Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

TUJUAN RISALAH NABI MUHAMMAD SAW

MATA KULIAH
AKHLAK TASAWWUF

DOSEN PENGAMPU
Ahmad Syahbuddin, S. Thi, M. pd,i

OLEH
MAILANI ULFAH (180103020173)
AISI JUMARNI (180103020167)
ISNANIAH (180103020159)

ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN
2018
PENDAHULUAN
Islam adalah agama Rahmatan Lil ‘alamin penyempurna agama dari agama sebelumnya.
Petunjuk serta pedoman bagi ummat manusia tertulis lengkap dalam ajaran agama islam. Agama
islam sebagai agama yang terakhir di turunkan melalui Malaikat Jibril kepada nabi Muhammad.
Al-Qur’an mengajarkan tuntunan-tuntunan kepada manusia dalam menjalani kehidupan di dunia.
Umat islam percaya bahwa Al-Qur’an merupakan puncak serta penutup wahyu Allah yang
diperuntukkan bagi manusia. Al-Qur’an menjadi salah satu mukjizat terbesar dan terjaga
keontetikannya. Di sisi lain Al-Qur’an mempunyai peranan yang sangat penting untuk
keberlangsungan ummat manusia dalam menjalani kehidupan di dunia. Betapa tidak, berbagai
persoalan manusia sebagian besar dapat ditemukan jawabannya pada Al-Qur’an. Oleh karena itu
Al-Qur’an diyakini sebagai firman Allah yang menjadi sumber utama ajaran agama islam. Di
samping itu Allah menunjuk manusia terbaik yaitu nabi Muhammad SAW untuk mengajarkan
serta menyampaikan Risalahnya kepada manusia dengan cara berdakwah. Hingga sampai
dengan saat ini ajaran yang di bawa oleh beliau masih kita gunakan serta kita rasakan. Dengan
demikian penulis ingin memaparkan maksud dari tujuan risalah nabi Muhammad SAW.
PEMBAHASAN

A. Pengertian Risalah

1. Definisi Risalah

Risalah adalah sesuatu yang diwahyukan Allah SWT berupa prinsip hidup, moral,
ibadah, aqidah untuk mengatur kehidupan manusiaagar terwujud kebahagian dunia
dan akhirat . Allah berfirman dalam surat Al-A`araf ayat 144 :

Kata ar-risalah dalam Bahasa arab bermakna penyerahan dengan perintah


tertentu.sedangkan orang yang mengikuti berita yang diperintahkan kepadanya atau
menjalankan apa yang diperintahkan kepadanya disebut sebagai Rasul. Sehingga
seorang Rasul lebih popular dengan ucapan sang pembawa Risalah . kalua kita
melihat kedalam Al-qur`an dari segi makna pemilihan makna risalah, Allah berfirman
kepada Musa as seraya memberitahukan kepadanya bahwa Allah telah memilihnya
dari sekian banyak hambanya untuk mengemban risalah dan menyampaikannya
kepada kaumnya.1
2. Rasul
Rasul adalah seorang laki-laki (21:7) yang diberi wahyu oleh Allah SWT yang
berkewajiban untuk melaksanakannya dan diperitahkan untuk menyampaikannya
kepada manusia.Pentingnya kepada rasul adalah salah satu rukun iman.Seseorang
tidak dianggap muslim dan mukmin kecuali ia beriman bahwa Allah mengutus para
rasul yang menginterprestasikan hakikat yang sebenarnya dari agama islam,yaitu
Tauhidullah.Juga tidak dianggap beriman atau muslim kecuali ia beriman kepada
seluruh rasul,dan tidak membedakan anatara satu dengan yang lainnya2.

1
http://lilikkhoiruddin.blogspot.com,diakses pada 06 oktober 2018
2
http://lilikkhoiruddin.blogspot.com,diakses pada 06 oktober 2018
Tujuan Risalah Nabi Muhammad SAW

Sekitar tahun 610 tepatnya pada bulan Ramadhan, seorang pedagang Arab dari kota Mekkah
mengalami sesuatu yang akan mengubah sejarah dunia. Yang mana Muhammad bin Abdullah
setiap tahun beliau sering menyepi di sebuah gua di lembah Mekkah, sebagaimana kebiasaan
umum di Jazirah Arab pada saat itu. Muhammad mengisi waktu di bulan itu dengan beribadah
dan berdo’a serta merenung dalam penyucian itu. Dari puncak gunung yang berliku terlihat
tampak terlihat jelas kota Mekkah di dataran Jazirah Arab.3

