Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ilmu Manajemen METHONOMIX p-ISSN: 2622 - 5204

Volume 2 Nomor 2 (2019-2020) e-ISSN: 2622 - 5190


www.methonomi.net
PENGARUH PENDIDIKAN, PELATIHAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP
KINERJA GURU DI SD DAN SMP SWASTA BUDI MURNI 3 MEDAN

Sofia Sebayang dan Tiur Rajagukguk


Fakultas Ekonomi Universitas Methodist Indonesia

ABSTRAK
Kinerja guru merupakan hasil kerja yang dicapai oleh seorang guru dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya. Akan tetapi berdasarkan fakta di lapangan, kinerja guru masih belum
optimal. Tujuan penelitian untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
pendidikan, pelatihan dan motivasi kerja terhadap kinerja guru di SD dan SMP
Swasta Budi Murni 3 Medan baik secara simultan maupun parsial. Penelitian ini
merupakan penelitian dengan populasi berjumlah 44 orang. Metode
pengumpulan data yang digunakan adalah survey menggunakan kuesioner
sebagai instrumen. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa secara simultan
tingkat pendidikan (X1), pelatihan (X2), dan motivasi kerja (X3) secara bersama-
sama memberikan pengaruh signifikan terhadap kinerja guru (Y). Kemudian
analisis koefisien determinasi variabel tingkat pendidikan (X1) pelatihan (X2) dan
motivasi (X3) memberikan pengaruh sebesar 53,4% terhadap variabel kinerja
guru (Y), sedangkan 46,6% sisanya dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar
model.

Keywords: Pendidikan; Pelatihan; Motivasi Kerja; Kinerja Kerja Guru

PENDAHULUAN pendidikan formal. Peran guru dalam


Pada era globalisasi dewasa ini penyelenggaraan pendidikan formal
pendidikan menjadi sangat penting. sangat dominan untuk mencapai
Hampir semua negara menempatkan pendidikan yang berkualitas.
variabel pendidikan sebagai sesuatu Kemampuan pendidik haruslah
yang penting dan utama dalam sesuai kompetensi dasar yang
konteks pembangunan bangsa dan dimiliki sebelumnya. Apabila tidak
negara. Begitu juga Indonesia sesuai maka akan sangat
menempatkan pendidikan sebagai berpengaruh kepada kualitas
sesuatu yang sangat penting dan pendidik yang diajarkan kepada
utama. Berbagai kajian dan hasil siswa. Akibatnya akan terjadi
penelitian menggambarkan tentang penurunan kinerja di sekolah.
peran strategis yang menentukan Keberhasilan guru dalam proses
guru dalam mengantarkan pembelajaran sangat ditentukan oleh
keberhasilan pendidikan suatu kinerja guru sebagai guru.
negara.
Kinerja guru merupakan kemampuan
Guru adalah pendidik profesional seorang guru dalam melaksanakan
dengan tugas-tugas utama untuk tugas pembelajaran di sekolah dan
mendidik, mengajar, membimbing, bertanggung jawab atas siswa di
mengarahkan, melatih, menilai, dan bawah bimbingannya dengan
mengevaluasi siswa pada pendidikan meningkatkan prestasi belajar siswa.
anak usia dini, pendidikan dasar, dan Kinerja guru dalam pembelajaran
pendidikan menengah jalur menjadi bagian terpenting dalam

