Dosen Pengampu :
BUDI HERRTI, S.Pd.I, M.Pd.I
Disusun oleh :
TRIYAH RAHAYU (2013000044)
PRODI : BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM
SEMESTER II
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Kelhiran Nabi dan Perjuangannta di Kota Mekkah” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Ibu Budi Herti, S.Pd.I, M.Pd.i pada Mata Kuliah Sejarah Peradaban
Islam. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang kelahiran nabi dan perjuangannya di kota mekkah bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada ibuselaku dosen pengampu mata
kuliah ini yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Pemakalah
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
A. LATAR BELAKANG.....................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................4
C. TUJUAN PENULISAN..................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................5
A. KELAHIRAN ROSULULLAH......................................................................5
B. PERJALANAN HIDUP ROSULULLAH.......................................................8
C. PERJUANGAN NABI DI KOTA MEKKAH................................................11
A. KESIMPULAN...............................................................................................24
B. SARAN............................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................26
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kedatangan Islam di Nusantara membawa aspek-aspek peradaban
dalam dimensi yang sangat luas, termasuk sistem politik, ekonomi,
budaya, bahasa, dan aksara. Mengikuti pendapat Koentjaraningrat, yang
diikuti pula oleh Badri Yatim, peradaban sering dipakai untuk menyebut
suatu kebudayaan yang mempunyai sistem teknologi, seni bangunan, seni
rupa, sistem kenegaraan dan ilmu pengetahuan yang maju dan kompleks1 .
Peradaban Islam adalah peradaban umat Islam yang lahir dari ruh ajaran
Islam dan mewujud dalam berbagai bentuk. Landasan peradaban Islam
adalah kebudayaan Islam, terutama wujud idealnya, sehingga aspek-aspek
yang dijangkau oleh peradaban Islam pun meliputi tujuh aspek
kebudayaan. Ketujuh aspek tersebut ialah sistem religi, sistem ilmu
pengetahuan, organisasi kemasyarakatan, bahasa, kesenian, sistem mata
pencaharian, serta sistem teknologi dan peralatan. Sementara itu,
kebudayaan Islam lahir dari realisasi semangat tauhid yang bersumber
pada Al Qur’an. Jadi, peradaban Islam tidak lain dari hasil manifestasi
nilai-nilai Al Qur’an dalam seluruh bidang kehidupan umat Islam.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana kisah kelahiran Nabi Muhammad SAW ?
2. Bagaimana perjalanan Nabi Muhammad SAW ?
3. Apa perjuangan Nabi Muhammad di Mekkah ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui bagaimana kisah kelahiran Nabi
2. Untuk mengetahui bagaimana perjalanan hidup Nabi
3. Untuk mengetahui apa perjuangan nabi
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. KELAHIRAN RASULULLAH
1
Dr. Ali Mufordi, Islam di Kebudyaan Arab, Jakarta : 1997, hlm. 8.
2
Dr. Ali Mufordi, Ibid, hlm. 10.
5
Nabi Muhammad SAW lahir pada tanggal 12 Rabiul Awwal atau 20 April
571 M.3 fase kenabian Nabi Muhammad dimulai ketika beliau bertahanus atau
menyepi di gua Hira, sebagai imbas keprihatinan beliau melihat keadaan bangsa
arab yang menyembah berhala. Ditempat inilah beliau mendapatkan wahyu
pertama yang berupa surah Al-Alaq ayat 1-5. Dengan wahyu yang pertama ini,
maka beliau telah di angkat menjadi Nabi, utusan Allah. Pada saat itu nabi
Muhammad belum diperintah kan untuk menyeru kepada umat nya. Namun
setelah turun wahyu kedua, yaitu surah Al- Muddatsir ayat 1-7 Nabi Muhammad
di angkat menjadi rosul yang harus berdakwah. Dalam hal ini dakwah Nabi
Muhammad dibagi menjadi dua periode,4 yaitu
a. Periode mekkah, ciri pokok dari periode ini adalah pembinaan dan
pendidikan tauhid (dalam arti luas)
b. Periode madinah, ciri pikok dari periode ini adalah pendidikan social
dan politik (dalam arti Luas)
Di saat umat manusia berada dalam suasana yang penuh dengan
kejahilan,kegelapan,kemusyrikan, dan telah kehilangan pegangan dan pedoman
hidup, di mana pada waktu itu hokum rimba diperlakukan “Siapa yang kuat
menang dan yang lemah menjadi bulaan-bulanan dan teraniaya”.Ketika moral
umat manusia telah berada di titik paling terendah, tiada lagi mengenal baik dan
buruk, halal atau haram.
