Anda di halaman 1dari 8

Jurnal AUDHI, Vol. 3, No.

2, Januari 2021

GAMBARAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAUD MANGGA


PANINGGILAN CILEDUG
Dyah Novitasari1; Nila Fitria1
1
Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Psikologi dan Pendidikan,
Universitas Al Azhar Indonesia, Jalan Sisingamangaraja Kebayoran baru, Jakarta Selatan 12110

Penulis untuk Korespondensi/ E-mail: nilafitria@uai.ac.id.

Abstrak - Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang berkualitas memiliki kompetensi
profesional yang tinggi dalam melaksanakan tugasnya yaitu dapat menyusun materi serta kegiatan
yang kreatif, mendidik dan mengajar siswa serta menganalisis perkembangan anak didik sesuai
tahapanperkembangannya.Sedemikian berat tugas dan tanggung jawab guru, maka dalam proses
pembelajarannya diperlukan guru yang profesional, dan yang berkompeten. Maka dari itu guna
meningkatkan profesionalisme guru, perlu dilakukan pelatihan dan penataran yang intens pada guru.
Atas dasar itulah peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana Gambaran Kompetensi Profesional Guru
Paud Mangga Paninggilan Ciledug. Metode yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah
metode penelitian deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dilihat gambaran
kemampuan kompetensi professional guru yang dimiliki oleh guru PAUD Mangga Paninggilan. Guru
sudah mampu menyusun serta menciptakan materi kegiatan yang kreatif serta sesuai dengan tahapan
perkembangan anak didik. Namun guru masih perlu mengembangkan kemampuannya dengan
melakukan penelitian tindakan kelas.
Kata Kunci: Kompetensi Profesional, Guru, PAUD

Abstract - Teachers of Early Childhood Education (PAUD) have aquality high professional
competence in carrying out their duties, namely being able to compile creative materials and
activities, educate and teach students and analyze the development of students according to their
developmental stages. The task and responsibility of the teacher is so heavy, that in the learning
process, professional and competent teachers are needed. Therefore, in order to increase teacher
professionalism, intense training and upgrading of teachers is necessary. On this basis, researchers
are interested in examining how the Professional Competence of Paud Mangga Paninggilan Ciledug
Teachers. The method used by researchers in this research is descriptive qualitative research
methods. Based on the results of this study, it can be seen that a description of the professional
competence of teachers possessed by Mangga Paninggilan PAUD teachers. The teacher is able to
compile and create creative activity material in accordance with the stages of the development of
students. However, teachers still need to develop their abilities by conducting classroom action
research.
Keywords: Professional Competence, Teachers, PAUD

PENDAHULUAN strategis dalam meningkatkan kualitas Sumber


Daya Manusia (SDM).

P endidikan Anak Usia Dini (PAUD)


merupakan pendidikan yang paling
mendasar menempati posisi yang paling
strategis dalam pengembangan sumber daya
manusia. Berbagai studi telah membuktikan
Guru dituntut memiliki segenap kompetensi
antara lain kompetensi pedagogik, kompetensi
sosial, kompetensi kepribadian, dan kompetensi
profesional yang satu sama lain terintegrasi
bahwa pengembangan Pendidikan Anak Usia dalam kepribadiannya secara utuh. Namun
Dini (PAUD) merupakan investasi yang kenyataan di lapangan, sering kali pendidik