Program Studi Manajemen – FE UMI 2019 105


Sebayang & Rajagukguk Vol. 2, No. 2 (105 – 114) p-ISSN: 2622 - 5204
Jurnal Ilmu Manajemen METHONOMIX e-ISSN: 2622 - 5190
www.methonomi.net
mendukung terciptanya proses pengajaran, pelatihan, dan penelitian.
pembelajaran yang efektif. Ada juga yang mengatakan definisi
pendidikan adalah suatu usaha sadar
Dalam upaya meningkatkan kinerja yang dilakukan secara sistematis
guru baik dalam hal kompetensi dalam mewujudkan suasana belajar-
maupun keterampilan dalam proses mengajar agar para peserta didik
pembelajaran, sekolah perlu dapat mengembangkan potensi
memperhatikan faktor-faktor yang dirinya.
dapat meningkatkan kinerja guru
tersebut dalam mengembangkan Dengan adanya pendidikan maka
segala potensinya. Salah satunya seseorang dapat memiliki
yaitu dengan mengikuti Pendidikan kecerdasan, akhlak mulia,
dan Pelatihan (Diklat). Akan tetapi kepribadian, kekuatan spiritual, dan
masih ada sebagian kinerja guru keterampilan yang bermanfaat bagi
yang rendah antara lain: mengajar diri sendiri dan masyarakat. Dalam
dengan tidak kreatif dalam arti bahasa Inggris, kata pendidikan
pembelajaran satu arah tanpa disebut dengan “Education” dimana
adanya inovasi pembelajaran, masih secara etimologis kata tersebut
ada guru yang terlambat masuk kelas berasal dari bahasa Latin, yaitu
dan keluar kelas sebelum jadwal Eductum. Kata Eductum terdiri dari
pergantian jam pelajaran. dua kata, yaitu E yang artinya
perkembangan dari dalam keluar,
Selain itu, ada guru yang mengajar dan Duco yang artinya sedang
tanpa adanya persiapan yang berkembang. Sehingga secara
matang dan kurangnya penguasaan etimologis arti pendidikan adalah
terhadap materi ajar dimana guru suatu proses mengembangkan
hanya sekedar menyampaikan materi kemampuan diri sendiri dan kekuatan
tanpa memberikan kesempatan individu.
kepada siswa untuk bertanya atau
memberikan contoh sehingga siswa Menurut Muhibbin Syah (2010: 10),
kurang memahami materi yang ”Pendidikan berasal dari kata “didik”,
menyebabkan penurunan kualitas lalu kata ini mendapat awalan “me”
pendidikan. Maka peneliti sehingga menjadi “mendidik” artinya,
berpandangan bahwa hal tersebut memelihara dan memberi latihan.
akan memengaruhi penurunan Dalam memelihara dan memberi
prestasi siswa yang disebabkan oleh latihan diperlukan adanya ajaran,
kinerja guru yang tidak kompeten tuntunan, dan pimpinan mengenai
tersebut di atas. akhlak dan kecerdasan pikiran”.

TELAAH PUSTAKA Pendidikan pada hakikatnya ialah


Pengertian Pendidikan memberi tuntunan, bantuan,
Pengertian dan makna pendidikan pertolongan kepada peserta didik.
adalah suatu proses pembelajaran “Peserta didik itu sendiri adalah
pengetahuan, keterampilan, dan anggota masyarakat yang berusaha
kebiasaan sekumpulan manusia yang mengembangkan potensi diri melalui
diwariskan dari satu generasi ke proses pembelajaran yang tersedia
generasi selanjutnya melalui pada jalur, jenjang, dan jenis

106 Program Studi Manajemen – FE UMI 2019


Jurnal Ilmu Manajemen METHONOMIX p-ISSN: 2622 - 5204
(September 2019 – Februari 2020) e-ISSN: 2622 - 5190
www.methonomi.net

