Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

‘’KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI’’

DISUSUN OLEH:
ANJELIN ROSELA DARNI
NIM:202003002

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU


PENDIDIKAN CITRA BAKTI NGADA
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan
anugerahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini tepat pada
waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu
sepatutnya penulis mengucapkan banyak limpah terima kasih kepada setiap pihak yang
dengan caranya masing-masing dalam berkontribusi baik secara moril maupun materil
menyelesaikan penulisan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, oleh karena itu penulis
berharap adanya kritikan dan saran yang bersifat konstruktif dari para pembaca terkhusus
kepada mereka yang menyatakan dirinya bernaung di bawah kontelasi kebesaran panji-panji
pendidikan demi penyempurnaan makalah ini.

Peny
usun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................................................1
KATA PENGANTAR................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................4
1.1Latar Belakang...........................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah....................................................................................................5
1.3 Tujuan.......................................................................................................................5
BAB II PEMBHASAN ..............................................................................................................6
2.1. Kecerdasan Emosi Dalam Komunikasi Antara Pribadi...........................................6
2.2 .Aspek Yang Membentuk Kenyaman Dalam Hubungan Personal...........................9
2.3. Konflik Dalam komunikasi antar pribadi..............................................................10
2.4 . Pentingnya Membangun Hubungan Yang Baik Dalam Proses Komunikasi........15
2.5. Pola Komunikasi Keluarga Dalam Pembentukan Kepribadian Anak..................16
BAB III PENUTUP..................................................................................................................22
3.1. Kesimpulan...........................................................................................................22
3.2. Saran.......................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................24
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan sebuah media sosial tempat para peserta didik melakukan
kegiatan interaksi sesama teman sebaya, dan merupakan salah satu media pembelajaran serta
pengembangan sikap. Peserta didik yang umumnya terdiri dari individu yang masih berada
pada usia transisi antara anak-anak menuju dewasa, terdapat banyak perubahan psikologis
yang terjadi. Salah satu perubahan yang menonjol adalah perubahan emosional peserta
didik.Hal tersebut merupakan hal yang alamiah dan wajar, namun perlu dikendalikan dan
diawasi, karena tiap individu memiliki kecerdasan emosional yang bervariasi.Mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, adalah bagian dari
tujuan dilaksanakannya pendidikan.Untuk mencapai tujuan tersebut, sudah pasti tidak
semudah yang dibayangkan. Sebab secara formal, proses pendidikan itu sendiri harus dilalui
dengan penjenjangan yang boleh dikatan relatif melelahkan namun berdampak positif
terhadap pembentukan karakter seseorang, bahkan jatidiri bangsa di sebuah negara.Di
Indonesia, misalnya.
Pelaksanaan pendidikan sangat diharapkan mampu mewujudkan manusia beriman
yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan
dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,berkepribadian yang mantap dan mandiri,
serta mengedepankan rasa tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan.Konflik
merupakan sikap saling mempertahankan diri sekurang-kurangnya diantara dua kelompok,
yang memiliki tujuan dan pandangan berbeda, dalam upaya mencapai satu tujuan.Dan konflik
dapat berupa perselisihan (disagreement), adanya ketegangan (the presence of tension), atau
munculnya kesulitan-kesulitan lain di antara dua pihak atau lebih. Konflik sering
menimbulkan sikap oposisi antara kedua belah pihak, sampai kepada tahap di mana pihak-
pihak yang terlibat memandang satu sama lain sebagai penghalang dan pengganggu
tercapainya kebutuhan dan tujuan masing masing.
Komunikasi sebagai media interaksi diantara orang-orang dapat dengan mudah
menjadi basis terjadinya konflik. Bisa dikatakan komunikasi oleh pedang bermata dua: tidak
adanya komunikasi dapat menyebabkan terjadinya konflik, tetapi di sisi lain, komunikasi
yang terjadi itu sendiri dapat menjadi potensi terjadinya konflik.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan Maslah yang akan dibahas dimakalah ini adalah sebagi berikut:
1. Bagaimana pengertian emosi dalam komunikasi antar pribadi
2. Bagaimana pengertian aspek dalam membentuk dalam hubungan personal
3. Bagaimana pengertian konflik dalam komunikasi antar pribadi
4. Bagaimana pengertian pentingnya membangun hubungan yang baik dalam proses
komunikasi
5. Bagaimana pengertian pola komunikasi keluarga dalam pembentukan kepribadian
anak

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian emosi dalam komunikasi antar pribadi
2. Untuk mengetahui pengertian aspek dalam membentuk dalam hubungan personl
3. Untuk mengetahui pengertian konflik dalam komunikasi antar pribadi
4. Untuk mengetahui pe ntingnya membangun hubungan yang baik dalam proses
komunikasi
5. Untuk mengetahui pengertian pola komunikasi keluarga dalam pembentukan
kepribadian anak
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. KECERDASAN EMOSI DALAM KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI


