Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

SEJARAH PERADABAN ISLAM

DOSEN PEMBIMBING:

ABU BAKAR,M.Pd.I

DISUSUN OLEH:

1. NELI HIKMATUL LAILI (220108110005)


2. EVANA CHARISSA SHAFA (220108110018)
3. DELLA ANANTA (220108110022)
4. A.WAHID HASYIM (220108110023)
5. HASUNA AKLILAH (220108110029)

KELAS A

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

2022
Pengantar

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas
kelompok untuk mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran dengan judul “Dasar Kurikulum
Merdeka”.

Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini tidak dapat terlepas dari bantuan berbagai
pihak yang memberikan doa, saran, dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan
baik. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah ini,bapak
Abu Bakar,M.Pd.I yang telah memberikan penugasan ini, sehingga kami dapat lebih memahami
materi yang akan kami bahas.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dikarenakan terbatasnya
pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala
bentuk masukan yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah
ini dapat memberi manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan dan masyarakat khususnya
dikalangan mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang untuk saat ini
maupun di masa yang akan datang.

Malang, 24 Maret 2023

ii
DAFTAR ISI

Contents
Pengantar ...................................................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................................... iii
BAB I Pendahuluan........................................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Masalah ............................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................................................... 3
2.1 Analisis Dakwah Nabi Muhammad SAW............................................................................................. 3
2.2 Model Kepemimpinan Rasullah Saw & Pembentukan Masyarakat.................................................... 6
2.3 Sistem Perekonomian Pada Zaman Nabi ............................................................................................ 8
2.4 Ibroh dalam Dakwah ......................................................................................................................... 11
BAB III PENUTUP ......................................................................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................................ 12
Daftar Pustaka............................................................................................................................................. 12

iii
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Nabi Muhammad SAW diutus ke dunia untuk menyempurnakan akhlak manusia. Beliau pada
waktu itu khususnya di kota Mekkah telah mampu menjadi pioner dunia tidak hanya dalam lingkup
orang-orang Arab kala itu, akan tetapi bagi seluruh alam semesta, yang dalam catatan sejarah
hasilnya diperoleh dalam kurun waktu yang relatif singkat. Dakwah Nabi dibagi ke dalam dua
periodisasi yakni periode Mekah dan Madinah. Kedua periode ini memiliki karakter dan strategi
masing-masing, hal ini dapat dilihat dari sejauh mana hasil yang telah dicapai oleh Nabi pada
periode Mekah dan Madinah.

Para sejarawan memberikan kategorisasi bahwa dakwah Nabi di Mekah bercirikan dengan misi
penanaman aqidah terhadap umat, sementara di Madinah lebih cenderung terhadap pembangunan
sosial kemasyarakatan dan hukum. Dalam perjalanan dakwah yang dilakukan oleh Nabi
Muhammad saw. menghadapi masyarakat plural ketika berada di Madinah, masyarakat Madinah
pada waktu itu sangat plural, diketahui memiliki keyakinan (agama) yang bermacam-macam,
suku, ras, warna kulit dan lain-lain.

Dakwah adalah perjuangan yang memerlukan ketegaran dan ketabahan. Meski Rasulullah saw.
menghadapi berbagai tantangan, namun semuanya beliau lalui dengan sabar dan konsisten.
Refleksi atas perjuangan Rasulullah saw. khususnya ketika menghadapi berbagai tantangan dari
pembesar-pembesar yang ada di Kota Madinah. Dalam Al-Qur’an, salah satu tantangan besar
dalam dakwah adalah orang-orang kaya yang berpengaruh tetapi mereka durhaka. Mereka itulah
yang disebut Alquran sebagai “mutrafīn”, yang menyebabkan hancurnya suatu negeri. Perilaku
kaum mutrafīn dilukiskan dalam Q.S. al-Isra ayat 16.

Dalam berdakwah nabi Muhammad tidak hanya memikirkan bagaimana cara orang-orang dapat
masuk islam saja. Namun beliau membangun pondasi-pondasi dalam pemerintahanya, maulai dari
membuat kebijakan-kebijkan yang harus dilaksanakan bersama hingga membangun sistem
perekonomian agar terciptanya kemakmuran dan kemandirian suluruh masyarakat yang
dipimpinnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara nabi Muhammad SAW dalam berdakwah?
2. Bagaimana model kepemimpinan nabi Muhammad SAW?
3. Bagaimana nabi membangun perekonomian masyarakatnya?
4. Apa saja ibrah dari dakwah nabi Muhammad SAW?

