Anda di halaman 1dari 8

ARTIKEL PENDIDIKAN

PERAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KARAKTER KEDISIPLINAN SISWA MTS


JAMI’ AL KAUTSAR KIJANG MAKMUR

DISUSUN OLEH :
Diah Santika
20306011006

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


(STKIP) ‘AISYIYAH RIAU
PEKANBARU
2022/2023
Pendahuluan

Pendidikan merupakan suatu proses pembinaan penguasaan pengetahuan, teknologi,


keterampilan, seni, dan moral (karakter) bagi peningkatan daya saing manusia sebagai
individu, yang selanjutnya dapat memberikan sumbangan kepada keberdayaan masyarakat
lokal, kepada masyarakat bangsanya, dan akhirnya kepada masyarakat global(Akhwan,
2011). Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari peran guru, guru memiliki peran dan fungsi
penting dalam pembentukan kepribadian anak, guna menyiapkan dan mengembangkan
sumber daya manusia serta untuk kemajuan bangsa dan negara, Memahami peserta didik,
guru harus mampu mengetahui dan mendalami berbagai karakteristik yang ada pada diri
peserta didik(Habel, 2015).sebagaimana dikemukakan oleh (Wulandari et al., 2018)kunci dari
kemajuan dan perkembangan pendidikan, karena manusia dapat mewujudkan potensi dirinya
secara utuh sebagai individu dan warga masyarakat melalui pendidikan .
Sekolah merupakan salah satu kewajiban dalam diri setiap orang dengan adanya
pendidikan akan menciptakan manusia yang memiliki karakter yang baik terutama dibidang
kedisiplinan karena sekolah melatih manusia untuk memiliki sikap disiplin. Pada saat
Sebagian besar kepribadian displin itu kokoh,serba bisa,positif, dan efrktif dan Sebagian
besar ada yang pesimisd dan lemah maka orang yang pesimis itu membuat kemajuan
pekerjaan tidak berdaya(Edy Surahman, 2017). Pendidik memiliki keterampilan mengajar,
tetapi juga mampu memberikan contoh yang baik bagi siswa di sekolah. Pendidik adalah
bagian penting dari pengalaman yang ditampilkan disekolah dan seorang pendidik
mengambil bagian dalam Upaya untuk membingkai SDM yang ditampilkan diharapkan
dibidang kebaikan (Hamid, 2017).
Pendidikan karakter merupakan segala upaya yang dilakukan oleh pendidik untuk
mengajarkan kebiasaan cara berfikir dan berperilaku yang membantu anak untuk hidup dan
bekerja bersama sebagai keluarga, masyarakat dan bernegara dan membantu mereka untuk
membuat keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan(Sofyan, n.d.). Ada beberapa factor
yang mempengaruhi tingkah laku seseorang yang merupakan bawaan dari lahir dan juga
factor dari pengaruh keluarga serta lingkungan(Prasetyo et al., 2019). Tujuan pendidikan
karakter untuk membentuk setiap orang menjadi pribadi yang berbudi luhur, serta
menumbuhkan karakter peserta didik disekolah. Karakter siswa yang baik juga terbentuk dari
apa yang ia lihat sehingga perlunya kedisiplinan yang di tunjukan oleh guru(Yohana Afliani
Ludo Buan, 2021).
Dalam penelitan sebelumnya peran guru dalam mengembangkan karakter disiplin
pada siswa kelas XI dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan menunjukkan bahwa
guru sebagai pengajar dan inspirator, memungkinkan siswa untuk akrab dengan mematuhi
aturan yang ada disekolah, pengembangan moralitas,tanggung jawab terhadap siswa dan
memberi contoh(Sulha & Gani, 2017) dengan keteladanan,pembiasaan,menggembangkan
kebiasaan dan menegakkan disiplin.
Penelitian lain dari mengatakan bahwa wali kelas berperan penting dalam
penbembangan karakter siswa yang terlatih dengan menggunakan tiga prosedur, yaitu
pengendalian batin,khususnya unggul,bagian-bagian kehidupan sekolah sebagaimana
mestinya dalam pembelajaran,stategi pengendalian luar, lebih tepatnya mengamati segala
sesuatu disekolah dalam dua cara, yaitu disiplin edukatif dan pemberian pujian/jawaban tegas
kepada siswa yang terfokus(tidak menentang pedoman), control metode membantu adalah
untuk memegang disiplin sebagai aturab dan dukungan orang-orang yang mengabaikannya
Diperkuat lagi dalam penelitian yang mana tugas pendidik dalam mengembangkan
