al-Najm: 3-4). Dari
kedua ayat Qur’an tersebut diatas jelas ditegaskan, bahwa tidak ada suri tauladan yang
baik dan menjamin seseorang mendapat rahmat Allah SWT baik didunia maupun di
akhirat, kecuali suri tauladan yang datang dari Rasulallah Muhammad Saw. Penanaman
pendidikan karakter (akhlaq) tidak bisa hanya sekedar mentransfer ilmu pengetahuan
atau melatih suatu keterampilan tertentu. Penanaman karekter (akhlaq) perlu proses,
contoh teladan, dan pembiasaan atau pembudayaan dalam lingkungan sekolah,
lingkungan keluarga, dan lingkungan sosial maupun lingkungan media massa.

B. Perumusan Masalah.

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, masalah-masalah yang akan dibahas dapat
dirumuskan sebagai berikut:

1. Sifat-sifat Terpuji Rasul


2. Meneladani Rasul

C. Tujuan Pembahasan

1. Untuk mengetahui sifat-sifat Rasul.

2. Untuk dapat meneladani Rasul.


BAB II PEMBAHASAN

Dalam Islam, suri tauladan yang paling sempurna terdapat pada diri Nabi Muhammad
Saw, seorang yang mempunyai sifat-sifat yang yang selalu terjaga dan dijaga oleh
Rasulullah Saw. Sifat-sifat yang ada pada diri Nabi Muhammad Saw juga terdapat pada
diri rasul-rasul lain sebagai penyeru umat. Sifat yang dimaksud dikenal dengan sebutan
sifat wajib Rasul. Saat kita bersyahadat (memberi kesaksian) bahwa Muhammad Saw
adalah seorang utusan Allah dengan kalimat “Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah”,
maka di sinilah awal kita meyakini Nabi Muhammad Saw adalah Rasul Allah yang
terakhir yang wajib kita imani. Muhammad Saw, diutus untuk menjadi rahmat bagi
semesta alam. Untuk mendapatkan rahmat itu, seorang mukmin harus senantiasa
meneladani Rasulullah Muhammad SAW. Banyak hal yang dapat diteladani dari beliau
dan yang paling sederhana adalah meneladani pribadi dan akhlak Rasulullah SAW.
Mencontoh kepribadian Rasulullah SAW adalah sebuah keharusan bagi umatnya (umat
Islam).

A. Sifat-sifat Rasul

Mengenal Rasulullah SAW, perlu mengenal sifat-sifatnya. Karena tingkah laku,


Kepribadian, dan penampilan diwarnai oleh sifat seseorang. Begitupun Nabi
Muhammad SAW dapat digambarkan melalui sifat-sifatnya. Dengan mengetahui sifat-
sifat Rasulullah Muhammad SAW ini, diharapkan kita menyadari bagaimana akhlak
Rasulullah Muhammad SAW dan kemudian kita dapat mengikutinya. Allah SWT
berfirman : ‫عظيم خلق لعلى وإنك‬

Artinya: “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung” Al-'Izz bin
Abdus Salam berkata: “Penghormatan besar dari para pembesar terhadap sesuatu
menunjukkan masuknya ia dalam golongan orang-orang besar, maka bagaimana
dugaanmu dengan penghormatan besar Yang Maha Besar?”. Dalam satu hadits
diberitakan: Dari Sa'ad bin Hisyam bin 'Amir, ia berkata, “Aku datang kepada 'Aisyah ra,
aku berkata, 'Wahai Ummul Mukminin, beritakanlah kepadaku tentang akhlak Rasulullah
SAW, Ia berkata, “Akhlak beliau adalah al-Qur`an”. Bukanlah engkau membaca al-
Qur`an, firman Allah Ta’ala : ‫ عظيم خلق لعلى وانك‬Artinya: “Dan sesungguhnya kamu benar-
benar berbudi pekerti yang agung”.) (QS. alQalam:4). Aku berkata, 'Sesungguhnya aku
ingin tidak menikah (hanya beribadah).' Ia berkata, 'Janganlah engkau lakukan.
Bukankah engkau membaca: ‫حسنۃ أسوۃ هلال رسول في لكم ن كا لقد‬

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu”. (QS.
al-Ahzaab:21). Rasulullah SAW telah menikah dan telah dikarunia anak”.

