Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN JURNAL MENGENAI

“Pengembangan Profesionalisme Guru Di Sekolah Dasar”

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Final Project Mata Kuliah Manajemen Sekolah Yang Diampu
Oleh:

Nurliani Maulida M.Pd

Disusun Oleh :

REVINA ANANDA ISNAINI (215010612)

PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BALIKPAPAN

2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa , karena berkat rahmat-Nya kepada saya
sehingga bisa menjalankan Penelitian ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan penulisan jurnal ini adalah untuk memenuhi penelitian terhadap
“Pengembangan Profesionalisme Guru di Sekolah Dasar”. Saya sangat berharap jurnal ini
dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kami maupun pembaca
mengenai Pengembangan profesionalisme seorang guru yang ada di Sekolah dasar.
Meski ini masih jauh dari kata sempurna, tapi penulis berharap semoga bisa menambah
pengetahuan bagi khususnya penulis dan umumnya bagi para pembaca.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan Jurnal ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan yang Maha Esa senantiasa
memberkahi segala usaha kita.

Balikpapan, 12 Januari 2023

Tim Penulis

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Dunia pendidkan dituntut agar menghasilkan sumber daya manusia yang sesuai
dengan kemajuan teknologi. Guru memiliki peranan yang penting dalam Pendidikan,
sehingga hampir semua upaya pembaharuan di bidang Pendidikan bergantung pada guru.
Guru yang tidak terbiasa atau tidak menguasai strategi pembelajaran, bahan pelajaran,
mendorong siswa belajar untuk mencapai prestasi yang tinggi maka segala upaya
peningkatan mutu Pendidikan akan gagal jika tidak mencapai hasil yang maksimal.
Dalam pelaksanaan Pendidikan, guru merupakan sebuah ujung tombak, sehingga
membutuhkan pengembangan professional guru. Setiap guru memiliki potensi dan
kebutuhan untuk berkebang serta realisasi dirinya. Perkembangan Ilmu Pengetahuan da
Teknologi menuntut guru untuk melaksanakan pekerjaan secara professional.
Seorang guru sekolah dasar harus memiliki empat kompetensi, yaitu kompetensi
pedagogic, kepribadian, sosial, dan professional. Keempat kompetensi tersebut harus
dimiliki oleh setiap guru sekolah dasar dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar
dan pendidik di sekolah. Namun, kemampuan peran dasar tersebut tidak akan
berkembang dengan hanya mengandalkan pengalaman. Tetapi untuk melakukannya
harus dirangsang dan didorong oleh pengetahuan baru agar bisa menumbuhkan sikap
profesi yang matang.
Permasalahan yang sebenarnya adalah menyangkut sebuah kualitas Pendidikan
terutama di SD yang secara umum masih kurang memenuhi harapan. Hal ini dapat
diketahui dengan kinerja siswa atau tinkat penguasaan siswa terhadap mata pelajaran
yang tergolong rendah. Hasil belajar siswa sebagai salah satu indikator kualitas
Pendidikan yang dipengaruhi oleh beberapa komponen. Salah satu komponen system
Pendidikan yang cukup menentukan kualitas kinerja siswa khususnya kualitas out put
Pendidikan pada umumnya adalah guru, yaitu menyangkut kualitas keerampilan
mengajarnya. Proses belajar mengajar yang bekualitas harus dibimbing oleh guru yang
berkualitas juga. Seorang Guru yang berkualitas adalah guru yang mempunyai
kemampuan professional yang tepat dalam mengevluasi, merencanakan dan mengelola
kegiatan pembelajaran, serta hasil belajar siswa.
Para pengamat Pendidikan menilai bahwa kualitas kemampuan professionalism
uru di sekolah dasar masih belum memadai. Karena itu membutuhkan perbaikan terus
menerus. Berbagai studi tentang kualitas guru, menyimpulkan bahwa profesionalisme
guru menguasai bahan pelajaran yang memberikan sebuah efek positif terhadap
keberhasilan belajar. Selain itu, kualitas profesionalisme seorang guru ditentukan oleh

