Anda di halaman 1dari 15

i

MAKALAH
PERADABAN ISLAM NABI MUHAMMAD
PERIODE MAKKAH
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
Sejarah Kebudayaan Islam II

Dosen Pengampuh:
Dr. St. Wardah Hanafie Das, M.Pd.I.

Disusun Oleh:
KELOMPOK 1
MUHAMMAD ARIPAIL (220250011)
MUHAMMAD ZAID (220250025)
MUHAMMAD ALFARIDZI FAHRURROZY (220250022)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE
2022
ii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Puji syukur ke hadirat Allah Subhaanahu Wa Ta’ala pencipta segala alam
semesta beserta isinya. Karena atas segala limpahan Rahmat, Taufik, dan
Hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai panutan dan ikutan terbaik bagi
umat yang membawa cahaya islam. Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk
memenuhi tugas dari mata kuliah Sejarah Kebudayaan Islam II dengan tema
“Peradaban Islam Nabi Muhammad Periode Makkah”.
Dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, kami
berharap para pembaca agar dapat memakluminya. Karena kesempurnaan itu
hanya milik Allah Subhaanahu Wa Ta’ala, dan kekurangan adalah milik kita.
Oleh karena itu diharapkan bagi para pembaca dan para pemerhati pendidikan
dimohon untuk memberikan kritik dan sarannya kepada kami demi kesempurnaan
karya ilmiah ini.

Billahi fii sabiilil haq, fastabiqul khoirot


Wassalamu ‘alaikum warohmatullahi wabarokaatuh.
Parepare, 17 Oktober 2022

Kelompok 1
iii

DAFTAR ISI

SAMPUL ................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. iii
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 3
A. Keadaan Makkah sebelum Masuknya Islam .................................................. 3
B. Proses Dakwah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam periode
Makkah........................................................................................................... 4
C. Keadaan Makkah sesudah masuknya Islam ................................................... 5
D. Kemajuan Dakwah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam di
Mekkah........................................................................................................... 7
E. Berbagai Kendala Dakwah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam
di Mekkah ...................................................................................................... 8
BAB III PENUTUP .................................................................................................. 10
A. Kesimpulan .................................................................................................... 10
B. Saran............................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 12
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejarah merupakan perjalanan dari masa lalu, ke masa kini, dan melanjutkan
perjalanannya ke masa depan. Dalam perjalanan suatu sejarah selalu mengalami
pasang naik dan pasang surut yang berbeda-beda tidak terkecuali dengan
peradaban Islam. Peradaban Islam merupakan manifestasi kemajuan mekanis dan
teknologis. Dalam pengertian itulah peradaban Islam akan dibahas. Pembahasan
ini akan lebih menekankan pada peradaban Islam periode Makkah.
Ketika Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam lahir, Mekkah adalah
sebuah kota yang sangat penting dan terkenal diantara kota-kota di Negeri Arab,
baik karena tradisinya maupun karena letaknya. Dengan adanya ka’bah di tengah
kota, Mekkah menjadi pusat keagamaan Arab, dan masyarakat Arab ketika itu
mencerminkan realitas kesukuan masyarakat Arab.
Keadaan kaum Quraisy ketika itu sangatlah kacau, baik dari segi sosial,
kebudayaan, maupun kepercayaan. Segala bentuk kezaliman dan kemungkaran
merupakan kejadian sehari-hari. Riba, zina, minuman keras, dan berbagai
perbuatan mungkar lainnya adalah hal yang lazim bagi mereka. Dalam agama
suku Quraisy telah menyimpang jauh dari ajaran tauhid yang dibawa oleh Nabi
Ibrahim, hanya beberapa saja dari mereka yang masih bertahan untuk tidak
menyembah patung berhala.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana keadaan Makkah sebelum masuknya Islam?
2. Bagaimana proses Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam
berdakwah pada periode Makkah?
3. Seperti apa keadaan Makkah setelah masuknya Islam?
4. Apa saja kemajuan yang penting dalam Dakwah Nabi Muhammad
Shallallahu ‘alaihi wasallam di Makkah?
5. Apa saja kendala yang terjadi ketika Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi
wasallam berdakwah di Mekkah?
2

