Anda di halaman 1dari 25

MENELADANI PERJUANGAN DAKWAH

RASULULLAH SAW DI MEKKAH

Disusun oleh kelompok 2 :


1. Annisa Dwi Kurniawati (04) 7. Latifah Dian Kartika (17)
2. Annisa Indira Balqis (05) 8. Nabil Putra Yuan (21)
3. Cinda Safa Nasabilah Yuan (07) 9. Nikita Maharani (22)
4. Firly Gadiza Asry (11) 10. Rezkha Aulia Permatasari (24)
5. Kaila Safira Billah (16) 11. Mochammad Ringgo Ramdani (19)
6. Ismillah Nur Aliyah (14) 12. Wirawan Wisnu Wisanggeni (26)
X MIPA 6

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah dengan judul
“Meneladani Perjuangan Dakwah Rasulullah Di Madinah” ini dapat tersusun hingga selesai.
Tidak lupa juga kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Penyusunan
makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dalam mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam. Selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan agar menambah pengetahuan dan
wawasan bagi para pembaca.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman maka kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca demi kesempuraan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini
dapat berguna bagi para pembaca.

Sidoarjo, 03 Februari 2022

Penyusun

DAKWAH RASULULLAH 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………1

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………...2

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang……………………………………………………………………………3

B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………...4

C. Tujuan………………………………………………………………………………….…4

BAB 2 PEMBAHASAN

A. Sejarah Dakwah Rasulullah Saw Periode Madinah………………………………………5

B. Faktor Hijrah Nabi Muhammad saw Ke Yatsrib (Madinah)……………………………..7

C. Substansi Dan Strategi Dakwah Rasulullah Saw Periode Madinah…………………….10

D. Respon Masyarakat Madinah Terhadap Dakwah Rasulullah Saw……………………...15

E. Faktor-Faktor Penyebab Keberhasilan Dakwah Rasulullah Saw Di Madinah………….17

F. Hikmah Yang Didapat Dari Dakwah Rasulullah Saw Di Madinah……………………..21

BAB 3 PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………………………………...22

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………24

DAKWAH RASULULLAH 2
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Wafatnya istri tercinta Siti Khadijah dan Pamannya Abu Talib yang selalu menjadi pembela
utama dari ancaman para kafir Quraisy. Dalam berdakwah menyebarkan ajaran Islam makin
berat. Di sisi lain, kesediaan penduduk Madinah (Yaşrib) memikul tanggung jawab bagi
keselamatan Rasulullah saw. merupakan tanda yang jelas bagi kelanjutan dakwah Rasulullah saw.
Beberapa faktor yang mendorong Rasulullah saw. hijrah ke Madinah antara lain sebagai berikut.
a) Pada tahun 621 M, telah datang 13 orang penduduk Madinah menemui Rasulullah
saw. di Bukit Aqaba. Mereka berikrar memeluk agama Islam.
b) Pada tahun berikutnya, 622 M datang lagi sebanyak 73 orang dari Madinah ke
Mekah yang terdiri atas suku Aus dan Khazraj yang pada awalnya mereka datang untuk
melakukan ibadah haji, tetapi kemudian menjumpai Rasulullah saw, dan mengajak beliau
agar hijrah ke Madinah. Mereka berjanji akan membela dan mempertahankan Rasulullah
saw dan pengikutnya serta melindungi keluarganya seperti mereka melindungi anak dan
istri mereka.
Faktor lain yang mendorong Rasulullah saw. untuk hijrah dari Kota Mekah adalah
pemboikotan yang dilakukan oleh kafir Quraisy kepada Rasulullah saw, dan para pengikutnya
(Bani Hasyim dan Bani Mutallib). Pemboikotan yang dilakukan oleh para kafir Quraisy
mencakup hal-hal berikut.
a) Melarang setiap perdagangan dan bisnis dengan pendukung Nabi Muhammad saw.
b) Tidak seorang pun berhak mengadakan ikatan perkawinan dengan orang muslim.
c) Melarang keras bergaul dengan kaum muslim.
d) Mūsuh Nabi Muhammad saw. harus didukung dalam keadaan bagaimana pun.
Pemboikotan tersebut tertulis di atas kertas shahifah atau plakat yang di gantungkan di
kakbah dan tidak akan di cabut sebelum Nabi Muhammad Saw. Menghentikan gerakannya. Nabi
Muhammad Saw. Merasakan bahwa tidak lagi sesuai di jadikan pusat dakwah Islam beliau
bersama zaid bin haritsah hijrah ke thaif untuk berdakwah, ajaran itu ditolak dengan kasar. Nabi
Saw. Di usir, di soraki dan dikejar-kejar sambil di lempari dengan batu. Walaupun terluka dan
sakit, Beliau tetap sabar dan berlapang dada serta ikhlas. Meghadapi cobaan yang di hadapinya.
Setelah melalui pemikiran yang mendalam disertai perintah langsung dari Allah Swt. untuk
berhijrah ke Madinah, disusunlah rencana Rasulullah saw. dan seluruh kaum muslimin untuk
hijrah ke Madinah. Peristiwa hijrah Rasulullah saw. dari Mekah ke Madinah dilakukan dengan
perencanaan yang sangat matang. Kaum muslimin diperintahkan terlebih dahulu untuk menuju
Madinah tanpa membawa harta benda yang selama ini menjadi milik mereka. Sementara
Rasulullah saw. dan beberapa sahabat merupakan orang terakhir yang hijrah ke Madinah. Hal itu
dilakukan mengingat begitu sulitnya beliau keluar dari pantauan kaum kafir Quraisy.

DAKWAH RASULULLAH 3
B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang akan dibahas di dalam
makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Sejarah dakwah Rasulullah SAW saat periode Madinah ?


2. Apa saja Faktor hijrah Nabi Muhammad SAW ke Madinah ?
3. Bagaimana Substansi dan strategi dakwah Rasululluah SAW saaat periode Madinah ?
4. Bagaimana Respon masyarakat Madinah terhadap dakwah Rasulullah SAW ?
5. Apa saja Faktor-faktor penyebab keberhasilan dakwah Rasulullah SAW di Madinah ?
6. Apa saja Hikmah yang didapat dari dakwah Rasulullah SAW di Madinah ?

C. TUJUAN

Bersumber pada rumusan permasalahan yang telah disusun di atas, hingga tujuan dalam
penyusunan makalah ini merupakan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan mempelajari sejarah dakwah Rasulullah SAW saat periode
Madinah.
2. Untuk mengetahui dan mempelajari faktor hijrah Rasulullah SAW ke Madinah.
3. Untuk mngetahui dan mempelajari substansi dan strategi dakwah Rasulullah saat periode
Madinah.
4. Untuk mengetahui dan mempelajari respon masyarakat Madinah terhadap dakwah
Rasulullah SAW.
5. Untuk mengetahui dan mempelajari faktor-faktor penyebab keberhasilan dakwah
Rasulullah SAW di Madinah.
6. Untuk mengetahui dan mempeljarai hikmah yang didapat dari dakwah Rasulullah SAW
di Madinah.