Dari penjelasan hadits diatas, jelas Beliau adalah manusia biasa, hidup di tengah
masyarakat, bergaul, makan, minum dan menikah tak ubahnya manusia lainnya. Akan
tetapi, kepribadian dan perilaku Beliau berbeda dengan manusia lainnya. Tidak ada yang
bisa memahami hakikat kedalaman akhlak orang seperti

Muhammad SAW, kecuali penciptanya dan orang yang memiliki kesamaan karakter
dengannya. Sebagai umatnya, kesamaan karakter tersebutlah yang harus senantiasa kita
usahakan ada melekat pada diri kita agar dicintai Allah SW, sebagaimana Allah
mencintai Rasul kita. Sifat-sifat Rasulullah SAW menggambarkan akhlak mulia yang
diwarnai oleh akhlak Al Qur,an dan sangatlah patut dijadikan sebagai contoh yang baik
bagi kita, diantara sifatnya adalah:

1. Sidq (benar) Shiddiq adalah hadirnya suatu kekuatan yang dapat melepaskan diri dari
sikap dusta atau tidak jujur terhadap Tuhannya, dirinya sendiri, maupun orang lain. Nabi
Muhammad Saw mempunyai banyak sifat yang membuatnya disukai oleh setiap orang
yang berhubungan dengannya dan yang membuatnya menjadi pujaan para
pengikutnya. Sewaktu muda, semua orang Quraisy menamakannya “shidiq” dan “amin”.
Beliau sangat dihargai dan dihormati oleh semua orang termasuk para pemimpin
Mekkah. Nabi memiliki kepribadian dan kekuatan bicara yang demikian memikat dan
menonjol sehingga siapa pun yang pergi kepadanya pasti akan kembali dengan
keyakinan, ketulusan dan kejujuran pesannya. Hal ini dikarenakan, Nabi Muhammad Saw
hanya mengikuti apa yang diwahyukan pada beliau. Dalam kepemimpinan berarti
semua keputusan, perintah dan larangan beliau, agar orang lain berbuat atau
meninggalkannya pasti benar karena Nabi bermaksud mewujudkan kebenaran dari
Allah Swt. Peranannya sebagai seorang Rasul dan pemimpin telah diberikan oleh Allah
sebuah kitab sebagai penguat misinya itu. Nabi Muhammad Saw teladan umat telah
ditonjolkan oleh Allah sebagai manusia pilihan, oleh karena itu sunnahnya, cara
hidupnya menjadi satu-satunya perilaku yang sah bagi kaum muslim. Seperti yang
difirmankan Allah SWT,
‫المتقون هم ألبك ب ۙه وصدق بالصدق جاء والذى‬

Artinya: “Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya,


mereka itulah orang-orang yang bertakwa” . (Q.S: 39,33)

Para rasul Allah dan Muhammad SAW mempunyai sifat sidq, yang membawa
kebenaran. Orang yang membawa kebenaran tentunya ia sendiri bersifat sidq sehingga
apa yang disampaikan dapat diterima. Oleh karena itu, dengan sifat ini ramai
masyarakat jahiliyah menerima Islam. Sifat sidq berarti membenarkan dan mengikuti
Islam sebagai sumber kebenaran.

