Anda di halaman 1dari 13

ARTIKEL

PERAN PENDIDIK PAUD DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN PENDIDIKAN


KARAKTER MELALUI METODE PEMBELAJARAN SENTRA DAN
LINGKARAN
Maria Magdalena Sola
201603049
Abstract.
Character education is good education as a main preventing bad habit risk and also can
build a good character (Berkowitz & Bier, 2004). Teacher effectiveness is an improvement
of teacher's role evaluation methods. Based on preliminary study, found that Anak Saleh
preschool has an unique character education. Character education successfully implemented
because techer's role and teacher effectiveness, this supported by implementation of Beyond
Center and Circle Time (BCCT) teaching method. This research has three participants who
are Anak Saleh preschool's teacher and two participants as significant others. This research
is a qualitative study which used thematic analyze data with coding on the interview's
transcript and supported by observation and documentation study as secondary data. This
research found that: (1) preschool Anak Saleh's teacher has 13 characterisctics of effective
teacher; (2) in order to implemented character education through BCCT method has 7
aspect,4 approach model, did 9 step of teaching, and did 6 character education strategy.

Keywords: teacher, preschool, character education, beyond center and circle time.

Abstrak.
Pendidikan karakter adalah pendidikan yang baik sebagai bentuk tindakan pencegahan
yang utama bagi resiko perilaku buruk dan juga dapat membangun karakter yang positif
(Berkowitz & Bier, 2004). Keefektifan pendidik merupakan upaya peningkatan akan metode
evaluasi terhadap peran pendidik. Berdasarkan studi lapangan awal, ditemukan bahwa
PAUD Anak Saleh memiliki pendidikan karakter yang khas. Pendidikan karakter berhasil
diterapkan disebabkan peran pendidik yang berkarakteristik pendidik yang efektif, hal ini
didukung dengan penerapan metode pembelajaran berbasis sentra dan lingkaran. Informan
dalam penelitian ini terdiri atas 3 pendidik PAUD Anak Saleh dan 2 informan sebagai
significant other. Tipe penelitian ini adalah kualitatif. Teknik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis tematik dengan melakukan koding terhadap hasil transkrip
wawancara dan didukung oleh teknik observasi serta studi dokumentasi sebagai data
sekunder yang kemudian di analisis. Hasil penelitian menemukan bahwa: (1) Karakteristik
pendidik PAUD Anak Saleh bercirikan 13 aspek; (2) Peran Pendidik PAUD Anak Saleh
dalam mengimplementasikan pendidikan karakter melalui metode pembelajaran sentra dan
lingkaran, meliputi 7 aspek; melalui 4 model pendekatan; melakukan 9 langkah
pembelajaran; dan melaksanakan 6 strategi pendidikan karakter.
Kata Kunci: Pendidik, PAUD, Pendidikan Karakter, Pembelajaran Sentra dan
Lingkaran

PENDAHULUAN pembelajar yang baik (good knower) (River,


Pendidikan karakter adalah 2004 dalam Wibowo 2012). Good knower
pendidikan yang baik dan sebagai bentuk disini berarti pendidikan harus lebih
tindakan pencegahan yang utama bagi memfokuskan pada proses yang mulia,
resiko perilaku buruk dan juga dapat ketimbang hasil yang baik namun didapat
membangun karakter yang positif dimana dari proses yang tidak bermoral. Selain itu
memerlukan komposisi aktif (active juga menyangkut tentang motivasi
ingredient) (Berkowitz & Bier, 2004). Oleh berprestasi (achievement motivation),
karena itu penting adanya sebuah memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
pendidikan karakter yang baik atau terhadap ilmu pengetahuan (curiosity for
bermoral untuk membangun stabilitas higher knowledge), dan hal dasar lainnya.
kemajuan bangsa yang tangguh, mandiri, Keutamaan akademis tersebut merupakan
dan berkarakter unggul. komponen dalam pendidikan karakterdalam
Dalam konteks lembaga pendidikan, lembaga pendidikan.
