Anda di halaman 1dari 34

Pendidikan Al-Islam I

Oleh : Baidarus, MM.M.Ag

Profil Nabi Muhammad SAW sebagai


Pembawa Risalah.
Coba gambarkan, sejauhmana anda mengenal Rasulullah.

Diskusikan dengan teman di samping anda.

Siapa yang mau berbagi pengetahuan ?


Profil Nabi Muhammad SAW
sebagai Pembawa Risalah.
Dikala manusia dalam kegelapan dan kehilangan
pedoman hidupnya, maka lahirlah seorang bayi
dari keluarga yang sederhana yang akan
memberikan cahaya di dalam peradaban
manusia. Bayi itu yatim, karena ayahnya
meninggal dunia pada saat ia berada di dalam
kandungan ibunya ± 2 bulan.
Ayahnya bernama Abdullah bin Abdul
Muthalib bin Hasyim bin Abdumanaf
bin Qusai bin Kilab bin Murrah dari
golongan arab Bani Ismail. Ibunya
bernama Aminah binti Wahab bin
Abdumanaf bin Zuhrah bin Kilab bin
Murrah. Silsilah ini memperjelas
bahwa beliau adalah keturunan
bangsawan dan terhormat di dalam
kabilah-kabilah arab pada saat itu.
Dalam perjalanan hidupnya dari
kanak-kanak hingga dewasa dan
sampai diangkat menjadi seorang
rasul, beliau dikenal sebagai pribadi
yang jujur, bersahaja, berbudi luhur
dan memiliki kepribadian yang
tinggi.
Sangat berbeda dengan
kebiasaan pemuda-pemuda
arab pada saat itu yang gemar
mabuk-mabukan dan berfoya-
foya. Sehingga masyarakat
quraisy memberi julukan
kepada beliau Al Amin, artinya
orang yang dapat dipercaya.
Beliau tidak pernah menyembah berhala,
tidak pernah memakan daging sesembahan
berhala yang biasa dilakukan oleh masyarakat
jahiliyah pada saat itu, dan untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya beliau berdagang karena
orang tuanya tidak meninggalkan warisan
yang cukup, dan bahkan kebiasaan berdagang
tetap beliau lakukan meskipun telah menikah
dengan seorang – Siti Khodijah – seorang
janda kaya dan terhormat.
Nama Muhammad SAW kian
bersinar karena kepribadiannya
yang tinggi dan kejujurannya.
Tetapi hati nuraninya berontak
karena melihat kebiasaan
masyarakat quraisy pada saat
itu yang senang menyembah
berhala, mabuk-mabukan, foya-
foya, dan bahkan mereka
bangga memasang berhala
sesembahan mereka pada
dinding ka’bah..
Maka mulailah beliau melakukan
persiapan diri – tahannuts – self
preparation, dengan mengasingkan diri
keluar dari masyarakat jahiliyah untuk
mencari kebenaran yang hakiki yakni ke
gua hira yang terletak pada sebuah bukit
yang bernama Jabal Nur yang berjarak
sekitar lima kilometer sebelah utara
kota Mekah.
Dari situ dimulailah pembersihan hati, pensucian
jiwa, pencerahan daya pikir oleh Allah SWT melalui
malaikat Jibril kepada Muhammad saw sehingga dia
mendapat tugas dari Allah SWT sebagai orang yang
terpilih – The Chosen One – untuk membawa
manusia dari alam kegelapan ke alam cahaya Ilahi,
menyampaikan tanda-tanda kekuasaan Allah,
membersihkan kotoran hati manusia dan
memberikan hikmah tentang isi ayat-ayat Al quran.