A. Pengertian Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional atau yang biasa dikenal dengan EQ (bahasa Inggris:
emotional quotient) adalah kemampuan seseorang untuk menerima, menilai,
mengelola, serta mengontrol emosi dirinya dan oranglain di sekitarnya.Dalam hal ini,
emosi mengacu pada perasaan terhadap informasi akan suatu hubungan.Sedangkan,
kecerdasan (intelijen) mengacu pada kapasitas untuk memberikan alasan yang valid
akan suatu hubungan. Kecerdasan emosional (EQ) belakangan ini dinilai tidak kalah
penting dengan kecerdasan intelektual (IQ). Sebuah penelitian mengungkapkan
bahwa kecerdasan emosional dua kali lebih penting daripada kecerdasan intelektual
dalam memberikan kontribusi terhadap kesuksesan seseorang(Maliki.2009:15).
Menurut Howard Gardner (1983) terdapat lima pokok utama dari kecerdasan
emosional seseorang, yakni mampu menyadari dan mengelola emosi diri sendiri,
memiliki kepekaan terhadap emosi orang lain, mampu merespon dan bernegosiasi
dengan orang lain secara emosional, serta dapat menggunakan emosi sebagai alat
untuk memotivasi diri.
Kecerdasan emosional dapat dikatakan sebagai kemampuan psikologis yang telah
dimiliki oleh tiap individu sejak lahir, namun tingkatan kecerdasan emosional tiap
individu berbeda, ada yang menonjol da nada pula yang tingkat kecerdasan emosional
mereka rendah.Istilah “kecerdasan emosional” pertama kali dilontarkan pada tahun
1990 oleh dua orang psikolog, yakni Peter Salovey dan John Mayer.
Salovey dan Mayer mendefinisikan kecerdasan emosinal (EQ) adalah “Himpunan
bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan memantau perasaan sosial
yang melibatkan kemampuan pada orang lain, memilah-milah semuanya dan
menggunakan informasi ini untuk membimbing pikiran dan tindakan”. (Shapiro,
1998: 8).
emosional sebagai serangkaian kemampuan pribadi, emosi, dan sosial yang
mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berhasil dalam mengatasi tuntutan dan
tekanan lingkungan.Sedangkan Goleman (2002:512), memandang kecerdasan
emosional adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan
inteligensi (to manage our emotional life with intellegence); menjaga keselarasan
emosi dan pengungkapannya (the appropriateness of emotion and its expression)
melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati, dan
keterampilan sosial.
Jadi dapat diartikan bahwa Kecerdasan Emosi atau Emotional Quotation (EQ)
meliputi kemampuan mengungkapkan perasaan, kesadaran serta pemahaman tentang
emosi dan kemampuan untuk mengatur dan mengendalikannya.Kecerdasan emosi
dapat juga diartikan sebagai kemampuan Mental yang membantu kita mengendalikan
dan memahami perasaan-perasaan kita dan orang lain yang menuntun kepada
kemampuan untuk mengatur perasaan-perasaan tersebut. Jadi orang yang cerdas
secara emosi bukan hanya memiliki emosi atau perasaan tetapi juga mampu
memahami apa makna dari rasa tersebut. Dapat melihat diri sendiri seperti orang lain
melihat,serta mampu memahami orang lain seolah-olah apa yang dirasakan oleh
orang lain dapat kita rasakan juga.

B. Pentingnya Kecerdasan Emosional


Menurut Alan Mortiboys Peter Salovey dan Jack Mayer (1990) Kecerdasan
emosional (EQ) meliputi:
1. kemampuan untuk merasakan secara akurat, menilai dan mengekspresikan
emosi
2. kemampuan untuk mengakses dan/atau menghasilkan perasaan ketika ia
bersedia berpikir
3. kemampuan untuk memahami emosi dan pengetahuan emosional
4. Memampuan untuk mengatur emosi untuk mempromosikan pertumbuhan
emosi dan intelektual. Kecerdasan emosi merupakan kecerdasan vital manusia
yang sudahsemestinya terus dilatih, dikelola dan dikembangkan secara
intens.Karena kecerdasan emosi memiliki kesinambungan yang cukup erat
dengan kualitashidup manusia, dimana kecerdasan emosi berkait erat dengan
adanya jiwa yang sehat. Sehingga dari jiwa yang sehat tersebut manusia
sebagai spesies yang rentan mengalami ketidakbahagiaan akan memiliki
peluang jauh lebih besar di dalam memperoleh hidup bahagia.Orang yang
mampu mengendalikan kecerdasan emosional yang dimilikinya akan memiliki
peluang yang lebih baik untuk bisa sukses dan dipastikan lebih tenang dalam
menyelesaikan permasalahan yang tergolong rumit.
C. Peran Kecerdasan Emosional Dalam Perkembangan Peserta Didik
Masa remaja atau masa adolensia merupakan masa peralihan atau masa
transisi antara masa anak ke masa dewasa.Pada masa ini individu mengalami
perkembangan yang pesat mencapai kematangan fisik, sosial, dan emosi.Pada masa
ini dipercaya merupakan masa yang sulit, baik bagi remaja sendiri maupun bagi
keluarga dan lingkungannya.
Perubahan-perubahan fisik yang dialami remaja juga menyebabkan adanya perubahan
psikologis. Hurlock (1973: 17) disebut sebagai periode heightened emotionality, yaitu
suatu keadaan dimana kondisi emosi tampak lebih tinggi atau tampak lebih intens
dibandingkan dengan keadaan normal. Emosi yang tinggi dapat termanifestasikan
dalam berbagai bentuk tingkah laku seperti bingung, emosi berkobar-kobar atau
mudah meledak, bertengkar, tak bergairah, pemalas, membentuk mekanisme
pertahanan diri.Emosi yang tinggi ini tidak berlangsung terus-menerus selama masa
remaja. Dengan bertambahnya umur maka emosi yang tinggi akan mulai mereda atau
menuju kondisi yang stabil.Kecerdasan emosional juga berkaitan dengan arah yang
positif jika remaja dapat mengendalikannya, memang dibutuhkan proses agar
seseorang dapat mencapai tingkat kecerdasan emosional yang mantap.

