Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH SEJARAH PERADABAN ISLAM

“ISLAM DI MEKAH”

Dosen Pengampu:

Saiful Anwar, Sth.I M.Pd.I

Disusun oleh:

Barkah Rizka Ananda

Alya Tsania Salsabilla

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MA'ARIF MAGETAN (STAIM)


KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah
yang berjudul “Islam di Mekah” dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Magetan, 26 September 2021


Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................................................i

Daftar Isi.........................................................................................................................ii

Bab I................................................................................................................................1

Pendahuluan....................................................................................................................1

A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
C. Tujuan.................................................................................................................2

Bab II..............................................................................................................................3

Pembahasan.....................................................................................................................3

A. Asal mula Islam muncul di Mekah...............................................................................3


B. Perkembangan Islam di Mekah....................................................................................4
C. Hambatan Dakwah Nabi Muhammad SAW ketika di Mekah......................................6
D. Misi Dakwah Nabi Muhammad SAW..........................................................................7

Bab III.............................................................................................................................9

Penutup...........................................................................................................................9

A. Kesimpulan..................................................................................................................9
B. Saran.............................................................................................................................9

Daftar Pustaka.................................................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam ialah agama suci yang diturunkan langsung oleh Allah kepada Nabi Muhammad
SAW melalui malaikat Jibril sebagai petunjuk, pedoman hidup manusia didunia dan
diakhirat.
Arab Saudi merupakan Negara terbesar di Asia Timur Tengah. Di Arab Saudi terdapat
dua tempat suci, yaitu Masjidil Haram di Mekah dan Majid Nabawi di Madinah. Dengan
adanya Ka’bah di tengah kota, Mekah menjadi pusat keagamaan Arab.
Mekah adalah salah satu tempat mulia bagi umat muslim bahkan sebelum Islam datang
dan ditambah dengan lahirnya orang yang paling mulia. Mekah merupakan sebuah kota
yang sangat penting dan terkenal diantara kota – kota di negeri Arab, baik karena tradisinya
maupun letaknya. Mekah menjadi makmur dan kuat. Agama dan masyarakat Arab ketika itu
mencerminkan realitas kesukuan masyarakat Jazirah Arab. Sebagai seorang muslim
hendaknya kita mengetahui sejarah perkembangan Islam khususnya di Mekah.
Sebelum adanya Islam, masyarakat arab khususnya di Kota Mekah memiliki
kebudayaan jahiliyyah, seperti halnya kaum Quraisy yang pada masa itu mereka berlomba –
lomba membuat berhala kemudian menyembahnya. Namun, ketika nabi Muhammad SAW
lahir dan Islam turun, secara bertahap Nabi Muhammad SAW mulai mendakwahkan Islam
dann mulai saat itu perlahan – lahan mulai mmberikan pencerahan dan mengubah kebiasaan
masyarakat Mekah untuk tidak menyembah berhala dan melahirkan kebiasaan untuk
menyembah Allah SWT.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Bagaimana sejarah asal mula Islam muncul di Mekah ?
b. Bagaimana agama Islam di Mekah berkembang ?

1
c. Apa hambatan dakwah Nabi Muhammad SAW ketika di Mekah ?
d. Bagaimana misi dakwah Nabi Muhammad SAW ?

C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penyusunan makalah ini adalah :
A. Mengetahui sejarah asal mula Islam muncul di Mekah.
B. Mengetahui perkembangan Islam di Mekah.
C. Mengetahui hambatan dakwah Nabi Muhammad SAW ketika di Mekah.
D. Mengetahui misi dakwah Nabi Muhammad SAW.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Asal Mula Islam Muncul di Mekah

Nabi Muhammad SAW mulai menyebarkan agama barunya di Mekah. Oleh karena itu, kita
perlu memahami situasi di Mekah sebelum Nabi memulai dakwahnya. Sebagaimana yang telah
disebutkan, Mekah terletak di jalur perdagangan internasional, dan dengan sendirinya menjadi
pusat perdagangan yang penting. Mekah memiliki tingkat kemakmuran yang tinggi karena
letaknya yang berada di jalur penting dari Arabia selatan sampai utara dan Mediteranian, Teluk
Persia, Laut Merah melalui Jiddah dan Afrika.

