Disusun Oleh :
Kelompok 4
KELAS A1 LK
SEMESTER 2
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu
tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Helina Himmatul Ulya
Lina, M.Pd sebagai dosen pengampu mata kuliah Sejarah Peradaban Islam yang
telah membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah
ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa
yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Kelompok 4
ii
DAFTAR ISI
COVER............................................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang......................................................................................1
2. Rumusan Masalah.................................................................................2
3. Tujuan...................................................................................................2
PEMBAHASAN
1. Periode Mekkah....................................................................................3
2. Periode Madinah ..................................................................................7
3. Surat Surat dakwah Nabi Muhammad SAW.........................................12
4. Misi dakwah Nabi Muhammad SAW...................................................17
PENUTUP
1. Kesimpulan...........................................................................................20
2. Saran.....................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................22
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
harapan dakwah Islamiyah akan berkembang dengan pesat selain itu
menghindari serangan dari pemuka-pemuka Quraisy.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Periode Mekkah ?
2. Bagaimana Periode Madinah ?
3. Bagaiman Surat Surat dakwah Nabi Muhammad SAW ?
4. Bagaimana Misi dakwah Nabi Muhammad SAW ?
C. Tujuan
1. Bagaimana Periode Mekkah ?
2. Bagaimana Periode Madinah ?
3. Bagaiman Surat Surat dakwah Nabi Muhammad SAW ?
4. Bagaimana Misi dakwah Nabi Muhammad SAW ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Periode Mekah
Sejak Muhammad saw.. belum menjadi nabi, beliau adalah orang yang
tidak pernah cacat (tercela) di tengah masyarakatnya. Selain karena
terlahir dari keluarga mulia, Muhammad juga selalu dikenal hanya
mengerjakan perbuatan yang mulia atau terpuji saja. Di samping itu,
beliau memiliki prestasi sejak usia belia. Nabi Muhammad menjadi
pemersatu umat dalam peletakan kembali Hajar Aswad, sehingga para
pemimpin suku dan masyarakat mengakui beliau sebagai Al-Amin.
Menjelang usia kematangannya, kebiasaan Muhammad adalah
mendatangi gua Hira untuk melakukan meditasi dan bertafakkur tentang
Yang Maha Pencipta untuk mencari untuk mencari jawaban-jawaban
terhadap misteri kehidupan. Dia benar-benar sangat terguncang melihat
kemungkaran masyarakat, penyembahan berhala dan kegiatan yang tidak
manusiawi. Ketika beliau mendekati usia empat puluh tahun, ia
meningkatkan kontemplasi dan tafakkur. Penyembahan berhala dan
menurunnya moral masyarakat sangat menekan perasaannya, karena itu
ia mencari jalan yang lurus seperti yang singkapkan oleh Al Qur’an :
“Dan Dia menemukanmu (Muhammad) sebagai seorang yang bingung,
lalu Dia memberikan petunjuk”.
Di masa awalnya, Islam disiarkan secara rahasia. Namun, pada
masa ini banyak juga yang segera masuk Islam. Orang yang pertama
masuk ke dalam Islam adalah istrinya Khadijah, Abu Bakar, Ali bin Abu
Thalib, Zaid bin Haritsah serta Ummu Aiman. Setelah mereka menyusul
Ammar bin Yasir, Khabab bin al Arat, ‘Utsman bin Affan, Abdurrahman
bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqqas, Talhah, Arqam, Sa’isd bin Zaid,
Abdullah bin Mas’ud, Utsman bin Mazh’un, Ubaidah dan Shuhaib Al
Rumi. Misi rahasia ini berlangsung kira-kira tiga tahun, selama ini empat
3
puluh orang memeluk Islam. Para pemeluk Islam yang pertama-tama ini
terdiri dari orang miskin, bahkan banyak dari mereka yang berasal dari
hamba sahaya.
Ketika Islam hadir di Mekkah dapatlah kita baca dalam beberapa
literatur bahwa pada periode Mekkah bercirikan ajaran Tauhid. Tetapi
sesungguhnya bukan hanya persoalan teologis semata, juga seruan Islam
akan keadilan sosial, perhatian pada nasib anak yatim, fakir miskin dan
pembebasan budak serta ajaran Islam akan persamaan derajat manusia,
yang menimbulkan penolakan keras penduduk Mekkah pada
Muhammad. Bagi mereka, agama ini tidak hanya “merusak” ideologi dan
teologi mereka, tetapi juga “merombak” kehidupan sosial mereka.