2. Tabligh (menyampaikan). Dalam makna bahasa, tabligh berati menyampaikan


sedangkan dalam makna istilah adalah menyampaikan ajaran-ajaran Islam yang diterima
dari Allah SWT kepada umat manusia untuk dijadikan pedoman dan dilaksanakan agar
memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Isi yang utama dan pokok aktivitas tabligh
adalah amar ma’ruf nahi munkar (perintah untuk mengerjakan yang baik dan larangan
untuk mengerjakan perbuatan yang keji) serta mengajak beriman kepada Allah SWT.
Panggilan menjadi Rasul bagi Nabi Muhammad SAW ketika berusia 40 tahun adalah
bukti bahwa beliau seorang penyampai risalah Tuhan. Kunjungan Malaikat Jibril yang
memerintahkan beliau membaca wahyu dari Allah, ternyata juga merupakan
pemberitahuan pengangkatan beliau menjadi seorang Rasul Allah. Tidak ada surat
keputusan atau simbol lain yang dapat beliau tunjukan, sebagai bukti kerasulan. Wahyu
pertama yang turun pada tanggal 17 Ramadhan, yakni surat Al-Alaq 1-5 adalah sebagai
buktinya. Sejak itulah beliau menjadi utusan beliau menjadi utusan Allah, dengan tugas
menyeru, mengajak dan memperingatkan manusia agar hanya menyembah kepada
Allah SWT.

Allah SWT berfirman:

‫لت ۙه رسا بلغت فما تفعل لم وان ربكۙ من إليك أنزل ما بلغ الرسول يها يأ‬

Artinya: “Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan dari Tuhanmu. Dan jika tidak
kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu berarti) Kamu tidak menyampaikan
amanatNya” (Q.S. al-Maidah; 67)
Seorang Rasulullah diperintahkan untuk menyampaikan semua wahyu yang diterima
dari Allah walaupun ia harus menghadapi halangan dan rintangan yang berat. Rasulullah
SAW harus menyampaikan seluruh ajaran Allah Swt, sekalipun mengakibatkan jiwanya
terancam. Salah satu rahasia kenapa Islam tersebar dengan cepat ke seluruh pelosok
tempat dan bagaimana pula dengan cepatnya perubahan-perubahan di tengah
masyarakat. Kenapa jumlah bilangan pengikut Islam semakin hari semakin ramai dan
semakin banyak yang menyokongnya. Jawabannya adalah sifat tabligh yang dimiliki
oleh Rasulullah SAW dan pengikutnya. Setiap muslim merasakan bahwa dakwah atau
menyampaikan Islam sebagai suatu kewajiban yang perlu dilaksanakan di mana saja dan
kapan saja. Artinya dalam keadaan bagaimanapun, Umat Islam senatiasa menyampaikan
risalah ini kepada siapa saja yang menerimanya. Allah Swt. berfirman, “…Dan katakanlah
kepada orang-orang yang telah diberi Al-Kitab dan orang-orang yang ummi (buta
huruf), sudahkah kamu masuk Islam? Jika mereka telah masuk Islam niscaya mereka
mendapat petunjuk, dan jika mereka berpaling, maka kewajibanmu hanyalah
menyampaikan (ayat-ayat Allah Swt.) Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya”.
(QS. Ali Imran; 20)

3. Amanah (dapat dipercaya). Yaitu segala sesuatu yang dipercayakan kepada manusia,
baik yang menyangkut dirinya, hak orang lain, maupun hak Allah SWT, atau sesuatu
yang diberikan kepada seseorang yang dinilai memiliki kemampuan untuk
mengembannya. Arti sesungguhnya dari penyerahan amanah kepada manusia adalah
Allah SWT percaya bahwa manusia mampu mengemban amanah tersebut sesuai
dengan keinginan Allah SWT. Karakter yang seharusnya dimiliki oleh seorang pemimpin
sebagaimana karakter yang dimiliki Rasul yaitu sifat dapat dipercaya. Beliau jauh
sebelum menjadi Rasul pun sudah dibeli gelar alAmin (yang dapat dipercaya). Sifat
amanah inilah yang dapat mengangkat posisi Nabi di atas pemimpin yang benar-benar
bertanggung jawab pada amanah, tugas, dan kepercayaan yang diberikan Allah Swt.
Yang dimaksud amanah dalam hal ini adalah apapun yang dipercayakan kepada
Rasulullah Saw meliputi segala aspek kehidupan, baik politik, ekonomi, maupun agama.