Mekah adalah salah satu pusat kota penting dengan aktifitas perdagangan yang ramai.
Penduduk yang mendiami wilayah kota ini pada mulanya adalah bangsa Nomad yang mayoritas
penduduknya ialah kaum Badui. Karena mengalami kesulitan hidup, masyarakat Badui ini
mencari tempat tinggal di kawasan kota yang maju seperti Arab Tengah. Proses ini terus
berlanjut hingga berdirinya kerajaan – kerajaan Islam di berbagai wilayah. Dan pada
kenyataannya, sebagaimana diungkapkan Ibnu Khaldun, proses tersebut menjadi faktor yang
menentukan dalam jatuh bangunnya kerajaan – kerajaan Islam tersebut. Penduduk yang berasal
dari bangsa nomad ini, ketika bermigrasi ke pusat kota, tetap mempunyai watak dan loyalitas
kesukaan mereka sendiri (yang oleh Ibnu Khaldun disebut dengan ‘ashabiyah) karena loyalitas
kesukaan inilah yang menjadi faktor penting dalam membentuk kelompok politik yang solid.
Islam lahir di Jazirah Arab. Pada saat itu, Jazirah Arab di apit oleh dua kekaisaran, yaitu
Kekaisaran Persia dan Kekaisaran Bizantium. Kekaisaran Persia menetapkan agama Majusi
sebagai agama resmi di wilayah mereka. Adapun Kekaisaran Romawi atau disebut juga
Kekaisaran Bizantium menetapkan agama Nasrani sebagai agama resmi dengan Injil sebagai
kitab sucinya.

Sementara itu, masyarakat Mekah ada yang beragama Majusi dan ada yang beragama
Nasrani. Selain itu, sebagian masyarakat ada yang menganut agama asli nenek moyangnya, yaitu
menyembah berhala. Dan ada pula sebagian yang menganut agama Yahudi. Masyarakat Mekah
mereka menyembah berhala ataupun pepohonan, mereka tidak mempercayai adanya hari kiamat
dan kehidupan akhirat. Sebenarnya, masyarakat Kota Mekah dahulunya beragama tauhid, yaitu

3
agama yang dibawa oleh Nabi Ibrahim a.s. akan tetapi, karena terputusnya risalah kenabian,
mereka menyembah selain Allah SWT.

Kondisi masyarakat Mekah itu mempengaruhi suku-suku bangsa lainnya. Hal itu disebabkan
setiap tahun Kota Mekah dikunjungi masyarakat lain yang melakukan ibadah haji. Para peziarah
Ka’bah banyak yang tertarik dan meniru cara ibadah masyarakat Kota Mekah.

Kondisi masyarakat Mekah sebelum Islam lahir disebut zaman Jahiliyah atau zaman
Kebodohan. Kebodohan itu bukanlah dalam hal pengetahuan, akan tetapi keyakinan dan akhlak.
Saat itu kesusatraan Arab sangat maju. Di sisi lain, ketidakadilan, kejahatan, dan pelanggaran
hak asasi manusia marak terjadi. Martabat wanita dan budak sangat dihinakan. Oleh karena itu,
Nabi Muhammad SAW diutus oleh Allah untuk mendakwahkan Islam di Mekah

B. Perkembangan Islam di Mekah

Pada usia 40 tahun, Nabi Muhammad SAW sering bertahanus di Gua Hira. Gua Hira terletak
6 km di sebelah timur Kota Mekah. Di tempat itu, Nabi Muhammad SAW merenungi keadaan
masyarakatnya. Pada tanggal 17 Ramadhan 611 M, datanglah malaikat Jibril menyampaikan
wahyu yang pertama, yaitu Surah Al-‘Alaq ayat 1-5 Ini adalah ayat Al-Qur’an yang pertama
yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW. Turunnya wahyu pertama itu
menandakan bahwa Nabi Muhammad SAW telah diangkat menjadi utusan Allah SWT. Setelah
malaikat Jibril datang yang pertama kali kepada Nabi Muhammad SAW untuk menyampaikan
wahyu yang pertama, ia tidak datang-datang lagi hingga beberapa waktu. Nabi Muhammad SAW
menanti–nanti kedatangannya lagi. Akhirnya, beliau datang ke Gua Hira seperti kebiasaannya
sebelum menerima wahyu. Hari tidak turunnya wahyu tersebut disebut Fatratul Wahyi (masa
berselangnya wahyu).