DAKWAH RASULULLAH 4
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Sejarah Dakwah Rasulullah Saw Periode Madinah
Strategi dakwah Rasulullah di Madinah berubah setelah menerima berbagai gangguan dan
siksaan dari kaum kafir Quraisy di Makkah. Kemudian Rasulullah berniat untuk mengubah
strategi dakwahnya. Sejak tahun 620-622 M, Nabi Muhammad SAW kedatangan sekelompok
orang Yatsrib dari Kabilah Aus dan Khazraj yang menyambut baik ajaran Islam yang dibawa
oleh Rasululllah SAW.

Dakwah Islam yang ditolak di tanah kelahirannya, Makkah, ternyata memperoleh dukungan
dari daerah lain. Pada tahun 621 M, Nabi Muhammad kedatangan tujuh orang dari Kabilah
Khazraj dan Aus untuk masuk Islam dan melakukan perjanjian di tempat yang bernama Aqabah.
Perjanjian tersebut dikenal dengan Perjanjian Aqabah I

Berikut Isi Perjanjian Aqabah Pertama :

1. Tidak mempersekutukan Allah swt.

2. Tidak berdusta.

3. Tidak mencuri.

4. Tidak membunuh anak-anak perempuan.

5. Tidak memfitnah.

6. Tidak melakukan hal-hal tercela.

7. Akan tetap setia kepada Allah dan Rasul-Nya.

Setahun setelahnya, pada tahun 622 M, orang-orang Yatsrib datang lagi dengan maksud
melakukan Perjanjian Aqabah II, sekaligus mengundang Nabi Muhammad SAW untuk hijrah ke
Yatsrib. Di Perjanjian Aqabah II, Rasulullah memiliki kesan bahwa Islam telah siap berkembang
di Yatsrib atau Madinah. Keputusan hijrah ke Madinah ini bukanlah keputusan hijrah yang
pertama. Sebelumnya, umat Islam sudah pernah berhijrah ke Habasyah atau Ethiopia (615 M).
Lantas, ketika melihat potensi berkembangnya Islam di Madinah, Nabi Muhammad

DAKWAH RASULULLAH 5
memerintahkan sahabat-sahabatnya untuk berhijrah secara sembunyi-sembunyi menuju
Madinah.

Setelah hijrah ke Madinah, Nabi Muhammad SAW menerapkan sejumlah strategi dakwah
untuk menjadikan Madinah sebagai pusat pemerintahan Islam di kala itu. Diantara strategi yang
dilakukan Rasulullah SAW. adalah :

1.Mendirikan Sarana Tempat Ibadah


Setelah beberapa bulan Rasulullah sampai di Madinah, beliau memerintahkan umat Islam
untuk membangun masjid di tanah yang dibeli dari dua anak yatim, yaitu Sahal dan Suhail
asuhan Mu'adz bin Afra. Masjid itu kelak dikenal sebagai Masjid Nabawi, sebagai pusat dakwah,
selain untuk melaksanakan ibadah, dan mengajarkan nilai-nilai persaudaraan. Masjid Nabawi
juga menjadi sarana penting untuk merundingkan masalah-masalah yang dihadapi umat Islam
pada masa itu.
2.Menciptakan Persaudaraan Baru
Umat Islam yang meninggalkan Makkah ke Madinah dikenal sebagai golongan Muhajirin
dan orang-orang Madinah disebut kaum Anshar. Ketika berhijrah ke Madinah, banyak kaum
muslimin Makkah yang menderita kemiskinan karena meninggalkan harta kekayaan mereka di
Makkah. Untuk mengatasi hal tersebut, Nabi Muhammad SAW mengikat persaudaraan baru
antara kaum Muhajirin dan Anshar. Seperti, Abu Bakar dipersaudarakan dengan Kharijah bin
Zuhair, Ja'far ibnu Abi Thalib dengan Mu'az ibnu Jabal, dan lain sebagainya.
3.Membuat perjanjian dengan Masyarakat Non-Muslim di Madinah
Selain mempunyai hubungan baik dengan kabilah-kabilah Arab di Madinah, Nabi
Muhammad kemudian membuat perjanjian damai dengan masyarakat Yahudi dan non-muslim
Madinah. Perjanjian itu dikenal dengan sebutan Piagam Madinah yang berisi pernyataan bahwa
para warga muslim dan non-muslim di Yatsrib (Madinah) adalah satu bangsa, dan orang Yahudi
dan Nasrani, serta non-muslim lainnya akan dilindungi dari segala bentuk penistaan dan
gangguan. Piagam Madinah yang berisi 47 pasal itu mengatur perpolitikan, keamanan,
kebebasan beragama, serta kesetaraan di muka hukum, perdamaian, dan pertahanan Madinah di
masa itu.
4.Membangun Pranata Sosial dan Pemerintahan

DAKWAH RASULULLAH 6
Nabi Muhammad SAW mendakwahkan Islam di Madinah bukan hanya dalam bentuk
agama, melainkan juga sistem politik, pemerintahan, militer, dan lain sebagainya. Strategi
dakwah Nabi Muhammad adalah strategi membentuk pratana sosial dan pemerintahan dalam
bentuk negara Islam, yang pusat pemerintahannya di Madinah. Dakwah yang dilakukan Nabi
Muhammad SAW di Madinah memperoleh sambutan beragam. Ada yang menerimanya dengan
tangan terbuka, ada yang menolaknya terang-terangan, dan ada juga yang diam-diam tidak suka
atas dakwah tersebut, namun tidak berani berterus-terang karena umat Islam berjumlah mayoritas
di Madinah.
B. Faktor Hijrah Nabi Muhammad saw Ke Yatsrib (Madinah).
Berikut beberapa faktor atau alasan Nabi Muhammad SAW hijrah ke Kota Madinah :

1. Siksaan Quraisy terhadap Umat Islam

Rasulullah SAW menyaksikan bencana yang menimpa para pengikutnya. Bahkan, banyak
di antara mereka yang disiksa dalam keadaan hidup. Sedang beliau tidak mampu melindungi
mereka.

Lalu, beliau berkata kepada mereka, "Seandainya kalian pergi ke negeri Habsyah.
Sesungguhnya, di sana terdapat seorang raja yang tidak akan dianiaya orang yang ada di
dekatnya. Negeri Habsyah ialah tanah kebenaran. Kalian sebaiknya berada di sana hingga Allah
memberikan kelapangan bagi kalian."