keutamaan akademis atau keutamaan yang Seperti yang diungkapkan oleh Brock
mendukung bagi tercapainya keutamaan (2012), bahwa anak usia dini (pembelajar)
intelektual adalah ciri khas lembaga membutuhkan jiwa profesionalitas dan hal
pendidikan (Albertus, 2010 dalam Wibowo tersebut didapatkan dari pembentukan
2012). Misi utama pendidikan adalah peraturan dan kurikulum yang dilakukan
mengembangkan potensi anak didik sebagai oleh pendidik. Menurut Albertus (2010
dalam Wibowo, 2012), agar pendidikan berhubungan meskipun tidak secara
karakter efektif hendaknya menyertakan langsung. Seorang anak memulai proses
tiga basis pendekatan yaitu pendidikan belajar sejak menit-menit pertama dalam
karakter berbasis kelas (classroom based), hidupnya. Murid atau peserta didik berhak
kultur sekolah (school culture), dan mendapatkan pelayanan yang bermakna
komunitas (community). Unsur kultur (meaningful), seperti lingkungan yang
sekolah menjadi hal mendasar bagi bermanfaat untuk proses belajar yang
tercapainya tujuan pendidikan karakter. efektif (Leikin & Dinur, 2011). Mengajar
Pengkulturan yang berkarakter bagi yang efektif (effective teaching) merupakan
peserta didik dapat tercapai dengan efektif seperangkat perilaku yang dilakukan oleh
melalui peran pendidik yang memahami pendidik yang efektif (effective teacher)
dan dapat mengimplementasikan makna dalam pekerjaan harian mereka. Banyak
dari pendidikan karakter (the meaning of ahli pendidikan berpendapat bahwa
character education). Perlu adanya faktor keefektifan seorang pendidik merupakan
penguatan (reinforcement factors) yang kombinasi antara pengetahuan, skill, dan
dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi karakteristik personal (Katz, 1993 dalam
habit dan akan membudaya (culturing) Colker, 2008).
dalam kehidupan peserta didik hingga Pendidik PAUD
dewasa (Suminar, 2010). Sanger dan Pendidik merupakan sebutan untuk
Osguthorpe (2012) menyebutkan bahwa seseorang yang berprofesi sebagai pendidik
guru atau pendidik adalah sosok contoh (Munandir, 2001) atau orang yang mendidik
(model atau patron) dari peserta didik (Setiawan, 2014). Dalam konteks penelitian
(client) dalam bertindak dan berperilaku ini yang dimaksudkan sebagai pendidik
serta menjadi pendukung yang efektif dan adalah guru Pendidikan Anak Usia Dini
menjadi sosok yang bertanggung jawab (PAUD). Guru PAUD yang dimaksud
dalam praktek pembelajaran peserta didik adalah PAUD formal yang terdiri dari
khususnya dalam konteks lembaga TK/RA (PP. 19/2005: pasal 30: 1). Menurut
pendidikan. Permendiknas Nomor 58 Tahun 2009
B e b e ra p a p e n e l i t i a n s e b e Tentang Standar Pendidikan Anak Usia
l u m nya menunjukkan bahwa peran Dini, disebutkan bahwa pendidik anak usia
pendidik dan karakteristik pendidik saling dini adalah profesional y a n g b e r t u g a s
, m e l a k s a n a k a n p ro s e s Mulyasa, 2007) mengemukakan bahwa
pembelajaran, dan menilai hasil motivasi adalah tenaga pendorong atau
pembelajaran serta melakukan penarik yang menyebabkan adanya
pembimbingan, pengasuhan, dan tingkah laku kearah suatu tujuan tertentu.
perlindungan anak didik. Guru PAUD Oleh karena itu, pendidik sebagai
dipersyaratkan memiliki kualifikasi pemotivasi harus mampu membangkitkan
dan kompetensi. motivasi belajar (growing of learning
Dalam Undang-undang RI Nomor 14 motivation) peserta didik sehingga tujuan
Tahun 2005 pasal 4 dikatakan bahwa guru dari proses belajar mengajar dapat tercapai
sebagai tenaga profesional berfungsi untuk (to accomplish of teaching-leaning process).