Dakwah Nabi Muhammad saw. mendapat tantangan sengit dari
warga kota Mekkah terutama dari kelompok penguasa kota tersebut. urus
dalam kutukannya terhadap riba, dan desakannya mengenai zakat. Segala
macam tuduhan dilontarkan kepada nabi: bahwa ia adalah orang yang
kesurupan, seorang penyihir, dan bahwa ia kehilangan keseimbangan
pikiran. Sementara perjuangan nabi terus berlangsung, ajaran Nabi
sedikit demi sedikit dirumuskan dengan jelas.
Manusia tidak hanya pendurhaka, tetapi juga pemberontak yang
keras kepala. Karena itu, haruslah ada perhitungan moral di mana
hukuman berat disediakan bagi orang-orang yang tidak percaya dan para
pelaku kejahatan, sedangkan ganjaran yang besar akan diberikan kepada
orangorang yang shaleh. Sementara itu, tugas nabi adalah menyiarkan
risalah dan memberi peringatan dengan tak kenal lelah, siapa tahu
mereka akan sadar kembali.
Dakwah Nabi Muhammad Saw. dilakukan dengan dua cara yaitu,
sembunyi-sembunyi dan terang-terangan.
a. Periode Dakwah dengan Cara Rahasia dan Diam-diam
Pada usia ke 40 tahun Muhammad diutus oleh Allah SWT menjadi
rasul, ketika beliau berkhalwat di Gua Hiroh. Disana beliau
mendapatkan wahyu pertama dari Allah SWT, dengan perantara
malaikat jibril pada tanggal 17 Ramadhan tahun 611M.
4
Surah (Al-Alaq: 1-5):
ق اِ ْق َرْأ َو َربُّكَ ااْل َ ْك َر ۙ ُم الَّ ِذيْ َعلَّ َم بِ ْالقَلَ ۙ ِم َعلَّ َم ااْل ِ ْن َسانَ َما
ٍ ۚ َق ااْل ِ ْن َسانَ ِم ْن َعل َ ِّاِ ْق َرْأ بِاس ِْم َرب
َ ۚ َك الَّ ِذيْ خَ ل
َ َق خَ ل
لَ ْم يَ ْعلَ ۗ ْم
Artinya:
“bacalah dengan nama tuhanmu yang menjadikanmu makhluk.
Diamenjadikan manusia dari segumpal darah beku. Bacalah! Tuhanmu
yang maha pemurah. Yang mengajarkan dengan pena. Mengajarkan
apa-apa pada manusia yang tiada dketahuinya.(Al-‘Alaq:1-5)1
Untuk menghadapi perjuangan dalam menjalankan dakwah
Islamiyah maka pada tahap pertama Rasul melakukan persiapan dalam
bidang mental dan moral (rohani & akhlak). Rasulllah menilai
dakwahnya kepada keluarga dan para sahabat yang dipercayai, nantinya
menjadi kader-kader utama dan perwira pilihan kaum muslimin. Dakwah
yang dilakukan Nabi ini disebut dakwah dengan cara diam-diam da
merupakan perintah Alah SWT yang terkandung dalam wahyunya pada
(Q.S. Al-Hijr: 94).
َفَاصْ َد ْع بِ َما تُْؤ َم ُر َواَ ْع ِرضْ َع ِن ْال ُم ْش ِر ِك ْين
Artinya:
“Maka smpaikanlah (Muhammad secara terang-terangan segala apa
yang di perintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dengan 0rang-orang
musyrik.”2
Seorang demi seorang diajak agar mau meninggalkan agama
berhala dan hanya mau menyembah Allah yang Maha Esa. Usaha yang
dilakukan itu berhasil. Orang-orang yang mula-mula beriman (As-
Sabiqun Awwalun) adalah:
a. Istri beliau sendiri, Khadijah
b. Kalangan pemuda, Ali Ibn Abi Thalib dan Zaid Ibn Harits.
c. Dari kalangan budak, Bilal.
1 Departemen Agama RI, AL-Quran Dan Terjemah, Diponegoro: CV Penerbit
Diponegoro, 2005, hlm, 479.
2 bid., hlm, 213.
5
d. Orang tua/tokoh masyarakat, Abu Bakar Al-Shiddiq.
