Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

KELOMPOK II

SUBSTANSI DAN STRATEGI DAKWAH RASULULLAH SAW. DI MAKKAH

DISUSUN OLEH:

1. AFNI FIKRA ADILA


2. OKTAFIANI LATIFAH
3. NAHDATUL LATIFAH SALWA
4. M RHAFEL ADRIANSYAH

 GURU PEMBIMBING: ASNELLY ZANZA, S.Pd.I

MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) 2 TANAH DATAR


KEC. LIMA KAUM KAB. TANAH DATAR
TP.2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang "SUBSTANSI

DAN STRATEGI DAKWAH RASULULLAH.SAW DI MAKKAH"

Izinkan kami mengucapkan rasa terima kasih kepada IBU ASNELLY ZANZA, S.Pd.I,

selaku guru pembimbing Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) yang

telah memberikan dukungan dan saran kepada kami.

wassalam
Kelompok II

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……............................................................................................1

Daftar isi ...........................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ..............................................................................3

1.2. Tujuan ..............................................................................................3

1.3. Rumusan masalah ............................................................................3

BAB II PEMBAHASAN
Substansi dan Strategi Dakwah Rasulullah. SAW di Makkah

2.1. Substansi Dakwah Rasulullah.SAW di Makkah

2.1.1. Menanamkan Ajaran Tauhid …………………………………..4

2.1.2. Memperbaiki Akhlak Masyarakat ………………………….4

2.2. Strategi Dakwah Rasulullah.SAW di Makkah

2.2.1. Dakwah secara sembunyi-sembunyi ...................................6

2.2. 2. Dakwah secara terang-terangan ........................................7

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan ................................................................................................8

3.2. Saran .........................................................................................................8

3.3. Dafrar Pustaka ...........................................................................................8

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Pada masa jahiliyah, masyarakat Mekkah tidak hanya menyembah berhala,


tetapi juga suka melakukan kemaksiatan dan berpesta pora. Selain itu,
peperangan antar suku, pembunuhan, perampasan harta dan wanita, sudah
biasa dilakukan sehari-hari. Setelah wahyu pertama dari Allah turun, Nabi
Muhammad mulai berdakwah di kalangan keluarga, sahabat, dan
masyarakat Mekkah. Meski sebagian besar masyarakat Mekkah secara
terang-terangan menentang ajaran Islam, Nabi Muhammad tidak berhenti
berdakwah begitu saja. Rasulullah kemudian menetapkan substansi dan
strategi yang dapat mendukung perjuangan dakwahnya di Mekkah.

1.2. TUJUAN

1. Untuk mengetahui substansi dakwah Rasulullah saw. Di Makkah


2. Untuk mengetahui strategi dakwah Rasulullah saw. Di Makkah

1.3. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang menjadi substansi dakwah Rasulullah saw. Di Makkah


2. Bagaimana strategi dakwah Rasulullah saw. Di Makkah

3
BAB II
PEMBAHASAN

Substansi dan Strategi Dakwah Rasulullah. SAW di Makkah

2.1. Substansi Dakwah Rasulullah.SAW di Makkah

Pada periode Mekah, substansi dakwah Rasulullah saw.difokuskan pada


beberapa masalah sebagai berikut:

2.1.1. Menanamkan Ajaran Tauhid

Substansi dakwah Rasulullah SAW periode Mekkah yang juga sebagai


misi kenabian yang utama adalah pemurnian akidah. Adapun yang
dimurnikan adalah ajaran tauhid Nabi Ibrahim yang telah banyak
diselewengkan dan menimbulkan kesesatan. Rasulullah berusaha
menghapus penyembahan berhala, patung, dan benda-benda yang
dikeramatkan lainnya. Selain itu, mengubah kebiasaan taklid kepada
nenek moyang dan meluruskan segala adat istiadat, kepercayaan, dan
upacara-upacara keagamaan. Nabi Muhammad mengajarkan bahwa
satu-satunya yang harus disembah seluruh makhluk adalah Allah SWT.
Hanya Dia yang dapat mengaruniai keselamatan, keberuntungan, dan
tempat seluruh makhluk bergantung.Tauhid menjadi dasar untuk
menanamkan syariat atau ajaran Islam lainnya. Setelah seseorang
menyembah hanya kepada Allah Swt., ajaran Islam yang selanjutnya
akan dengan sendirinya diterima dan dilaksanakan. Jika dalam diri
seseorang telah tertanam tauhid yang kuat, ia dengan ikhlas akan
menerima segala perintah Allah Swt. Dan menjauhi segala larangan-Nya.