kepribadian disiplin untuk memahami keluwesan siswa sendiri adalah cara yang tepat untuk
menanamkan nilai-nilai karakter di usia yang lebih muda untuk menjadikan usia yang lebih
berkarakter dan dapat dipercaya dalam mengembangkan karkater/kepribadian disiplin siswa.
Dimana secara umum guru menasehati siswa untuk menjadi karakter yang baik dalam
menghadapi kesulitan yang membantu kepandaian individu,datang kesekolah tepat
waktu,tidak menyontek,memakai kaian sesuai atursn,patuh dalam pernyataan dan kegiatan.
Perbedaan antara tinjauan ini dan ujian yang digambarkan diatas adalah bahwa dasar
dari eksporasi ini diselesaikan dengan pertimbangan cenderung bahwa bagian disiplin dari
system persekolahan menghadapi kesulitan,kususnya keakraban yang rendah dengan prilaku
disiplin, kholberg mengatakan bahwa disiplin akan lebih mudah dikembangka dengan asumsi
disiplin muncul dari kesadaran dalam diri seseorang, bukan melalui intimidasi.
Hasil Observasi awal yang diperoleh peneliti di Mts Jami’ Al-kautsar Adapun
permasalahan yang didapat siswa masih kurang disiplin. Hal ini dibuktikan masih terdapat
siswa yang terlambat datang sekolah ,terlambat mengumpulkan tugas,ketika guru adaa tugas
diluar kelas maka siswa akan menjadi ramai,kuraang rapi dalam berseragam dan tatan rambut
terkadang terdapat siswa yang tida memakai atribut saat melakukan upacara bendera., Itulah
alasan mengapadalam proses belajar mengajar disekolah Mts Al-Jami’ Al-kautsar maka dari
itu peran dan keteladan seorang guru sangat di perlukan dalam perkembangan karakter
kedisiplinan siswa.
Berdasarkan latar belakang diatas , peneliti ingin menunjukan didikan yang baik dari
guru yaitu mampu mengembangkan karakter kedisiplinan di Mts Jami’ Al-kautsar Kijang
Makmur. Penelitiam ini memberikan manfaat teoritis untuk menumbuhkan pengetahuan akan
pentimgnya peran guru untuk lebih mngembangkan karakter kedisiplinan peserta didik.
Manfaat praktis dalam penelitian ini digunakan sebagai edukasi,bahan Pustaka,dan sarana
pengembangan keilmuan.
KAJIAN TEORI
Peran guru
Peran merupakan aspek dinamis dari kedudukan atau status. Apabila seseorang
menjalankan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia telah menjalankan
suatu peran. Seperti halnya guru dan peserta didik, guru memiliki peranan yang sangat
penting di dalam dunia pendidikan khususnya pada saat kegiatan belajar mengajar, karena
pada dasarnya peserta didik memerlukan peran seorang guru untuk membantunyadalam
proses perkembangan diri dan pengoptimalan bakat dan kemampuan yang dimilikinya(Habel,
2015).
Menurut (S. B. Djamarah, 2015) Guru adalah seseorang yang memberikan ilmu
pengetahuan kepada anak didik atau tenaga profesional yang dapat menjadikan murid-
muridnya untuk merencanakan, menganalisis dan menyimpulkan masalah yang dihadapi .
(Ma’mur Asmani, n.d.) menyatakan bahwa guru adalah figur inspirator dan motivator murid
dalam mengukir masa depannya. Jika guru mampu menjadi sumber inspirasi dan motivasi
bagi anak didiknya, maka hal ini Kn menjadi kekuatan anak didik dalam mengejar cita-
citanta dimasa depan.Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat di Tarik kesimpulan
bahwa guru adalah teladan, motivator dan inspirator siswa yang dalam menjalankan tugasnya
memerlukan keahlian khusus.
(Saud, 2010) menyatakan : Guru memegang stategi terutama dalam upaya membentuk
watak bangsa melalui pengembangan kepribadian dan nilai-nilai yang diinginkan, sehingga
peran guru sulit digantikan oleh orang lain. Dipandang dari dimensi pembelajaran, peranan
guru dalam masyarakat Indonesia tetap dominan sekalipun teknologi yang dapat
dimanfaatkan dalam proses pembelajaraan berkembang pesat, hal ini disebabkan karena ada
dimensi-dimensi proses pendidikan, atau lebih khusus bagi proses pembelajaran, yang di
perankan oleh guru yang tidak dapat digantikan oleh teknologi.Menurut (Usman, 2011) peran
guru dalam proses belajar mengajar yaitu sebagai berikut :
a. Guru sebagai Demonstrator