D. Hubungan Serta Penerapan Kecaerdasan Emosional Dalam Pembelajaran Peserta


Didik
Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi remaja.Faktor
tersebut antara lain Kepribadian, lingkungan, pengalaman, kebudayaan, dan
pendidikan. pendidikan, merupakan variabel yang sangat berperan dalam
perkembangan emosi individu. Perbedaan individu juga dapat dipengaruhi oleh
adanya perbedaan kondisi atau keadaan individu yang bersangkutan.
Sehubungan dengan hal tersebut orang yang memiliki kecerdasan emosional yang
baik diharapkan dapat menampilkan sikap berpikir yang tercermin dari cara berpikir
yang logis, cepat, mempunyai kemampuan abstraksi yang baik, mampu mendeteksi,
menafsirkan, menyimpulkan, mengevaluasi, dan mengingat, menyelesaikan masalah
dengan baik, bertindak terarah sesui dengan tujuan,Serta tingkat kematangan yang
baik ketenangan. Hal tersebut berkaitan juga dengan kemampuan inteljensia yang
baik (IQ).
Apabila dikaitkan dengan prestasi belajar,maka kecerdasan emosional merupakan
salah satu faktor yang juga turut menentukan prestasi. Individu yang memiliki IQ
yang tinggi diharapkan akan menghasilkan prestasi belajar yang tinggi, karena IQ
seringkali dianggap modal potensial yang memudahkan seseorang dalam belajar.
Maka seringkali muncul anggapan bahwa IQ merupakan faktor yang menunjang
prestasi belajar yang baik.Bahkan ada sebagian masyarakat yang menempatkan IQ
melebihi porsi yang seharusnya. Mereka menganggap hasil tes IQ yang tinggi
merupakan jaminian kesuksesan belajar seseorang sebaliknya IQ yang rendah
merupakan vonis akhir bagi individu bahwa dirinya tidak mungkin mencapai prestasi
belajar yang baik anggapan semacam ini tidaklah tepat, karena masih banyak faktor
yang ikut menentukan prestasi,terutama EQ serta SQ (Spiritual quotient) Anggapan
yang tidak tepat tersebut bisa berdampak tidak baik bagi individu karena dapat
melemahkan motivasi siswa dalam belajar yang justru dapat menjadi awal dari
kegagalan yang seharusnya tidak perlu terjadi.Untuk itu, perlu ditanamkan dalam
benak siswa bahwa kesuksesan belajar tidak hanya ditentukan dengan kecerdasan
yang dimiliki, tetapi juga bagaimana mengendalikan diri sendiri.
Penerapan kecerdasan emosional dalam pembelajaran peserta didik dalam penting
untuk dilakukan.Dimana peserta didik diarahkan secara perlahan untuk
mengembangkan, mengasah serta mengendalikan emosi yang di miliki, sehingga
berdampak baik bagi kehidupan siswa tersebut, baik di dalam lingkungan sekolah
maupun di luar sekolah, dalam bidang akademis maupun non akademis.

2.2. ASPEK YANG MEMBENTUK KENYAMANAN DALAM HUBUNGAN


PERSONAL
A. Pengertian Hubungan personal
Hubungan interpersonal adalah suatu hubungan antara diri sendiri dengan orang lain
atau hubungan antara satu induvidu dengan individu lain karena adanya ketertarikan,
kesamaan dan rasa timbal balik satu sama lain. Dalam suatu kehidupan, tentunya kita
harus saling mengenal orang lain yang belum kita kenal, bahkan mungkin merasakan
yang namanya jatuh cinta, hingga mempunyai konflik yang membuat kita membenci
seseorang. Hal demikian tersebut adalah hal yang normal. Serta merupakan sifat alami
manusia untuk membina suatu hubungan dengan orang lain, baik itu individu,
kelompok.
B. Aspek yang membentuk kenyaman dalam hubungn personal
Aspek pembentuk kenyaman hubungan personal meliput Urutan Kebutuhan
Manusia : kelangsungan hidup, jaminan material, afiliasi, kebebasan, cinta,
penghargaan, pencapaian, perubahan dan bermakna Semua hubungan yang kita buat
sangat kompleks dan dibentuk dari banyak faktir. Dalam membentuk kenyamanan
hubungan personal juga meliputi :1). investasi adalah apa saja yg kita berikan pada
hubungan, tidak bisa kembali kita ambil kembali jika hubungan tersebut berakhir.
Contohnya: saat kita peduli dengan orang lain kita menginvestasikan materi, waktu,
dan tenaga. 2). Komitmen adalah menentukan untuk tetap berada dalam hubungan.
Komitmen adalah pilihan dalam mengelola hubungan. 3). Kepercayaan berarti
melibatkan keyakinan pada reliabilitas seseorang ( melakukan apa yang sudah
dijanjikan), 4). Membuka diri adalah usaha untuk mengungkapkan informasi personal
mengenai diri pribadi yang tidak disampaikan ke orang lain.
C. Faktro- faktor yang mempengaruhi kenyaman dalam hubungan personal
Faktor yang mempengaruhi kenyaman dalam hubungn personal meliputi:
1) Aspek psikologis
Aspek psikologis merupakan gambaran atau persepsi dari setiap orang
terhadap lingkungannya yang merupakan hasil dari interaksi yang didapatnya.
2) Aspek kebudayaan
Kebudayaan merupakan faktor yang menjadi dasar tingkah laku manusia baik
di lingkungan fisik dan sosial budaya yang membentuk sistem melingkupi
kehidupan manusia.

