Anda di halaman 1dari 27

PENDALAMAN MATERI SKI DI SMP

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


“Studi Materi PAI di SMP”

Dosen Pengampu :
Afif Syaiful Mahmudin, M.Pd.I

Disusun oleh :
Kelompok 11 kelas PAI A

1. Anis Nurul Afiifah 201190026


2. Arijalu Khowamu Salisa Amri 201190035

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUS AGAMA ISLAM NEGERI
PONOROGO
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberi nikmat dan
hidayah-Nya, juga karena atas izin dan kuasa-Nya lah kami dapat menyelesaikan
makalah dengan judul “Pendalaman materi SKI di SMP”.
Terimakasih kami ucapkan kepada Dosen Mata Kuliah Studi materi PAI di SMP,
serta teman-teman yang telah membantu penyusunan makalah ini dengan baik dan tepat
waktu.
Tidak sedikit kendala dan kesulitan yang kami hadapi dalam penyusunan makalah
ini, namun berkat kerja keras dan motivasi maka segala permasalahan tersebut dapat
teratasi.
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan dan
kekhilafan yang tidak disengaja. Sehingga saran dan kritik dari semua pihak sangat
dibutuhkan demi membangun kesempurnaan makalah ini.

Ponorogo, November

Kelompok 11
PAI A

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR I
DAFTAR ISI II
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penulisan 1
BAB II PEMBAHASAN 2
1. Hijrah Nabi Muhammad SAW ke Madinah 2
a. Pengertian Hijjrah 2
b. Sebab-sebab Rasulullah SAW Hijrah 2
c. Berita Gembira dari Kota Yasrib 3
d. Perjalanan Hijrah Rasulullah SAW 5
e. Dakwah Nabi Muhammad SAW di Madinah 7
2. Al-Khulafau Ar-Rasyidun 9
a. Pengertian Al-Khulafau Ar-Rasyidun 9
b. Abu Bakar As-Shiddiq (Bijaksana dan Tegas) 10
c. Umar bin Khattab (Tegar dan Pemberani) 12
d. Utsman bin Affan (Baik hati dan Dermawan) 14
e. Ali bin Abi Thalib (Cerdas dan Sabar) 15
BAB III KESIMPULAN 17
DAFTAR PUSTAKA 19
REFERENSI 20

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejarah kebudayaan Islam merupakan perjalanan hidup manusia Muslim dari
masa ke masa dalam usaha bersyariah (beribadah dan bermualamah) dan berakhlak
serta dalam mengembangkan sistem kehidupannya yang dilandasi oleh pendidikan
agama Islam. Menekankan pada kemampuan mengambil ibrah dari peristiwa-
peristiwa bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh berprestasi, dan
mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, ipteks dan lain-
lain untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.
Sejarah kebudayaan Islam di SMP merupakan salah satu mata pelajaran yang
menelaah tentang asal-usul, perkembangan, peranan kebudayaan/peradaban Islam
dan para tokoh yang berprestasi dalam sejarah Islam di masa lampau, mulai dari
perkembangan masyarakat Islam pada masa Nabi Muhammad SAW dan Khulafaur
Rasyidin. Secara substansial mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam memiliki
kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mengenal,
memahami, dan menghayati sejarah.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hijrah Nabi Muhammad ke Madinah?
2. Siapa sajakah Al- Khulafau Ar-Rasyidun?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian hijrah ke Madinah
2. Untuk mengetahui Al-Khulafau Ar-Rasyidun.

BAB II
PEMBAHASAN

1
1. Hijrah Nabi Muhammad SAW Ke Madinah
a. Pengertian Hijrah
Hijrah menurut bahasa berarti meninggalkan, menjauhkan diri dan
berpindah tempat. Seseorang dikatakan hijrah jika telah memenuhi dua syarat,
yaitu : pertama ada sesuatu yang ditinggalkan dan kedua ada sesuatu yang
dituju (tujuan). Dalam konteks sejarah, hijrah adalah kegiatan perpindahan
yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW bersama para sahabat beliau dari
Mekkah ke Madinah, dengan tujuan mempertahankan dan menegakkan risalah
Allah dan dakwah.1
Madinah adalah hasil pengubahan nama dari Yasrib. Nabi dan para
sahabatnya berhijrah dari Mekkah ke Yasrib (Madinah) pada tahun ke- 13
kenabian (622 M).2

b. Sebab-sebab Rasulallah Hijrah


Setelah Nabi Muhammad SAW berdakwah secara terang-terangan,
hantaman dan siksaan dari kafir Quraisy mulai meningkat. Berbagai cara
dilakukan kafir Quraisy agar Nabi Muhammad SAW tidak meneruskan
dakwahnya. Bertahun-tahun Nabi Muhammad SAW menyerukan Islam di
Mekah, tetapi hasilnya hanya sedikit yang mengikuti ajaran-Nya. Pada saat
Nabi Muhammad SAW membutuhkan dorongan dan motivasi dari orang-
orang terdekatnya, justru isterinya, Siti Khadijah dan pamannya, Abu Thalib,
berpulang ke rahmatullah dalam waktu yang hampir bersamaan. Kehilangan
kedua orang tersebut merupakan masalah serius bagi Nabi Muhammad SAW
dalam menjalankan dakwah Islamiyah di Mekah.
Peristiwa sangat menyedihkan ini kemudiaan disebut tahun duka cita
(a’mul huzni). Di tengah kesedihannya, Nabi Muhammad SAW mengalami
peristiwa luar biasa, yaitu Isra’ Mi’raj. Peristiwa itu terjadi setahun sebelum