2. Serangan dan Gangguan Kaum Quraisy kepada Rasulullah SAW

Alasan kedua mengapa Nabi Muhammad dan para sahabatnya hijraj adalah kaum Quraisy
melakukan berbagai upaya untuk menghalangi Rasulullah SAW dalam dakwahnya. Mereka tidak
berhasil membuat para pemuda yang masuk Islam untuk kembali pada mereka, sementara
dakwah Rasulullah SAW juga tidak mengendur. Maka, mereka membujuk orang-orang bodoh di
kalangan mereka untuk mendustakan, menyakiti, mengirimkan sihir, dan tenung perdukunan
kepada Rasulullah SAW.

DAKWAH RASULULLAH 7
3. Kepentingan Dakwah Islam dan Meringankan Beban Rasulullah SAW

Dalam Sirah Nabawiyah dikatakan bahwa alasan lain yang melatarbelakangi hijrahnya umat
Islam ke Mekkah disebabkan oleh kepentingan dakwah Islam. Selain itu, juga menjadi salah satu
upaya meringankan beban Rasulullah SAW.

Dari orang yang hijrah dapat diketahui luasnya daerah kemanusiaan, jenis-jenisnya, serta
ketercakupannya pada berbagai tingkat dan status sosial masyarakat Mekkah. Ada orang kaya
dan miskin, orang tua dan anak-anak, laki-laki dan perempuan di mana mereka merupakan
penduduk asli Mekkah. Hal tersebut menunjukkan dahsyatnya pengaruh, kekuatan, dan
kesempurnaan dakwah yang dibawakan Rasulullah SAW.

4. Adanya Bai’at dari Kaum Anshar (Madinah)

Sebelum melakukan hijrah untuk kedua kalinya, terjadi baiat dari penduduk Madinah
sebanyak dua kali. Baiat pertama terjadi di Bukit Aqaba yang diikuti oleh 13 orang. Mereka
berikrar untuk memeluk agama Islam. Peristiwa tersebut disebut dengan Perjanjian Aqabah I.

Lalu, pada tahun 622 M, terjadilah baiat yang kedua atau dikenal dengan Perjanjian Aqabah
II. Beberapa riwayat mengatakan baiat ini diikuti oleh 73 orang. Rasulullah SAW meminta baiat
kepada kaum Anshar untuk membela Islam dan melindungi beliau serta para pengikutnya.
Kemudian, beliau memerintahkan para sahabat dan umat Islam di Mekkah untuk pergi ke
Madinah.

Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya, Allah 'Azza wa Jalla telah memberikan


saudara-saudara untuk kalian di negeri yang aman." Atas perkataan tersebut, mereka
berbondong-bondong menuju Madinah. Sementara, Rasulullah SAW tetap tinggal di Mekkah
hingga menunggu izin Allah SWT untuk hijrah.

Namun, hijrah yang kedua ini mendapatkan tekanan yang lebih parah dari kaum Quraisy
dibandingkan saat hijrah pertama kali. Dikutip dari buku Hijrah dalam Pandangan Al Quran oleh
Ahzami Samiun Jazuli, ketika bertemu kembali dengan Raja Najasy, mereka mendapat
perlakuan yang berbeda dari yang pertama.

DAKWAH RASULULLAH 8
5. Rencana Pembunuhan Rasulullah oleh Kaum Quraisy

Rencana pembunuhan Nabi saw oleh kaum Quraisy yang hasil kesepakatannya sebagai
berikut, Mereka sangat khawatir jika Muhammad dan pengikutnya telah berkuasa di Yatsrib.
Mereka merencanakan membunuh Nabi saw sebelum beliau ikut pindah ke Yatsrib.

Setiap suku Quraisy mengirimkan seorang pemudah tangguh. Mengepung rumah Nabi saw
dan akan membunuhnya saat fajar.

6. Pemboikotan dari Kaum Quraisy

Faktor lainnya yang mendorong Rasulullah untuk berhijrah dari Kota Mekah ke Madinah
yakni adanya pemboikotan yang dilakukan oleh Kaum Kafir Quraisy kepada Rasulullah dan para
pengikutnya (Bani Hasyim dan Bani Muthallib). Pemboikotan yang dilakukan kepada mereka
adalah diantaranya :

 Melarang setiap perdagangan dan bisnis dengan pendukung Nabi Muhammad SAW.
 Tidak ada seorangpun yang berhak mengadakan ikatan perkawinan dengan orang muslim.
 Melarang keras untuk bergaul dengan kaum muslim.
 Musuh Nabi Muhammad harus didukung dalam berbagai keadaan bagaimanapun

7. Wafatnya Istri dan Paman Nabi

Setelah Khadijah, Istri Rasulullah Meninggal dunia, umat Islam semakin bertambah
kesedihannya. Tak lama berselang, Paman Rasulullah yakni Abu Thalib juga wafat. Wafatnya
Abu Thalib ini menyebabkan Nabi Muhammad kehilangan pelindung yang senantiasa
melindungi dirinya dari berbagai bentuk ancaman. Kepergian dari Abu Thalib memberikan
peluang kepada Kaum Kafir Quraisy untuk melakukan tindakan yang menjadi-jadi kepada Nabi
Muhammad dan para pengikutnya. Kaum Quraisy semakin gila melancarkan intimidasi kepada
kaum Muslimin.

DAKWAH RASULULLAH 9
C. Substansi Dan Strategi Dakwah Rasulullah Saw Periode Madinah

 Substansi Dakwah Rasulullah Saw Periode Madinah


1. Membina Persaudaraan antar Kaum Ansar dan Kaum Muhajirin
Kehadiran Rasulullah saw. dan Kaum Muhajirin ( pengikut Rasulullah yang hijrah dari
Mekah ke Madinah) mendapat sambutan hangat dari Kaum Ansar ( Penduduk Madinah). Mereka
memperlakukan Nabi Muhammad saw. dan para Muhajirin seperti saudara mereka sendiri.
Rasulullah mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Ansar untuk mengikat setiap pengikut Islam
yang terdiri atas berbagai macam suku dan kabilah ke dalam suatu masyarakat yang kuat, senasib,
seperjuangan dengan semangat persaudaraan Islam. setiap kaum Muhajirin dipersaudarakan
dengan kaum Ansar dan persaudaraan itu dianggap seperti saudara kandung sendiri.