Setelah sekian lama dalam perenungan yang terjadi dalam beberapa tahun tersebut, terjadi
sesuatu yang dengan itu menjadi awal mula perubahan yang drastis dalam agam, tepatnya pada
17 ramadhan ketika Muhammad terbangun dari tidurnya di gua Hira dan merasakah kehadiran
sesuatu yang Agung. Kelak dia menjelaskan pengalaman yang sulit dilukiskan ini dengan
mengatakan bahwa sesosok malaikat telah menyelubunginya dalam pelukan yang ketat sehingga
terasa nafasnya seperti di paksa keluar dari badannya. Malaikat itu memberinya perintah tegas:
“Iqra” (bacalah) . Muhammad memprotes karena Dia tak dapat membaca ;Dia bukan seorang
kahin (orang pintar), Nabi Arab yang berbahagia .Namun, katanya malaikat it uterus
memeluknya sampai, ketika dia merasa ketahanannya hampir habis, kata-kata suci seperti wahyu
keluar dari mulutnya. Kata-kata Tuhan akhirnya terucap pertama kalinya di Arab dan Tuhan
ahkhirnya mewahyukan Dirinya sendiri kepada bangsa Arab dalam bahasa mereka. Kitab suci
itu disebut Al-Qur`an: (the Recitation).4

Ada 2 hal yang harus dicermati dari pesan kenabian Muhammad sebagai rasul yang diutus
oleh Allah, yaitu misi terbesar dari Rasulullah saw, dalam mengemban tugas kerasulan. Kedua
misi tersebut seperti dalam Q.S Al-Anbiya ;( 21:107 ) dan dalam hadits yang diriwayatkan dari
Abu Hurairah.

1. Memperbaiki Akhlak

Akhlak adalah tiang (pilar) kebangunan suatu ummat, rahasia kebesarannya, dan menjadi
dasar dari kehidupan. Allah turunkan Kitab-kitab dan utus Rasul-rasul adalah untuk memimpin
manusia tahap demi tahap ke arah perbaikan akhlak, agar timbul gairah untuk berbuat kebajikan

3
Karen Amstrong, Muhammad Sang Nabi: Sebuah Biografi Kritis (Surabaya: Risalah Gusti, 2006),39.
4
Karen Amstrong, Muhammad Sang Nabi: Sebuah Biografi Kritis, 39-40.
dan menjauhi kejelekan. Setiap Rasul mendidik ummatnya ke arah akhlak yang baik menurut
kemampuan berfikir dari masing-masing ummat yang mereka hadapi. Terhadap ummat yang
masih lemah pemikirannya , para Rasul mendidik mereka untuk menyembah Allah dengan
mengemukakan kenyataan-kenyataan yang bersifat kebendaan dan menakut-nakuti mereka
dengan berbagai peristiwa yang luar biasa, agar mereka berhenti mengerjakan kejahatan, agar
keadaan mereka menjadi baik. Kemudia Allah mengutus Nabi dan Rasul terakhir yaitu
Muhammad ibn Abdullah untuk menuntun manusia kea rah kesempurnaan akhlak dengan
mempergunakan kekuatan berfikir (akal) untuk mengetahui segala hakikat segala perkara
(kejadian) dan keadaan segala yang ada yang terdapat di alam ini. Sehingga dengan pemikiran
yang matang itu, sampailah manusia kepada keyakinan, bahwa semua itu berasal dari Allah,
pencipta segala yang ada dan Yang Mengaturnya.

Pokok terpenting dari terutusnya Nabi Muhammad s.a.w ialah untuk menyempurnakan
kebaikan akhlak. Dengan kata lain perkataan, ialah untuk meluruskan segala kebengkokan
rohani manusia agar menjadi baiklah segala perbuatan mereka dan menjadi luruslah tujuan
hidup mereka. Yang sebenarnya rohani itu adalah suatu yang gaib yang tak dapat di kuasai dan
dikendalikan , yang memimpin dan mengendalikan segalan gerak badan atau tubuh. Dapatlah
dibayangkan bagaimana sukar dan sulitnya tugas ini. Apalagi kalau di ingat bahwa tugas
Rasulullah bukan hanya untuk membetulkan akhlak dari kaumnya saja, seperti tugas Nabi dan
Rasul-Rasul yang diutus Allah sebelumnya, tetapi meliputi seluruh ummat manusia yang
jumlahnya bermilyun-milyun itu. Rasulullah bertugas menyampaikan petunjuk atau ajaran-ajaran
Allah kepada mereka untuk mengeluarkan mereka dari bermacam-macam kegelapan ke cahaya
terang.5

Sebagaimana firman Allah dalam Q. S Al-Qalam ayat 4:

    

“Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.”