2.3. KONFLIK DALAM KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI


A. Pengertian Konflik
Konflik berasal dari kata kerja Latinconfigere yang berarti saling memukul. Secara
sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih
(bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain
dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Setiap hubungan antarpribadi mengandung unsur-unsur konflik, pertentangan
pendapat atau perbedaan kepentingan. Konflik adalah situasi dimana tindakan salah
satu pihak berakibat menghalangi, menghambat, atau mengganggu tindakan pihak
lain (Johnson, 1981).Berbagai mitos tentang konflik dipahami berdasarkan dua sudut
pandang, yaitu tradisional maupun kontemporer. Dalam pandangan tradisional,
konflik dianggap sebagai sesuatu yang buruk yang harus dihindari. Bahkan sering kali
konflik dikaitkan dengan kemarahan, agresivitas, pertentangan baik secara fisik
maupun dengan kata-kata kasar. Sebaliknya, pandangan kontemporer mengenai
konflik didasarkan pada anggapan bahwa konflik adalah sesuatu yang tidak dapat
dielakkan sebagai konsekuensi logis interaksi manusia.
B. Jenis-Jenis Konflik
 Menurut James A.F. Stoner dan Charles Wankel, terdapat lima jenis konflik
yaitu:
 Konflik Intrapersonal
Konflik intrapersonal adalah konflik seseorang dengan dirinya sendiri.
Konflik terjadi bila pada waktu yang sama seseorang memiliki dua
keinginan yang tidak mungkin dipenuhi sekaligus. Ada tiga macam
bentuk konflik intrapersonal yaitu :
Konflik pendekatan-pendekatan, contohnya orang yang dihadapkan
pada dua pilihan yang sama-sama menarik.Konflik pendekatan –
penghindaran, contohnya orang yang dihadapkan pada dua pilihan
yang sama menyulitkan.
Konflik penghindaran-penghindaran, contohnya orang yang
dihadapkan pada satu hal yang mempunyai nilai positif dan negatif
sekaligus.
 Konflik Interpersonal
Konflik Interpersonal adalah pertentangan antar seseorang dengan
orang lain karena pertentangan kepentingan atau keinginan. Hal ini
sering terjadi antara dua orang yang berbeda status, jabatan, bidang
kerja dan lain-lain.
 Konflik antar individu dan kelompok
Hal ini seringkali berhubungan dengan cara individu menghadapi
tekanan-tekanan untuk mencapai konformitas, yang ditekankan kepada
mereka oleh kelompok kerja mereka.Sebagai contoh dapat dikatakan
bahwa seseorang individu dapat dihukum oleh kelompok kerjanya
karena ia tidak dapat mencapai norma-norma produktivitas kelompok
dimana ia berada.
 Konflik antara kelompok
Yang dimaksud disini adalah konflik antara kelompok dalam
organisasi yang sama. Konflik ini merupakan tipe konflik yang banyak
terjadi di dalam organisasi-organisasi. Konflik antar lini dan staf
merupakan merupakan contoh konflik antar kelompok.
 Konflik antara organisasi
Konflik jenis ini biasanya disebut dengan persaingan. Namun berdasar
pengalaman, konflik ini ternyata menyebabkan timbulnya
pengembangan produk-produk baru, teknologi baru dan servis baru,
harga lebih rendah dan pemanfaatan sumber daya secara lebih efisien.