3
Prof Dr. A. Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, Jilid I, Jakarta : Jayamurni. Hlm. 40-
41
4
Prof. Dr. A. Syalabi, Sejarah dan kebudayaan islam, jilid I, hlm. 84-87
6
Ibrahim Al-Khalil beserta putra nya Ismail lahirlah seorang anak manusia dari
keluarga yang sangat sederhana, namun teramat sangat mulia dan sangat
terhormat di mata mayarakat umumnya. Anak inilah yang di kemudian hari akan
menjadi perjung dan reformis sejati, yang dengan tangan dan lisannya akan
merombak total tatanan masyarakat jahiliyah yang penuh dengan
keangkaramurkaan, menjadi masyarakat beragama (religius) dan ber-akhlaqul
karimah.. Dialah utusan Allah, Muhammad Al-Muthafa.
Beliau di lahirkan dari wanita suci dan bersih dari segala kenistaan zaman
jahiliyah, Aminah binti Wahab dan seorang pemuda mulia, tampan, lemah lembut,
terkenal dengan kehalusan budi dan jiwa sosialnya dialah Abdullah bin Abdul
Muthalib.
Muhammad utusan Allah dilahirkan dari keturunan yang sangat baik dan
mulia, baik dari pihak ayah maupun dari pihak ibunya. Dari silsilah ayahnya
Muhammad adalah putra Abdullah, putra Abdul Muthalib (Syaibatul Hamdi),
putra Hasyim (Amr bin Abdi Manaf), putra Murrah, putra Ka’ab, putra Lua’yyi,
putra Ghalib, putra Fihr (Quraisy), putra Malik, putra Nadhr, putra Kinanah, putra
Khuzaimah, putra Mudrikah, putra Ilyas, putra Mudhor, putra Nizar,, putra
Ma’ad, putra Adnan hingga berkelanjutan kepada mabi Ismail putra Ibrahim
Khalilullah. Sedangkan dari silsilah ibunya, Muhammad adalah putra Aminah,
putri Wahab, putra Abdi Manaf, putra Zuhra, putra Qilab. Dengan demikian,
maka bertemulah nasab ayah dan ibunda beliau pada Qilab (Hakim).
Para ahli sejarah mengatakan, bahwa sililah (nasab) ini termasuk sililaj
yang amat mulia. Dikatakan pula bahwa seluruh kakek-kakek Rasulullah
semuanya termasuk para pemimpin dan bangsawan yang sangat disegani dan
dihormati kaumnya (kaum Quraisy). Silsilah ini jugalah yang disucikan Allah dari
perzinaan pada zaman jahiliyah, sehingga cacat perzinaan tidak menimpa kakek-
kakek Rasulullah hingga nabi Adam. Demikianlah nasab indah dan mulia
Rasulullah. Laksana mutiara-mutiara yang teruntai dengan begitu indah dan
apiknya. Sebab Allah tidaklah akan mengutus seorang nabi dan rasul (utusan-
Nya) kepada umat manusia melainkan dari keturunan yang baik dan bersih dari
segala cacat dan keburukan.
Berdasarkan pendapat yang masyhur, Muhammad di lahirkan pada hari
senin bertepatan dengan tanggal 12 Rabiul Awwal atau 20 April Tahun 571
Masehi, yang dikenal juga sebagai tahun Gajah. Tahun kelahiran Rasulullah
dinamakan dengan Tahun Gajah karena pada tahun tersebut, kota Mekah (kota
tempat kelahiran Rasulullah) di serang oleh suatu pasukan bergajah yang sangat
kuat dan besar di bawah pimpinan Abrahah, seorang gubenur dari kerajaan
Nasrani Abisenia dengan tujuan untuk menghancurkan Ka’bah.