1.3 Tujuan Masalah


1. Mengetahuai bagaimana cara nabi Muhammad SAW berdakwah

1
2. Mengetahui model kepemimpinan nabi Muhammad SAW
3. Mengetahi bagaimana nabi membangun perekonomian masyarakatnya pada masa itu
4. Mengetahui ibrah-ibrah apa saja dari dakwah nabi Muhammad SAW

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Analisis Dakwah Nabi Muhammad SAW.
Pada hakikatnya nabi Muhammad saw diberikan tugas dakwah terhadap semesta alam ini
adalah menyebarkan cara yang benar mengenai cara beribadah dan bertuhan. Tetapi, tak hanya itu
Nabi Muhammad mengajarkan bagaimana cara menjadi manusia yang baik dan benar tergambar
saat nabi melakukan dakwah di mimbar-mimbar juga melalui keteladanan dengan akhlak mulia,
hingga turun aksi menjadi pebisnis, politikus, bahkan jenderal perang. Tak hanya itu, saat di
Makkah beliau mengadakan ukhuwah islamiyah, melakukan perdagangan dengan menjadi
pedagang yang jujur dan menata pemetaan ekonomi pasar mengingat di Makkah merupakan
perdangangan terbesar saat itu.

Terlepas dari itu semua dakwah islam merupakan tugas kemanusiaan sebagai khalifah di
bumi ini yang tidak mengatur urusan duniawi saja melainkan akhirat, Walaupun secara garis besar
ada beberapa hal yang membedakan tujuan dakwah ke Makkah dan Madinah. Pada periode
Makkah Nabi Muhammad saw lebih condong terhadap perbaikan akhlah, akidah atas kaum
jahiliyah berbeda dengan periode Madinah yang lebih cenderung membentuk ekopol {ilmu
ekonomi politik}. Kendati demikian secara umum dakwah nabi berpusat pada 3 acuan penting
yaitu : akidah, syariat, dan akhlak. Untuk menunjang keberhasilan dakwah tersebut nabi
Muhammad menggunakan beberapa metode yaitu menampilkan diri di hadapan publik, mengirim
delegasi ke berbagai wilayah sasaran dakwah, dan mengadakan kontrak-kontrak diplomatic.

Tak meninggalkan jejak nabi Muhammad yang berdakwah secara bersembunyi atau
pendekatan personal hal ini dilakukan nabi bukan karena takut akan diserang oleh kaum quraisy
melainkan allah mengilhami rasul untuk berdakwah secara sembunyi-sembunyi mengingat kaum
muslimin pada waktu itu masih terbatas juga agar kaum kafir quraisy tidak terkejut dikalangan
kaum quraisy sebab mereka masih berpegang teguh pada ajaran animism warisan leluhur mereka.
Strategi dan Pendekatan Dakwah yang dilakukan nabi Muhammad SAW.

1. Dakwah dengan Keteladanan

Pepatah mengatakan,Lisan al-Hal afshahu min lisan al-Maqal,berdakwah dengan tindakan


jauh lebih efektif daripada dengan kata-kata semata. Mengutip dari hadis bahwa keteladanan nabi
Muhammad adalah al-qur’an dan perlu diketahui bahwa keteladanan nabi adalah karakter paling
melekat pada beliau, tak heran ketika berdakwah rasulullah tampil menjadi sosok yang lemah
lembut dan berwibawa dikalangan suku quraisy. Ibn Katsir juga menegaskan, siapapun yang
menerima ajaran serta anjuran yang datangnya dari Rasulullah niscaya ia akan menjadi seorang
yang berbahagia, baik di dunia maupun di akhirat.

Keteladanan rasulullah juga diceritakan dalam alqur’an surah al qalam ayat 4 “dan bagimu
terdapat akhlak yang sangat mulia.” Dari penggalan ayat tersebut dapat diartikan bahwa
sesungguhnya wajib bagi kaum muslim untuk meneladani akhlak budi pekerti beliau atau yang

3
disebut uswah hasanah, lebih-lebih ketika umat muslim sedang melakukan dakwah maka
keteladanan lah menjadi aspek pertama dan utama.

2. Dakwah dengan Dialog

Aspek keteladanan memang sangat penting namun, jika keteladanan itu tidak dibarengi
oleh tutur kata atau penyampaian yang baik pula maka dakwah itu tidak berjalan dengan baik
sesuai dengan firman allah Allah swt berfirman: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu
dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya
dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. An-Nahl: 125).
Hal penting yang perlu dicatat yaitu allah memerintahkan rasulullah berdakwah dengan perkataan
yang lembut, tutur kata baik bukan dengan perkataan yang buruk oleh karena itu dialog menjadi
salah satu media dakwah islam dan secara tidak langsung berdialog dengan baik akan menjadi
mauidho hasanah (wejangan kebijaksanaan).