C. Faktor Penyebab Konflik dalam Hubungan Antarpribadi


Ada beberapa yang dapat menimbulkan terjadinya konflik dalam suatu hubungan
antar pribadi. Beberapa penyebab tersebut antara lain :
1. Perbedaan individu yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.
Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki
pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan
pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat
menjadi faktor penyebab konflik, sebab dalam menjalani hubungan, seseorang
tidak selalu sejalan dengan orang lain.
 Misalnya, ketika berlangsung pentas musik di lingkungan pemukiman,
perasaan setiap warganya akan berbeda-beda. Ada yang merasa
terganggu karena berisik, tetapi ada pula yang merasa terhibur.
 Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-
pribadi yang berbeda.
Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola
pemikiran dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang
berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang
dapat memicu konflik.
 Perbedaan kepentingan antara individu.
Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang
kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang
bersamaan, masing-masing orang memiliki kepentingan yang berbeda-
beda. Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi
untuk tujuan yang berbeda-beda.
E. Nilai-nilai Positif Konflik
Dalam pembelajaran, apabila terjadi konflik, maka pengelolaan konflik secara positif
akan memberikan manfaat bagi Guru, juga peserta didik. Mengenai pengelolaan
konflik secara baik sehingga memberikan manfaat, dapat dikemukakan sebagai
berikut (Johnson, 1981):
1. Konflik dapat menjadikan kita sadar bahwa ada persoalan yang perlu
dipecahkan dalam hubungan kita dengan orang lain.
2. Konflik dapat menyadarkan dan mendorong kita untuk melakukan
perubahan-perubahan dalam diri kita.
3. Konflik dapat menumbuhkan dorongan dalam diri kita untuk memecahkan
persoalan yang selama ini tidak jelas kita sadari atau kita biarkan tidak
muncul ke permukaan.
4. Konflik dapat menjadikan hidup seseorang lebih menarik.
5. Perbedaan pendapat akan membimbing ke arah tercapainya keputusan-
keputusan bersama yang lebih matang dan bermutu.
6. Konflik dapat menghilangkan ketegangan-ketegangan kecil yang sering
kita alami dalam hubungan kita dengan seseorang.
7. Konflik dapat juga menjadikan kita sadar tentang siapa atau macam apa
diri kita sesungguhnya.
8. Konflik dapat juga menjadi sumber hiburan.
9. Konflikdapat mempererat dan memperkaya hubungan.
Beberapa ilustrasi konflik yang mungkin terjadi pada suasana pembelajaran dan
pengelolaannya (terutama oleh guru sebagai pengelola kelas) sehingga menjadi
bermanfaat:
1. Konflik dapat menjadikan kita sadar bahwa ada persoalan yang perlu dipecahkan
dalam hubungan kita dengan orang lain. Apabila ada seorang siswa (TK) sedang
menggambar dengan peralatan menggambar kepunyaannya (atau yang disediakan
untuknya), kemudian ada kawannya ingin juga ikut menggambar tetapi tiba-tiba ia
mengambil/menggunakan alat gambar temannya, lalu anak yang sedang
menggamabar itu berteriak-teriak melapor kepada gurunya. Suasana tersebut
menggambarkan bahwa ada perbedaan keinginan dari dua orang siswa tadi yang perlu
diperhatikan dan di selesaikan dengan bantuan guru. Guru dalam hal ini bisa
menyelesaikan masalah siswanya dengan memasukan nilai-nilai kebersamaan, nilai-
nilai tenggang rasa, nilai etika (meminta ijin dulu sebelum memakai milik orang lain).
2. Konflik dapat menyadarkan dan mendorong kita melakukan perubahan-perubahan
dalam diri kita. Apabila ada siswa yang sering menggangu temannya, Guru bisa
memberikan hukuman ringan, misalnya dengan dipanggil ke depan lalu siswa tersebut
disuruh bernyanyi. Selanjutnya Guru bisa menjelaskan kepada semua siswa bahwa
perilaku mengganggu itu tidak baik, lalu menasihatkan siswa (dengan bahasa
sederhana) untuk tidak lagi mengulang perbuatannya (melakukan perubahan).
3. Konflik dapat menumbuhkan dorongan dalam diri kita untuk memecahkan persoalan
yang selama ini tidak jelas kita sadari atau kita biarkan tidak muncul ke permukaan.
Apabila ada dua orang siswa ‘saling mendiamkan’, maka Guru hendaklah bisa
menjadi mediator supaya siswa tersebut bisa mengungkapkan ‘ketidaknyamanan’
yang dirasakan masing-masing untuk dicarikan solusinyab yang menguntungkan dua-
duanya.
4. Konflikdapatmenjadikankehidupanlebihmenarik.
Konflik biasanya adanya perbedaan pendapat pada individu yang sportif serta terbuka
perbedaan pendapat menimbulkan perdebatan dan pendebatan akan menjadikan
seseorang untuk mendalami serta memahami pokok persoalan sehingga menjadikan
komunikasi berjalan dinamis dan tidak membosankan.
Konflik dapat juga menjadi sumber hiburan
Sebuah permainan biasanya menjadi menarik bila terdap atantik
limaksnya.Antiklimaks yang banyak disukai adalah penciptaan konflik-konflik.
5. Konflik dapat mempererat dan memperkaya hubungan.
Komunikasi antar pribadi yang tetap bisa bertahan lama biarpun diwarnai oleh
konflik-konflik ,justru membuat orang menjadi sdar bahwa hubungan mereka sangat
begitu berharga . ketika konflik berhasil diatasi ,mereka menjadi lega dan senang
sehingga semua yang sudah terjadi akan menjadi kenangan serta ” bumbu” dalam
kebersamaan mereka.