67
Jurnal AUDHI, Vol. 3, No. 2, Januari 2021

tidak mempunyai kompetensi penuh dalam sekolah tersebut. Oleh karena itu diperlukan
melaksanakan tugas-tugasnya. guru yang mampu melaksanakan pembelajaran
secara profesional.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14
Tahun 2005 tentang Undang-undang Guru dan Peningkatan mutu guru yang dilakukan tidak
Dosen, tepatnya pada BAB III Pasal 7 akan lepas dari peningkatan kompetensi guru.
diamanatkan bahwa guru memegang peran Tujuan dikembangkan standar kompetensi guru
penting dan strategis dalam pendidikan.Guru adalah untuk menetapkan suatu ukuran
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang kemampuan pengetahuan dan keterampilan
berkualitas memiliki kompetensi profesional yang harus dikuasai oleh seorang guru agar
yang tinggi dalam melaksanakan tugasnya yaitu profesional dalam merencanakan dan mengelola
dapat membimbing, menyusun materi serta proses pembelajaran di sekolah. Pada penelitian
kegiatan yang kreatif, mendidik dan mengajar ini peneliti ingin mengetahui gambaran
siswa sesuai tahap perkembangannya. kemampuan kompetensi professional guru di
Sedemikian berat tugas dan tanggung jawab PAUD Mangga Paninggilan. Dalam peraturan
guru, maka dalam proses pembelajarannya Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19
diperlukan guru yang profesional, dan yang Tahun 2005 tentang Standar Nasional
berkompeten. Guru yang kompeten akan lebih Pendidikan pasal 28 ayat 3 butir “c”, di
mampu menciptakan lingkungan belajar yang kemukakan bahwa kompetensi professional
efektif dan akan lebih mampu mengelola adalah kemampuan penguasaan materi
kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pembelajaran secara luas dan mendalam yang
pada tingkat optimal. memungkinkannya membimbing peserta didik
memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan
Memahami realitas dilapangan memperlihatkan dalam Standar Nasional Pendidikan.
bahwa semakin besarnya harapan yang
digantungkan masyarakat terhadap tugas guru Namun dari hasil observasi yang peneliti
dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan, lakukan antara lain guru dalam pelaksanaan
senantiasa mengalami beberapa hambatan- kegiatan pembelajaran dirasa belum mampu
hambatan. Oleh karena itulah, upaya dari menguasai materi secara maksimal dan terlihat
pengelolaPAUDatau organisasi profesi terkait belum dapat mengembangkan materi dalam
dalam peningkatkan profesionalisme guru pembelajaran, tetapi guru berupaya mengajar
dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah dengan model pembelajaran yang kreatif, guru
melalui, pemberian pelatihan atau pembinaan juga sangat sayang kepada peserta didik serta
sangatlah berpengaruh terhadap peningkatan sangat mengayomi peserta didik. Dalam
kompetensi mengajar guru. penyusunan guru belum mampu menguasai
standar kompetensi dasar dalam pembuatan
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan
Republik Indonesia Nomor 137 tahun 2014 (RPPM) dan Rencana Pelaksanaan
BAB VII tentang Standar Pendidik Dan Tenaga Pembelajaran Harian (RPPH), namun guru
Kependidikan disebutkan bahwa guru PAUD sudah mampudalam memanfaatkaan teknologi
merupakan tenaga profesional yang memiliki dengan baik dalam proses pembelajaran
kualifikasi akademik dan kompetensi pendidik maupun dalam penyusunan Program Tahunan
sekurang-kurangnya Diploma Empat (D-IV) (Prota), Program Semester (Promes), Rencana
atau Sarjana (S-1) di bidang Pendidikan Anak Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM)
Usia Dini (S-1/D-IV PG.PAUD), kependidikan dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian
lain atau psikologi dan memiliki sertifikasi (RPPH).
profesi guru PAUD atau sekurang-kurangnya
telah mendapat pelatihan pendidikan anak usia Dari pendahuluan yang penulis lakukan melalui
dini.Kompetensi profesional merupakan wawancara dengan Kepala Lembaga PAUD
kemampuan yang berkenaan dengan Mangga Paninggilan, diperoleh informasi
penguasaan materi pembelajaran bidang studi bahwa guru di PAUD Mangga paninggilan
secara luas dan mendalam.Sebagai lembaga dalam aktivitas sehari-harinya berusaha
pendidikan formal, tentu guru menjadi ujung melakukan tugasnya secara professional sesuai
tombak keberhasilan proses pendidikan di dengan kompetensi professional guru. Namun

