DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 2
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa,
yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan judul "Peradaban Islam pada
Masa Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin". Shalawat dan salam senantiasa
tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarga, serta sahabat-
sahabatnya yang mulia.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas akademis dari mata
kuliah sejarah peradaban islam. Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk
memahami dampak kehidupan Rasulullah dalam penyebaran dan perkembangan
awal Islam, serta peran Khulafaur Rasyidin dalam mempertahankan dan
mengembangkan peradaban Islam setelah wafatnya Rasulullah.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungan, motivasi, serta bimbingan dalam proses penyusunan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai sumbangan kecil
dalam memahami sejarah dan peradaban Islam.
Penulis
i
Pekanbaru, 12 Maret 2024
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................1
C. TUJUAN......................................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................3
BAB III..................................................................................................................13
PENUTUP.............................................................................................................13
A. KESIMPULAN..........................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
1
3. Mengetahui peradaban Islam pada masa Rasulullah dan
Khulafaurrasyidin menyumbang dalam perkembangan ilmiah,
pendidikan, dan kebudayaan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
sudah dijuluki al-amin (orang yang terpercaya ). ( Ajid Thohir: 2004,
12)
Pada usia baru beranjak 12 tahun Nabi Muhammad melakukan
perjalanan (usaha) untuk pertama kali dalam khalifah dagang ke siria
(syam). Khafilah itu di pimpin oleh Abu Thalib. Dalam perjalanan ini
di Bushra sebelah Selatan Siria ia bertemu dengan pendeta Kristen
bernama Buhairah. Pendeta ini melihat tanda-tanda kenabian Nabi
Muhammad sesuai dengan pentunjuk cerita-cerita Kristen.
Ketika Nabi Muhammad berusia 25 tahun, ia berangkat ke Siria
membawa barang dagangan seorang saudagar wanita kaya raya yang
telah lama menjanda, Khadijah. Dalam perdagangan ini, Nabi
Muhammad memperoleh laba yang sangat besar. Khadijah kemudian
melamar Nabi, ketika itu Nabi Muhammad berusia 25 tahun dan
khadijah 40 tahun . Khadijah adalah wanita pertama yang masuk
Islam dan banyak membantu Nabi dalam perjuangan menyebar Islam.
Perkawinan Nabi dengan khadijah dikaruniai enam orang anak dua
putra dan empat orang putri ialah: Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqayah,
UmmuKulsumdan Fatimah. Dua putranya meninggal waktu kecil.
Nabi Muhammad tidak menikah lagi sampai Khadijah meninggal
ketika Nabi Muhammad berusia 50 tahun. ( Badri Yatim: 18)
Peristiwa penting yang memperlihatkan kebijaksanaan Muhammad
terjadi pada usia 35 tahun, Waktu itu bangunan Ka’bah rusak berat.
Perbaikan ka’bah di lakukan secara gotong royong, para penduduk
Mekkah membantu perkerjaan itu dengan sukarela. Tetapi pada saat
terahir.ketika perkerjaan tinggal mengangkat dan meletakkan hajarul
aswad di tembat semula, timbul perselisihan karena setiap suku
merasa berhak melakukan tugas terahir dan terhormat. perselisihan
semangkin memuncak maka pemimpin qurais sepakat bahwa orang
yang pertama masuk ke ka’bah melalui pintu shafa, akan di jadikan
hakim untuk memutuskan perkara. Ternya orang pertama masuk itu
adalh nabi Muhammad Saw.Ia pun di percaya menjadi hakim, Ia
lantas membentangkan kain dan meletakkan hajar aswad di tengah-
4
tengah, lalu meminta seluruh pemimpin suku memengang tepi kain
dan mengangkatnya secara bersama-sama.setelah sampai pada
ketinggian tertentu, Muhammad meletakkan batu itu pada tempatnya
semula. Dengan demikian, perselisihan dapat di selesaikan dengan
bijaksana, dan semua kepala suku merasa puas dengan cara
penyelesaian seperti itu.
2. Masa Kerasulan
Beberapa kilometer di Utara Mekkah, pada tanggal 17 ramadhan
611 M, Di Gua Hira malaikat Jibril muncul di hadapan Nabi
Muhammad untuk menyampaikan wahyu Allah yang pertama. ( Dedi
Supriyad: 2008, 61) Pada usia Nabi yang menjelang 40 tahun itu Allah
telah memilih Muhammad sebagai Nabi. Pada wahyu kedua Nabi di
perintahkan untuk menyeru manusia kepada satu agama. ( Badri
Yatim: 18-19)
Dalam berdakwah Nabi Muhammad tidak hanya menggunakan
aspek kenabiannya dengan menggunakan tablig namun juga
menggunakan strategi politik dengan memunculkan aspek-aspek
keteladanannya dalam menyelesaikan persoalan. Seperti, dakwah di
Mekkah yang terbagi menjadi dua yaitu dakwah secara diam-diam dan
dakwah secara terbuka. Disini dapat kita lihat adanya strategi Nabi
dalam menyeru umat manusia untuk beribadah kepada Allah Swt.