meningkatkan martabat dan peran guru Sebagai pemacu perekayasa
sebagai agen pembelajaran (learning pembelajaran, guru harus mampu
agent) adalah peran guru atau pendidik memberdayakan potensi peserta didik dan
antara lain sebagai fasilitator (facilitator), mengembangkan sesuai dengan aspirasi dan
pemotivasi (motivator), pemacu perekayasa cita-citanya. Hal tersebut dapat tercapai
pembelajaran (to drive of instructional apabila guru mampu merekayasa
engginering), dan pemberi inspirasi belajar pembelajaran (instructional
(inspiring learning) bagi peserta didik yang engineering) sedemikian rupa sehingga
berfungsi untuk meningkatkan mutu peserta didik termotivasi dan mampu
pendidikan nasional (Mulyasa, 2007). dalam mengeksplorasi k e m a m p u a n n
Sebagai fasilitator maka pendidik y a . Te r a k o m o d a s i d a n
memiliki peran dalam memberikan tertumbuhkan minat, bakat, kemampuan,
kemudahan belajar (facilitate of learning) dan potensi-potensi yang dimiliki setiap
kepada seluruh peserta didik, agar dapat peserta didik melalui metode pembelajaran
belajar dalam suasana yang menyenangkan yang diterapkan oleh guru. Guru harus
(joyfull) gembira (happy/fun), penuh menjadi pemicu motivasi dalam
semangat (morale/anthusias), tidak cemas pembelajaran, dengan memberikan
(un nervous), dan berani mengemukakan kemudahan belajar bagi seluruh peserta
pendapat secara terbuka (confident to open didik, agar dapat mengembangkan potensi
opinion) (Mulyasa, 2007). yang dimiliki secara optimal (Mulyasa,
Callahan dan Clark, (1988, dalam 2007).
Peran guru sebagai pemberi inspirasi berani mengambil resiko; 4) pragmatis;
belajar (to giving learning inspiration), 5) sabar; 6) fleksibel; 7)
mempersyaratkan guru untuk hormat(respect); 8) kreatif; 9) otentik; 10)
mampu memerankan diri sebagai sosok menyukai belajar (love of learning);11)
yang memberikan inspirasi pembelajaran berenergi tinggi
bagi peserta didik (inspiring teaching for
student), sehingga kegiatan belajar dan Pendidikan Karakter
pembelajaran dapat membangkitkan Berkowitz dan Bier (2004)
berbagai pemikiran, imajinasi, kreativitas, mendefinisikan karakter sebagai “The
gagasan, dan ide-ide baru (Mulyasa, 2007; composite of those characteristic of the
Arifin, 2010). Selain dalam konteks individual that directly motive and enable
pembelajaran maka guru harus mampu him or her to act as a moral agent, that is, to
memberikan contoh yang baik dalam hidup do the right thing.” Moral disini dapat
dan berbudaya (uswatun hasanah). Guru diidentifikasi dalam tujuh aspek dari
harus mampu membangkitkan kebesaran karakter antara lain: bertindak moral (moral
diri peserta didiknya dengan memiliki action), nilai moral (moral values),
kebesaran diri atau rasa percaya diri (self kepribadian moral (moral personality),
confident) tersebut. Peran pendidik PAUD perasaan moral (moral emotions), beralasan
tergambar dalam bagan pada Gambar 1. dengan moral (moral reasoning), identitas
Pendidik yang efektif merupakan moral (moral identity), dan karakteristik
gabungan antara pengetahuan, dasar (foundational characteristic)
kemampuan, dan karakteristik personal (Berkowitz, 1997). Terdapat tiga komponen
(Katz, 1993). Atas dasar itu, Colker (2008) karakter yang saling bergantung (triangulasi)
merumuskan 12 karakteristik pendidik dan membentuk melalui proses pebiasaan
efektif bagi anak usia dini yang didasarkan (habituasi) yang dapat terangkum dalam
pada kombinasi antara pengetahuan pendidikan karakter yaitu pengetahuan
(knowledge), kemampuan (skill), moral (knowing the good), perasaan moral
dan karakteristik personal (characteristic) (feeling the good), dan tindakan moral
yang diungkapkan oleh Katz (1993), atara (acting the good) (Lickona, 1991; Muslich,
lain 1) passion pada anak-anak dan 2011). Menurut Kemendiknas (2010),
mengajar; 2) tekun (perseverance); 3) terdapat 18 nilai luhur antara lain: 1)
religius; 2) jujur; 3) toleransi; 4) disiplin; 5) Metode sentra dan lingkaran adalah
kerja keras; 6) kreatif; 7) mandiri; metode yang digunakan untuk melatih
8)demokratis; 9) rasa ingin tahu; 10) perkembangan anak dengan menggunakan
semangat kebangsaan; 11) cinta tanah air; pendekatan bermain adalah main
12) menghargai prestasi; 13) sensorimotor (fungsional), main peran, dan
bersahabat/komunikatif; 14) cinta damai; main pembangunan. Saat dalam proses
15) gemar membaca; 16) peduli pembelajaran sentra dan lingkaran anak
lingkungan; melalui empat jenis pijakan
17) pedui sosial; 18) tanggung jawab. (scaffolding) untuk mendukung
perkembangan anak yaitu: (1) pijakan
Metode Pembelajaran Sentra dan lingkungan main; (2) pijakan sebelum main;
Lingkaran (3) pijakan selama main; (4) pijakan setelah
Dalam rangka mengatasi kelemahan main (Phelps, 2005; Direktorat PAUD,
dari pendidikan PAUD maka direktorat 2006; Arifin,
PAUD pada tahun 2005 telah 2009).
