Anda di halaman 1dari 30

PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA NABI MUHAMMAD SAW

Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas


Mata Kuliah : Sejarah Peradaban Islam
Dosen Pengampu : Helina Himmatul Ulya Lina, M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 4

Siti Nur Suci Lestari (2120150974)


Muntasir (2120150927)
Rey Astiningsih (2120151084)
Agum Wahyu Gumilar (2130111108)

KELAS A1 LK

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM KHOZINATUL ULUM BLORA


SEMESTER 2
JURUSAN ALL PRODI
PROGRAM STUDI ALL PRODI
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu
tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada ibu Helina Himmatul Ulya Lina,
M.Pd sebagai dosen pengampu mata kuliah Sejarah Peradaban Islam yang telah
membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa
yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Blora,18 Maret 2022

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang......................................................................................iv
2. Rumusan Masalah.................................................................................v
3. Tujuan...................................................................................................v
PEMBAHASAN
1.  Periode Mekkah....................................................................................1
2.  Periode Madinah ..................................................................................7
3. Surat Surat dakwah Nabi Muhammad SAW.........................................14
4. Misi dakwah Nabi Muhammad SAW...................................................21
PENUTUP
1. Kesimpulan...........................................................................................22
2. Saran.....................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................25

iii
BAB
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang


Sejarah peradaban islam merupakan suatu rujukan yang sangat
penting saat kita akan membangun masa depan. Sekaitan dengan itu kita bisa
tahu apa dan bagaimana perkembangan islam pada masa lampau. Namun,
kadang kita sebagai umat islam malas untuk melihat sejarah. Sehingga kita
cenderung berjalan tanpa tujuan dan mungkin mengulangi kesalahan yang
pernah ada dimasa lalu.

Pada awal mula Nabi Muhammad mendapatkan wahyu dari Allah


SWT, yang isinya menyeru manusia untuk beribadah kepadanya, mendapat
tantangan yang besar dari berbagai kalangan Quraisy. Hal ini terjadi karena
pada masa itu kaum Quraisy mempunyai sesembahan lain yaitu berhala-
berhala yang dibuat oleh mereka sendiri. Karena keadaan yang demikian
itulah, dakwah pertama yang dilakukan di Makkah dilaksanakan secara
sembunyi-sembunyi, terlebih karena jumlah orang yang masuk Islam sangat
sedikit. Keadaan ini berubah ketika jumlah orang yang memeluk Islam
semakin hari semakin banyak, Allah pun memerintah Nabi-Nya untuk
melakukan dakwah secara terang-terangan.

Banyak cara yang dilakukan oleh pemuka-pemuka kaum Quraisy


supaya Nabi Muhammad menghentikan dakwahnya, pada saat itu mereka
tidak berani melukai Nabi karena perlindungan dari pamanya Abi Thalib
yang sangat disegani dikalangan bangsa Arab saat itu. Para pengikut Nabi
yang termasuk kalangan bangsawan terselamatkan dari siksa kaum Quraisy,
dan mereka yang tidak memiliki perlindungan, harus menahan siksa yang
pedih dari kaum Quraisy. Sehingga Nabi mendapatkan jalan buntu dalam
dakwahnya. Kaum Quraisy melakukan pemboikotan terhadap Bani Hasyim
selam tiga tahun, dan berakhir setelah beberapa pemuka Quraisy menyadari
bahawa apa yang mereka lakukan suatu tindakan yang keterlaluan. Karena itu

iv
Nabi memutuskan untuk menyebarkan dakwahnya di wilayah lain dengan
harapan dakwah Islamiyah akan berkembang dengan pesat selain itu
menghindari serangan dari pemuka-pemuka Quraisy.

B.  Rumusan Masalah
1. Bagaimana Periode Mekkah ?
2. Bagaimana Periode Madinah ?
3. Bagaiman Surat Surat dakwah Nabi Muhammad SAW ?
4. Bagaimana Misi dakwah Nabi Muhammad SAW ?

C.  Tujuan
1. Bagaimana Periode Mekkah ?
2. Bagaimana Periode Madinah ?
3. Bagaiman Surat Surat dakwah Nabi Muhammad SAW ?
4. Bagaimana Misi dakwah Nabi Muhammad SAW ?

v
BAB
PEMBAHASAN

A.  Sejarah Perkembangan Islam Pada Masa Nabi Muhammad SAW.


1. Periode Mekah
Sebelum masuknya Islam kebanyakan bangsa Arab beribadah
dengan cara menyembahan berhala dan menjadikan Ka’bah sebagai pusat
peribadatanya, hal tersebut bisa dikatakan sudah cukup lama berlangsung
sampai akhirnya Nabi Muhammad datang dan membawa keyakinan lain
yaitu ketauhidan. Tentunya hal tersebut tidak semerta-merta dapat dengan
mudah diterima bahkan ditolak habis-habisan oleh kaum kafir Quraisy.
Banyak alasan bagi mereka untuk alasan kaum kafir Quraisy menolak
keyakinan yang dibawa oleh Nabi Muhammad tersebut, salah satunya
adalah apa yang mereka yakini adalah sesuatu  yang telah lama mengakar
dan menjadi keyakinan mereka serta nenek moyang mereka. Sehingga
ketika Nabi Muhamad membawa keyakinan yaitu tauhid, mereka langsung
menolaknya. Karena baginya kaum Quraisy pada zaman itu bangsa
terhormat dikalangan bangsa Arab.1

Para pemahat serta penjual atau patung merasa datangnya Islam akan
menghalangi mata pencaharian mereka. Karena tentunya jika Islam
menyebar maka mereka akan kehilangan mata pencaharian mereka, yang
mana sangat bergantung pada apa yang diyakini masyarakat pada masa itu.
Kemudian kaum Quraisy juga tidak setuju dengan seruan Nabi Muhammad
Saw. tentang persamaan hak antara hamba sahaya  dan bangsawan. Intinya
Nabi Muhammad Saw. ingin menghapuskan sistem perbudakan yang telah
lama berjalan kaum Quraisy juga menolak ajaran tentang kebangkitan dan
pembalasan hari akhir.

1 Syaikh Syafiyyur Rahman, Sirah Nabawi, Jakarta: Pustaka Kautsar, 1997, hlm,


45-48.

1
Karena reaksi keras dari kaum Quraisy itulah yang menjadikan
terhambatnya dakwah nabi Muhammad Saw. karena tentunya akan beresiko
sekali dan bahkan mengancam keselamatan dan nyawa Nabi sehingga pada
akhirnya Nabi harus melakukan sistem dakwah yang lain.
Dakwah  Nabi  Muhammad Saw. dilakukan dengan dua cara yaitu,
sembunyi-sembunyi dan terana-terangan.
A. Kelahiran Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad SAW dilahirkan ditengah bani hasyim di
Makkah (Qurasy) pada senin pagi, tanggal 12 Rabi’ul awal, ketika itu
raja Yaman Abrahah dengan pasukan Gajahnya menyerbu Makkah
untuk menghancurkan Ka’bah sehingga tahuntersebut dengan tahu
Gajah atau 20 April 571 M. Setelah Aminah melairkan, dia
mengirimkan utusan ke tempat kakeknya Abdul Muthalib, untuk
menyampaikan kabar gembira  tentang kelahiran cucunya, maka Abdul
Muthalib datang dengan perasan suka cita, lalu membawa Muhammad
ke Ka’bah, seraya berdoa dan bersyukur kepadanya. Abdul Muthalib
memilih nama Muhammad karena bagi beliau nama ini belum dikenal
di kalangan Arab.