68
Jurnal AUDHI, Vol. 3, No. 2, Januari 2021

dari hasil observasi yang peneliti lakukan antara pendidikan, (c) Kemampuan dalam penguasaan
lain guru dalam pelaksanaan kegiatan materi pelajaran sesuai dengan bidang studi
pembelajaran dirasa belum mampu menguasai yang diajarkan. (d) Kemampuan dalam
materi secara maksimal dan terlihat belum mengaplikasikan berbagai metodologi dan
dapat mengembangkan materi dalam strategi pembelajaran. (e) Kemampuan
pembelajaran, tetapi guru berupaya mengajar merancang dan memanfaatkan berbagai media
dengan model pembelajaran yang kreatif, guru dan sumber belajar. (f) Kemampuan dalam
juga sangat sayang kepada peserta didik serta melaksanakan evaluasi pembelajaran. (g)
sangat mengayomi peserta didik. Kemampuan dalam menyusun program
pembelajaran. (h) Kemampuan dalam
Kompetensi merupakan seperangkat melaksanakan unsur penunjang, misalnya
pengetahuan yang harus dimiliki oleh setiap administrasi sekolah, bimbingan dan
tenaga pendidik untuk melaksanakan tugasnya penyuluhan. (i) Kemampuan dalam
yaitu mendidik. Seperti yang dijelaskan oleh melaksanakan penelitian dan berpikir ilmiah
Pupuh dan M. Sobry Surikno (dalam Ali untuk meningkatkan kinerja
Mudlofir 2012: 44) kompetensi adalah
seperangkat tindakan inteligen penuh tanggung Mulyasa dalam Jejen Musfah (2012: 27)
jawab yang harus dimiliki seseorang sebagai mengartikan bahwa kompetensi guru
syarat untuk dianggap mampu melaksanakan merupakan perpaduan antara kemampuan
tugas-tugas dalam bidang pekerjaan tertentu. personal, keilmuan, teknologi, sosial, dan
Kompetensi dalam bahasa Indonesia merupakan spiritual yang secara kafah membentuk
serapan dari bahasa Inggris, competence yang kompetensi standar profesi guru, yang
berarti kecakapan dan kemampuan. Dalam mencakup penguasaan materi, pemahaman
Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang terhadap peserta didik, pembelajaran yang
Guru dan Dosen, mengemukakan bahwa mendidik, pengembangan pribadi dan
kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, profesionalitas.Sejalan dengan yang telah
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, diungkapkan oleh Mulyasa, Suhertian dikutip
dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam Triyanto (2010: 62) mendefinisikan
dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. kompetensi guru menjadi tiga, yaitu (1)
Menurut Usman (2011: 5) guru merupakan Kompetensi guru adalah kemampuan guru
jabatan atau profesi yang memerlukan dalam mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan
keahlihan khusus sebagai guru, seorang yang yang telah direncanakan, (2) Kompetensi guru
menjadi guru bukanlah asal orang yang pandai adalah ciri hakiki dari kepribadian guru yang
berbicara melainkan seseorang yang telah menuntunnya ke arah pencapaian tujuan
menjalani jenjang pendidikan tertentu dan pendidikan yang telah ditentukan, (3)
memiliki pengalaman mengajar Kompetensi guru adalah perilaku yang
dipersyaratkan untuk mencapai tujuan
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 pendidikan.
tentang Standar Nasional Pendidikan,
Kompetensi Profesional dalam Standar Menurut Mulyasa (2009: 138) Kompetensi
Nasional Pendidikan, yang dijelaskan dalam Profesional merupakan kompetensi yang harus
pasal 28 ayat (3) butir c adalah kemampuan dikuasai guru dalam kaitannya dengan
penguasaan materi pembelajaran secara luas pelaksanaan tugas utamanya mengajar.
dan mendalam yang memungkinkannya Peraturan Menteri Pendidikan Anak dan
membimbing peserta didik memenuhi standar Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137
kompetensi yang di tetapkan dalam Standar tahun 2014 tentang Standar Nasional
Nasional Pendidikan.Indikator kompetensi Pendidikan Anak Usia Dini menjelaskan
professional meliputi: (a) Kemampuan untuk kompetensi guru PAUD mencakup kompetensi
mengusai landasan kependidikan, misalnya pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional
paham akan tujuan pendidikan yang harus (Kemdikbud: 2014).
dicapai baik tujuan nasional, institusional,
kurikuler dan tujuan pembelajaran. (b)
Pemahaman dalam bidang psikologi

69
Jurnal AUDHI, Vol. 3, No. 2, Januari 2021

satuan pendidikan dan yang dilakukan sendiri.