Dari ayat ini tentu kita tau bahwa Rasulullah saw adalah manusia agung makhluk pilihan
yang di utus oleh Allah kepada ummat manusia untuk memperbaiki akhlak yang tidak sesuai
dengan syariat. Rasulullah berdakwah selama 13 tahun yang mana pada zaman itu tepatnya
5
H. Bey Arifin, Ketinggian Risalah Muhammad S. A. W (Yogyakarta: Pondok UII, 1971), 24
zaman jahiliyyah, Akhlak masih dalam keadaan bobrok, sehingga dalam perjalan dakwahnya
banyak mendapat tantangan dari berbagai suku serta orang jahiliyyah pada zaman itu .

2. Penyempurna Agama ( Rahmatan Lil- ‘alamiin)

Sebagaimana yang dijelaskan dalam surah Al-Anbiya ayat 107 yang berbunyi :

     

107. dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.

Dalam menjelaskan ayat ini Abu Bakar Muhammad ibn Thahir berkata: “ Allah
mengaruniakan rahman dan seluruh sifat-sifat-Nya kepada Nabi Muhammad sebagai rahmat bagi
seluruh makhluk. Barangsiapa yang tersentuh dengan sebagian dari sifat rahmannya. 6 akan
terbebas dari segala penderitaan dan akan meraih apa yang dicita-citakan baik dalam kehidupan
dunia maupun akhirat. Di sisi lain dalam Kitab Sirah Nabawiyyah karangan Muhammad ibn
Muhammad Abu Syuhbah menjelaskan bahwa Islam sebagai ajaran yang secara menyeluruh
berupa tuntunan serta pedoman bagi seluruh makhluk.7

Mengenai pengertian kata rahmatan lil`alamin ( rahmat bagi semesta alam), .Nabi
Muhammad bukan hanya sebagai rahmat bagi orang yang beriman dengan menyampaikan
hidayah melainkan juga rahmat bagi orang munafik dengan memberikan pembebasan dari
hukuman bunuh, dan rahmat bagi orang kafir denga menangguhkan hukuman mereka .

Lafal Rahmatan lil-‘alamiin sebagaimana yang tertulis diatas. Seorang penafsir klasik
masyhur, Ibnu Jarir ath-Thabari dalam tafsirnya mengatakan sebagaimana yang diriwayatkan
oleh Ibnu Abbas yaitu Allah swt mengutus Nabi Muhammasd saw sebagai rahmat bagi seluruh
manusia, baik mukmi ataupun kafir. Rahmat bagi orang mukmin yaitu Allah memberinya
petunjuk dengan diutusnya Rasulullah saw, beliau memasukkan orang orang-orang beriman ke
dalam syurga dengan iman dan amal mereka terhadap ajaran Allah. Sedangkan rahmat bagi
orang kafir berupa tidak disegerakannya bencana yang menimpa umat-umat terdahulu yang
mengingkari ajaran Allah.

6
Qadi ‘Iyad Ibn Musa Al-Yahsubi, Keagungan Kekasih Allah MUHAMMAD SAW: Keistimewaan
Personal Keladanan Berisalah, Terj.Ghufron Ahmad Mas’adi (Jakarta:PT Grafindo Persada, 2002), 8
7
Muhammad ibn Muhammad Abu Syuhbah, Sirrah Nabawiyyah : fii Dau’i Al-Qur’an wa sunnah,
(Damaskus: Dar Al-Qalam, 2009 M), 15
M. Quraish Shihab menafsirkan Rahmatan lil-‘Alamiin dengan menyatakan bahwa
Muhammad saw adalah rahmat, bukan saja kedatangannya membawa ajaran, tetapi sosok
kepribadiannya adalah rahmat yang dianugerahkan Allah swt kepada beliau.