Maka terpancarlah suri tauladan


dari dalam diri Muhammad SAW
untuk dijadikan sebagai pedoman
hidup bagi manusia.
Sebagai penutup dari para nabi,
Nabi Muhammad SAW adalah salah
seorang hamba dari hamba-hamba
Allah SWT yang lain. Oleh karena
beliau seorang hamba, maka
Rasulullah SAW memiliki ciri yang
sama dengan manusia yang lain.
Rasulullah SAW lahir dan wafat, makan dan
minum, mengalami sehat dan sakit, bekerja dan
berda’wah bahkan juga tidur untuk melepas
lelahnya sama seperti manusia lainnya. Sebagai
sebagai seorang nabi dan rasul, Muhammad SAW
memiliki tugas menyampaikan risalah,
menjalankan amanah dari Allah dan menjadi
pemimpin umat.
Keutamaan Rasulullah SAW.
Nabi Muhammad SAW memiliki ciri-ciri yang khusus
yang tidak dimiliki oleh rasul yang lain antara lain
sebagai nabi penutup, penghapus risalah
sebelumnya, membenarkan nabi sebelumnya,
menyempurnakan risalah, diperuntukkan bagi
seluruh alam dan sebagai rahmat bagi alam
semesta. Al Qur’an menyebut Rasulullah SAW
sebagai suri teladan yang baik.

“Sesungguhnya telah ada dalam diri Rasulullah


SAW teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang-
orang yang mengharap rahmat dari Allah dan
datangnya hari kiamat, dia banyak menyebut asma
Allah”. (QS. Al Ahzab (33) : 21)
Adapun tujuan Rasulullah Muhammad SAW diutus ke
dunia sebagaimana disebutkan dalam hadits.
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq
manusia”. (HR. Muslim).
Peran beliau berdasarkan isi QS. Al Ahzab (33) :
45-46 adalah:
1. Menjadi saksi bagi manusia
2. Membawa kabar/berita gembira
3. Memberi peringatan
4. Menyeru ke jalan Allah
5. Cahaya yang menerangi

a.
Sifat dan Akhlak Rasulullah.
Rasulullah merupakan manusia biasa
seperti kita semua. Perbedaannya
Allah SWT memberikan wahyu untuk
disampaikan kepada orang lain.
Dengan keyakinan ini sebenarnya
mengantarkan kita bahwa tidak ada
alasan bagi kita untuk menolak
perintah Rasulullah SAW.
Tidak ada alasan tidak mampu apalagi
tidak mungkin, karena Rasulullah juga
memiliki tanggungan seperti layaknya
manusia biasa seperti bekerja, memiliki
istri, anak bahkan beliau mendapat
tambahan amanah yang lebih berat yaitu
mendidik manusia dan memimpin mereka.
(QS. Ibrahim (14) : 11). Disamping itu,
beliau juga dipelihara oleh Allah dari
berbuat kesalahan (al-’Ishmah)
Adapun sifat-sifat Rasulullah SAW adalah :
Shiddiq (Benar/jujur)

Kata shadiq (orang jujur) berasal dari kata shidiq


(kejujuran), kata shiddiq adalah bentuk penekanan
(mubalaghah) dari shadiq, yang berarti orang yang
didominasi oleh kejujuran. Menjunjung tinggi
kejujuran di atas segalanya adalah priinsip hidup
Rasulullah saw. Nabi Muhammad saw bersabda :
“Jika seorang hamba tetap bertindak jujur dan
berteguh hati untuk bertindak jujur, maka ia akan
ditulis di sisi Allah sebagai orang yang jujur, dan
jika ia tetap berbuat dusta dan berteguh hati
untuk berbuat dusta, maka ia akan ditulis di sisi
Allah sebagai pendusta.”
(HR. Abu Dawud dan Tirmidzi).
Seorang professional muslim yang
teguh keimanannya, menjadikan
kejujuran (shidiq) sebagai landasan
untuk mencapai kesuksesan. Dia
selalu memperhatikan etika profesi
dan moral serta rambu-rambu
agama, sehingga halalan thoyyiban
menjadi proses perjalanannya
meniti karir meraih sukses. Jujur
lisannya, jujur rasa hatinya dan
jujur geraknya. Itulah sosok
professional muslim dalam
genggaman kasih sayang Allah.
Amanah (dapat dipercaya)
Amanah secara umum berarti bertanggung jawab
terhadap apa yang dibawanya, menepati janji,
melaksanakan perintah, menunaikan keadilan,
memberikan hukum yang sesuai dan dapat
menjalankan sesuatu yang telah disepakati.