Muhammad lahir dalam keadaan yatim, karena ayahnya


Abdulah meninggal dunia tiga bulan setelah menikahi Aminah.
Muahammad kemudian diserahkan kepadap pengasuhnya, Halimah
Sa’diyah hingga empat tahun lamanya. Setelah dua tahun dia berada
dalam asuhan ibunya dan pada usia enam tahun ibunya meninggal
dunia, dan Abdul Mutholib mengambil alih tanggung jawab merawat
muhammad, dua tahun kemudian Abdul Muthalib meningggal karena
usia. Tanggung jawab selanjutnya beralih pada pamanya, Abu thalib.

Pada usia muda, Muhammad menjadi seorang  pengembala


kambing keluarganya dan pendududk  Makkah. Ketika
Muhammad  berusia 12 tahun beliau ikut berdagang ke Syria (Syam)
dengan pamanya dan kafilah dagangan tersebut dipimpin oleh Abu

2
Thalib. Pada suatu perjalanan di Busrah ia bertemu dengan seorang
pendeta yang bernama Buhairah. Beliau memberi tahu pamanya bahwa
tanda-tanda pada Muahamad sesuai dengan cerita-cerita kristen, agar
beliau berhati-hati pada orang-orang yang akan berbuat jahat padanya,
ketika berjuaan diSyria. Pada usia kedua puluh lima, Muhammad
berangkat ke Syria barang dagangan saudagar wanita yang bernama Siti
Khodijah. Muhammad pulang dengan membawa laba yang sangat
besar. Kemudian khadijah melamarnya dan pada akhirnya Muhammad
menikahi Siti Khadiajah pada tahun 596M.2

Peristiwa yang memperlihatkan kebijaksanaanya sehingga


mendapat julukan Al-Amin Muhammad pada usia 35 tahun pada tahun
606M, yaitu perbaikan Ka’bah. Para penduduk Makkah saling
bergotong royong meperbaiki Ka’bah. Ketika peletakan Batu Hajar
Aswad hampir terjadi perselisihan, siapa yang berhak untuk
meletakanya, dan pada akhirnya para pemimpin Makkah
bermusyawarah bahwasanya orang yang berhak meletakan itu orang
yang pertama masuk Ka,bah melalui pintu Shafa. Ternyata orang yang
pertama kali masuk ialah Muhammad. Kemudian Muhammad
melentangkan kain dan meletekan Hajar Aswad di atasa kain tersebut
dan mengangkatnya bersama-sama, kemudian meletakan pada tempat
semula.

B. Periode Dakwah dengan Cara Rahasia dan Diam-diam


Pada usia ke 40 tahun  Muhammad diutus oleh Allah SWT
menjadi rasul, ketika  beliau berkhalwat di Gua Hiroh. Disana beliau
mendapatkan wahyu pertama dari Allah SWT, dengan perantara malaikat
jibril  pada tanggal 17 Ramadhan tahun 611M. Surah (Al-Alaq: 1-5):
‫ق اِ ْق َرْأ َو َربُّكَ ااْل َ ْك َر ۙ ُم الَّ ِذيْ َعلَّ َم بِ ْالقَلَ ۙ ِم َعلَّ َم ااْل ِ ْن َسانَ َما‬
ٍ ۚ َ‫ق ااْل ِ ْن َسانَ ِم ْن َعل‬ َ ِّ‫اِ ْق َرْأ بِاس ِْم َرب‬
َ ۚ َ‫ك الَّ ِذيْ خَ ل‬
َ َ‫ق خَ ل‬
‫لَ ْم يَ ْعلَ ۗ ْم‬
Artinya:

2 Ibid, hlm, 49-53.

3
“bacalah dengan nama tuhanmu yang menjadikanmu makhluk.
Diamenjadikan manusia dari segumpal darah beku. Bacalah! Tuhanmu
yang maha pemurah. Yang mengajarkan dengan pena. Mengajarkan
apa-apa pada manusia yang tiada dketahuinya.(Al-‘Alaq:1-5)3

Untuk menghadapi perjuangan dalam menjalankan dakwah


Islamiyah maka pada tahap pertama Rasul melakukan persiapan dalam
bidang mental dan moral (rohani & akhlak). Rasulllah menilai
dakwahnya kepada keluarga dan para sahabat yang dipercayai, nantinya
menjadi kader-kader utama dan perwira pilihan kaum muslimin. Dakwah
yang dilakukan Nabi ini disebut dakwah dengan cara diam-diam da
merupakan perintah Alah SWT yang terkandung dalam wahyunya pada
(Q.S. Al-Hijr: 94).
َ‫فَاصْ َد ْع بِ َما تُْؤ َم ُر َواَ ْع ِرضْ َع ِن ْال ُم ْش ِر ِك ْين‬
Artinya:
“Maka smpaikanlah (Muhammad secara terang-terangan segala apa
yang di perintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dengan 0rang-orang
musyrik.”4

Seorang demi seorang diajak agar mau meninggalkan agama


berhala dan hanya mau menyembah Allah yang Maha Esa. Usaha yang
dilakukan itu berhasil. Orang-orang yang mula-mula beriman (As-
Sabiqun Awwalun) adalah:
a. Istri beliau sendiri, Khadijah
b. Kalangan pemuda, Ali Ibn Abi Thalib dan Zaid Ibn Harits.
c. Dari kalangan budak, Bilal.
d. Orang tua/tokoh masyarakat, Abu Bakar Al-Shiddiq.

3 Departemen Agama RI, AL-Quran Dan Terjemah, Diponegoro: CV Penerbit


Diponegoro, 2005, hlm, 479.
4 bid., hlm, 213.

4
Setelah Abu bakar masuk islam, banyak orang-orang yang
mengikuti untuk masuk agama islam. Orang-orang ini tekenal dengan
julukan Al-Sabiqun al-Awwalun, orang yang terdahulu masuk islam,
seperti: Utsman Ibn Affan, Zubair Ibn awwam, Talhah Ibn Ubaidillah,
Fatimah binti khathab, Arqam Ibn Abd. Al-Arqam, dan lain-lain. Mereka
itu mendapat agama islam langsung dari Rasulullah sendiri. Sebagai
pusat pembinaan waktu itu di rumah Arqam Ibn Abd. Al-arqam ( Dar al-
Arqam).

C. Periode Dakwah dengan Terang-terangan dan Terbuka


Setelah  beberapa lama melakukan dakwah secara sembunyi-
sembunyi turunlah firman Allah untuk memerintahkan melakukan dakwah
secara terbuka atau terang-terangan:
ۙ َ‫ك ااْل َ ْق َربِ ْين‬
َ َ‫َواَ ْن ِذرْ َع ِش ْي َرت‬
Artinya:
“Dan berilah peringatan kepada kaum kerabatmu yang terdekat.”(Asy-
Syu’araa:214) 5

Dengan datang atau turunnya perintah itu Nabi mulai berdakwah


secara terang-terangan, mula-mulanya nabi mengundang dan menyeru
pada kerabat karibnya dari Bani Abdul Muthalib, tapi mereka semua
menolak kecuali Ali.