Firman Allah SWT dalam Qur’an Surat an-Nisa’,

‫ب ۙه يعظكم نعما هلال إن لۙ بالعد أنتحكموا الناس بين حكمتم وإذا أهلها الى االمنت وا تۏد ان مركم يأ هلل ا ان بصيرا سميعا‬
‫ كان هلال إن‬Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada
yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum diantara
manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi
pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha
Mendengar lagi Maha Melihat”.(Q.S; 4, 58)

Amanah secara umum berarti bertanggungjawab terhadap apa yang dibawanya,


menepati janji, melaksanakan perintah, menunaikan keadilan, memberikan hukum

yang sesuai dan dapat menjalankan sesuatu yang disepakatinya. Seorang Rasul harus
dapat dipercaya untuk menyampaikan seluruh pesan yang diperintahkan oleh Allah SWT
persis seperti yang dikehendaki-Nya, tanpa ditambahi atau dikurangi sedikit pun. Hal ini
dimaksudkan tidak lain agar umat manusia memahami dengan saksama wahyu yang
diturunkan melalui RasulNya tersebut. Pada dasarnya, modal utama hubungan antar
personal adalah kepercayaan.

4. Fathanah (cerdas/cerdik/bijaksana). Nabi Muhammad SAW yang mendapat karunia


dari Allah dengan memiliki kecakapan luar biasa dan kepemimpinan yang agung (genius
leardership-qiyadah abqariyah) sebagai pahala berganda sepanjang masa, dituduh oleh
kaum musyrikin dan musuh-musuh lainnya dengan tuduhan keji, yaitu beliau dikatakan
gila. Kesuksesan Nabi Muhammad SAW sebagai seorang pemimpin umat memang telah
dibekali kecerdasan oleh Allah SWT. Kecerdasan ini tidak saja diperlukan untuk
memahami dan menjelaskan wahyu Allah SWT. Kecerdasan dibekalkan juga karena
beliau mendapat kepercayaan Allah SWT untuk memimpin umat, karena agama Islam
diturunkan untuk seluruh manusia dan sebagai rahmat bagi seluruh alam. Sesuai
dengan kesaksian sejarah, bukti-bukti Al-quran dan berbagai petunjuk yang diambil dari
sejarah Islam beliau adalah seorang ummi tidak dapat baca dan tulis, maka dapat
dikatakan bahwa pikiran Rasulullah SAW sama sekali tidak pernah tersentuh oleh ajaran
manusia. Beliau hanya diajar pada sekolah illahi dan menerima pengetahuan dari Allah
sendiri. Oleh karenanya kecerdasan beliau di luar batas manusia biasa bahkan melebihi
nabi-nabi yang lain. Kecerdasan beliau merupakan suatu hikmah yang dianugerahkan
Allah kepada beliau dengan sifat kearifan yang selalu ditampakkan.

Seorang Rasul haruslah cerdik dan bijaksana karena dengan kedua hal tersebutlah ia
dapat memimpin dan membimbing umat dengan baik. Fathanah juga diartikan sebagai
bijaksana dalam semua sikap, perkataan, dan perbuatannya. Kecerdasan Rasulullah
dapat dilihat bagaimana Rasul menyusun dakwah dan strategi-strategi seperti
berperang, berdakwah ke tempat lain dan sebagainya. Di antara kecerdasan Rasul
adalah mempunyai pandangan bahwa Islam akan menaklukkan Mekah dan
menaklukkan Khaibar. Rasul menggambarkan pada saat tersebut umat Islam masuk ke
Masjidil Haram dengan aman, serta bercukur dan menggunting rambut kepala.
Kecerdasan Rasul dalam memperkirakan kekuatan Umat Islam dan kelemahan pihak
lawan juga dibuktikan di dalam peperangan lainnya. Allah Saw berfirman dalam Qur’an
Surat al-Fat-h:

ۙ
‫الحق ب الرءيا رسوله هلال صدق لقد ۙقريبا فتحا ذلك‬ ‫ومقصرين رءوسكم محلقين أمنين هلال انشاء الحرام المسجد خلن لتد‬
‫دون من فجعل تعلموا مالم فعلم التخافون‬

