Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

SEJARAH PERADABAN ISLAM PADA MASA RASULULLAH DAN


KHULAFAUR RASYIDIN

DI SUSUN OLEH

KELOMPOK 2

YOGA SAPUTRA 12280110183

MAULANA HIFZILLA 12280110981

MUHAMMAD ALI ARRIDHO 12280113365

SURYA PRAYUDA RAMADANI 12280111335

PROGRAM STUDI PETERNAKAN

FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa,
yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan judul "Peradaban Islam pada
Masa Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin". Shalawat dan salam senantiasa
tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarga, serta sahabat-
sahabatnya yang mulia.

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas akademis dari mata
kuliah sejarah peradaban islam. Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk
memahami dampak kehidupan Rasulullah dalam penyebaran dan perkembangan
awal Islam, serta peran Khulafaur Rasyidin dalam mempertahankan dan
mengembangkan peradaban Islam setelah wafatnya Rasulullah.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,


mengingat keterbatasan pengetahuan dan sumber daya yang dimiliki. Oleh karena
itu, saran, kritik, dan masukan yang bersifat membangun sangat diharapkan demi
perbaikan di masa mendatang.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungan, motivasi, serta bimbingan dalam proses penyusunan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai sumbangan kecil
dalam memahami sejarah dan peradaban Islam.

Akhir kata, semoga Allah SWT senantiasa memberikan petunjuk-Nya


kepada kita semua dalam menjalani kehidupan ini dengan penuh keberkahan.
Wassalamu'alaikum wr. wb.

Penulis

i
Pekanbaru, 12 Maret 2024

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG..................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................1

C. TUJUAN......................................................................................................1

BAB II.....................................................................................................................3

PEMBAHASAN.....................................................................................................3

A. PERADABAN ISLAM PADA MASA RASULULLAH SAW...................3

B. PERADABAN ISLAM PADA MASA KHULAFAUR RASYIDIN...........7

BAB III..................................................................................................................13

PENUTUP.............................................................................................................13

A. KESIMPULAN..........................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Secara esensial kehadiran Nabi Muhammad pada masyarakat Arab


adalah terjadinya kristalisasi pengalaman baru pada dimensi ketuhanan
yang mempengaruhi segala aspek kehidupan masyarakat, termaksud
hukum-hukum yang digunakan pada masa itu. Keberhasilan Nabi
Muhammad dalam memenangkan kepercayaan Bangsa Arab relative
singkat. Kemampuannya dalam memodifikasi jalan hidup orang-orang
Arab yang sebelumnya jahiliah kejalan orang-orang yang bermoral Islam.
Selain itu khulafaur rasyidin juga berkontribudi dalam Sejarah
peradaban islam. Para khalifah ini di utus untuk mengembangkan islam
menggantikan Rasulullah.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana kehidupan Rasulullah Muhammad SAW memengaruhi


penyebaran dan perkembangan awal Islam?
2. Apa peran Khulafaurrasyidin, khususnya Abu Bakar, Umar, Utsman,
dan Ali, dalam menjaga dan memperluas peradaban Islam setelah
wafatnya Rasulullah?
3. Bagaimana peradaban Islam pada masa Rasulullah dan
Khulafaurrasyidin menyumbang dalam perkembangan ilmiah,
pendidikan, dan kebudayaan?

C. TUJUAN

1. Mengetahui kehidupan Rasulullah Muhammad SAW memengaruhi


penyebaran dan perkembangan awal Islam.
2. Mengetahui peran Khulafaurrasyidin, khususnya Abu Bakar, Umar,
Utsman, dan Ali, dalam menjaga dan memperluas peradaban Islam
setelah wafatnya Rasulullah.