Pada masa dakwah secara terang-terangan inilah Nabi mendapatkan


perlakuan yang buruk dari umatnya. Karena setelah dakwah terang-
terangan itu, pemimpin Quraisy mulai berusaha menghalangi dakwah
Rasul. Karena mereka juga melihat semakin bertambahnya jumlah
pengikut Nabi, maka mereka pun semakin keras melancarkan serangan-
serangan, baik pada Nabi atau pun pada para pengikut Nabi.

5 Ibid., hlm, 300.

5
Banyak cara yang dilakukan oleh pemuka-pemuka kaum Quraisy
supaya Nabi Muhammad menghentikan dakwahnya, pada saat itu mereka
tidak berani melukai Nabi karena perlindungan dari pamanya Abi Thalib
yang sangat disegani dikalangan bangsa Arab saat itu. Para pengikut Nabi
yang termasuk kalangan bangsawan terselamatkan dari siksa kaum
Quraisy, dan mereka yang tidak memiliki perlindungan, harus menahan
siksa yang pedih dari kaum Quraisy. Sehingga Nabi mendapatkan jalan
buntu dalam dakwahnya. Kaum Quraisy melakukan pemboikotan terhadap
Bani Hasyim selam tiga tahun, dan berakhir setelah beberapa pemuka
Quraisy menyadari bahawa apa yang mereka lakukan suatu tindakan yang
keterlaluan. Karena itu Nabi memutuskan untuk menyebarkan dakwahnya
di wilayah lain dengan harapan dakwah Islamiyah akan berkembang
dengan pesat selain itu menghindari serangan dari pemuka-pemuka
Quraisy.6

D. Nabi Berdakwah ke Thaif


Setelah penyiksaan dan semua perlakuan yang didapat oleh Nabi
dari kaum Quraisy di Makkah, Nabi Muhammad kemudian berusaha
menyebarkan Islam ke luar kota dengan harapan dakwah Nabi akan
mendapatkan reaksi yang berbeda dari yang diterima Nabi di kota
Makkah. Namun ternyata harapan dan perkiraaan Nabi salah besar, ketika
Nabi memutuskan untuk menyebarkan Islam di Thaif, reaksi yang didapat
sama dengan reaksi yang biasa nabi dapat di Makkah. Di Thaif Nabi
diejek, disoraki, dan dilempari batu, akhirnya Nabi memutuskan kembali
ke Makkah. Sampai-sampai ketika Nabi berjalan kembali ke Makkah
orang Thaif membuntuti Nabi sambil melemparinya dengan batu sampai
terluka di bagian kepala dan badannya. Ternyata apa yang diharapkan dan
perkirakan  Nabi tidak terwujud dan ini semakin menyurutkan semangat
Nabi, karena Nabi juga telah mengalami peristiwa yang cukup
menyedihkan yaitu meninggalnya dua sosok penting dalam hidupnya yaitu
pamanya Abu Thalib dan juga istrinya sayyidatina Khadijah.
6 BadriYatim, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persida,
2010, hlm, 19.

6
2. Periode Madinah
Jibril datang menemui Rasulullah dan mengabarkan kepadan
Rasulullah pada saat itu segera hijrah. Orang-orang kafir berkumpul di
sekeliling rumah rasulullah. Kemudian Rasulullah keluar sambil
menebarkan debu di atas kepala mereka yang membuat mereka pingsan.
Peristiwa pengepunan itulah yang menandai awal pergerakan (hijrah) Nabi
menuju Madinah (Yatsrib). Di kala kaumnya sudah benar-benar menentang
dan ingin mebunuh Nabi, sebagai bukti tanda penolakan kebenaran yang
dibawah oleh Nabi. Maka dimulailah hidup baru oleh umat Islam dengan
hijrah bersama Nabi ke Madinah.

Berbeda dengan Makkah, Madinah senantiasa mengalami perubahan


sosial yang meninggalkan bentuk kemasyarakatan absolut model badui.
Kehidupan sosial Madinah secara berangsur-angsur diwarnai oleh unsur
kedekatan ruang daripada oleh sistem kekerabatan. Madinah juga memiliki
sejumlah warga Yahudi, yang mana sebagian besarnya lebih simpatik
terhadap monotheisme.

Penduduk Madinah yang terdiri dari kaum Muhajirin, Anshar, dan


nonmuslim, merupakan sebuah keberagaman yang ada pada masa lalu, yang
memiliki jiwa sosialis sangat tinggi. Terbukti dari persaudaraan yang tinggi
dan sangat kokoh. Tidak ditemukan konflik. Masyarakat Madinah merasa
bahwa dirinya itu satu, sehingga apabilah ada satu yang sakit maka yang
lain turut merasakan. Ada beberapa tradisi yang baik diantaranya: -
Silaturahim yang membudaya, -Gotong royong sering diadakan demi
kepentingan bersama, -Kepedulian yang tinggi, dan menjenguk orang yang
sedang sakit atau yang terkena musibah.7
A. Perekonomian Masa Nabi Muhammad Saw
Pada masa pemerintahan Rasulullah, perkembangan ekonomi
tidaklah begitu besar dikarenakan sumber-sumber yang ada pada masa itu

7 ibid, hlm, 20.

7
belum begitu banyak. Sampai tahun ke  4 hijrah, pendapatan dan sumber
daya negara masih sangat kecil. Peletakan dasar-dasar sistem keuangan
negara yang dilakukan oleh Rasulallah Saw merupakan langkah yang
sangat signifikan dan spektakuler pada masa itu, sehingga Islam sebagai
agama dan negara dapat berkembang dengan pesat dalam jangka waktu
yang relatif singkat.

Tidak diragukan lagi bahwa Nabi Muhammad adalah pemikir dan


aktivis pertama ekonomi syariah. Sistem ekonomi yang diterapkan oleh
Rasulullah Saw. berakar dari prinsip-prinsip Qur’ani. Prinsip Islam yang
paling mendasar adalah kekuasan tertinggi hanya milik Allah semata dan
manusia diciptakan sebagai khalifah-Nya di muka bumi.

Kekayaan Madinah nyaris secara keseluruahan dikuasai


oleh orang-orang Yahudi. Sehingga orang-orang Arab (Anshar) hidup
dalam kemiskinan dan kekurangan, Karena orang Arab(Anshar) harus
membayar bunga uang yang mereka pinjam kepada orang-orang
yahudi dengan bunga yang tinggi.

Kaum Anshar memang mengalami kemiskinan, tetapi Kaum


Muhajirin lebih miskin lagi. Karena mereka hijrah tanpa membawa harta
benda, barang berharga ditinggalkan di Makkah. Pada perjanjian awal
kaum Muhajirin harus membantu untuk bercocok tanam, namun mereka
tidak berpengalaman dalam hal itu, sehingga mereka harus bekerja
sebagai buruh kasar di kebun milik orang Yahudi dan Ansar. Misalnya
menebang pohon, menyiram pohon, dan lain-lain.8

Nabi kemudian memberikan solusi kepada kaum Muhajirin untuk


dipersaudarakan dengan kaum Anshar. Mereka harus saling membantu
dan bekerja sama. Dengan persaudaraan kaum Anshar dan Muhajirin

8 Dedi Islam, Bandung: CV Pustaka Setia Supriyadi, Sejarah Peradaban, 2008,


hlm 63.

