Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan nikmat dan
karunia-Nya kepada kita sehingga makalah dengan judul “DAKWAH
RASULULLAH PERIODE MADINAH” dapat diselesaikan tepat waktu.
Makalah ini sebagai tugas dari mata pelajaran PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. Adapun
tujuan dari penyusunan makalah ini agar siswa dapat memahami lebih dalam tentang materi
tersebut. Makalah ini tidak dapat diselesaikan tanpa bantuan dan kerjasama dari rekan-rekan
serta bimbingan dari guru pembimbing. Untuk itu kami ucapkan banyak terima kasih.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik dari segi isi maupun penyusunannya, sebagaimana kata pepatah “tak ada
gading yang tak retak” kesempurnaan hanyalah milik Allah swt.
Akhirnya perlu kami sampaikan bahwa makalah ini selalu terbuka untuk menerima
masukan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan dari guru
pembimbing, rekan-rekan siswa maupun yang membaca makalah ini. Terima kasih.
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Saat ini banyak masyarakat yang tidak tahu bagaimana sejarah awal rasulullah saw
sampai ia diangkat menjadi rasul.serta sejarah bagaimana rasulullah
menyampaikan/menyebarkan agama islam melalui dakwah-dakwahnya.dalam menyampaikan
dakwah – dakwahnya rasulullah banyak menggunakan berbagai macam strategi.
Muhammad saw adalah nabi terakhir dan merupakan rasul ulul azmi. Sekitar tahun 570
Mekkah adalah sebuah kota yang sangat penting dan terkenal diantara kota-kota di negeri
arab,baik karena tradisinya maupun karena letaknya.kota ini dilalui jalur perdangangan yang
ramai menghubungkan yaman di selatan dan siria di utara.dengan adanya ka’bah ditengah
kota,mekkah menjadi pusat keagamaan arab.didalamnya terdapat 360 berhala, mengelilingi
berhala utama, hubal. mekkah kelihatan makmur dan kuat.agama dan masyarakat arab pada masa
itu mencerminikan realitas kesukuan masyarakat jazirah arab dengan luas satu juta mil persegi.
Kota ini merupakan tempat pertama rasulullah saw menyebarkan agama islam dan
menyampaikan dakwahnya sekaligus juga merupakan tempat kelahiran rasulullah nabi
muhammad saw.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana awal muhammad saw menjadi rasul allah swt?
2. Bagaimana strategi dan substansi dakwah rasullah saw pada periode mekah?
C. Tujuan
1. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang sejarah dakwah rasulullah periode mekah.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Persoalan yang dihadapi masyarakat Yastrip waktu itu adalah tidak adanya
kepemimpinan yang membawahi semua suku Yastrip. Hanya ada pemimpin-pemimpin suku
yang saling berebut pengaruh. Akibatnya, perang antar-suku pun sering terjadi.
5
2). Mendirikan Masjid
Mendirikan masjid, hal ini merupakan usaha pertama nabi yang sangat penting dalam
pembinaan masyarakat yaitu sebagai tempat beribadah kepada Allah, tempat Rasulullah
manyampaikan ajaran-ajaran beliau dari wahyu Allah yang baru diterima. Masjid ini juga tempat
para sahabat bermusyawarah atau menanyakan suatu masalah kepada Rasululah dan juga
berfungsi sebagai tempat menerima tamu dari negeri lain. Masjid yang pertama kali di bangun
oleh Nabi adalah Masjid Nabawi. Kemudian umat islam turut-turut membangun beberapa masjid
Jumu’ah (tempat pertama Rasulullah melaksanakan shalat jumat), Masjid Gamamah (tempat
pertama kali dilaksanakan shalat hari raya Islam), Masjid Bani Quraizah, Masjid Salman, Masjid
Ali.