Pada suatu hari, Nabi Muhammad SAW datang ke Gua Hira, dan ketika berada disitu
terdengarlah suara dari langit. Lalu, beliau melihat ke atas maka dilihatlah Malaikat Jibril.
Melihat pemandangan itu, tubuh beliau gemetar. Lalu beliau pelang kerumah. Beliau langsung
tidur sambil berkata kepada keluarganya, “Selimutilah saya! Selimuti saya!”.

Dalam keadaan sedang tidur, datanglah Malaikat Jibril menyamapikan wahyu yang kedua yakni
surah Al–Muddatsir Ayat 1-7. Ayat ini menjadi pertanda dimulainya misi Rasulullah SAW

4
dalam berdakwah menyebarkan agama Islam, dengan memberikan peringatan kepada seluruh
umat manusia agar menyembah Allah SWT dan mengesakan-Nya.

Rasulullah SAW berdakwah dengan menggunakan dua strategi diantara adalah sebagai berikut :

1. Dakwah Rasulullah SAW secara sembunyi-sembunyi

Rasulullah SAW melakukan dakwah yang pertama kalinya ialah kepada keluarga dan
sahabatnya. Mulai dari Khodijah (isterinya), Ali bin Abi Thalib (Putra pamannya), Abu Bakar
(sahabatnya), dan Zaid bin Harisah (pembantunya). Kemudian diikuti oleh Usman bin Affan,
Abdurrahman bin Auf, Zubair bin Awwam, Sa’ad bin Abi Waqqas, Talhah bin Ubaidilah, Abu
Ubaidah bin Jarrah, dan Arqam bin Abil Arqam. Mereka yang masuk Islam generasi pertama
disebut Assabiqunal Awwalun.

Nabi Muhammad SAW melakukan dakwah secara sembunyi–sembunyi bermaksud menyiapkan


orang – orang yang mendukung beliau dan menyiapkan orang – orang yang menjadi juru dakwah
beliau. Rumah Arqam bin Abil Warqam dijadikan sebagai pusat dakwah pada saat itu.

2. Dakwah Raulullah SAW secara terang–terangan

Setelah 3 tahun Rasulullah SAW berdakwah secara sembunyi–sembunyi. Turunlah firman


Allah SWT : Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan
(kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik. (QS. Al-Hijr[15] : 94).

Ayat tersebut menerangkan bahwa Allah memerintahkan agar Nabi Muhammad SAW
mendakwahkan Islam secara terang–terangan. Langkah pertama yang dilakukan oleh Nabi
Muhammad SAW ialah mengumpulkan warga di Bukit Safa. Setelah semua berkumpul di Bukit
Safa termasuk Abu Lahab paman Nabi, Rasulullah SAW berdialog dengan warga hingga beliau
bersabda bahwa sesungguhnya beliau di utus oleh Allah SWT sebagai pemberi peringatan bahwa
adanya siksaan Allah SWT yang sangat keras. Namun sebelum Nabi selesai bicara, Abu Lahab
memotong pembicaraan beliau dengan mengatakan “Celakalah kamu wahai Muhammad, apakah
hanya untuk ini kau kumpulkan kami ?” Abu Lahab melempari Nabi Muhammad SAW
menggunakan batu.

5
Dakwah Rasulullah SAW dientang dan ditolak oleh pamannya sendiri yaitu Abu Lahab
beserta isterinya. Dengan adanya penolakan tersebut Allah SWT menurunkan surah Al-Lahab
yang isinya tentang siksaan akibat sikap Abu Lahab dan isterinya.

Menghadapi ancaman tersebut, Nabi Muhammad SAW beserta pengikut setianya tidak
mundur. Sedikit demi sedikit dakwa Islam tetap berjalan. Pada masa–masa awal tersebut, orang–
orang yang dapat menerima dakwah Nabi Muhammad SAW adalah dari golongan tertindas dan
kaum miskin.

C. Hambatan Dakwah Nabi Muhammad SAW ketika di Mekah

Dalam proses mendakwahkan Islam, Nabi Muhammad SAW mendapat banyak rintangan,
tantangan, serta ancaman dari berbagai kalangan. Namun, Abu Thalib semasa hidupnya ia
melindungi Rasulullah dalam proses berdakwah.

Banyak tokoh Quraisy yang membujuk Abu Thalib agar melepaskan perlindungan terhadap
Nabi Muhammad SAW. Diantara tokoh–tokoh tersebut adalah Abu Jahal, Abu Lahab, Abu
Sufyan, dan Utbah bin Rubi’ah. Merekalah kaum yang paling bersemangat untuk mengahalangi
dakwah Nabi Muhammad SAW.