Setelah Abu bakar masuk islam, banyak orang-orang yang
mengikuti untuk masuk agama islam. Orang-orang ini tekenal dengan
julukan Al-Sabiqun al-Awwalun, orang yang terdahulu masuk islam,
seperti: Utsman Ibn Affan, Zubair Ibn awwam, Talhah Ibn Ubaidillah,
Fatimah binti khathab, Arqam Ibn Abd. Al-Arqam, dan lain-lain. Mereka
itu mendapat agama islam langsung dari Rasulullah sendiri. Sebagai pusat
pembinaan waktu itu di rumah Arqam Ibn Abd. Al-arqam ( Dar al-
Arqam).
b. Periode Dakwah dengan Terang-terangan dan Terbuka
Setelah beberapa lama melakukan dakwah secara sembunyi-
sembunyi turunlah firman Allah untuk memerintahkan melakukan dakwah
secara terbuka atau terang-terangan:
ۙ َك ااْل َ ْق َربِ ْين
َ ََواَ ْن ِذرْ َع ِش ْي َرت
Artinya:
“Dan berilah peringatan kepada kaum kerabatmu yang terdekat.”(Asy-
Syu’araa:214) 3
Dengan datang atau turunnya perintah itu Nabi mulai berdakwah
secara terang-terangan, mula-mulanya nabi mengundang dan menyeru
pada kerabat karibnya dari Bani Abdul Muthalib, tapi mereka semua
menolak kecuali Ali.
Pada masa dakwah secara terang-terangan inilah Nabi mendapatkan
perlakuan yang buruk dari umatnya. Karena setelah dakwah terang-
terangan itu, pemimpin Quraisy mulai berusaha menghalangi dakwah
Rasul. Karena mereka juga melihat semakin bertambahnya jumlah
pengikut Nabi, maka mereka pun semakin keras melancarkan serangan-
serangan, baik pada Nabi atau pun pada para pengikut Nabi.
Banyak cara yang dilakukan oleh pemuka-pemuka kaum Quraisy
supaya Nabi Muhammad menghentikan dakwahnya, pada saat itu mereka
tidak berani melukai Nabi karena perlindungan dari pamanya Abi Thalib
yang sangat disegani dikalangan bangsa Arab saat itu. Para pengikut Nabi
6
yang termasuk kalangan bangsawan terselamatkan dari siksa kaum
Quraisy, dan mereka yang tidak memiliki perlindungan, harus menahan
siksa yang pedih dari kaum Quraisy. Sehingga Nabi mendapatkan jalan
buntu dalam dakwahnya. Kaum Quraisy melakukan pemboikotan terhadap
Bani Hasyim selam tiga tahun, dan berakhir setelah beberapa pemuka
Quraisy menyadari bahawa apa yang mereka lakukan suatu tindakan yang
keterlaluan. Karena itu Nabi memutuskan untuk menyebarkan dakwahnya
di wilayah lain dengan harapan dakwah Islamiyah akan berkembang
dengan pesat selain itu menghindari serangan dari pemuka-pemuka
Quraisy.4
2. Periode Madinah
Jibril datang menemui Rasulullah dan mengabarkan kepadan
Rasulullah pada saat itu segera hijrah. Orang-orang kafir berkumpul di
sekeliling rumah rasulullah. Kemudian Rasulullah keluar sambil
menebarkan debu di atas kepala mereka yang membuat mereka pingsan.
Peristiwa pengepunan itulah yang menandai awal pergerakan (hijrah) Nabi
menuju Madinah (Yatsrib). Di kala kaumnya sudah benar-benar menentang
dan ingin mebunuh Nabi, sebagai bukti tanda penolakan kebenaran yang
dibawah oleh Nabi. Maka dimulailah hidup baru oleh umat Islam dengan
hijrah bersama Nabi ke Madinah.
Berbeda dengan Makkah, Madinah senantiasa mengalami perubahan
sosial yang meninggalkan bentuk kemasyarakatan absolut model badui.
Kehidupan sosial Madinah secara berangsur-angsur diwarnai oleh unsur
kedekatan ruang daripada oleh sistem kekerabatan. Madinah juga memiliki
sejumlah warga Yahudi, yang mana sebagian besarnya lebih simpatik
terhadap monotheisme.
Penduduk Madinah yang terdiri dari kaum Muhajirin, Anshar, dan
nonmuslim, merupakan sebuah keberagaman yang ada pada masa lalu, yang
memiliki jiwa sosialis sangat tinggi. Terbukti dari persaudaraan yang tinggi
dan sangat kokoh. Tidak ditemukan konflik. Masyarakat Madinah merasa
4 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persida,
2010, hlm, 19.