mengadopsi metode pembelajaran Pendekatan BCCT memiliki
mengunakan pendekatan baru. Pendekatan keunggulan yaitu: (1) anak akan belajar
tersebut disebut dengan pendekatan sentra lebih baik jika lingkungan diciptakan
dan lingkaran (metode Seling) yang alamiah (naturalistic environment); (2)
diadopsi dari Creative Center for belajar akan lebih bermakna (learning with
Childhood Research and Training ( meaning) jika anak melakukan apa yang
CCCRT) yang berkedudukan di Florida, dipelajari bukan hanya mengetahui (learning
Amerika Serikat. Pendekatan yang by doing); (3) pembelajaran akan lebih
dilakukan oleh CCCRT tersebut dikenal bermakna
dengan BCCT (Beyond Center and Circle dan mengena (Depdiknas, 2005; Arifin,
Time). Terdapat tiga fungsi dalam 2009). Filosofi yang digunakan dalam
pendekatan BCCT yaitu: (1) melejitkan metode pembelajaran BCCT (sentra dan
kecerdasan anak; (2) penanaman nilai-nilai lingkaran) adalah constructivism, yaitu
dasar; (3) pengembangan kemampuan bahwa pembelajaran tidak hanya dengan
dasar (Direktorat PAUD, 2006; Arifin, memperhatikan pendidik dan menghafal
2009). yang menjadi materi pembelajaran, namun
lebih pada peserta didik harus efektif untuk melewati masa-masa sulit dan
mengkonstruksikan pengetahuan pada diri melelahkan dalam mengajar (Santrock,
mereka (Phelps, 2005). 2010). Pendidik PAUD Anak Saleh
senantiasa berperilaku baik dan bermoral
HASIL DAN BAHASAN dimana perilaku tersebut menghindari sikap
Karakteristik Pendidik PAUD Anak tidak edukatif adalah suatu hal yang menjadi
Saleh Malang komitmen bersama.
Pendidik PAUD anak saleh memiliki Mengubah hal-hal yang biasa atau
karakteristik yang ramah dan memiliki resiko berani diambil guna memperbaiki
tingkat kepedulian yang tinggi pada anak. kualitas pendidikan anak-anak (Colker,
Antusiasme terhadap peserta didik 2008), dilakukan oeh pendidik PAUD Anak
merupakan atribut kunci dalam pendidik Saleh dengan tujuan meningkatkan
PAUD yang efektif (Colker, 2008). kemampuan pedagoginya untuk kepentingan
Pendidik memperlakukan peserta didik peserta didik serta menyambut baik
layaknya anak sendiri dan memiliki kebijakan pemerintah dengan tujuan yang
ketulusan serta kehangatan yang terpancar baik seperti sekolah inklusi. Hal tersebut
dari senyumannya yang khas. Hal tersebut diambil sebagai bentuk komitmen terhadap
menjadikan pendidik menyadari akan pendidikan yang tidak membeda-bedakan.
identitasnya sebagai pendidik (Rampa, Tindakan tersebut merupakan tidakan yang
2012). keluar dari zona nyaman demi kepentingan
Komitmen yang tinggi dan peserta didiknya atau memperbaiki output
berpengalaman terhadap pencanangan peserta didik (LeFevre, 2014). Pendidik
pendidikan karakter dilakukan untuk PAUD anak saleh senantiasa berfokus
memperjuangkan keyakinan, pada setiap individu peserta didiknya.