3. Fungsionalisasi Masjid

Dakwah terkadang membutuhkan tempat, markas atau halaqoh untuk berkumpul, untuk itu
langkah pertama yang diambil rasulullah ketika di Madinah adalah membangun Masjid quba dan
Nabawi sebelum terbangunnya masjid Nabawi pelaksanaan dakwah dilakukan diatas tanah dan
beratapkan pelepah kurma. Lalu, hal yang dilakukan rasulullah didalam masjid bukanlah
pengajaran islam saja melainkan pemberdayaan kaum mukmin pula, bentuk pemberdayaan yang
dilakukan meliputi pemberdayaan dalam aspek spiritual, aspek sosial (persatuan dan kesetaraan),
pendidikan, ekonomi, politik dan pertahanan.

Sejarah mencatat tidak kurang dari sepuluh peranan yang telah diemban oleh Masjid
Nabawi, yaitu sebagai: tempat ibadah, tempat konsultasi dan komunikasi (masalah ekonomi-sosial
budaya), tempat pendidikan, tempat santunan sosial, tempat latihan militer dan persiapan alat-
alatnya, tempat pengobatan para korban perang, tempat perdamaian dan pengadilan sengketa, aula
dan tempat menerima tamu, tempat menawan tahanan, dan pusat penerangan atau pembelaan
agama.

Berbanding terbalik dengan masjid kontemporer yang pernah didirikan oleh oknum
munafik yang ingin memecah belah persaudaraan kaum muslim kala itu seperti pembangunan
masjid dhihar yang berada di Madinah yang berfokus terhadap ajaran kebencian dan adu domba
hal ini yang menjadikan wajah baru masjid, untuk itu Rasulullah dengan tegas memerintahkan
kaum muslim untuk menghancurkannya dan mengambil alih fungsi menjadi tempat pembuangan
sampah.

4. Dakwah dengan Ekonomi

4
Aspek selanjutnya yang tak kalah penting yaitu dakwah dengan ekonomi, selain ajaran
islam yang diajarkan oleh Rasulullah tak segan segan beliau mempraktekkan cara berbisnis dengan
tepat sehingga ekonomi islam berkembang pesat. Adapun beberapa aturan yang diajarkan nabi
ketika berdagang yaitu : Pertama, penjual tidak boleh mempraktekkan kebohongan dan penipuan
mengenai barang-barang yang dijual pada pembeli. Kedua, para pelanggan yang tidak sanggup
membayar kontan, hendaknya diberi tempo untuk melunasinya. Rasulullah saw bersabda:
“tinggalkanlah apa-apa yang meragukanmu dan berbaliklah pada apa yang tidak meragukanmu.
Kebenaran adalah ketenangan dan kepalsuan adalah keraguan.” Ketiga, penjual harus menjauhi
sumpah yang berlebih-lebihan dalam menjual suatu barang, hanya supaya calon pembeli tertarik,
sehingga promosi atas kualitas produk melebihi realitas kualitas produk itu sendiri. Keempat,
hanya dengan kesepakatan bersama, atau dengan suatu usulan dan penerimaan penjualan suatu
barang akan sempurna. Kelima, penjual harus tegas terhadap timbangan dan takaran. Keenam,
orang yang membayar dimuka untuk pembelian suatu barang tidak boleh menjualnya sebelum
barang tersebut barang tersebut benar-benar menjadi miliknya. Ketujuh, nabi melarang bentuk
monopoli dalam perdagangan dan mengatakan “barang siapa yang melakukan monopoli maka ia
adalah pendosa”. Kedelapan, tidak ada harga komoditi yang boleh dibatasi.

5. Pembebasan (al-fath)

Perang sudah menjadi hal yang wajar dikala itu, tetapi opini yang perlu diluruskan bahwa
perang bukanlah terror tetapi media dakwah yang membebaskan. Sejarah pada zaman dahulu
mengajarkan agar umat muslim tidak gentar terhadap musuh tetapi tidak perlu mencari
permusuhan segala perang yang terjadi banyak dilatar belakangi oleh keinginan membunuh nabi
Muhammad dan penghianatan perjanjian seperti perang uhud, khandaq, perang badar dan lain
sebagainya.

Jika ditelaah lebih lanjut perang yang terjadi tidak diprofokasi untuk menumpah darah
sesama makhluk hidup tetapi islam menjunjung visi misi perdamaian. Walaupun perang telah
menjadi fakta sejarah yang tertulis tetapi adanya perang ini dinilai sebagai media dakwah
pembebasan menuju kedamaian agama islam.

