ABSTRAK
Berbicara tentang Islam yang ada saat ini merupakan kelanjutan dari Islam yang telah menjadi
sejarah di masa lampau. Artinya ketika kita berusaha untuk mengungkap esensi makna yang ada
dalam Islam hari ini tentu kita harus melihat tentang bagaimana Islam di masa lampau (membaca
sejarah). Dalam konteks ini ketika berbicara tentang sejarah Islam tentu kita tidak akan pernah
terlepas dengan sejarah awal kemunculan Islam itu sendiri. Pengetahuan tentang sejarah
sangatlah penting karena akan menambah wawasan dan pemahaman tentang suatu keadaan
masa lampau dan memberikan suatu perbandingan tentang suatu keadaan yang dulu dengan
keadaan yang sekarang. Dalam konteks agama misalnya agama bangsa Arab sebelum Islam
memang mewarisi agama Ibrahim dan Ismail sebagai agama Tauhid, akan tetapi dengan jarak
yang begitu lama antara Nabi Ibrahim dengan Nabi Muhammad telah memberikan bayak
kemungkinan bagi bangsa Arab untuk berpaling dari kepercayaan terhadap monoteisme pada
kepercayaan politeisme dan paganisme. Dengan kedatangan Islam kepercayaan terhadap
monoteisme menjadi awal yang paling memukau dunia. Tidak berhenti di situ, Islam terus
berkembang dalam masalah politik dan ekonomi terutama dalam pemerintahan khulafaurrasyidin.
Akan tetapi pondasi semua itu telah dibangun oleh Nabi Muhammad pada masa Makkah-Madinah
dan dikembangkan pada masa Khulafaurrasyidin. Jurnal ini berisika peradaban islam dimasa abu
bakar as-shidiq dan umar bin khattab. Kemajuan islam dimasa 2 khalifah setelah rasululllah
meninggal dunia ini berkembang pesat.
ABSTRACT
Talking about Islam that exists today is a continuation of Islam that has become history in the past.
This means that when we try to reveal the essence of the meaning that exists in Islam today, of
course we have to look at how Islam was in the past (reading history). In this context, when we talk
about the history of Islam, of course, we will never be separated from the early history of the
emergence of Islam itself. Knowledge of history is very important because it will add insight and
understanding of a past situation and provide a comparison of a past situation with the current
state. In the context of religion, for example, the religion of the Arabs before Islam did inherit the
religion of Abraham and Ismail as a monotheistic religion. however, the long distance between the
Prophet Abraham and the Prophet Muhammad has given many possibilities for the Arabs to turn
from belief in monotheism to belief in polytheism and paganism. With the arrival of Islam the belief
in monotheism became the world's most dazzling beginning. It does not stop there, Islam continues
to develop in political and economic matters, especially in the khulafaurrasyidin government.
However, the foundation of all that was built by the Prophet Muhammad during the Mecca-Medina
period and developed during the Khulafaurrasyidin period. This journal contains Islamic civilization
in the days of Abu Bakr As-Shidiq and Umar bin Khattab. The progress of Islam in the days of the 2
caliphs after the Prophet died was growing rapidly. Islam continues to develop in political and
economic matters, especially in the khulafaurrasyidin government. However, the foundation of all
that was built by the Prophet Muhammad during the Mecca-Medina period and developed during
the Khulafaurrasyidin period. This journal contains Islamic civilization in the days of Abu Bakr As-
Shidiq and Umar bin Khattab. The progress of Islam in the days of the 2 caliphs after the Prophet
died was growing rapidly. Islam continues to develop in political and economic matters, especially
in the khulafaurrasyidin government. However, the foundation of all that was built by the Prophet
Muhammad during the Mecca-Medina period and developed during the Khulafaurrasyidin period.
This journal contains Islamic civilization in the days of Abu Bakr As-Shidiq and Umar bin Khattab.
The progress of Islam in the days of the 2 caliphs after the Prophet died was growing rapidly.
Keywords: Abu Bakar Assidiq, Umar BinKattab, Civilization Age.