2.4. PENTINGNYA MEMBANGUN HUBUNGAN BAIK DALAM PROSES


KOMUNIKASI
A Pengertian komunikasi yang baik
Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang membuat manusia saling menerima
respon yang positif dan terjadinya interaksi yang erat antar satu dengan yang lainnya. Karena
sebagai makhluk sosial manusia harus berinteraksi dan berkomunikasi antar
sesama.Hubungan yang berkualitas dibutuhkan oleh kita semua sebagai manusia. Manusia
merupakan mahluk sosial
yang pada hakikatnya kita membutuhkan orang lain.Karena kita membutuhkan hubungan
sosial yang berkualitas, terkadang kita harus melakukan sesuatu untuk
mendapatkannya.Mulai dari memantaskan diri secara penampilan hingga merubah sikap
kita.Hubungan yang baik perlu diusahakan karena dengan hubungan yang baik kita bisa
mendapatkan kualitas emosional yang berkualitas. Kita memenuhi kebutuhan hidup kita
sehari-hari dengan melakukan komunikasi dengan orang lain. Contoh sederhananya adalah
ketika kita membeli makanan kita melakukan interaksi dengan orang lain.Oleh karena itu kita
harus berusaha untuk menjaga hubungan yang baik dengan banyak orang.
Cara- cara yang dapat dilakukan di antaranya adalah :

 Belajar menyesuaikan diri dengan nilai dan norma yang ada


 Mengetahui kelemahan dan kelebihan diri
 Mengetahui karakter orang lain sehingga lebih mudah untuk menyesuaikan
diri
 Berpenampilan dengan baik
 Jangan hanya fokus pada diri sendiri. Komunikasi harus bersifat dua arah.
 Mendengarkan dengan baik.
 Perhatikan nada dan bahasa tubuh.
 Bersikap jujur dan terbuka.
 Bersikap mendukung.
 Jangan memberi nasihat tanpa diminta.
 Jangan Memotong Pembicaraan
B Manfaat membangun hubungan yang baik dalam proses komunikasi
 Pesan tersampaikan dengan baik
 Pesan diterima sesuai dengan yang kita maksudkan dan harapkan
 Mengurangi terjadinya kesalahpahaman
 Hubungan yang terjalin lebih erat
 Konflik dan permasalahan dapat terselesaikan dengan cepat.
2.5. POLA KOMUNIKASI KELUARGA DALAM PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN
ANAK
A. Pengertian pola komunikasi keluarga
Pola Komunikasi dalam keluarga adalah komunikasi yang terjadi diantara orang tua
dengn anak-anaknya dan suami dengan istri, dalam berbagai hal sebagai sarana bertukar
pikiran,mensosialisasikan nilai-nilai kepribadian orang tua kepada anaknya, dan
penyampaian segala persoalan atau keluh kesah dari anak kepada kedua orang
tuanya.Keluarga adalah tempat utama untuk pembentukan karakter anak. Komunikasi orang
tua terletak sebagai sutradara dan pembuat pola dan pribadi anak, karena pada usia
komunikasi antara orang tua dan anak akan menjadi contoh bagi dirinya yang secara otomatis
akan membentuk karakter anak. Tugas penting dari orang tua mengadakan komunikasi
dengan anak dengan cara yang harmonis. Anak harus dipengaruhi cara berpikirnya
berdasarkan fakta dan persepsi pada anak.
pendidikan dalam keluarga merupakan pendidikan awal bagi anak karena pertama kalinya
mereka mengenal dunia terlahir dalam lingkungan keluarga dan dididik oleh orang tua.
Sehingga pengalaman masa anak-anak merupakan faktor yang sangat penting bagi
perkembangan selanjutnya, keteladanan orang tua dalam tindakan sehari-hari akan menjadi
wahana pendidikan moral bagi anak, membentuk anak sebagai makhluk sosial, religius,
untuk menciptakan kondisi yang dapat menumbuh kembangkan inisiatif dan kreativitas anak.
Dengan demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa peran kelurga sangat besar sebagai penentu
terbentuknya moral manusia-manusia yang dilahirkan.

