Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

DAKWAH RASULULLAH SAW


PERIODE MEKAH

KELOMPOK 5

KELAS X TKJ 2

GURU MATA PELAJARAN


H. IFTAHUL ZANNAH, S.Ag.,M.Pd.I
NIP. 19750312 200902 1003

SMK NEGERI 1 BONGAS


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur hanya bagi Allah SWT, karena ijin dan kekuasaan-

Nyalah penulis dengan berbagai keterbatasan dapat menyelesaikan makalah yang

berjudul” SEJARAH DAKWAH RASULULLAH SAW PERIODE  MEKAH “.

Shalawat serta salam masih terlimpahkan kepada junjungan Nabi besar

Muhammmad SAW, karenaberkatnyalah kita masih dikasi kesempatan hidup

dengan berbangsa dan dengan keadilan yang sempurna yaitu hari penuh barokah

ini Penulis berusaha untuk memaparkan pokok permasalahan yang didapatkan

dari berbagai wawancara dari kelompok kami tersebut.

            Semoga makalah yang kami susun ini bisa di terima dengan baik, mohon

maaf juga atas kekurangan makalah kami, dan mohon maaf atas ketidaknyamanan

dalam pembahansan ini dan kurang dimengerti semoga apa yang belum dipahami

dalam hal ini busa kita diskusikan bersama. Amin..

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................1
v  Latar Belakang...............................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................3
A.    Masyarakat Arab Jahiliyah Periode Mekah............................................3
B.     Pengangkatan Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul...........................3
C.    Ajaran Islam Periode Mekah....................................................................4
D. Substansi dakwah rasulullah saw Periode mekah......................................4
E. Strategi Dakwah Rasulullah Periode Mekah..............................................4
F. Reaksi Kaum Kafir Quraisy terhadap Dakwah Rasulullah SAW............6
BAB III....................................................................................................................8
PENUTUP...............................................................................................................8
A.    KESIMPULAN...........................................................................................8
DaftarPustaka......................................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN
v  Latar Belakang
Kewajiban dakwah merupakan suatu kewajiban yang telah Allah
perintahkan kepada kita semua sebagai umat islam untuk menyampaikan risalah
kebenaran islam. Pada hakikatnya, dakwah bukan hanya kewajiban Nabi ataupun
para Rasul yang mempunyai amanah khusus untuk menyampaikan setiap
kebenaran dan ketauhidan Allah, namun juga menjadi kewajiban setiap umat
islam yang mempercayai dan meyakini akan kebenaran islam sebagai Rahmatan
lil Alamin. Sehingga, Islam tidak hanya dipandang dari satu sisi saja melainkan
berbagai tinjauan yang akan mengantarkan kita kepada pemahaman yang
menyeluruh. Dan salah satu media yang bisa kita gunakan untuk menyampaikan
risalah kebenaran islam ialah melalui dakwah.
Dakwah islamiyyah sudah dimulai saat pertama kali Nabi  Muhammad
menerima washilah ataupun tanggung jawab untuk mengeluarkan manusia dari
kegelapan dan kejahiliyyahan hidup yang pada saat itu telah mencapai klimaks
kegelapan yang mencekam. Allah memerintahkan Rasulullah supaya
menyampaikan kebenaran risalah tentang keesaan Allah. Bukan hanya itu,
Rasulullah diperintahkan untuk mengenalkan aturan hidup yang jelas bagi umat
manusia. Dan aturan-aturan hidup yang Allah maksudkan adalah islam sebagai
dinnullah yang termaktub dalam konsep wahyu berupa Al-qur’an.
Dan satu hal lagi, dakwah bukan saja kewajiban para ulama, melainkan
kewajiban bagi setiap kaum muslimin. Bukan hanya milik para umara, melainkan
harus adanya kerja sama dari berbagai kalangan untuk mensukseskan dakwah
islamiyyah ini. Sehingga, di akhir zaman kelak kemenangan islam benar-benar 
bisa dirasakan.
Kehidupan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam setelah beliau
dimuliakan oleh Allah dengan nubuwwah dan risalah terbagi menjadi dua periode
yang masing-masing memiliki keistimewaan tersendiri secara total, yaitu:
PERIODE MEKKAH : berlangsung selama lebih kurang 13 tahun
PERIODE MADINAH : berlangsung selama 10 tahun penuh