Guru berperan sebagai demonstrator, lecturer, atau pengajar, guru hendaknya
senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan serta
senantiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam hal
ilmu yang dimilikinya karena akan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai
siswa.
b. Guru sebagai Pengelola Kelas
Berperan sebagai pengelola kelas (learning manager), guru hendaknya mampu
mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta merupakan aspek dari lingkungan
sekolah yang perlu diorganisasi. Lingkungan yang baik yaitu yang bersifat menantang
dan merangsang siswa untuk belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan mencapai
tujuan.
c. Guru sebagai Mediator dan Fasilitator
Peran guru sebagai mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman
yang cukup tentang media pendidikan karena media pendidikan merupakan alat
komunikasi untuk mengefektifkan proses belajar mengajar
d. Guru sebagai teladan , inspirator dan motivator
dengan keahlian khusus yang dimiliki tidak dapat disamakan atau digantikan dengan
teknologi yang semakin berkembang dalam proses pembelajaran. Teknologi yang
semakin berkembang dapat digunakan sebagai media gruu dalam menyampaikan
belajaran sebagai upaya dalam membentuk watak siswa melalui pengembangan
kepribadian dan nilai-nlai yang diinginkan.
Karakter kedisiplinan
1. Pendidikan karakter
Menurut (Erica et al., 2019)Pendidikan adalah usaha membina dan mengembangkan
kepribadian manusia baik dibagian rohani atau dibagian jasmani dan penulis juga
menyebutkan Ada juga para beberapa orang ahli mengartikan pendidikan itu adalah suatu
proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau sekelompok orang dalam
mendewasakan melalui pengajaran dan latihan. Dengan pendidikan kita bisa lebih dewasa
karena pendidikan tersebut memberikan dampak yang sangat positif bagi kita, dan juga
pendidikan tersebut bisa memberantas buta huruf dan akan memberikan keterampilan,
kemampuan mental, dan lain sebagainya (Dhani, 2020).
Menurut (Maksudin, 2013) yang dimaksud karakter adalah ciri khas setiap individu
berkenaan dengan jati dirinya (daya qalbu), yang merupakan saripati kualitas
batiniah/rohaniah, cara berpikir, cara berperilaku (sikap dan perbuatan lahiriah) hidup
seseorang dan bekerja sama baik dalam keluarga, masyarakat, bangsa maupun negara.
Karakter dapat juga diartikan sama dengan akhlak dan budi pekerti, sehingga karakter bangsa
identik dengan akhlak bangsa atau budi pekerti bangsa. Bangsa yang berkarakter adalah
bangsa yang berakhlak dan berbudi pekerti, sebaliknya bangsa yang tidak berkarakter adalah
bangsa yang tidak atau kurang berakhlak atau tidak memiliki standar norma dan perilaku
yang baik(Sofyan, n.d.)
Pendidikan karakter merupakan segala upaya yang dilakukan oleh pendidik untuk
mengajarkan kebiasaan cara berfikir dan berperilaku yang membantu anak untuk hidup dan
bekerja bersama sebagai keluarga, masyarakat dan bernegara dan membantu mereka untuk
membuat keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan, karakter juga dapat diistilahkan
dengan tabiat, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang
dengan orang lain. Sedangkan kata berkarakter diterjemahkan sebagai mempunyai tabiat,
mempunyai kepribadian, sikap pribadi yang stabil hasil proses konsolidasi secara progesif
dan dinamis, integrasi pernyataan dan tindakan(Sofyan, n.d.).
Berdasarkan kedua definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan
karakter uoaya yang dilakukan oleh seseorang untuk menanamkan nilai-nilai yang baik buat
dirinya agar menjadi manusia yang baik. Pendidikan Karakter merupakan salah satu hal yang
wajib di tanamkan disekolah. Penaman karakter sejak dini kepada peserta didik merupakan
hal yang sangat penting untuk menghasilkan lulusan yang pintar dan memiliki sikap yang
baik salah satunya yaitu memiki kedispilanan yang baik dalam menjalankan tugas nya
sebagai peserta didik yang akan dilakukan.