6. Risalah (korespondensi)

Salah satu Pelajaran penting yang dapat kita petik dari strategi dakwah rasulullah adalah
media surat menyurat. Kegiatan ini sangat efektif pada zaman rasul kita ambil contoh saja dari
surat menyurat antara rasul dengan raja nasaji, beliau berhasil terpikat oleh ajaran islam dan
berserah diri kepada allah menurut surat balasan yang dikirim oleh beliau. Namun tak semua pihak
yang dikirim surat oleh rasul menerima ajakan beliau, ada beberapa raja yang menolak dengan
baik dan halus.

5
7. Diplomasi Politik

Strategi selanjutnya yang dilakukan rasul untuk melanjutkan dakwahnya ke berbagai kalangan
yaitu dengan mengutus sahabatnya ke berbagai daerah, misinya adalah menguatkan keimanan
mengajari hukum Islam, baca tulis dan memperkokoh persaudaraan dan persatuan umat muslim

8. Undang – Undang dan Hukum

Untuk membentuk sebuah pemerintahan diperlukan adanya undang-undang dan hukum oleh
karena itu rasul membentuk sebuah perjanjian piagam madinah ketika beliau datang ke kota
Madinah, piagam ini termasuk satu-satu nya perjanjian pertama yang diusung membentuk 1 umat
yaitu antara kaum yahudi dan islam dengan latar belakang suku,agama, budaya yang berbeda
tetapi, perjanjian ini bertahan selama 3 tahun saja dikarenakan penghianatan dari kaum yahudi.
Referensi :

2.2 Model Kepemimpinan Rasullah Saw & Pembentukan Masyarakat


Di dalam buku karya penulis dari jerman yang berjudul “Seratus Tokoh Paling
Berpengaruh di Dunia”, Nabi Muhammad Saw, merupakan orang no 1 yang sangat berpengaruh
bagi peradaban dunia. Beliau merupakan sosok yang tidak dapat digantikan sepanjang masa.
Dengan sekitar waktu 23 tahun, beliau sudah dapat merubah keadaan bangsa arab dari yang tidak
berperadapan dan kacau balau, menjadi masyarakat yang berpradapan tinggi dan juga menjadi
masyarakat yang patuh pada tuhan YME.

Tentunya ada beberapa usaha dan rahasia yang mengakibatkan keberhasilan dari
kepemimpinan Rasulullah, yang dapat kita gunakan sebagai acuan atau patokan dalam membentuk
kepemimpinan yang ideal. Menurut bapak Hasinggahan Lubis yang beliau tuliskan dalam web
kompasiana. Beliau menjelaskan mengenai beberapa model kepemimpinan yang dimiliki Rasullah
SAW. Di antaranya yakni:

1. Yang pertama Pengesaan Allah. Dalam buku Sejarah Peradaban Islam, bangsa arab
mulanya menganut faham Politheisme terhadap ketuhanan kemudian Rasullah SAW
mengubah faham itu dengan Monotheisme Absoult. Politheisme sendiri di ambil dari
Bahasa Yunani πολύ poly (banyak) and θεός theos (Tuhan), sedangkan Monotheisme
Absoult bermakna hanya ada satu tuhan yang di sembah yaitu Allah SWT.
2. Kedua yakni Mempersatukan umat. Pada jaman Rasullah SAW merupakan jaman
Jahiliyah yang berciri khas suka bermusuhan baik antara suku-suku maupun sesama suku.
Rasullah SAW berhasil menyatukan kaum Muhajirin dari Mekah dengan kaum Ansor dari
Madinah.
3. Ketiga, Membangun pemerintahan. Dengan waktu yang tidak lama dalam membentuk
pemerintahan yang begitu kuat, dengan kekuatan dukungan utama kaum Muhajirin dan
Ansor, lahirlah sebuah masyarakat Madani yang memiliki peradapan tinggi dan juga
masyarakat yang taat pad Allah SWT. Maka itu pemerintahan yang di bangun oleh beliau
merupakan pemerintahan pertama, karena dulunya bangsa arab di jajah oleh bangsa Parsi
dan Romawi..

6
Dalam teori model kepemimpinan di bagi menjadi lima gaya kepemimpinan yakni
otakratis, militeristis, paternalistis, kharismatis, demokratis. Rasullah SAW merupakan pemimpin
yang dapat memadukan ke lima model kepemimpinan dengan baik dan benar. Professor di
Universitas Chicago Amerika, Jules Masserman, pernah melakukan penelitian mengenai
kepemimpinan kemudian beliau menyimpulkan : “Barangkali pemimpin teragung sepanjang
sejarah adalah Muhammad yang telah memenuhi tiga syarat tersebut.” (Majalah Time, Who Were
History’s Great Leaders, edisi 15 Juli 1974).