Setelah Kaum Muhajirin menetap di Madinah, Rasulullah mulai menyusun strategi ekonomi,
sosial, serta dasar-dasar pemerintahan Islam dan mengatur strategi untuk membentuk masyarakat
Islam yang terbebas dari ancaman dan tekanan (intimidasi). Pertalian hubungan kekeluargaan
antara kaum Ansar dan kaum Muhajirin dipererat dengan mengadakan perjanjian untuk saling
membantu antara kaum muslimin dan nonmuslim. Sehingga terbentuklah perjanjian yang dibuat
oleh Rasulullah dengan kaum Yahudi yang berisi sebagai berikut :

a. Kaum Yahudi hidup damai bersama-sama dengan kaum Muslimin.

b. Kedua belah pihak bebas memeluk dan menjalankan agamanya masing masing.

c. Kaum muslimin dan kaum Yahudi wajib tolong-menolong dalam melawan siapa saja yang
memerangi mereka.

d. Orang-orang Yahudi memikul tanggung jawab belanja mereka sendiri dan sebaliknya kaum
muslimin juga memikul belanja mereka sendiri.

e. Kaum Yahudi dan kaum muslimin wajib saling menasihati dan tolong menolong dalam
mengerjakan kebajikan dan keutamaan.

f. Kota Madinah adalah kota suci yang wajib dijaga dan dihormati oleh mereka yang terikat
dengan perjanjian itu.

DAKWAH RASULULLAH 10
g. Kalau terjadi perselisihan di antara kaum Yahudi dan kaum muslimin yang dikhawatirkan
akan mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan, urusan itu hendaklah diserahkan
kepada Allah Swt. dan Rasul-Nya.

h. Siapa saja yang tinggal di dalam ataupun di luar Kota Madinah wajib dilindungi keamanan
dirinya kecuali orang zalim dan bersalah sebab Allah Swt. menjadi pelindung bagi
orang-orang yang baik dan berbakti.

2. Membentuk Masyarakat yang Berlandaskan Ajaran Islam


a) Kebebasan Beragama
Rasulullah memberikan jaminan kebebasan beragama kepada Yahudi dan Nasrani yang
meliputi kebebasan berpendapat, kebebasan beribadah sesuai dengan agamanya, dan kebebasan
mendakwahkan agamanya. Hanya kebebasan yang memberikan jaminan dalam mencapai
kebenaran dan kemajuan menuju kesatuan yang integral dan terhormat.

b) Azan, Shalat, Zakat, dan, Puasa


Rasulullah mendapatkan wahyu dari Allah Swt. Bahwa panggilan shalat dilakukan dengan
adzan. Kemudian Rasulullah memerintahkan Abdukkah bin Zais bin Sa’labah untuk
membacakan lafazh adzan serta memerintahkan Bilal untuk menyerukan adzan. Kewajiban
shalat diterima pada saat mi'raj, menjelang berakhirnya periode Mekah. Sementara itu, puasa
telah dilakukan berdasarkan syariat sebelumnya dan diwajibkan setiap bulan Ramadhan. Serta
zakat yang juga wajib dilakukan saat Bulan Ramadhan.

c) Prinsip-Prinsip Kemanusiaan
Pada tahun ke-10 H (631 M) Nabi Muhammad saw. melaksanakan haji wada' (haji terakhir).
Dalam kesempatan ini, Nabi Muhammad saw. menyampaikan khutbah yang antara lain berisi
larangan menumpahkan darah kecuali dengan hak dan larangan mengambil harta orang lain
dengan batil karena nyawa dan harta benda adalah suci, larangan riba dan larangan menganiaya,
perintah untuk memperlakukan para istri dengan baik dan lemah lembut dan perintah menjauhi
dosa semua, pertengkaran harus saling dimaafkan, balas dendam dengan tebusan darah tidak lagi
dibenarkan, persaudaraan di antara manusia harus ditegakkan, dan yang terpenting adalah umat
Islam harus selalu berpegang kepada al-Qur'an dan sunnah.

DAKWAH RASULULLAH 11
3. Mengajarkan Pendidikan Politik, Ekonomi, dan Sosial
Rasulullah sangat berhasil, baik dalam hal keagamaan maupun keduniaan. Dalam urusan
politik Rasulullah saw. menjadi pemimpin politik yang amat efektif. Hingga saat ini, empat belas
abad pasca wafatnya, pengaruhnya sangat kuat dan merasuk. Dan juga beliau berhasil
menerapkan kegiatan ekonomi maupun kehidupan sosial dengan sangat baik, seperti
perdagangan maupun pertanian serta sikap toleransi yang menyebabkan ketenangan dan
kedamaian meskipun ada sangat banyak perbedaan.

 Strategi Dakwah Rasulullah Saw Periode Madinah

1. Meletakkan Dasar–Dasar Kehidupan Bermasyarakat


a. Membangun masjid.
Masjid yang dibangun oleh Nabi Muhammad saw. bukan hanya dijadikan sebagai pusat
beribadah, tetapi sebagai tempat bermusyawarah, tempat mempersatukan kaum muslimin, dan
berfungsi sebagai pusat pemerintahan.

b. Membangun persaudaraan antara sesama umat islam (ukhuwah islamiyah).


Dalam hal ini, Nabi Muhammad saw. mempersaudarakan Kaum Ansar (Muslim Madinah)
dengan Kaum Muhajirin (Muslim Mekah). Dengan demikian, Nabi Muhammad saw. telah
membangun sebuah ikatan persaudaraan tidak saja semata-mata dikarenakan hubungan darah,
tetapi oleh ikatan agama (ideologi).

c. Menjalin persahabatan dengan pihak–pihak lain yang nonmuslim.


Untuk menjaga stabilitas di Madinah, Nabi Muhammad saw. menjalin persahabatan dengan
orang–orang Yahudi dan Arab yang masih menganut agama nenek moyangnya. Setelah itu
dibuatnya Piagam Madinah, dalam piagam itu ditegaskan persamaan hak dan menjamin
kebebasan beragama bagi orang-orang Yahudi.

Terbentuknya negara Madinah membuat islam semakin kuat. Upaya kaum muslimin
mempertahankan Madinah melahirkan banyak peperangan. Berikut diuraikan beberapa
peperangan yang terjadi antara kaum muslimin :

DAKWAH RASULULLAH 12
a) Perang Badar

Perang Badar merupakan peperangan yang pertama kali terjadi dalam sejarah Islam. Perang
ini berlangsung antara kaum muslimin melawan musyirikin Quraisy. Peperangan ini terjadi pada
tanggal 8 Ramadhan tahun ke-2 Hijrah. Kemenangan pun diperoleh oleh Nabi Muhammad saw.
dan kaum muslimin.

b) Perang Uhud
Kekalahan dalam Perang Badar semakin menimbulkan kebencian Quraisy kepada kaum
muslimin, sehingga mereka bersumpah akan menuntut balas kekahalan tsb. Pada tahun ke-3
Hijrah, mereka berangkat ke Madinah dengan dipimpin oleh Khalid bin walid. Pasukan Nabi
Muhammad saw. dan pasukan Quraisy bertemu di bukit Uhud dan perang besar pun berkobar.
Namun kemenangan diraih oleh Pasukan Quraisy, karena pasukan Nabi Muhammad saw.
tergoda oleh harta peninggalan musuh, sehingga sekitar 70 orang pasukan nabi gugur sebagai
syuhada’

c) Perang Ahzab/Khandaq
Bani Nadir yang menetap di Khaibar berkomplot dengan musyrikin Quraisy untuk
menyerang Madinah. Pasukan gabungan mereka berkekuatan 24.000 pasukan dan berangkat ke
Madinah pada tahun ke-5 Hijrah. Atas usul salman al-Farisi, umat Islam menggali parit untuk
pertahanan oleh karena itu perang ini disebut dengan perang Khandaq (Parit). Dalam suasana
kritis, orang-orang Yahudi dan Bani Quraizah di bawah pimpinan ka’ab bin Asad melakukan
pengkhianatan. Setelah musuh menghentikan pengepungan dan meninggalkan Madinah, para
pengkhinat itu dihukum mati.