7
bahwa dirinya itu satu, sehingga apabilah ada satu yang sakit maka yang
lain turut merasakan. Ada beberapa tradisi yang baik diantaranya:
Silaturahim yang membudaya, Gotong royong sering diadakan demi
kepentingan bersama, Kepedulian yang tinggi, dan menjenguk orang yang
sedang sakit atau yang terkena musibah.5
a. Perekonomian Masa Nabi Muhammad Saw
Pada masa pemerintahan Rasulullah, perkembangan ekonomi
tidaklah begitu besar dikarenakan sumber-sumber yang ada pada masa
itu belum begitu banyak. Sampai tahun ke 4 hijrah, pendapatan dan
sumber daya negara masih sangat kecil. Peletakan dasar-dasar sistem
keuangan negara yang dilakukan oleh Rasulallah Saw merupakan
langkah yang sangat signifikan dan spektakuler pada masa itu, sehingga
Islam sebagai agama dan negara dapat berkembang dengan pesat dalam
jangka waktu yang relatif singkat.
b. Pembentukan sistem sosial kemasyarakatan
Selain menjadi pemimpin agama Nabi Muhammad juga menjadi
pemimpin pemerintahan. Seperti seoarang presiden presiden, Nabi
terkenal dengan kebijaksanaannya dalam menjalankan roda
pemerintahan. Kepentingan umum lebih diutamakankan dari
kepentingan-kepentingan lainnya.
Adapun sistem pemerintahan yang digunakan Nabi pada ssaat
itu yaitu sistem musyawarah dan demokrasi dengan asas seadil-adilnya
dalam memutuskan perkara. Memang pada kebijakan politik yang
pertama oleh Nabi adalah bagaimana menghapus prinsip kesukuan dan
mempererat persatuan.
Adapun strategi yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Pembangunan Masjid Nabawi
Dikisahkan bahwa unta tunggangan Rasulullah berhenti
disuatu tempat maka Rasulullah memerintahkan agar di
tempat tersebut dibangun sebuah masjid. Rasulullah ikut serta
dalam pembangunan masjid tersebut. Beliau mengangkat dan
8
memindahkan batu-batu masjid itu dengan tangannya sendiri.
Saat itu, kiblat dihadapkan ke Baitul Maqdis. Tiang masjid
terbuat dari batang kurma, sedangkan atapnya dibuat dari
pelepah daun kurma. Adapun kamar-kamar istri beliau dibuat
di samping masjid. Tatkala pembangunan selesai, Rasulullah
memasuki pernikahan dengan Aisyah pada bulan Syawal. Sejak
saat itulah, Yastrib dikenal dengan Madinatur Rasul atau
Madinah Al-Munawwarah. Kaum muslimin melakukan
berbagai aktivitasnya di dalam masjid ini, baik beribadah,
belajar, memutuskan perkara mereka, berjual beli maupun
perayaan-perayaan. Tempat ini menjadi faktor yang
mempersatukan mereka.
2) Persaudaraan antara Kaum Muhajirin dan Anshar.
Nabi meletakan dasar-dasar kehidupan sosial dan
politik. Dengan cara (Ukhwah Islamiyah) antara golongan
Anshar dan Muhajirin, dan mempersatukan suku Aus dan
Khazraj yang telah lama bermusuhan dan bersaing,
Rasulullah SAW mempersaudarakan di antara kaum
muslimin. Kemudian membagikan rumah yang mereka
miliki. Persaudaraan ini terjadi lebih kuat dari pada hanya
persaudaraan yang berdasarkan keturunan.
Dengan persaudaraan ini, Rasulullah telah menciptakan sebuah
kesatuan yang berdasarkan agama sebagai pengganti dari
persatuan yang berdasarkan kabilah.
3) Kesepakatan untuk Saling Membantu antara Kaum Muslimin
dan non Muslimin.
Di Madinah, ada tiga golongan manusia, yaitu kaum
muslimin, orang-orang arab, serta kaum non muslim, dan
orang-orang yahudi (Bani Nadhir, Bani Quraizhah, dan Bani
Qainuqa’). Rasulullah melakukan satu kesepakatan dengan
mereka untuk terjaminnya sebuah keamanan dan kedamaian,
selain itu juga kesepakatan tersebut bertujuan untuk melahirkan
9
sebuah suasana saling membantu dan toleransi diantara
golongan yang berbeda.