1
Dan masing-masing periode mengalami beberapa tahapan sedangkan
masing-masing tahapan memiliki karakteristik tersendiri yang menonjolkannya
dari yang lainnya. Hal itu akan tampak jelas setelah kita melakukan penelitian
secara seksama dan detail terhadap kondisi yang dilalui oleh dakwah dalam kedua
periode tersebut.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A.    Masyarakat Arab Jahiliyah Periode Mekah


Objek dakwah Rasulullah SAW pada awal kenabian adalah masyarakat Arab
Jahiliyah, atau masyarakat yang masih berada dalam kebodohan. Dalam bidang
agama, umumnya masyarakat Arab waktu itu sudah menyimpang jauh dari ajaran
agama tauhid, yang telah diajarkan oleh para rasul terdahulu, seperti Nabi Adam
A.S. Mereka umumnya beragama watsani atau agama penyembah berhala.
Berhala-berhala yang mereka puja itu mereka letakkan di Ka’bah (Baitullah atau
rumah Allah SWT). Di antara berhala-berhala yang termahsyur bernama: Ma’abi,
Hubai, Khuza’ah, Lata, Uzza dan Manar. Selain itu ada pula sebagian masyarakat
Arab Jahiliyah yang menyembah malaikat dan bintang yang dilakukan kaum
Sabi’in.
B.     Pengangkatan Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul
Pengangkatan Muhammad sebagai nabi atau rasul Allah SWT, terjadi pada
tanggal 17 Ramadan, 13 tahun sebelum hijrah (610 M) tatkala beliau sedang
bertahannus di Gua Hira, waktu itu beliau genap berusia 40 tahun. Gua Hira
terletak di Jabal Nur, beberapa kilo meter sebelah utara kota Mekah.
Muhammad diangkat Allah SWT, sebagai nabi atau Rasul-Nya ditandai
dengan turunnya Malaikat Jibril untuk menyampaikan wahyu yang pertama kali
yakni Al-Qur’an Surah Al-‘Alaq, 96: 1-5.(bacalah dengan menyebut nama
tuhanmu yang menciptakan , dan telah menciptakan manusia dari segumpal
darah , bacalah dan tuhan-mulah yang maha pemurah, yang mengajar manusia
dengan prantaraan kalam, dan mengajarkan kepada manusia apa yang tidak
diketahui.. ) Turunnya ayat Al-Qur’an pertama tersebut, dalam sejarah Islam
dinamakan Nuzul Al-Qur’an.
Menurut sebagian ulama, setelah turun wahyu pertama (Q.S. Al-‘Alaq: 1-5)
turun pula Surah Al-Mudassir: 1-7, yang berisi perintah Allah SWT agar Nabi
Muhammad berdakwah menyiarkan ajaran Islam kepada umat manusia.
Setelah itu, tatkala Nabi Muhammad SAW berada di Mekah (periode Mekah)
selama 13 tahun (610-622 M), secara berangsur-angsur telah diturunkan kepada

3
beliau, wahyu berupa Al-Qur’an sebanyak 4726 ayat, yang meliputi 89 surah.
Surah-surah yang diturunkan pada periode Mekah dinamakan Surah
Makkiyyah.          
C.    Ajaran Islam Periode Mekah
Ajaran Islam periode Mekah, yang harus didakwahkan Rasulullah SAW di
awal kenabiannya adalah sebagai berikut:
a. Keesaan Allah SWT
b. Hari Kiamat sebagai hari pembalasan
c. Kesucian jiwa
d. Persaudaraan dan Persatuan
D. Substansi dakwah rasulullah saw Periode mekah
Bagian terpenting yang menjadi fokus dakwah Rasulullah saw. Periode Mekah
dapat dilihat antara lain sebagai berikut.

1.      Memperbaiki akhlak masyarakat Mekah yang mengalami dekadensi moral,


seperti tumbuh suburnya kebiasaan berjudi, minum Khamer, dan berzina.
2.      Memperbaiki dan meluruskan cara menyembah Tuhan. Agama berhala
menyembah patung-patung. Rasulullah saw. Mengajak untuk beralih pada Islam
yang hanya menyembah kepada Allah, Tuhan yang Maha Esa serta menjauhi
sikap musyrik.
3.      Menegakkan ajaran Islam tentang persamaan hak dan derajat di antara manusia.
4.      Mengubah kebiasaan bertaklid kepada nenek moyang dan meluruskan segala
adat- istiadat, kepercayaan dan upacara-upacara keagamaan.
5.      Nabi Muhammad saw. berdakwah dengan sabar, ikhlas, dan tegas di antaranya
dengan tidak memaksakan kehendak dan lemah lembut.