1
3. Mengetahui peradaban Islam pada masa Rasulullah dan
Khulafaurrasyidin menyumbang dalam perkembangan ilmiah,
pendidikan, dan kebudayaan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PERADABAN ISLAM PADA MASA RASULULLAH SAW

Islam yang di wahyukan kepada Nabi Muhammad Saw telah


membawak bangsa arab yang semula terbelakang, bodoh, tidak beradap
dan tidak terkenal,dan di abaikan oleh bangsa lain, menjadi bangsa yang
maju, ia dengan cepat bergerak mengembangkan dunia,membina suatu ke
budayaan dan peradaban yang sangat penting artinya dalam sejarah
manusia hingga sekarang.
1. Sebelum masa kerasulan
Nabi Muhammad dilahirkan pada tahun Gajah, tahun dimana
ketika pasukan Gajah Abraham menyerang Mekkah untuk
menghancurkan Ka’bah. Namun pasukan Abraham mengalami
kehancuran. Peristiwa itu kira-kira terjadi pada tahun 570 M (12
Rabiul Awal). Nabi Muhammad di percayakan oleh Halimah dari suku
BanuSa’ad untuk diasuh dan di besarkan. Asuhan Halimah hingga
sampai nabi berusia 6 tahun.
Pada usia 6 tahun, Nabi Muhammad telah kehilangan kedua orang
tuanya. Setelah Aminah ibu Nabi meninggal, Abdul Muthalib kakek
Nabi mengambil tanggung jawab merawat Nabi. Namun dua tahun
kemudia Abdul Muthalib meninggal dunia karena rentan. Tanggung
jawab selanjutnya beralih kepada paman Nabi, Abu Thalib. Sang
paman sangat di segani dan di hormati di kalangan oarng quraisy dan
penduduk Mekah secara keseluruhan, tetapi dia miskin. Dalam usia
mudah, Nabi Muhammad hidup sebagai pengembala kambing
keluarganya dan kambing penduduk Mekah dan kambing penduduk
Mekah. Melalui kegiatan pengembala ini Nabi menemukan tempat
untuk berpikir dan merenung. Kegiatan ini membuatnya jauh dari
segalah nafsu duniawi, sehingga dia terhindar dari berbagai macam
noda yang dapat merusak namanya. Oleh karena itu sejak mudah Nabi

3
sudah dijuluki al-amin (orang yang terpercaya ). ( Ajid Thohir: 2004,
12)
Pada usia baru beranjak 12 tahun Nabi Muhammad melakukan
perjalanan (usaha) untuk pertama kali dalam khalifah dagang ke siria
(syam). Khafilah itu di pimpin oleh Abu Thalib. Dalam perjalanan ini
di Bushra sebelah Selatan Siria ia bertemu dengan pendeta Kristen
bernama Buhairah. Pendeta ini melihat tanda-tanda kenabian Nabi
Muhammad sesuai dengan pentunjuk cerita-cerita Kristen.
Ketika Nabi Muhammad berusia 25 tahun, ia berangkat ke Siria
membawa barang dagangan seorang saudagar wanita kaya raya yang
telah lama menjanda, Khadijah. Dalam perdagangan ini, Nabi
Muhammad memperoleh laba yang sangat besar. Khadijah kemudian
melamar Nabi, ketika itu Nabi Muhammad berusia 25 tahun dan
khadijah 40 tahun . Khadijah adalah wanita pertama yang masuk
Islam dan banyak membantu Nabi dalam perjuangan menyebar Islam.
Perkawinan Nabi dengan khadijah dikaruniai enam orang anak dua
putra dan empat orang putri ialah: Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqayah,
UmmuKulsumdan Fatimah. Dua putranya meninggal waktu kecil.
Nabi Muhammad tidak menikah lagi sampai Khadijah meninggal
ketika Nabi Muhammad berusia 50 tahun. ( Badri Yatim: 18)
Peristiwa penting yang memperlihatkan kebijaksanaan Muhammad
terjadi pada usia 35 tahun, Waktu itu bangunan Ka’bah rusak berat.
Perbaikan ka’bah di lakukan secara gotong royong, para penduduk
Mekkah membantu perkerjaan itu dengan sukarela. Tetapi pada saat
terahir.ketika perkerjaan tinggal mengangkat dan meletakkan hajarul
aswad di tembat semula, timbul perselisihan karena setiap suku
merasa berhak melakukan tugas terahir dan terhormat. perselisihan
semangkin memuncak maka pemimpin qurais sepakat bahwa orang
yang pertama masuk ke ka’bah melalui pintu shafa, akan di jadikan
hakim untuk memutuskan perkara. Ternya orang pertama masuk itu
adalh nabi Muhammad Saw.Ia pun di percaya menjadi hakim, Ia
lantas membentangkan kain dan meletakkan hajar aswad di tengah-