4) Peletakan Asas-asas Politik, Ekonomi, dan Sosial
Secara sistematik proses peradaban yang dilakukan oleh
Nabi pada masyarakat Islam di Yatsrib menjadi
Madinah (Madinat Ar-Rasul, Madinah An-Nabi, atau Madinah
Al-Munawwarah). Perubahan nama yang bukan terjadi secara
kebetulan, tetapi perubahan nama yang menggambarkan cita-
cita Nabi Muhammad Saw, yaitu membentuk sebuah
masyarakat yang tertib, maju, dan
berperadaban, dalam pembangunan masjid. Masjid bukan
hanya dijadikan pusat kegiatan ritual shalat saja, tetapi juga
menjadi sarana penting untuk mempersatukan kaum muslimin
dengan musyawarah dalam merundingkan masalah-masalah
yang dihadapi. Disamping itu, masjid juga menjadi pusat
kegiatan pemerintahan. Nabi Muhammad Saw membentuk
kegiatan Mu’akhat (persaudaraan), yaitu mempersaudarakan
kaum Muhajirin (orang-orang yang hijrah dari Makkah ke
Yatsrib) dengan Anshar (orang-orang yang menerima dan
membantu kepindahan Muhajirin di Yatsrib). Persaudaraan
diharapkan dapat mengikat kaum muslimin dalam satu
persaudaraan dan kekeluargaan, yaitu persaudaraan seagama,
disamping bentuk persaudaraan yang sudah ada sebelumnya,
yaitu bentuk persaudaraan berdasarkan darah, membentuk
persahabatan dengan pihak-pihak lain yang tidak beragama
Islam. Nabi Muhammad Saw membentuk pasukan tentara
untuk mengantisipasi gangguan-gangguan yang dilakukan oleh
musuh.6
5) Bidang Politik
10
Nabi Muhammad Saw, merumuskan piagam perjanjian
yang berlaku bagi seluruh pendudukan Yatsrib, baik orang
muslim maupun non muslim (Yahudi). Piagam inilah yang oleh
Ibnu Hisyam disebut sebagai Undang-undang Dasar Negara
Islam (Daulah Islamiyah) yang pertama.
1. Setiap kelompok mempunyai pribadi keagamaan dan
politik. Adalah hak kelompok, menghukum orang yang
membuat kerusakan dan memberi keamanan kepada orang
patuh.
2. Kebebasan beragama terjamin buat semua warga Negara.
3. Kewajiban penduduk madinah, baik kaum muslimin
maupun bangsa Yahudi, untuk saling membantu, baik secara
moril atau materil. Semuanya dengan bahu membahu harus
menangkis setiap serangan terhadap kota Madinah.
4. Rasulullah adalah pemimpin umum bagi penduduk
Madinah. Kepada beliau lah segalaperkara dan perselisihkan
yang besar untuk diselesaikan.
6) Bidang Militer
Peperangan yang terjadi pada masa Rasul membawa akibat
perkembangan Islam dan kebudayaan Islam. Peperangan pada
masa Rasul terdiri dari:
1. Ghazwah; yaitu peperangan yang dipimpin langsung oleh
Rasul sendiri. Peperangan ini terjadi dua puluh tujuh kali.
2. Syariah; yaitu peperangan yang dipimpin oleh para sahabat
atas penunjukan Nabi Muhammad, peperangan ini terjadi
tiga puluh delapan kali.
Peperangan yang dilakukan Rasul mempunyai nilai dan arti
bagi pembinaan ummat. Nilai dan arti yangterkandung
antara lain:
a) Gazwatu furqan, yaitu peperangan yang menentukan
mana yang hak dan bathil, seperti Perang Badar.7
11
b) Adabiyah al-Hujum, yaitu peperangan untuk membela
diri seperti perang Khandak.
c) Untuk perdamaian, seperti perjanjian Hudaibiyah.
d) Kewaspadaan, seperti perang Mukt‘ah.
e) Taktik menakut-nakuti, seperti Fathu Makkah.
f) Penyiaran Agama Islam, seperti Perang Hunain.
g) Konsolidasi, agar Negara menjadi bersatu dan kuat
seperti Thaif.
h) Pengabdian kepada Tuhan, seperti Perang Tabuk
Peperangan yang terjadi pada masa Nabi dilakukan bertujuan untuk
melindungi dan mengamankan dakwah Islamiyah dari gangguan orang-
orang kafir Quraisy, melindungi dan mempertahankan masyarakat / daulah
Islamiyah, membentuk masyarakat yang Islami.8
12
dan jika engkau menolak, dosa orang-orang Koptik akan ditanggung
olehmu”
Berikut ini ada beberapa koleksi surat Rosulullah saw :
a. Surat yang Nabi Muhammad Saw berikan kepada Raja Najasy
(Penguasa Abyssini)
Rasulullah saw mengirim surat kepada Raja Najasy-habsyah yang
bernama Ashhammah bin Al-Abjar. Isi suratnya adalah menyerukan
sang Raja agar memeluk agama Islam Saat surat tersebut sampai di
istana, Sang Raja Najasyi mengambil surat itu, ia lalu meletakkan ke
wajahnya dan turun dari singgasana. Beliaupun masuk agama Islam
melalui Ja’far bin Abi Thalib ra.