pendidikan tertentu. Setiap warga tujuan dan makna pendidikan dapat


negara mempunyai hak yang sama mengakibatkan kesalahan dalam
untuk memperoleh pendidikan melaksanakan pendidikan. Gejala
bermutu.” Di Indonesia ditentukan demikian oleh Langeveld disebut
usia wajib mengikuti pendidikan salah teoritis.
dasar yaitu dari masa kanak-kanak
sampai dengan remaja. Dalam UU Pengertian Pelatihan
nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Sumber daya manusia dalam hal ini
Pendidikan Nasional pada pasal 6 di karyawan merupakan sumber daya
jelaskan bahwa setiap warga negara terpenting yang dimiliki oleh
yang berusia tujuh sampai dengan organisasi dan merupakan salah satu
lima belas tahun wajib mengikuti faktor produksi seperti halnya faktor
pendidikan dasar. produksi lainnya. Karyawan
merupakan masukan (input) yang
Dalam praktik pendidikan, baik di diolah oleh perusahaan dan
lingkungan keluarga, sekolah menghasilkan keluaran (output).
maupun masyarakat luas, banyak Karyawan yang baru diterima oleh
sekali tujuan pendidikan yang perusahaan yang belum mempunyai
diinginkan oleh pendidik agar dicapai keterampilan dan keahlian kerja
oleh peserta didiknya. Tujuan diberikan pelatihan kerja sehingga
pendidikan memuat gambaran pegawai tersebut dapat menjadi
tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pegawai yang terampil dan ahli
pantas, benar dan indah untuk dalam melaksanakan pekerjaannya.
kehidupan. Karena itu tujuan
pendidikan memiliki dua fungsi yaitu Namun, pelatihan kerja tidak hanya
memberikan arah kepada segenap diberikan kepada karyawan baru
kegiatan pendidikan dan merupakan saja, pelatihan kerja juga bermanfaat
sesuatu yang ingin dicapai oleh bagi pegawai yang telah lama
segenap kegiatan pendidikan. Tujuan bekerja di perusahaan dan
pendidikan merupakan salah satu seharusnya juga diberikan pelatihan
komponen pendidikan yang kerja. Meskipun para karyawan lama
menduduki posisi penting. Karena telah memiliki pengalaman dari
seluruh kegiatan ataupun pekerjaan yang telah mereka
penyelenggaraan pendidikan terarah lakukan, namun karyawan tersebut
pada tujuam pendidikan tersebut. masih memerlukan pelatihan untuk
mengurangi atau menghilangkan
Maka apabila dalam kebiasaan kerja yang jelek atau untuk
penyelenggaraan pendidikan ada mempelajari keterampilan-
bagian yang tidak sesuai dengan keterampilan baru yang dapat
tujuan. Hal tersebut dianggap salah meningkatkan kinerja karyawan
dan harus diperbaiki agar tujuan tersebut.
dapat tercapai. Tujuan dari
pendidikan haruslah dipahami Pelatihan dapat diartikan sebagai
terlebih dahulu oleh para pendidik suatu kegiatan yang dilakukan oleh
sebelum melaksanakan pendidikan. suatu perusahaan untuk
Kekurangpahaman pendidik terhadap meningkatkan kemampuan karyawan