1
Kementrian Agama Republik Indonesia, 2014, Sejarah Kebudayaan Islam, Jakarta, Diktorat
Pendidikan Madrasah, hal. 65
2
Ibid,. 66

1
Hijrah ke Madinah, tepatnya 27 Rajab 621 M. Pada peristiwa itu Allah SWT
memperlihatkan tanda-tanda keagungan dan kekuasaan-Nya sebagai penghibur
bagi Nabi Muhammad SAW yang sedang dirundung kesedihan.
Peristiwa ini memberikan pelajaran yang sangat berharga kepada Nabi
Muhammad SAW. Pada peristiwa tersebut, Nabi Muhammad SAW menerima
perintah salat 5 waktu dalam sehari semalam. Setelah Isra’ Mi’raj
mengabarkan peristiwa yang dialaminya. Kabar itu membuat kafir Quraisy
menganggap Nabi Muhammad SAW telah melakukan pembohongan. Usaha-
usaha pembunuhan terhadap Nabi Muhammad SAW dan pengikutnya terus
digalakkan. Setelah Allah SWT menyuruhnya untuk hijrah, maka Nabi
Muhammad SAW pun melaksanakan Hijrah ke Madinah.3

c. Berita Gembira dari Kota Yasrib


Awalnya, pada tahun 620 M Nabi Muhammad SAW bertemu 6 orang
Yasrib dari Kabilah Khazraj yang berziarah ke Mekah. Dalam pertemuan
tersebut, Nabi Muhammad SAW mengajak mereka untuk masuk Islam.
Mereka menyambut dengan baik ajakan itu dan menyatakan masuk Islam.
Mereka pula yang memberitahukan tentang Islam kepada masyarakat Yasrib
lainnya.
Pada tahun 621 M, seorang muslim Yasrib beserta 6 orang teman yang
lain sebagai utusan Kabilah Khazraj dan Aus mendatangi Nabi Muhammad
SAW. Keenam orang tersebut masuk Islam dan melakukan perjanjian di
tempat yang bernama Aqabah. Isi perjanjiannya: “Kami tidak akan
mempersekutukan Allah SWT dengan sesuatu yang lain. Kami tidak akan
mencuri, berzina, dan membunuh anak-anak. Kami tidak akan saling
memfitnah dan kami tidak akan mendurhakai Nabi Muhammad SAW.
Selanjutnya, pada 622 M, orang-orang Ya¡rib datang lagi dengan maksud
mengadakan perjanjian Aqabah 2 sekaligus mengundang Nabi Muhammad
SAW untuk berhijrah ke Yasrib. Perjanjian Aqabah 2, diikuti 75 orang Yasrib

3
Muhammad Ahsan, Sumiyati, dan Mustahdi, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, (Jakarta:
Pusat Kurikulum dan Pembukuan, Kemendikbud, 2017), hal 159

1
dan Nabi Muhammad SAW yang didampingi pamannya, Hamzah. Isi
perjanjian sama dengan yang sebelumnya, tetapi jumlah peserta yang memeluk
agama Islam semakin banyak. Dalam dua kali perjanjian yang terjadi, Nabi
Muhammad SAW mendapatkan kesan bahwa Islam telah siap berkembang
pesat di Yasrib. Kenyataan ini membuat Nabi Muhammad saw memerintahkan
para pengikutnya untuk hijrah ke Yasrib dengan sembunyi-sembunyi.
Sementara Nabi Muhammad SAW bertahan di Mekah bersama Abu Bakar dan
Ali bin Abi Thalib.
Rencana hijrah Nabi Muhammad SAW didengar oleh kafir Quraisy. Kaum
Quraisy pun akhirnya merencanakan pembunuhan terhadap Nabi Muhammad
SAW Kafir Quraisy khawatir Islam akan berkembang di Yasrib. Mereka
menyuruh para pemuda untuk mengepung rumah Nabi Muhammad SAW
karena khawatir akan lari. Pada malam itu pula, Nabi Muhammad SAW
membisikan kepada Ali bin Abi Thalib supaya memakai selimut beliau dan
berbaring di tempat tidurnya. Atas izin Allah Nabi Muhammad SAW berhasil
keluar dari rumahnya dengan selamat.
Tidak lama setelah Nabi Muhammad SAW meninggalkan rumahnya, para
pemuda terbangun dan masuk ke rumah beliau dengan penuh nafsu untuk
membunuh. Akan tetapi, mereka hanya mendapatkan Ali bin Abi Thalib yang
sedang tidur. Mereka kecewa dan tidak percaya dengan segala hal yang terjadi.
Hal ini terjadi hanya karena pertolongan Allah SWT.4

d. Pejalanan Hijrah Rasulallah SAW


Menjelang larut malam, Nabi Muhammad SAW menuju ke rumah Abu
Bakar dan mengajaknya hijrah. Kedua orang itu kemudian keluar dari jendela
pintu belakang dan terus bertolak ke arah selatan menuju Gua Tsur. Jalan yang
ditempuh oleh mereka adalah jalan yang tidak mungkin dilewati manusia. Hal
ini dilakukan supaya para pemuda Quraisy yang mengejar tidak menyangka
mereka melalui jalan itu.