Model sekaligus karakteristik kepemimpinan Rasulullah juga digambaran dala, Al-Qur’an


Surat Ali Imran ayat 159.

‫ست َ أغف أِر لَ ُه أم َوشَا ِو أرهُ أم فِي أاْلَ أم ِر َف ِإذَا‬


‫ع أن ُه أم َوا أ‬ ُ ‫ب ََل أنفَضُّوا مِ أن ح أَو ِلكَ َفاع‬
َ ‫أف‬ َ ‫غلِي‬
ِ ‫ظ ا ألقَ أل‬ َ ‫ظا‬ ًّ ‫ّللا ِل أنتَ لَ ُه أم َولَ أو ُك أنتَ َف‬
ِ َ َ‫َفبِ َما َرحأ َمة مِ ن‬
َ‫ب ا أل ُمتَ َو ِك ِلين‬ ِ َ ‫علَى‬
َ َ َ‫ّللا ِإن‬
ُّ ِ‫ّللا يُح‬ َ ‫ع ََز أمتَ َفت َ َو َك أل‬

“Maka sebab rahmat dari Allah, engkau bersikap lemah-lembut kepada mereka.
Seandainya engkau bersikap kasar (dalam ucapan dan perbuatan), mereka pasti pergi
meninggalkanmu (tidak mau berdekatan denganmu). Maafkanlah mereka. Mohonkan ampun lah
untuk mereka. Ajaklah mereka bermusyawarah (mendengarkan aspirasi mereka) dalam segala
perkara (yang akan dikerjakan). Jika engkau sudah berketetapan hati, tawakal-lah kepada Allah.
Sungguh Allah mencintai orang-orang yang tawakal” (Surat Ali Imran ayat 159).

Di dalam artikel yang di tuliskan oleh Aunur Rofiq dalam website detiknews pada tanggal
22 oktober 2021. Beliau menjelaskan ada tiga gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh Rasullah
SAW, yakni :

1. Syura (permusyawaratan). Rasullah SAW mengambil keputusan dengan cara


bermusyawarah dengan orang-orang yang lebih berpengalam dalam bidang yang
sedang di persoalkan. Dalam Al-Qur’an juga sudah dijelaskan bahwasanya
permusyawaratan menjadi indikator terpenting dalam kualitas keimanan pada
masyarakat. Musyawarah menjadi syarat utama untuk membangun manusia yang lebih
baik. Keputusan hasil musyawarah akan lebih tajam karna rembukan dari pikiran-
pikiran para ahli.
2. Keadilan. Keadilan sangatlah penting karena akan berurusan dengan berbagai macam
orang. Keadilan dapat di artikan meletakkan sesuatu pada tempatnya tanpa melebihi
atau mengurangi batas.
3. Kebebasan berpendapat (berekspresi). Hal ini merupakan hak yang diberikan kepada
siapa saja untuk menyuarakan persetujuan, ketidaksamaan, kepedulian maupun saran-
saran yang mempengaruhi kesejahteraan bagi masyarakatnya. Dalam sesi Halaqah
biasanya Rasulullah mendengarkan pandangan orang lain dengan sungguh-sungguh
sampai mencondongkan tubuhnya ke arah orang itu, sebelum memberikan nasihat,
berkomentar dan memberikan keputusan.

7
2.3 Sistem Perekonomian Pada Zaman Nabi
Perekonomian berawal dari kepemimpinan Rasulullah SAW pada periode Madinah. Dalam hal ini
sudah menunjukkan prinsip – prinsip yang mendasar bagi pengelolaan ekonomi meskipun dengan
konsep yang relatif sederhana. pada masa Rasulullah praktik ekonomi ditunjukkan dengan adanya
peranan pasar yang meningkat.

