Anda di halaman 1dari 10

Peran Guru Dalam..

( Afifah Khoirun N)13

PERAN GURU DALAM PENDIDIKAN KARAKTER PESERTA DIDIK DI SDIT


ULUL ALBAB 01 PURWOREJO

THE ROLE OF TEACHERS IN CHARACTER EDUCATION OF STUDENTS IN SDIT ULUL


ALBAB 01 PURWOREJO

Oleh: Afifah Khoirun Nisa’, Prodi Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri
Yogyakarta
(Email : Nisakhoirunafi@gmail.com)

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran guru terhadap pendidikan karakter peserta didik di SDIT
Ulul Albab 01 Purworejo.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subyek penelitian ini adalah kepala sekolah, wakil
kepala kurikulum, serta perwakilan dari guru di SDIT Ulul Albab 01 Purworejo. Lokasi penelitian di SDIT Ulul
Albab 01 Purworejo. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Uji keabsahan data dengan menggunakan triangulasi sumber. Analisis data dengan menggunakan
model analisis kualitatif dari Miles dan Huberman yang dimulai dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data,
penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Hasil penelitian bahwa di SDIT Ulul Albab 01 Purworejo telah menjalankan lima peran guru terhadap
pendidikan karakter yaitu peran guru sebagai teladan, inspirator, motivator, dinamisator, dan evaluator. Peran guru
terhadap pendidikan karakter tidak hanya terlihat saat proses pembelajaran di kelas, namun saat di luar jam proses
pembelajaran guru juga senantiasa menjalankan perannya terhadap pendidikan karakter peserta didik. Maka secara
keseluruhan guru telah menjalankan lima peran tersebut untuk mencapai visi di SDIT Ulul Albab 01 Purworejo yang
berkaitan erat dengan pendidikan karakter peserta didik salah satunya yaitu mencetak genarasi yang berakhlak mulia.
Adapun Nilai karakter yang tertanam dari peran guru yaitu religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, dan
tanggungjawab. Hal tersebut sesuai dengan nilai karakter menurut Pemerintah dalam badan Penelitian dan
Pengembangan, Pusat Kurikulum Kementrian Pendidikan Nasional.

Kata kunci: Peran Guru, Pendidikan Karakter

Abstract
This study aims to determine the role of teachers in student character education at SDIT Ulul Albab 01
Purworejo.
This research is a qualitative descriptive study. The subjects of this study were principals, deputy head of the
curriculum, and representatives of teachers at SDIT Ulul Albab 01 Purworejo. Research location at SDIT Ulul Albab
01 Purworejo. Data collection in this study uses interview, observation, and documentation methods. Test the validity
of the data by using source triangulation. Data analysis using qualitative analysis models from Miles and Huberman
which starts from data collection, data reduction, data presentation, drawing conclusions and verification.
The results of the study that at SDIT Ulul Albab 01 Purworejo have carried out five teacher roles on character
education, namely the role of teachers as role models, inspirators, motivators, dynamists, and evaluators. The role
of the teacher in character education is not only seen during the learning process in the classroom, but when outside
the hours of the learning process the teacher also continues to play his role in the character education of students.
So as a whole the teacher has carried out these five roles to achieve the vision at SDIT Ulul Albab 01 Purworejo
which is closely related to the character education of students, one of which is the printing of noble genarations. The
embedded character values of the teacher's role are religious, honest, tolerant, disciplined, hard work, creative, and
responsible. This is in accordance with the character values according to the Government in the Research and
Development agency, Curriculum Center of the Ministry of National Education.