Namun upaya mereka digagalkan oleh Allah, bahkan mereka pasukan
bergajah yang sangat kuat dan besar itu, di tengah perjalanan menuju Mekah
7
dihancurlumatkan oleh Allah dengan mengirim kepada mereka burung Ababil
dengan membawa batu (kerikil) dari tanah yang terbakar (neraka) dan melempari
mereka, sehingga pasukan mati terbakar hidup-hidup.
8
Rasulullah ini, sebagaimana disebutkan dalam sebuah riwayat yang bersumber
daripada Anas bin Malik, ia berkata:
“Rasulullah telah didatangi Jibril ketika beliau sedang bermain dengan
anak-anak lainnya. Lalu jbril memegang dan merebahkan beliau, kemudian Jibril
membelah dada serta mengeluarkan hati Rasulullah. Dari hati tersbut dikeluarkan
segumpal darah, lalu Jibril berkata: “Ini adalah bagian setan yang terdapat
dalam dirimu”. Setelah itu Jibril membasuh hati dengan air Zamzam di dalam
sebuah bejana yang terbuat dari emas, kemudian meletakkan kembali kedalam
dada beliau serta menjahitnya seperti semula. Dua orang anak-anak segera
menemui ibunya, ibu susuan Rasulullah dan mereka berkata: “Muhammad telah
dibunuh.” Seterusnya mereka mengusung beliu, ketika itu rupa beliau telah
berubah. Anas berkata: “Aku benar-benar pernah melihat bekas jahitan tersebut di
dada beliau.” (HR. Al-Bukhori dan Muslim).
Menginjak usia 4 tahun beliau dikembalikan kepada ibu kandungnya siti
Aminah di Mekah. Ditempat itu beliau tinggal bersama ibu dan kakeknya Abdlu
Muthalib keduanya begitu menyayanginya dan menjaga beliau dengan sebaik-
baiknya pemeliharaan. Di bawah lindungan dan pengawasan Allah, beliau tumbuh
dengan baik dan sempurna.
Kemudian pada saat beliau umur 6 tahun, beliau diajak ibu kandungnya
untuk berkunjung ke Madinah A-Munawwarah bersam Ummu Aiman satu-
satunya sahaya yang ditinggalkan ayahnya. Ibunya mengajak Muhammad ke
Madinah untuk mengujungi keluarga Bani Najjar (sanak family ayah Nabi dari
pihak nenek) dan berziarah ke makam ayahnya yang telah wahat ketika beliau
masih berada dalam kandungan ibunya. Beliau tinggal di sana kira-kira satu bulan
lamanya. Kemudian pulang ke Mekah, namun dalam perjalanan pulang ke Mekah
itulah, di suatu tempat bernama dusun Abwa tiba-tiba ibunya jatuh sehingga
meninggal dunia dan pada tempat itulah Aminah dimakamkan. Dengan begitu,
pada usia 6 tahun beliau mejadi anak yatim dan piatu. Betapa sedihnya dan
bingungnya Muhammad dalam seusia sedini itu telah ditinggal wafat kedua orang
tuanya. Hidup sebatang kara tiada berayah dan beribu.
Selanjutnya beliau kembali ke Mekah bersama kakeknya Abdul Muthalib
pemuka kaum Quraisy yang sangat disegani dan dihormati kaumnya. Di tempat
inilah Nabi diasuh oleh kakeknya Abdul Muthalib yang begitu mengasihi dan
menyayanginya. Tentang betapa besar sayang kakeknya itu, sebagaimana
ditunjukan dengan mengajak Nabi duduk di atas hamparan yang digelar khusu
untuknya yang berada dibawah dinding Ka’bah. Padahal anak Abdul Muthalib
yang lain tidak ada yang berani duduk di atas hamparan tersebut, sebagai rasa
sikap hormat mereka kepada ayahnya. Diriwatkan, pernah ada suatu ketika Nabi
datang (ketika itu Nabi masih anak-anak) dan akan duduk disamping kakeknya,
maka paman-pamannya melarangnya. Namun Abdul Muthaib berkata kepada
mereka:”Biarkan anakku duduk disampingku, Demi Allah dia akan kelak
9
mengalami hal-hal yang luar biasa.” Dan kakeknya pun mebiarkan Nabi duduk di
atas hamparan yang khusus disediakan untuknya, mengusap-usap punggungnya
serta menunjukan kasih sayang yang besar kepada Nabi.