3
banyak faktor, diantaranya ada Pendidikan formal, keterlibatan dalam berbagai kegiatan
status akademik, dan sosial ekonomi guru.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana upaya pengembangan profesionalisme guru di sekolah dasar?
2. Apa saja kegiatan yang dilakukan dalam pengembangan profesionalisme guru SD?
3. Apa peran pimpinan dalam pengembangan profesionalitas guru SD?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan untuk pengembangan profesionalisme guru di
sekolah dasar
2. Untuk mngetahui kegiatan apa saja yang dilakukan dalam pengembangan
profesionalisme Guru SD
3. Untuk mengetahui peran pimpinan dalam pengembangan profesionalisme guru SD

1.4 Metode Pelaksanaan


 Dokumentasi
Penelitian ini menggunakan penelitian documenter dari hasil penelitian
sebelumnya. Pengumpulan dalam dilakukan dengan mencari beberapa jurnal,
artikel. Kata kunci yang digunakan untuk pencarian dokumentasi jurnal adalah
“Pengembangan”, “Profesionalisme Guru” dan ”Sekolah Dasar”. Setelah
dilakukan pencarian, peneliti mendapatkan beberapa dokumen yaitu empat jurnal
artikel. Kemudian peneliti mengumpulkan data dan melakukan meta-analisis.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hasil dan Pembahasan


Kegiatan Pengembangan Profesionalisme Guru SD

Dalam menghadapi segala perubaham kurikulum dan perkembangan baru di bidang


Pendidikan, pemerintah melalui Dinas Pendidikan, berupaya menyelenggarakan berbagai
pelatihan lanjutan bagi para guru dan juga para kepala sekolah. Pelatihan dan penataran guru-
guru SD yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan, lebih memfokuskan pada materi
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), Kurikulum 2013 dan yang terbaru kurikulum merdeka.

Dalam pelatihan dan penataran yang diadakan oleh Dinas Pendidikan, guru-guru
dibekali dengan berbagai pengetahuan serta keterampilan. Penataran pada kurikulum ini tidak
hanya meliputi konsepnya, tetapi juga menyangkut pemaparan kurikulum dalam bentuk
pengajaran dan persiapan mengajar harian, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, penilaian
hasil belajar siswa, dan pembuatan media pengajaran yang sederhana. Dengna pelatihan tersebut,
para guru akan sangat terbantu, wawasan dan pengetahuannya juga semakin berkembang,
tertutama yang berhubungan dengan pengelolaan proses belajar-mengajar.

Sebagai tindak lanjut dari pelatihan dan penataran tersebu, dibentuklah sebuah
Kelompok Kerja Guru (KKG), yang bertujuan untuk guru-guru yang telah selesai mengikuti
pelatihan dan penataran bisa memberikan imbasan atau info kepada guru yang belum atau tidak
mengikuti pelatihan serupa. KKG juga ditujukan bagi guru yang tergabung dalam satu kelompok
bisa saling tukar menukar pikiran dan pengalaman, bisa saling memantu, guna mengatasi
permasalahan ataukesulitan yang dialami dalam melakukan pengelolaan kegiatan belajar-
mengajar. Jadi bisa dibilang KKG adalah suatu wadah atau tempat berdiskusi guru-guru untuk
membahas berbagai hal yang berhubungan dengan proses belajar mengajar.

Dalam KKG dilakukan kegiatan pembahasan penyusunan program pengajaran,


program semesteran, Menyusun dan mengolah soal-soal ujian semester, memperoleh info dari
guru-guru yang selesai mengikuti pelatihan, dan lain sebagainya. Kegiatan KKG ini dilakukan
satu kali setiap bulan. Dalam KKG ini biasa membahas permasalahan tertentu yang dihadapi
para guru dalam proses belajar-mengajar dengan dpanu guru senior yang telah ditentukan. Jadi
bisa dikatakan bahwa pelaksanaan kegiatan KKG ini memiliki manfaat yang cukup besar bagi
para guru. Walaupun sudah mengikuti pelatihan dan kegiatan di KKG, tetapi kadang-kadang ada
guru yang masih menemukan kesulitan dalam mengembangkan kegiatan belajar-mengajar secara
baik.