Untuk mengetahui apakah guru telah memiliki
kompetensi professional, maka seorang guru
harus memenuhi indikator-indikator yang
ada.Salah satu kompetensi yang penting untuk
dimiliki adalah kompetensi profesional.

Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan


(2006: 88) kompetensi profesional adalah
kemampuan penguasaan materi secara luas dan
mendalam yang meliputi: (a) konsep, struktur
dan metode keilmuan/tekhnologi/seni yang
menaungi/koherensi dengan materi ajar; (b)
materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah;
(c) hubungan konsep antar mata pelajaran
terkait; (d) penerapan konsep keilmuan dalam
kehidupan sehari-hari; dan (e) kompetisi secara
professional dalam konteks global dengan tetap
melestarikan nilai dan budaya nasional.

Guru profesional dapat melaksanakan tugasnya


sebagai pendidik pendidik, pengajar,
pembimbing, pelatih dan penilai jika seorang
guru memilik empat kompetensi dasar sebagai
guru. Kompetensi pedagogik, kompetensi
Kompetensi Profesional dalam Standar
sosial, kompetensi kepribadian dan salah
Nasional Pendidikan, yang dijelaskan dalam
satunya adalah kompetensi
pasal 28 ayat (3) butir c adalah kemampuan
profesional.Diperkuat dengan yang dijelaskan
penguasaan materi pembelajaran secara luas
oleh Mulyasa (2009: 138) Kompetensi
dan mendalam yang memungkinkannya
Profesional merupakan kompetensi yang harus
membimbing peserta didik memenuhi standar
dikuasai guru dalam kaitannya dengan
kompetensi yang di tetapkan dalam Standar
pelaksanaan tugas utamanya mengajar.
Nasional Pendidikan.Dalam hal ini pengalaman
mengajar, pelatihan, dan jenjang pendidikan Menurut M Shulton Masyhud (dalam Novan
yang telah diampunya menjadi dasar guru Ardy, 2015: 63) mengungkapkan bahwa untuk
tersebut memiliki kompetensi dasar sebagai menjadi seorang guru yang profesional,
seorang guru dalam menjalani profesinya. Oleh hendaknya: (1) Terdidik secara baik (well
karena itu kompetensi guru menjadi tuntutan educated), (2) Terlatih secara baik (well
dasar bagi seorang guru. trained), (3) Dihargai dengan baik (well paid),
(4) Terlindung secara baik (well protected), (5)
Hal tersebut diperkuat dengan pendapat
Dikelola secara baik (well managed).
Hamalik (2011: 24) guru professional harus
Kompetensi profesional sebenarnya merupakan
mempunyai persyaratan, yang meliputi: (a)
“payung”, karena telah mencakup semua
Memiliki bakat sebagai guru, (b) Memiliki
kompetensi lainnya. Sedangkan penguasaan
keahlian sebagai guru, (c) Memiliki keahlian
materi ajar secara luas dan mendalam lebih
yang baik dan terintegrasi, (d) Memiliki mental
tepat disebut dengan penguasaan sumber bahan
yang sehat, (e) Berbadan sehat, (f) Memiliki
ajar (disciplinary content) atau sering di sebut
pengalaman dan pengetahuan yang luas, (g)
bidang studi keahlian. Hal ini mengacu
Guru adalah manusia berjiwa pancasila, (h)
pandangan yang menyebutkan bahwa sebagai
Guru adalah seorang warga negara yang baik.
guru yang berkompeten memiliki (1)
Guru sebenarnya sudah mengembangkan dan pemahaman terhadap karakteristik peserta
melaksanakan kompetensi professional guru didik, (2) penguasaan bidang studi, baik dari
melalui program-program yang diadakan oleh sisi keilmuan maupun kependidikan, (3)
kemampuan penyelenggaraan pembelajaran