Keywords: Role of Teachers, Character Education


14 Jurnal Hanata Widya Vol.8 Nomor 2 Tahun 2019

PENDAHULUAN profesional dengan tugas utama mendidik,


Pendidikan merupakan hal yang terpenting mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
dalam kehidupan manusia, karena dengan menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan potensi seseorang akan terasah dan pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
berkembang sehingga dapat menentukan masa formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
depan masing-masing individu. Menurut Ki menengah. Guru adalah figur manusia yang
Hajar Dewantara pendidikan adalah daya upaya menempati posisi dan mempunyai peranan
untuk memajukan budi pekerti (karakter, penting dalam pendidikan. Peran guru sangat
kekuatan bathin), pikiran (intellect) dan jasmani diperlukan untuk mendidik, membimbing, dan
anak-anak selaras dengan alam dan pendorong. Guru juga sebagai penyampai ilmu,
masyarakatnya. Keberhasilan pendidikan penggerak, dan penasihat. Ibaratnya adalah guru
dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya sebagai lukisan yang akan dicontoh oleh peserta
yaitu personel sekolah. Istilah personel sekolah didik. Pada dasarnya baik buruk hasil lukisan
menurut Amirin, dkk. (2015: 69) dimaksudkan tergantung contoh yang diberikan oleh guru.
sebagai semua tenaga yang ada di sekolah dan Sebuah pepatah yang mengatakan guru adalah
mencakup berupa tanaga edukatif dan digugu dan ditiru. Dengan arti lain guru harus
administratif. memiliki peran penting sebagai role model atau
Personel sekolah dapat meliputi tenaga teladan bagi peserta didik terutama seorang anak
pendidik dan tenaga kependidikan yang usia sekolah dasar yang akan senantiasa
keduanya memiliki peran yang sangat strategis. mengikuti segala tingkah laku yang dilakukan
Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 gurunya ketika di sekolah, karena di usia seperti
tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat itu anak masih mudah untuk mencontoh bahkan
(6) disebutkan bahwa pendidik adalah tenaga menganggap guru sebagai idolanya melebihi
kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, orang tua mereka sendiri. Melihat peran tersebut
dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, maka sudah menjadi kejelasan bahwa seorang
tutor, isntruktor, fasilitator, dan sebutan lain guru harus mempunyai kepribadian yang baik
sesuai dengan kekhususannya serta berpartisipasi dan benar. Hal tersebut didasari karena tugas
dalam menyelenggarakan pendidikan. guru tidak hanya mengajar, namun juga
Pelaksanaan pendidikan terutama di sebuah menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai
sekolah, guru merupakan komponen terpenting karakter siswa.
untuk dapat berjalannya sebuah pembelajaran. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Tanpa kehadiran guru maka tidak akan terjadi karakter adalah sifat-sifat kejiwaan akhlak, atau
kegiatan belajar mengajar di sekolah. Sesuai budi pekerti yang membedakan seorang dari
dengan Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 yang lain. Karakter juga dapat dipahami sebagai
tentang guru dan dosen Pasal 1 Ayat (1) tabiat atau watak. Senada dengan Kamus Besar
disebutkan bahwa guru adalah pendidik Bahasa Indonesia menurut Koesoema (2007: 81)
Peran Guru dalam (Afifah Khoirun Nisa’) 15