8
menjadi makmur. Bahkan kekayaan kaum Muhajirin melebihi kekayaan
kaum Anshar.

B. Pembentukan sistem sosial kemasyarakatan


Selain menjadi pemimpin agama Nabi Muhammad juga menjadi
pemimpin pemerintahan. Seperti seoarang presiden presiden, Nabi
terkenal dengan kebijaksanaannya dalam menjalankan roda
pemerintahan. Kepentingan umum lebih diutamakankan dari
kepentingan-kepentingan lainnya.
Adapun sistem pemerintahan yang digunakan Nabi pada ssaat
itu yaitu sistem musyawarah dan demokrasi dengan asas seadil-adilnya
dalam memutuskan perkara. Sehingga Golongan yang berbeda merasa a
diskriminasi, mereka bisa hidup berdampingan tanpa ada permusushan
dengan yang lainnya. Keberagaman yang ada tidak menjadi
persoalan, sebaliknya keberagaman tersebut mengokohkan solidaritas
diantara mereka.

Memang pada kebijakan politik yang pertama oleh Nabi adalah


bagaimana menghapus prinsip kesukuan dan mempererat persatuan. Nabi
benar-benar mencurahkan perhatiannya untuk masyarakat, sehingga
berhasil mendamaikan antar suku Auz dan Khazraj.

Adapun strategi yang dilakukan adalah sebagai berikut:


1. Pembangunan Masjid Nabawi
Dikisahkan bahwa unta tunggangan Rasulullah berhenti
disuatu tempat maka Rasulullah memerintahkan agar di
tempat tersebut dibangun sebuah masjid. Rasulullah ikut serta dalam
pembangunan masjid tersebut. Beliau mengangkat dan memindahkan
batu-batu masjid itu dengan tangannya sendiri. Saat itu, kiblat
dihadapkan ke Baitul Maqdis. Tiang masjid terbuat dari batang kurma,
sedangkan atapnya dibuat dari pelepah daun kurma. Adapun kamar-
kamar istri beliau dibuat di samping masjid. Tatkala pembangunan

9
selesai, Rasulullah memasuki pernikahan dengan Aisyah pada bulan
Syawal. Sejak saat itulah, Yastrib dikenal dengan Madinatur Rasul
atau Madinah Al-Munawwarah. Kaum muslimin melakukan berbagai
aktivitasnya di dalam masjid ini, baik beribadah, belajar, memutuskan
perkara mereka, berjual beli maupun perayaan-perayaan. Tempat ini
menjadi faktor yang mempersatukan mereka.

2. Persaudaraan antara Kaum Muhajirin dan Anshar.


Nabi meletakan dasar-dasar kehidupan sosial dan
politik. Dengan cara (Ukhwah Islamiyah) antara golongan Anshar dan
Muhajirin, dan mempersatukan suku Aus dan Khazraj yang telah lama
bermusuhan dan bersaing, Rasulullah SAW mempersaudarakan di
antara kaum muslimin. Kemudian membagikan rumah yang mereka
miliki. Persaudaraan ini terjadi lebih kuat dari pada hanya
persaudaraan yang berdasarkan keturunan. Dengan persaudaraan ini,
Rasulullah telah menciptakan sebuah kesatuan yang berdasarkan
agama sebagai pengganti dari persatuan yang berdasarkan kabilah.

3. Kesepakatan untuk Saling Membantu antara Kaum Muslimin dan


non Muslimin.
Di Madinah, ada tiga golongan manusia, yaitu kaum muslimin,
orang-orang arab, serta kaum non muslim, dan orang-orang yahudi
(Bani Nadhir, Bani Quraizhah, dan Bani Qainuqa’). Rasulullah
melakukan satu kesepakatan dengan mereka untuk terjaminnya sebuah
keamanan dan kedamaian, selain itu juga kesepakatan tersebut
bertujuan untuk melahirkan sebuah suasana saling membantu dan
toleransi diantara golongan yang berbeda.

C. Peletakan Asas-asas Politik, Ekonomi, dan Sosial

10
Secara sistematik proses peradaban yang dilakukan oleh Nabi
pada masyarakat Islam di Yatsrib menjadi Madinah (Madinat Ar-Rasul,
Madinah An-Nabi, atau Madinah Al-Munawwarah). Perubahan nama
yang bukan terjadi secara kebetulan, tetapi perubahan nama yang
menggambarkan cita-cita Nabi Muhammad Saw, yaitu membentuk
sebuah masyarakat yang tertib, maju, dan
berperadaban, dalam pembangunan  masjid. Masjid bukan hanya
dijadikan pusat kegiatan ritual shalat saja, tetapi juga menjadi sarana
penting untuk mempersatukan kaum muslimin dengan musyawarah
dalam merundingkan masalah-masalah yang dihadapi. Disamping itu,
masjid juga menjadi pusat kegiatan pemerintahan. Nabi Muhammad Saw
membentuk kegiatan Mu’akhat (persaudaraan), yaitu mempersaudarakan
kaum Muhajirin (orang-orang yang hijrah dari Makkah ke Yatsrib)
dengan Anshar (orang-orang yang menerima dan membantu kepindahan
Muhajirin di Yatsrib). Persaudaraan diharapkan dapat mengikat kaum
muslimin dalam satu persaudaraan dan kekeluargaan, yaitu persaudaraan
seagama, disamping bentuk persaudaraan yang sudah ada sebelumnya,
yaitu bentuk persaudaraan berdasarkan darah, membentuk persahabatan
dengan pihak-pihak lain yang tidak beragama Islam. Nabi Muhammad
Saw membentuk pasukan tentara untuk mengantisipasi gangguan-
gangguan yang dilakukan oleh musuh.9

D. Bidang Politik
Nabi Muhammad Saw, merumuskan piagam perjanjian yang
berlaku bagi seluruh pendudukan Yatsrib, baik orang muslim maupun
non muslim (Yahudi). Piagam inilah yang oleh Ibnu Hisyam disebut
sebagai Undang-undang Dasar Negara Islam (Daulah Islamiyah) yang
pertama.
1. Setiap kelompok mempunyai pribadi keagamaan dan politik. Adalah
hak kelompok, menghukum orang yang membuat kerusakan dan
memberi keamanan kepada orang patuh.

9 ibid, hlm, 64.