Program Studi Manajemen – FE UMI 2019 107


Sebayang & Rajagukguk Vol. 2, No. 2 (105 – 114) p-ISSN: 2622 - 5204
Jurnal Ilmu Manajemen METHONOMIX e-ISSN: 2622 - 5190
www.methonomi.net
berupa pengetahuan dan keahlian sehingga jika kebutuhan itu ada akan
yang dapat diterapkan dalam bidang berakibat pada kesuksesan terhadap
kerja masing-masing karyawan suatu kegiatan. Karyawan yang
sesuai dengan kebutuhan karyawan mempunyai motivasi kerja tinggi akan
untuk menyelesaikan suatu berusaha agar pekerjaannya dapat
pekerjaan. Menurut Dessler (2008), terselesaikan dengan sebaik-baiknya.
melatih dan mengembangkan
karyawan berarti memberikan Dalam pengertian umum motivasi
pelatihan yang diperlukan untuk dikatakan sebagai kebutuhan yang
memastikan bahwa karyawan mendorong perbuatan ke arah suatu
memiliki pengetahuan dan tujuan tertentu Motivasi kerja adalah
keterampilan yang dibutuhkan untuk suatu yang menimbulkan semangat
menyelesaikan tugas mereka, atau dorongan kerja. Oleh sebab itu,
konsep dan teknik untuk motivasi kerja dalam psikologi kerja
mengembangkan karyawan, manajer biasa disebut pendorong semangat
dan organisasi yang lebih mampu. kerja. Motivasi adalah salah satu
faktor paling penting yang
Terdapat 3 tujuan yang dicapai dari mempengaruhi perilaku manusia dan
kegiatan training atau pelatihan, kinerja.
yaitu:
Teori motivasi telah dibahas dan
a) Ilmu pengetahuan dikonsep oleh berbagai peneliti.
(Knowledge) para karyawan Tingkat motivasi seorang individu
baru yang dilatih diharapkan atau tim diberikan dalam tugas atau
mendapatkan ilmu pekerjaan mereka yang dapat
pengetahuan yang cukup mempengaruhi semua aspek kinerja
untuk dapat mengerjakan organisasi. Berdasarkan beberapa
tugasnya yang akan pendapat yang dikemukakan oleh
diberikan. para ahli dapat disimpulkan bahwa
b) Kemampuan (skill), para motivasi kerja adalah suatu proses
karyawan baru yang dilatih dimana kebutuhan mendorong
diharapkan dapat dan mampu seseorang untuk melakukan
melakukan tugas saat serangkaian kegiatan yang 9
ditempatkan pada proses mengarah tercapainya tujuan tertentu
yang telah ditentukan. dan tujuan organisasi dan untuk
c) Penentuan sikap (attitude), memenuhi beberapa kebutuhan. Kuat
setelah melakukan pelatihan lemahnya motivasi kerja seorang
diharapkan para karyawan tenaga kerja ikut menentukan besar
baru dapat memiliki minat dan kecilnya prestasi.
kesadaran atas pekerjaan
yang akan dilakukannya. Tujuan dari motivasi ialah sarana
untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Pengertian Motivasi Bagi seorang guru, tujuan dari
Motivasi kerja merupakan kebutuhan motivasi adalah dapat menggerakkan
pokok manusia dan sebagai insentif atau memacu para siswa agar dapat
yang diharapkan memenuhi timbul keinginan dan kemauan untuk
kebutuhan pokok yang diinginkan, meningkatkan prestasi belajar

108 Program Studi Manajemen – FE UMI 2019


Jurnal Ilmu Manajemen METHONOMIX p-ISSN: 2622 - 5204
(September 2019 – Februari 2020) e-ISSN: 2622 - 5190
www.methonomi.net