karakter didefinisikan ciri atau gaya atau sifat secara menyeluruh. Hal ini sangat penting
khas seseorang yang bersumber dari lingkungan, dikarenakan proses belajar mengajar melibatkan
misal keluarga saat masih kecil, dan juga bawaan seluruh karakteristik yang mereka punya agar
dari lahir. Berdasarkan penelitian dari Harvard dapat menangani secara benar pembentukan
University di Amerika Serikat (Muslich, 2011: karakter peserta didik, karena pada hakikatnya
84) menyatakan bahwa kesuksesan seseorang peserta didik merupakan kesatuan dari berbagai
tidak hanya semata-mata ditentukan oleh ilmu karakteristik yang terpadu di dalam dirinya.
pengetahuan dan teknis (hard skils), tetapi juga Berdasarkan hasil wawancara yang
oleh kemampuan mengelola diri (soft skils). dilaksanakan pada 12 Januari 2019 di Sekolah
Penelitian ini mengungkapkan bahwa Dasar Islam Terpadu Ulul albab 01 Purworejo
kesuksesan hanya ditentukan oleh 20% hard skils mengungkapkan bahwa di lembaga tersebut
dan sisanya 80% dengan soft skils. Salah satu pendidikan karakter terlaksana dengan baik,
cara untuk mengasah kemampuan soft skils salah satu buktinya yaitu dengan menerapkan
adalah dengan penerapannya sejak dibangku rencana perangkat pembelajaran (RPP dan
sekolah. Silabus) mengenai pendidikan karakter peserta
Sejalan dengan penelitian tersebut maka didik dari Kementrian Pendidikan Nasional yang
berhubungan dengan tujuan pendidikan di dipadukan dengan kurikulum dari Jaringan
Indonesia sesuai dengan Undang-Undang No. 20 Sekolah Islam Terpadu (JSIT) dan pada
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pelaksaannya masih terus ditingkatkan. Selain itu
Pasal 3 yang menyatakan bahwa tujuan salah satu misi dari lembaga tersebut yaitu
pendidikan salah satunya yaitu mengembangkan membina kebiasaan, adab, dan budaya yang baik
potensi peserta didik yang berakhlak mulia maka agar terbentuk akhlakul karimah pada diri setiap
terbentuklah pendidikan karakter yang peserta didik. Hal ini dapat dilihat dari beberapa
diharapkan peserta didik memliki sifat disiplin, kasus: 1) sikap siswa yang selalu memberikan
jujur, taqwa, tanggungjawab, dan kreatif. salam saat hendak memasuki ruangan. 2) sikap
Berdasarkan tujuan tersebut, untuk menjalankan siswa yang bertanggungjawab atas kewajiban
tujuan pendidikan dalam hal pengembangan yang dimiliki setiap siswa seperti siswa laki-laki
karakter, maka peserta didik diharapkan dapat bertugas adzan dan iqomah saat sholat dhuhur
menanamkan karakternya sejak dini. mauapun kewajiban meraka dalam menjalankan
Guru memiliki peran dan fungsi penting piket kelas. Namun beberapa peserta didik tidak
dalam pembentukan kepribadian anak, guna dapat dipungkiri belum dapat mencerminkan
menyiapkan dan mengembangkan sumber daya perilakunya sesuai dengan misi sekolah.
manusia serta untuk kemajuan bangsa dan Keadaan Sekolah Dasar Islam Terpadu
negara. Memahami peserta didik, guru harus (SDIT) Ulul Albab 01 Purworejo menerapkan
mampu mengetahui dan mendalami berbagai sistem full day school sebagai upaya optimalisasi
karakteristik yang ada pada diri peserta didik waktu, potensi, dan energi dalam berkarakter
16 Jurnal Hanata Widya Vol.8 Nomor 2 Tahun 2019