memperjuangkan kebutuhan peserta didik Pendidik tidak hanya fokus pada tujuan
atau isu-isu pendidikan (Colker, 2008), besarnya, namun juga harus bisa membaca
yaitu pendidikan karakter. Pendidik terus situasi dan peluang agar usaha yang
melakukan upgrading bagi dirinya dengan dilakukan berhasil (colker, 2008). Hal
mengikuti sosialisasi akan pendidikan tersebut menjadikan adanya kompromi
karakter dan pelatihan lainnya. Komitmen terhadap perkembangan peserta didik dan
dan motivasi membantu pendidik yang mengusahakannya secara perlahan bagi
peserta didik yang terlambat. pembelajarannya dengan baik. Pendidik
Pendidik PAUD Anak Saleh PAUD Anak Saleh memiliki budaya untuk
merupakan pendidik yang sabar dalam dapat berfikir alternatif, hal tersebut
menghadapi peserta didiknya. Sabar disini juga senantiasa ditransferkan pada peserta
bukan berarti hanya sabar tanpa melakukan didik. Pendidik PAUD Anak Saleh sangat
tindakan apapun, namun sabar yang memperhatikan individual differences dan
berwawasan dan melakukan tindakan kesiapan setiap peserta didik tersebut untuk
dengan didasarkan pada perkembangan mengikuti proses belajar mengajar. Mereka
anak usia dini dalam menghadapi peserta juga mampu menghadapi eserta didik yang
didiknya. Kesabaran ditunjukkan melalui belum siap mengikuti kegiatan belajar
peserta didik yang memiliki perbedaan mengajar dengan diberikannya tugas
dalam kecepatan belajar, selalu responsif alternatif dan tetap mendorong peserta didik
terhadap pertanyaan peserta didik, dan untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar
merespon peserta didik yang meminta sesuai yang telah disusun oleh pendidik dan
untuk memelankan cara mengajarnya (Gao menjadi materi hari tersebut. Fleksibilitas
& Liu, 2013). juga ditunjukkan oleh pendidik dengan
Pendidik PAUD Anak Saleh juga adanya komunikasi yang fleksibel dengan
memiliki jiwa spiritual yang senantiasa orang tua murid guna menunjang
mentransferkan jiwa spiritual tersebut pada perkembangan peserta didik.
peserta didik seperti selalu mendekatan diri Pendidik PAUD Anak Saleh
pada Tuhan, ramah terhadap sesama, dan merupakan pendidik yang menghormati
sarat akan kaidah-kaidah keislaman. Hal adanya perbedaan dan juga dapat menjadi
tersebut tercermin dari panca karakter mediator kultural serta menanamkan sikap
Anak Saleh yang selalu berlandaskan saling menerima perbedaan. Hal ini dapat
karakter kesalehan. diwujudkan dengan mendorong peserta
Seorang pendidik dikatakan fleksibel didik untuk menjalin hubungan positif
bila ia mampu mengubah rencana awalnya dengan peserta didik lainnya yang berbeda
bila respon peserta didik tidak sesuai degan (Spring, 2002 dalam Santrock 2010).
ekspektasi (Leikin & Dinur, 2011). Pendidik sangat menghormati perbedaan dan
Pendidik PAUD Anak Saleh senantiasa tidak membeda-bedakan karena muatan
mampu mengelola kelas dan instrumen pembelajaran berbasis karakter anak
berkebutuhan khusus disamakan dengan orang tua murid, mengabdi dengan menjadi
anak regular. pendidik dengan waktu yang relatif lama,
Pendidik PAUD membutuhkan dan dapat memberikan pengajaran yang
kreativitas saat sumber dayanya terbatas efektif pada peserta didik.
(Colker, 2008). Dalam penerapannya Pendidik harus terus - menerus belajar untuk
pendidik senantiasa membuat bahan pengej mengembangkan dirinya sendiri. Belajar
aran dengan menciptakan nya sendiri . yang dimaksud bukanlah belajar melalui
Kreatif dan menyenangkan sehingga proses pendidikan formal saja, melainkan
senantiasa membuat peserta didik juga belajar melalui pendidikan informal,
terperangah dengan karya dan tingkah laku belajar melalui masyarakat, dan bahkan
pendidik senantiasa diperankan oleh belajar melalui orang- orang yang berada di
pendidik. Dalam mengevaluasi peserta bawahnya (Colker, 2008). Pendidik
didik, pendidik juga dengan kreatif senantiasa membiasakan diri dengan
menciptakan metode evaluasi membaca dan hal tersebut dibiasakan juga
perkembangan sosio-emosional peserta pada peserta didiknya, mengikuti seminar,
didik. Evaluasi yang dilakukan dengan dan kegiatan sharing dalam Kelompok Kerja
metode tersebut dapat menyelesaikan Guru (KKG). Dalam metode pembelajaran
masalah dan tantangan dan memberikan sentra dan lingkaran, paradigma pendidik
kontribusi besar bagi perkembangan peserta PAUD Anak Saleh adalah bukan saja
didik secara individu. sebagai pengajar namun juga belajar pada
Pendidik PAUD Anak Saleh peserta didik.