Berkat cinta kasih kakenya yang teramat besar itu, beliau dapat melupakan
kemalangan nasibnya akibat ditinggal wahat ibunya. Namun keadaan yang
demikian ini tidak berlangsung lama, sebab berselang dua tahun Muhammad
berada dalam asuhan kakeknya yang sangat mencintainya orang tua yang sangat
baik hati dan begitu menyayanginya Nabi itu pun meninggal dunia. Ketika itu
Muhammad baru berusia delapan tahun. Meninggalkan Abdul Muthalib
merupakan kemalangan besar bagi Rasululllah dan juga kemalangan dan kerugian
bagi segenap penduduk Mekah umumnya.
Setalah wahat Abdul Muthalib, kemudian beliau diasuh pamannya Abu
Thalib, karena sebelum Abdul Muthalib wahat, ia telah berwasiat kepada Abu
Thalib (paman Nabi) untuk memelihara Nabi dengan sebaik-baiknya. Abu Thalib
melaksanakan wasiat ayahnya dengan sangat baik, seperti ayanhya Abu Thalib
juga sangat mencintai dan mengasihi Muhammad, bahkan kasih sayangnya
terhadap Muhammad melebihi kasih sayangnya terhadap anak kandungnya
sendiri. Sebab selain telah diwarisi oleh ayahnya, Nabi juga keponakannya.
Demikianlah musibah demi musibah beruntun yang menimpa Rasulullah,
beliau tidak diasuh langsung oleh seorang pendidik atau diarahkan oleh seorang
pelatih, melainkan Allah-lah yang melindungi dan memeliharanya, membesarkan
beliau dalam kesempurnaan fisik dan budi pekerti yang agung.
Dalam usia 25 tahun, beliau dipercaya Khajidah seorang suku bangsawan
suku Quraisy yang sangat dihormati dan disegani kaumnya, untuk membawa
dagangan ke Syam dengan ditemani Maisarah (pelayan Khadijah), dan dagangan
itu pun mendapatkan untuk yang sangat besar. Berkat kejujuran dan kemuliaan
akhlak Rasulullah ini, Khajidah pun terpikat padanya dan meminang beliau. Tepat
pada usia 25 tahun, Nabi menikah dengan Khadijah seorang janda kaya, cantic
jelita dan terhormat dikalangan kaumnya. Ketika itu Khadijah telah mencapai
umur 40 tahun, 15 tahun lebih tua dari Rasulullah. Perkawinan ini memberikan
ketenangan dan ketentraman dalam diri Muhammad dari perkawinan dengan
Khadijah pulalah beliau mendapatkan cintah kasih yang tulus dari seorang wanita,
yang kemudian hari menjadi orang yang pertama kali mengakui kenabian dan
kerasulan beliau. Dan Khajidahlah istri pertama yang selalu menyertai Nabi dalam
segala penderitaan dan kesusahaan di masa-masa kelahiran Islam.
Dalam usia 40 tahun, oleh Allah beliau dinobatkan sebagai seorang Rasul
Allah (utusan Allah), hal ini ditandai dengan diturunkan wahyu yang pertama.
Wahyu pertama ini turun tepat 6 agustus 610 M. di saat itu beliau sedang ber-
tabannuts di gua Hira datanglah malaikat dengan membawa wahyu dari Allah.