4
Ibid,. 161

1
Dalam perjalanannya, mereka berdua sempat bersembunyi di Gua tSur
selama tiga hari tiga malam. Tidak ada seorang pun yang mengetahui tempat
persembunyian itu selain Abdullah bin Abu Bakar, kedua orang puterinya,
Aisyah dan Asma, dan pembantu mereka ‘Amir bin Fuhaira. Tugas Abdullah
adalah mencari informasi tentang rencana kafir Quraisy terhadap Nabi
Muhammad SAW Pada malam hari ia menyampaikan informasi tersebut
kepada Nabi Muhammad SAW beserta ayahnya.
Pada hari ketiga, mereka berdua sudah mengetahui bahwa situasi sudah
tenang. Mereka berangkat dan melanjutkan perjalanan dengan perbekalan yang
diberikan oleh putrinya. Supaya aman dalam perjalanan, Nabi Muhammad
SAW dan Abu Bakar mengambil jalan yang tidak pernah dilalui manusia.
Abdullah bin Uraiqit dari Banu Du’il diminta sebagai penunjuk jalan.
Keduanya membawa Nabi Muhammad SAW dan Abu Bakar dengan hati-hati
sekali ke arah selatan kemudian menuju Tihama di dekat pantai Laut Merah.
Nabi Muhammad SAW dan Abu Bakar beserta penunjuk jalannya itu
sepanjang malam dan siang berada di atas kendaraan. Tidak lagi mereka
pedulikan kesulitan dan rasa lelah. Mereka hanya percaya bahwa Allah SWT
akan menolong mereka.
Orang Quraisy mengadakan sayembara, siapa saja yang dapat membawa
Nabi Muhammad SAW hidup atau mati, hadiah besar dan jabatan tinggi
menantinya. Hal ini menarik hati masyarakat pada waktu itu, termasuk Suraqa
bin Malik yang suda mengetahui perjalanan Nabi Muhammad SAW. dan Abu
Bakar. Tidak lama kemudian Suraqa bin Malik mendatangi tempat yang
dimaksud dan dia menemukan Nabi Muhammad SAW beserta kedua
temannya yang sedang beristirahat di sebuah batu besar sambil menyantap
bekal yang diberikan oleh Asma, putri Abu Bakar.
Setiap kali Suraqa bin Malik mendekati rombongan Nabi Muhammad
SAW kudanya selalu tersungkur. Hal itu berulang sampai empat kali. Suraqa
yang percaya kepada dewa berpikir bahwa itu adalah pertanda buruk sehingga
dia mengurungkan niatnya dan kembali ke Mekah.

1
Selama tujuh hari terus-menerus mereka berjalan. Mereka hanya
beristirahat di bawah panas membara musim kemarau dan berjalan lagi
sepanjang malam mengarungi lautan padang pasir. Hanya karena adanya
ketenangan hati kepada Allah SWT membuat hati dan perasaan mereka terasa
lebih aman. Mereka selalu yakin bahwa Allah SWT akan selalu bersama
mereka.
Di tengah perjalanan menuju Madinah, Rasulullah SAW singgah di Quba’,
sebuah desa yang terletak dua mil di selatan Madinah. Di sana beliau
membangun sebuah masjid. Masjid ini menjadi masjid pertama dalam sejarah
Islam. Beliau singgah di sana selama empat hari untuk selanjutnya meneruskan
perjalanan ke Madinah.
Pada hari Jumat pagi, beliau berangkat dari Quba’ dan tiba di
perkampungan Bani Salim bin Auf tepat pada waktu shalat Jumat. shalat-lah
beliau di sana. Inilah shalat Jumat pertama dalam Islam. Khotbahnya pun
merupakan khotbah yang petama.
Nabi Muhammad SAW dan Abu Bakar tiba di Madinah pada tanggal 12
Rabiul Awal. Kedatangan beliau telah dinanti-nanti masyarakat Madinah. Pada
hari kedatangan Nabi Muhammad saw dan Abu Bakar, masyarakat Madinah
sudah menunggu di jalan yang akan dilalui Nabi Muhammad SAW, lengkap
dengan regu genderang. Mereka mengelu-elukan Nabi Muhammad SAW dan
genderang pun gemuruh diselingi nyanyian yang sengaja digubah untuk
keperluan penyambutan itu. “Bulan purnama telah muncul di tengah-tengah
kita, dari celah-celah bebukitan. Wajiblah kita bersyukur atas ajakannya
kepada Allah SWT Wahai orang yang dibangkitkan untuk kami, kau datang
membawa sesuatu yang wajib ditaati.” Itulah syair penyambutan Nabi
Muhammad SAW di Madinah.5

e. Dakwah Rasulullah SAW di Madinah


Setelah sampai di Madinah, Nabi Muhammad SAW mulai membuat
program kerja dan melaksanakannya yaitu membangun masjid,