C. Tujuan
1. Untuk menjelaskan keadaan Makkah sebelum masuknya Islam
2. Untuk mengetahui proses Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam
berdakwah pada periode Makkah
3. Untuk mengetahui keadaan Makkah setelah masuknya Islam
4. Untuk mengetahui kemajuan yang penting dalam Dakwah Nabi
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam di Makkah
5. Untuk mengetahui kendala yang terjadi ketika Nabi Muhammad
Shallallahu ‘alaihi wasallam berdakwah di Mekkah
3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Keadaan Makkah sebelum Masuknya Islam


Peradaban Arab adalah akibat pengaruh dari budaya bangsa – bangsa
disekitarnya yang lebih dahulu maju daripada kebudayaan dan peradaban Arab.
Pengaruh tersebut masuk ke jazirah Arab melalui beberapa jalur yaitu 1) melalui
hubungan dagang dengan bangsa lain, 2) melalui kerajaan – kerajaan protektorat,
dan Hirah, 3) masuknya misi Yahudi dan Kristen. 1
Mayoritas bangsa Arab menganut agama Yahudi mereka berhubungan dengan
bangsa – bangsa Syiria, Persia, Habshi, Mesir, dan Romawi. Penganut agama
Yahudi juga banyak mendirikan koloni di Jazirah Arab yaitu di Yatsrib. Mayoritas
penganut agama Yahudi tersebut pandai bercocok tanam dan membuat alat – alat
dari besi, seperti perhiasan, dan persenjataan.
Selain agama Yahudi, mereka juga menganut agama Kristen. Agama Yahudi
dan Kristen sudah masuk ke jazirah Arab, bangsa Arab kebanyakan masih
menganut agama asli mereka. Yang mana percaya pada banyak dewa yang
diwujudkan dalam bentuk berhala dan patung. Berhala – berhala tersebut
dipusatkan di Ka’bah, tetapi di tempat – tempat lain juga banyak terdapat banyak
berhala. Salah satu berhala – berhala tersebut adalah Hubal yang dianggap sebagai
dewa terbesar, Latta yaitu dewa tertua dan Uzza. Berhala – berhala itu mereka
jadikan tempat menanyakan dan mengetahui nasib baik dan buruk.
Makkah adalah kota yang paling terkenal diantara kota – kota yang ada di
jazirah Arab. Makkah juga memiliki letak yang strategis. Makkah dilalui jalur
perdagangan yang menghubungkan Yaman dan Syiria di utara. Mereka hidup dan
bermasyarakat yang berkelompok menurut suku dan ras. Dan karena itulah
kemudian menyebabkan maraknya terjadi peperangan antar suku bangsa Arab.
Kepercayaan bangsa Arab saat itu sangat tidak menentu arahnya. Hingga
diangkatnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam menjadi nabi dan
rosul sekitar tahun 611 M.

1
Dedy Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2016), h.54
4

Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam diangkat menjadi Rosul pada


umur ke 40 tahun. Pada saat itu beliau merenung ke gua Hira yaitu tepatnya
beberapa kilometer di utara Makkah. Disanalah Nabi Muhammad Shallallahu
‘alaihi wasallam mula - mula berjam – jam kemudian berhari – hari bertafakkur.
Pada tanggal 17 Ramadhan tahun 611 M, Malaikat Jibril muncul dihadapannya,
menyampaikan wahyu Allah Subhaanahu Wa Ta’ala yang pertama yaitu surat Al
– Alaq ayat 1- 5. Dalam wahyu pertama ini, dia belum diperintahkan untuk
menyeru manusia kepada suatu agama.
B. Proses Dakwah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam periode
Makkah
1. Dakwah secara sembunyi-sembunyi
Allah Subhaanahu Wa Ta’ala menurunkan wahyu yang membawa
perintah kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam yaitu surat Al-
Muddatsir ayat 1-7. Dengan turunnya perintah itu, mulailah Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wasallam berdakwah. Karena pada saat itu beliau
berdakwah secara sembunyi-sembunyi, maka orang yang pertama kali
menerima dakwahnya adalah keluarga dan sahabat dekatnya.
Mula-mula istrinya sendiri, Khadijah. Kemudian saudara sepupunya Ali
bin Abi Thalib yang baru berumur 10 tahun. Kemudian Abu Bakar sahabat
karibnya, lalu Zaid bekas budaknya yang telah menjadi anak angkatnya.
Dengan dakwah secara diam-diam ini, belasan orang telah memeluk agama
Islam.
Adapun alasan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam melakukan
dakwah secara sirriyah 2 adalah;
a. menghindari konfrontasi fisik secara langsung
b. mereka yang mengikuti Nabi pada waktu itu masih dalam fase
pendasaran pembangunan kualitas keimanan
c. masyarakat Makkah yang masih berperilaku jahiliyah.