2.1.2. Memperbaiki Akhlak Masyarakat

Sebelum diutusnya Nabi Muhammad, terjadi kerusakan moral di berbagai


bidang kehidupan masyarakat Mekkah. Hal itu dibuktikan dari banyaknya
contoh perilaku tidak bermoral seperti penguburan bayi perempuan,
berzina, berjudi, mabuk-mabukan, dan masih banyak lainnya. Dalam
Islam, perbuatan-perbuatan tersebut termasuk ke dalam dosa besar.
4
Rasulullah menyatakan bahwa dirinya diutus oleh Allah untuk
menyempurnakan akhlak manusia. Masyarakat Mekkah diajak untuk
meninggalkan semua kebiasaan buruknya dan berbuat kebajikan serta
berakhlak terpuji.
Dalam hal akhlak, Nabi Muhammad saw. tampil sebagai teladan yang
baik (ideal). Sejak sebelum menjadi nabi, ia telah tampil sebagai sosok
yang jujur sehingga diberi gelar oleh masyarakatnya sebagai al-
Amin (yang dapat dipercaya). Selain itu, Nabi Muhammad saw.
Merupakan sosok yang suka menolong dan meringankan beban orang
lain. Ia juga membangun dan memelihara hubungan kekeluargaan serta
persahabatan. Nabi Muhammad saw. tampil sebagai sosok yang sopan,
lembut, menghormati setiap orang, dan memuliakan tamu. Selain itu,
Nabi Muhammad saw. juga tampil sebagai sosok yang berani dalam
membela kebenaran, teguh pendirian, dan tekun dalam beribadah.
Masyarakat Mekah hidup dalam kebodohan. Mereka melakukan hal-hal
yang tidak dapat diterima oleh akal manusia sehat. Mereka mengubur
anak perempuan mereka hidup-hidup. Mereka bertukar istri dengan
temannya. Mabuk-mabukan, perzinaan, dan semua hal tercela lain telah
menjadi bagian tradisi kehidupan mereka. Kepada mereka, Rasulullah
Muhammad saw. memberikan teladan akhlak yang mulia. Rasulullah
saw. merupakan teladan yang baik (uswatun hasanah). Nabi Muhammad
saw. mengajak agar sikap dan perilaku yang tidak terpuji yang dilakukan
masyarakat Arab seperti tersebut ditinggalkan. Selain karena pribadi ia
dengan akhlaknya yang luhur, ajaran untuk memperbaiki akhlak juga
bersumber dari Allah Swt. Firman-Nya, “Sesungguhnya orang-orang
mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu
(yang berselisih) dan bertakwallah kepada Allah Swt. agar kamu
mendapat rahmat.”  (Q.S. al-Hujurāt/49:10)
5
2.2. Strategi Dakwah Rasulullah SAW di Makkah

2.2.1. Dakwah secara sembunyi-sembunyi

Rasulullah saw memulai dakwahnya secara sembunyi-sembunyi dan


menyeru manusia untuk beriman kepada Allah swt. Dakwah secara
sembunyi-sembunyi ini dilakukan untuk menghindari munculnya gejolak
dikalangan masyarakat. Awalnya beliau mulai dakwah kepada keluarga
dan karib kerabatnya. Dakwah secara sembunyi-sembunyi berlangsung
selama 3-4 tahun.

Empat tahun pertama merupakan masa Rasulullah saw mempersiapkan


diri dan mencari pengikut setia. Rasulullah saw diberkahi dengan wahyu
yang mengandung pengetahuan dasar mengenai sifat Allah swt dan
dasar akhlak Islam.

Orang pertama yang menyatakan keislamannya (Assabiqul Awwalun)


adalah :

a. Khadijah

b. Ali bin Abi Thalib

c. Zaid bin Haritsah

d. Abu Bakar

e. Ummu Aiman

f. Abu Ubaidah

g. Usman bin Affan

h. Zubair bin Awwam

i. Sa’ad bin Abi Waqas

j. Arqam bin Abi Al Arqam

k. Fatimah bin Khattab

l. Talhah bin Ubaidillah

6
2.2.2. Dakwah Terang-terangan

Dengan turunnya QS. Al Hijr ayat 94, Rasulullah saw mulai


berdakwah secara terang-terangan. Keberhasilan Rasulullah dalam
berdakwah mendorong kaum kafir Quraisy melancarkan tindakan
kekerasan terhadap beliau dan pengikutnya. Di Tengah
meningkatnya kekejaman pemimpin kafir Quraisy, Hamzah bin Abdul
Muthalib dan Umar bin Khattab, dua orang kuat Quraisy masuk
Islam.

Setelah peristiwa di Bukit Shafa, para pemimpin Quraisy bereaksi dengan


melakukan:

a. Mendatangi Abu Thalib untuk mencegah kegiatan dakwah


Rasulullah saw.

b. Kaum Kafir Quraisy mengutus Walid bin Mughirah dengan seorang


pemuda untuk memerangi Rasullah saw.

c. Mengutus Utbah bin Rabi’ah untuk membujuk Rasulullah saw


menghentikan dakwahnya.

d. Melakukan Tindakan kekerasan secara fisik terhadap orang yang


masuk islam.

Isi surat pembaikotan Kafir Quraisy kepada Bani Hasyim dan Bani Muthalib:

1. Muhammad dan Kaum Keluarga dan pengikutnya tidak


diperbolehkan menikah dengan bangsa Arab Quraisy lainnya, baik
laki-laki maupun perempuan.

2. Muhammad dan pengikutnya tidak boleh mengadakan hubungan


jual beli dengan kaum Arab Quraisy lainnya.

3. Muhammad dan keluarga beserta pengikutnya tidak boleh bergaul


dengan kaum Arab Quraisy lainnya.

4. Kaum Quraisy tidak dibenarkan mebantu dan menolong


Muhammad, keluarga ataupun pengikutnya.

7
BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Nabi Muhammad menggunakan strategi dakwah yang


dilakukan dengan cara damai agar dapat menunjukkan
kebenaran dan kebaikan ajaran Islam serta mengurangi
penolakan, penentangan dan permusuhan

3.2. SARAN

Menurut kami dalam makalah ini masih banyak hal-hal yang


perlu ditambah dan diperbaiki baik dalam materi maupun
penulisan makalah ini.

3.3. DAFTAR PUSTAKA

1. https://www.kompas.com

2. https://www.ecademi.edu

3. Yunus, Muhammad. 1997.Pendidikan Agama


Islam.Jakarta. Erlangga

4. Azzra, Azyumardi, dkk. 2002.Pendidik Agama


Islam.Jakarta.Depag RI

Anda mungkin juga menyukai