Irma Peradaban Islam
PENDAHULUAN
Berbicara tentang sejarah kebudayaan Islam tentu tidak akan pernah terlepas
dengan sejarah awal kemunculan Islam itu sendiri. Sejarah telah memberikan suatu
gambaran awal kepada kita semua tentang suatu keadaan masa lampau. Atau paling tidak
sebagai pembuktian kepada kita kalau suatu peristiwa itu benar-benar terjadi dan bukan
hanya isapan jempol belaka. Islam sebagai agama yang lahir di tengah-tengah masyarakat
Arab tentu memiliki latar belakang sejarah yang menarik untuk kita ketahui.
Perkembangan Islam yang begitu pesat sehingga sekarang tidak terlepas dari pengaruh
seorang Nabi yang memilik sifat yang sangat sempurna, yaitu Muhammad SAW. akan
tetapi di samping kita mengetahui Islam sebagai agama yang hebat dan sebagai agama
rahmatallilalamin, perlu kita kiranya kita memahami suatu kondisi masyarakat Arab
sebelum datangnya Islam sebagai agama yang saat ini menjadi agama mayoritas bangsa
Arab. Kita sebagai pendidik bagi anak, murid, dan masyarakat kita, harus bisa
memberikan sebuah gambaran tentang kondisi masyarakat Arab sebelum dan sesudah
kedatangan Islam, baik dari segi politik, ekonomi, budaya dan agama. Kenapa dipandang
perlu untuk mengetahui sejarah masyarakat Arab sebelum datangnya Islam. Menurut
analisis penulis, hal itu perlu disampaikan adalah untuk memberikan suatu pemahaman
kepada anak didik kita, bahwa ada perbandingan yang harus menjadi tolak ukur dalam
berpikir untuk memahami suatu peristiwa dalam bentuk perbuatan jahiliah dan mana yang
bukan prilaku jahiliah. Meskipun terkait dengan sistem politik, ekonomi, budaya dan
agama. Pengetahuan tentang sejarah sangatlah penting karena akan menambah wawasan
dan pemahaman tentang suatu keadaan masa lampau dan memberikan suatu perbandingan
tentang suatu keadaan yang dulu dengan keadaan yang sekarang. Dengan demikian,
selanjutnya kita perlu mengetahui perubahan yang terjadi setelah Islam masuk baik ketika
Rasulullah berada di Makkah dan bahkan ketika Rasulullah berada di Madinah dalam
membentuk dan mengembangkan suatu peradaban.1
Hal yang demikian perlu kiranya kita mengetahui progres yang telah dicapai oleh
Rasulullah dalam menyebarkan Agama Islam. Namun sejarah tidak hanya berhenti di situ
saja. Islam terus berkembang, bahkan apa yang kita rasakan saat ini bukan semata-mata
Islam tanpa halangan dan rintangan. Sejarah telah mencatat bahwa setelah kemajuan yang
diberikan oleh Rasulullah setelah periode Makkah dan Madinah tidak berhenti ketika
beliau wafat. Islam terus berkembang dan sampai pada masa khulafaur Rashidin, sebagai
penentu kelanjutan sejarah Islam yang pada akhirnya sampai pada kita saat ini.2
PEMBAHASAN
A. Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq (11-13 H / 632-634 M)
Khalifah pertama dari Khulafaur Rasyidin, sahabat nabi SAW yang terdekat dan
termasuk di antara orang-orang yang pertama masuk Islam (as Sabiqunal al Awwalun).
1
Adnan Muhammad, Wajah Islam Periode Makkah-Madinah. 2019.Vol. 5. Cendikia: Jurnal Study
Keislaman.
2
AminSamsul Munir, Sejarah Peradaban Islam. 2010. Jakarta: Amzah
1
Irma Peradaban Islam
Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Amru bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim bin Murrah
bin Ka’ab bin Lu’ai bin Ghalib bin Fihr al-Quraisy at Taimi. Bertemu nasabnya dengan
Nabi pada kakeknya Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai. Ayahnya di beri kuniyah (sebutan
panggilan) Abu Quhafah. Abu Bakar lahir pada tahun 573 M. Pada masa kecilnya beliau
diberi nama Abdul Ka’bah. Nama ini diberikan kepadanya sebagai realisasi nadzar ibunya
sewaktu mengandungnya. Kemudian nama itu ditukar oleh Nabi SAW menjadi Abdullah.