Karakter umum perekonomian pada masa Rasulullah adalah komitmennya yang tinggi terhadap
etika, norma, dan perhatiannya yang besar terhadap keadilan dan etis dalam bingkai syariah Islam.
Sebagian besar penduduk Madinah bermata pencaharian sebagai pedagang, dan sebagian lainnya
bermata pencaharian bertani, beternak, dan berkebun karena sebagian tanah di Madinah masih
terdapat tanah yang subur. Berbeda dengan penduduk Makkah yang memiliki tanah gersang.
Kegiatan ekonomi pasar relatif menonjol pada masa itu, sehingga untuk menjaga agar mekanisme
pasar tetap berada dalam lingkup etika dan moralitas Islam Rasulullah SAW membuang sebagian
besar tradisi dan nilai-nilai yang bertentangan dengan ajaran agama Islam. Keadaan negara yang
baru ini, dengan tidak adanya sumber keuangan sedikit pun sehingga sulit dimobilisasi dalam
waktu dekat. Sehingga Rasulullah SAW segera meletakkan dasar – dasar kehidupan
bermasyarakat, yaitu:

a. Membangun masjid sebagai Islamic Center


b. Menjalin ukhuwah Islamiyah antara kaum Muhajirin dan kaum Anshar.
c. Menjalin kedamaian dalam negara.
d. Mengeluarkan hak dan kewajiban warga negaranya.
e. Membuat konstitusi negara
f. Meletakkan dasar - dasar keuangan negara.
Setelah menyelesaikan masalah politik dan konstitusional Rasulullah SAW mengganti sistem
ekonomi dan keuangan negara sesuai dengan ketentuan Al – Qur’an. Prinsip – prinsip kebijakan
ekonomi yang dijelaskan dalam al Qur’an adalah sebagai berikut:

a. Allah SWT adalah penguasa tertinggi dan pemilik mutlak seluruh alam semesta
b. Manusia hanyalah khalifah Allah SWT di dunia, bukan pemilik yang sebenarnya.
c. Semua yang dimiliki dan didapatkan manusia adalah atas izin Allah SWT. Oleh karena itu,
manusia yang kurang beruntung mempunyai hak atas sebagian kekayaan yang dimiliki
manusia lain yang lebih beruntung.
d. Kekayaan yang dimiliki tidak boleh ditimbun dan harus berputar.
e. Eksploitasi ekonomi dalam segala bentuk, termasuk riba harus dihilangkan
f. Menerapkan sistem warisan sebagai media re-distribusi kekayaan.
g. Menetapkan kewajiban bagi seluruh individu termasuk orang” miskin dan transaksi
perdagangan
KEBIJAKAN FISKAL

8
Kebijakan fiskal adalah suatu kebijakan yang mempengaruhi anggaran pendapatan dan belanja
negara (APBN). Kebijakan fiskal dalam perekonomian adalah tercapainya kesejahteraan sebagai
adanya benefit maksimal bagi individu dalam kehidupan, terutama ditujukan untuk mencapai
alokasi sumber daya secara efesien, stabilitas ekonomi, pertumbuhan, dan distribusi pendapatan
serta kepemilikan. Kebijakan fiskal dan keuangan mendapat perhatian khusus dalam
perekonomian islam sejak awal.

Di awal masa pemerintahan Rasulullah, negara tidak mempunyai kekayaan sedikit pun, karena
sumber penerimaan negara hampir tidak ada.

Tantangan yang di hadapi oleh Rasulullah SAW untuk membangun keberadaan negara islam
tidaklah mudah. Rasul memulai tatanan politik, kondisi ekonomi, sosial maupun budaya dari nol.
Dengan kondisi ekonomi yang sangat buruk, kas negara yang tidak ada, kondisi geografis yang
tidak menguntungkan, dan aktivitas ekonomi yang berjalan secara ekonomi. Sehingga
menyebabkan Rasul melakukan upaya – upaya yang terkenal dengan Kebijakan Fiskal yaitu
dengan meletakkan dasar – dasar ekonomi. Di antara kebijakannya yaitu:

a) Memfungsikan Baitul Maal


yaitu sebagai tempat pengumpulan dana atau pusat pengumpulan kekayaan negara islam
yang di gunakan untuk pengeluaran tertentu. Yang pada awal pemerintahan Islam sumber
pendapatan utama adalah Khums, zakat, kharaj, dan jizya. Secara implisit fungsi baitul mal
sudah dibentuk oleh Rasulullah terbukti dengan membangun masjid bersama kekayaan
fungsi di dalamnya (muslim centre). Akan tetapi secara eksplisit pendirian baitul maal
dilakukan oleh khalifah umar bin khattab. Untuk itu, fungsi dari baitul mal saat itu adalah
sebagai mediasi kebijakan fiskal Rasulullah SAW dari pendapat negara islam dan
penyalurannya.
b) Pendapatan nasional dan partisipasi kerja
Salah satu kebijakan Rasulullah dalam perekonomian adalah meningkatkan pendapatan
dan kesempatan kerja dengan mempersaudarakan kaum muhajirin dan Anshor. Upaya
tersebut menimbulkan terjadinya mekanisme distribusi pendapatan dari kaum Anshor ke
kaum Muhajirin yang berimplikasi pada peningkatan permintaan total di Madinah. Selain
itu, Rasulullah membagikan tanah kepada kaum Muhajirin untuk membangun pemukiman
yang menyebabkan kontribusi pada peningkatan partisipasi kerja dan aktivitas
pembangunan pemukiman di Madinah, sehingga menghasilkan kesejahteraan umum kaum
muslimin.
c) Kebijakan pajak
Kebijakan pajak ini adalah kebijakan yang dikeluarkan pemerintahan muslim berdasarkan
atas jenis dan jumlahnya (proposional). Misalnya jika pajak tanah, maka tergantung dari
produktivitas dari tanah tersebut atau berdasarkan daerahnya.
d) Kebijakan Fiskal Berimbang