5
Ibid,. 162

1
mempersaudarakan antara Muhajirin dan Anshar, dan membuat perjanjian
dengan penduduk Madinah.
Langkah pertama, membangun masjid. Pembangunan masjid segera
dimulai dan seluruh umat Islam ikut ambil bagian sehingga berdiri sebuah
masjid berdinding bata, berkayu batang kurma, dan beratap daun kurma.
Masjid yang dibangun Rasulullah SAW bersama-sama kaum Muhajirin dan
Anshar tidak hanya berfungsi untuk shalat semata, akan tetapi untuk seluruh
kegiatan Nabi di Madinah. Di antara fungsi masjid pada zaman Nabi adalah
sebagai tempat mempersatukan umat, bermusyawarah tentang perkembangan
Islam, mengkaji ilmu agama, bahkan sebagai pusat pemerintahan setelah
Rasulullah dipilih sebagai pemimpin di Madinah. Seluruh aktivitas masyarakat
Madinah dipusatkan di masjid. Itulah fungsi masjid yang sebenarnya sudah
dibangun oleh Rasulullah SAW.
Langkah berikut Nabi Muhammad SAW adalah mempersaudarakan antara
orang-orang Muhajirin dengan Anshar. Muhajirin adalah orang yang hijrah
dari Mekah ke Madinah, sedangkan Anshar adalah orang Madinah yang
menyambut kedatangan kaum Muhajirin. Setiap orang Anshar mengakui orang
Muhajirin sebagai saudaranya sendiri. Mereka mempersilakan saudaranya
tinggal di rumah dan memanfaatkan segala fasilitas yang ada di rumah
tersebut. Di antara para sahabat yang dipersaudarakan adalah:

Muhajirin Anshar
Abu Bakar Kharijah bin Zubair
Umar bin Khattab Itban bin Malik
Bilal bin Rabah Abu Ruwaihah
Amir bin Abdillah Sa’ad bin Muadz
Abdul Rahman bin Rauf Sa’ad bin Rabi’
Zubair bin Awwam Salamah bin Salamah
Usman bin Affan Aus bin Tsabit
Thalhah bin Ubaidillah Ka’ab bin Malik
Abu Huzaifah bin Utbah Ubbah bin Bisyr

1
Ammar bin Yasir Huzaifah bin Al Yaman

Langkah ini mendapat simpati seluruh lapisan masyarakat Madinah.


Orang-orang Muhajirin merasa nyaman dan tenteram, meskipun bukan tinggal
di rumah sendiri. Mereka melakukan kegiatan dan interaksi dengan penduduk
Madinah dan saling menolong sehingga suasana Madinah menjadi indah dan
menyenangkan. Selanjutnya, Nabi Muhammad SAW merumuskan piagam
yang berlaku bagi seluruh kaum muslimin dan orang-orang nonmuslim di
Madinah, yang kemudian disebut “Piagam Madinah”.
Perlu diketahui, bahwa di Madinah tidak hanya orang-orang Islam saja
yang tinggal, tetapi di sana terdapat pula orang-orang nonmuslim. Agar terjadi
hubungan yang harmonis, saling menghormati, toleransi, dan menjaga
lingkungan di Madinah, maka harus ada kesepakatan bersama.
Piagam inilah yang oleh Ibnu Hisyam disebut sebagai undang-undang
dasar negara dan pemerintahan Islam yang pertama. Isinya mencakup, antara
lain, perikemanusiaan, keadilan sosial, toleransi beragama, dan gotong royong.
Dengan program-program cerdas yang dilakukan Nabi Muhammad SAW,
Madinah menjadi daerah yang sangat maju baik peradaban maupun
kebudayaannya sehingga terkenalah dengan sebutan al-Madinah al-
Munawarah (kota yang bercahaya).6

2. Al-Khulafau Ar-Rasyidun
a. Pengertian Al- Khulafau Ar-Rasyidin
Khulafaur Rasyidin merupakan gabungan dari dua kata yaitu Khulafa dan
Rasyidin. Manurut bahasa, Khalifah adalah jamak dari Khilafah yang artinya
pemimpin atau pengganti. Sedangkan A-Rasyidin adalah jamak dari Ar-Rasyid
yang artinya orang yang mendapat petunjuk. Maka Khulafaur Rasyidin berarti,
para pengganti yang diberi petunjuk.
Khulafaur Rasyidin memiliki pengertian para pengganti dan penerus
kepemimpinan Islam setelah Rasulullah SAW wafat. Istilah Khulafaur