2
Imam Tarmiji, Sejarah Dakwah Rasul SAW di Mekah,
https://www.smampuraseda.sch.id. (diakses tanggal 17 Oktober 2022)
5

Untuk menghindari hal-hal tersebut Nabi sangat hati-hati dalam


melaksanakan dakwahnya. Metode yang beliau pakai untuk berdakwah fokus
terhadap pendekatan personal, dengan bertatap muka secara langsung. Materi
dakwah yang disampaikan langsung diterima dengan baik selaras dengan tutur
kata dan perilaku beliau yang agung.
2. Dakwah secara terang-terangan
Setelah bebrapa lama Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam
berdakwah secara diam-diam, maka turunlah perintah agar Nabi menjalankan
dakwah secara terbuka. Semula ia mengundang dan menyeru kerabat karibnya
dari Bani Abdul Muthalib. Langkah dakwah seterusnya yang diambil Nabi
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam adalah menyeru kepada Islam
dengan terang-terangan, baik golongan bangsawan maupun hamba sahaya.
Mula-mula ia menyeru penduduk Makkah, kemudian penduduk negeri-
negeri lain. Di samping itu, ia juga menyeru orang-orang yang datang ke
Makkah dari berbagai negeri untuk mengerjakan Haji. Dengan usahanya yang
gigih, jumlah pengikut Nabi yang tadinya hanya belasan orang, makin hari
makin bertambah. Terutama terdiri dari kaum wanita, budak, pekerja, dan
kebanyakan dari mereka adalah orang yang lemah.3
C. Keadaan Makkah sesudah masuknya Islam
Setelah Nabi berdakwah secara terang-terangan, pemimpin Quraisy mulai
berusaha menghalangi dakwah Rasul. Semakin bertambahnya jumlah pengikut
Nabi, semakin keras tantangan dilancarkan kaum Quraisy. Banyak cara yang
ditempuh ditempuh para pemimpin Quraisy untuk mencegah dakwah Nabi
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam.
Pertama-tama mereka mengira bahwa kekuatan Nabi, terletak pada
perlindungan dan pembelaan Abu Thalib. Kemudian kaum Quraisy
mempengaruhi Abu Thalib untuk memerintahkan Nabi berhenti berdakwah. Dan
Abu Thalib tampaknya cukup terpengaruh sehingga ia mengharapkan Nabi

3
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2015), h.19
6

Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam untuk menghentikan dakwahnya.