sehingga tercapai tujuan pendidikan Manfaat motivasi yang utama adalah


sesuai dengan yang diharapkan dan menciptakan gairah kerja, sehingga
ditetapkan di dalam kurikulum produktivitas kerja meningkat.
sekolah. Sementara itu, manfaat yang
diperoleh karena bekerja dengan
Suatu tindakan memotivasi atau orang–orang yang termotivasi adalah
memberikan motivasi akan lebih pekerjaan dapat diselesaikan dengan
dapat berhasil jika tujuannya jelas tepat. Artinya, pekerjaan diselesaikan
dan disadari oleh pihak yang diberi sesuai standar yang benar dan dalam
motivasi serta sesuai dengan skala waktu yang sudah ditentukan.
kebutuhan orang yang dimotivasi. Sesuatu yang dikerjakan karena ada
Oleh karena itu, setiap orang yang motivasi akan membuat orang
akan diberikan motivasi harus senang mengerjakannya. Orang pun
mengenal dan memahami benar- akan merasa dihargai atau diakui.
benar latar belakang kehidupan, Hal ini terjadi karena pekerjaannya itu
kebutuhan, dan kepribadian yang betul – betul berharga bagi orang
akan dimotivasi, termasuk di yang termotivasi. Orang akan bekerja
dalamnya antara seorang guru dan keras karena dorongan untuk
siswanya. Sebagai contoh, seorang menghasilkan suatu target sesuai
guru memberikan pujian kepada yang telah mereka tetapkan.
seorang siswa yang maju ke depan
kelas dan dapat mengerjakan Pengertian Kinerja
hitungan matematika di papan tulis. Menurut Widodo (2015), kinerja
adalah tingkatan pencapaian hasil
Dengan pujian itu, dalam diri anak atas pelaksanaan tugas tertentu.
tersebut timbul rasa percaya diri, di Simanjuntak et.al. (2017) juga
samping itu timbul keberaniannya mengartikan kinerja individu sebagai
sehingga ia tidak takut dan malu lagi tingkat pencapaian hasil kerja
jika disuruh maju ke depan kelas. seseorang dari sasaran yang harus
Fungsi motivasi yaitu: dicapai atau tugas yang harus
a) Mendorong timbulnya dilaksanakan dalam kurun waktu
tertentu. Menurut Rivai dan Sagala
kelakuan atau suatu
perbuatan. Tanpa motivasi (2015), tujuan penilaian kinerja atau
tidak akan timbul perbuatan prestasi kinerja karyawan pada
seperti belajar. dasarnya meliputi:
b) Sebagai pengarah, artinya a) Untuk mengetahui tingkat
mengarahkan perbuatan prestasi karyawan selama ini.
kepada pencapaian tujuan b) Pemberian imbalan yang
yang diinginkan serasi, misalnya untuk
c) Sebagai penggerak, ia pemberian kenaikan gaji
berfungsi sebagai mesin bagi berkala, gaji pokok, kenaikan
mobil. Besar kecilnya motivasi gaji istimewa, insentif uang.
akan menentukan cepat atau c) Mendorong pertanggung
lambatnya suatu pekerjaan. jawaban dari karyawan.

Program Studi Manajemen – FE UMI 2019 109


Sebayang & Rajagukguk Vol. 2, No. 2 (105 – 114) p-ISSN: 2622 - 5204
Jurnal Ilmu Manajemen METHONOMIX e-ISSN: 2622 - 5190
www.methonomi.net
d) Untuk pembeda antar p) Sebagai alat untuk membantu
karyawan yang satu dengan dan mendorong karyawan
yang lain. untuk mengambil inisiatif
e) Pengembangan SDM yang dalam rangka memperbaiki
masih dapat dibedakan lagi kinerja.
ke dalam penugasan kembali, q) Untuk mengetahui efektivitas
seperti diadakannya mutasi kebijakan SDM, seperti
atau transfer, promosi, seleksi, rekrutmen, pelatihan
kenaikan jabatan, training dan analisis pekerjaan
atau latihan. sebagai komponen yang
f) Meningkatkan motivasi kerja. saling ketergantungan dia
g) Meningkatkan etos kerja. antara fungsi-fungsi SDM.
h) Memperkuat hubungan antara r) Mengidentifikasikan dan
karyawan dengan supervisor menghilangkan hambatan-
melalui diskusi tentang hambatan agar kinerja
kemajuan kerja mereka. menjadi baik.
i) Sebagai alat untuk s) Mengembangkan dan
memperoleh umpan balik dari menetapkan kompensasi
karyawan untuk memperbaiki pekerjaan.
desain pekerjaan, lingkungan t) Pemutusan hubungan kerja,
kerja, dan rencana karier pemberian sangat ataupun
selanjutnya. hadiah.
j) Riset seleksi sebagai kriteria
keberhasilan/efektivitas. Menurut Mathis (2011), kinerja
k) Sebagai salah satu sumber karyawan umumnya dapat dimulai
informasi untuk perencanaan dari beberapa kriteria atau indikator-
SDM, karier dan keputusan indikator sebagai berikut:
perencanaan seleksi.
a) Kuantitas kerja yaitu
l) Membantu menempatkan
menyelesaikan tugas-tugas
karyawan dengan pekerjaan
secara teliti, akurat dan tepat
yang sesuai untuk mencapai
waktu sehingga mencapai
hasil yang baik secara
hasil yang diharapkan.
menyeluruh.
b) Kerja sama, yaitu menjaga
m) Dengan gaji, upah, insentif,
keharmonisan dan efektifitas
kompensasi dan berbagai
hubungan kerja dengan rekan
imbalan lainnya.
kerja dan konsisten.
n) Sebagai penyaluran keluhan
c) Komunikasi yaitu
yang berkaitan dengan
menyampaikan informasi dan
masalah pribadi maupun
ide secara efektif baik lisan
pekerjaan.
maupun tulisan.
o) Sebagai alat untuk menjaga
tingkat Sebagai sumber
METODE PENELITIAN
informasi untuk pengambilan
Penelitian ini dilakukan di SD dan
keputusan yang berkaitan
SMP Swasta Budi Murni 3 Medan
dengan kinerja.
baik secara simultan maupun parsial.