Gelar Abu Bakar diberikan Rasulullah SAW karena ia seorang yang paling cepat masuk
islam, sedang gelar as-Shiddiq yang berarti amat membenarkan adalah gelar yang
diberikan kepadanya karena ia amat segera membenarkan Rasulullah SAW dalam
berbagai peristiwa, terutama peristiwa isra’ mi’raj.3
Abu Bakar adalah sahabat sekaligus mertua Nabi, karena beliau adalah ayah
Aisyah r.a, istri nabi. Selain itu, beliau merupakan yang pertama memeluk Islam. Beliau
memiliki sifat lembut hati dan ramah. Beliau memiliki kedekatan yang erat dengan Nabi,
pada awalnya karena hubungan pertetanggaan dan memiliki kesamaan sifat dengan Nabi,
yaitu sifat-sifat yang berlainan dari kebiasaan-kebiasaan kaum jahiliyah pada masa itu.
maka, ketika Nabi diangkat menjadi rosul, beliau termasuk orang-orang pertama yang
membenarkan dan menerima ajaran islam dengan tangan terbuka. Dengan keislaman Abu
Bakar, banyak tokoh-tokoh besar Quraisy yang kemudian mengikuti jejaknya.
Kebijakan-kebijakan yang diambil oleh khalifah Abu Bakar pada masa
pemerintahannya antara lain:4
a. ekspedisi ke perbatasan Suriah yang dipimpin oleh Usamah. Walaupun menerima
banyak penentangan dari kalangan sahabat, namun misi ini berhasil dan membawa
pengaruh positif bagi umat Islam.
b. Operasi pembersihan terhadap orang-orang yang melakukan riddah atau gerakan
pengingkaran terhadap Islam. Pada masa setelah Nabi wafat, banyak umat Islam,
khususnya dari kalangan Arab Badui yang menjadi murtad. Mereka melepaskan
diri dari Islam dan menolak berbaiat kepada khalifah. Sekaligus penumpasan nabi-
nabi palsu. Untuk memerangi para pembangkang dan kaum murtaddien ini, Abu
Bakar membagi pasukan menjadi sebelas brigade:5
Khalid Ibn Walid memimpin pasukan untuk memerangi nabi palsu
Thulailah Ibn Khuwailid dari bani Asad dan Malik Ibn Nuwairah
(Pemimpin Pemberontak) dari Bani Tamim di Buthah. Panglima yang
paling disegani dan ditakuti ini sengaja ditugaskan untuk memberi
pelajaran kepada kabilah-kabilah yang lain yang tidak mau menyerah
Ikrimah Ibn Abi Jahl Memimpin pemadaman pemberontakan Nabi Palsu
Musailamah Al-Kadzab dari Bani Hanifah di iyayamah.
Surahbil Ibn Khasanah memimpin tentara ke Qudha’ah dan membantu
pasukan Ikrimah.
3
Ismail Faisal, Sejarah dan Kebudayaan Islam Periode Klasik (Abad VII-XIII M), 2017.
Yogyakarta:IRCiSoD.
4
Musyfifah Athiyah Musthafa, Al-Qadha fi Al-Islam, cet 1: Asy-Syarqul Austh.
5
Firas Alkhateeb, Lost Islamic History, terj. Mursyid Wijarnak, (Yogyakarta: PT Benteng Pustaka, 2014), h.
50-51
2
Irma Peradaban Islam
Al-Muhajir Ibn Abi Umayyah memimpin tentara memerangi Al-Aswad Al-
Ansi yang mengaku sebagai Nabi Palsu di Yaman dan sebagai bantuan
bagi para anak-anak raja Yaman untuk menundukkan Qais bin Maksyuh
karena telah melepaskan diri dari ketaatan terhadap pemerintahan kaum
muslimin.