4
tengah, lalu meminta seluruh pemimpin suku memengang tepi kain
dan mengangkatnya secara bersama-sama.setelah sampai pada
ketinggian tertentu, Muhammad meletakkan batu itu pada tempatnya
semula. Dengan demikian, perselisihan dapat di selesaikan dengan
bijaksana, dan semua kepala suku merasa puas dengan cara
penyelesaian seperti itu.

2. Masa Kerasulan
Beberapa kilometer di Utara Mekkah, pada tanggal 17 ramadhan
611 M, Di Gua Hira malaikat Jibril muncul di hadapan Nabi
Muhammad untuk menyampaikan wahyu Allah yang pertama. ( Dedi
Supriyad: 2008, 61) Pada usia Nabi yang menjelang 40 tahun itu Allah
telah memilih Muhammad sebagai Nabi. Pada wahyu kedua Nabi di
perintahkan untuk menyeru manusia kepada satu agama. ( Badri
Yatim: 18-19)
Dalam berdakwah Nabi Muhammad tidak hanya menggunakan
aspek kenabiannya dengan menggunakan tablig namun juga
menggunakan strategi politik dengan memunculkan aspek-aspek
keteladanannya dalam menyelesaikan persoalan. Seperti, dakwah di
Mekkah yang terbagi menjadi dua yaitu dakwah secara diam-diam dan
dakwah secara terbuka. Disini dapat kita lihat adanya strategi Nabi
dalam menyeru umat manusia untuk beribadah kepada Allah Swt.
Walaupun dalam menjalankan perintah Allah, Nabi mendapat banyak
tantangan yang besar dari berbagai pihak namun atas izin Allah
segalah hal yang dilakukan Nabi dapat berjalan lancar.
Semakin bertambah jumlah pengikut Nabi semakin besar pula
tantangan yang harus di hadapi Nabi, mulai dari cara diplomatic di
sertai bujuk rayu hingga tindakan kekerasan di lancarkan orang-orang
quraisy untuk menghentikan dakwa Nabi. Namun Nabi tetap pada
pendirian untuk menyiarkan agama Islam.
Sistem pemerintahan dan strategi politik Nabi dapat kita lihat jelas
setelah terbentuknya negara Madinah. Di sini Islam semakin kuat dan

5
berkembang karena bersatunya visi misi masyarakat Islam.
Peradabannya salah satunya yaitu Piagam Madinah. Melalui Piagam
Madinah Nabi Muhammad memperkenalkan konsep negara ideal
yang di warnai dengan wawasan, transparansi, partisipasi, adanya
konsep kebebasan dan tanggung jawab sosial politik secara bersama.
Nabi Muhammad segera kembali ke Madina. Beliau mengatur
organisasi masyarakat kabila yang telah memeluk agama islam.
Petugas keagamaan dan para dai dikirim ke berbagai daerah dan
kabila mengajarkan ajaran-ajaran islam, mengatur peradilan, dan
memungut zakat. Dua bulan setelah itu, Nabi menderita sakt demam.
Tenaganya dengan cepat berkurang. Pada hari senin 12 Rabi’ul Awal
11 H/8 Juni 632 M., Nabi Muhammad Saw wafat di rumah isterinya
aisyah.