Rasulullah SAW mendapat tugas dari Allah untuk


menyampaikan pesan atau wahyu kepada
manusia. Pesan itu beliau sampaikan tanpa
menambah atau mengurangi isi daripada pesan
itu, sehingga yang sampai kepada manusia
murni sebagai wahyu Allah.
Tugas sebagai pembawa pesan beliau
laksanakan penuh dedikasi, karena
semata-mata amanah dari Allah SWT. Sifat
amanah tersebut juga tercermin dalam
hubungan beliau dengan sesama manusia.
Sebagai contoh manakala terjadi
hubungan dagang dengan seorang yahudi,
dimana beliau dipesan untuk menjualkan
seekor unta miliknya dengan harga jual
yang diamanahkan.
Yahudi itu menaruh hormat karena
walaupun hasil penjualan unta itu
melampaui harga sebenarnya, tapi beliau
tetap melaporkan hasil penjualan
seluruhnya. Seorang professional muslim
ketika diamanahkan oleh suatu
perusahaan untuk menduduki posisi
tertentu, haruslah dilaksanakan penuh
tanggung jawab dan bersungguh-sungguh.
Dia tidak mau menerima yang bukan
haknya, dan tidak pula menahan hak
oranglain, karena dia sadar bahwa
pekerjaan, jabatan yang dia emban adalah
hakekatnya amanah dari Allah. Dia
tembuskan pengabdian pekerjaannya itu
karena Allah SWT, dan dia sadar bahwa
pekerjaan, jabatannya sewaktu-waktu akan
lepas dari genggamannya, karena ia
menyadari bahwa Allah-lah Yang Maha Kekal
dan Abadi dan akan melakukan pergiliran
diantara manusia.
Tabligh (Menyampaikan)

Kewajiban Rasulullah SAW adalah menyampaikan


perintah Allah kepada manusia, kemudian manusia
berkewajiban pula menyampaikan risalah ini kepada
siapa saja yang mau menerimanya.
Allah SWT berfirman : “Hai Rasul
sampaikanlah apa yang diturunkan
kepadamu dari Tuhanmu, dan jika tidak
kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu,
berarti) kamu tidak meyampaikan amanat-
Nya” [QS. Al Maidah : 67].
Seorang professional muslim dengan akidahnya yang
kuat untuk memegang teguhaturan Allah, selalu
merealisasikan sifat dan teladan rasulullah, maka
sifat tabligh (dakwah) ini akan tergambar pula di
dalam profesinya.
Dari lisannya akan selalu keluar kata-kata
yang baik dan terasa sejuk didengar,
kalimatnya berisikan nasehat dan
penghargaan pada setiap hasil pekerjaan
orang lain, serta berani mengatakan yang
benar walaupun terasa pahit untuk diterima.
Dari geraknya tergambar kesholehan karena
selalu menunjukkan identitasnya sebagai
seorang muslim.
Fathonah (Cerdas)