baik. Di sekolah dasar full day school pada Target/Subjek Penelitian


umumnya, jam belajar padat hingga siang hari Subyek dalam penelitian ini adalah
maka dapat diduga peserta didik akan sulit diatur Kepala Sekolah, waka kurikulum, serta
karena mereka sudah merasa lelah dan emosi perwakilan guru yang ada di SDIT ulul Albab 01
yang tidak stabil. Selain itu peserta didik juga Purworejo.
memiliki berbagai macam latar belakang
sehingga berpengaruh terhadap pembentukan Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan
karakter masing-masing peserta didik. Oleh Data
karena itu, bagaimana guru menjalankan Teknik pengumpulan data dengan metode
perannya sebagaimana telah dijelaskan di atas peneitian kualitatif, peneliti melakukan dengan 3
bahwa guru adalah seorang yang mendidik dan cara yaitu wawancara, observasi, dan studi
mengajar segala sesuatu yang baik dan benar dokumentasi. Pada penelitian ini proses
untuk membentuk karakter peserta didik guna pengumpulan data melalui teknik wawancara
menyiapkan dan mengembangkan sumber daya yaitu menggunakan wawancara semi struktur
manusia. yang termasuk dalam kategori “in-depth
METODE PENELITIAN interview”yang pelaksanaannya lebih bebas dari
Jenis Penelitian wawancara terstruktur. Wawancara dilakukan
Penelitian ini merupakan penelitian kepada narasumbet kepala sekolah, waka
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. kurikulum, dan perwakilan beberapa guru di
Pendekatan kualitatif mempunyai tujuan yaitu SDIT Ulul Albab 01 Purworejo. Pada teknik
untuk mengetahui dan mengungkapkan suatu observasi peneliti menggunakan observasi terus
permasalahan secara mendalam berdasarkan terang. Peneliti melakukan pengumpulan data
fakta, kejadian, keadaan, fenomena yang dan menyatakan terus terang kepada sumber
sebenarnya terjadi dan bagaimana seharusnya data, bahwa sedang melakukan penelitian. Jadi
terjadi. Dalam penelitian ini peneliti ingin pihak yang diteliti mengetahui sejak awal sampai
mengungkapkan kondisi, pola, peristiwa yang akhir tentang aktivitas peneliti. Sedangkan studi
ditemukan dan terjadi di lapangan atau yang dokumentasi pada penelitia ini dilakukan pada
menjadi objek penelitian. dokumen-dokumen yang mendukung peneliti
dalam memperoleh data mengenai topik atau
Tempat dan Waktu Penelitian tema yang diteliti. Dokumen tersebut berasal dari
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan narasumber yang memberikan data kepada
April-Mei 2019 di SDIT Ulul Albab 01 peneliti untuk dianalisis. Dokumentasi yang
Purworejo yang beralamat di Perum Argopeni, didapatkan oleh peneliti akan mamapu untuk
Kutoarjo, Purworejo, Jawa Tengah. melengkapi hasil pengambilan data selama
proses penelitian. Data yang dicari dalam
penelitian ini adalah data yang memuat mengenai
Peran Guru dalam (Afifah Khoirun Nisa’) 17

peran guru dalam pendidikan karakter peserta telah menerapkan lima peran guru terhadap
didik di SDIT Ulul Albab 01 Purrworejo. pendidikan karakter. Peran tersebut meliputi
peran guru sebagai teladan, inspirator, motivator,
Teknik Analisis Data dinamisator, dan evalutor. Hal tersebut sesuai
Analisis data yang digunakan dalam dengan pendapat dari Wiyani (2012: 85-87) yang
penelitiam ini yaitu dengan analisis data Miles mengemukakan bahwa peran guru dalam
dan Hunberman (1984) dalam Sugiyono (2015: melaksanakan pendidikan karakter meliputi
337), mengemukakan bahwa aktivitas dalam keteladanan, inspirator, motivator, dinamisator,
analisis data kualitatif dilakukan secara terus dan evaluator.
menerus, dan interaktif hingga datanya sudah Berkaitan dengan peran tersebut, guru
jenuh. Langkah-langkah analisis ini dimulai dapat menerapkan perannya karena pada diri
dengan. seorang guru harus memiliki kompetensi.
1. pengumpulan data., Kompetensi yang erat kaitannya dengan peran
2. data reduction (reduksi data), guru terhadap pendidikan karakter yaitu
3. data display (penyajian data), dan kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial.
4. conclusion drawing/verification (penarikan Tanpa mempunyai kompetensi tersebut guru
kesimpulan dan verifikasi).. tidak akan dapat menjalankan peran terhadap
pendidikan karakter. Mengenai kompetensi
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN kepribadian, hal tersebut sejalan dengan Standar
Berdasarkan hasil data di lapangan bahwa Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat
peran guru dalam pendidikan karakter siswa (3) butir b, dikemukakan bahwa kompetensi
yaitu berangkat dari visi lembaga tersebut untuk kepribadian adalah kompetensi kepribadian yang
membina kebiasaan, adab, dan budaya yang baik mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.
sehingga membentuk akhlakul karimah. Sedangkan kompetensi sosial guru mengacu
Pembinaan kebiasaan, adab, dan budaya tersebut pada Standar Nasional Pendidikan, penjelasan
bertujuan agar dapat membentuk insan yang pasal 28 ayat (3) butir d, bahwa kompetensi
cerdas dan berkarakter sehingga agar bermanfaat sosial adalah kemampuan pendidik sebagai
ketika hidup bermasyarakat. Hal ini sejalan bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan
dengan tujuan pendidikan di Indonesia yang ada bergaul secara efektif dengan peserta didik,
pada Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 sesama pendidik, tenaga kependidikan dan
tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 yang orangtua peserta didik dan masyarakat sekitar.
menyatakan bahwa tujuan pendidikan salah
satunya yaitu mengembangkan potensi peserta 1. Peran Guru sebagai Teladan
didik yang berakhlak mulia. Berdasarkan hasil Salah satu peran guru dalam pendidikan
wawancara dan pengamatan yang dilakukan karakter peserta didik yaitu sebagai teladan.
bahwa guru di SDIT Ulul Albab 01 Purworejo Menurut (Hamalik, 2008: 9) peran guru sebagai
18 Jurnal Hanata Widya Vol.8 Nomor 2 Tahun 2019