10
Tentang peristiwa turunnya wahyu pertama ini, hadis yang bersumber dari Aisyah
ra. Istri Nabi, berkata bahwa:
“Permulaan wahyu Rasulullah telah terjadi dalam bentuk mimpi yang
benar dalam tidur beliau. Beliau mendapati mimpi tersebut sebagaimana
muculnya kebeningan fajar subuh yang menyebabkan beliau suka menyepi diri.
Beliau biasanya menyepi di gua Hira. Di sana beliau menghabiskan beberapa
malam untuk beribadah”5
5
Samsul Munir Amin, The World Idol Muhammad Rasulullah, Jakarta : Amzah, 2008.
Hlm 44-61
6
Dr. Ali Mufordi, Islam di Kawasan Kebudayaan Arab, hlm. 20.
11
4. Taklid kepada nenek moyang adalah kebiasaan yang berurat akar
pada bangsa Arab, sehingga sangat berat bagi mereka untuk
meninggalkan agama nenek moyang dan mengikuti agama islam.
5. Pemahat dan penjual patung memandang islam sebagai
penghambat rizki.
Banyak cara dan upaya yang ditepuh para pemimpin quraisy untuk
mencegah dakwah nabi Muhammad namun selalu gagal, baik secara
diplomatic dan bujuk rayu maupun tindakan-tindakan kekerasan secara
fisik. Puncak dari segala cara itu adalah dengan diperlakukannya
pembiokotan terhadap Bani Hasyim yang merupakan tempat nabi
Muhammd berlindung. Pemboikotan ini berlangsung selama tiga tahun,
dan merupakan tindakan paling melemahkan umat islam pada waktu itu.
Pemboikotan ini baru berhenti setelah kaum Quraisy menyadari bahwa apa
yang mereka lakukan sangat keterlaluan.
Tekanan dari orang-orang kafir semakin keras terhadap gerakan
dakwah nabi Muhammad SAW terlebih setelah meninggalnya dua orang
yang selalu melindungi dan menyokong Nabi Muhammad dari orang-
orang kafir, yaitu paman beliau, Abu Thalib, dan istri tercinta beliau,
Khadijah. Peristiwa itu terjadi pada tahun ke-10 kenabian. Tahun ini
merupakan tahun kesedihan bagi nabi Muhammad sehingga di namakan
Amul Khuzn.7
Karena di mekkah dakwah Nabi Muhammad SAW mendapat
rintangan dan tekanan, pada akhirnya nabi memutuskan untuk berdakwah
di luar Mekkah. Namun, di Thaif beliau di caci dan di lempari batu sampai
beliau terluka. Hal ini semua hamper menyebabkan nbi Muhammad putus
asa, sehingga untuk menguatkan hati beliau, Allah mengutus dan
mengisra’ dan memi’rajkan beliau pada tahun ke-10 kenabian itu. Berita
tentang isra’ mi’raj ini menggemparkan masyarakat Mekkah. Bagi
masyarakat kafir, peristiwa ini dijadikan bahan propaganda untuk
mendustakan nabi Muhammad. Sedangkan bagi umat islam ini merupakan
ujuan keimanan.
Setelah peristiwa Isra’ dan Mi’raj, suatu perkembangan besar bagi
kemajuan dakwah islam terjadi, yaitu dengan datangnya sejumlah
penduduk Yastrib (Madinah) untuk berhaji ke Mekkah. Mereka terdiri
dari dua suku yang saling bermusuhan, yaitu suku ‘aus dan Khazraj 8 yang
masuk islam dalam tiga gelombang. Pada gelombang pertama pada tahun
kesepuluh kenabian mereka dating untuk memeluk agama islam dan
menerapkan ajarannya sebagai upaya untuk mendamaikan permusuhan
antara kedua suku. Mereka kemudian mendakwah islam di Yastrib.
7
Dr. Ali Mufrodi, Islam Di Kawasan Kebudayaan Arab, hlm 20
8
Prof. Dr. A. Syalabi, Ibid, hlm. 104.