5
pimpinan Kegiatan tersebut merupakan upaya dalam peningkatan kemampuan
mengajar guru yang dilakukan oleh pihak lain di luar diri guru. Berarti guru-guru tidak hanya
bisa meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, jika tidak diberi kesempatan oleh atasan.

Peran Pimpinan dalam Pengembangan Profesionalitas Guru SD

Kepala sekolah sebagai orang terdekat dengan guru-guru dalam pengelolaan proses
belajar mengajar, memiliki peranan yang penting dalam proses pengembangan profesionalitas
guru. Upaya ynag dilakukan oleh Kepala Sekolah dalam meningkatkan kemampuan guru-guru
dengan mewajibkan para guru mengikuti kegiatan KKG. Menurut Keplala Sekolah, upaya itu
dilakukan karena di kegiatan KKG tersedia yang Namanya pemandu mata pelajaran untuk bisa
membantu para guru yang menemu kesulitan dalam proses belajar-menagajar.

Kepala Sekolah juga melakukan pembinaan langsung kepada guru-guru melalui kegiatan
supervise. Ini dilakukan bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas dalam proses
belajar-mengajar. Agar bisa mengetahu kesulitan yang dihadapi guru dalam pengelolaan proses
belajar-mengajar, Kepala Sekolah melakukan kunjungan kelas. Kunjungan tersebut bertujuan
untuk mengamati pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar guna mengetahui kesulitan yang
dialami guru yang didatangi. Selanjutnya, diadakan percakapan dengan guru yang bersangkutan
untuk cara pengelolaan proses belajar-mengajar yang baik.

Pimpinan lainnya yang bertanggung jawab terhadap peningkatan kemampuan para guru
ialah Pengawas SD. Pengawas merupakan orang yang dipilih oleh dinas unuk mengawasi
pelaksanaan Pendidikan dan pengajaran di sekolah, juga memberikan pembinaan kepada guru-
guru untuk mengelola proses belajar-mengajar yamg lebih baik. Pegawas bertugas sebagai
penyalur informasi. Selain itu dalam kegiatan KKG pengawaslah yang menunjuk pemandu maa
pelajaran yang dipilih Kepala Sekolah atau guru yang mempunyai kemampuan lebih tinggi.
Kegiaan yang sering dilakukan oleh pengawas adalah melaksanakan supervisi.

Meskipun demikian, masih ada guru yang merasa kurang mendapat binaan dari
pengawas. Mereka mengungkapkan bahwa pengawas jarang melakukan pengamatan ke kelas di
mana kegiatan belajar-mengajar sedang berlangsung. Dikatakan seperti itu karena mereka jarang
melihat atau merasakan bantuan dari pengawas Ketika sedang menghadapi permasalahan dan
kesulitan dalam proses belajar-mengajar. Pernyataan seperti itu dapat dipahami. Oleh karena itu,
pengawas menunjuk beberapa orang sebagai pemandu mata pelajaran untuk memberikan
bantuan kepada para guru dalam melaksanakan kegiatan mengajar. Maka , setiap bulan
pengawas mempercayakan tugas kepada para tutor untuk memberikan arahan kepada para guru.
Melalui tutor tersebut pengawas bisa mengetahui kesulitan yang dialami para guru dalam
kegiatan proses belajar-mengajar.