Setelah masuk Islam, sang raja kemudian membalas surat kepada
Rosulullah Saw. untuk mengabarkan keislamannya. Raja Najasy
akhirnya meninggal dunia Pada bulan rajab tahun ke-9 hijriyyah. Saat
men dengar Raja ini meninggal, Rosulullah saw melakukan shalat
ghaib sebagai penghormatan terakhir. Nabi Muhammad Saw juga
mengabarkan bahwa Raja Najasy akan masuk Syurga.
b. Surat yang Nabi Muhammad Saw berikan kepada raja Al-
Muqowqis Binyamin-Mesir (Egypt)
Nabi Muhammad saw juga mengirimkan surat kepada Pemimpin
Mesir raja Al Muqawqis melalui perantara salah seorang sahabat nya.
Hatsib bin abu batta'ah. Pada kesempatan tersebut Nabi Muhammad
saw mengutus seorang budak yang telah dimerdekakan dan menjadi
anak angkat sahabat Abu Raha Al Ghifari, yang bernama Jira untuk
menemani Hatsib.
Setelah Raja Al-Muqawqis membaca surat Nabi Saw kemudian ia
membalas surat baginda Nabi Muhammad Saw dan memberi kepada
baginda Nabi 2 hadiah. Hadiah pertama berupa dua budak beliau yang
bernama Mariyah binti Syamun al-Qibtiyyah yang dimerdekakan Nabi
Muhammad saw dan menjadi istri beliau Dari nya rasullah
mendapatkan seorang anak yang diberi nama Ibrahim lantas wafat di
usianya yang masih terlalu muda, nama ini diambil dari nama Nenek
13
Moyang beliau Nabi Ibrahim as. Dan hamba kedua adiknya sendiri
yaitu Sirrin binti Syamun al-Qibthiyyah. Hadiah kedua pula berupa
kuda untuk tunggangan baginda Nabi Muhammad Saw.
Surat kepada Raja Khosrou II (Coesroes-Parsi-Prsia) atau raja
persia, Rosulullah Saw juga mengirimkan surat kepada raja khosrou II,
Abrawaiz dari kerajaan persia. Ia mengutus sahabatnya Abdullah bin
Hudzaifah As-Sahmi yang isinya ajakan menyeru kepada agama islam,
namun setelah membaca surat tersebut, Sang Raja bersegera untuk
merobek surat tersebut dan Rosulullah saw berkata "hamba rendahan
dari rakyat ku menuliskan namanya mendahuluiku".
Kabar disobeknya kertas surat tersebut sampai kepada Rosullah
Saw dan beliau pun berdoa "semoga allah merobek robek kerajaan
nya". Allah SWT pun mengabulkan doa tersebut. Persia akhirnya kalah
dalam perang menghadapi Romawi dengan kekalahan yang
menyakitkan.
Kemudian ia digulingkan oleh Anaknya sendiri Syirawaih, dan
dibunuh serta dirampas kekuasaannya, Seterusnya kerajaan itu kian
terobek robek dan hancur sampai akhirnya ditaklukkan oleh pasukan
Islam pada zaman khalifah Umar bin Khattab ra hingga dapat lagi
berdiri.
c. Surat yang Nabi Muhammad saw berikan kepada Raja Heraklius
(Hercules-Romawi)
Rosulullah saw juga mengirimkan surat kepada Raja Heraklius atau
Raja Hercules (Raja Romawi) yang dibawa oleh Dihyah al
kalbi. Ketika Rosulullah saw mengirim surat kepada Kaisar raja
heraklius untuk menyeru kepada agama islam pada waktu itu kaisar
sedang merayakan atas kemenangan nya pada negeri persia. Begitu
menerima surat dari Rosulullah saw, sang kaisar pun berkeinginan
untuk melakukan penelitian guna memeriksa kebenaran atas kenabian
baginda Nabi Muhammad saw. Kemudian kaisar pun memerintahkan
untuk mendatangkan seseorang dari bangsa arab ke hadapannya.