Namun beliau menolaknya.
Lambat laun posisi umat Islam semakin kuat. Dengan menguatnya posisi umat
Islam, kaum Quraisy memperkeras dan menempuh cara baru dengan
melumpuhkan kekuatan Muhammad yang bersandar pada perlindungan Bani
Hasyim. Cara yang di tempuh ialah pemboikotan. Tidak seorangpun penduduk
Makkah diperkenankan melakukan hubungan jual beli dengan Bani Hasyim.
Akibat pemboikotan tersebut, Bani Hasyim mengalami kelaparan, kemiskinan,
dan kesengsaraan yang tak ada bandingannya.
Pemboikotan itu berhenti setelah beberapa pemimpin Quraisy menyadari
bahwa apa yang mereka lakukan sungguh suatu tindakan yang keterlaluan.
Namun, tidak lama kemudian Abu Thalib, paman Nabi yang merupakan
pelindung utamanya yang meninggal dunia dalam usia ke 87 tahun. Dan tiga hari
setelah itu, Khadijah istri Nabi meninggal dunia pula.
Sepeninggal dunia kedua pendukung itu, kafir Quraisy tidak segan-segan lagi
melampiaskan nafsu amarahnya terhadap Nabi. Untuk menghibur Nabi yang
sedang ditimpa duka, Allah mengisra’ dan memi’rajkan beliau pada tahun ke-10
kenabian. Berita tentang Isra’ Mi’raj ini menggemparkan masyarakat Makkah.
Bagi orang kafir, ia dijadikan bahan propaganda untuk mendustakan nabi.
Sedangkan bagi orang yang beriman, itu merupakan ujian keimanan.4
Setelah peristiwa Isra’ Mi’raj, muncul perkembangan besar bagi dakwah
Islam. Karena sejumlah penduduk Yatsrib yang terdiri dari suku Aus dan Khazraj
yang berhaji ke Makkah, mereka menemui Nabi dan masuk Islam dalam tiga
gelombang.
Pertama, pada tahun ke 11- kenabian, 6 orang dari suku Khazraj menemui
Nabi agar bersedia mempersatukan kaum mereka yang bermusuhan di Yatsrib.
Kedua, pada tahun ke-12 kenabian, terdiri dari 10 orang suku Khazraj, 2 orang
suku Aus dan seorang wanita menemui Nabi dan menyatakan ikrar kesetiaan
kepada Nabi.

4
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, h.24
7

Ketiga, pada tahun ke-13 kenabian, sebanyak 73 orang dari Yatsrib meminta
kepada Nabi agar berkenan pindah ke Yatsrib. Mereka akan berjanji membela
Nabi dari segala macam ancaman. Nabi menyetujui usul yang mereka ajukan.
Setelah itu ternyata kaum Quraisy mengetahui adanya perjanjian antara Nabi
dan orang-orang Yatsrib itu. Mereka semakin gila melancarkan intimidasi
terhadap kaum muslimin. Hal itu membuat Nabi segera memerintahkan para
sahabatnya untuk hijrah ke Yatrsib. Dalam waktu dua bulan, kurang lebih 150
orang kaum muslimin telah meninggalkan kota Makkah.5

D. Kemajuan Dakwah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam di


Mekkah
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam berdakwah di Mekkah pada mulanya
secara sembunyi-sembunyi selama tiga tahun. Beliau memulai dakwahnya hanya
kepada keluarga dan sahabat-sahabat terdekat saja,6 baru setelah itu atas wahyu
Allah Subhaanahu Wa Ta’ala beliau berdakwah secara terang-terangan.
Sejarah membuktikan begitu banyak hasil dan kemajuan yang dicapai
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam ketika berdakwah di Mekkah,
diantaranya yang paling terlihat adalah semakin banyaknya orang masuk islam
baik dari dalam maupun dari luar kota Mekkah. Perkembangan besar juga terlihat
setelah peristiwa Isra’ dan Mi’raj dimana sejumlah penduduk Yastrib yang
berhaji ke Mekkah dan masuk islam secara bergelombang. 7 Para Sejarawan Islam
juga mencatat beberapa kemajuan penting dalam dakwah Rasulullah8,
diantaranya :
1. Dalam Bidang Akidah
Masyarakat Jahiliyyah ketika itu meyakini adanya banyak tuhan
(politeisme). Kemudian berkat perjuangan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi

5
Syamruddin Nasution, Sejarah Peradaban Islam, (Riau: Yayasan Pusaka Riau, 2007),
h.41
6
Ustadz Umar Abdul Jabbar, Khulasah Nurul Yaqin. Jilid 1, (Surabaya: Maktabah), h. 19
7
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, h.24
8
Muhaiminah, Keberhasilan Dakwah Rasulullah Periode Makkah dan Madinah.
https://muhaiminah10.blogspot.com. (diakses tanggal 17 Oktober 2022)
8

wasallam, mereka mentauhidkan Allah Subhaanahu Wa Ta’ala dan


mengimani adanya Allah Subhaanahu Wa Ta’ala dzat yang Maha Esa.
2. Dalam Bidang Hukum
Sebelumnya bangsa Jahiliyyah sama sekali tidak mengenal hukum. Yang
kuat menindas yang lemah, maka dengan perjuangan Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wasallam, mereka menjadi masyarakat yang taat dan patuh kepada
hukum.
3. Dalam Bidang Akhlak (Moral)
Masyarakat Jahiliyyah pada saat itu adalah masyarakat yang biadab,
masyarakat yang sama sekali tidak menghormati kaum dhu’afa, gemar
berjudi, minum khamar, dan berzina. Namun, dengan berkat perjuangan
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, mereka menjadi orang-orang yang
berakhlak. Dengan demikian, perubahan yang dilakukan oleh Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wasallam ini sangat signifikan dan sangat berpengaruh
bagi kehidupan manusia.

E. Berbagai Kendala Dakwah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi


wasallam di Mekkah
Orang-orang musyrik Mekkah terus berusaha untuk menghadang dakwah
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dengan berbagai cara, mereka memeras
pikirannya untuk menghentikan dakwah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam.
Diantara beberapa tingkah laku mereka terhadap kaum muslimin di Mekkah, 9
ialah:
1. Ejekan, penghinaan olok-olok, dan penertawaan, mereka melemparkan
berbagai tuduhan yang lucu dan ejekan semenanya terhadap Nabi, mereka
menyebut beliau sebagai orang gila/sinting.
2. Mengejek-ejek ajaran beliau, membangkitkan keragu-raguan terhadap
ajaran nabi dan diri Nabi, mereka tiada henti melakukannya dan tidak
memberi kesempatan kepada setiap orang yang menelaah dakwah beliau.

9
Mubasyaroh, Karakteristik dan Strategi Dakwah Rasulullah Muhammad SAW pada
Periode Makkah, AT-TABSYIR: Jurnal Komunikasi Penyiaran Islam STAIN Kudus, 2016, h. 400
9

3. Melawan Al-Qur’an dengan dongeng-dongeng orang terdahulu dan


menyibukkan manusia dengan dongeng-dongeng itu agar mereka
meninggalkan Al-Qur’an.
4. Menyodorkan beberapa bentuk penawaran, sehingga dengan penawaran
itu mereka berusaha untuk mempertemukan Islam dengan Jahiliyyah dan
di tengah jalanan.
Orang-orang musyrik menerapkan cara-cara tersebut sedikit demi sedikit
untuk menghentikan dakwah Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam sejak permulaan
tahun keempat dari kenabian, mereka tidak henti-hentinya mengganggu beliau,
menyiksa orang-orang yang masuk Islam, dan menghadangnya dengan berbagai
siasat dan cara.
Adapun diantara orang-orang yang selalu menghadang dakwah Nabi dan
menyakiti orang yang masuk islam ialah Abu Lahab beserta istrinya, Abu Jahal,
‘Utbah bin Rabi’ah, Syaibah bin Rabi’ah, Al-Walidin bin Utbah, Umayyah bin
Khalaf, ‘Uqbah bin Abu Mu’ith, ‘Ubay bin Khalaf, Al-Akhlas bin Syariq At-
Tsaqafi, Ibnu Mush’ab bin ‘Umair, dan lain-lain. Seperti, apabila Abu Jahal
mendengar seseorang masuk islam, maka dia memperingatkan, menakut-nakuti,
menjanjikan sejumlah uang dan kedudukan jika orang tersebut dari golongan
terpandang. Namun, apabila orang tersebut adalah orang yang awam dan lemah
maka dia akan melancarkan pukulan dan siksaan yang kejam. Dan berbagai
siksaan yang lain yang menyakiti, bahkan ada dari kalangan orang yang baru
masuk islam meninggal setelahnya.
Gangguan dan siksaan-siksaan seperti ini membuat Nabi Muhammad
Shallallahu ‘alaihi wasallam prihatin dan khawatir. Namun, beliau tetap yakin
dan tegar dalam berdakwah, karena beliau memiliki kepribadian yang tidak ada
duanya, berwibawa, dan dihormati setiap orang. Disamping itu, beliau masih
mendapat perlindungan dari Abu Thalib orang yang paling disegani dan dihormati
di Mekkah ketika itu.10