d) Perang Hunain
Meskipun Mekah telah ditaklukan, tidak semua suku Arab bersedia tunduk kepada Nabi
Muhammad saw. Ada suku yang yang masih melawan terhadap Nabi Muhammad saw., yaitu
Bani Taqif di Taif dan Bani Hawazin di antara Mekah dan Taif. Dengan kekuatan 12.000
pasukan dibawah pimpinan Nabi Muhammad saw. dapat dengan singkat menumpas pasukan
musuh. Sehingga seluruh jazirah Arab dibawah kekuasaan Nabi Muhammad saw.

DAKWAH RASULULLAH 13
e) Perang Tabuk
Perang Tabuk merupakan perang terakhir yang diikuti oleh Nabi Muhammad saw.. Perang
ini terjadi karena kecemburuan dan kekhawatiran Heraklius atas keberhasilan Nabi Muhammad
saw. menguasai seluruh jazirah Arab. Melihat besarnya jumlah tentara Islam, nyali pasukan
Romawi menjadi ciut dan kemudian melarikan diri. Nabi Muhammad saw. tidak mengejarnya,
tetapi berkemah di Tabuk. Sehingga melalui pembuatan perjanjian dengan penduduk setempat.
Wilayah tersebut dapat dikuasai dan dirangkul masuk Islam.

2. Surat Nabi Muhammad saw. kepada Para Raja


Genjatan senjata antara Nabi Muhammad saw. dan musyrikin Quraisy telah memberi
kesempatan kepada Nabi Muhammad saw. untuk melirik negeri-negeri lain sambil memikirkan
cara berdakwah kesana. Salah satu cara yang ditempuh Nabi Muhammad saw. adalah dengan
berkirim surat kepada raja-raja, para penguasa negeri tersebut. Raja raja yang dikirim surat
adalah raja Gassan, Mesir, Abisinia, Persia, dan Romawi. Dan dari semua raja yang menolak,
Raja Gassan menolak dengan kasar, yaitu utusan Nabi Muhammad saw. ia bunuh dengan
kejam. Peperangan pun terjadi di Mu’tah, sebelah utara jazirah Arab. Pasukan Islam yang
berjumlah 3000 orang yang dipimpin oleh Khalid bin Walid kesulitan menghadapi tentara Raja
Gassan yang dibantu oleh Romawi. Sehingga pasukan Islam ditarik kembali ke Madinah.

3. Penaklukan Mekah
Pada tahun ke-6 Hijrah, ketika haji telah disyariatkan, Nabi Muhammad saw. dengan
1000 orang kaum muslimin berangkat ke Mekah untuk melaksanakan ibadah haji. Saat di
Hudaibiyah, Nabi Muhammad saw. dan kaum muslimin tertahan dan tidak boleh masuk ke
Mekah. Nabi muhammad saw. dan kaum muslimin tidak mendapat izin memasuki Mekah dan
akhirnya dibuatlah Perjanjian Hudaibiyah.
Isi perjanjian Hudaibiyah, yaitu :
1) Kaum muslimin tidak boleh mengunjungi Ka’bah pada tahun ini dan ditangguhkan
sampai tahun depan,
2) Lama kunjungan dibatasi sampai tiga hari saja,

DAKWAH RASULULLAH 14
3) Kaum muslimin wajib mengembalikan orang-orang Mekah yang melarikan diri ke
Madinah. Sebaliknya, pihak Quraisy menolak untuk mengembalikan orang-orang
Madinah yang kembali ke Mekah,
4) Selama sepuluh tahun dilakukan genjatan senjata antara masyarakat Madinah dan
Mekah, dan
5) Tiap kabilah yang ingin masuk ke dalam persekutuan kaum Quraisy atau kaum
muslimin, bebas melakukannya tanpa mendapat rintangan.

Dua tahub perjanjian Hudaibiyah berlangsung, dakwah Islam telah menjangkau seluruh
jazirah Arab dan mendapat tanggapan positif. Akan tetapi orang-orang Quraisy membatalkan
secara sepihak perjanjian Hudaibiyah. Oleh karena itu, Nabi Muhammad saw. segera berangkat
ke Mekah dengan 10.000 orang tentara. Tanpa kesulitan, Nabi Muhammad saw. memasuki
Mekah dan berhala-hala di seluruh sudut negeri dihancurkan. Setelah itu Nabi berkhutbah
memberikan pengampunan bagi orang-orang Quraisy yang berisi “siapa yang menyarungkan
pedangnya ia akan aman, siapa yang masuk ke Masjidil Haram ia akan aman, dan siapa yang
masuk ke rumah Abu Sufyan ia juga akan aman.” Setelah khutbah itu,banyak penduduk Mekah
yang menyatakan diri sebagai muslim. Dan peristiwa ini dikenal dengan Fatdu
Makkah(Penaklukan Mekah).

D. Respon Masyarakat Madinah Terhadap Dakwah Rasulullah Saw

Sebelum Rasulullah Saw tiba di Madinah, sudah ada beberapa orang yang memeluk agama
Islam dan mendakwahkannya, di mana kelompok ini kemudian dikenal dengan Kaum Anshar.
Sehingga pada waktu Rasulullah Saw hijrah dari Mekah ke Madinah, masyarakat Madinah pada
waktu itu terdiri dari masyarakat yang begitu plural. Di dalamnya terdapat kelompok yang sudah
memeluk Islam, kemudian ada kelompok Yahudi yaitu Bani Nadhir dan Bani Quraizhoh serta
kelompok bangsa Arab yang belum memeluk Islam.Terhadap kelompok-kelompok tersebut,
Rasulullah Saw terus berusaha mendakwahkan agama Islam. Hal itu dilakukan oleh Rasulullah
Saw bukan hanya sebatas beliau sebagai utusan Allah Swt untuk mendakwahkan Islam. Tetapi
juga karena respon mayoritas masyarakat Madinah yang menyambut baik, atas kehadiran beliau
dan umat Islam di Madinah.