11
2. Kebebasan beragama terjamin buat semua warga Negara.
3. Kewajiban penduduk madinah, baik kaum muslimin maupun bangsa
Yahudi, untuk saling membantu, baik secara moril atau materil.
Semuanya dengan bahu membahu harus menangkis setiap serangan
terhadap kota Madinah.
4. Rasulullah adalah pemimpin umum bagi penduduk Madinah. Kepada
beliau lah segalaperkara  dan perselisihkan yang besar untuk
diselesaikan.
Rasulullah adalah kepala Negara bagi penduduk Madinah. Kepada
Beliaulah segala perkara dibawa dan segala perselisihan yang besar
diselesaikan.
E. Bidang Militer
Peperangan yang terjadi pada masa Rasul membawa akibat
perkembangan Islam dan kebudayaan Islam. Peperangan pada masa
Rasul terdiri dari:
1) Ghazwah; yaitu peperangan yang dipimpin langsung oleh Rasul
sendiri. Peperangan ini terjadi dua puluh tujuh kali.
2) Syariah; yaitu peperangan yang dipimpin oleh para sahabat atas
penunjukan Nabi Muhammad, peperangan ini terjadi tiga puluh
delapan kali.
Peperangan yang dilakukan Rasul mempunyai nilai dan arti bagi
pembinaan ummat. Nilai dan arti yangterkandung antara lain:
a) Gazwatu furqan, yaitu peperangan yang menentukan mana yang hak
dan bathil, seperti Perang Badar. sebagaimana  firman Allah dalam
surat (Al-Anfal ayat 41.)
‫۞ َوا ْعلَ ُم ْٓوا اَنَّ َما َغنِ ْمتُ ْم ِّم ْن َش ْي ٍء فَا َ َّن هّٰلِل ِ ُخ ُم َسهٗ َولِل َّرسُوْ ِل َولِ} ِذى ْالقُ}}رْ ٰبى َو ْاليَ ٰتمٰ ى َو ْال َم ٰس} ِك ْي ِن‬
ُ ‫َواب ِْن ال َّسبِ ْي ِل اِ ْن ُك ْنتُ ْم ٰا َم ْنتُ ْم بِاهّٰلل ِ َو َم}}آ اَ ْنز َْلنَ}}ا ع َٰلى َع ْب} ِدنَا يَ}}وْ َم ْالفُرْ قَ}}ا ِن يَ}}وْ َم ْالتَقَى ْال َج ْم ٰع ۗ ِن َوهّٰللا‬
‫ع َٰلى ُك ِّل َش ْي ٍء قَ ِد ْي ٌر‬
Artinya:
    “Dan ketahuilah, bahwa apa saja yang kamu dapati sebagai harta
rampasan perang, maka sesungguhnya satu perlimanya (dibahagikan)
untuk (jalan) Allah dan untuk RasulNya dan untuk kerabat

12
(Rasulullah) dan anak-anak yatim dan orang-orang miskin, serta
ibnus-sabil (orang musafir yang keputusan), jika kamu beriman
kepada Allah dan kepada apa yang telah diturunkan oleh Kami
(Allah) kepada hamba Kami (Muhammad) pada Hari Al-Furqan, iaitu
hari bertemunya dua angkatan tentera (Islam dan kafir, di medan
perang Badar) dan (ingatlah) Allah Maha Kuasa atas tiap-tiap
sesuatu”.(Al-Anfal:41)10
b) Adabiyah al-Hujum, yaitu peperangan untuk membela diri seperti
perang Khandak.
c) Untuk perdamaian, seperti perjanjian Hudaibiyah.
d) Kewaspadaan, seperti perang Mukt‘ah.
e) Taktik menakut-nakuti, seperti Fathu Makkah.
f) Penyiaran Agama Islam, seperti Perang Hunain.
g) Konsolidasi, agar Negara menjadi bersatu dan kuat seperti Thaif.
h) Pengabdian kepada Tuhan, seperti Perang Tabuk

Peperangan yang terjadi pada masa Nabi dilakukan bertujuan untuk


melindungi dan mengamankan dakwah Islamiyah dari gangguan orang-
orang kafir Quraisy, melindungi dan mempertahankan masyarakat / daulah
Islamiyah, membentuk masyarakat yang Islami.11

Nabi Muhammad adalah pemimpin umat Islam dan pada masanya


dianggap sebagai orang Arab yang paling baik tutur katanya, oleh karena
itu dalam disertasi ini peneliti berupaya menganalisis penggunaan bahasa
yang dituturkan olehnya. Tuturan yang dimaksud di sini adalah tuturannya
yang berbentuk prosa dengan fokus analisis pada kita>bah ‘tulisan’ beliau
yang berupa surat-surat yang dikirimnya kepada para raja di wilayah
Jazirah Arab maupun di luar Jazirah Arab.

B. Surat-surat Nabi Muhammad kepada Para Raja

10 Departmen RI, Op. cit,. hlm 145.


11 Munir Subarman, Sejarah Peradaban Islam Klasik. Cirebon: Pangger
Publishing, 2008, Hlm, 37-39.

13
Surat-surat Nabi Muhammad kepada Para Raja yang hidup pada
zamannya merupakan data bahasa yang berupa surat resmi dan ditulis pada
masa Nabi Muhammad masih hidup—selain al-Qur’ān—sehingga dapat
dipastikan bahwa lafadz yang digunakan merupakan lafadz yang berasal
langsung dari sang Nabi. Hal ini dibuktikan dengan adanya manuskrip-
manuskrip yang berisi surat-surat tersebut dengan stempel resmi kenabian
yang tersebar di berbagai museum di wilayah Timur Tengah dan Eropa.
Adapun hadits-hadits Nabi Muhammad saw., yang baru ditulis setelah beliau
wafat, masih dimungkinkan hanya maknanya yang berasal dari Nabi
Muhammad saw., sedangkan lafalnya dari periwayat hadits.  

Dalam mengirimkan suratnya kepada para raja, Nabi Muhammad saw.


selaku pengirim surat sangat memperhatikan siapa yang menjadi penerima
surat tersebut. Jika melihat dari siapa penerima surat, Nabi Muhammad
membuat redaksi suratnya berdasarkan kekuatan yang dimiliki para raja.
Dilihat dari kekuatan para raja penerima surat, peneliti membaginya menjadi
dua, yaitu raja-raja yang memiliki kekuatan penuh dan raja-raja kecil.

Untuk raja-raja yang memiliki kekuatan penuh, dalam redaksi surat


dakwahnya Nabi Muhammad menyertakan ancaman religius yang berdampak
pada kerugian di akhirat. Redaksi seperti ini ditujukan kepada Raja Kisra
(Persi), Kaisar Heraklius (Romawi), dan Raja al-Muqawqis (Mesir) dengan
redaksi berturut-turut sebagai berikut.  

ِ ٍّ‫ك ْإث َم ْال َمجُوْ س‬


َ ‫إن َأبَيْتَ فَِّإ َّن َعلَ ْي‬
ْ ‫إن تُ ْسلِّ ْم تَ ْسلَ ْم َو‬
ْ َ‫ف‬
Jika engkau masuk Islam kau akan selamat, dan jika kau mengabaikannya
maka dosa orang-orang Majusi akan ditanggung olehmu.

‫ك ْإث َم ْالقِّ ْبطِّـ‬ َ ِّ‫َوَأ ْسلِّ ْم يُْؤ ت‬


َّ َ‫ك هللاُ أجْ َركَ َم َّرتَيْنِّ فَِّإ ْن تَ َولَّيْتَ ف‬
َ ‫إن َعلَ ْي‬
Masuklah kamu ke dalam agama Islam maka kamu akan selamat dan
peluklah agama Islam, Allah akan memberikan bagimu pahala dua kali lipat,
dan jika engkau menolak, dosa orang-orang Koptik akan ditanggung olehmu.