110 Program Studi Manajemen – FE UMI 2019


Jurnal Ilmu Manajemen METHONOMIX p-ISSN: 2622 - 5204
(September 2019 – Februari 2020) e-ISSN: 2622 - 5190
www.methonomi.net

Penelitian ini merupakan penelitian satuan, maka kinerja


dengan populasi berjumlah 44 orang. meningkat sebesar 0,179.
Metode pengumpulan data yang d) Nilai koefisien regresi dari
digunakan adalah survey motivasi adalah 0,246. Nilai
menggunakan kuesioner sebagai tersebut dapat diartikan ketika
instrumen. motivasi naik sebesar 1
satuan, maka kinerja
Metode analisis yang digunakan meningkat sebesar 0,246.
dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan analisis regresi linier Diketahui nilai F hitung 14,497 > F
berganda (multiple linear regression). tabel 2,85, dan nilai Sig adalah 0,000
Analisis regresi linier berganda < 0,05, maka pendidikan, pelatihan,
digunakan bila jumlah variabel motivasi secara bersama-sama atau
independennya minimal berjumlah simultan berpengaruh signifikan
sebanyak 2 variabel independen. terhadap kinerja.
Penggunakan analisis regresi linier
berganda dimaksudkan untuk Uji statistik t digunakan untuk
menentukan pengaruh variabel mengetahui tingkat signifikansi
bebas terhadap variabel tak bebas. pengaruh masing-masing variabel
independen terhadap variabel
HASIL dependen. Berdasarkan hasil uji t
Diperoleh persamaan regresi linear diperoleh hasil sebagai berikut:
berganda sebagai berikut:
a) Diketahui nilai koefisien dari
𝑌 = 1,719 + 0,223𝑋1 + 0,179𝑋2 + 0,246𝑋3 + 𝑒 pendidikan adalah 0,223,
yakni bernilai positif. Hal ini
Berdasarkan persamaan tersebut
berarti pendidikan
dapat diinterpretasi sebagai berikut:
berpengaruh positif terhadap
a) Diketahui nilai konstanta kinerja. Diketahui nilai t hitung
adalah 1,719. Nilai tersebut dari pendidikan adalah |3,223|
dapat diartikan apabila > t tabel |2,02| dan Sig dari
pendidikan, pelatihan, variabel pendidikan adalah
motivasi tidak berpengaruh, 0,003 < 0,05, maka
maka nilai variabel dependen pendidikan berpengaruh
kinerja adalah 1,719. positif dan signifikan terhadap
b) Nilai koefisien regresi dari kinerja.
pendidikan adalah 0,223. Nilai b) Diketahui nilai koefisien dari
tersebut dapat diartikan ketika pelatihan adalah 0,179, yakni
pendidikan naik sebesar 1 bernilai positif. Hal ini berarti
satuan, maka kinerja pelatihan berpengaruh positif
meningkat sebesar 0,223. terhadap kinerja. Diketahui
c) Nilai koefisien regresi dari nilai t hitung dari pelatihan
pelatihan adalah 0,179. Nilai adalah |2,382| > t tabel |2,02|
tersebut dapat diartikan ketika dan Sig dari variabel pelatihan
pelatihan naik sebesar 1 adalah 0,022 < 0,05, maka
pelatihan berpengaruh positif

