Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan nikmat dan
karunia-Nya kepada kita sehingga makalah dengan judul “DAKWAH
RASULULLAH PERIODE MADINAH” dapat diselesaikan tepat waktu.
Makalah ini sebagai tugas dari mata pelajaran PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. Adapun
tujuan dari penyusunan makalah ini agar siswa dapat memahami lebih dalam tentang materi
tersebut. Makalah ini tidak dapat diselesaikan tanpa bantuan dan kerjasama dari rekan-rekan
serta bimbingan dari guru pembimbing. Untuk itu kami ucapkan banyak terima kasih.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik dari segi isi maupun penyusunannya, sebagaimana kata pepatah “tak ada
gading yang tak retak” kesempurnaan hanyalah milik Allah swt.
Akhirnya perlu kami sampaikan bahwa makalah ini selalu terbuka untuk menerima
masukan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan dari guru
pembimbing, rekan-rekan siswa maupun yang membaca makalah ini. Terima kasih.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………….. 1


DAFTAR ISI ……………………………………………………………… 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………..……… 3
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………. 3
C. Tujuan……………………………………………………………………… 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Rasulullah Berhijrah ke Madinah…...…………………….. 4
B. Kondisi Madinah Sebelum Kedatangan Nabi Muhammad SAW….……… 4
C. Strategi Dakwah Nabi Muhammad SAW Di Madinah…………………..… 5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………....…. 9
B. Saran……………………………………………………………………..…. 9
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………... 10

2
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Saat ini banyak masyarakat yang tidak tahu bagaimana sejarah awal rasulullah saw
sampai ia diangkat menjadi rasul.serta sejarah bagaimana rasulullah
menyampaikan/menyebarkan agama islam melalui dakwah-dakwahnya.dalam menyampaikan
dakwah – dakwahnya rasulullah banyak menggunakan berbagai macam strategi.
Muhammad saw adalah nabi terakhir dan merupakan rasul ulul azmi. Sekitar tahun 570
Mekkah adalah sebuah kota yang sangat penting dan terkenal diantara kota-kota di negeri
arab,baik karena tradisinya maupun karena letaknya.kota ini dilalui jalur perdangangan yang
ramai menghubungkan yaman di selatan dan siria di utara.dengan adanya ka’bah ditengah
kota,mekkah menjadi pusat keagamaan arab.didalamnya terdapat 360 berhala, mengelilingi
berhala utama, hubal. mekkah kelihatan makmur dan kuat.agama dan masyarakat arab pada masa
itu mencerminikan realitas kesukuan masyarakat jazirah arab dengan luas satu juta mil persegi.
Kota ini merupakan tempat pertama rasulullah saw menyebarkan agama islam dan
menyampaikan dakwahnya sekaligus juga merupakan tempat kelahiran rasulullah nabi
muhammad saw.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana awal muhammad saw menjadi rasul allah swt?
2. Bagaimana strategi dan substansi dakwah rasullah saw pada periode mekah?

C. Tujuan
1. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang sejarah dakwah rasulullah periode mekah.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Rasulullah Berhijrah ke Madinah


Terjadinya perlawanan yang menentang penyebaran agama Islam dari
Mekkah, menyebabkan Nabi Muhammad SAW melakukan hijrah dari Mekkah ke
Madinah. Tetpi sebelum hijrah dilakukan, telah terjadi peristiwa yang sangat penting, yaitu
peristiwa Isra’ dan Mi’raj pada tanggal 27 Rajab tahun 621 M.
Keadaan di Madinah sangat jauh berbeda dengan di Mekkah, kalau di
Mekkah, Nabi Muhammad SAW islam dimusuhi dan mendapat perlawanan sehingga tidak
mungkin untuk berkembang sedangkan di Madinah Nabi Muhammad SAW disambut dengan
gembira, karena kedatangan Nabi sudah lama diharapkan.
Di Madinah perkembangan agama Islam cukup pesat dan penganutnya
Dakwah Rasulullah yang dilakukan si Mekkah baik secara sembunyi-sembunyi maupun terang-
terangan berlangsung selama 13 tahun. Rintangan makin lama makin bertambah karena itu Allah
Menyediakan Tempat yang subur untuk da’wah yaitu Madinah. Disinilah membangun umat
untuk dijadikan duta keseluruh pelosok dunia

B. Kondisi Madinah Sebelum Kedatangan Nabi Muhammad SAW


Kota Madinah sekarang ini berada di wilayah kekuasaan pemerintahan Kerajaan Arab
Saudi, terletak sekitar 160 km dari Laut Merah dan pada jarak kurang lebih 350 km sebelah utara
dari kota makkah. Kondisi tanah kota Madinah dikenal subur. Di sana terdapat oase-oase untuk
tanah pertanian, oleh karena itu penduduk kota ini memiliki usaha pertanian, selain berdagang
dan beternak. Usaha pertanian ini menghasilkan sayur-sayuran dan buah-buahan. Tentunya
kondisi Madinah berbeda dengan kondisi Makkah yang tandus dan gersang. Sebelum Nabi hijrah
Kota Madinah disebut dengan Yastrip. Penamaan Madinah secara bahasa mempunyai akar kata
yang sama dengan “tamaddun” yang berarti peradaban.
Kondisi masyarakat Yastrip sebelum Islam dating terdiri atas dua suku bangsa, yaitu
bangsa Arab dan bangsa Yahudi. Bangsa Arab yang tinggal di Yastrip terdiri atas penduduk
setempat dan pendatang dari Arab Selatan yang pindah ke Yastrip karena pecahnya bendungan
Ma’arib.