Siapakah yang mendapatkan rahmat-Nya? Menurut Quraish Shihab, yang memperoleh


belas kasih dan sayangnya bukan hanya manusia tapi juga seluruh alam semesta, maksudnya
adalah spesies makhluk Allah swt termasuk didalamnya tumbuh-tumbuhan, hewan, bahkan
benda mati sekalipun. Dari penafsiran tadi dapat kita tarik sebuah benang merah bahwa islam
adalah agama yang Universal (menyeluruh), kasih sayangnya bukan hanya untuk manusia
khususnya tapi untuk seluruh yang ada di alam semesta ini.8

   

‫ ألست تقرأ‬: ‫ سأل عائشة عن خلق رسول هللا صلى هللا عليه وسلم فقالت‬: ‫ذكر لنا أن سعد ابن هشام قال‬
.‫ فإن خلق رسول هللا صلى هللا عليه وسلم كان القرآن‬: ‫ قالت‬.‫ بلى‬: ‫القرآن ؟ قال‬

‫ سألت عائشة فقلت‬: ‫وقال عبد الرزاق عن معمر عن قتادة عن زرارة بن أوفى عن سعد بن هشام قال‬
:‫ فقلت‬,‫ نعم‬: ‫ أتقرأ القرآن ؟ فقلت‬: ‫أخبريني يا أم المؤمنين عن خلق رسول هللا صلىّ هللا عليه وسلم فقلت‬
, ‫ قد رواه اإلمام مسلم في صحيحه من حيث قتادة بطوله‬, ‫ هذا مختصر من حديث طويل‬.‫كان خلقه القرآن‬
. ‫وسيأتي في سورة المزمل إن شاء هللا تعالى وبه ث ّقة‬

    

‫ ( ا ّنماانارحمة ومهداة ) فمن قبل هذه‬: ‫ وفي< الحديث‬، ‫اَى وماارسلنا< ك يا محمداال رحمة للخلق اجمعين‬
. ‫ سعد في ال ّدنيا واالخرة‬، ‫ وشكر هذه ال ّنعمة‬، ‫الرحمة‬

Kesimpulan

8
Imam Hafizd `Imad Ad-din Abi Al- Fida isma`il ibnu Umar ibnu Katsir Ad-dimasyqi, Tafsir Al-Qur’an
Al-Adzim (Beirut – Lebanon: Dar Al- Kutub al-Ilmiyah,1998 M – 1419 H)
Tujuan risalah Muhammad adalah untuk memperbaiki akhlak dan penyempurna agama.
Yang mana terjadi di kota mekkah, karena pada zaman itu masyarakat arab lemah akan budi
pekerti yang baik. Maka dari itu Allah swt mengutus Nabi Muhammad saw untuk
menyempurnakan agama, memperbaiki akhlak kepada yang lebih baik. Sehinngga manusia
menuju kepada kehidupan yang lebih indah. Islam Rahmatan lil-‘alamin adalah islam yang
membawa rahmat dan kesejahteraan bagi seluruh alam, islam tidak membedakan antara non
muslim dan muslim. Karena Allah memberikan rahmat kepada makhluk-makhluknya,
sebagaimana sifat Allah Rahman dan Rahim.

DAFTAR PUSTAKA
Amstrong, karen. Muhammad Sang Nabi: Sebuah Biografi Kritis Surabaya: Risalah Gusti, 2006 .
.
Arifin , H,Bey., Ketinggian Risalah Muhammad S. A. W Yogyakarta: Pondok UII, 1971.

Ibnu Musa Qadi `iyad Yahsubi al, keagungan kekeasih Allah MUHAMMAD SAW: keistimewaan personal
keteladan berisaah, Terj, Ghufron Ahamad Mas`adi , Jakarta : PT Grafindo Persanda, 2002.

Ibnu Muhammad abu Syuhbah , Muhammad, Sirrah Nabawiyah,”fii dau`I Al-Qur`an wa sunnah, Damaskus:Dar
Al- Qalam, 2009 M.
http://lilikkhoiruddin.blogspot.com,diakses pada 06 oktober 2018
Imam Hafizd `Imad Ad-din Abi Al- Fida isma`il ibnu Umar ibnu Katsir Ad-dimasyqi, Tafsir Al-Qur’an Al-Adzim
(Beirut – Lebanon: Dar Al- Kutub al-Ilmiyah,1998 M – 1419 H)

Anda mungkin juga menyukai