E. Strategi Dakwah Rasulullah Periode Mekah


Tujuan dakwah Rasulullah SAW pada periode Mekah adalah agar
masyarakat Arab meninggalkan kejahiliyahannya di bidang agama, moral dan
hukum, sehingga menjadi umat yang meyakini kebenaran kerasulan nabi
Muhammad SAW dan ajaran Islam yang disampaikannya, kemudian
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Strategi dakwah Rasulullah SAW dalam berusaha mencapai tujuan yang
luhur tersebut sebagai berikut:

4
a.      Dakwah secara sembunyi-sembunyi selama 3-4 Tahun
              Pada masa dakwah secara sembunyi-sembunyi ini, Rasulullah SAW
menyeru untuk masuk Islam, orang-orang yang berada di lingkungan rumah
tangganya sendiri dan kerabat serta sahabat dekatnya Orang-orang yang telah
memenuhi seruan dakwah Rasulullah SAW tersebut adalah: Khadijah binti
Khuwailid (istri Rasulullah SAW, wafat tahun ke-10 dari kenabian), Ali bin Abu
Thalib (saudara sepupu Rasulullah SAW yang tinggal serumah dengannya), Zaid
bin Haritsah (anak angkat Rasulullah SAW), Abu Bakar Ash-Shiddiq (sahabat
dekat Rasulullah SAW) dan Ummu Aiman (pengasuh Rasulullah SAW pada
waktu kecil).
              Abu Bakar Ash-Shiddiq juga berdakwah ajaran Islam sehingga ternyata
beberapa orang kawan dekatnya menyatakan diri masuk Islam, mereka adalah:
Ø      Abdul Amar dari Bani Zuhrah dan Abu Ubaidah bin Jarrah dari Bani Haris
Ø      Utsman bin Affan
Ø      Zubair bin Awam
Ø      Sa’ad bin Abu Waqqas dan Thalhah bin Ubaidillah.

b.      Dakwah secara terang-terangan


              Dakwah secara terang-terangan ini dimulai sejak tahun ke-4 dari
kenabian, yakni setelah turunnya wahyu yang berisi perintah Allah SWT agar
dakwah itu dilaksanakan secara terang-terangan. Wahyu tersebut berupa ayat Al-
Qur’an Surah 26 asy-syu’ara (para penyiar): 214-216.(dan berikanlah peringatan
kepada kerbarat-kerabatmu yang teerdekat, dan rendahkanlah dirimu terhadap
orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang orang beriman. Jika mereka
mendurhakaimu maka katakanlah sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab
terhadap apa yang kamu kerjakan.)
            Tahap-tahap dakwah Rasulullah SAW secara terang-terangan ini antara
lain sebaga berikut:
1.        Mengundang kaum kerabat keturunan dari Bani Hasyim, untuk menghadiri
jamuan makan dan mengajak agar masuk Islam. Walau banyak yang belum
menerima agama Islam, ada 3 orang kerabat dari kalangan Bani Hasyim yang

5
sudah masuk Islam, tetapi merahasiakannya. Mereka adalah Ali bin Abu Thalib,
Ja’far bin Abu Thalib, dan Zaid bin Haritsah.
2.        Rasulullah SAW mengumpulkan para penduduk kota Mekah, terutama yang
berada dan bertempat tinggal di sekitar Ka’bah untuk berkumpul di Bukit Shafa.