Program Studi Manajemen – FE UMI 2019 111


Sebayang & Rajagukguk Vol. 2, No. 2 (105 – 114) p-ISSN: 2622 - 5204
Jurnal Ilmu Manajemen METHONOMIX e-ISSN: 2622 - 5190
www.methonomi.net
dan signifikan terhadap bebas, yakni pendidikan,
kinerja. pelatihan dan motivasi
c) Diketahui nilai koefisien dari berpengaruh signifikan secara
motivasi adalah 0,246, yakni terhadap kinerja guru,
bernilai positif. Hal ini berarti sebesar 5% atau 0,05 adalah
motivasi berpengaruh positif 2,85. Diketahui nilai F hitung
terhadap kinerja. Diketahui 14,497 > F tabel 2,85 dan
nilai t hitung dari motivasi nilai Sig adalah 0,000 < 0,05,
adalah |2,959| > t tabel |2,02| maka pendidikan, pelatihan,
dan Sig dari variabel motivasi motivasi secara bersama-
adalah 0,005 < 0,05, maka sama atau simultan
motivasi berpengaruh positif berpengaruh signifikan
dan signifikan terhadap terhadap kinerja, artinya
kinerja. pengaruh pendidikan,
pelatihan dan motivasi
Koefisien determinasi merupakan berpengaruh positif dan
suatu nilai (nilai proporsi) yang signifikan terhadap kinerja
mengukur seberapa besar guru.
kemampuan variabel-variabel bebas c) Nilai koefisien dari pendidikan
yang digunakan dalam persamaan adalah 0,223, yakni bernilai
regresi, dalam menerangkan variasi positif. Hal ini berarti
variabel tak bebas. pendidikan berpengaruh
positif terhadap kinerja.
Diketahui nilai koefisien determinasi
Diketahui nilai t hitung dari
(R-Square) adalah 0,534. Nilai
pendidikan adalah |3,223| > t
tersebut dapat diartikan variabel
tabel |2,02| dan Sig dari
pendidikan, pelatihan, motivasi
variabel pendidikan adalah
mampu mempengaruhi kinerja
0,003 < 0,05, maka
sebesar 53,4%, sisanya sebesar
pendidikan berpengaruh
46,6% dijelaskan oleh variabel atau
positif dan signifikan terhadap
faktor lainnya.
kinerja.
KESIMPULAN d) Nilai koefisien dari pelatihan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat adalah 0,179, yakni bernilai
disimpulkan bahwa: positif. Hal ini berarti pelatihan
berpengaruh positif terhadap
a) Pendidikan, pelatihan dan kinerja. Diketahui nilai t hitung
motivasi secara dari pelatihan adalah |2,382| >
keseluruhan/bersama-sama t tabel |2,02| dan Sig dari
mampu menjelaskan variabel variabel pelatihan adalah
kinerja kerja guru sebesar 0,022 < 0,05, maka pelatihan
53,4%, sisanya sebesar berpengaruh positif dan
46,6% dipengaruhi oleh signifikan terhadap kinerja.
faktor-faktor lain. e) Nilai koefisien dari motivasi
b) Berdasarkan hasil uji simultan adalah 0,246, yakni bernilai
dengan uji F, pengaruh positif. Hal ini berarti motivasi
simultan dari seluruh variabel berpengaruh positif terhadap