Pada 17 Ramadhan 611 M, di Gua Hira Malaikat Jibril muncul di


hadapan Nabi Muhammad untuk menyampaikan wahyu Allah SWT. Nabi
di perintahkan untuk mnyeru manusia kepada satu agama yaitu Islam.
Masadakwa Rasulullah terbagi menjadi dua Fase yaitu Fase Makkah dan
Madinah.
Pada Fase Makkah kebijakan dakwa Rasulullah adalah dengan
menonjolkan kepemimpinan dengan menonjolkan aspek-aspek
keteladanannya. Dakwah yang dilakukan oleh Nabi pada Fase ini terbagi
menjadi dua yaitu secara sembunyi-sembunyi dan secara terang-terangan.
Pada Fase Madinah ada beberapa bidang yang dikembangkan
sebagai wujud dari upaya Nabi untuk membentuk Negara Islam
diantaranya yaitu pembentukan sistem sosial kemasyarakatan, militer,
politik, dakwah, ekonomi, dan sumber pendapatan Negara. Pada fase ini
Islam menjadi agama yang sangat berkembang dengan visi dan misi yang
satu yaitu menjadi negara Islamiah dengan pedoman Al-qur’an dan
Sunnah Nabi. Dan Nabilah yang memperkenalkan pertama kali konsep
Negara Demokrasi yang sekarang banyak di anut oleh negara-negara
modern Islam maupun non Islam

6
B. PERADABAN ISLAM PADA MASA KHULAFAUR RASYIDIN

Pada periode setelah wafatnya Rasulullah, terjadi perbedaan


pandangan antara orang Anshar dan orang Muhajirin mengenai siapa yang
berhak menjadi khalifah pengganti Nabi. Ahl al-Bait, khususnya Ali,
berpendapat bahwa Nabi telah menunjuk Ali sebagai khalifah berdasarkan
wasiat, sementara orang Anshar dan Muhajirin membantah klaim ini.
Abu Bakar dipilih sebagai khalifah setelah musyawarah di Tsaqifah
bani Sa’idah, mendapat bai’at mayoritas umat Islam, kecuali dari Ali yang
memberikannya enam bulan kemudian. Abu Bakar dikenal sebagai
khalifah penyelamat Negara Islam karena tindakan tepatnya dalam
mengatasi krisis.
Umar bin Khattab, sebagai khalifah berikutnya, melakukan
pembenahan administrasi, membentuk lembaga-lembaga penting, dan
memperluas wilayah Islam ke timur dan barat. Dia diakui sebagai khalifah
yang berhasil dalam membenahi pemerintahan Islam.
Utsman bin Affan, khalifah ketiga, membuat keputusan
kontroversial yang menyebabkan kerusuhan dan pemberontakan. Rakyat
menuntutnya meletakkan jabatan, dan akhirnya, Utsman terbunuh oleh
para pemberontak.
Ali bin Abi Thalib diangkat sebagai khalifah setelah Utsman.
Namun, dia tidak mendapat bai’at dari tokoh-tokoh sahabat, dan terjadi
perang Jamal dan perang Shiffin yang menyebabkan banyak korban di
antara umat Islam.
Keseluruhan periode kepemimpinan Khulafaurrasyidin mencakup
tantangan dan keberhasilan dalam mempertahankan dan mengembangkan
peradaban Islam. Setiap khalifah memiliki kontribusi dan pengaruhnya
masing-masing dalam sejarah Islam.
1. Abu Bakar Siddiq (11-13 H / 632 – 634 M)