6
Ibid,. 165

1
Rasyidin diberikan kepada para sahabat yang terpilih menjadi pengganti
Rasulullah SAW, setelah wafat dan bukan menjadi Nabi dan Rasul. Masa
Khulafaur Rasyidin termasuk generasi terbaik setelah zaman Rasulullah SAW.
Khulafau Rasyidin terdiri dari empat khalifah, yaitu: Abu Bakar Ash-Siddiq,
Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin abi Thalib.7

b. Abu Bakar As-Siddiq (Bijaksana dan Tegas)


Abu bakar adalah gelar yang diberikan setelah masuk Islam. Nama
sebelum Islam adalah Abdul Ka’bah. Nama aslinya Abdullah bin Abu Quhafa
keturunan bani Taim bin Murrah bin Ka’bah bin Lu’ay bin Kal Al- Quraisy.
Beliau lahir pada tahun ke dua dari tahun gajah atau dua tahun lebih muda dari
Nabi Muhammad SAW.
Abu Bakar memiliki budi pekerti yang baik dan terpuji. Dia kalangan
bangsawan Quraisy, beliau dikenal dengan sosok yang ulet dan jujur. Beliau
merupakan pedagang yang kaya raya. Beliau berdagang dengan jujur sehingga
orang-orang tertarik untuk membeli barangnya. Sikap jujurnya hingga beliau
masuk terbawa Islam.
Sejak usia muda, Abu Bakar memeiliki ikatan persahabatan yang kuat
dengan Nabi Muhammad SAW. Ketika Nabi Muhammad diangkat menjadi
Nabi dan Rasul dengan menerima wahyu pertama, Abu Bakar merupakan
orang dewasa pertama masuk Islam.
Beliau mendapat gelar ash-shiddiq atau orang jujur terpercaya karena
beliau orang pertama yang mempercayai peristiwa perjalanan Nabi
Muhammad dai Mekkah ke Baitul Maqdis di Yerussalem, dilanjutkan dengan
perjalanan dari Baitul Maqdis ke sidrotulmuntaha dalam waktu semalam.
Peristiwa tersebut dengan peristiwa Isro’ dan Mi’raj. Sebagaimana ketika pagi
hari setelah malam Isra Mi’raj, orang-orang kafir berkata kepadanya: “Teman
kamu itu (Muhammad) mengaku-ngaku telah pergi ke Baitul Maqdis dalam
semalam”. Beliau menjawab “Jika ia bertaka demikian, maka itu benar”

7
Kementrian Agama Republik Indonesia, op.cit., 106

1
Maka dari itu beliau dijuluki ash-shiddiq karena beliau lelaki pertama
yang membenarkan dan beriman kepada Nabi Muhammad SAW.
Selama di Mekkah, peranan beliau sangat besar untuk membantu Nabi
Muhammad menyebarkan Islam. Lewat dakwah beliau, ada beberapa dari
kalangan bangsawan Quraisy yang masuk Islam seperti Utsman bin Affan,
Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, A’ad bin Qaqqash, Thalhah bin
Ubaidillah, Abu Ubaidillah bin Jarrah, Al-Arqam bin Abi Arqam.
Abu Bakar mengeluarkan harta bendanya dengan tulus untuk membantu
perjuangan dan kejayaan Islam. Beliau rela mengorbankan harta jiwanya untuk
kepentingan penyebaran Islam dan membela umat Islam.
Abu Bakar mendampingi Nabi Muhammad SAW dalam suka dan duka.
Beliau melindungi Nabi Muhammad SAW dari ejekan dan rencana
pembunuhan kafir Quraisy. Beliau selalu setia mendampingi Nabi Muhammad
SAW, dimanapun dan kapanpun.
Pada saat Nabi Muhammad sakit dan menjelang wafatnya Nabi
Muhammad, Abu Bakar sering menggantikan Nabi Muhammad SAW menjadi
imam shalat. Ketika Nabi Muhammad wafat, kaum Anshar mengadakan
musyawarah di Saqifah Bani Sa’ad. Mereka membicarakan sosok pemimpin
yang akan menggantikan Nabi Muhammad SAW. Mereka sepakat memilih
Abu Bakar sebagai Khalifah atau pengganti Nabi Muhammad SAW. Abu
Bakar memimpin umat Islam selama dua tahun.8
Buah karya Abu Bakar saat menjadi Khalifah:
1) Menegakkan hukum zakat
2) Melakukan pengumpulan dan penulisan Al-Qur’an dalam satu naskah
3) Menumpas pemberontakan orang-orang yang mengaku Nabi dan
kabilah-kabilah yang ingkar.
Memperluas wilayah Islam ke Syiria, Palestina, Irak, dan Yordania.9