70
Jurnal AUDHI, Vol. 3, No. 2, Januari 2021

yang mendidik, dan (4) kemauan dan yang berbeda tentang pengertian guru. Menurut
kemampuan mengembangkan profesionaitas Suparlan (2008: 12), guru dapat diartikan
dan kepribadian secara berkelanjutan. sebagai orang yang tugasnya terkait dengan
upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dalam
Hasan Alwi dalam kamus besar bahasa semua aspeknya, baik spiritual dan emosional,
Indonesia mengungkapkan bahwa anak adalah intelektual, fisikal maupun aspek lainnya.
manusia yang masih kecil, yaitu yang baru
berumur enam tahun.Anak usia dini adalah Menurut Ardy (2019: 103) Tugas profesi
sosok individu yang sedang menjalani suatu seorang guru meliputi kegiatan mendidik,
proses perkembangan dengan pesat dan mengajar, membimbing, mengarahkan melatih,
fundamental bagi kehidupan selanjutnya, anak dan menilai yang dilakukan oleh seseorang.
usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun Seorang guru juga berarti harus memiliki bekal
(NAEYC/Nasional Association for the pengetahuan, keterampilan, dan keahlian agar
Educationof Young Children). dapat menilai peserta didiknya.

Sujiono (dalam Nurani 2013: 6) Pada masa ini Oleh karena itu, perlu diperhatikan secara
proses dan pertumbuhan dan perkembangan sungguh-sungguh bagaimana memberikan
dalam berbagai aspek sedang mengalami masa prioritas yang tinggi pada guru. Sehingga
yang cepat dalam rentang perkembangan hidup mereka dapat memperoleh kesempatan untuk
manusia. . Setiap proses perkembangan dan selalu meningkatkan kemampuannya
pertumbuhan yang di ajarkan harus melihat melaksanakan tugasnya melakukan proses
karakteristik dari segala aspek di setiap tahap belajar mengajar yang baik. Kepada guru perlu
perkembangan pada anak. diberikan dorongan dan suasana yang kondusif
untuk menemukan berbagai alternative metode
Hal tersebut sesuai dengan yang dijelaskan oleh dan cara mengembangkan proses pembelajaran
John Amos Comenius dalam Yus (2011: 2) sesuai perkembangan jaman.
bahwa pendidikan harus di mulai sejak dini,
sejak anak lahir pendidikan sudah perlu di Berdasarkan latar belakang masalah mengenai
mulai secara alami dengan memerhatikan aspek pentingnya kompetensi dasar yabg harus
kematangan (maturation) dan memberi dimiliki oleh seorang tenaga pendidik sebagai
kesempatan pada anak untuk menggunakan tenaga profesional melalui penelitian yang
seluruh inderanya. berjudul “Gambaran Kompetensi Profesional
Guru PAUD Mangga Paninggilan Ciledug”.
Berbeda dengan pengertian secara intitusional
maupun yuridis sebagaimana dikemukakan di Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
atas, Bredekamp dan Copple dalam Suyadi kemampuan kompetensi profesional yang
(2013: 18) mengemukakan bahwa pendidikan dimiliki oleh guru PAUD Mangga Paninggilan,
anak usia dini mencakup berbagai program serta upaya upaya guru dalam melaksanakan
yang melayani anak dari usia lahir sampai tugasnya secara maksimal.
dengan usia delapan tahun yang di rancang
untuk meningkatkan perkembangan intelektual, METODE PENELITIAN
sosial, emosi, bahasa, dan fisik anak.
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif
Pendidikan Anak Usia Dini bertujuan untuk seperti yang dijelaskan oleh Bogdan dan Taylor
memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan (dalam Moleong, 2011: 4) mendefinisikan
anak secara optimal dan menyeluruh sesuai metodologi kualitatif sebagai prosedur
dengan norma dan nilai-nilai kehidupan yang penelitian yang menghasilkan data deskriptif
dianut dan melalu Pendidikan Anak Usia Dini berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
anak diharapkan dapat mengembangkan orang dan perilaku yang dapat diamati.Dalam
segenap potensi yang dimilikinya seperti penelitian ini, pendekatan yang digunakan
intelektual, sosial, emosi, dan fisik motorik. adalah pendekatan kualitatif deskriptif yaitu
pendekatan yang dimaksudkan untuk
Suparlan dalam bukunya yang berjudul menjelaskan fenomena atau karakteristik
“Menjadi Guru Efektif”, mengungkapkan hal individu, situasi atau kelompok tertentu secara