14
Realisasi dari firman Allâh Azza wa Jalla tersebut, Rasûlullâh
Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengirimkan utusan yang membawa surat-surat
dakwah beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada para tokoh, penguasa dan
Raja kafir. Para Ulama ahli sirah berbeda pendapat tentang penyebutan waktu
pengiriman surat-surat itu secara detail. Ibnu Ishak rahimahullah tidak
menyebutkan waktu pengiriman itu secara detail. Beliau rahimahullah hanya
mengatakan bahwa pengiriman ini terjadi dalam rentang waktu yan panjang
yaitu sejak kepulangan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam dari perang
Khaibar sampai waktu wafat beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Diantara
yang dikirimi surat oleh Rosûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk
mendakwahi mereka adalah Kisra (gelar untuk para penguasa Persia),
Qhaishar (gelar untuk para penguasa Romawi), Najashy (gelar untuk para
penguasa Habasyah) dan para penguasa yang lainnya.

Secara politis, meskipun Nabi Muhammad saw. tidak memiliki


kekuatan besar dibandingkan ketiga raja di atas, terlihat beliau amat berani
mengajak para raja yang berkekuatan besar tersebut untuk memeluk Islam
dengan disertai ancaman religius.

Sebagai seorang utusan Tuhan yang ditugaskan menyebarkan risalah


Islam, Nabi Muhammad berani mengambil resiko adanya penyerangan ke
Madinah. Tentunya, keyakinan akan bantuan Tuhan kepada muslimin
Madinah ketika kelak terjadi serangan dari raja-raja besar tersebut sudah
tertanam dalam diri beliau, sebagaimana bantuan yang telah didapatkan oleh
pasukan muslimin Madinah ketika Perang Badar melawan pasukan musyrikin
Mekkah yang jumlahnya tiga kali lipat lebih banyak.

Pada masa awal setelah diangkat sebagai (Rosulullah) Nabi


Muhammad Saw membangun komunikasi dengan para pemimpin suku dan
pemimpin negara lain, agar mengikuti ajaran tauhid. Beragam cara dilakukan
termasuk ketika Beliau mengirim utusan yang membawa surat ajakan

15
masuk dalam agama Islam. Korespondensi melalui surat itu tujukan kepada
Heraclius (kaisar Romawi), Raja Negus (penguasa Ethiopia), dan Khusrau
(penguasa Persia).

Sejarah mencatat, waktu itu Heraclius (Raja Romawi) dan Kisra (Raja
Persia) merupakan dua kerajaan yang terkuat pada zamannya, dan merupakan
dua orang yang telah menentukan jalannya politik dunia serta nasib seluruh
penduduknya. Perang antara dua kerajaan ini berkecamuk dengan
kemenangan yang selalu silih berganti. Sepanjang hidup nya Rosulullah
menulis langsung sebanyak 43 surat. Untuk pempimpin dunia seperti para
Raja, Tokoh agama dan Kepala Suku. Berikut ini ada beberapa koleksi
surat Rosulullah saw :

1. Surat yang Nabi Muhammad Saw berikan kepada Raja Najasy


(Penguasa Abyssini)
Rasulullah saw mengirim surat kepada Raja Najasy-habsyah yang
bernama Ashhammah bin Al-Abjar. Isi suratnya adalah menyerukan sang
Raja agar memeluk agama Islam Saat surat tersebut sampai di istana, Sang
Raja Najasyi mengambil surat itu, ia lalu meletakkan ke wajahnya dan
turun dari singgasana.  Beliaupun masuk agama Islam melalui Ja’far bin
Abi Thalib ra.

Setelah masuk Islam, sang raja kemudian membalas surat kepada


Rosulullah Saw. untuk mengabarkan keislamannya. Raja Najasy akhirnya
meninggal dunia Pada bulan rajab tahun ke-9 hijriyyah. Saat men dengar
Raja ini meninggal, Rosulullah saw melakukan shalat ghaib sebagai
penghormatan terakhir. Nabi Muhammad Saw juga mengabarkan bahwa
Raja Najasy akan masuk Syurga.

2. Surat yang Nabi Muhammad Saw berikan kepada raja Al-Muqowqis


Binyamin-Mesir (Egypt)

16
Nabi Muhammad saw juga mengirimkan surat kepada Pemimpin
Mesir raja Al Muqawqis melalui perantara salah seorang sahabat nya.
Hatsib bin abu batta'ah. Pada kesempatan tersebut Nabi Muhammad saw
mengutus seorang budak yang telah dimerdekakan dan menjadi anak
angkat sahabat Abu Raha Al Ghifari, yang bernama Jira untuk menemani
Hatsib.

Setelah Raja Al-Muqawqis membaca surat Nabi Saw kemudian ia


membalas surat baginda Nabi Muhammad Saw dan memberi kepada
baginda Nabi 2 hadiah. Hadiah pertama berupa dua budak beliau yang
bernama Mariyah binti Syamun al-Qibtiyyah yang dimerdekakan Nabi
Muhammad saw dan menjadi istri beliau Dari nya rasullah mendapatkan
seorang anak yang diberi nama Ibrahim lantas wafat di usianya yang masih
terlalu muda, nama ini diambil dari nama Nenek Moyang beliau Nabi
Ibrahim as. Dan hamba kedua adiknya sendiri yaitu Sirrin binti Syamun al-
Qibthiyyah. Hadiah kedua pula berupa kuda untuk tunggangan baginda
Nabi Muhammad Saw.

Surat kepada Raja Khosrou II (Coesroes-Parsi-Prsia) atau raja


persia, Rosulullah Saw juga mengirimkan surat kepada raja khosrou II,
Abrawaiz dari kerajaan persia. Ia mengutus sahabatnya Abdullah bin
Hudzaifah As-Sahmi yang isinya ajakan menyeru kepada agama islam,
namun setelah membaca surat tersebut, Sang Raja bersegera untuk
merobek surat tersebut dan Rosulullah saw berkata "hamba rendahan dari
rakyat ku menuliskan namanya mendahuluiku".
Kabar disobeknya kertas surat tersebut sampai kepada Rosullah
Saw dan beliau pun berdoa "semoga allah merobek robek kerajaan nya".
Allah SWT pun mengabulkan doa tersebut. Persia akhirnya kalah
dalam perang menghadapi Romawi dengan kekalahan yang menyakitkan.

Kemudian ia digulingkan oleh Anaknya sendiri Syirawaih, dan


dibunuh serta dirampas kekuasaannya, Seterusnya kerajaan itu kian

17
terobek robek dan hancur sampai akhirnya ditaklukkan oleh pasukan Islam
pada zaman khalifah Umar bin Khattab ra hingga dapat lagi berdiri.