Walaupun dalam menjalankan perintah Allah, Nabi mendapat banyak
tantangan yang besar dari berbagai pihak namun atas izin Allah
segalah hal yang dilakukan Nabi dapat berjalan lancar.
Semakin bertambah jumlah pengikut Nabi semakin besar pula
tantangan yang harus di hadapi Nabi, mulai dari cara diplomatic di
sertai bujuk rayu hingga tindakan kekerasan di lancarkan orang-orang
quraisy untuk menghentikan dakwa Nabi. Namun Nabi tetap pada
pendirian untuk menyiarkan agama Islam.
Sistem pemerintahan dan strategi politik Nabi dapat kita lihat jelas
setelah terbentuknya negara Madinah. Di sini Islam semakin kuat dan
5
berkembang karena bersatunya visi misi masyarakat Islam.
Peradabannya salah satunya yaitu Piagam Madinah. Melalui Piagam
Madinah Nabi Muhammad memperkenalkan konsep negara ideal
yang di warnai dengan wawasan, transparansi, partisipasi, adanya
konsep kebebasan dan tanggung jawab sosial politik secara bersama.
Nabi Muhammad segera kembali ke Madina. Beliau mengatur
organisasi masyarakat kabila yang telah memeluk agama islam.
Petugas keagamaan dan para dai dikirim ke berbagai daerah dan
kabila mengajarkan ajaran-ajaran islam, mengatur peradilan, dan
memungut zakat. Dua bulan setelah itu, Nabi menderita sakt demam.
Tenaganya dengan cepat berkurang. Pada hari senin 12 Rabi’ul Awal
11 H/8 Juni 632 M., Nabi Muhammad Saw wafat di rumah isterinya
aisyah.
6
B. PERADABAN ISLAM PADA MASA KHULAFAUR RASYIDIN
7
Setelah wafatnya Nabi, muncul masalah politik mengenai
pengganti Nabi sebagai kepala negara di Madinah. Tidak ada wasiat
yang meninggalkan petunjuk mengenai penggantinya. Sejumlah tokoh
Anshar dan Muhajirin berkumpul di Tsaqifah Bani Sa’idah untuk
memilih kepala negara. Perdebatan sengit terjadi, di mana Muhajirin
menganggap diri mereka lebih berhak karena masuk Islam lebih awal,
sementara Anshar merasa berhak karena telah membantu dan
melindungi Nabi saat hijrah.
Abu Bakar mengusulkan pemimpin baru dari Muhajirin dan wakil
dari Anshar, tetapi usul ini ditolak. Orang Anshar mengusulkan dua
pemimpin dari kedua kelompok, namun Abu Bakar menolak karena
berpotensi memicu perpecahan. Dia mengingatkan tentang hadits Nabi
yang menyatakan "Pemimpin itu dari orang Quraisy."
Abu Bakar kemudian mengusulkan agar Umar bin Khattab
diangkat sebagai khalifah, namun usul ini ditolak oleh Umar.
Akhirnya, Abu Bakar terpilih sebagai khalifah atas usul Umar, dan
Umar kemudian menerima dan membai'atnya sebagai pemimpin umat
Islam.
Ali bin Abi Thalib tidak hadir dalam pertemuan itu karena sibuk
dengan pemakaman Nabi, dan ia memberikan bai'at kepada Abu Bakar
6 bulan kemudian setelah meninggalnya putri Nabi, Fatimah.
Abu Bakar dianggap paling tepat menggantikan Nabi karena
prestasinya sebagai orang pertama masuk Islam, menemani Nabi saat
hijrah, dan ditunjuk menjadi imam shalat saat Nabi sakit.
2. Umar bin Khaththab (13 – 23 H / 634 – 644 M)
Ketika Abu Bakar sakit, dia memperhatikan sahabatnya dan
memilih Umar bin Khattab atau Ali bin Abi Thalib sebagai
penggantinya sebagai khalifah. Meskipun awalnya memilih Ali,
akhirnya Abu Bakar memilih Umar berdasarkan kriteria tegas namun
tidak kejam, dan lembut namun tidak lemah.
Abu Bakar berkonsultasi dengan sahabat-sahabatnya, termasuk
Abdurahman bin Auf dan Utsman bin Affan, yang menyatakan bahwa
8
Umar adalah pilihan yang baik. Setelah musyawarah dengan sahabat-
sahabatnya, Abu Bakar meminta Utsman bin Affan menuliskan bahwa
Umar adalah penggantinya sebagai khalifah.
Umar diangkat sebagai khalifah untuk mencegah perselisihan di
masa depan. Masyarakat secara massal membai'at Umar sebagai
khalifah kedua, dan Umar memperkenalkan istilah "Amirul
Mukminin" sebagai gantinya.