7
Setelah wafatnya Nabi, muncul masalah politik mengenai
pengganti Nabi sebagai kepala negara di Madinah. Tidak ada wasiat
yang meninggalkan petunjuk mengenai penggantinya. Sejumlah tokoh
Anshar dan Muhajirin berkumpul di Tsaqifah Bani Sa’idah untuk
memilih kepala negara. Perdebatan sengit terjadi, di mana Muhajirin
menganggap diri mereka lebih berhak karena masuk Islam lebih awal,
sementara Anshar merasa berhak karena telah membantu dan
melindungi Nabi saat hijrah.
Abu Bakar mengusulkan pemimpin baru dari Muhajirin dan wakil
dari Anshar, tetapi usul ini ditolak. Orang Anshar mengusulkan dua
pemimpin dari kedua kelompok, namun Abu Bakar menolak karena
berpotensi memicu perpecahan. Dia mengingatkan tentang hadits Nabi
yang menyatakan "Pemimpin itu dari orang Quraisy."
Abu Bakar kemudian mengusulkan agar Umar bin Khattab
diangkat sebagai khalifah, namun usul ini ditolak oleh Umar.
Akhirnya, Abu Bakar terpilih sebagai khalifah atas usul Umar, dan
Umar kemudian menerima dan membai'atnya sebagai pemimpin umat
Islam.
Ali bin Abi Thalib tidak hadir dalam pertemuan itu karena sibuk
dengan pemakaman Nabi, dan ia memberikan bai'at kepada Abu Bakar
6 bulan kemudian setelah meninggalnya putri Nabi, Fatimah.
Abu Bakar dianggap paling tepat menggantikan Nabi karena
prestasinya sebagai orang pertama masuk Islam, menemani Nabi saat
hijrah, dan ditunjuk menjadi imam shalat saat Nabi sakit.
2. Umar bin Khaththab (13 – 23 H / 634 – 644 M)
Ketika Abu Bakar sakit, dia memperhatikan sahabatnya dan
memilih Umar bin Khattab atau Ali bin Abi Thalib sebagai
penggantinya sebagai khalifah. Meskipun awalnya memilih Ali,
akhirnya Abu Bakar memilih Umar berdasarkan kriteria tegas namun
tidak kejam, dan lembut namun tidak lemah.
Abu Bakar berkonsultasi dengan sahabat-sahabatnya, termasuk
Abdurahman bin Auf dan Utsman bin Affan, yang menyatakan bahwa

8
Umar adalah pilihan yang baik. Setelah musyawarah dengan sahabat-
sahabatnya, Abu Bakar meminta Utsman bin Affan menuliskan bahwa
Umar adalah penggantinya sebagai khalifah.
Umar diangkat sebagai khalifah untuk mencegah perselisihan di
masa depan. Masyarakat secara massal membai'at Umar sebagai
khalifah kedua, dan Umar memperkenalkan istilah "Amirul
Mukminin" sebagai gantinya.
Setelah diangkat sebagai khalifah, Umar memecat Khalid bin
Walid dari jabatannya sebagai komandan 4 pasukan di utara,
menyerahkannya kembali kepada Abu Ubaidah bin Jarrah. Keputusan
ini diambil untuk menghindari pengagungan berlebihan terhadap
Khalid, dan Umar menilai bahwa Abu Ubaidah lebih mampu
membenahi administrasi.
Keseluruhan proses ini dilakukan untuk menjaga stabilitas dan
menghindari konflik di antara umat Islam.
3. Utsman bin Affan (23 – 35 H / 644 – 656 M)
Setelah kematian Umar bin Khathab, para sahabat terkemuka
meminta agar dia menetapkan penggantinya sebagai khalifah, tetapi
Umar menolak dan membentuk "Panitia Enam" untuk memilih
penggantinya. Panitia terdiri dari Utsman bin Affan, Ali bin Abi
Thalib, Thalhah bin Ubaidillah, Zubeir bin Awwam, Abd. Rahman bin
Auf, dan Saad bin Abi Waqqash. Ada persaingan antara Bani Hasyim
dan Bani Umayah, dan calon terkuat adalah Utsman dan Ali.
Dalam sidang panitia, Abd. Rahman sebagai ketua menetapkan
Utsman sebagai khalifah ketiga dengan tiga pertimbangan:
1 Dari segi senioritas, jika Ali diangkat, tidak akan ada
kesempatan bagi Utsman.
2 Masyarakat telah jenuh dengan pola kepemimpinan keras dan
disiplin seperti Umar, dan takut hal yang sama akan terulang
jika Ali diangkat.
3 Menarik jabatan khalifah dari Ali sebagai keluarga Nabi
dianggap lebih sulit daripada dari Utsman.

