Oleh :
NAMA : ARTAQIEM DAYDY
NIM : 1008016063
PROGRAM PASCASARJANA
JURUSAN PENELITIAN DAN EVALUASI PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2011
2
1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang Masalah.
Di era globalisasi ini guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam
memberikan pengaruh positif kepada siswa untuk menghadapinya. Guru dalam
pengertian arti umum adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia
dini jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah. Guru-guru seperti ini harus mempunyai semacam kualifikasi formal.
Dalam definisi yang lebih luas, setiap orang yang mengajarkan suatu hal yang
1
3
baru dapat juga dianggap seorang guru.1 Sesuai dengan apa yang tercantum
dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Guru adalah pendidik profesional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.2 Guru pada
tingkat sekolah dasar adalah seseorang yang nantinya akan menanamkan dasar
bagi ilmu pengetahuan anak, dan ilmu yang didapatkan pada tahapan ini oleh
seorang anak akan sangat mudah dicerna dan diingat terus sebagai bahan atau
pedoman bagi anak untuk masa kedepannya.
Pendidikan dasar merupakan tahapan pertama siswa memulai proses
pendidikan formal. Proses pendidikan pada tahap ini sangatlah penting karena
dalam jenjang inilah sekolah harus mampu membentuk karakter dasar siswa.
Sebuah lembaga pendidikan dasar yang berkualitas sangat berperan dalam
tahapan ini. Salah satu faktor penunjang bagi lembaga pendidikan dasar yang
berkualitas adalah guru yang berkualitas. Guru yang berkualitas adalah guru
yang memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru, khususnya
kompetensi pedagogik yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 3.
Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan mengelola pembelajaran. Ini
mencakup metode kesiapan mengajar yang ditunjukkan oleh penguasaan
pengetahuan dan ketrampilan mengajar. Kompetensi ini harus dimiliki setiap
guru agar tercapai keberhasilan dalam belajar. Selain kompetensi pedagogik
guru, motivasi belajar juga merupakan faktor dari keberhasilan belajar. 4
Kompetensi pedagogik diperlukan karena adanya dua alasan, yaitu bahwa
pedagogik sebagai suatu sistem pengetahuan tentang pendidikan anak
1
Ensiklopedi bebas Wikipedia, http://id.wikipedia.org/wiki/Guru.
2
Undang-Undang republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.
3
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007
Tentang Standar Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi Guru, Hal. 11.
4
Ika Yulifatun Nadifah, Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru dan Motivasi Belajar dari
Persepsi Siswa terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS di SMPN 8 Malang.
Skripsi, Universitas Negeri Malang. Malang. 2010.
4
diperlukan, karena akan menjadi dasar bagi praktek mendidik anak. Selain itu
bahwa pedagogik akan menjadi standar atau kriteria keberhasilan praktek
pendidikan anak. Kedua, manusia memiliki motif untuk mempertanggung-
jawabkan pendidikan bagi anak-anaknya, karena itu agar dapat dipertanggung-
jawabkan secara ilmiah, praktek pendidikan anak memerlukan pedagogik
sebagai landasannya agar tidak jadi sembarangan.5
1.2. Permasalahan
SD Pembangunan Jaya merupakan salah satu lembaga pendidikan dasar.
Dalam melakukan pengajaran guru-guru di SD Pembangunan jaya harus
memenuhi standar yang sudah di tetapkan oleh Kementrian Pendidikan
Nasional. Hal ini belum pernah diteliti, maka penulis melakukan penelitian ini.
Berdasarkan uraian dawal, maka dapat dirumuskan beberapa
permasalahan yang muncul, diantaranya adalah :
1. Bagaimana metode mengajar (pedagogik) guru di SD Pembangunan
Jaya?
2. Bagaimana motivasi belajar siswa di SD Pembangunan Jaya?
3. Apakah metode mengajar (pedagogik) guru mempengaruhi
motivasi belajar siswa di SD Pembangunan Jaya?
2. Manfaat Teoritis.
a. Menambah disiplin keilmuan tentang teori pendidikan yang
berkaitan dengan metode pengajaran.
b. Sebagai bahan acuan bagi peminat pendidikan dan peneliti
pendidikan berikutnya.
2. Tinjauan Literatur
6
5
7
secara siklikal dari (a) penyiapan kondisi psikologis peserta didik, (b)
memberikan pertanyaan atau tugas sebagai undangan kepada peserta
didik untuk merespons, (c) respons peserta didik, (d) reaksi guru
terhadap respons peserta didik, dan seterusnya.
8. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
a. Memahami prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar
sesuai dengan karakteristik lima mata pelajaran SD/MI.
b. Menentukan aspek-aspek proses dan hasil belajar yang penting untuk
dinilai dan dievaluasi sesuai dengan karakteristik lima mata pelajaran
SD/MI.
c. Menentukan prosedur penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
d. Mengembangkan instrumen penilaian dan evaluasi proses dan hasil
belajar.
e. Mengadministrasikan penilaian proses dan hasil belajar secara
berkesinambungan dengan mengunakan berbagai instrumen.
f. Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk berbagai
tujuan.
g. Melakukan evaluasi proses dan hasil belajar.
9. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.
a. Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk menentukan
ketuntasan belajar.
b. Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang
program remedial dan pengayaan.
c. Mengkomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi kepada pemangku
kepentingan.
d. Memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
10. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
a. Melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan
9
sebagai perencana; (b) Guru sebagai inisiator ; (c) Guru sebagai motivator ; (d)
Guru sebagai observer ; (e) Guru sebagai motivator ; (f) Guru sebagai antisifator
; (g) Guru sebagai model ; (h) Guru sebagai evaluator ; (i) Guru sebagai teman
bereksplorasi bersama anak didik ; (j) Promotor agar anak menjadi pembelajar
sejati.
Shulman (1986, 1987, 1992) menciptakan Penalaran Model Pedagogical,
yang terdiri dari siklus dari beberapa kegiatan yang seorang guru yang lengkap
untuk mengajar dengan baik, yaitu : pemahaman, transformasi, instruksi,
evaluasi, refleksi, dan pemahaman baru.8
1. Pemahaman, Guru perlu memahami apa yang mereka ajarkan dan, jika
mungkin, untuk memahami lebih dalam beberapa metode pengajaran.
Pemahaman tujuan adalah sangat penting. Keterlibatan guru dalam mengajar
untuk mencapai tujuan pendidikan beriku
a. Untuk membantu siswa memperoleh keaksaraan.
b. Untuk mengaktifkan siswa untuk menggunakan dan menikmati
pengalaman belajar mereka.
c. Untuk meningkatkan tanggung jawab siswa untuk menjadi orang
yang peduli.
d. Untuk mengajar siswa untuk percaya dan menghormati orang lain.
e. Untuk berkontribusi pada kesejahteraan komunitas mereka.
f. Untuk memberikan siswa kesempatan untuk belajar bagaimana
untuk menyelidiki dan menemukan informasi baru.
g. Untuk membantu siswa mengembangkan pemahaman yang lebih
luas informasi baru.
h. Untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan dan nilai-
nilai mereka akan perlu untuk berfungsi dalam suatu masyarakat yang adil
dan bebas.
8
Lee Shulman (dalam Teacher's In-Depth Content Knowledge :
http://www.intime.uni.edu/model/teacher/teac2summary.html)
11
3. Metode Penelitian.
Penelitian ini dilakukan untuk meneliti pengaruh metode mengajar guru
(pedagogik) dengan motivasi belajar siswa di SD Pembangunan Jaya.
DAFTAR PUSTAKA