DAKWAH RASULULLAH 15
Masyarakat Madinah yang menyambut baik kedatangan Nabi dan umat Islam di Madinah,
adalah kabilah Aus dan Khazraj. Kedua suku Arab tersebut sejak awal telah menyatakan
kesetiaannya kepada Nabi dan bersedia membantu beliau dalam menyebarkan ajaran Islam
kepada masyarakat Madinah. Hal ini dapat dilihat dari perjanjian Aqabah yang mereka lakukan,
baik perjanjian Aqabah pertama maupun perjanjian Aqabah kedua .Setelah menerima ajaran
Islam, kedua suku yang suka berperang ini akhirnya bersatu di bawah panji Islam. Mereka
bersama-sama Rasulullah saw. dan umat Islam lainnya berjuang menegakkan syariat Islam.
Mereka rela berkorban nyawa dan harta demi syiar Islam.

Dakwah Rasulullah Saw sendiri pada dasarnya adalah aktualisasi imani, yang
dimanifestasikan dalam suatu sistem kegiatan, dalam bidang kemasyarakatan yang dilakukan
secara teratur. Untuk mempengaruhi cara berfikir, bersikap dan bertindak masyarakat Madinah
dengan menggunakan cara tertentu.Rasulullah Saw berusaha meletakkan dasar-dasar eksistensi
ajaran agama Islam, dengan menanamkan nilai-nilai persamaan, keadilan, persatuan, perdamaian,
kebaikan, keindahan dan toleransi sebagai penggerak pengembangan masyarakat pada waktu itu.
Dengan membebaskan kehidupan masyarakat dari sistem perbudakan menuju kemerdekaan.
Dalam hal ini, Rasulullah Saw menyampaikan kritik sosial atas penyimpangan yang terjadi di
dalam masyarakat Madinah, dalam rangka mengemban tugas Nahi Munkar. Dan memberi
alternative atas kemacetan sistem yang berlaku, dalam rangka melaksanakan Amar Ma’ruf.

Dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah Saw tersebut, mendapat sambutan yang beragam.
Ada yang menerima, kemudian masuk Islam dan ada pula yang menolak secara diam-diam,
sebagaimana yang dilakukan oleh kelompok yahudi yang tidak senang atas kehadiran Nabi Saw
dan umat Islam.Penolakan kelompok Yahudi secara diam-diam dan tidak berani berterus terang
menentang Rasulullah Saw, semakin menjadi ketika mereka menyaksikan perkembangan agama
Islam yang didakwahkan oleh Rasulullah Saw semakin pesat. Seakan-akan jalan untuk
mencapai kemenangan telah terhampar datar, apalagi ketika sekutu mereka yaitu suku Aus dan
Khazraj.Orang-orang Yahudi sendiri sebenarnya sudah mengetahui tentang kehadiran sosok
Nabi baru, yang dalam kepercayaan mereka jika Sang Nabi datang, mereka akan memperoleh
kemenangan dalam menghadapi lawan-lawannya. Mereka menduga bahwa Sang Nabi yang
dijanjikan adalah seorang Yahudi, sebagaimana yang dijelaskan dalam kitab perjanjian lama dan
sebagaimana lazimnya nabi-nabi yang mereka kenal sebelumnya.

DAKWAH RASULULLAH 16
Setelah diam-diam menentang dakwah Rasulullah Saw, mereka pada akhirnya menggalang
koalisi dengan kelompok kafir Quraisy Mekah untuk menghancurkan dakwah Rasulullah Saw di
Madinah. Dari sinilah kemudian terjadi beberapa peperangan antara kaum muslim Madinah
dengan para penentang dakwah Rasulullah Saw. Perang pertama yang menentukan Islam
menjadi agama dan peradaban baru adalah Perang Badar, yang terjadi pada 8 Ramadhan tahun
ke-2 Hijriyah. Di mana Nabi Saw dan 305 muslim keluar kota dengan membawa perlengkapan
seadanya. Tepatnya 120 kilometer dari Madinah, yaitu di daerah Badar, pasukan Nabi Saw
bertemu dengan pasukan Quraisy yang jumlahnya sekitar 900 sampe 1000 pasukan. Dengan izin
Allah Swt, Nabi Saw dan pasukannya berhasil memenangkan pertempuran ini.

Beberapa tahun kemudian, pihak Quraisy dari Mekah menyerang pihak Nabi Saw di
Madinah sehingga terjadi Perang Uhud dan kemudian disusul dengan Perang Khandaq. Dalam
Perang Uhud, pihak Nabi Saw menderita kekalahan akan tetapi dalam Perang Khandaq, pihak
Nabi Saw berhasil mengalahkan pihak Quraisy.Walaupun dakwah Rasulullah Saw di Madinah
disambut dengan baik, karena bisa menjadi penengah dan juru damai antar suku dan kelompok
yang sering berkonflik di Madinah. Bukan berarti dakwah Rasulullah Saw di Madinah terbebas
dari rintangan dan penentangan, oleh kelompok yang ada di dalam masyarakat Madinah,
sebagaimana yang dilakukan oleh kelompok Yahudi.Karena pada hakikatnya setiap dakwah
dalam menyampaikan ajaran Islam yang teduh dan ramah, pasti akan mendapat rintangan dan
tantangan, entah itu dari kelompok yang tidak setuju ataupun dari kelompok yang khawatir
eksistensi dan kepopulerannya tergerus dengan dakwah baru yang berkembang di masyarakat.

E. Faktor-Faktor Penyebab Keberhasilan Dakwah Rasulullah Saw Di Madinah

Bila kita perhatikan dengan seksama, faktor-faktor objektif yang melatarbelakangi


keberhasilan dakwah Rasulullah S.a.w. telah banyak dikemukakan oleh para pengamat
sosial-keagamaan. Terdapat bukti historis yang cukup kuat untuk menyatakan bahwa tidak ada
variabel yang sangat spesifik yang menjadi penyebab keberhasilan dakwah Rasulullah s.a.w..
Instrumen dan lingkungan sosialnya bahkan tidak cukup kondusif untuk melahirkan perubahan.
Tetapi, bila kita cermati faktor subjektifnya, maka kita akan menemukan variabel pengikatnya
yang cukup dapat diperhitungkan untuk menciptakan perubahan signifikan. Yang paling utama
adalah kepribadian beliau sebagai da’i.