14
Abu Sufyan, waktu itu masih kafir. Dan rombongan nya segera
dihadirkan di hadapan Kaisar, Abu Sufyan pun diminta berdiri paling
depan sebagai juru bicara karena memiliki nasab yang paling dekat
dengan Rosulullah saw. Rombongan yang lain berdiri di belakangnya
sebagai saksi, itulah strategi Kaisar untuk mendapatkan keterangan
yang valid. Maka berlansunglah dialog yang panjang antara Kaisar
dengan Abu Sufyan. Kaisar Heraklius adalah seorang yang cerdas
dengan pengetahuannya yang luas, dan kemudian kaisar bertanya
dengan taktis dan mengarahkannya kepada ciri seorang Nabi. Abu
Sufyan juga seorang yang cerdas dan bisa membaca arah pertanyaan
sang Kaisar, namun beliau dipaksa untuk berkata benar walaupun
berusaha memberi dan menanggapi dengan sedikit bias. Di akhir
dialog sang Kaisar mengutarakan pendapatnya. Dan inilah ciri-ciri
seorang Nabi menurut pandangannya dan sebagaimana yang telah dia
baca di dalam kitab injil. Ternyata semua ciri tersebut ada pada diri
Nabi Muhammad Saw.
d. Surat Nabi Muhammad SAW kepada Uskup Dhughathir
Selain mengirimkan surat kepada Heraklius, Nabi SAW juga
mengirim surat yang ditujukan kepada Uskup terpandang di Romawi
yaitu Uskup Dhughathir, Surat yang diantarkan juga oleh Dihyah
tersebut berisi sebagai berikut. "Salam bagi yang beriman, atas dasar
itu sesungguhnya Isa bin Maryam adalah tiupan roh Allah, terjadi
dengan kalimat Nya yang benar. Di sampaikan kepada Maryam yang
suci. Aku beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada
Ibrahim, Ismail, Ishaq, Yaqub dan anak cucunya serta apa yang
diberikan kepada para Nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-
bedakan seorang pun di antara mereka, dan kami hanya tunduk patuh
kepadaNya. Salam yang mengikuti petunjuk."
Setelah membaca surat tersebut, sang Uskup bertanya kepada
Dihyah. "Demi Allah kawannya adalah seorang Nabi yang diutus,
kami mengenali sifat-sifat dan namanya semuanya tercantum dalam
kitab-kitab kami", Uskup tersebut kemudian meninggalkan
15
Keuskupannya yang berwarna hitam dan digantinya dengan jubah
berwarna putih. Dia mengambil tongkatnya, lalu beranjak menuju ke
gereja. Disana banyak orang sedang berkumpul, dihadapan mereka
Uskup berkata.
"Wahai segenap orang Romawi, aku telah menerima surat dari
Muhammad yang mengajak kita kepada Allah. Aku bersaksi bahwa
tiada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah
utusan Allah."
Mendengar ucapannya tersebut orang-orangpun serempak
menyerang dan memukulinya bertubi-tubi hingga tewas, Setelah
kejadian itu Dihyah kembali kepada Heraklius, kemudian Heraklius
pun berujar. "Aku sudah memberitahukan kepadamu, bahwa kami
mencemaskan diri sendiri dan tindakan kekerasan mereka Demi Allah
Uskup Dhughathir lebih mulia daripada aku."
e. Surat Nabi Muhammad SAW kepada Al-Mundzir Bin Sawa
(Bahrain)
Nabi Muhammad SAW mengutus risalah kepada Al Mundzir bin
Sawa, yang intinya menyuruh beliau masuk ke agama Islam,
Rosulullah SAW memilih Al Ala bin Adromi untuk menyampaikan
risalahnya itu sebagai jawaban Al Mundzir yang telah menulis kepada
Rosulullah seperti berikut ini.
"Amma ba'd, Wahai Rasulullah saya sudah membaca surat tuan
yang tertuju kepada rakyat Bahrain. Diantara mereka ada yang
menyukai Islam dan kagum kepadaNya lalu memeluknya, dan diantara
mereka ada pula yang tidak menyukainya. Sementara di negeriku ada
orang-orang Majusi dan Yahudi. Maka tulislah surat lagi kepadaku
yang bisa menjelaskan urusan tuan."
Maka Rosulullah SAW menulis surat lagi, dengan menyebut nama
Allah Maha Pemurah lagi Maha Penyayang."Dari Muhammad Rosul
Allah kepada Al Mundzir bin Sawa, kesejahteraan bagi dirimu. Aku
memuji bagi-Mu kepada Allah yang tiada Illahi selain-Nya. Aku
bersaksi bahwa Muhammad adalah Hamba dan Rosul-Nya. Aku
16
mengingatkanmu kepada Allah Azza wa Jalla. Barang siapa yang
memberi nasihat kepada dirinya sendiri, dan siapa yang menaati
utusan-utusanku dan mengikuti mereka, berarti ia telah menaatiku.