teladan yaitu guru diharapkan mampu rasa syukur dan lain-lain. Dari hasil penelitian
memberikan contoh yang baik kepada peserta tersebut menunjukkan bahwa peran guru sebagai
didik agar dapat dicontoh oleh peserta didik. teladan di SDIT Ulul Albab 01 Purworejo telah
Pendapat tersebut sesuai dengan peran guru berjalan sesuai dengan visi lembaga menciptakan
sebagai teladan di SDIT Ulul Albab 01 generasi salah satunya genarasi berakhlak mulia
Purworejo dengan hasil penelitian yaitu guru dengan membiasakan peserta didik mempunyai
memberikan contoh kepada peserta didik untuk karakter yang baik sehingga akan tertanam dari
disiplin dalam hal apapun, membuang sampah sejak dini.
pada tempatnya, makan dan minum
menggunakan tangan kanan, makan dan minum 2. Peran Guru sebagai Inspirator
tidak boleh sambil berdiri, berbicara sesuai Peran guru terhadap pendidikan karakter
dengan tata krama,berbicara pelan kepada salah satunya yaitu guru sebagai inspirator. Guru
siapapun yang jaraknya masih dapat dijangkau, sebagai inspirator harus mampu menjadi
pakaian harus syar’i, berdo’a pada saat akan inspirasi bagi peserta didik nya dengan apa yang
memulai kegiatan, memberikan contoh untuk guru miliki atau pun bisa dengan menggunakan
selalu berkata dan berbuat jujur, dan hal baik inspirasi dari tokoh-tokoh teladan sehingga dapat
lainnya. Selain itu guru juga tidak akan bosan membangkitkan semangat peserta didik untuk
untuk mengingatkan peserta didik untuk meraih prestasi dan berkarakter baik. Menurut
berperilaku baik pada pembiasaan diri sehari-hari Wiyani (2012: 85-87) peran guru sebagai
sehingga tertanam karakter yang baik pada inspirator yaitu seorang guru harus
peserta didik. membangkitkan semangat untuk maju dengan
Peran guru sebagai teladan pun tidak menggerakkan segala potensi yang dimiliki guna
hanya sebatas pada proses kegiatan belajar meraih prestasi yang spektakuler bagi dirinya
mengajar. Dari uraian di atas dapat diketahui dan masyarakat.
kehidupan sehari-hari di sekolah tidak luput dari Seperti halnya pendapat di atas, hasil
adanya peran guru sebagai teladan. Setiap hari penelitian mengungkapkan bahwa setiap guru
juga teramati bahwa terdapat banyak kegiatan harus memiliki ciri khas tertentu yang dapat
rutin yang dicontohkan guru sebagai upaya dicontoh dan senantiasa diingat oleh peserta
pelaksanaan peran guru sebagai teladan. didik. Pada saat penelitian dikemukakan hasil
Sebagian peran guru sebagai teladan juga bahwa peran guru sebagai inspirator bermacam-
tertuang dalam rencana perangkat pembelajaran macam. Seperti guru dapat menginspirasi peserta
(RPP) dengan menyisipkan kegiatan yang didik melalui cerita kisah guru pada saat masih
mengandung karakter dari awal pembelajaran kecil yang dapat dicontoh, menceritakan kisah
seperti membiasakan diri untuk berdo’a sebelum dari guru-guru lain atau dari kelas kakak yang
belajar hingga pada akhir pembelajaran peserta mempunyai kisah baik dan pencapaian prestasi
didik juga disisipkan pendidikan karakter seperti yang gemilang sehingga siswa akan terinspirasi
Peran Guru dalam (Afifah Khoirun Nisa’) 19