6
4). Meletakan Dasar-Dasar Negara
Selanjutnya Nabi saw. merumuskan piagam yang berlaku bagi seluruh kaum Muslimin
dan orang-orang Yahudi. Piagam inilah yang oleh Ibnu Hisyam disebut sebagai undang-undang
dasar negara dan pemerintahan Islam yang pertama. Isinya mencakup tentang perikemanusiaan,
keadilan sosial, toleransi beragama, gotong royong untuk kebaikan masyarakat, dan lain-lain.
Saripatinya adalah sebagai berikut:
Kesatuan umat Islam, tanpa mengenal perbedaan.
Persamaan hak dan kewajiban.
Gotong royong dalam segala hal yang tidak termasuk kezaliman, dosa, dan permusuhan.
Kompak dalam menentukan hubungan dengan orang-orang yang memusuhi umat.
Membangun suatu masyarakat dalam suatu sistem yang sebaik-baiknya, selurusnya dan sekokoh-
kokohnya.
Melawan orang-orang yang memusuhi negara dan membangkang, tanpa boleh memberikan
bantuan kepada mereka.
Melindungi setiap orang yang ingin hidup berdampingan dengan kaum Muslimin dan tidak boleh
berbuat zalim atau aniaya terhadapnya.
Umat yang di luar Islam bebas melaksanakan agamanya. Mereka tidak boleh dipaksa masuk Islam
dan tidak boleh diganggu harta bendanya.
Umat yang di luar Islam harus ambil bagian dalam membiayai negara, sebagaimana umat Islam
sendiri.
Umat non Muslim harus membantu dan ikut memikul biaya negara dalam keadaan terancam.
Umat yang di luar Islam, harus saling membantu dengan umat Islam dalam melindungi negara dan
ancaman musuh.
Negara melindungi semua warga negara, baik yang Muslim maupun bukan Muslim.
Umat Islam dan bukan Islam tidak boleh melindungi musuh negara dan orang-orang yang
membantu musuh negara itu.
Apabila suatu perdamaian akan membawa kebaikan bagi masyarakat, maka semua warga negara
baik Muslim maupun bukan Muslim, harus rela menerima perdamaian.
Seorang warga negara tidak dapat dihukum karena kesalahan orang lain. Hukuman yang mengenai
seseorang yang dimaksud, hanya boleh dikenakan kepada diri pelaku sendiri dan keluarganya.
Warga negara bebas keluar masuk wilayah negara sejauh tidak merugikan negara.
7
Setiap warga negara tidak boleh melindungi orang yang berbuat salah atau berbuat zalim.
Ikatan sesama anggota masyarakat didasarkan atas prinsip tolong-menolong untuk kebaikan dan
ketakwaan, tidak atas dosa dan permusuhan.
Dasar-dasar tersebut ditunjang oleh dua kekuatan. Kekuatan spiritual yang meliputi
keimanan seluruh anggota masyarakat kepada Allah, keimanan akan pengawasan dan
penlindungan-Nya bagi orang yang baik dan konsekuen, dan Kekuatan material yaitu
kepemimpinan negara yang tercerminkan oleh Nabi Muhammad saw.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan makalah di atas, maka dapat di ambil kesimpulan bahwa dakwah
Rasulullah SAW periode Madinah itu merupakan dakwah lanjutan yang dilakukan Rasulullah
SAW pada saat beliau hijrah dari kota Mekah ke kota Madinah. Dimana dalam periode Madinah
ini, pengembangan Islam lebih ditekankan pada dasar-dasar pendidikan masyarakat Islam dan
pendidikan sosial kemasyarakatan.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini, masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, kritikan dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan
guna perbaikan makalah kami dimasa yang akan datang.
9
DAFTAR PUSTAKA
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Amzah, 2010), hal. 63.
http://kajian-muslimah.blogspot.com/2005/05/shirah-tentang-fase-dakwah-di-madinah.html
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, ), hal. 25.
http://saminsyb.blogspot.com/2012/01/ski-sejarah-dakwah-rasulullah-saw.html
http://kajian-muslimah.blogspot.com/2005/05/shirah-tentang-fase-dakwah-di-madinah.html
10
11