9
Adalah kebijakan fiskal di mana penerimaan sama dengan pengeluaran pemerintah. Dalam
hal ini hanya terjadi sekali di masa pemerintahan Rasul yaitu setelah terjadinya “Fathul
Makkah”, namun kemudian kembali membaik (surplus) setelah perang Hunain.
e) Kebijakan fiskal khusus
Kebijakan ini dilakukan untuk pengeluaran negera: yaitu dengan meminta bantuan pada
kaum muslimin secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan pasukan muslim, meminjam
peralatan, dari kaum nonmuslim secara Cuma- Cuma dengan jaminan ganti rugi jika terjadi
kerusakan, dan meminjam uang dari orang – orang untuk diberikan pada muallaf.
f) Kebijakan pemasukan dari Muslim
1) Zakat
Adalah salah satu dasar dari ketetapan Islam yang menjadi sumber utama
pendapatan di dalam suatu pemerintahan Islam pada periode klasik. Pada zaman
Rasulullah, zakat dikenakan pada hal – hal sebagai beirkut:
• Benda logam yang terbuat dari emas seperti koin, perkakas, ornamen atau
dalam bentuk lain.
• Benda logam yang terbuat dari perak, seperti koin, perkakas, ornamen atau
lain,
2) Ushr
Ushr adalah biaya impor yang dikenakan kepada semua pedagang, di mana
pembayarannya hanya sekali dalam setahun dan hanya berlaku terhadap barang
yang nilainya lebih dari 200 dirham.
3) Wakaf
Adalah harta benda yang di berikan kepada umat islam karena Allah SWT dan
pendapatannya akan diperoleh di Baitul mal.
4) Amwal Fadhla
Yang berasal dari harta benda kaum muslimin yang meninggal tanpa ahli waris,
atau berasal dari barang – barang seng
5) Nawaib
Yaitu pajak khusus yang dibebankan kepada kaum muslimin yang kaya raya dalam
rangka menutupi pengeluaran negara selama masa darurat.
6) Zakat Fitrah
Ini diwajibkan bagi setiap kaum muslimin dalam satu tahun sekali sebagai
Pembersih harta yang dimiliki yang dikeluarkan pada bulan Ramadhan.
7) Khums (karun atau temuan)
8) Kafarat
Adalah denda atas kesalahan yang dilakukan seorang muslim pada ra keagamaan
seperti berburu di musim hijab.
g) Kebijakan Pemasukan dari nonmuslim,
1. Jizyah : pajak yang dibayarkan oleh orang nonmuslim ahli kitab sebagai jaminan
sebagai jaminan perlindungan jiwa, properti, ibadah, bebas dari nilai – nilai dan
tidak wajib militer.

10
2. Kharaj : Pajak tanah yang di ambil dari kaum muslimin ketika khaibar ditaklukkan.
Tanahnya di ambil oleh orang muslim dan pemilik lamanya menawarkan dan
mengolah tanah tersebut sebagai pengganti sewa tanah dan bersedia memberikan
sebagian hasil produksi kepada negara.
2.4 Ibroh dalam Dakwah
Ibroh adalah bentuk dakwah yang dilakukan dengan memberikan teladan atau contoh nyata bagi
orang lain. Ibroh merupakan cara yang sangat efektif dalam membawa orang lain kepada
kebenaran. Melalui ibroh, Nabi Muhammad SAW berhasil membuktikan kebenaran ajarannya.
Ibroh bisa dilakukan melalui perilaku yang baik, tutur kata yang sopan, amalan shalat yang
khusyu’, kejujuran, ketulusan, dan lain sebagainya.

Contoh Ibroh Dakwah Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad SAW adalah sosok yang sangat menginspirasi dalam hal melakukan ibroh
dakwah. Berikut beberapa contoh ibroh dakwah Nabi Muhammad SAW selama hidupnya:

1. Kepedulian Terhadap Sesama

Nabi Muhammad SAW adalah sosok yang sangat peduli terhadap sesama. Beliau selalu siap
membantu dan menolong siapa saja yang membutuhkan. Hal ini dapat kita lihat dalam kisah beliau
saat membantu orang miskin yang meminta makanan.