               Pada periode dakwah secara terang-terangan ini juga telah menyatakan
diri masuk Islam dari kalangan kaum kafir Quraisy, yaitu: Hamzah bin Abdul
Muthalib (paman Nabi SAW) dan Umar bin Khattab. Hamzah bin Abdul
Muthalib masuk Islam pada tahun ke-6 dari kenabian, sedangkan Umar bin
Khattab (581-644 M). Rasulullah SAW menyampaikan seruan dakwahnya kepada
para penduduk di luar kota Mekah. Sejarah mencatat bahwa penduduk di luar kota
Mekah yang masuk Islam antara lain:

1.                        Abu Zar Al-Giffari, seorang tokoh dari kaum Giffar.


2.                        Tufail bin Amr Ad-Dausi, seorang penyair terpandang dari kaum Daus.
3.                        Dakwah Rasulullah SAW terhadap penduduk Yastrib (Madinah).
            Gelombang pertama tahun 620 M, telah masuk Islam dari suku Aus dan
Khazraj sebanyak 6 orang. Gelombang kedua tahun 621 M, sebanyak 13 orang,
dan pada gelombang ketiga tahun berikutnya lebih banyak lagi. Diantaranya Abu
Jabir Abdullah bin Amr, pimpinan kaum Salamah.
 Pertemuan umat Islam Yatsrib dengan Rasulullah SAW pada gelombang
ketiga ini, terjadi pada tahun ke-13 dari kenabian dan menghasilkan Bai’atul
Aqabah. Isi Bai’atul Aqabah tersebut merupakan pernyataan umat Islam Yatsrib
bahwa mereka akan melindungi dan membela Rasulullah SAW. Selain itu,
mereka memohon kepada Rasulullah SAW dan para pengikutnya agar berhijrah
ke Yatsrib.
F. Reaksi Kaum Kafir Quraisy terhadap Dakwah Rasulullah SAW
        Prof. Dr. A. Shalaby dalam bukunya Sejarah Kebudayaan Islam, telah
menjelaskan sebab-sebab kaum Quraisy menentang dakwah Rasulullah SAW,
yakni:
a.         Kaum kafir Quraisy, terutama para bangsawannya sangat keberatan dengan
ajaran persamaan hak dan kedudukan antara semua orang. Mereka
mempertahankan tradisi hidup berkasta-kasta dalam masyarakat. Mereka juga

6
ingin mempertahankan perbudakan, sedangkan ajaran Rasulullah SAW (Islam)
melarangnya.
b.         Kaum kafir Quraisy menolak dengan keras ajaran Islam yang adanya
kehidupan sesudah mati yakni hidup di alam kubur dan alam akhirat, karena
mereka merasa ngeri dengan siksa kubur dan azab neraka.

c.          Kaum kafir Quraisy menilak ajaran Islam karena mereka merasa berat
meninggalkan agama dan tradisi hidupa bermasyarakat warisan leluhur mereka.

d.         Dan, kaum kafir Quraisy menentang keras dan berusaha menghentikan
dakwah Rasulullah SAW karena Islam melarang menyembah berhala.

Usaha-usaha kaum kafir Quraisy untuk menolak dan menghentikan dakwah


Rasulullah SAW bermacam-macam antara lain:

·         Para budak yang telah masuk Islam, seperti: Bilal, Amr bin Fuhairah, Ummu
Ubais an-Nahdiyah, dan anaknya al-Muammil dan Az-Zanirah, disiksa oleh para
pemiliknya (kaum kafir Quraisy) di luar batas perikemanusiaan.
·         Kaum kafir Quraisy mengusulkan pada Nabi Muhammad SAW agar permusuhan
di antara mereka dihentikan. Caranya suatu saat kaum kafir Quraisy menganut
Islam dan melaksanakan ajarannya. Di saat lain umat Islam menganut agama
kamu kafir Quraisy dan melakukan penyembahan terhadap berhala.
Dalam menghadapi tantangan dari kaum kafir Quraisy, salah satunya Nabi
Muhammad SAW menyuruh 16 orang sahabatnya, termasuk ke dalamnya Utsman
bin Affan dan 4 orang wanita untuk berhijrah ke Habasyah (Ethiopia), karena
Raja Negus di negeri itu memberikan jaminan keamanan. Peristiwa hijrah yang
pertama ke Habasyah terjadi pada tahun 615 M.
Suatu saat keenam belas orang tersebut kembali ke Mekah, karena
menduga keadaan di Mekah sudah normal dengan masuk Islamnya salah satu
kaum kafir Quraisy, yaitu Umar bin Khattab. Namun, dugaan mereka meleset,
karena ternyata Abu Jahal labih kejam lagi.
Akhirnya, Rasulullah SAW menyuruh sahabatnya kembali ke Habasyah
yang kedua kalinya. Saat itu, dipimpin oleh Ja’far bin Abu Thalib.
 Pada tahun ke-10 dari kenabian (619 M) Abu Thalib, paman Rasulullah
SAW dan pelindungnya wafat. Empat hari setelah itu istri Nabi Muhammad SAW

7
juga telah wafat. Dalam sejarah Islam tahun wafatnya Abu Thalib dan Khadijah
disebut ‘amul huzni (tahun duka cita).