2. Disiplin
Dispilin merupakan salah satu nilai karakter yang dapat ditanamkan pada siswa
sebagainsalah satu sikap dalam pembelajaran.karakter yang dibawakan oleh seorang individu
mencerminkan kepribadian dari individu tersebut(Arniah et al., 2022). Biasanya kata
“disiplin”berkonotasi negative.(Sobri et al., 2019)Mendefidisikan disiplin merupakan
tindakan yang menunjukan prilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan
peraturan.Sumini dalam (Septika & Wahyuni, 2021) Memaknai bahwa karakter disiplin
merupakan sikap dan prilaku yang muncul sebagai akibat pelatihan atau kebiasaan menaati
aturan,atau perintah. Berdasarkan pengertian tersebut maka karakter ddisiplin merupakan
perilaku yang dilakukan oleh seseorang dalam memenuhi aturan yang ada melalui pelatihan
atau kebiasaan.
Karater disiplin merupakan prilaku yang dapat ditunjukan oleh seseorang siswa
disekolah. Terdapat beberapa indikator disiplin yang diungkapkan oleh antara lain: Kelas
rendah (1-3) meliputi:1)Datang ke sekolah dan masuk kelas pada waktunya,2)Melaksanakan
tugas-tugas kelas yang menjadi tanggung jawabnya,3)duduk pada tempat yang telah
ditetapkan,4)menaati peraturan sekolah dan kelas,5)berpakaian rapi, dan 6)Mematuhi aturan.