71
Jurnal AUDHI, Vol. 3, No. 2, Januari 2021

akurat. Pendekatan kualitatif deskriptif adalah dan menggali informasi dari sesama guru
data yang dikumpulkan berupa kata-kata, maupun internet.
gambar, dan bukan angka (Moleong, 2011: 11).
Dengan demikian laporan penelitian akan berisi Mengembangkan materi, struktur, dan
kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran konsep bidang keilmuwan yang mendukung
penyajian laporan tersebut. serta sejalan dengan kebutuhan dan tahapan
perkembangan anak usia dini.
Penelitian ini dilakukan di PAUD Mangga
Paninggilan Ciledug, Kota Tangerang. Sumber Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang
penelitian pada penelitian ini berjumlah 4 tenaga pendidik yaitu kemampuan
orang, terdiri pengelola PAUD, guru/tendik mengembangkan materi, struktur, dan konsep
PAUD Mangga, dan pengurus organisasi bidang keilmuwan yang mendukung serta
Himpaudi. sejalan dengan kebutuhan dan tahapan
perkembangan anak usia dini.Guru di PAUD
Teknik pengumpulan data yang digunakan Mangga Paninggilan kompetensi yang dimiliki
dalam penelitian kualitatifmerupakan langkah dapat dikatakan masih belum maksimal karena
paling strategis dalam penelitian karena tujuan dalam penyusunan perangkat pembelajaran
utama dari penelitian adalah mendapatkan data, guru di PAUD Mangga ini masih menggunakan
Sugiyono (2016: 224). teknik pengumpulan RPP yang sudah ada. Banyak lembaga PAUD
data dilakukan secara naturan dengan metode yang copypaste rencana pembelajaran dari
wawancara baik kepada pengelola Paud, guru, tempat lain. Hal ini membuktikan bahwa masih
serta pengurus Himpaudi untuk memperoleh banyak guru PAUD yang belum mampu
data mengenai kemampuan Kompetensi membuat perencanaan pembelajaran yang baik,
Profesional guru. Observasi dilakukan untuk serta tidak memahami kompetensi apa saja yang
memperoleh data mengenai kompetensi harus dikembangkan bagi perkembangan anak.
profesional yang dimiliki guru Paud Mangga
Paninggilan. Sementara dokumentasi digunakan Di dalam menganalisis materi serta kegiatan
untuk memperkuat data-data yang sudah ada pengembangan yang sesuai dengan tahapan
seperti hasil data dari wawancara dan observasi. perkembangan anak usia dini, guru di PAUD
Data dari hasil dokumentasi yang didapat oleh Mangga Paninggilan hanya menggunakan
peneliti dapat berupa arsip-arsip yang meliputi kemampuannya secara individu dengan melihat
data pelengkap dan penunjang. dan menilai apa yang ada dan belum
mengetahui secara mendetail tentang tahapan
HASIL DAN PEMBAHASAN perkembangan anak usia dini. Jadi dalam
penyusunan laporan penilaian perkembangan
Kompetensi profesional guru PAUD Mangga anak didik guru di PAUD Mangga Paninggilan
memang sudah baik namun memang belum masih menggunakan penilaian sederhana,
maksimal dalam penyajian materi pembelajaran belum mampu merinci setiap tahapan
yang menarik, kreatif serta dapat lebih perkembangan anak didik.
mengembangkan keprofesionalan sebagai
tenaga professional dalam hal peningkatan Merancang berbagai kegiatan
mutu pendidikan bagi anak didik di PAUD pengembangan secara kreatif sesuai dengan
Mangga Paninggilan. tahapan perkembangan anak usiadini