9
Utsman melanjutkan perluasan wilayah yang telah dilakukan oleh
khalifah Umar, merebut wilayah dari Armenia, Cyprus, Rhodes,
Thabaristan, Khurasan, dan Persia. Namun, ekspansi pertama dalam
Islam terhenti karena pergolakan dalam negeri pada masa
pemerintahan Ali.

4. Ali bin Abi Thalib (35 – 40 H / 656 – 661 M)


Setelah pemberontak menguasai Madinah dan banyak orang Bani
Umayyah meninggalkan kota, termasuk Marwan bin Al-Hakam yang
menyelundupkan baju Utsman yang berlumuran darah ke Makkah,
kaum pemberontak mendesak Ali untuk menjadi khalifah. Ali menolak
dan menganggap masalah tersebut adalah urusan para pejuang perang
Badr. Setelah ditolak, mereka meminta Sa’ad bin Abi Waqqash dan
Abdurrahman bin Auf, namun keduanya juga menolak.
Akhirnya, Ali menerima jabatan khalifah dengan ketentuan
memerintah sesuai dengan Kitabullah dan Sunnah Rasul, mulai 24 Juni
656 M atau tahun 35 H, dalam usia 58 tahun. Namun, Ali tidak
mendapat pengakuan dari beberapa sahabat penting di Madinah,
termasuk Sa’ad bin Abi Waqqash, Abdullah bin Umar, Zaid bin Tsabit,
dan Abu Sa’id al-Khudri.
Pemerintahan Ali dihadapkan pada konflik berkepanjangan,
termasuk konflik dengan Aisyah, Muawiyah, dan Khawarij. Beberapa
sahabat dan penduduk wilayah Syam tidak memberikan pengakuan
kepada Ali, dan pemerintahannya dianggap tidak stabil karena
keputusan kerasnya dan kurangnya musyawarah. Ali menghadapi
kritik karena terlalu percaya diri dan tidak melakukan musyawarah
dengan orang-orang penting Quraisy. Konflik internal dan perang
melawan kelompok Khawarij dan Muawiyah membuat masa
pemerintahan Ali dianggap tidak stabil.

Perkembangan peradaban islam pada masa khalifa sangat berperan


penting pada masa itu banyak perkembangan peradaban islam yaitu:

10
1. Pembukuan Al-Qur'an:
Proses penulisan ayat-ayat al-Qur'an dimulai sejak masa
Rasulullah. Pengumpulan ayat-ayat al-Qur'an dilakukan oleh
Abu Bakar pada masa Khulafa' al-Rasyidun. Utsman bin Affan
menyusun mushaf standar yang menjadi pegangan umat Islam.
2. Ilmu Qira'at:
Untuk mempelajari bacaan al-Qur'an, sahabat-sahabat
dikirim ke berbagai wilayah Islam. Diperkenalkannya kaidah-
kaidah membaca al-Qur'an untuk mencegah kesalahan dalam
membacanya.
3. Ilmu Tafsir:
Sahabat-sahabat seperti Ali bin Abi Thalib, Abdullah bin
Abbas, dan lainnya menafsirkan al-Qur'an berdasarkan
pengajaran yang mereka terima dari Rasulullah.

4. Ilmu Hadits:
Meskipun belum dibukukan pada masa Khulafa' al-
Rasyidun, ilmu pengetahuan tentang hadits Nabi telah tersebar
luas di kalangan umat Islam.
5. Ilmu Nahwu:
Ilmu nahwu muncul dan berkembang di Basrah dan Kufah
untuk menyusun tata bahasa Arab.
6. Ilmu Fiqih:
Ilmu Fiqih mulai muncul karena perluasan wilayah Islam
dan semakin kompleksnya permasalahan hukum yang dihadapi
umat Islam.
7. Ilmu Arsitektur:
Arsitektur masjid pertama dalam Islam, kemudian diikuti
oleh pembangunan kota dan bangunan-bangunan lainnya pada
masa Khulafa' al-Rasyidun. Arsitektur Masjid pada Masa
Khulafa' al-Rasyidun:

11
 Masjid Kuba, Masjid al-Haram, dan Masjid Madinah
mengalami pembaharuan dan perluasan.
 Pembangunan masjid-masjid dilakukan untuk
meningkatkan nilai seni dan kenyamanan.