10
Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, Sirah Nabawiyah. (Jakarta: Pustaka Al
Kautsar, 1997), h. 80-81
10

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Islam membawa perubahan di Makkah setelah Nabi Muhammad Shallallahu
‘alaihi wasallam membawa ajaran-ajaran Islam yang memperbaiki moral mereka
dalam beragama. Pada periode Makkah, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi
wasallam berkonsentrasi terlebih dahulu untuk memperbaiki tauhid penduduk
Makkah yang pada saat itu masih menyembah berhala dan masih setia pada ajaran
nenek moyang mereka.
Sejarah membuktikan begitu banyak hasil dan kemajuan yang dicapai
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam ketika berdakwah di Mekkah,
diantaranya yang paling terlihat adalah semakin banyaknya orang masuk islam
baik dari dalam maupun dari luar kota Mekkah.
Perjuangan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam mendapatkan titik
terang yang menyebabkan berkembangnya Islam di Makkah diantaranya dalam
pendidikan tauhid. Pendidikan Tauhid merupakan perhatian utama Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wasallam ketika di Makkah. Pada saat itu masyarakat jahiliyah
sudah banyak yang menyimpang dari ajaran tauhid yang telah dibawa oleh Nabi
Ibrahim. Karena tauhid merupakan pondasi yang paling dasar, maka harus ditata
terlebih dahulu dengan kuat.
Perjuangan dakwah yang begitu keras dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wasallam untuk merubah sistem dan stratifikasi sosial yang tidak berpihak
kepada rakyat dengan menyerukan semangat hanya mendapatkan respon positif
dari kalangan rakyat tertindas tersebut yang memang merasa diuntungkan dan
mendapatkan keadilan di tengah-tengah masyarakat.
B. Saran
Semoga dalam makalah ini dapat membantu kita dalam memahami dan
mengetahui sejarah peradaban Islam Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi
wasallam pada Periode Makkah, dimana dalam hal ini kita dapat meneladani
perjuangan dakwah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam pada Periode
11

Makkah dan para sahabat. Dengan mempelajari sejarah Rasulullah Shallallahu


‘alaihi wasallm, kita dapat terbimbing bahwa bagaimanakah cara berdakwah itu
secara benar. Karena hakikat kita sebagai Muslim wajib mengikuti tauladan
dakwah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam.

Bagi kami sendiri semoga materi yang disampaikan dalam makalah ini dapat
di pahami dengan benar dan dapat berguna di kehidupan sehari-hari, untuk kami,
maupun pembaca tentunya.
12

DAFTAR PUSTAKA

Al-Mubarakfuri, Syaikh Shafiyyurrahman. Sirah Nabawiyah. Jakarta: Pustaka Al


Kautsar, 1997.
Jabbar, Ustadz Umar Abdul. Khulasah Nurul Yaqin. Jilid 1, Surabaya: Maktabah.
Mubasyaroh, Karakteristik dan Strategi Dakwah Rasulullah Muhammad SAW
pada Periode Makkah, AT-TABSYIR: Jurnal Komunikasi Penyiaran
Islam STAIN Kudus, 2016.
Muhaiminah, Keberhasilan Dakwah Rasulullah Periode Makkah dan Madinah.
https://muhaiminah10.blogspot.com. diakses tanggal 17 Oktober 2022.
Nasution, Syamruddin, Sejarah Peradaban Islam, Riau: Yayasan Pusaka Riau,
2007.
Supriyadi, Dedy. Sejarah Peradaban Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2016.
Tarmiji, Imam. Sejarah Dakwah Rasul SAW di Mekah,
https://www.smampuraseda.sch.id. (diakses tanggal 17 Oktober 2022)
Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2015.

Anda mungkin juga menyukai