4
Persoalan yang dihadapi masyarakat Yastrip waktu itu adalah tidak adanya
kepemimpinan yang membawahi semua suku Yastrip. Hanya ada pemimpin-pemimpin suku
yang saling berebut pengaruh. Akibatnya, perang antar-suku pun sering terjadi.

C. Strategi Dakwah Nabi Muhammad SAW Di Madinah


1). Perjanjian Aqabah
Peristiwa Hijrahnya kaum muslim Makkah ke Madinah, selain kondisi dalam masyarakat
Makkah yang sangat keras terhadap dakwah Islam, juga disebabkan oleh perjanjian penting yang
sudah disepakati, yaitu “Perjanjian Aqabah” yang berlansung dua kali di Bukit ‘Aqabah’ yang
disebut dengan “Baiatul ‘Aqabah I dan II”.
Perjanjian Aqabah I terjadi pada tahun ke dua belas kenabian. Pada saat itu dua belas
orang laki-laki dan seorang perempuan dari suku Khazraj dan Aus Madinah datang pada
Rasulullah di Makkah. Mereka menyatakan diri masuk Islam, mereka berjanji bahwa “Kami
tidak akan mempersekutukan Allah dengan sesuatu apapun, kami tidak akan mencuri, berzina
atau membunuh anak-anak kami, tidak akan ada fitnah memfitnah, dan tidak akan mendurhakai
Muhammad dengan sesuatu yang tidak kami ingini”. Orang-orang Madinah yang masuk Islam
itu dengan mudah karena sudah pernah mendengar ajaran Taurat dari kaum Yahudi, yaitu
tentang hari kebangkitan, balasan terhadap perbuatan manusia, dan nabi yang terakhir.
Perjanjian Aqabah II berlangsung satu tahun kemudian. Pada saat itu ada 73 orang dari
suku Khazraj menghadap Rasulullah, kali ini mereka menyarankan agar Rasulullah hijrah ke
Madinah.
Baiatul Aqabah II berisi kesanggupan mereka untuk masuk Islam dan kemudian berjanji :
1. Akan selalu mendengar dan menaati Nabi Muhammad saw;
2. Menafkahkan harta, baik dalam keadaan mudah maupun sulit;
3. Melakukan amar makruf nahi mungkar;
4. Tetap tabah menghadapi celaan kaum kafir;
5. Melindungi Nabi Muhammad saw, dan menjamin keamanan beliau sebagaimana membela
dan melindungi keluarga mereka sendiri hingga titik darah penghabisan.

5
2). Mendirikan Masjid
Mendirikan masjid, hal ini merupakan usaha pertama nabi yang sangat penting dalam
pembinaan masyarakat yaitu sebagai tempat beribadah kepada Allah, tempat Rasulullah
manyampaikan ajaran-ajaran beliau dari wahyu Allah yang baru diterima. Masjid ini juga tempat
para sahabat bermusyawarah atau menanyakan suatu masalah kepada Rasululah dan juga
berfungsi sebagai tempat menerima tamu dari negeri lain. Masjid yang pertama kali di bangun
oleh Nabi adalah Masjid Nabawi. Kemudian umat islam turut-turut membangun beberapa masjid
Jumu’ah (tempat pertama Rasulullah melaksanakan shalat jumat), Masjid Gamamah (tempat
pertama kali dilaksanakan shalat hari raya Islam), Masjid Bani Quraizah, Masjid Salman, Masjid
Ali.

3). Ukhuwah Islamiyah


Para penduduk kota Madinah telah mendengar bahwa Rasulullah akan hadir dan menetap
di kota mereka. Para penduduk menyambut kehadiran Rasulullah dengan riang gembira.
Penduduk Madinah yang menyambut kehadiran Rasulullah disebut sebagai kaum Anshar, sedang
kaum Muslimin yang hijrah dari Makkah ke Madinah disebut kaum Muhajirin.
Meskipun kaum Anshar mengetahui bahwa sebagiankaum Muhajirin tidak membawa
harta bendanya ketika berhijrah, kaum Anshar tetap bersedia berbagi tempat tinggal, pekerjaan,
dan pakaian. Bahkan, Rasulullah menyatakan bahwa kaum Anshar dan kaum Muhajirin saling
mewarisi. Dasar persaudaraan yang di bangun oleh Rasulullah adalah Ukhuwah Islamiyah, yaitu
persaudaraan yang didasarkan pada kesamaan suku. Para sahabat yang dipersaudarakan, antara
lain :
a. Abu Bakar as-Siddiq dengan Kharijah Bin Zuhair;
b. Umar Bin Khitab dengan Itban bin Malik;
c. Utsman bin Affan dengan Aus bin Tsabit;
d. Zubair bin Awwam dengan Salamah bin Salamah;
e. Salman al-Farisi dengan Abu Darda’.
Tujuan mempersaudarakan mereka adalah agar satu sama lain saling tolong menolong, yang
mampu menolong yang kekurangan, serta untuk menyelapkan rasa asing pada diri sahabat-
sahabat Muhajirin di kota Madinah.