Setelah diangkat sebagai khalifah, Umar memecat Khalid bin
Walid dari jabatannya sebagai komandan 4 pasukan di utara,
menyerahkannya kembali kepada Abu Ubaidah bin Jarrah. Keputusan
ini diambil untuk menghindari pengagungan berlebihan terhadap
Khalid, dan Umar menilai bahwa Abu Ubaidah lebih mampu
membenahi administrasi.
Keseluruhan proses ini dilakukan untuk menjaga stabilitas dan
menghindari konflik di antara umat Islam.
3. Utsman bin Affan (23 – 35 H / 644 – 656 M)
Setelah kematian Umar bin Khathab, para sahabat terkemuka
meminta agar dia menetapkan penggantinya sebagai khalifah, tetapi
Umar menolak dan membentuk "Panitia Enam" untuk memilih
penggantinya. Panitia terdiri dari Utsman bin Affan, Ali bin Abi
Thalib, Thalhah bin Ubaidillah, Zubeir bin Awwam, Abd. Rahman bin
Auf, dan Saad bin Abi Waqqash. Ada persaingan antara Bani Hasyim
dan Bani Umayah, dan calon terkuat adalah Utsman dan Ali.
Dalam sidang panitia, Abd. Rahman sebagai ketua menetapkan
Utsman sebagai khalifah ketiga dengan tiga pertimbangan:
1 Dari segi senioritas, jika Ali diangkat, tidak akan ada
kesempatan bagi Utsman.
2 Masyarakat telah jenuh dengan pola kepemimpinan keras dan
disiplin seperti Umar, dan takut hal yang sama akan terulang
jika Ali diangkat.
3 Menarik jabatan khalifah dari Ali sebagai keluarga Nabi
dianggap lebih sulit daripada dari Utsman.
9
Utsman melanjutkan perluasan wilayah yang telah dilakukan oleh
khalifah Umar, merebut wilayah dari Armenia, Cyprus, Rhodes,
Thabaristan, Khurasan, dan Persia. Namun, ekspansi pertama dalam
Islam terhenti karena pergolakan dalam negeri pada masa
pemerintahan Ali.
10
1. Pembukuan Al-Qur'an:
Proses penulisan ayat-ayat al-Qur'an dimulai sejak masa
Rasulullah. Pengumpulan ayat-ayat al-Qur'an dilakukan oleh
Abu Bakar pada masa Khulafa' al-Rasyidun. Utsman bin Affan
menyusun mushaf standar yang menjadi pegangan umat Islam.
2. Ilmu Qira'at:
Untuk mempelajari bacaan al-Qur'an, sahabat-sahabat
dikirim ke berbagai wilayah Islam. Diperkenalkannya kaidah-
kaidah membaca al-Qur'an untuk mencegah kesalahan dalam
membacanya.
3. Ilmu Tafsir:
Sahabat-sahabat seperti Ali bin Abi Thalib, Abdullah bin
Abbas, dan lainnya menafsirkan al-Qur'an berdasarkan
pengajaran yang mereka terima dari Rasulullah.
4. Ilmu Hadits:
Meskipun belum dibukukan pada masa Khulafa' al-
Rasyidun, ilmu pengetahuan tentang hadits Nabi telah tersebar
luas di kalangan umat Islam.
5. Ilmu Nahwu:
Ilmu nahwu muncul dan berkembang di Basrah dan Kufah
untuk menyusun tata bahasa Arab.
6. Ilmu Fiqih:
Ilmu Fiqih mulai muncul karena perluasan wilayah Islam
dan semakin kompleksnya permasalahan hukum yang dihadapi
umat Islam.
7. Ilmu Arsitektur:
Arsitektur masjid pertama dalam Islam, kemudian diikuti
oleh pembangunan kota dan bangunan-bangunan lainnya pada
masa Khulafa' al-Rasyidun. Arsitektur Masjid pada Masa
Khulafa' al-Rasyidun:
11
Masjid Kuba, Masjid al-Haram, dan Masjid Madinah
mengalami pembaharuan dan perluasan.
Pembangunan masjid-masjid dilakukan untuk
meningkatkan nilai seni dan kenyamanan.
12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
13
hadits, fiqih, dan arsitektur menjadi bagian dari perkembangan intelektual
dan budaya pada masa Khulafaurrasyidin. Pembangunan kota baru dan
perbaikan kota lama juga mencerminkan kemajuan peradaban Islam dalam
ilmu arsitektur dan perencanaan kota.
Periode Khulafaurrasyidin memiliki dampak signifikan dalam
membentuk peradaban Islam awal, dan pemimpin-pemimpin tersebut
memberikan landasan kuat untuk perkembangan ilmiah, budaya, dan sosial
dalam sejarah Islam.
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Yamin, 2017, Peradaban Islam Pada Masa Nabi Muhammad Saw,
Sekolah Tinggi Agama Islam (Stai) Al-Hikmah Medan,
Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada, 2005
14