Khalid bin Sa’id bin al-Ash, diperintahkan berangkat menuju perbatasan
kota Syam.
Amru bin ak-Ash, ditugaskan untuk berjalan menuju Jumaa’ tempat
Qudha’ah, Wadiah dan al-Harits (nabi palsu)
Hudzaifah Ibn Mihsan memadamkan pemberontakan suku Daba di Oman
yang di pimpin Zul-Taj Laqith Ibn Malik Al-Adzdi.
Arfajah Ibn Khuzimah memimpin tentara ke Mahrah
Thuraifah bin Hajiz diperintahkan menuju Bani Sulaim dan suku Hawazin
Suwaid Ibn Muqran memerangi sukuTtihamah Yaman
Ala Ibn Al-Khadrami memimpin pasukan menyerbu Khutam Ibn Dabi’ah
yang murtad di Bahrain.
c. Seluruh Brigade di atas bertugas memadamkan pemberontakan bagian selatan arabia,
karena mereka adalah penentang keras serta gigih dalam memberontak dan cukup
kuat bertahan dari gempuran tentara Islam. Untuk daerah Utara, Abu Bakar cukup
membentuk tiga brigade yang dipimpin Amir Ibn ‘Ash untuk daerah Qida’ah, Mi’an
Ibn Hajiz untuk Bani Sulai di Hawazim dan Khalid Ibn Said untuk membebaskan
Syam.
d. Tindakan tegas terhadap orang-orang yang enggan membayar zakat.
e. Permulaan ekspansi dan peningkatan kekuatan di perbatasan, yaitu Persia dan
Bizantium. Ini merupakan ekspedisi penting dalam politik umat Islam, karena Hirah
dan Syiria (kota di Bizantium dan Persia) merupakan front terdepan wilayah
kekuasaan Islam dan Romawi Timur. Melaui ekpedisi ini dapat terjalin pertalian
nasional antara bangsa Arab di Madinah dengan bangsa Arab yang ada di Syiria.
Dengan demikian dapat tercipta keamanan bagi kota Madinah yang kala itu terancam
oleh bangsa Romawi.
f. Ibn Katsir berkata,’Pada tahun 12 H Abu Bakar ash-Shiddiq memerintahkan Zaid bin
Tsabit agar mengumpulkan al-Quran dari berbagai tempat penulisan, baik yang ditulis
di kulit-kulit, dedaunan, maupun yang dihafal dalam dada kau muslimin. Peristiwa itu
terjadi setelah para Qari’ penghafal al-Quran banyak yang terbunuh dalam peperangan
Yamamah, sebagaimana yang disebutkan dalam kitab shahih Bukhari. Pengumpulan
Al-Qur’an ini merupakan usul dari Umar bin Khaththab.
g. Selain itu, Untuk meningkatkan kesejahteraan umum Abu Bakar membentuk lembaga
Bait Al-Maal, (semacam kas negara atau lembaga keuangan). Pengelolaannya
diserahkan kepada Abu Ubaidah, sahabat nabi yang digelari amin al-ummah
(kepercayaan ummat). Didirikan pula lembaga peradilan yang ketuanya dipercayakan
3
Irma Peradaban Islam
kepada Umar bin Khoththab. Kebijaksanaan lain yang ditempuh abu Bakar adalah
membagi sama rata hasil rampasan perang (ghanimah).6
h. Menunjuk atau mewasiatkan khalifah yang akan menggantikan dirinya setelah
meninggal nanti, demi kesejahteraan dan ketentraman dikalangan umat Islam.
Kekhalifahan Abu Bakar Ash-Shiddiq hanya berlangsung selama 2 tahun lebih.