8
Ibid,. 108

9
Muhammad Fadlun, RPAI (Rangkuman Pengetahuan Agama Islam), (Surabaya: CV Pustaka
Agung Harapan), hal 203

1
c. Umar bin Khattab (Tegar dan Pemberani)
Umar bin Khattab memiliki nama lengkap Umar bin Khattab bin Naufal
bin Abdi ‘Uzza bin Riba’ah bin Abdullah bin Qarh bin Razaah bin’Adiy bin
Ka’ab. Ayahnya bernama Khattab bin Nufail Al-Shimh Al-Quraisy dan ibunya
Hantamah binti Hasyim. Beliau lahir pada tahun 581 M dinkota Mekkah dari
suku Bani Adi, salah satu rumpun suku Quraisy, suku terbesar di kota Mekkah
saat itu.
Umar lahir dari keluarga bangsawan, ia bisa membaca dan menulis, yang
pada itu merupakan suatu yang langka. Beliau memiliki fisik yang tinggi besar
dan memiliki karakter keras dan tegas. Sehingga disegani dan hormati oleh
para penduduk Mekkah. Beliau seorang pemberani dan sering menyelesaikan
peperangan yang terjadi di zaman Jahiliyyah.
Sebelum masuk Isla, Umar melakukan adat istiadat Jahiliyah, antara lain
pernah mengubur putrinya hidup-hidup dan seorang peminum berat. Beliau
sangat memusuhi dan membenci Islam.
Peristiwa Islamnya Umar bin Khattab sangat istimewa. Suatu hari Umar
mencari Nabi Muhammad SAW untuk membunuhnya. Tengah perjalanan
beliau mendapat berita bahwa adiknya yang bernama Fatimah telah masuk
Islam. Umar marah dan pergi ke rumah adiknya untuk membuktikan kabar
tersebut. Ketika dia tiba di rumah adiknya, ia mendengar adiknya sedang
melantunkan beberapa ayat suci al-Qur’an. Mendengar bacaan tersebut, Umar
minta adiknya untuk memberikan lembaran tersebut, namun adiknya tidak
memberikan bacaan tersebut sebelum Umar mandi. Selesai mandi Umar
menerima lembaran yang dibava oelh adiknya, maka bergetarlah hatinya ketika
membaca ayat-ayat awal pada surat Thaha.
Kemudian Umar bin Khattab pergi kerumah Nabi Muhammad SAW dan
menyatakan keIslamanya. Maka bergemalah takbir keluar dari mulut para
sahabat yang hadir pada saat itu.
Setelah masuk Islam, sikap keras dan kebencian terhadap Nabi Muhammad
SAW dan umat Islam mulai berubah menajdi lemah lembut dan tumbuh

1
kecintaan kepada Nabi SAW. Sebaliknya, sikap tegas dan keras tetap
ditunjukan jika berhadapan dengan kafir Quraisy. Dengan watak yang tegas
dan keras, Umar bin Khattab menjadi pembela utama Nabi Muhammad SAW
dan umat Islam dair ganguan kafir Quraisy. Hal ini menjadikan umat Islam
semakin kuat dan disegani. Nabi Muhammad memberi gelar dengan
sebutan Al-Faruk yang berarti Sang Pembeda.
Umar bin Khattab memiliki pemikiran kitis. Beliau sering memprotes
kebijakan Nabi Muhammad SAW, yang dianggap tidak rasional. Misalnya
tentang perjanjian Hudaibiyah yang menurut beliau merugikan umat Islam.
Juga ketika Abdullah bin Ubay, tokoh munafik Madinah yang meninggal.
Umar bin Khattab menyarankan untuk tidak disholatkan. Menurut
pendapatnya, dia dikubur langsung karena dia tokoh munafik yang selalu
menganggu dan merugikan umat Islam. Tapi Nabi Muhammad tidak
melakukan itu sampai turun wahyu Qs. Taubah ayat 84 :
“ dan janganlah kamu sekali-kali menyembahyangkan (jenazah) seorang
yang mati di antara mereka, dan janganlah kamu berdiri (mendoakan)di
kuburnya. Sesungguhnya mereka telah kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan
mereka mati dalam keadaan fasik”.
Disamping memiliki daya kritis, tegas, dan keras, Umar bin Khattab
memiliki sikap yang sangat mulia yaitu seseorang yang amat mudah menangis
bila mendengar lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an. Beliau akan luluh hatinya
jika dibacakan ayat Al-Qur’an. Seperti saat meninggalnya Nabi Muhammad
SAW, beliau merasa tergoncang dan melarang siapapun yang mau
memandikan jasad Nabi Muhammad SAW. Beliau menggangap bahwa Nabi
Muhammad SAW tidak meninggal, melainkan hanya terpisah saja dengan
ruhnya dan suatu saat nanti akan kembali lagi. Kemudian Abu Bakar datang
dan menyatakan bahwa barangsiapa mau menyembah Muhammad,
Muhammad sudah mati. Tetapi barangsiapa mau menyebah Allah, Allah selalu
hidup dan tak akan pernah mati.
Umar bin Khattab meninggal setelah dibunuh oleh Abu Lu’luah pada hari
Rabu, 4 Dzulhijah 23 H. Beliau ditusuk dengan sebelah pisau ketika beliau