3. Surat yang Nabi Muhammad saw berikan kepada Raja Heraklius


(Hercules-Romawi)
Rosulullah saw juga mengirimkan surat kepada Raja Heraklius atau
Raja Hercules (Raja Romawi) yang dibawa oleh Dihyah al kalbi. Ketika
Rosulullah saw mengirim surat kepada Kaisar raja heraklius untuk
menyeru kepada agama islam pada waktu itu kaisar sedang merayakan atas
kemenangan nya pada negeri persia. Begitu menerima surat dari
Rosulullah saw, sang kaisar pun berkeinginan untuk melakukan penelitian
guna memeriksa kebenaran atas kenabian baginda Nabi Muhammad
saw. Kemudian kaisar pun memerintahkan untuk mendatangkan seseorang
dari bangsa arab ke hadapannya.
Abu Sufyan, waktu itu masih kafir. Dan rombongan nya segera
dihadirkan di hadapan Kaisar, Abu Sufyan pun diminta berdiri paling
depan sebagai juru bicara karena memiliki nasab yang paling dekat dengan
Rosulullah saw. Rombongan yang lain berdiri di belakangnya sebagai
saksi, itulah strategi Kaisar untuk mendapatkan keterangan yang valid.
Maka berlansunglah dialog yang panjang antara Kaisar dengan Abu
Sufyan. Kaisar Heraklius adalah seorang yang cerdas dengan
pengetahuannya yang luas, dan kemudian kaisar bertanya dengan taktis
dan mengarahkannya kepada ciri seorang Nabi. Abu Sufyan juga seorang
yang cerdas dan bisa membaca arah pertanyaan sang Kaisar, namun beliau
dipaksa untuk berkata benar walaupun berusaha memberi dan menanggapi
dengan sedikit bias. Di akhir dialog sang Kaisar mengutarakan
pendapatnya. Dan inilah ciri-ciri seorang Nabi menurut pandangannya dan
sebagaimana yang telah dia baca di dalam kitab injil. Ternyata semua ciri
tersebut ada pada diri Nabi Muhammad Saw.

4. Surat Nabi Muhammad SAW kepada Uskup Dhughathir

18
Selain mengirimkan surat kepada Heraklius, Nabi SAW juga
mengirim surat yang ditujukan kepada Uskup terpandang di Romawi yaitu
Uskup Dhughathir, Surat yang diantarkan juga oleh Dihyah tersebut berisi
sebagai berikut. "Salam bagi yang beriman, atas dasar itu sesungguhnya
Isa bin Maryam adalah tiupan roh Allah, terjadi dengan kalimat Nya yang
benar. Di sampaikan kepada Maryam yang suci. Aku beriman kepada
Allah dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Yaqub dan
anak cucunya serta apa yang diberikan kepada para Nabi dari Tuhan
mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka, dan
kami hanya tunduk patuh kepadaNya. Salam yang mengikuti petunjuk."

Setelah membaca surat tersebut, sang Uskup bertanya kepada


Dihyah. "Demi Allah kawannya adalah seorang Nabi yang diutus, kami
mengenali sifat-sifat dan namanya semuanya tercantum dalam kitab-kitab
kami", Uskup tersebut kemudian meninggalkan Keuskupannya yang
berwarna hitam dan digantinya dengan jubah berwarna putih. Dia
mengambil tongkatnya, lalu beranjak menuju ke gereja. Disana banyak
orang sedang berkumpul, dihadapan mereka Uskup berkata.
"Wahai segenap orang Romawi, aku telah menerima surat dari
Muhammad yang mengajak kita kepada Allah. Aku bersaksi bahwa tiada
Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan
Allah."
Mendengar ucapannya tersebut orang-orangpun serempak
menyerang dan memukulinya bertubi-tubi hingga tewas, Setelah kejadian
itu Dihyah kembali kepada Heraklius, kemudian Heraklius pun berujar.
"Aku sudah memberitahukan kepadamu, bahwa kami mencemaskan diri
sendiri dan tindakan kekerasan mereka Demi Allah Uskup Dhughathir
lebih mulia daripada aku."

5. Surat Nabi Muhammad SAW kepada Al-Mundzir Bin Sawa


(Bahrain)

19
Nabi Muhammad SAW mengutus risalah kepada Al Mundzir bin
Sawa, yang intinya menyuruh beliau masuk ke agama Islam, Rosulullah
SAW memilih Al Ala bin Adromi untuk menyampaikan risalahnya itu
sebagai jawaban Al Mundzir yang telah menulis kepada Rosulullah seperti
berikut ini.
"Amma ba'd, Wahai Rasulullah saya sudah membaca surat tuan
yang tertuju kepada rakyat Bahrain. Diantara mereka ada yang menyukai
Islam dan kagum kepadaNya lalu memeluknya, dan diantara mereka ada
pula yang tidak menyukainya. Sementara di negeriku ada orang-orang
Majusi dan Yahudi. Maka tulislah surat lagi kepadaku yang bisa
menjelaskan urusan tuan."
Maka Rosulullah SAW menulis surat lagi, dengan menyebut nama Allah
Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

"Dari Muhammad Rosul Allah kepada Al Mundzir bin Sawa,


kesejahteraan bagi dirimu. Aku memuji bagi-Mu kepada Allah yang tiada
Illahi selain-Nya. Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah Hamba dan
Rosul-Nya. Aku mengingatkanmu kepada Allah Azza wa Jalla. Barang
siapa yang memberi nasihat kepada dirinya sendiri, dan siapa yang
menaati utusan-utusanku dan mengikuti mereka, berarti ia telah
menaatiku. Barang siapa memberi nasihat kepada mereka berarti dia telah
memberi nasihat karena aku. Aku telah memberi syafaat kepadamu
tentang kaummu, biarkanlah orang-orang muslim karena mereka telah
masuk Islam. Ku maafkan orang-orang yang telah berbuat kesalahan dan
terimalah mereka. Selagi engkau tetap berbuat baik, maka kami tidak akan
menurunkanmu dari kekuasaanmu."

C. Misi Dakwah Nabi Muhammad SAW


1. Menyebarkan ajaran Islam
Misi utama diutusnya Nabi Muhammad SAW adalah membawa ajaran Islam. Ia
menyampaikan ajaran ini kurang lebih selama 23 tahun di Makkah dan Madinah.

20
Selepas beliau SAW meninggal, misi dakwah dilanjutkan oleh para dai dan
ulama untuk membawa rahmat bagi alam semesta. 12
Hal ini tergambar dalam firman Allah SWT dalam surah An-Nahl ayat 125: 

َ َّ‫ع اِ ٰلى َسبِي ِْل َربِّكَ بِ ْال ِح ْك َم ِة َو ْال َموْ ِعظَ ِة ْال َح َسنَ ِة َو َجا ِد ْلهُ ْم بِالَّتِ ْي ِه َي اَحْ َس ۗنُ اِ َّن َرب‬
‫ك هُ َو اَ ْعلَ ُم بِ َم ْن‬ ُ ‫اُ ْد‬
َ‫ض َّل ع َْن َسبِ ْيلِ ٖه َوه َُو اَ ْعلَ ُم بِ ْال ُم ْهتَ ِد ْين‬ َ

"Serulah [manusia] kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran


yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik ... ” (QS. An-Nahl
[16]:125).

2. Menyampaikan kabar gembira dan memberi peringatan


Orang-orang yang mengikuti ajaran Islam menaati perintah Allah SWT
dan menjauhi larangannya akan memperoleh kabar gembira, yaitu balasan surga
di akhirat, Sementara itu, bagi yang mendustakan atau melanggar larangan
Allah SWT diancam dengan balasan neraka. Kabar gembira dan ancaman
neraka ini merupakan salah satu iman yang wajib diyakini umat Islam.

Allah SWT berfirman dalam surah Ali Imran ayat 133 sebagai
berikut: “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada
surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang
yang bertakwa,“ (QS. Ali Imran [3]: 133).