BAB III

PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Ketika menginjak usia 40 tahun, tepatnya malam 17 Ramadhan atau 6 Agustus
610 M, di waktu Muhammad Saw. sedang berkontemplasi di Gua Hira, Malaikat
Jibril datang membawa wahyu dan menyuruh Muhammad saw. untuk
membacanya, yaitu surat Al’Alaq ayat 1-5.
Rasulullah Saw adalah contoh terbaik, dalam menggerakkan dan mengelola
dakwah. Keberhasilannya dalam mengajak manusia kepada agama Allah,
terhitung spektakuler. Bagaimana tidak, hanya dalam waktu 23 tahun beliau
berhasil mengajak seluruh bangsa Arab dalam pelukan Islam, yang imbasnya
secara alamiah dari generasi ke generasi Islam telah menyebar ke seantero jagad.
Jumlah populasi muslim dunia ,kini yang mencapai kurang lebih 1.5 milyar tak
lepas dari kiprah beliau selama 23 tahun tersebut. Bahasan di seputar keberhasilan
dakwah, tak ada rujukan yang paling pantas kecuali merujuk pada warisan sunnah
yang telah ditinggalkan manusia paling agung, yakni Muhammad Saw.
Reaksi kaum Quraisy terhadap gerakan Islam yang dibawa oleh Rasulullah
saw. Begitu cepat berkembang dan hal tersebut sangat menghawatirkan para
pemimpin dan pembesar Quraisy. Mereka takut bahwa kedudukan mereka yang
semula begitu dihormati dan berkuasa akan menjadi tersaingi  dengan kekuatan
Islam. Menurut pendapat mereka, tunduk kepada Rasulullah berarti sama dengan
tunduk dan menyerahkan kepemimpinan atau kekuasaan kepada keluarga
Muhammad, yaitu bani Abdul Muthalib. Diantara reaksi kaum Quraisy terhadap
dakwah Rasulullah saw. Antara lain sebagai berikut.              
  Hikmah sejarah dakwah Rasulullah SAW antara lain,  dengan persaudaraan yang
telah dilakukan oleh kaum Muhajirin dan kaum Anshardapat memberikan rasa
aman dan tentram, persatuan dan saling menghormati antar agama, menumbuh-
kembangkan tolong menolong antara yang kuat dan lemah, yang kaya dan miskin,
emahami bahwa umat Islam harus berpegang menurut aturan Allah swt,

8
memahami dan menyadaribahwa kita wajib agar menjalin hubungan dengan Allah
swt dan antara manusia dengan manusia, Kita mendapatkan warisan yang sangat
menentukan keselamatan kita baik di dunia maupun di akhirat, menjadikan
inspirasi dan motivasi dalam menyiarkan agama Islam dan terciptanya hubungan
yang kondusif.

9
DaftarPustaka

Syalabi, Ahmad Prof. Dr.1983. sejarah dan kebudayaan islam jilid II, Jakarta : Pustaka
Alhusna.
Wahyu Ilaihi & Harjani Hefni. 2007. Pengantar sejarah Dakwah, Jakarta : Kencana.
Enjang AS  & Aliyudin. 2009. Dasar-dasari Ilmu Dakwah, Bandung : Widya
Padjadjaran.
Drs. Fadil SJ. M.Ag .2008 “ Pasang Surut Sejarah Peradaban Islam dalam Lintasan
Sejarah” UIN Malang..
Karen Armsrong. 2006” Muhammad Nabi Zaman Kita.Yokyakarta.Beranda Publishing
http://abang-sahar.blogspot.com/2012/11/dakwah-rasulullah-periode-mekah.html
http://ari2abdillah.wordpress.com/2007/06/25/dakwah-periode-mekah/
http://akuadalahakuyangbaru.blog.com/2009/06/20/strategi-dakwah-rasulullah/
http://ahmadmushawwir.blogspot.com/2010/11/substansi-dan-strategi-dakwah.html

                     

10

Anda mungkin juga menyukai