Artinya: “Sesungguhnaya Allah akan membuktikan kepada Rasulnya tentang kebenaran


mimpinya dengan sebenarnya (yaitu) bahwa sesungguhnya kamu pasti akan memasuki
masjidil haram, insya Allah dalam keadaan aman, dengan mencukur rambutkepala dan
mengguntingnya, sedang kamu tidak merasa takut. Maka Allah mengetahui apa yang
tiada kamu ketahui dan Dia memberikan sebelum itu kemenangan yang dekat”. (Q.S: 48,
27)

Kita tentu sangat mendambakan hadirnya seorang pemimpin yang memiliki sifatsifat
seperti disebutkan di atas. Sudah terlalu lama umat Islam berada di belakang kemajuan
umat lain khususnya umat islam di Indonesia. Dan untuk menggapai hal tersebut,
diperlukan sosok pemimpin yang memiliki sifat-sifat seperti disebutkan di atas.

B. Meneladani Rasulullah SAW

Allah SWT memerintahkan kepada kita untuk mengikuti (meneladani) Rasulallah


Muhammad SAW dalam setiap aspek kehidupan dan pribadi Beliau, mulai dari kegiatan
di pagi hari hingga malam hari. Karena waktu adalah ibadah. Bagi seorang mukmin,
tidak ada sedetik waktu pun yang tidak memiliki nilai ibadah. Allah SWT berfirman
dalam Qur’an Surat al-Imran:

‫ذنوبكم ويغفرلكم هلال يحببكم تبعوني فا هلال تحبون كنتم إن قل‬


ۙ ‫غفوررحيم وهلال‬

Artinya: “Katakanlah, Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah
mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu , Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang” (Q.S Al-Imran:31)

Meneladani dan mengikuti Rasulullah SAW tidak cukup hanya dengan kata-kata.
Meneladani Rasulullah SAW harus tecermin dalam kehidupan sehari-hari, di mana pun
kita berada dan dengan siapa pun kita berinteraksi. Tidak mudah memang untuk bisa
meneladani Rasulullah SAW secara utuh, apalagi di era modern dan globalisasi ini, tetapi
bukan berarti kita putus asa.

Teladani Rasulullah SAW mulai dari hal sederhana. Dan ingatlah selalu sabda Rasulallah
SAW,

‫مهداۃ رحمۃ أنا إنما الناس أيها يا‬

Artinya: “Wahai sekalian manusia, sesungguhnya aku adalah Rahmat yang dihadiahkan “

Diutusnya Rasulullah Muhammad SAW adalah bukti nyata kasih sayang Allah yang
dihadiahkan oleh Allah kepada umat manusia (umat Islam). Meneladani Rasulullah SAW
bagi manusia pada umumnya dan bagi kaum muslimin pada khususnya adalah suatu
keharusan bagi orang-orang yang ingin di kasihi dan diampuni dosa-dosanya oleh Allah
SWT. Kandungan akhlak mulia yang melekat pada sifat-sifat para Nabi, khususnya Nabi
Muhammad SAW hendaknya dapat menjadi pedoman praktis bagi kaum muslimin
dalam berkeyakinan, berfikir, bersikap, berperilaku, berpenampilan, bertindak dan
menjadi sumber inspirasi serta refleksi sehingga kepribadian kita semakin kuat
menghadapi tantangan di tengah-tengah medan kehidupan. Hal ini baik diterapkan
dalam kehidupan individu dengan Tuhannya, individu dengan dirinya sendiri (nurani),
individu dengan lingkungan keluarga, individu dengan lingkungan kerja atau organisasi,
individu dengan lingkungan sosial atau masyarakat, dan individu dengan lingkungan
lingkungan alam semesta.

Dibawah ini bentuk implementasi dari sifat-sifat Rasulullah Saw yaitu 1.