112 Program Studi Manajemen – FE UMI 2019


Jurnal Ilmu Manajemen METHONOMIX p-ISSN: 2622 - 5204
(September 2019 – Februari 2020) e-ISSN: 2622 - 5190
www.methonomi.net

kinerja. Diketahui nilai t hitung Flippo, Edwin B. 2013. Manajemen


dari motivasi adalah |2,959| > Personalia, Edisi 6 Jakarta:
t tabel |2,02| dan Sig dari PT. Gelora Aksara Pratama
variabel motivasi adalah
0,005 < 0,05, maka motivasi Gerhart 2011. Manajemen Sumber
berpengaruh positif dan Daya Manusia: Mencapai
signifikan terhadap kinerja. Keunggulan Bersaing. Edisi 6,
Jilid 2. Jakarta: Salemba
Berdasarkan hasil penelitian ini ada Empat.
beberapa saran sebagai berikut:
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi
a) Sebaiknya Kepala Sekolah Analisis Multivariat dengan
SD dan SMP Swasta Budi Program IBM SPSS. Edisi 7.
Murni 3 Medan lebih sering Semarang: Penerbit Universitas
melakukan diskusi dengan Diponegoro.
para guru untuk menjadi
Handoko, T. Hani. 2011. Manajemen
bahan perbaikan terhadap
Sumber Daya Manusia.
kinerja selanjutnya
Jakarta: Indeks.
b) Perlu perbaikan disiplin waktu
dalam menyelesaikan Hasibuan, Malayu S.P. 2019.
pekerjaan di SD dan SMP Manajemen Sumber Daya
Swasta Budi Murni 3 Medan. Manusia, Edisi Revisi, Cetakan
c) Untuk peneliti selanjutnya ke 23. Jakarta: Penerbit PT.
dapat dilakukan dengan Bumi Aksara
menambah variabel penelitian
untuk mengetahui variabel Muhibbin Syah. 2010. Psikologi
lain yang mempengaruhi Pendidikan. Bandung: PT.
pendidikan, pelatihan, Remaja Rosdakarya.
motivasi terhadap kinerja guru
Mathis, Robert L. 2011. Manajemen
seperti pengembangan
Sumber Daya Manusia,
sumber daya manusia dan
Jakarta: Salemba Empat
kompensasi.
Priansa, Donni Juni. 2014,
DAFTAR PUSTAKA Perencanaan dan
Bohlander dan Small, 2010. Pengembangan Sumber Daya
Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Penerbit
Manusia. Jakarta: Penerbit Alfabeta
Indeks.
Rivai, Veithzal & Jouvani Sagala.
Dessler, Gary. 2008. Manajemen 2015. Manajemen Sumber
Sumber Daya Manusia: Daya Manusia Untuk
cetakan 2. Jakarta: Penerbit Perusahaan Dari Teori ke
Indeks Praktik. Jakarta: Rajawali
Press.

Program Studi Manajemen – FE UMI 2019 113


Sebayang & Rajagukguk Vol. 2, No. 2 (105 – 114) p-ISSN: 2622 - 5204
Jurnal Ilmu Manajemen METHONOMIX e-ISSN: 2622 - 5190
www.methonomi.net
Sadili. 2010. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Bandung: CV.
Pustaka Setia.

Sedarmayanti, 2017. Manajemen


Sumber Daya Manusia,
Reformasi Birokrasi dan
Manajemen Pegawai Negeri
Sipil (cetakan kelima).
Bandung: PT Refika Aditama.

Simanjuntak, D. S., Nadapdap, K. M.


N., & Winarto, W. (2017).
Pengaruh Persepsi Penilaian
Prestasi Kerja terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan.
Jurnal Manajemen, 3(2), 6-13.

Tjiptono, Fandy. 2014. Pemasaran


Jasa, Prinsip, Penerapan dan
Penelitian. Andi Offset,
Yogyakarta.

Wibowo. 2011. Manajemen Kinerja.


Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.

Widodo, S.E. 2015. Manajemen


Pengembangan Sumber Daya
Manusia. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

Winarto, M. (2018, January). The


Effect of Transformational
Leadership on Team
Satisfaction: The Mediating
Effect of Psychological
Safety. In 1st Economics and
Business International
Conference 2017 (EBIC 2017).
Atlantis Press.

114 Program Studi Manajemen – FE UMI 2019

Anda mungkin juga menyukai