DAKWAH RASULULLAH 17
Potret kepribadian beliau dinyatakan oleh Allah sebagai “uswah hasanah” Menyangkut
firman-Nya yang menyatakan bahwa beliau (Rasulullah s.aw.) merupakan uswah hasanah, dalam
QS Al-Ahzab ayat 21. Sebagai berikut:
Terjemahnya:
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu)
bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak
menyebut Allah.
Dalam hal ini dapat dipahami bahwa beliau menjadi qudwah shâlihah fî kulli al-umûr
(teladan terbaik dalam semua aspek).
Diantara bentuk keprbadian dan Sifat Nabi Muhammad SAW sebagai orator adalah :
1. Tidak memisahkan antara ucapan dan perbuatan
Keoratoran rasulullah SAW baik sebagai pendakwah maupun sebagai pemimpin tidak
pernah memisahkan antara apa yang beliau ucapankan dengan apa yang beliau perbuat. Artinya
apa yang beliau sampaikan terlebih dahulu beliau kerjakan dan sebaliknya. Setiap yang
dikatakan dan dikerjakan Nabi adalah dakwah. Jadi pidato Nabi berbeda sekali dengan pidato
yang sekarang ini, perbedaan ini dapat dimaklumi karena pengaruh situasi, da kondisi serta
keberadaan orang yang menyampaikan, apalagi jika dilihat dari isi dan tujuan pidato yang
disampaikan.
Kepribadian yang pertama ini merupakan keharusan bagi Rasulullah SAW, tanpa hal
tersebut keberhasilannya sebagai orator sekaligus pendakwah tidak terwujud. Bahkan Allah
SWT telah mengancam orang-orang yang hanya pandai beretorika saja tetapi tidak
mengamalkannya. Firman Allah dalam QS Asshafat ayat 2-3. Terjemahnya : “Dan demi
(rombongan) yang melarang dengan sebenar-benarnya (dari perbuatan-perbuatan maksiat), Dan
demi (rombongan) yang membacakan pelajaran,”
Bila dikaitkan dengan unsur kepribadian maka ciri pertama ini merupakan bagian dari unsur
kejiwaan (psikis) dan unsur tingkah laku (sosiologis).
2. Kebenaran isi penyampaiannya
Sebagai azas dasar kebenaran yang disampaikan Rasulullah SAW adalah firman Allah SWT
dalam QS. An-Najmi ayat 2 . Terjemahnya: “Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula
keliru.”

DAKWAH RASULULLAH 18
Semenjak dari kecil Rasulullah SAW.terkenal dengan kejujurannya hingga beliau digelari
Al-Amin (orang yang terpercaya) yang tak pernah yang tidak pernah berbohong meskipun dalam
bentuk bergurau. Setelah beliau diangkat jadi Rasul, Abu Jahal sangat memusuhi beliau, ada
pada suatu saat karena yakin dengan Rasulullah SAW bukan seorang pendusta, Ia berkata kepada
Rasulllah SAW. “ sesungguhnya kami tidak mendustakan enkau, tetapi kami apa-apa yang
engkau bawa.”
Kebenaran isi penyampaian beliau sebagai orator, merupakan suatu keharusan beliau karena
ucapannya akan menjadi pegangan bagi umatnya dikemudian hari dengan kebenaran isi
penyampaian beliau itu, telah menambah kharisma beliau sebagi pendakwah atau orator, yang
selalu membuat orang terdiam mendengarkan apa yang beliau sampaikan.
3. Dakwah Dengan Kelembutan
Kebenaran yang pada asalnya susah untuk diterima oleh jiwa, ketika disampaikan dengan
cara yang buruk, cara yang kasar, tentunya justru akan membuat orang semakin lari dari
kebenaran. Oleh karena itulah, dakwah pada dasarnya harus disampaikan dengan cara lemah
lembut. Allah Ta’ala berfirman dalam QS. An-Nahl: 125. Terjemahnya: “Serulah (manusia)
kepada jalan Tuhan-mu dengan hikma dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan
cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”
Lemah lembut di dalam berdakwah mempunyai banyak sekali faidah. Salah satu di
antaranya adalah dapat menyadarkan orang-orang yang telah terjerumus dalam perbuatan dosa
dan maksiat. (QS. Al-Fushshilat: 34).
4. Meninggalakan perbuatan dosa dan maksiat
‘wa al-rujza fahjur’ (almudtsir: 5). Dan hendaknya engkau meninggalkan perbuatan dosa
dan maksiat. Rasulallah berhasil dalam berdakwah dan berjuang, karena beliau mampu
meninggalkan perbuatan-perbuatan dosa. Kalau beliau melarang orang lain untuk berzina, maka
beliau menjadi pelopor untuk meninggalkan perzinahan. Kalau beliau melarang larang lain untuk
korupsi, maka beliau menjadi pelopor untuk meninggalkan korupsi. Kalau beliau melarang orang
lain untuk berjudi, maka beliau menjadi pelopor untuk meninggalkan perjudian. Karena beliau
konsekuen terhadap apa yang beliau ajarkan, maka beliau menjadi orang yang berhasil dalam
dakwahnya.
5. Memiliki kesabaran dalam berdakwah

DAKWAH RASULULLAH 19
wa li rabbika fashbir’ (almudatsir: 7). Untuk berhasil dalam berjuang, hendaklah sabar
dalam menghadapi berbagai kendala yang akan menghambat perjuangan umat Islam. Rasulallah
berhasil dalam berjuang tentu beliau menghadapi musuh-musuh Islam. Bahkan beliau dilempari
batu oleh orang-orang tha’if, tetapi beliau sabar dan berdo’a, “ya Allah, tunjukkan kaumku,
jangan Engkau siksa, karena mereka orang-orang yang tidak tahu.” Karena kebesaran hati
Rasulallah, walaupun beliau disakiti dengan dilampari batu, tetapi beliau tetap bersabar. Bahkan,
ketika beliau berhasil menaklukkan kota Makkah, orang-orang kafir Quraisy merasa ketakutan
(jangan-jangan Muhammad akan dendam), tetapi Rasulallah mengatakan, ‘al yauma yaum
al-marhamah’ (hari ini adalah hari perdamaian, tidak ada dendam di antara kita. Barang siapa
yang masuk ke rumah Abu Sufyan, mereka adalah orang yang aman. Kalian adalah orang-orang
yang bebas).
Dari beberapa sifat dan kepribadian Nabi tersebut, dapatlah kita simpulkan bahwa faktor
subjektif yang menyangkut kepribadian beliaulah yang semestinya lebih dicermati. Karena,
dalam banyak hal, persyaratan kepribadian inilah yang sering luput dari perhatian kita untuk
pelaku dakwah. Sementara, kita lebih banyak mecermati hal-hal teknis dan manajerial yang
hingga saat ini masih menjadi pusat perhatian dari lembaga-lembaga dakwah. Kalau kita
perhatikan, Rasulullah Saw. berjuang dalam waktu 23 tahun. Setelah beliau diangkat menjadi
Nabi dan Rasul pada umur 40 tahun, sampai beliau wafat pada umur 63 tahun, berarti beliau
berjuang selama sekitar 23 tahun. Walaupun hanya sebentar, tapi beliau mampu merubah
kehidupan masyarakat yang dulunya sangat jahiliyah.
Dalam perjuangan Rasulullah Saw, paling tidak, ada tiga hal yang telah beliau rubah :
1. Dalam bidang aqidah. Masyarakat Jahiliyah waktu itu menyakini adanya banyak tuhan,
atau yang dikenal dengan musyrik (politeisme). Kemudian, berkat perjuangan
Rasulullah Saw., mereka mentauhidkan Allah atau mengimani adanya Allah, Dzat Yang
Maha Esa.
2. Dalam bidang hukum. Kalau waktu itu, mereka sama-sekali tidak mengenal hukum,
yang kuat menindas yang lemah, maka berkat perjuangan Rasulullah Saw, mereka
menjadi masyarakat yang taat dan patuh kepada hukum.
3. Dalam bidang akhlak atau moral. Masyarakat pada saat itu adalah masyarakat yang
biadab, masyarakat yang sama-sekali tidak menghormati kaum dhu’afa, tetapi berkat
perjuangan Rasulullah Saw, mereka menjadi orang-orang yang berakhlak. Dengan