Sidhiq

Setiap muslim hendaknya senantiasa melakukan hal-hal berikut : a.


Meyakini sepenuh hati bahwa setiap kebohongan, pemalsuan, penipuan

merupakan bentuk penghianatan dan kemunafikan yang dapat menjatuhkan

martabat dirinya di hadapan Allah dan merusak reputasinya di hadapan mahklukNya. b.

Melaksanakan tugas-tugas atau tanggung jawabnya

sebagai abdullah dankhalifatullah dengan integritas yang tinggi, dan karenanya bersikap
tidak mengenal kompromi terhadap segala bentuk kebatilan. c.

Berkeyakinan, berpikir, bersikap, berperilaku, berpenampilan, dan bertindak

berdasarkan nilai-nilai kebenaran dan kejujuran. d.

Berusaha meningkatkan kualitas dirinya untuk menjadi yang terbaik, benar,

jujur, profesional, berakhlak mulia, dan bertanggung jawa di tengah-tengah lingkungan


agamanya, lingkungan keluarganya, lingkungan kerja/organisasinya, lingkungan
sosial/masyarakatnya, dan lingkungan alam semestanya. 2. Amanah Setiap muslim
hendaknya melakukan hal-hal berikut : a.

Menyadari sepenuh hati bahwa hidup itu amanah. Sehingga, dalam setiap

aktivitasnya, beribadah, belajar, dan bekerja, ia akan selalu berusaha untuk


meningkatkan kualitas pencapaiannya dengan penuh kesungguhan dan rasa tanggung
jawab yang tinggi. b.

Bekerja dengan sikap saling menghormati kapasitas orang lain, partisipatif,

dan kooperatif untuk mencapai hasil kerja kelompok yang optimal dan berkualitas. c.

Tidak pernah mengkomersialkan status atau potensi dirinya, pangkat atau

jabatannya, serta tidak memanipulasi dan memanfaatkannya untuk kepentingan pribadi


dengan dengan cara KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme), karea hal itu merupakan
penghianatan terhadap amanah Allah. d.

Berteguh hati dan penuh rasa tanggung jawab memelihara agama,

kehormatan keluarga, harta dan jiwa, serta kemaslahatan orang banyak yang merupakan
amanah pada diri setiap muslim.

3. Tabligh Setiap muslim hendaknya senantiasa melakukan hal-hal berikut : a.

Mempunyai jiwa dan potensi kepemimpinan yang unggul, karismatik, dan

menunjukkan keteladanan (uswatun hasanah), sehinggga dirinya menjadi panutan, baik


di lingkungan keluarga, agama, kerja/organisasi, maupun dalam pergaulannnya di
masyarakat dan alam semesta. b.

Menyadari bahwa dirinya adalah khalifah Allah di permukaan bumi yang

senantiasa harus menunjukkan sikap, perilaku, dan tindakan yang sesuai dengan prinsip
kepribadian rabbani. c.

Menjadikan proses belajar dan mengajar sebagai upaya meningkatkan

kualitas kerja dan pelayanan. Melalui proses tersebut, dirinya terpanggil untuk
senantiasa berbagi ilmu pengetahuan, kiat-kiat sukses, dan pengalaman kepada
keluarga, mitra kerja atau organisasi, mitra usaha, dan mitra-mitra lainnya tanpa merasa
takut tersaingi. d.

Mampu menghargai pendapat orang lain dan sikap terbuka (open soul, open

heart, open minded, open management), menyikapi perbedaan pendapat dengan


lapang dada, dan berkomunikasi dengan penuh empati, dengan dasar akhlak mulia dan
kasih sayang karena Allah Swt. 4. Fathonah Setiap muslim hendaknya senantiasa
melakukan hal-hal berikut : a.
Melaksanakan tugas-tugas dengan standar kualitas tinggi sesuai dengan visi

dan misi iman, Islam dan ihsan. Hendaknya ia selalu mawas diri dan penuh tanggung
jawab. b.