menunjukkan bahwa mereka merupakan Peserta didik akan mengimitasi
pendidik yang otentik. Sebagaimana yang energi, komitmen, dan antusiasme pendidik
diungkapkan oleh colker (2008) bahwa yang mana akan meningkatkan motivasi
pendidik yang otentik memiliki tiga ciri mereka untuk belajar di dalam dan di luar
antara lain 1) tulus, apa adanya, dan jujur; kelas (Murray & Lawrence, 1980). Hal
2) memiliki komitmen dan memilih untuk tersebut ditunjang dengan adanya energi
mengajar; yang besar yang ditunjukkan oleh pendidik
3) peduli pada kebutuhan peserta didik. dengan antusiasme dan semangatnya m a m
Ketiga hal tersebut ditunjukkan dengan pumenjadikankelasmenjadi
adanya ketulusan yang diungkapkan oleh menyenangkan dan penuh semangat.
Kaplan dan Pascoe (1977) (5) pengintegrasi perkembangan peserta
menyebutkan bahwa pengajaran dengan didik dengan orang tua, (6) evaluator
diselipkan beberapa humor yang relevan sejawat, dan (7) administrator.
lebih mudah di-recall oleh peserta didik. Peran pendidik PAUD Anak Saleh
Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya melalui pendekatan model pendidikan
suasana yang senantiasa dihiasi oleh gelak karakter meliputi 4 (empat) aspek, yaitu: (1)
canda tawa antara pendidik dan peserta pendidikan yang berlandaskan pada
didik. Pendidik PAUD Anak Saleh keteladanan dan pembiasaan karakter, (2)
memposisikan diri sebagai rekan belajar pembiasaan kata bijak, do'a, dan tata krama
bagi peserta didiknya dan t idak berbasis islam dan keindonesiaan, (3)
memposisikan diri lebih t inggi Mensetting dan melibatkan anak secara
(collaborative learning), sehingga suasana aktif dalam tindak karakter, (4) Praktek
keakraban senantiasa tercipta setiap hari. karakter secara langsung. Pendidik PAUD
Anak Saleh melakukan
SIMPULAN DAN SARAN 9 (sembilan) langkah pembelajaran
Berdasarkan data yang sudah yaitu: (a) penataan lingkungan, (b) sambut
dianalisis, ditemukan bahwa pendidik kedatangan peserta didik, (c) mendampingi
PAUD Anak Saleh memiliki tiga belas pengisian jurnal pagi, (d) pembukaan dengan
karakteristik, yaitu: (1) Passion pada anak- pijakan saat main, (e) pembiasaan bergiliran
anak dan mengajar; (2) Memiliki dan beretika melalui toilet training, (f)
ketekunan; (3) Berani mengambil resiko; pembiasaan ikuti aturan main pada saat
(4) Pragmatis; (5) Sabar yang berwawasan; main, (g) pijakan setelah main, (h)
(6) Berjiwa spiritual; (7) Fleksibel; (8) pemberdayaan peserta didik melalui refleksi
Respect; (9) Kreatif; (10) Otentik; (11) pasca main, (i) penutup dengan do'a, dan
Menyukai belajar; (12) Berenergi tinggi; Pendidik PAUD Anak Saleh melaksanakan 6
dan (13) Punya selera humor. Di samping (enam) strategi pendidikan karakter, yaitu:
itu, pendidik PAUD Anak Saleh memiliki (a) menstimulasi p e n d i d i k a n k a r a k t
tujuh peran dalam pendidikan karakter e r , ( b ) m e m a c u kesalehan/
melalui metode Seling, yaitu: (1) karakter peserta didik, ( c)
fasilitator, (2) inspirator, (3) mengintegrasi perkembangan karakter anak
perekayasa pembelajaran, (4) motivator, dan ortu, (d) senantiasa memberikan
reward dan positive word / thinking, keterkaitannya dengan implementasi
menghindari / memperkecil punishment. (e) pendidikan karakter melalui metode sentra
Memperhatikan perbedaan individu peserta dan lingkaran atau metode lain yang efektif