1
sedang melaksanakan shalat. Kemudian beliau wafat pada Rabu, 25 Dzulhijah
23 H/644 M.10
Peristiwa hujrah menjadi nama kalender Islam yang ditetapkan pertama
kali oleh Khalifah Umar bin Khattab ra, sebagai jawababn atau surat gubernur
Abu Musa Al-Asy’ari. Khalifah Umar menetapkan Tahun Hijriyah untuk
menggantikan penanggalan yang digunakan bangsa Arab sebelumnya.
Khalifah Umar memilih peristiwa hijrah sebagai kalender Islam, karena hijrah
Rasulullah SAW dan para sahabat dari Mekkah ke Madinah merupakan
peristiwa paling monumental dalam perkembangan dakwah.11

d. Utsman bin Affan (Baik hati dan Dermawan)


Utsman bin Affan memiliki nama lengkap Utsman bin Abdi Syams Abdi
Manaf bin Quraisy al-Quraisy, Al-Umawiy. Dilahirkan pada tahun573 M,
tahun kelima setelah kelahiran Nabi Muhammad Saw. Beliau berasal dari
keluarga kaya raya. Sebelum masuk Islam beliau di panggil Abu Amr. Beliau
memiliki sifat jujur dan rendah hati dikalangan umat Islam. Bahkan sebelum
masuk agama Islam sudah dikenal kejujuran dan kerendahan hatinya.12
Utsman bin ‘Affan adalah sahabat Nabi yang termasuk al-Khulafa’u Ar-
Rasyidµn yang ke-3 setelah Umar bin Khattab. Ia dikenal sebagai pedagang
kaya raya dan pebisnis yang andal namun sangat dermawan. Banyak bantuan
ekonomi yang diberikan olehnya kepada umat Islam di awal dakwah Islam. Ia
mendapat julukan zunnµrain yang berarti “pemilik dua cahaya.” Julukan ini
didapat karena ‘Utsman telah menikahi putri kedua dan ketiga Rasullah, yaitu
Ruqayah dan Ummu Kulsum.
‘Utsman bin ‘Affan tidak segan-segan mengeluarkan kekayaannya untuk
kepentingan agama dan masyarakat umum. Ia membeli sumur yang jernih
airnya dari seorang Yahudi seharga 200.000 dirham yang setara dengan dua
setengah kilogram emas pada waktu itu. Sumur itu ia wakafkan untuk

10
Kementrian Agama Republik Indonesia, loc.cit,. 110
11
Ibid,. 67
12
Ibid,. 110

1
kepentingan rakyat umum. ‘Utsman juga memberi bantuan untuk memperluas
Masjid Madinah dan membeli tanah di sekitarnya. Ia mendermakan 1.000 ekor
unta dan 70 ekor kuda, ditambah 1.000 dirham sumbangan pribadi untuk
Perang Tabuk yang nilainya sama dengan sepertiga biaya ekspedisi tersebut.
Pada masa pemerintahan Abu Bakar, Usman juga pernah memberikan gandum
yang diangkut dengan 1.000 unta untuk membantu kaum miskin yang
menderita di musim kering.13
Beliau wafat dibunuh pada haru Jum’at tanggal 18 Dzuhhijah 35 H ketika
sedang membaca al-Quran. Beliau wafat pada usia 82 tahun.14

e. Ali bin Abi Thalib (Cerdas dan Sabar)


Pada saat lahir, sebenenarya Ali bin Abi Thalib bernama Hydar bin Abu
Thalib yang artinya singa dari keluarga Abu Thalib, namun Rasulullah SAW
tidak begitu menyukai nama tersebut dan beliau memanggilnya dengan nama
Ali yang memiliki arti “yang tinggi derajatnya disisi Allah”. 15Ali bernama
lengkap Ali bin Abu Thalib bin Abdul Mutthalib bin Habyim bin Abdul
Manaf. Ibunya bernama Fatimah binti Asad bin Hasyim bin Abdul Manaf.
Beliau dilahirkan di Mekkah pada hari Jum’at 13 Rajab tahun 570 M atau 32
tahun setelah kelahiran Nabi Muhammad SAW. 16
Beliau adalah seorang pemeluk Islam pertama pada usianya tujuh tahun
dan juga keluarga Nabi Muhammad Saw dan menantunya setelah menikah
Fatimah.
Ali bin Abi Talib dilahirkan dari pasangan Fatimah binti Asad dengan Abi
Talib. Kelahiran Ali banyak memberi hiburan bagi Nabi Muhammad saw
karena beliau tidak punya anak laki-laki. Nabi Muhammad saw bersama
istrinya, Khadijah mengasuh Ali dan mwngangkatnya sebagai anak. Hal ini
sekaligus untuk membalas jasa Abu Talib yang telah mengasuh Anbi

13
Muhammad Ahsan, Sumiyati, dan Mustahdi, op.cit., 178
14
Kementrian Agama Republik Indonesia, loc.cit,.112
15
https//jateng.inews.id/amp/berita/Kisah Khalifah Ali bin Abi Thalib karramallahu wajhah.
(diakses pada 23 oktober 2020. 18.35 WIB)
16
Kementrian Agama Republik Indonesia, loc.cit,.