B. Metode komunikasi keluarga dalam pembentukan karakter anak


Metode- metode yang digunakan orang tua yaitu:
 Internalisasi
Internalisasi adalah upaya memasukkan pengetahuan (knowing) dan
keterampilan melaksanakan pengetahuan (doing) ke dalam diri seseorang
hingga pengetahuan itu menjadi kepribadiannya (being) dalam kehidupan
sehari-hari.
 Keteladanan
“Anak adalah peniru yag baik.” Ungkapan tersebut seharusnya disadari oleh
orang tua, sehingga mereka bisa lebih menjaga sikap dan tindakannya ketika
berada atau bergaul dengan anak-anaknya. Berbagi keteladanan dalam
mendidik anak menjadi sesuatu yang sangat penting.
 Pembiasaan
Inti dari pembiasaan adalah pengulangan. Jika orang tua setiap masuk rumah
mengucapkan salam, itu telah diartikan sebagai usaha membiasakan. Bila anak
masuk rumah tidak mengucapkan salam, maka orang tua mengingatkan untuk
mengucapkan salam.
 Bermain
Masa anak-anak merupakan masa puncak kreativitasnya, dan kreativitas
mereka perlu dijaga dengan menciptakan lingkungan yang menghargai
kreativitas, yaitu melalui bermain.
 Cerita
Sebuah cerita mempunyai daya tarik yang menyentuh anak, dengan bercerita
orang tua dapat menanamkan nilai pada anaknya, sehingga dapat diaplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari.
 Nasihat
Nasihat merupakan kata – kata yang mampu menyentuh hati disertai dengan
keteladanan. Nasihat memadukan antara metode ceramah dan keteladanan,
namun lebih diarahkan pada bahasa hati.
 Penghargaan dan Hukuman
Memberi penghargaan kepada anak penting untuk dilakukan, karena pada
dasarnya setiap orang membutuhkan penghargaan dan ingin dihargai. Selain
penghargaan, hukuman juga bisa diterapkan untuk membentuk karakter anak.
Penghargaan harus didahulukan, dibandingkan hukuman.
C. Kendala dalam mensosialisasikan pendidikan karakter, orang tua mempunyai
beberapa kendala, diantaranya :
 Perubahan zaman dan gaya hidup
 Pengaruh televisi pada gaya komunikasi anak
 Perbedaan watak dan jenis kelamin anak
 Perbedaan tipe kecerdasan anak
Dari berbagai kendala tersebut, orang tua harus senantiasa meningkatkan pengetahuan
dan usahanya, serta harus lebih mengenal anak – anak agar penanaman karakter pada
anak dapat berhasil.Pendidikan karakter ini tidak akan berhasil dengan baik dan tidak
akan berarti apa – apa, apabila keluarga melepaskan tanggung jawab pembentukan
karakter hanya kepada sekolah. Peran keluarga dalam pendidikan anak teramat besar,
keluarga merupakan unsur terkecil dalam masyarakat, dari keluarga pulalah anak
belajar berperilaku dan bersikap sebagai anggota masyarakat yang bermartabat. Peran
keluarga memiliki peranan yang penting, agar proses dalam setiap jenjang, jalur, dan
jenis pendidikan serta berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan bertanggung jawab.
D. Fungsi komunikasi dalam keluarga
Adapun fungsi komunikasi dalam kelurga yaitu:
1. Menyampaikan informasi
Dengan adanya komunikasi, ketika keluarga ingin menyampaikan suatu
informasi, setiap anggota keluarga akan tahu informasi itu. Jadi tidak akan ada
miskomunikasi atau salah paham antara satu dengan yang lainnya. Dengan
komunikasi ini akan membawa dampak :
 Akan tercipta kedamaian di dalam keluarga
 Kesalahpahaman dalam keluarga bisa diminimalisir
 Setiap informasi yang ada, setiap keluarga dapat mengetahuinnya
2. Mengerti keinginan karena diungkapkan dengan ekspresi
Komunikasi non verbal, komunikasi dengan menggunakan ekspresi, dengan
adanya ekspresi dalam keluarga maka dalam keluarga akan :
 Mengerti apa yang diinginkan setiap anggota keluarganya
 Mampu memahami setiap situasi dan kondisi anggota keluarganya,
dengan melihat ekspresi yang dikeluarkan
3. Timbulnya sikap sosial di keluarga
Melatih komunikasi pada anak, terutama bicara dan berekspresi akan
membantu anak mengembangkan sikap sosialnya baik di keluarga maupun di
luar masyarakat nantinya. Anak yang mampu berbicara dan berekspresi lebih
mudah di ketahui keinginannya dibanding anak yang hanya diam saja. Dengan
berbicara dan berekspresi, jiwa sosial yang dimiliki anak akan muncul secara
spontan. Hal itu disebabkan karena beberapa hal yaitu :
 Anak terbiasa berbicara dengan anggota keluarga yang lain
 Anak terbiasa mengungkapkan keinginannya kepada orang lain
 Anak terbiasa berinteraksi terhadap orang lain
 Anak akan terbiasa belajar dengan lingkungan dengan berbicara dan
berekspresi sehingga akan menimbulkan sikap sosial yang baik
4. Fungsi pemantauan kepada anak-anak
Komunikasi akan membantu orang tua untuk mengontrol pergerakan anak,
baik di dalam keluarga maupun di luar keluarga atau di lingkungannya.
Dengan berkomunikasi, keluarga akan mengerti hal apa saja yang telah terjadi
di luar sana, sehingga keluarga bisa :
 Mengetahui hal apa saja yang dilakukan anak
 Bagaimana perkembangan sosialisasi antara individu dengan individu
yang lain
 Apakah anak berbuat nakal atau tidak di dalam lingkungan
 Seberapa peka dan peduli anak terhadap lingkungan sekitarnya
5. Memberi ruang untuk anak agar berkata jujur
Yang terpenting bagi keluarga adalah komunikasi, itulah sebabnya komunikasi
sangat bermanfaat bagi kehidupan keluarga terutama anak dengan orang tua.