dan bersemangat untuk mencapai prestasi yang motivasi dan juga memberikan reward pada
gemilang, menceritakan kisah Rasulullah dan peserta didik yang sudah mencapai target
sahabat-sahabatnya yang jelas dapat dijadikan tertentu. Jika sudah mendapat nilai bagus maka
inspirasi untuk peserta didik. Tidak hanya akan diberikan hadiah walaupun hanya sekedar
dengan bercerita ada juga guru yang makanan yang disukai. Peran guru sebagai
menggunakan ide dengan memberikan inspirasi motivator juga dapat dilakukan ketika peserta
dari kisah Rasulullah dan sahabatnnya dengan didik akan menghadapi test atau ujian jika setalah
menggunakan majalah dinding atau yang disebut test usai guru akan memberikan reward. Paling
mading. tidak itulah janji guru untuk memotivasi mereka
Selain itu pada kegiatan ekstrakulikuler agar semangat belajar.
guru juga berinisiatif untuk menyelipkan peran Hasil penelitian di atas sesuai dengan
guru sebagai inspirator melalui ekstrakulikuler pendapat dari Wiyani (2012: 85-87) mengenai
pramuka. Dengan diadakannya kegiatan peran guru sebagai motivator yaitu Motivator,
menonton perjuangan saudara di Palestina dalam hal ini guru dengan sengaja memberikan
sehingga diharapkan peserta didik akan lebih hadiah, melibatkan harga diri dan memberitahu
bersemangat untuk meraih prestasi karena hasil prestasi/karya siswanya, memberikan tugas
perjuangan saudara di Palestina sangat luar biasa. sekolah kepada siswa, mengadakan kompetisi
Dari hasil penelitian melalui wawancara dan belajar yang sehat antar siswa, sering
observasi maka peran guru sebagai inspirator di mengadakan ulangan,. Selain itu guru spontan
SDIT Ulul Albab 01 Purworejo senantiasa mengajar dengan cara yang menyenangkan
dilakukan dengan berbagai macam kegiatan baik sesuai dengan individualisasi, menimbulkan
dalam proses belajar mengajar maupun diluar suasana yang menyenangkan dan memahami
proses belajar mengajar. tingkatan perkembangan intelektual siswa.
Maka dapat dimaknai bahwa peran guru
3. Peran Guru ebagai Motivator sebagai motivator di SDIT Ulul Albab 01
Peran guru sebagai motivator pada hasil Purworejo dilakukan secara maksimal. Ditambah
penelitian yaitu guru mampu menakankan pada pada kegiatan khas dari lembaga tersebut yaitu
pada setiap masuk pembelajaran peserta didik adanya guru piket yang senantiasa setiap pagi
diberikan motivasi terlebih dahulu. Selain itu hari ketika peserta didik berangkat sekolah guru
peran guru sebagai mtivator yang dilakukan berjaga di gerbang sekolah untuk memberikan
adalah pada setiap paginya ketika peserta didik semangat dan motivasi kepada peserta didik.
akan memasuki gerbang sekolah ada guru piket Sehingga peserta didik akan lebih bersemangat
yang bertugas di gerbang yang menyambut untuk belajar di sekolah.
peserta didik untuk memberikan semangat dan
motivasi kepada peserta didik. Pada saat
pembelajaran guru senantiasa memberikan
20 Jurnal Hanata Widya Vol.8 Nomor 2 Tahun 2019