Guru di PAUD Mangga Paninggilan dalam Guru PAUD Mangga Paninggilan dalam
penyusunan kegiatan pembelajaran berupaya mengembangkan materi pembelajaran berupaya
untuk memberikan materi yang sesuai dengan memberikan materi secara kreatif guru memilih
tingkat pencapaian perkembangan peserta didik. materi bidang pengembangan sesuai dengan
Sebagai salah satu upaya untuk menjadi tenaga tingkat perkembangan peserta didik. Hal ini
pendidik yang professional guru di PAUD terlihat dari cara guru menyampaikan atau
Mangga Paninggilan, selalu berupaya memberikan materi selalu berpedoman dengan
meningkatkan kemampuannya melalui berbagai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian
cara. Mulai dari mengikuti pelatihan, workshop (RPPH) yang telah di buat, sehingga materi

72
Jurnal AUDHI, Vol. 3, No. 2, Januari 2021

yang diberikan sudah terstruktur sesuai dengan digemari anak dalam menyampaikan materi
materi yang harus di berikan pada hari itu. agar anak tidak jenuh. Selain itu dalam
menyampaikan materi guru juga menggunakan
Selain itu, materi yang diberikan juga sesuai bahasa yang mudah dimengerti anak.
dengan perkembangan dan usia peserta didik.
Contohnya pada materi bertema profesi dengan Mengembangkan keprofesionalan secara
kegiatan menggunting tingkat kesulitannya di berkelanjutan dengan melakukan tindakan
sesuaikan dengan kemampuan peserta didik. reflektif, guru PAUD Mangga Paninggilan
sering kali berdiskusi dengan kepala sekolah
Mengembangkan keprofesional secara dan rekan kerja yang lain untuk mendiskusikan
berkelanjutan dengan melakukan tindakan dan mencari solusi dari masalah apa yang
reflektif dihadapi oleh guru ketika dikelas. Guru PAUD
Mangga Paninggila dalam upaya
Guru di PAUD Mangga Paninggilan dalam mengembangkan keprofesionalannya juga
mengembangkan keprofesionalannya secara banyak belajar dari berbagai sumber seperti
berkelanjutan melalui tindakan reflektif dengan internet, mengikuti seminar, mengikuti
cara melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri workshop dan lain sebagainya. Dalam
secara terus menerus.Hal ini terlihat dari cara kemampuannya menggunakan teknologi
guru setiap selesai pembelajaran guru di PAUD informasi guru di PAUD Mangga Paninggilan
Mangga Paninggilan melakukan evaluasi mencari media untuk mengajar di internet.
sendiri kegiatan pembelajaran pada hari itu.
Apa yang kurang dalam kegiatan pada hari itu. Adapun saran bagi lembaga PAUD Mangga
Contohnya pada saat pembelajaran anak ada Paninggilan diharapkan bagi guru sebagai
yang tidak mau menulis, maka hal tersebut tenaga pendidik terus memiliki semangat dalam
masuk dalam catatan anekdot guru. meningkatkan pengetahuan dan
keterampilannya agar terus dapat meningkatkan
Di dalam mengembangkan keprofesionalannya kemampuan professional yang dimiliki.
secara berkelanjutan melalui tindakan reflektif Khususnya pada indikator kompetensi
dengan caramemanfaatkan hasil refleksi untuk profesional mengenai pengembangan
meningkatkan keprofesionalannya. Hal ini keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
terlihat dari cara guru yang selalu melakukan tindakan reflektif seperti
mendiskusikan masalah apa yang dihadapi di melaksanakan penelitian tindakan kelas karena
kelas kepada kepala sekolah untuk mencari saat ini belum ada guru PAUD yang melakukan
solusinya. Selain itu juga untuk dijadikan penelitian tindakan kelas yang berkaitan dengan
sebagai ajang intropeksi diri. Contohnya ketika kompetensi profesional.Untuk lembaga PAUD
anak dikelas tidak mau mengikuti pembelajaran Mangga Paninggilan diharapkan dapat terus
dengan baik maka itu menjadi bahan diskusi membantu guru di PAUD Mangga Paninggilan
dan mencari solusinya. untuk mengembangkan kemampuannya.
SIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA
Guru di PAUD Mangga Paninggilan Ardy, N. (2015). Etika profesi keguruan.
menyampaikan materi kepada peserta didik Yogyakarta: Gava Media.
dengan menggunakan bahasa yang mudah Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar evaluasi
dimengerti oleh anak, menggunakan berbagai pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
metode dan media yang sangat menarik serta Arikunto, S. (2010). Evaluasi program
dekat dengan lingkungan anak. Guru pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
mengkombinasikan semua ilmu dasar, Departemen Pendidikan Nasional. (2014).
menggunakan alat permainan anak, dan guru Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
sangat menguasai permainan tersebut. Guru Nomor 137 Tahun 2014. tentang standar
menyusun Rencana Pelaksanaan Program nasional pendidikan anak usia dini,
Harian (RPPH) sesuai dengan kemampuan Jakarta: Depdiknas
anak. Sering kali guru menggunakan metode Departemen Pendidikan Nasional. (2005).
bercerita menggunakan tokoh kartun yang Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