8. Pembangunan Kota Baru:


Umar bin Khathab memerintahkan pembangunan kota
Basrah dan Kufah di Irak, serta kota Fusthah di Mesir.
Pembangunan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan penduduk
dan memperbaiki tata kota.
9. Ilmu Arsitektur Kota:
Pembangunan kota baru dan perbaikan kota lama
melibatkan arsitek dan meresapkan seni bangunan Islam.
Penggunaan gaya Persia, Romawi, dan Arab di dalam
bangunan menciptakan ilmu arsitektur bangunan dalam Islam.

12
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Nabi Muhammad membawa perubahan signifikan pada masyarakat


Arab dengan memodifikasi kehidupan jahiliah menjadi kehidupan yang
bermoral Islam. Pengalaman hidup Rasulullah memengaruhi penyebaran
dan perkembangan awal Islam melalui dakwahnya di Mekkah dan
Madinah.
Khulafaurrasyidin, terutama Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali, memiliki
peran krusial dalam mempertahankan dan memperluas peradaban Islam
Setelah wafatnya Rasulullah, Peradaban Islam pada Masa
Rasulullah dan Khulafaurrasyidin: Sebelum masa kerasulan, kehidupan
Nabi Muhammad sebagai pengembala kambing membentuk
kepribadiannya yang jujur, terpercaya, dan terhindar dari noda.
Pada masa kerasulan, Nabi menggunakan berbagai strategi dakwah,
termasuk secara diam-diam dan terbuka, untuk menyebarluaskan ajaran
Islam.
Sistem pemerintahan dan strategi politik Nabi terbukti efektif
setelah terbentuknya negara Madinah, dengan Piagam Madinah sebagai
contoh.
Peradaban Islam pada Masa Khulafaur Rasyidin:
Abu Bakar Siddiq, Umar bin Khaththab, Utsman bin Affan, dan Ali
bin Abi Thalib masing-masing memiliki kontribusi dan tantangan dalam
memimpin umat Islam. Pembukuan Al-Qur'an, pengembangan ilmu tafsir,

13
hadits, fiqih, dan arsitektur menjadi bagian dari perkembangan intelektual
dan budaya pada masa Khulafaurrasyidin. Pembangunan kota baru dan
perbaikan kota lama juga mencerminkan kemajuan peradaban Islam dalam
ilmu arsitektur dan perencanaan kota.
Periode Khulafaurrasyidin memiliki dampak signifikan dalam
membentuk peradaban Islam awal, dan pemimpin-pemimpin tersebut
memberikan landasan kuat untuk perkembangan ilmiah, budaya, dan sosial
dalam sejarah Islam.

DAFTAR PUSTAKA

Dr. H. Syamruddin Nasution, M.Ag., 2013, Sejarah Peradaban Islam, Pekanbaru -


Riau, Yayasan Pusaka Riau, Isbn:979-9339-27-4

Muhammad Yamin, 2017, Peradaban Islam Pada Masa Nabi Muhammad Saw,
Sekolah Tinggi Agama Islam (Stai) Al-Hikmah Medan,

Munir Amin, Samsul. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah, 2010

Supriyadi, Dedi. Sejarah Peradaban Islam Bandung: Pustaka Setia, 2008

Thohir, Ajid. Perkembangan Peradaban Di Kawasan Dunia Islam . Jakarta: Pt


Raja Grafindo Persada, 2004.

Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada, 2005

14

Anda mungkin juga menyukai