1
Muhammad sejak beliau masih kecil hingga dewasa. Dengan demikian sejak
kecil Ali sudah bersama dengan Nabi Muhammad saw.
Pada masa remaja setelah setelah wahyu turun, Ali banyak belajar
langsung dari Rasulullah. Beliau selalu dekat Nabi karena menjadi angkatnya
dan berlanjut menjadi menantunya. Didikan langsung Rasulullah kepada Ali
dalam semua aspek ilmu Islam menggemblengnya menjadi seorang pemuda
yang sangat cerdas, berani dan sabar.
Setelah hijrah dan tinggal di Madinah, Ali dinikahkan Nabi dengan putri
kesayangannya, Fatimah. Nabi menimbang Ali yang paling tepat dalam
banyak hal, seperti nasab keluarga yang serumpun (Bani Hasyim) yang paling
dulu memprcayai kenabian Muhammad setelah Khadijah.
Ali bin Abi Talib adalah salah seorang Ilmuwan yang sangat cerdas.
Rosulullah mengatakan “anaa madinatul ‘ilm wa ‘aliyu babuha”.(saya adalah
kota ilmu dan Ali adalah pintu gerbangnya).
Sebagaimana Khalifah Umar bin Khatab, Ali bin Abi Talib sebagi
khalifah tarakhir juga memeiliki watak yang sama, cerdas, dan tegas. Proses
pergantian Khalifah dari Usman bin Affan ke Ali bin Abi Talib mengalami
hambatan. Ada kelompok yang setuju ada kelompok yang menentang. Dalam
situasi genting seprti ini, Ali bin Abi Talib tampil dengan tegas sehingga dapat
menyelesaikan permasalahan-permasalaahn yang timbul. Inilah kepiawaian
Khalifah Ali bin Abi Talib.17

BAB III
KESIMPULAN

Sejarah peradaban Islam dimasa Nabi Muhammad SAW banyak melewati


rintangan-rintangan dan penganiayaan yang sangat luar biasa. Tetapi beliau selalu tabah

17
Muhammad Ahsan, Sumiyati, dan Mustahdi, loc.cit., 179

1
dan sabar dalam mengahadapi ujian tersebut. Peristiwa yang sangat luar biasa yang
diterima beliau adalah meninggalnya dua orang yang beliau sayangi dalam waktu yang
berdekatan, yaitu istri dan pamannya, Khadijah dan Abu Thalib, kemudian Allah
memerintahkan beliau untuk Isra Mi’raj ke sidrotulmuntaha. Tak lama dari peristiwa
tersebut beliau diperintahkan untuk hujrah ke Madiah karena pada saat di Mekkah
beliau tidak mendapatkan perlakukan yang baik.
Beruntungnya Nabi Muhammad SAW memiliki sahabat yang selalu menemani dan
bersama kemanapun dan dimanapun beliau berada, mereka juga adalah pengganti
kepimpinan Nabi Muhammad SAW ketika Nabi wafat, yang kita kenal dengan sebutan
Khulafaur Rasyidin. Mereka adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khattab,
Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib.
Abu Bakar Ash-Shidiqq adalah seorang yang pemberani nan dermawan, beliau
juga adalah orang pertama yang membenarkan peristiwa Isra Mi’raj Nabi Muhammad
SAW ketika kafir Quraisy tak mempercayai nya. Umar bin Khattab adalah seorang
yang keras nan tegas, sebelum masuk Islam beliau adalah seorang yang suka mabuk-
mabuk kan dan mengubur anak perempuannya hidup-hidup. Beliau masuk Islam karena
membaca surat Thaha yang membuat hatinya tergoyah dan akhirnya masuk Islam.
Utsman bin Affan adalah bangsawan yang kaya raya. Beliau memiliki sifat yang rendah
hati dan jujur. Beliau selalu menyumbangkan hartanya demi kepentingan umat Islam.
Beliau pun adalah menantu dari Nabi SAW karena menikahi kedua putri Rasul yaitu
Ruqyah dan Ummu Kulsum, beliau mendapat julukan zunnurain. Ali bin Abi Thalib
masih satu keluarga dengan Nabi SAW, beliau termasuk orang yang pertama kali
masuk Islam. Ali bin Abi Thalib pernah menggantikan posisi Nabi Muhammad SAW
ketika akan di hadang oleh kafir Quraisy yang hendak membunuhnya. Beliau pun
merupakan menantu Nabi SAW karena menikah dengan putrinya yaitu Fatimah Az
Zahra.

1
DAFTAR PUSTAKA

https//jateng.inews.id/amp/berita/Kisah Khalifah Ali bin Abi Thalib karramallahu


wajhah. (diakses pada 23 oktober 2020. 18.35 WIB)

Kementrian Agama Republik Indonesia, 2014, Sejarah Kebudayaan Islam, Jakarta,


Diktorat Pendidikan Madrasah.

1
Muhammad Ahsan, Sumiyati, dan Mustahdi, Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti, (Jakarta: Pusat Kurikulum dan Pembukuan, Kemendikbud, 2017).

Muhammad Fadlun, RPAI (Rangkuman Pengetahuan Agama Islam), (Surabaya: CV


Pustaka Agung Harapan)

REFERENSI

1
1
1
1
1
1
1

Anda mungkin juga menyukai