Pembahasan

6
Temuan penelitian di atas adalah upaya peningkatan kemampuan mengajar guru-guru
ditempuh melalui aktivitas tertentu. Satu aktivitas saja belum menjamin adanya peningkatan
kualitas kemampuan yang diharapkan. Karenanya perlu mengikuti kegiatan-kegiatan lainnya
untuk mencapai tujuan yang dituju. Dalam penemuan penelitian tersebut salah satu kegiatan
yang dilakukan ialah pelatihan dan penataran. Kegiatan itu dimaksudkan agar para guru
memahami mengenai bentuk program pengajaran tahunan, program semesteran dan persiapan
mengajar harian. Oleh karena itu, diharapkan para guru memiliki pemahaman yang baik dan
benar tentang kurikulum serta pengembangannya.

Di samping pelatihan dan penataran, dilaksanakan kegiatan Kelmpok Kerja Guru (KKG).
KKG adalah suatu wadah yang dibentuk untuk melakukan sebuah kegiatan tertentu untuk
meningkatkan keterampilan guru. Dalam kegiatan tersebut, banyak hal yang dilakukan, misalnya
bisa membahas kesulitan yang dihadapi guru dalam mengelola proses belajar-mengajar,
Menyusun dan mengolah soal-soal untuk ujian semesteran, dan memperoleh informasi dari para
guru yang selesai mengikuti kegiatan pelatihan dan penataran.

Kegiatan yang dikelola dengan baik bisa memberikan banyak manfaat bagi guru-guru
(Depdikbud, 1994). Manfaat kegiatan KKG yaitu bisa dilakukan kegiatan tukar menukar pikiran
dan pengalaman dalam mengatasi permasalahan saat mengajar. Melalui kegiatan itu diharapkan
bisa menumbuhkan inisiatif dan juga kreativitas para guru untuk membuat perubahan dan
mengelola kegiatan belajar-menagajar. Oleh karena itu, pemabahasan dalam kegiatan KKG
hendaknya bersumber dari kebutuhan guru, apalagi tentang kegiatan belajar-mengajar.

Aktivitas lain yang dilakukan dalam upaya meningkatkan kemampuan guru agar bisa
mengembangkan kegiatan pembelajaran yang lebih berkualitas ialah supervisi. Walaupun telah
mengikuti kegiatan KKG dan penataran, tetapi masih ada para guru yang mengalami kesulitan
dalam kegiatan belajar-mengajar. Guru-guru yang seperti itu membutuhkan sebuah bantuan dari
orang yang lebih paham, supaya bisa melakukan perbaikan dan mampu mengatasi permasalahan
yang dihadapi. Biasanya bantuan tersebut diberikan oleh Kepala Sekolah dan Pengawas.
(Pidarta, 1992) mengemukakan Agar bisa memberikan bantuan secara tepat dengan kebutuhan
dan masalah yang dihadapi guru, maka perlu dilaksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar di kelas. Kunjungan dan pengamatan tersebut dimaksudkan untuk bisa
mengetahui kelebihan serta kekurangan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran serta meandai
masalah-masalah yang dihadapi agar bisa diatasi atau diselesaikan, dan dikembangkan lebih
lanjut. (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994). Selanjutnya, diadakan pertemuan
pribadi. Kunjungan ini bersifat informal antara Kepala Sekolah atau Pengawas dengan guru yang
mengalami kesulitan dilakukan setelah kunjungan dan pengamatan di kelas. Pertemuan secara
pribadi ini adalah pertemuan untuk bisa bertukar pikiran, lalu membahas usaha-usaha perbaikan
serta peningkatan kualitas dalam proses belajar-mengajar. Jadi kegiatan supervisi ini bertujuan
untuk membantu guru yang sedang mengalami kesuliatn, memperbaiki kekurangan, serta
meningkatkan kualitasnya, agar bisa melakukan proses belajar-mengajar secara efisien.

7
Selain kegiatan yang telah dibahas di atas, para guru juga harus berusaha belajar sendiri
dengan banyak membaca bukubuku ilmu pengetahuan, majalah, surat kabar, serta mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui televisi. Hal itu dilakukan supaya
mereka bisa mempersiapkan diri, menguasai materi pelajaran yang hendak diajarkan kepada
peserta didik. Karena menurut Suryadi dan Tilaar (1993), kemampuan seorang guru menguasai
materi pelajaran akan memberikan pengaruh positif bagi peningkatan proses belajar-mengajar
pesrerta didik.