73
Jurnal AUDHI, Vol. 3, No. 2, Januari 2021

Mulyasa. (2009). Standar kompetensi dan


Nomor 19 tahun 2005 tentang standar sertifikasi guru. Bandung: PT Remaja
nasional pendidikan, Jakarta: Departemen Rosdakarya.
Pendidikan Nasional. Nasrul. (2012). Profesi dan etika keguruan.
Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005, Nurfuadi. (2012). Profesionalisme guru.
tentang guru dan dosen. Jakarta: Purwokerto: STAIN Press.
Depdiknas. Sujiono, Y.N. (2013). Konsep dasar
Departemen Pendidikan Nasional. (2007). pendidikan anak usia dini. (Jakarta: PT
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Indeks)
Nomor 16 Tahun 2007, tentang standar Safrudin, C.A.J., Arikunto, S. (2010). Evaluasi
kualifikasi akademik dan kompetensi guru. program pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Jakarta: Depdiknas. Sugiyono. (2016). Metode penelitian
Fadillah, M. (2012). Desain pembelajaran kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung:
PAUD: tinjauan teoritik dan praktik. Alfabeta
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Sukmadinata, N.S. (2009). Metode penelitian
Hamalik, O. (2011). Proses belajar mengajar. pendidikan. Bandung: PT Remaja
Jakarta: Bumi Perkasa. Rosdakarya.
Hariwijaya. (2007). Metodologi dan penulisan Suparlan. (2008). Menjadi guru yang efektif.
skripsi, tesis dan disertasi. Yogyakarta: Yogyakarta: Hidayat.
Parama Ilmu. Triyanto. (2010). Model pembelajaran terpadu.
Husaini, U. (2013). Praktik dan riset Jakarta: Bumi Aksara.
pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Ulfah, Suyadi. (2013). Konsep dasar PAUD.
Kamil, M. (2012). Model pendidikan dan Bandung: Remaja Rosdakarya.
pelatihan. Bandung: Alfabeta. Uno, Hamzah. (2010). Profesi kependidikan:
Kamil, M. (2012). Konsep aplikasi. Bandung: problema dan reformasi pendidikan.
Alfabeta. Jakarta: Bumi Aksara.
Lexy J. M. (2017). Metode penelitian kualitatif. Usman, Uzer. (2011). Menjadi Guru
Bandung: Rosdakarya. Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mudlofir, A. (2012). Pendidikan profesional. Yus, Anita. (2011). Model pendidikan anak
Jakarta: Rajawali Pers. usia dini. Jakarta: Kencana
Musfah, J. (2012). Peningkatan kompetensi
guru. Jakarta: Prenada Media Group.

74

Anda mungkin juga menyukai