Pada dasarnya keterbukaan anak sangat penting bagi orang tua, untuk itu
sudah semestinya sejak kecil melatih anak untuk dapat berkomunikasi dengan
baik. Melatih anak untuk selalu terbuka berkata jujur agar tidak ada
kebohongan, sehingga apabila ada masalah, orang tua akan mudah untuk
menyelesaikan masalah di dalam keluarganya.
6. Melatih sikap empati dalam keluarga
Saling mengerti, memahami dan peka terhadap anggota keluarga akan
menimbulkan rasa empati dalam keluarga. Jika empati sudah ada disetiap
anggota keluarga, control keluarga akan lebih mudah dilakukan, kehidupan
harmonis dalam keluarga akan mudah didapatkan, sehingga akan terciptanya
keluarga yang damai dan bahagia
Empati merupakan rasa peduli antara individu dengan individu yang lain atau
perasaan yang mendalam yang dimiliki individu terhadap individu lain hingga
saling memahami. Empati muncul karena adanya rasa simpati dan peduli di
dalam kehidupan.
7. Dapat menyalurkan dukungan
Bila komunikasi dalam keluarga dapat berjalan dengan baik, maka setiap
anggota keluarga akan mampu untuk saling memberikan dukungan satu
dengan yang lainnya, dengan begitu kebutuhan keluarga akan terpenuhi.
Selain itu, juga anak akan lebih mudah bereksplorasi untuk mencapai
keinginannya, karena komunikasi pada orang tuanya, akan lebih mudah untuk
orang tua memberikan dukungan kepada sang anak.
8. Menyalurkan sikap positif
Komunikasi akan membantu lingkungan keluarga untuk menyalurkan sikap
positif, baik itu menegur, menyayangi satu dengan yang lainnya. Hingga
kebiasaan-kebiasaan positif akan dapat dibiasakan.
9. Saling memahami persamaan dan perbedaan
Komunikasi akan membuat hubungan dalam keluarga menjadi harmonis,
dengan adanya komunikasi maka perbedaan di keluarga akan dapat saling
dipahami.
10. Memiliki maksud dan tujuan yang sama
Sama seperti halnya sebuah organisasi, disetiap rumah tangga pasti memiliki
tujuan. Untuk itu komunikasi sangat dibutuhkan dalam keluarga agar tujuan
yang diharapkan dapat tercapai sesuai dengan yang di harapkan. Apabila
maksud dan tujuan yang sama sudah tercapai maka keluarga akan mencapai
keluarga yang bahagia.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kecerdasan emosional atau yang biasa dikenal dengan EQ (emotional quotient)
adalah kemampuan seseorang untuk menerima, menilai, mengelola, serta mengontrol emosi
dirinya dan oranglain di sekitarnya.Peserta didik yang memiliki kecerdasan emosional yang
baik, akan membentuk generasi yang berpendidikan berkarakter. Kecerdasan Emosi atau
Emotional Quotation (EQ) meliputi kemampuan mengungkapkan perasaan, kesadaran serta
pemahaman tentang emosi dan kemampuan untuk mengatur dan mengendalikannya. Dalam
komunikasi terdapat beberapa konflik seperti Setiap hubungan antarpribadi mengandung
unsur-unsur konflik, pertentangan pendapat, atau perbedaan kepentingan, Konflik dapat
menjadikan kita sadar bahwa ada persoalan yang perlu dipecahkan dalam hubungan kita
dengan orang lain, Konflik dapat menyadarkan dan mendorong kita untuk melakukan
perubahan-perubahan dalam diri kita, Konflik dapat menumbuhkan dorongan dalam diri kita
untuk memecahkan persoalan yang ini selama ini tidak jelas.Komunikasi merupakan suatu
proses penyampaian atau penerimaan pesan antara dua orang atau lebih. Sedangkan pesan
bentuknya berupa
komunikasi lisan, komunukasi tulisan, komunikasi verbal, komunikasi non verbal.
Komunikasi tulisan adalah proses penyampaian pesan dengan menggunakan kata-kata dalam
bentuk tulisan yang memilki makna tertentu. Dengan kata lain bahwa komunikasi tulisan
adalah kegiatan komunikasi yang menggunakan sarana tulisan yang dapat menggambarkan
atau mewakili komunikasi lisan termasuk kedalamnya adalah menulis dan membaca.
3.2 SARAN
Tingkat kecerdasan emosional tiap individu bervariasi, namun pada dasarnya
kemampuan emosional seseorang dapat di tingkatkan melalui proses dan tindakan tertentu.
Emosi merupakan keadaan psikologis yang cukup sulit untuk dikontrol, namun tetap perlu di
organisir dengan baik sehingga tidak terjadi gangguan yang berbahaya dalam proses
perkembangan peserta didik.Karakteristik komunikasi antarpribadi meliputi beberapa hal
yaitu : dimulai dengan diri pribadi (self), bersifat transaksional, mencakup aspek-aspek isi
pesan dan hubungan antarpribadi, adanya kedekatan fisik antara pihak-pihak yang
berkomunikasi, melibatkan pihak-pihak yang saling tergantung satu dengan lainnya
(interdependen) dalam proses komunikasi, dan tidak dapat diubah maupun diulang.
DAFTAR PUSAKA
Gardner,H.1983.Pendidikan Emosional Usia dini.Bandung:C.V Tirta.
Goeleman.2000.Kecerdasan Manusia.Jakarta: Gramedia.
Koesoema A, Doni. 2007. Pendidikan Karakter. Jakarta: Grasindo
http://lapazinaction.blogspot.com/2012/03/tujuan-dan-fungsi-pendidikan.html diakses pada
tanggal 7 September 2013 pukul 08.41
Fauzan,Lutfi .2008. “Teknik – Teknik Komunikasi Untuk Konselor”. Malang.UM Press.
AW, S. (2011).
Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu.Gitosudarno, I. (2008).Manajemen
Pemasaran.
Yogyakarta: BPFE.Hinsa Parulian S, A. S. (2014). PENGARUH KOMPETENSI
DANKOMUNIKASI INTERPERSONAL.

Anda mungkin juga menyukai