Namun, pada masa pemerintahan tersebut banyak yang telah berhasil dicapai, khususnya
ketentraman dan keamanan umat Islam. Terutama penegakan hukum sesuai dengan apa
yang telah diterapkan Nabi pada masa sebelumnya. Ketika Khalifah Abu Bakar jatuh sakit
dan merasa ajalnya akan segera datang, ia berkonsultasi dengan sahabat mengenai khalifah
sesudahnya. Ia berkata kepada mereka : “aku sekarang telah menderita sakit seperti yang
kalian liat. Sepertinya ajalku akan segera datang. Oleh karena itu,angkatlah seseorang
yang kalian cintaisebagai pemimpin kalian yang akan menggantikanku. Barangkali apabila
kalian menentukan pada saat aku masih hidup sekarang,kalian tidak akan berselisih
pendapat nantinya setelah kematianku”. Kemudian para sahabat bermusyawarah sesama
mereka. Hasilnya, mereka menghadap Abu Bakar dan memintanya agar menetapkan
seseorang yang ia kehendaki sebagai pemimpin mereka. Abu Bakar bertanya pada mereka:
“jangan- jangan kalian akan berselisih setelah aku tentukan?” Mereka menjawab: “Ya”
Dia berkata: “Kalau begitu,berilah aku tenggang waktu untuk berpikir karena Allah, untuk
kepentingan agama dan kaum muslimin.” Kemudian Abu Bakar memanggil Ustman bin
Affan dan meminta pendapatnya tentang siapa yang akan dijadikan penggantinya. Ustman
mengusulkan nama Umar bin al-khattab. Lalu Abu Bakar memerintahkannya untuk
menulis surat wasiat tentang Umar bin Khattab sebagai penggantinya.
6
Firas Alkhateeb, Lost Islamic History, terj. Mursyid Wijarnak, (Yogyakarta: PT Benteng Pustaka, 2014), h.
50-51
7
Rizem Aizid, Sejarah Peradaan Islam Terlengkap, (Yogyakarta: DIVA Press, 2015), h. 211
4
Irma Peradaban Islam
untuk menerima pendapat orang lain. Seorang pemimpin yang bertanggungjawab, adil dan
amanah.
Pemerintahan Umar bin Khaththab dimulai pada 634 M. Beliau adalah orang yang
ditunjuk langsung oleh Abu Bakar untuk menggantikan dirinya memimpin kekhalifahan.
Meskipun demikian, proses peralihan kepemimpinan dari Abu Bakar kepada Umar tetap
melalui jalan musyawarah.8
Umar bin Khaththab memimpin selama kurang lebih 10 tahun. berikut ini
merupakan kebijakan-kebijakannya yang berhasil mengantarkan Islam kepada masa
kejayaan dan kegemilangannya:
SetiawanArif, Islam dimasa Umar Bin Khattab, 2002. Jakarta: Hijri Pustaka.
10
Firas Alkhateeb, Lost Islamic History, terj. Mursyid Wijarnak, (Yogyakarta: PT Benteng
11
PENUTUP
Setelah nabi Muhammad Saw wafat, kepemimpinan umat diteruskan oleh para
khulafaur rasyidin. Mereka adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khaththab, Utsman
bin Affan dan Ali bin Abi Thalib. Keempat Khilafah rashidah tersebut menjalankan
pemerintahan dengan berpegang teguh pada al-qur’an dan sunnah. Mereka merupakan
teladan umat sekaligus gambaran pemimpin ideal yang sulit ditemukan pada masa
sekarang. Atas jasa mereka, Islam kemudian menyebar ke seluruh penjuru dunia. Ekspansi
Islam dilakukan atas kepentingan da’wah islamiyyah. Semangat itulah yang
menghantarkan Islam kepada sebuah masa yang gemilang. Khulafaur Rasyidin, melalui
kepemimpinannya, telah meletakkan dasar-dasar hukum, ekonomi, politik, militer dan
administrasi menuju terciptanya sebuah pemerintahan Islam yang berdaulat dan peradaban
yang tinggi.