Barang siapa memberi nasihat kepada mereka berarti dia telah
memberi nasihat karena aku. Aku telah memberi syafaat kepadamu
tentang kaummu, biarkanlah orang-orang muslim karena mereka telah
masuk Islam. Ku maafkan orang-orang yang telah berbuat kesalahan
dan terimalah mereka. Selagi engkau tetap berbuat baik, maka kami
tidak akan menurunkanmu dari kekuasaanmu."
17
َ َّع اِ ٰلى َسبِي ِْل َربِّكَ بِ ْال ِح ْك َم ِة َو ْال َموْ ِعظَ ِة ْال َح َسنَ ِة َو َجا ِد ْلهُ ْم بِالَّتِ ْي ِه َي اَحْ َس ۗنُ اِ َّن َرب
ك هُ َو اَ ْعلَ ُم بِ َم ْن ُ اُ ْد
َض َّل ع َْن َسبِ ْيلِ ٖه َوه َُو اَ ْعلَ ُم بِ ْال ُم ْهتَ ِد ْين َ
18
Misi Rasulullah yang ketiga ialah menjadi Rahmatan Lil Alamin,
yaitu sebagai rahmat bagi alam semesta. Allah SWT berfirman, "Dan
tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
semesta alam." (QS. Al-Anbiya : 107)
Sedangkan pada surat Al-Baqarah ayat 119, Allah SWT berfirman,
"Sesungguhnya kami mengutusmu (wahai Muhammad) dengan haq
sebagai pemberi kabar gembira (basyiran) dan peringatan (nadziran)."
Maka, Rahmatan lil 'alamin bermakna bahwa Rasulullah memiliki
misi sebagai pemberi kabar gembira dan peringatan untuk seluruh umat
manusia yang ada di muka bumi, termasuk orang-orang yang belum
berada di jalan Allah (non-Muslim). Rasulullah SAW adalah Rahmatan
Lil Alamin yang artinya rahmat bagi alam semesta, dalam menyebarkan
cinta dan memberikan kabar baik dan peringatan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nabi Muhammad SAW bukan hanya sebagai seorang Rasulullah yang
di utus untuk menyebarkan ajaran Islam, melainkan juga sebagai pemimpin
negara yang pandai dalam berpolitik, sebagai seorang panglima perang serta
19
seorang administrator yang cakap, hanya dalam waktu kurun waktu singkat
Rasulullah bisa menaklukkan seluruh Jazirah Arab. Dengan mengamati pola
keberagaman pembangunan dasar-dasar pemerintahan Islam dari masa
Rasulullah Saw sampai dengan masa Khulafaurrasyidin, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut.
1. Nabi Muhammad Saw merupakan seorang yang dilahirkan dari keturunan
para pemimpin, menyebarkan Islam didaerah Makkah dengan
mengutamakan Tauhid dan Akhlak, sedangkan di Madinah mengutamaka
dasar-dasar Islam dan dasar kepemimpinan.
Islam berkembang pada masa kepemimpinan Nabi Muhahammad dan
Khulafaur Rasyidin adalah melalui beberapa aspek pendekatan yang
diantaranya adalah pendekatan dakwah secara sembunyi-sembunyi hingga
dakwa secara terang-terangan.
2. Rasulullah saw mengirim surat kepada Raja Najasy-habsyah yang
bernama Ashhammah bin Al-Abjar. Isi suratnya adalah menyerukan sang
Raja agar memeluk agama Islam Saat surat tersebut sampai di istana, Sang
Raja Najasyi mengambil surat itu, ia lalu meletakkan ke wajahnya dan
turun dari singgasana. Beliaupun masuk agama Islam melalui Ja’far bin
Abi Thalib ra.
3. Misi utama diutusnya Nabi Muhammad SAW adalah membawa ajaran
Islam, mengajarkan tauhid, menyempurnakan akhlak dan sebagai
rahmatan lil ‘alamin. Ia menyampaikan ajaran ini kurang lebih selama 23
tahun di Makkah dan Madinah, Selepas beliau SAW meninggal, misi
dakwah dilanjutkan oleh para dai dan ulama untuk membawa rahmat bagi
alam semesta, Orang-orang yang mengikuti ajaran Islam menaati perintah
Allah SWT dan menjauhi larangannya akan memperoleh kabar gembira,
yaitu balasan surga di akhirat.
4. Saran
Di dalam pembuatan makalah ini pasti masih ada kesalahan-kesalahan
disana-sini. Perlunya bimbingan dan pembelajaran yang lebih mengenai
pembuatan makalah ini. Semua kritik atau saran yang bersifat membangun
20
pasti akan kami terima demi kelangsungan pembuatan makalah dimasa-masa
mendatang.
21
DAFTAR PUSTAKA
22