Menyadari sepenuh hati bahwa berdisiplin tinggi dan memetuhi peratuan

Allah dan Rasul-Nya merupakan bagian dari sikap dan cara kerja islami. Hal ini akan
membangkitkan rasa pengabdian yang tinggi kepada Allah SWT.

c.

Berusaha untuk menempatkan diri sebagai bagian dari khairunnas

anfa’uhum linnas (sebaik-baik manusia ialah yang paling bermanfaat bagi manusia
lainnya), bekerja secara kreatif dan inovatif untuk menemukan dan mengembangkan
berbagai bentuk produk, karya dan pelayanan (jasa) yang unggul. d.

Meningkatkan akhlakul karimah, kecerdasan, skill, dan kemampuannya

secara totalitas sebagai upaya untuk menempatkan diri sebagai seorang profesional di
bidangnya. 5. Istiqomah Setiap muslim hendaknya senantiasa melakukan hal-hal
berikut : a.

Bekerja dengan sikap atau pendirian yang teguh serta optimal, mempunyai

daya juang, dan pantang menyerah terhadap segala bentuk tekanan yang dapat
memengaruhi pelaksanaan tugas-tugasnya. b.

Bersikap dan bertindak bijaksana dalam mengambil keputusan serta dalam

melayani keluarga, mitra kerja, mitra usaha, dan bentuk hubungan lainnya. Ia senantiasa
memperhatikan kemaslahatan dan keselamatan bersama. c.

Bekerja dengan niat, iktikad, tujuan, dan maksud yang jelas. Ia berusaha
dengan konsisten dan konsekuen serta sungguh-sungguh mencapai target yang hakiki,
yakni ridha Allah, cinta Allah, dan perjumpaan dengan-Nya. d.

Berteguh hati untuk melaksanakan visi dan misi agama Islam dengan

senantiasa berorientasi pada prestasi kerja, amal dan ibadah.


BAB III KESIMPULAN

Kedatangan para Nabi, khususnya Nabi Muhammad SAW adalah dalam rangka
mendidik, mengajar, membimbing, dan mengarahkan umat manusia agar kembali ke
kepada jalan Tuhannya. Jalan itu adalah jalan menuju revolusi dan tranformasi kedirian
dan kepribadian dari hewani ke insani, dan dari insani kerabbani. Membentuk
kepribadian rabbani artinya memproses diri menyerap nilai-nilai ketuhanan, kenabian
dan selanjutnya mengimplementasikannya ke seluruh aspek kehidupan beragama,
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Nabi Muhammad SAW merupakan pintu
utama bagi setiap hamba yang ingin membangun kepribadian rabbani tersebut. Meniru
dan mengikuti jejak Rasulullah SAW termasuk perbuatan mulia nan agung, yang
menjadikan seorang muslim berhasrat mempraktekan perbuatan mulia tersebut, dapat
berharap akan kebaikan dunia dan akhirat. Di antara manfaatnya yaitu dapat
menghantar kepada cinta dan ampunan Allah SWT, menghantarkan kepada rahmat
Allah SWT yang sangat luas, menjamin diterimanya amal perbuatan, menjamin hidayah
dari Allah dan termasuk sunnah Nabi. Pembentukan karakter membutuhkan figur atau
tauladan. Karakter yang baik tentu haruslah dicontohkan oleh individu-individu yang
mempunyai karakter (akhlak) yang baik pula (akhlak mahmudah). Akhlak Rasulullah
Muhammad SAW adalah sebaik-baik akhlak manusia yang diciptakan Allah SWT di bumi
ini yang patut dijadikan tauladan.

Demikianlah makalah yang dapat kami susun. Kami menyadari bahwa masih terdapat
banyak kekurangan. Untuk itu, kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi
kesempurnaannya makalah kami . semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
BAB IV DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad http://media-islam.or.id/2011/10/30/4-sifat-nabi-

shiddiq-amanahfathonah-dan-tabligh/ https://agusnizami.com/2011/10/24/4-sifat-nabi-
shiddiq-amanahfathonah-dan-tabligh/

Anda mungkin juga menyukai