12
Gelombang kedua, pada tahun ke duabelas kenabian mereka datang
kembali dengan membuat perjanjian dengan nama perjanjian “Aqabah I”
yang berisi ikrar kesetiaan. Rombongan ini kemudian kembali ke Yastrib
sebagai juru dakwah disertai oleh mus’ab bin Umair yang diutus oleh nabi
untuk berdakwah bersama mereka. Gelombang ketiga, pda tahun ke
tigabelas kenabian, mereka dating kembali kepada nabi untuk hijrah ke
Yastrib. Mereka akan memba’iat nabi sebagai pemimpin nabi pun
akhirnya menyetujui usul mereka untuk berhijrah, perjanjian ini di sebut
perjanjian “Aqabab II” karena terjadi pada tempat yang sama.
Akhirnya nabi Muhammad bersama kurang lebih 150 kaum muslimin
hijrah ke Yastrib. Dan ketika sampai di sana, sebagai penghormatan
terhadap nabi, nama yastrib diubah menjadi Madinah.9
Demikian periode Mekah Terjadi. Dalam periode ini Nabi Muhammad
mengalami hambatan dan kesulitan dalam dakwah islamiyah. Dalam
periode ini nabi Muhammad belum terpikir untuk menyusun suatu
masyarakat islam yang teratur, karena perhatian Nabi lebih berfokus pada
penanaman teologi atau keimanan masyarakat.
Namun beberapa saat kemudian ada peristiwa yang di sebut Fathu
Makkah yang berarti menaklukkan kota Mekkah. Berikut penjelasannya
a. Latar Belakang Fathu Makkah
Atas dasar ini, maka Bani Khuza’ah bergabung ke pihak Nabi, sementara
Bani Bakar bergabung ke pihak Quraisy. Akan tetapi, perjanjian Hudaibiyah
yang seharusnya menjadi masa genjatan senjata, justru dimanfaatkan Naufal
bin Muawiyah Ad-Daili, bersama segolongan orang Bani Bakar untuk
melampiaskan dendam lama terhadap Bani Khuza’ah. Mereka melakuakan
serangan mendadak pada malam hari, ketika bani Khuza’ah sedang berada di
mata air mereka, Alwatir.
13
bergabung dengan salah satu pihak, berarti kabilah tersebut dianggap sebagai
bagian dari pihak yang diikuti. Dengan demikian, penyerangan terhadap suatu
kabilah yang telah bergabung salah satu pihak, dianggap sebagai penyerangan
terhadap pihak yang bersangkutan.
14
Melanggar perjanjianmu yang kuat
15
pertolongan bagi kalian kepada Rasulullah? Demi Allah, kalau pun hanya
mendapatkan debu, tentu debu itu akan kugunakan untuk menyerang kalian.”
Abu Sufyan lantas menemui Ali bin Abi Thalib. Abu Sufyan berkata,
“Wahai Ali, engkau adalah orang yang paling dekat hubungan kekerabatannya
denganku. Aku datang karena ada keperluan. Aku tidak akan kembali dengan
tangan hampa. Mintakanlah pertolongan untukku kepada Muhammad.”
Ali berkata, “Aku tidak melihat lagi sesuatu pun yang dapat berguna
bagimu. Tetapi bukanlah engkau pemimpin Bani Kinanah? Bangkit dan berilah
jaminan perlindungan untuk manusia, kemudian pulanglah ke tempatmu.”
Setelah itu Abu Sufyan berdiri di masjid, dan berkata, “Wahai orang-
orang, aku telah memberi jaminan perlindungan untuk manusia.” Kemudian Abu
Sufyan naik unta dan kembali ke Mekkah. Sesampainya di Mekkah, Abu Sufyan
menceritakan semua kejadian yang ia alami di Madinah.
16
Sementara itu, Hathib bi Abi Balta’ah, salah satu sahabat Nabi yang
pernah mengikuti perang Badar, menulis surat yang hendak dirimkan kepada
Quraisy, yang isinya mengabarkan keberangkatan pasukan Muslim ke Mekah.
Surat itu dibawa oleh seorang wanita yang sudah tua, bernama Sarah. Nabi
kemudian mengutus Ali, Az-Zubair, dan Miqdad yang mengejar wanita itu,
hingga mereka bertemu di Raudhah Kahakh, yang berjarak dua belas mil dari
Madinah. Mereka berhasil mendapatkan surat tersebut.