Pada masa kekuasaan para khulafaur Rasyidin, banyak kemajuan peradaban telah
dicapai. Diantara pemikiran yang menonjol pada masa khulafaur Rasyidin adalah sebagai
berikut:
a. Menjaga keutuhan Al-Qur`an Al-Kariim dan mengumpulkannya dalam bentuk
mushaf pada masa Abu Bakar.
b. Memberlakukan mushaf standar pada masa Utsman bin Affan
c. Keseriusan mereka untuk mencari mencari serta mengajarkan Al-Qur`an dan
Sunnah. Maka dari itu pada masa Utsman, sahabat-sahabat mulai menyebar ke
pelosok untik menyiakan Agama Islam dengan berpegang teguh pada Al-Qur`an
dan As-Sunnah.
d. Sebagian orang yang tidak senang kepada Islam, terutama dari pihak orientalis
abad ke 19 banyak yang mempelajari fenomena Futuhuhat al-Islamiyah. Mereka
mengatakan bahwa Futuhat ini adalah perang dengan motif ekonomi, yaitu
mencari dan mencari kekayaan negeri yang ditundukkan.
e. Islam pada masa awal tidak mengenal pemisahan antara dakwah dan negara, antara
Da’i maupun panglima. Tidak dikenal orang yang berprofesi sebagai da’i. Para
khalifah adalah penguasa, imam shalat, mengadili orang yang berselisih, da’i, da
juga panglima perang.
f. Mengembalikan kembali kesatuan Jazirah Arab setelah berhasil mengalahkan
gerakan murtad
g. Mengumpulkan Al-Qur`an pada masa kekhalifahan Abu Bakar
h. Menyatukan mushaf pada masa kekhalifahan Utsman bin Affan
i. Pemberian titik terhadap mushaf pada masa kekhalifahan Ali bin Abi Thalib
j. Memulai penanggalan Hijriyah pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab
k. Membangun kota-kota berikut: Bashrah, Kufah, Fusthat pada masa Umar bin
Khattab
l. Pembersihan etnis yahudi dari jazirah arab pada masa Umar bin Khattab
m. Didirikannya lumbung tepung yang terletak antara mekkah dan madinah.
7
Irma Peradaban Islam
Ditempat ini disimpan tepung, minyak goreng padat, kurma, dan minyak
goreng cair yang diperuntukkan para musafir yang kehabisan bekal
n. Menjaga keamanan masyarakatdi ibukota negara (Madinah)
o. Perluasan masjid nabawi dengan membeli rumah-rumah dan tanah di
sekitarnya, melapisi dengan bebatuan dan kerikil, dan menerangi dengan
lampu-lampu petromak. Hal ini sebagaimana dinyatakan Ali bin Abu Thalib,
“Semoga Allah menerangi kubur umar sebagaimana dia menerangi masjid-
masjid kami”
DAFTAR PUSTAKA
Aziz, A., & Saihu, S. (2019). Interpretasi Humanistik Kebahasaan: Upaya Kontekstualisasi
Kaidah Bahasa Arab. Arabiyatuna: Jurnal Bahasa Arab, 3(2), 299-214
Haikal Muhammad Husein, Umar bin Khatthab sebuah teladan mendalam tentang
pertumbuhan Islam dan kedaulatannya, 2002. Bogor: Pustaka Lintera AntarNusa.
Ilahi Wahyu dan Harjani Hefni, Pengantar Sejarah Dakwah, 2007. Rahmat semesta dan
Kencana.
Ismail Faisal, Sejarah dan Kebudayaan Islam Periode Klasik (Abad VII-XIII M), 2017.
Yogyakarta:IRCiSoD.
MuradMusthafa, Kisah Hidup Umar Ibn Khattab. 2007. Jakarta: Penerbit Zaman.
Saihu, Aziz, A., Mubin, F., & Sarnoto, A. Z. (2020). Design of islamic education based on
local wisdom (An analysis of social learning theories in forming character through ngejot
tradition in bali). International Journal of Advanced Science and Technology, 29(6),
1278–1293.
8
Irma Peradaban Islam
Saihu, M. (2019). Urgensi ‘Urf dalam Tradisi Male dan Relevansinya dalam Dakwah
Islam di Jembrana-Bali. Jurnal Bimas Islam, 12(1), 173-201.
Saihu, S. (2019). Pendidikan Pluralisme Agama: Kajian tentang Integrasi Budaya dan
Agama dalam Menyelesaikan Konflik Sosial Kontemporer. Jurnal Indo-Islamika, 9(1),
67-90.