didik, dan (f) Melakukan evaluasi berbasis bagi PAUD. Bagi pendidik PAUD,
kearifan lokal. peneliti merekomendasikan pentingnya
Untuk peneliti selanjutnya, peneliti untuk mengerti, memahami, dan
menyarankan untuk melakukan penelitian mengimplementasikan arti peran pendidik
yang berangkat dari keterkaitan dalam melakukan pendidikan karakter usia
antarkonteks yang ada secara detail dan dini. Pendidik juga perlu mengetahui
jelas dalam satu konstruk penelitian. Di metode, pendekatan, strategi, dan langkah-
samping itu, penggalian data pada lebih langkah pembelajaran yang tepat bagi
banyak informan perlu dilakukan agar dapat peserta didiknya. Menjalin hubungan dan
lebih menjawab pertanyaan pada fokus menjadi pengintegrasi antara perkembangan
penelitian. Ada baiknya bagi penelitian karakter anak dengan orangtua (parenting)
selanjutnya untuk dapat menggali juga penting untuk mengevaluasi dan
bagaimana proses terbentuknya memacu perkembangan karakter anak
karakteristik pendidik PAUD yang efektif karena pendidikan karakter pada anak usia
agar terbentuk sebuah temuan yang dini memerlukan adanya pembiasaan
komprehensif. Namun, untuk penggalian
data mengenai pendidikan karakter, ada
baiknya bila peneliti selanjutnya hanya
memfokuskan pada satu model pendidikan
karakter saja, misalnya hanya karakter
kebangsaan saja, agar dapat lebih
mendalam dan detil.
Peneliti berharap, agar penelitian
selanjutnya mengenai peran pendidik
PAUD dan karakteristik pendidik PAUD
dapat dilakukan secara kuantitatif untuk
dapat melihat peran pendidik PAUD serta
karakteristik pendidik PAUD serta
(habituasi) baik di sekolah maupun di rumah.
Evaluasi bagi pendidik itu sendiri tentunya
juga diperlukan, sehingga kritikan, masukan,
dan pujian dari rekan kerja sejawat penting
untuk tolak ukur dan bahan refleksi agar
pendidik dapat lebih baik dalam mengajar. Di
samping itu, karakteristik pendidik PAUD
yang efektif hendaknya juga menjadi refleksi
diri bagi pendidik PAUD.
PUSTAKA ACUAN

Arifin, I., Sonhadji, A., Thoyib, A., Sunyoto, A., Furchan, A., Santoso, M., &
Supraptiwi, M. (1996).
Penelitian Kualitatif dalam ilmu-ilmu sosial dan keagamaan. Malang: Kalimasahada
Press.
Arifin, I. (2009). Kepemimpinan kepala PAUD dalam mengimplementasikan pembelajaran
sentra: studi kasus PAUD/KB Unggulan Nasional Anak Saleh Malang. Yogyakarta:
Aditya Media.
Arifin, I. (2010). Kepemimpinan dan pendidikan karakter di Indonesia. Orasi ilmiah wisuda
sarjana dan magister IKAHA Tebuireng Jombang, 31 Oktober. Jombang: Panitia
Wisuda IKAHA Tebuireng Jombang.
Berkowitz, M.W. (1997). The complete moral person: Anatomy and formation. In Moral
issues in psychology:Personalist contributions to selected problems, 11-41.
Berkowitz, M.W & Bier M.C. (2004). Research-based character education. The ANNALS
of the American Academy of Political and Sosial Science, 591, 72-85
Bogdan, R.C., & Biklen, S.K. (1998). Qualitative Research for Education: an Introduction to
Theory and Methods. Boston: Allyn and Bacon, Inc.
Brock, A. (2012). Bulding a model of early years professionalism from practitioners'
perspectives. Journal of Early Childhood Research, 11(1), 27-44
Colker, Laura J. (2008). Twelve Characteristics of Effective Early Childhood Teachers.
National Association for the Education of Young Children, 3(6), 1-6

Anda mungkin juga menyukai