Adanya desakan untuk menghentikan dakwah yang bertubi–tubi sempat membuat Abu
Thalib goyah. Akhirnya, ia berusaha membujuk Nabi Muhammad SAW untuk menghentikan
dakwahnya. Akan tetapi, permohonan pamannya tersebut ditolak. Para pengikut Nabi
Muhammad SAW banyak yang mengalami siksaan yang dilakukan oleh kaum Quraisy. Diantara
sahabat beliau adalah Bilal bin Rabbah yang mendapat siksaan yang kejam dengan cara dikat,
dijemur dibawah terik matahari, dadanya ditindih dengan batu besar dan dicambuk, Usman bin
Mazam di pukul kepalanya hingga menyebabkan matanya rusak, keluarga Amr bin Yasir, Zubair
bin Awwam, dan Abu Bakar.

Meskipun demikian, hal tersebut tidak menyurutkan semangat kaum muslimin dalam
berdakwah dan itu menunjukkan Islam adalah agama yang benar–benar kuat sehingga pengikut
Islam bertambah banyak. Untuk mengahdapi hambatan–hambatan yang sangat berat tersebut,
NabiMuhammad SAW memerintahkan untuk hijrah (pindah) ke Ethiopia atau Habasyah.

6
Selain berbentuk siksaan fisik dan bujukan, usaha kaum kafi Quraisy untuk menghalangi dakwah
Rasulullah SAW juga dilakukan dengan pemboikotan selama 3 tahun. Bentuk pemboikotan itu
antara lain :

1. Tidak mau berbicara dengan orang Islam,


2. Tidak mau berjual beli dengan orang Islam,
3. Tidak mau menikah dengan orang Islam.

namun, pemboikotan itu berhenti setelah papan pengumuman pemboikotan yang dipasang di
Ka’bah hancur dimakan rayap. Selain itu, beberapa kaum Quraisy tidak tega melihat akibat
pemboikotan tersebut. Kemudian Nabi Muhammad SAW mendapat kesulitan baru lagi setelah
meninggalnya dua orang yang dicintainya, yakni Abu Thalib (usia 87 tahun) dan Khadijah (usia
50 tahun) dalam waktu yang bersamaan yaitu hanya berselang tiga hari saja. Tahun ini
dinamakan “Amul Khuzni” yang berarti tahun kesedihan dengan wafatnya dua orang yang selalu
melindunginya. Orang – orang Quraisy semakin keras mengganggu Rasulullah SAW sehingga
beliau merasa tertekan sekali. Nabi Muhammad SAW menyiarkan agama ke Thaif di tengah
suku Thaif, namun beliau ditolak oleh penduduk Thaif bahkan mereka menyakiti beliau dengan
melempari batu. Beliau berlindung ke kebun milik Utbah dan Syaibah anak–anak Rabi’ah yang
memperhatikan keadaannya.

Nabi Muhammad saw tidak putus asa dalam menyiarkan dakwah Islam terutama ke kebilah-
kabilah yang ada di Makkah seperti mendatangi rumah -rumah Bani Kindah, Bani Kalb, Bani
Amir dan Bani Hanifah ibn Sa’sa’ah. Namun mereka menolak dakwahnya. Setelah masa
berkabung berlalu berfikirlah Nabi untuk kawin lagi, dengan harapan dapatlah perkawinan itu
menghibur hatinya. Maka dipilihlah Aisyah binti Abi bakar yang masih berumur tujuh tahun,
karenanya hanya akad nikah yang dilaksanakan, sedangkan perkawinannya dilakukan dua tahun
kemudian. Perkawinan itu dimaksudkan untuk mempererat tali persaudaraan dengan Abu Bakar
yang telah menemani Nabi sejak awal mula Islam.

D. Misi Dakwah Nabi Muhammad SAW

Suatu perubahan atau suatu hal baru dalam masyarakat akan menimbulkan pendukung dan
penentang. Hal tersebut terjadi ketika Nabi menyebarkan misi dakwahnya. Sebelum memulai
dakwahnya, Nabi Muhammad SAW dikenal sebagai orang yang dapat dipercaya. Beliau

7
memiliki sifat siddiq, amanah, tabligh serta fatonah yang sangat bermanfaat dalam proses
dakwahnya.