Kelas tinggi (4-6), meliputi: 1)Menyelesaikan tugas pada waktunya,2)Saling menjaga


dengan teman agar semua tugas-tugas kelas terlaksana dengan baik,3)Selalu mengajak teman
menjaga ketertiban kelas,4)Mengingatkan teman yang melanggar peraturan dengan kata-kata
sopan dan tidak menyinggung,5)Berpakaian sopan dan rapi, dan 6)Mematuhi aturan sekolah.
Karakter atau sikap disiplin dapat didefinisikan sebagai salah satu karakter yang baik dan
membawa seseorang pada hal yang baik. Karakter disiplin jika bener-benar diterapkan akan
membawa keuntungkan bagi pelaku disipin itu sendiri untuk menjadikan seseorang lebih baik
lagi. Katrakter disipil dapat ditanamkan pada semua orang sebagai tanda bahwa orang
tersebut dapat memenuhi aturan yang berlaku. Siswa dapat berprilaku disiplin dimana saja ,
baik disekolah maupun dirumah. Siswa yang menanamkan karakter kedisiplinan pada
dirinya, maka kegiatan yang dilakukan akan lebih terarah dan teratur.

METODE
Adapun dalam penelitian ini menggunaka metode kuantitatif dengan jenis penelitian
deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif bertujuan untuk memahami fenomena dari
perspektif actor,konteks sosial dan kelembagaan,dengan tujuan utama menjelaskan masalah
tapi menghasilkan generalisasi(Albi Anggito, 2018).Lokasi penelitian di Mts Jami’ Al-kautsar
Kijang Makmur yang beralamat lengkap Desa kijang Makmur,kecamatan tapung
Hilir,Kabupaten Kampar, Riau. Proses pengumpulan data dimulai dari 10 juli s/d 16 juli yang
mana subjek penelitian tersebut beberapa guru dan siswa Mts Jami’ Al-Kautsar Kijang
Makmur. Penelitian ini menggambarkan sebuah kejadian yang terjadi dalam masyarakat
terutama lingkup sekolah dengan cara melihat peran guru dalam mengembangkan karakter
kedisiplinan siswa di Mts Jami’ Al-kautsar Kijang Makmur. Prosedur Pengumpulan data
dengan observasi, wawancara dam dokumentasi. Menurut Teknik analisis data mengunakan
reduksi data,penyajian data, dan penarikan kesimpulan(Sugiyono, 2019)
PEMBAHASAN DAN HASIL
DAFTAR PUSTAKA
Akhwan, M. (2011). Pendidikan Karakter : Konsep dan Implementasinya Dalam
Pembelajaran di Sekolah / Madrasah. 61–67.
Albi Anggito, J. setiawan. (2018). metodologi penelitian kualitatif. CV Jejak.
Arniah, A., Rifa’I, A., & Jannah, M. (2022). Peran Guru dalam Meningkatkan Karakter
Kedisiplinan Siswa Madrasah Ibtidaiyah. Jurnal Basicedu, 6(5), 8626–8634.
https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i5.3843
Dhani, R. R. (2020). Peran Guru Dalam Pengembangan Kurikulum. Jurnal Serunai
Administrasi Pendidikan, 9(1), 45–50. https://doi.org/10.37755/jsap.v9i1.251
Djamarah, S. B. (2015). PSIKOLOGI BELAJAR ( syaiful bahri Djamarah (Ed.); Ed. Revisi).
Rineka Cipta.
Edy Surahman, M. 2018. (2017). PERAN GURU IPS SEBAGAI PENDIDIK DAN
PENGAJAR DALAM MENINGKATKAN SIKAP SOSIAL DAN TANGGUNG JAWAB
SOSIAL SISWA SMP.
Erica, D., Haryanto, H., Rahmawati, M., & Vidada, I. . (2019). Peran orang tua terhadap
pendidikan anak usia dini dalam pandangan islam. Perspektif Pendidikan dan Keguruan,
10(2), 58-66. Universal Pendidikan, april 2017, 8–22.
Habel. (2015). Peran Guru Kelas Membangun Perilaku Sosial Siswa Kelas V Sekolah Dasar.
Ejournal Sosiologi, 3 No 2(2), 14–27.
Hamid, A. (2017). Guru Profesional. Al-Falah: Jurnal Ilmiah Keislaman Dan
Kemasyarakatan, 17(2), 274–285. https://doi.org/10.47732/alfalahjikk.v17i2.26
Ma’mur Asmani, J. 201. (n.d.). Ma’mur Asmani, J. (2013). Tips menjadi Guru inspiratifn
kreatif, inovatif.
Maksudin. (2013). Pendidikan Karakter Nondikotomik. Jurnal Pendidikan Karakter, 137–
152.
Prasetyo, D., Marzuki, & Riyanti, D. (2019). Pentingnya Pendidikan Karakter Melalui
Keteladanan Guru. 4(1), 19–32.
Saud, U. S. (Ed.). (2010). Pengembangan profesi guru. alfabeta.
Septika, H. D., & Wahyuni, S. E. (2021). Analisis Penanaman Karakter Disiplin Siswa SD
Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Pada Masa Pandemi Covid. Basataka, 4(2), 177–
182.
Sobri, M., Nursaptini, N., Widodo, A., & Sutisna, D. (2019). Pembentukan karakter disiplin
siswa melalui kultur sekolah. Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS, 6(1), 61–71.
https://doi.org/10.21831/hsjpi.v6i1.26912
Sofyan, S. 2015. (n.d.). PENDIDIKAN KARAKTER PELUANG DALAM MEMBANGUN
KARAKTER BANGSA.
Sugiyono. (2019). Metode penelitian pendidikan : kuantitatif, kualitatif, kombinasi, R&D dan
penelitian tindakan (Cetatakan). Alfabeta.
Sulha, & Gani, M. (2017). Peran Guru dalam Mengembangkan Karakter Disiplin pada Siswa
Kelas XI dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Jurnal Pendidikan
Kewarganegaraan, 7(3), 73.
Usman, H. (2011). Manajemen teori,praktik ,dan riset pendidikan. PT.BUMI AKSARA.
Wulandari, E., Taufik, M., & Kuncahyono, K. 2018. (2018). Analisis Implementasi Full Day
School Sebagai Upayapembentukan Karakter Siswa Di Sd Muhammadiyah 4 Kota
Malang. Jurnal Pemikiran Dan Pengembangan Sekolah Dasar (JP2SD), 6(1), 65.
https://doi.org/10.22219/jp2sd.v6i1.5904
Yohana Afliani Ludo Buan. (2021). Guru Dan Pendidikan Karakter : Sinergitas Peran Guru
Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Di Era Milenial.

Anda mungkin juga menyukai