4. Peran Guru sebagai Dinamisator peserta didik agar dapat mengubah karakter yang
Peran guru sebagai dinamisator adalah kurang baik.
salah satunya sebagai penggerak perubahan dan 5. Peran Guru sebagai Evaluator
penggerak bakat peserta didik. Hasil dari Peran guru sebagai evaluator dari hasil
penelitian menyatakan bahwa peran guru sebagai penelitian yaitu guru melakukan evaluasi
dinamisator maka guru adalah agen perubahan. program melalui angket, guru melakukan
Hal sederhana yang dilakukan guru agar dapat evaluasi anak melalui komunikasi dengan orang
menjadi penggerak karakter peserta didik yaitu tua, hal-hal yang berhubungan dengan karakter
dengan memberikan nasihat. Ketika nasihat tidak peserta didik yang kurang baik maka peserta
mempan maka guru berhak memberikan didik akan ditindak lanjuti dalam program
hukuman kepada peserta didik yang berkarakter mentoring, rapat rutin untuk membahas metode
kurang baik agar terdapat efek jera sehingga ataupun kurikulum yang berkaitan dengan
tidak akan diulanginya lagi. Guru sebagai pendidikan karakter, guru mengawasi proses
dinamisator berperan sebagai penggerak bakat pembelajaran hingga akhir, dan juga dengan cara
yaitu dilakukan dengan cara mengadakan guru menuliskan catatan perilaku peserta didik
ekstrakulikuler yang diampu oleh guru sesuai dan tindak lanjut yang dilakukan dalam buku
bakatnya. Sehingga peserta didik yang memiliki jurnal guru. Hasil penelitian tersebut sesuai
bakat tertentu akan terasah dan hasilnya akan dengan pendapat dari Wiyani (2012: 85-87) yaitu
diikutkan pada lomba ataupun ditampilkan pada bahwa evaluator, guru harus mengevaluasi
acara tertentu. metode pembelajaran yang selama ini dipakai
Hasil penelitian tersebut sesuai dengan dalam pendidikan karakter, selain itu juga harus
pendapat Wiyani (2012: 85-87) yaitu mampu mengevaluasi sikap perilaku yang
“Dinamisator, seorang guru tidak hanya ditampilkan dan agenda yang direncankan.
membangkitkan semangat tetapi juga Hal tersebut dapat dimaknai bahwa peran
“lokomotif” yang benar-benar mendorong guru sebagai evaluator di SDIT Ulul Albab 01
gerbong ke arah tujuan dengan kecepatan, Purworejo meliputi kegiatan rutin bagi semua
kecerdasan dan kearifan yang tinggi.” Hal guru. Kegiatan evaluasi pendidikan karakter di
tersebut dapat dimaknai bahwa peran guru lembaga tersebut akan senantiasa dilaksanakan
sebagai dinamisator di SDIT Ulul Albab 01 sebagai upaya pendidikan karakter yang lebih
Purworejo benar-benar dilakukan dengan baik. baik. Sesuai dengan visi di SDIT Ulul Albab 01
Ekstrakulikuler yang dilaksanakan rutin setiap Purworejo yaitu salah satunya mewujudkan
minggunya hingga menghasilkan banyak prestasi generasi yang berakhlak mulia.
dari lomba yang diikuti oleh peserta didik dan Berdasarkan lima peran guru yang telah
juga guru yang tidak bosan untuk menasehati dibahas maka nilai karakter yang berhasil
peserta didik hingga tidak segan menghukum ditanamkan pada peserta didik adalah adalah
karakter religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja
Peran Guru dalam (Afifah Khoirun Nisa’) 21