Dari hasil penelitian di atas, memiliki makna bahwa upaya pengembangan


profesionalisme guru bisa ditinjau dari dua sudut pandang, yaitu dari dalam dan luar diri guru.
Upaya dari dalam adalah penghayatan tanggung jawab guru itu sendiri untuk bisa
mengembangkan kemampuan mengajar. Sementara upaya dari luarnya adalah manifestas dari
tanggung jawab Lembaga atau pimpinan untuk bisa meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan guru.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pengembangan profesionalisme guru telah dilakukan cukup memadai.
Pengembangan profesionalisme guru dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan seprti,
pelatihan dan penataran, kegiatan Kelompom Kerja Guru, dan supervisi kelas. Pihak
pimpinan para guru memiliki peranan dalam usaha meningkatkan kualitas kemampuan
mengajar para guru. Peranan Kepala Sekolah dalam meninkatkan kemampuan guru
adalah sebagai motivator, supervisor, dan fasilitator. Dalam hal itu, Kepala sekolah
melakukan upaya sebagai berikut: 1) mengikutsertakan para guru dalam kegiatan
pelatihan dan penataran; 2) mewajibkan para guru untuk mengikuti kegiatan KKG; 3)
dan mampu membantu para guru yang sedang menghadapi kesulitan dalam mengelola
kegiatan proses belajar-mengajar.
Selanjutanya peranan Pengawas dalam pengembangan profesionalisme guru ialah
sebagai seorang mediator (perantara) dan juga supervisor. Dalam melaksanakan
peranannya, pengawas melaui upaya seperti: 1) menyampaikan kebutuhan dan
permasalahan yang dihadapi para guru dalam proses belajar-mengajar kepada Dinas
Pendidika untuk melakukan perencanaan pelatihan dan penatara; 2) menyalurkan
sebuah informasi tentang pelatihan dan penataran kepada guru-guru di sekolah; dan 3)
menunjuk pemandu mata pelajaran untuk bisa membantu guru yang memiliki masalah
atau kesulitan dalam kegiatan belajar-mengajar.

3.2 Saran
Pembuat kebijakan di tingkat sekolah perlu lebih banyak menciptakan sebuah
peluang serta memberikan kemudahan dengan jalan mengadakan dan melibatakan guru-
gurudalam berbagai macam kegiatan pelatihan, penataran dalam diskusi, seminar, serta
mendorong untuk belajar lebih lanjut agar bisa meningkatkan kualitas dalam
kemampuan mengajar secara terus menerus demi peningkatan kualitas proses belajar-
mengajar serta mutu Pendidikan pada umumnya.
Kepala Sekolah dan Pengawas harus mengutamakan pengembangan kemampuan
yang berkualitas dalam mengelola kegiatan belajar-mengajar dari pada pemeriksaan
kelengkapan administrasi kelas dan satuan pelajaran. Kepala Sekolah harus berusaha
untuk menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif agar para guru bisa belajar
bersama dalam suasana kesejawatan, saling bertukar pikiran serta pengalaman,
mendiskusikan masalah yang dihadapi dalam proses belajar-mengajar, dan menemukan
jalan terbaik secara bersama.

9
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 1990. Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. Jakarta: Rineka Cipta.


Departemen Pendidikan dan Kabudayaan RI. 1994. Pedoman Pembinaan Profesional

Rusli Yunus (2000), Pengembangan Profesional Guru sekolah Dasar , Jakarta : PPPG.

Natsir B. Kotten (2005), Upaya Pengembangan Profesionalise Guru Sekolah Dasar.


Jurnal Ilmu Pendidikan, Februari 2005, Jilid 12, Nomor 1

10

Anda mungkin juga menyukai