3. Mengajarkan akhlak mulia


Sebagaimana disebutkan di atas, Rasulullah SAW diutus untuk
menyampaikan ajaran akhlak mulia kepada umat manusia, Sebaliknya, Nabi
Muhammad juga mengimbau untuk menjauhi perilaku buruk dan akhlak tercela.

BAB
PENUTUP

A. Kesimpulan
Nabi Muhammad SAW bukan hanya sebagai seorang Rasulullah yang
di utus untuk menyebarkan ajaran Islam, melainkan juga sebagai pemimpin

12 Abdul Hadi,Apa misi dakwah nabi Muhammad SAW dalam menempurnakan Islam,Tirto.id,17
November 2021,diakses tanggal 18 Maret 2022.

21
negara yang pandai dalam berpolitik, sebagai seorang panglima perang serta
seorang administrator yang cakap, hanya dalam waktu kurun waktu singkat
Rasulullah bisa menaklukkan seluruh Jazirah Arab. Dengan mengamati pola
keberagaman pembangunan dasar-dasar pemerintahan Islam dari masa
Rasulullah Saw sampai dengan masa Khulafaurrasyidin, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut.
1. Nabi Muhammad Saw merupakan seorang yang dilahirkan dari keturunan
para pemimpin, menyebarkan Islam didaerah Makkah dengan
mengutamakan Tauhid dan Akhlak, sedangkan di Madinah mengutamaka
dasar-dasar Islam dan dasar kepemimpinan.
2. Bahwa Nabi Saw telah meletakkan pola dasar pembangunan
peradaban Islam diawali dengan pembangunan masjid Kuba.
3. Nabi Muhammad Saw telah membuat sistem perundang-undangan dalam
menata kemasyarakatan di Madinah dalam upaya menegakkan sendi-sendi
kenegaraan, yakni dengan membuat kesepakatan tidak saling mengganggu
dan Nabi Saw melindungi penduduk Mekah dan menjamin hak-haknya
meskipun mereka beragama Yahudi dan Nasrani.
4. Nabi Saw mempersaudarakan antara Muhajirin dan Anshar mempunyai
peran strategis dalam upaya membangun Negara yang kokoh dan kuat.
Dan hal ini merupakan satu contoh langkah politik yang berlandaskan
agama.
5. Berakhirnya pemerintahan Nabi Saw, Khulafaurrasyidin menggantikan
peran beliau. Abu Bakar adalah Khalifah pertama yang meneruskan
kepemimpinan Nabi Saw dengan sistem yang diwarisi dari nabi Saw.
6. Peran Abu Bakar sebagai Khalifah sangat besar, beliau berupaya
mengumpulkan Al Qur’an agar tidak punah, membangun baitul Mal,
menumpas nabi-nabi palsu dan pembangkang zakat dan lain-lain.
7. Umar bin Khattab membangun kantor-kantor perwakilan pemerintahan dan
menunjuk gubernur-gubernur serta mendirikan jabatan pos dan perpajakan,
merupakan gambaran umum bahwa dalam pemerintahannya sudah
semakin lengkap dan teratur.

22
8. Usaha perluasan pemerintahan Islam terjadi kemajuan yang signifikan,
sehingga daerah-daerah di Afrika dan sebagaian eropa mampu
dikuasai oleh Islam terutama Romawi.

 Utsman bin Affan sebagai Khalifah ke tiga membawa perubahan


cukup banyak dalam pemerintahan Islam dan perkembangan Islam. Pada
masa pemerintahannya armada angakatan laut dibangun sebagai bentuk
gambaran akan kuat dan lengkapnya militer dan pemerintahan pada masanya

Khalifah Ali bin Abi Thalib menggantikan kekhalifahan Umar dengan


sebuah proses yang panjang, dalam pemerintahannya banyak ditemukan
ganjalan-ganjalan sehingga roda pemerintahannya tidak berjalan lancar. Akan
tetapi beliau tetap mengemban amanah kekahalifahan dengan baik.

Islam berkembang pada masa kepemimpinan Nabi Muhahammad dan


Khulafaur Rasyidin adalah melalui beberapa aspek pendekatan yang
diantaranya adalah pendekatan dakwah secara sembunyi-sembunyi hingga
dakwa secara terang-terangan yang meliputi dakwah dengan lisan (diplomasi)
dan juga perbuatan (pertempuran) untuk melawan orang-oang yang
menentang agama.

Rasulullah saw mengirim surat kepada Raja Najasy-habsyah yang


bernama Ashhammah bin Al-Abjar. Isi suratnya adalah menyerukan sang
Raja agar memeluk agama Islam Saat surat tersebut sampai di istana, Sang
Raja Najasyi mengambil surat itu, ia lalu meletakkan ke wajahnya dan turun
dari singgasana.  Beliaupun masuk agama Islam melalui Ja’far bin Abi Thalib
ra.

Misi utama diutusnya Nabi Muhammad SAW adalah membawa ajaran


Islam. Ia menyampaikan ajaran ini kurang lebih selama 23 tahun di Makkah dan
Madinah, Selepas beliau SAW meninggal, misi dakwah dilanjutkan oleh para dai
dan ulama untuk membawa rahmat bagi alam semesta, Orang-orang yang mengikuti
ajaran Islam menaati perintah Allah SWT dan menjauhi larangannya akan

23
memperoleh kabar gembira, yaitu balasan surga di akhirat.

B. Saran
Di dalam pembuatan makalah ini pasti masih ada kesalahan-kesalahan
disana-sini. Perlunya bimbingan dan pembelajaran yang lebih mengenai
pembuatan makalah ini. Semua kritik atau saran yang bersifat membangun
pasti akan kami terima demi kelangsungan pembuatan makalah dimasa-masa
mendatang.

24
DAFTAR PUSTAKA

Bisri M. Djaelani, Sejarah Nabi Muhammad (Yogyakarta: Buana Pustaka,


2004),
buku Ibnul Jauzi, Ᾱl-Wᾱfᾱ: Kesempurnaan Pribadi Nabi Muhammad Saw.
(Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar, 2006), 592.
Departemen Agama RI, AL-Quran Dan Terjemah, Diponegoro: CV. Penerbit
Diponegoro, 2005.
Kholid Sayyid Ali, Surat-surat Nabi Muhammad (Jakarta: Gema insani Press,
1993),
Li Abi Ja’far Muhammad Ibn Jarir Aṭ-Ṭabari, Tārīkhul Ummami wal Mulūk
Juz III. (Beirut, Libanon: Darul Fikr, 1987), 241.
Rahman,  Syaikh Syafiyyur, Sirah Nabawi, Jakarta: Pustaka Kautsar, 1997.
Samsul Munir Amin, Sejarah Perkembangan Islam, Jakarta: Amzah, 2009.
Sinn, Ahmad Ibrahim Abu, Manajemen Syariah, Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada, 1996.
Subarman, Munir Sejarah Peradaban Islam Klasik. Cirebon: Pangger
Publishing, 2008.
Supriyadi, Dedi Sejarah Peradaban Islam, Bandung: CV. Pustaka Setia,
2008.
Syaikh Shafiyurrahman Al Mubarakfury, Sirah Nabawiyah: Perjalanan
Kehidupan dan Dakwah Rasulullah Saw.(Bandung: Sygma Publishing,
2010), 434.
Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persida,
2010.

25

Anda mungkin juga menyukai