2. Akhlak yang Mulia

Nabi Muhammad SAW memiliki akhlak yang sangat mulia. Beliau selalu bersikap sabar, rendah
hati, dan penuh kasih sayang terhadap orang lain. Hal ini dapat kita lihat dalam kisah beliau saat
ditimpa musibah, beliau tetap bersabar dan ikhlas menerima takdir.

3. Kejujuran

Nabi Muhammad SAW dikenal sebagai sosok yang sangat jujur. Beliau selalu berkata benar dan
tidak pernah berdusta. Hal ini dapat kita lihat dalam kisah beliau saat berdagang, beliau selalu
berlaku jujur dan adil terhadap pelanggan.

4. Kepedulian Terhadap Lingkungan

Nabi Muhammad SAW juga sangat peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Beliau selalu menjaga
kelestarian alam dan tidak merusaknya. Hal ini dapat kita lihat dalam kisah beliau saat berkuda,
beliau selalu memperlakukan binatang dengan baik.

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Beliau pada waktu itu khususnya di kota Mekkah telah mampu menjadi pioner dunia tidak hanya dalam
lingkup orang-orang Arab kala itu, akan tetapi bagi seluruh alam semesta, yang dalam catatan sejarah
hasilnya diperoleh dalam kurun waktu yang relatif singkat. Dakwah Nabi dibagi ke dalam dua periodisasi
yakni periode Mekah dan Madinah. Kedua periode ini memiliki karakter dan strategi masing-masing, hal
ini dapat dilihat dari sejauh mana hasil yang telah dicapai oleh Nabi pada periode Mekah dan Madinah.
Para sejarawan memberikan kategorisasi bahwa dakwah Nabi di Mekah bercirikan dengan misi
penanaman aqidah terhadap umat, sementara di Madinah lebih cenderung terhadap pembangunan sosial
kemasyarakatan dan hukum. Dalam perjalanan dakwah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw.
menghadapi berbagai tantangan, namun semuanya beliau lalui dengan sabar dan konsisten. khususnya
ketika menghadapi berbagai tantangan dari pembesar-pembesar yang ada di Kota Madinah. Dalam Al-
Qur`an, salah satu tantangan besar dalam dakwah adalah orang-orang kaya yang berpengaruh tetapi
mereka durhaka. Dalam berdakwah nabi Muhammad tidak hanya memikirkan bagaimana cara orang-
orang dapat masuk islam saja, namun bagaimana kesejahteraan rakyat yang dipimpinnya dapat terwujud,
dengan membuat kebijkan-kebijakan dan membangun ekonomi.

Daftar Pustaka
Ali H. Al-Harbi. The Concept of Da'wah in Islam, its objectives and methods. International Journal
of Humanities and Social Science Research, Vol. 3 Issue 3, March 2014.

Abdulrahman A. Al-Mulla. WAYS OF COMMUNICATING THE MESSAGE OF ISLAM.


Journal of King Abdulaziz University – Islamic Economics, Vol. 23 No. 1, pp 125-143 (2010).

Badaruddin Pakki. Strategi Dakwah Rasulullah SAW. Al Ta’dib Journal, Vol. 5 No. 2, December
2012.

Fauzi, Iskandar. (2019). Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam (Masa Rasulullah sampai Masa
Kontemporer). Yogyakarta: K-Media.

Harun Nasution. Epistemologi Islam. Jakarta: Penerbit Bulan Bintang, 2017.

Halim, Abd.2018. DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW: STRATEGI DAN PENDEKATAN

https://www.kompasiana.com/hasinggahanlubis/584e69d1e2afbdbb0fc28857/model-
kepemimpinan-rasulullah-saw
https://www.risalahislam.com/2019/05/model-kepemimpinan-rasulullah-saw.html
https://news.detik.com/berita/d-5777350/model-kepemimpin-rasulullah
Ibn Qayyim al-Jawziyyah. Madarij al-Salikin. 2009.

12
MADINAH, TENGAH PLURALITAS MASYARAKAT. "BAB IV ANALISIS METODE
DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW DI."

Maghfiroh, Z., & Caniago, S. A. (2020). Pemikiran Ekonomi Islam Pada Masa Peradaban
Rosulullah SAW. Wacana Equiliberium (Jurnal Pemikiran Penelitian Ekonomi), 8(2), 113-120.

13

Anda mungkin juga menyukai