DAKWAH RASULULLAH 20
demikian, perubahan yang dilakukan oleh Rasulullah ini sangat signifikan dan sangat
berpengaruh bagi kehidupan manusia sampai saat ini. Bahkan, beliau juga berhasil
mendirikan suatu negara Madinah yang kelak kemudian hari menjadi satu kekuatan
politik yang luar biasa.

F. Hikmah Yang Didapat Dari Dakwah Rasulullah Saw Di Madinah

1. Terjadinya persaudaraan sebagaimana yang dilakukan oleh kaum muhajirin dan ansar
yang dapat memberikan rasa aman, tentram, sertamemperkuat ukhuwah islamiya
2. Sikap penjaga persatuan dan saling menghormati antar sesama pemeluk agama
3. Memahami bahwa umat islam harus berpegang pada aturan Allah.
4. Menjadikan perjuangan Rasull sebagai sumber inspirasi danmotivasi dalam
menyiarkan islam berdasarkan peraturan Allah
5. Menyadari bahwa melalui kesabaran dan keuletan dalam berjuang menegakkan
agama Allah pasti akan mendapat pertolongan Allah swt.
6. 2.Memahami bahwa tugas seseorang rasul hanya sekadar menyampaikan risalah
dariAllah swt. Seorang rasul tidak bisa memberi petunjuk (hidayah), bahkan kepada
keluargaatau orang yang sangat dicintainya.
7. Memahami bahwa Allah swt. pasti akan menguji seseorang yang akan terpilih
menjadiutusan atau rasul-Nya (QS Al Hajj: 75 dan Al Baqarah: 214).
8. Memahami bahwa Nabi Muhammad saw. sangat bijaksana, pandai
menggunakankesempatan yang berharga, dapat menarik perhatian orang tanpa
menimbulkan kebosanan(QS An Nahl: 125).
9. Meneladani Nabi Muhammad SAWyang bergelar uswatun hasanah. Artinya, Tingkah
lakudan amal perbuatan Rasulullah SAW sehari-hari adalah teladan yang baik,
terutama terhadapajaran Islam yang didakwahkannya.
10. Melalui dakwah Rasulullah SAW, umat manusia, khususnya umat Islam
mendapatkaninformasi mengenai agama yang diridai Allah.
11. Melalui dakwah Islam, Rasulullah saw. memberikan pemahaman tentang hak
danpersamaan derajat antara kaum perempuan dan laki-laki.

DAKWAH RASULULLAH 21
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perjuangan Nabi Muhammad saw. di Mekkah dicaci maki oleh para pemuka dan kalangan
bangsawan Quraisy. Nabi muhammad saw menyerukan kepada umat Islam untuk hijrah dari kota
Mekkah ke kota Madinah. Peristiwa hijau itu dikarenakan adanya ancaman gangguan dan
tekanan golongan kafir Quraisy yang semakin hebat.

Sebelum Islam datang ke kota Madinah, masyarakat Madinah telah memiliki


kepercayaannya. Agama yang dianut sebagian besar masyarakat kota Madinah adalah agama
Yahudi, Nasrani dan kepercayaan kepada benda-benda dan kekuatan-kekuatan alam. Kedatangan
Nabi Muhammad saw. bersama umat Islam disambut meriah oleh masyarakat kota Madinah.
Dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah Saw tersebut, mendapat sambutan yang beragam. Ada
yang menerima seperti kabilah Aus dan Khazraj dan ada pula yang menolak secara diam-diam,
sebagaimana yang dilakukan oleh kelompok yahudi yang tidak senang atas kehadiran Nabi Saw
dan umat Islam.

Tiga tahapan hijrah yang dilakukan oleh umat Islam dari kota Mekah ke kota Madinah :

 Umat Islam melakukan hijrah secara sembunyi-sembunyi.

 Umar bin Khatab melakukan hijrah secara terang-terangan.

 Nabi muhammad saw. bersama Abu Bakar melakukan itu pada hari Jumat, tanggal
16 Rabiulawal.

Nabi Muhammad saw. mengubah nama Yastrib menjadi Madinatul Munawwarah yang
artinya kota yang penuh cahaya terang.Umat Islam yang ada di madinah disebut sebagai kaum
ansar yang artinya masyarakat penolong.Umat Islam pendatang dengan sebutan kaum muhajirin.

Kedatangan Nabi Muhammad saw. ke Madinah sudah lama dinantikan oleh pemimpin
tunggal masyarakat, karena sering terjadi pertikaian antara suku penduduk Madinah.

Setelah hijrah Rasulullah saw. membangun dua masjid, yaitu Masjid Quba dan Masjid
Nabawi. Fungsi kedua masjid itu tidak hanya sebagai tempat beribadah salat berjamaah, tetapi

DAKWAH RASULULLAH 22
juga dijadikan sebagai tempat bertemu untuk mempelajari Alquran dan sebagai tempat untuk
menyelesaikan permasalahan yang muncul dalam kehidupan masyarakat Madinah.

Persaudaraan antara kau ansar dan kaum muhajirin yang telah di persaudaraan oleh
rasulullah saw. menciptakan persaudaraan baru yang diikat bukan karena hubungan darah,
melainkan dengan ikatan agama.

Faktor keberhasilan dakwah nabi ini didukung oleh bentuk kepribadian dan sifat nabi
Muhammad sebagai orator.

DAKWAH RASULULLAH 23
DAFTAR PUSTAKA

https://tirto.id/strategi-dakwah-rasulullah-di-madinah-dan-kisah-perjuangan-muhammad-gguP

https://smk.kemdikbud.go.id/konten/3101/pendidikan-agama-islam-dan-budi-pekerti-kelas-x

https://alif.id/read/nur-hasan/bagaimana-respon-masyarakat-madinah-terhadap-dakwah-rasululla
h-saw-b220357p/

https://ansarbinbarani.blogspot.com/2017/09/faktor-faktor-keberhasilan-dakwah-nabi.html?m=1

DAKWAH RASULULLAH 24

Anda mungkin juga menyukai