Sebagai orang yang terpilih (the chosen one) untuk


menyampaikan kebenaranyang hakiki, serta tanda-
tanda kekuasaan Allah, maka dia haruslah seorang
yang cerdas. Cerdas tidak hanya secara intelektual
(IQ), tapi juga cerdas secara emosional dan spiritual
(ESQ).
Sifat fathonah (kecerdasan) di dalam
diri Rasulullah lebih dimatangkan oleh
kecerdasan emosional dan spiritual,
karena beliau tidak pernah melewati
pendidikan formal khusus untuk
mengasah intelektualnya, “Dia-lah
yang mengutus kepada kaum yang
buta huruf seorang rasul diantara
mereka…” [QS. Al-Jumu’ah : 2].
Selain empat sifat tersebut, Rasulullah dan
para sahabat selalu mencontohkan sikap
untuk selalu komit (iltizam) terhadap
Islam, walaupun diterpa cobaan yang
bertubi-tubi. Dengan adanya Iltizam inilah
maka nilai-nilai Islam akan selalu
terpelihara. (QS. Al Israa’ (17) : 74). Tanpa
Iltizam maka godaan syaithan dan
gangguan orang kafir akan mudah
menggoncang kita. Kita jadi mudah
tergelincir karena kita tidak punya benteng
iltizam.
Sebagai seorang nabi dan rasul,
Muhammad SAW memiliki kekhasan.
Dari segi fisik, wajah beliau selalu
cerah-ceria, jernih dan
menyenangkan siapapun yang
menatapnya. Beliau selalu menjadi
orang paling awal dalam berbuat
kebaikan.
Ali ra. pernah berkata tentang beliau, “Beliau bukan
orang yang tinggi dan tidak pula terlalu pendek.
Perawakannya sedang-sedang saja, rambutnya tidak
lurus dan tidak pula keriting, rambutnya hitam dan
lebat, badannya tidak gemuk dan tidak pula kurus,
wajahnya oval, kedua matanya sangat hitam, bulu
matanya panjang, persendiannya kokoh, bahunya
bidang, wajahnya selalu berseri-seri. Diantara
bahunya ada tanda kenabian. Siapapun yang
memandangnya akan segan padanya, siapapun yang
bergaul dengannya akan menciantainya”. Kemudian
Ali ra. menambahkan, “Aku tidak pernah melihat
orang seperti beliau sebelum dan sesudahnya”.
Rasulullah memiliki sifat-sifat yang mulia. Beliau
sangat tawadhu. Beliau tidak tersentuh sedikitpun
akan kesombongan. Beliau tidak ingin orang berdiri
untuk menyambut kedatangannya dan beliau juga
tidak menginginkan diistimewakan tempatnya.
Selain itu beliau juga adalah manusia yang sangat
pemberani dan memiliki sifat patriotisme yang luar
biasa. Sifat ini ditunjang dengan kekuatan fisik. Tak
sulit menemukan beliau dalam pertempuran. Beliau
selau berada di posisi terdepan. Ali ra. berkata,
“jika kami dikepung, ketakutan dan bahaya maka
kami berlindung kepada Rasulullah SAW. Tak seorang
pun yang lebih dekat jaraknya dengan musuh selain
beliau”.
Beliau juga memiliki sifat
kedermawanan, beliau memberi
kepada siapa pun yang meminta. Ibnu
Abbas ra. berkata, “Nabi SAW dalah
orang yang paling murah hati.

Sifat-sifat yang dimiliki Rasulullah SAW


menggambarkan akhlaq yang mulia. Akhlaq ini
tentu tidak begitu saja ada namun perlu proses
dan latihan. Kisah rasul menjadi penggembala
sebelum menerima amanah kerasulan
merupakan latihan beliau untuk memupuk jiwa
pemimpin, kesabaran, keuletan, kepekaan,
tanggung jawab.
Rasulullah merupakan contoh nyata bagi umat
Islam bila ingin berakhlaq mulia. Beliau adalah
orang paling aktif memenuhi janjinya, paling
dapat dipegang seluruh ucapannya, penyambung
tali silaturahim, paling penyayang dan bersikap
lemah lembut terhadap orang lain, paling bagus
pergaulannya, sabar menghadapi kekasaran
orang lain, bijaksana dalam menghadapi
kekasaran orang lain.
Which of the strategies we’ve
covered would you like to try in
your own classes?
Summarize the most important
points in today’s lecture.

Anda mungkin juga menyukai