keras, kreatif, dan tanggungjawab. Hal tersebut guru yaitu religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja
sesuai dengan nilai-nilai karakter menurut keras, kreatif, dan tanggungjawab. Hal tersebut
Pemerintah dalam Badan Penelitian dan sesuai dengan nilai karakter menurut Pemerintah
Pengembangan, Pusat Kurikulum Kementrian dalam badan Penelitian dan Pengembangan,
Pendidikan Nasioanal yang tercantum dalam Pusat Kurikulum Kementrian Pendidikan
Zuchdi (2011: 168-170) dengan 18 nilai-nilai Nasional.
karakter yaitu religius, jujur, toleransi, disiplin,
kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa Saran
ingin tahu, cinta tanah air, semangat kebangsaan, Saran yang dapat diberikan penulis
menghargai prestasi, bersahabat dan berdasarkan hasil penelitian yaitu sebagai
komunikatif, cinta damai, gemar membaca, berikut.
peduli lingkungan, peduli sosial, dan 1. Peran guru sebagai teladan dalam nilai
tanggungjawab. karakter disiplin siswa hendaknya guru
dapat melihat hasil nilai karakter peserta
SIMPULAN DAN SARAN didik yang tertanam sehingga seperti siswa
Simpulan yang sering terlambat ke sekolah dapat
Berdasarkan data hasil penelitian dan tertanam jiwa kedisiplinannya.
pembahasan mengenai peran guru terhadap 2. Peran guru sebagai inspirator hendaknya
pendidikan karakter peserta didik di SDIT Ulul guru dapat setiap hari memberikan inspirasi
Albab 01 Purworejo, maka dapat diambil tidak hanya melalui cerita tokoh tetapi guru
kesimpulan bahwa di SDIT Ulul Albab 01 juga harus dapat memberikan inspirasi dari
Purworejo telah menjalankan lima peran guru diri sendiri.
terhadap pendidikan karakter yaitu peran guru 3. Peran guru sebagai motivator hendaknya
sebagai teladan, inspirator, motivator, guru tidak hanya dengan pemberian
dinamisator, dan evaluator. Peran guru terhadap semangat kepada peserta didik namun juga
pendidikan karakter tidak hanya terlihat saat dengan cara apresiasi atau membuat
proses pembelajaran di kelas, namun saat di luar peraturan yang dapat membuat efek jera. Hal
jam proses pembelajaran guru juga senantiasa tersebut akan memotivasi peserta didik agar
menjalankan perannya terhadap pendidikan tidak melanggar peraturan.
karakter peserta didik. Dari hasil penelitian maka 4. Peran guru sebagai dinamisator hendaknya
secara keseluruhan guru telah menjalankan lima guru saat menjadi agen perubahan karakter
peran tersebut untuk mencapai visi di SDIT Ulul agar lebih cepat tanggap dalam menghadapi
Albab 01 Purworejo yang berkaitan erat dengan permasalahan yang dihadapi siswa.
pendidikan karakter peserta didik salah satunya 5. Peran guru sebagai evaluator hendaknya
yaitu mencetak genarasi yang berakhlak mulia. guru memberikan tes-tes pembiasaan
Adapun Nilai karakter yang tertanam dari peran
22 Jurnal Hanata Widya Vol.8 Nomor 2 Tahun 2019

pendidikan karakter kepada peserta didik Kemenristekdikti. (2008). Peraturan Pemerintah


RI Nomor 74, Tahun 2008 tentang Guru.
secara langsung.
Koesoema, D. (2007). Pendidikan Karakter.
DAFTAR PUSTAKA Jakarta: Grasindo.

Amirin, T., & Handayani, W. (2015). Muslich, M. (2011). Pendidikan Karakter


Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Menjawab Tantangan Krisis
UNY Press. Multidimensional. Jakarta: Bumi Aksara.

Depdikbud. (2003). Undang-Undang Nomor 20 Sugiyono. (2015). Metode Penelitian


Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Nasional.
Wiyani, N. (2012). Manajemen Pendidikan
________. (2005). Undang-Undang Nomor 14 Karakter, Konsep dan Implementasinya
Tahun 2005, Tentang Guru dan Dosen. di Sekolah . Yogyakarta: Pedagogia.

Hamalik, O. (2008). Kurikulum dan Zuchdi, D. (2011). Pendidikan Karakter dalam


Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Prespektif Teori dan Praktik.
Yogyakarta: UNY Press.

Anda mungkin juga menyukai