6
4). Meletakan Dasar-Dasar Negara
Selanjutnya Nabi saw. merumuskan piagam yang berlaku bagi seluruh kaum Muslimin
dan orang-orang Yahudi. Piagam inilah yang oleh Ibnu Hisyam disebut sebagai undang-undang
dasar negara dan pemerintahan Islam yang pertama. Isinya mencakup tentang perikemanusiaan,
keadilan sosial, toleransi beragama, gotong royong untuk kebaikan masyarakat, dan lain-lain.
Saripatinya adalah sebagai berikut:
 Kesatuan umat Islam, tanpa mengenal perbedaan.
 Persamaan hak dan kewajiban.
 Gotong royong dalam segala hal yang tidak termasuk kezaliman, dosa, dan permusuhan.
 Kompak dalam menentukan hubungan dengan orang-orang yang memusuhi umat.
 Membangun suatu masyarakat dalam suatu sistem yang sebaik-baiknya, selurusnya dan sekokoh-
kokohnya.
 Melawan orang-orang yang memusuhi negara dan membangkang, tanpa boleh memberikan
bantuan kepada mereka.
 Melindungi setiap orang yang ingin hidup berdampingan dengan kaum Muslimin dan tidak boleh
berbuat zalim atau aniaya terhadapnya.
 Umat yang di luar Islam bebas melaksanakan agamanya. Mereka tidak boleh dipaksa masuk Islam
dan tidak boleh diganggu harta bendanya.
 Umat yang di luar Islam harus ambil bagian dalam membiayai negara, sebagaimana umat Islam
sendiri.
 Umat non Muslim harus membantu dan ikut memikul biaya negara dalam keadaan terancam.
 Umat yang di luar Islam, harus saling membantu dengan umat Islam dalam melindungi negara dan
ancaman musuh.
 Negara melindungi semua warga negara, baik yang Muslim maupun bukan Muslim.
 Umat Islam dan bukan Islam tidak boleh melindungi musuh negara dan orang-orang yang
membantu musuh negara itu.
 Apabila suatu perdamaian akan membawa kebaikan bagi masyarakat, maka semua warga negara
baik Muslim maupun bukan Muslim, harus rela menerima perdamaian.
 Seorang warga negara tidak dapat dihukum karena kesalahan orang lain. Hukuman yang mengenai
seseorang yang dimaksud, hanya boleh dikenakan kepada diri pelaku sendiri dan keluarganya.
 Warga negara bebas keluar masuk wilayah negara sejauh tidak merugikan negara.

7
 Setiap warga negara tidak boleh melindungi orang yang berbuat salah atau berbuat zalim.
 Ikatan sesama anggota masyarakat didasarkan atas prinsip tolong-menolong untuk kebaikan dan
ketakwaan, tidak atas dosa dan permusuhan.

Dasar-dasar tersebut ditunjang oleh dua kekuatan. Kekuatan spiritual yang meliputi
keimanan seluruh anggota masyarakat kepada Allah, keimanan akan pengawasan dan
penlindungan-Nya bagi orang yang baik dan konsekuen, dan Kekuatan material yaitu
kepemimpinan negara yang tercerminkan oleh Nabi Muhammad saw.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjelasan makalah di atas, maka dapat di ambil kesimpulan bahwa dakwah
Rasulullah SAW periode Madinah itu merupakan dakwah lanjutan yang dilakukan Rasulullah
SAW pada saat beliau hijrah dari kota Mekah ke kota Madinah. Dimana dalam periode Madinah
ini, pengembangan Islam lebih ditekankan pada dasar-dasar pendidikan masyarakat Islam dan
pendidikan sosial kemasyarakatan.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini, masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, kritikan dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan
guna perbaikan makalah kami dimasa yang akan datang.

9
DAFTAR PUSTAKA

Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Amzah, 2010), hal. 63.
http://kajian-muslimah.blogspot.com/2005/05/shirah-tentang-fase-dakwah-di-madinah.html
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, ), hal. 25.
http://saminsyb.blogspot.com/2012/01/ski-sejarah-dakwah-rasulullah-saw.html
http://kajian-muslimah.blogspot.com/2005/05/shirah-tentang-fase-dakwah-di-madinah.html

10
11

Anda mungkin juga menyukai