17
Dengan demikian, Allah mensyariatkan untuk memusuhi orang-orang
kafir, dan bertindak tegas terhadap mereka serta melarang bekerja sama dan
berteman dengan mereka.
Abu Sufyan setuju dengan saran dari Abbas, maka keduanya berangkat
menuju perkemahan kaum muslimin untuk menemui Rasulullah. Dalam
perjalanannya, mereka bertemu Umar bin Khatab. Ketika tau orang yang bersama
18
Abbas adalah Abu Sufyan, Umar segera bergegas ke tenda Rasulullah untuk
memperingatkan beliau.
Abbas dan Abu Sufyan menuruti apa yang dikatakan Rasulullah, keesokan
harinya Abu Sufyan menemui kembali Rasulullah. Sempat timbul keraguan pada
diri Abu Sufyan, tetapi ia akhirnya masuk Islam. Rasulullah juga memberi
jaminan, siapapun yang memasuki rumah Abu Sufyan, ia aman. Barang siapa
menutup pintunya, ia aman, dan siapapun yang memasuki Masjidil Haram, ia
aman.
19
Sementara itu Abu Ubaidah bin Al-Jarrah memimpin pasukan tanpa senjata, untuk
memasuki Mekkah melalui jalur tengah lembah hingga masuk ke Mekkah.
Setiap pasukan yang telah dibagi Rasul, bergerak melewai jalan yang telah
ditetapkan. Dalam perjalanannya dua anggota pasukan Khalid gugur, yaitu Kurz
bin Jabir, dan Khunais bin Khalid bin Rabi’ah. Mereka tersesat dari induk
pasukan, sehingga dibunuh orang-orang Quraisy.
Dan katakanlah: “Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap”.
Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap (Q. S. Al-Isra’: 81)
Katakanlah: “Kebenaran telah datang dan yang batil itu tidak akan memulai dan
tidak (pula) akan mengulangi” (Q. S. Saba’:49)
20
Beliau bersabda, “Semoga Allah membinasakan mereka. Demi Allah,
sekali pun Ibrahim tidak pernah mengundi dengan anak panah ini.” Nabi
kemudian memerintahkan agar semua gambar tersebut dimusnahkan.
Setelah itu Rasul menutup pintu Ka’bah, dan Sholat di dalamnya. Selesai
sholat, Rasul kemudian mengelilingi bagian dalam Ka’bah, dan bertakbir di setiap
sudutnya. Setelah itu Rasul membuka pintu Ka’bah, dan berpidato untuk pertama
kalinya di hadapan orang-orang Quraisy yang telah menunggunya.
21
k. Pengambilan Baiat dan Keberadaan Rasulullah di Mekkah
Rasulullah berada di Mekkah selama sembilan belas hari. Selama itu Nabi
memperharui simbol-simbol Islam dan menyampaikan petunjuk kepada orang-
orang. Nabi juga memerintahkan Abu Usaid Al-Khuza’i untuk memperharui
beberapa bagian di Tanah Suci. Rasulullah mengirimkan beberapa kelompok
orang untuk mendakwahkan ajaran Islam serta merobohkan semua berhala di
sekitar Mekkah.
l. Khutbah Wada’
22
Pada khutbah ketiga, Rasulullah saw mengumumkan kehormatan tanah Makkah,
keharaman berburu binatang-binatang di Makkah, memotong rerumputan
Makkah, pohon-pohon Makkah, dan harta temuan Makkah. Rasulullah
menuturkan bahwa Allah Swa menghalalkan berperang di Makkah kepada
Rasulullah saw hanya beberapa waktu saja, yaitu pada penaklukan Makkah.
Rasulullah juga bersabda bahwa tidak ada lagi hijrah setelah penaklukan kota
Makkah akan tetapi, jihat dan niat masih tetap berjalan.