Misi dakwah Nabi Muhammad SAW mengubah masyarakat jahiliyyah menjadi masyarakat
yang sejahtera berdasakan agama tauhid. Dalam berdakwah, Rasulullah SAW menggunakan
siasat–siasat agar dakwah beliau diterima oleh masyarakat Mekah. Pada tahap awal, beliau
mengumpulkan pendukung setia. Cara yang digunakan beliau ialah dengan sembunyi–sembunyi
dan ditujukan kepada orang–orang terdekatnya.

Tahap kedua adalah mulai berdakwah secara terbuka. Pada tahap ini, hambatan yang
menghalangi dakwah beliau semakin membesar sehingga beliau memerintahkan untuk berpindah
sambil tetap melanjutkan misi dakwah.

Nabi Muhammad SAW akhirnya berpindah melakukan dakwahnya ke Madinah. Beliau


menyusun kekuatan untuk tetap melanjutkan dakwahnya, Semua tahapan berdasarkan petunjuk
Allah SWT dan dengan berpegang teguh pada petunjuk Allah SWT akhirnya Nabi Muhammad
SAW mencapai keberhasilan.

Dari perjuangan–perjuangan Nabi Muhammad SAW mendakwahkan Islam di Mekah kita


dapat meneladani perjuangan beliau diantaranya sebagai berikut :

1. Menampilkan sikap terpuji dan memiliki sifat siddiq, amanah, tabligh, dan fathonah.
2. Menyebarkan misi dakwah Islam melalui orang–orang terdekat terlebih dahulu untuk
mencari pendukung setia.
3. Menyusun kekuatan untuk mendakwahkan Islam dan membela kebenaran.
4. Menyandarkan keberhasilan pada Allah SWT

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan tentang Perkembangan Islam Periode Mekah diatas kita dapat
mengambil kesimpulan diantaranya sebagai berikut :
1. Kondisi masyarakat Mekah sebelum Islam yang tidak menerima agama tauhid serta memiliki
kebiasaan yang tidak sesuai dengan ajaran agama, maka Allah SWT mengutus Nabi
Muhammad SAW untuk mendakwahkan agama Islam.
2. Islam di Mekah berkembang memiliki tahapan–tahapan yaitu Rasulullah SAW berdakwah
secara sembunyi–sembunyi untuk mencari pendukung setia, dan Rasulullah SAW berdakwah
secara terang–terangan setelah mendapat pendukung yang cukup.
3. Dalam berdakwah Rasulullah SAW mendapat banyak rintangan, hambatan, serta ancaman
dari kaum Quraisy diantaranya ialah siksaan fisik, bujukan, serta pemboikotan dimana hal
itu sangat mengancam dalam proses dakwah kaum muslimin. Ditambah lagi, ketika
Rasulullah SAW ditinggal oleh dua orang yang disayanginya. Namun Rasulullah SAW tidak
berputus asa dan tetap melanjutkan dakwah beliau dan dengan semangat juang kaum
muslimin membuat pendukung serta pengikut kaum muslimin semakin bertambah banyak.
4. Misi dakwah Rasulullah SAW adalah mengubah masyarakat Jahiliyyah menjadi masyarakat
yang sejahtera berdasarkan agama tauhid serta mengubah kebiasaan masyarakat Mekah yang
tidak sesuai ajaran agama Islam.

B. Saran

Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun masih mempunyai banyak kekurangan,
oleh karena itu kami menerima kritik dan saran yang bersifat membangun.

9
DAFTAR PUSTAKA

Darsono, H, T. Ibrahim, Tonggak Sejarah Kebudayaan Islam, Tiga Serangkai Pustaka Mandiri,
Solo, 2017.

Perjalanan Dakwah Islamiyyah Rasulullah SAW Periode Mekah dan Madinah, (2010), tersedia:
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2314/1/MOHAMMAD
%20IRFANDI-FDK.PDF

Engineer, Asghar Ali, Asal-Usul dan Perkembangan Islam, Insist bekerjasama dengan Pustaka
Pelajar(Anggota IKAPI), Yogyakarta,1999

Masa Pembinaan Pendidikan Islam Periodesasi Mekah Madinah, (2016), tersedia:


https://fauziladzim27.files.wordpress.com/2016/04/makalah-masa-periodisasi-islam-
mekkah-madinah.pdf

Peradaban Islam Rasulullah Periode Makkah, (2014), online, Tersedia :


http://fuadhasanspi.blogspot.co.id/2014/06/makalah-peradaban-islam-rasulullah.html

10

Anda mungkin juga menyukai