Pada khutbah keempat, Rasulullah saw menjelaskan bahwa barag siapa
melakukan tindak pembunuhan dan ada saksi mata yang melihatnya, maka si
pembunuh wajib membayar tebusan atau dihukum
23
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kondisi bangsa Arab sebelum kedatangan islam, terutama di
sekitar Mekkah masih di warnai dengan penyembahan berhala sebagai
Tuhan. Yang di kenal dengan sebutan Paganisme. Selain menyambah
berhala, di kalangan Arab pun ada pula yang menyembah Agama masehi
( Nasrani ), agama ini dipeluk oleh penduduk Yaman, Najran, dan syam.
Di samping itu juga agama Yahudi yang di peluk oleh penduduk Yahudi
imigran di Yaman dan Madinah, serta Agama Majuzi, yaitu agama orang-
orang Persia.
Demikian lah keadaan bangsaArab menjelang kelahiran Nabi
Muhammad SAW yang membawa islam di tengah-tengah bangsa Arab.
Masa itu biasa di sebut dengan Zaman Jahiliyah, masa kebodohan dan
kegelapan dalam beragama. Mekah bukan hanya merupakan pusat
perdagangan local. Tetapi juga sebagai jalur perdagangan dunia yang
sangat penting, yang menghubungkan antara utara, Syam, dan selatan,
yaman , antara timur, Persia, dan barat, Absenia dan mesir.
Dalam bidangsastra, pada masa ini sastra juga memiliki arti
penting dalam kehidupan bangsa Arab, mereka mengabdikan peristiwa-
peristiwa dalam syair yang diperlombakan setiap tahun di pasar seni Ukaz,
Majinnah dan Majaz, bagi yang memiliki syair yang bagus maka akan
diberikan hadiah dan mendapat kehormatan bagi suku atau kabilahnya
serta syairnya di gantungkan di ka’bah yang dinamakan Al-Mu’alaq As-
Sab’ah. Bangsa Arab juga terkenal dengan suka berperang. Selama dua
puluh tiga tahun lebih, Muhammad utusan Allah berjuang dengan gigih,
pantang menyerah dan tak kenal lelah untuk meyampaikan risalah
Tuhannya kepada umat manusia. Berbagai cara dan rintangan menghadang
didepan beliau menghalangi langkah dakwa dan perjuangannya, caci maki,
cemoohan, yang menyakitkan tak pula menjadikan beliau surut langkah
dan menyerah, karena satu tujuan beliau kalimat tauhid kepada Allah
meski tegak di muka bumi. Bertahun-tahun lamanya beliau meneru umat
satu demi satu, dengan hikmah dan hujjab yang nyata, hingga akhirnya
impian beliau untuk menegakkan kalimatullah benar-benar terwujud atas
rahmat dan pertolongan dari Tuhannya.
Pada periode ini, tiga tahun pertama, dakwah islam dilakukan
secara sembunyi-sembunyi. Nabi Muhammad mulai melaksanakan
dakwah islam di lingkungan keluarga, mula-mula istri beliau sendiri, yaitu
24
Khadijah, yang menerima dakwah beliau,kemudian Ali bin Abi Thalib,
Abu Bakar sahabat beliau, lalu Zaid, bekas budak beliau. Di samping itu,
juga banyak orang yang masuk islam dengan perantara-perantara Abu
Bakar yang terkenal dengan julukan Assabiqunal Awwalun (orang-orang
yang lebih dahulu masuk islam), mereka adalah Utsman bin Affan, Sa’ad
bin Abi Waqash, Abdur Rahman bin ‘Auf, Thalhah bin ‘Ubaidillah, Abu
‘Ubaidah bin Jarrah dan Al-Arqam bin Abil Arqam, yang rumahnya
dijadikan markas untuk berdakwah.
Kemudian setelah turun ayat 94 Surah Al-Hijr, nabi Muhammad
memulai berdakwah secara terang-terangan.
Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang
diperintahkan(kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang
musyrik. (QS. Al-Hijr(94))
A. SARAN
Dengan adanya makalah ini semoga kita semua dapat menghargai dan
mengambil hikmah dari setiap kejadian di masa lalu, yang bisa kita sebut
dengan sejarah.
25
DAFTAR PUSTAKA
26