Anda di halaman 1dari 14

Makalah

Intermediate Training (LK II)


Membentuk Soft Skill Kader HMI di Era Millenial

DUSUSUN OLEH:
NAMA: RIZKA JUWITA
NO. HP: 085217117962

KOMISARIAT TARBIYAH DAN KEGURUAN


UIN SULTAN SYARIF KASIM RIAU
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
CABANG PEKANBARU

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
rahmat, inayah, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang
sangat sederhana.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang kami
hadapi. Namun, kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan
makalah ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan dari pihak-
pihak yang sangat berjasa, sehingga kendala-kendala yang kami hadapi
teratasi dan dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Dalam makalah ini, kami mengakui masih banyak kekurangan karena
pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu, penulis
mengharapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan
yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini, sehingga kami
dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini dan kedepannya dapat
lebih baik.
Akhir kata, kami berharap agar makalah ini dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi bagi pembaca.

Pekanbaru, 24 Oktober 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................1
1.3 Tujuan....................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Soft Skill...................................................2
2.2 Manfaat Soft Skill......................................................4
2.3 Cara Membentuk Soft Skill............................................5
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.............................................................10
3.2 Saran.................................................................... 11
Daftar Kepustakaan

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pendidikan merupakan salah satu faktor yang paling penting
dalam upaya membentuk dan mendidik menjadi generasi penerus.
Mendidik seseorang menjadi sosok yang intelektualitas, kecerdasan,
dan moralitas. Pendidikan sejatinya merupakan proses pembentukan
moral seseorang. Seharusnya pendidikan mampu menghasilkan
manusia yang tidak hanya terampil dan cerdas, namun juga
bermoral. Akibat yang bisa dirasakan dari sumber daya manusia yang
bermoral adalah perilaku sopan, disiplin, keteguhan hati,
kemampuan kerjasama, serta membantu orang lain. Dikarenkan
pengembangan soft skill yang dimiliki oleh setiap orang tidak sama.
Hal ini dikarenakan soft skill dipelajari melalui interaksi dengan
orang lain dan bagaimana seseorang menghadapi permasalahan
dalam kehidupannya. Kesuksesan setiap seseorang tidak hanya
dipandang dalam IQ saja melainkan memandan dalam kecerdasan EQ
dan SQ.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian soft skill?
2. Apa Manfaat soft skill?
3. Bagaimana cara membentuk soft skill Kader HMI?
1.3 TUJUAN
1. Dapat mengetahui pengertian soft skill.
2. Dapat mengetahui manfaat soft skill.
3. Dapat mengetahui cara membentuk soft skill Kader HMI.

1
BAB II

PEMBAHASAN

Membentuk Soft Skill Kader HMI di Era Millenial

2.1 Pengertian Soft Skill


Soft skill adalah yang berkaitan dengan “EQ”. EQ adalah
kemampuan untuk merasa. Kunci kecerdasan emosional dalah pada
kejujuran anda pada sura hari. Suara hati itilah yang herusnya
dijadikan pusat prinsip yang mampu memberikan rasa aman,
pedoman, kekuatan serta kebijakasanaan. Menurut Covey, “ Di
sisnilah anda berurusan dengan visi dan nilai anda. Disinlah anda
gunakan anugerah anda-kesadaran diri (self awareness)-untuk
memerksakan peta diri anda, dan mengahargai prinsip yang benar,
maka paradigma anda sesungguhnya berdasarkan pada pinsip dan
kenyataan dimana suara hati berperan sebagai kompasnya.”1
Emosi merupakan keadaan yang kompleks, yang dapat berupa
perasaan ataupun gertaran jiwa yang ditandai dengan perubahan
biologis. Yang ditandai dengan berbagai perasaan (marah, sedih,
gembira, takut). Daniel Goleman memperkenalkan kecerdasan emosi
sebagai jenis kecerdasan yang harus dimiliki untuk kesuksesan
seseorang.
Emosi berperan dalam mempengaruhi kepribadian dan
penyesuaian diri anak dengan lingkungan sosialnya. Emosi
menyenangkan atau tidak menyenangkan dapat mempengaruhi
interaksi sosial. Melalui interaksi sosial seseorang mampu membentuk
tinngkah laku emosi yang dapat diterima lingkungannya. Untuk
1
Ary Ginanjar Agustian, ESQ Emotional Spiritual Quotient,(Jakarta: Arga Publishing, 2001) Hal: 9

2
menjadi individu yang mampu bermasyarakat diperlukan proses
sosialisasi. Arti dari sosialisasi itu tersendiri adalah proses melatih
kepekaan diri terhadap rangsanggan sosial sesuai dengan norma, nilai
atau harapan sosial. Seseorang memiliki peranan yang cukup besar
dalam mengembangkan kecakapan sosialnya.2
Dari penjelasan diatas dapat kita simpukan bahwa soft skill
merupakan kemampuan-kemampuan yang tak terlihat yang
diperlukan untuk sukses, misalnya kemampuan bekerja sama,
integritas dan lain-lain.3 Adapun untuk mengasah berbagai soft skill
seseorang memiliki kehidupan yang seimbang antara aktivitas
akademik dan non akademik. Dengan demikian, yang diperoleh
seseorang bukan hanya sekedar pendidikan yang ada dalam akademik
saja, melainkan peningkatan kualitas diri sehingga memiliki daya
saing ke dunia nyata.
Secara etimologi soft skill keterampilan lunak/halus. Begitu
halusnya keterampilan tersebut sehingga sulit untuk ditangkap
melalui indera, sebab keterampilan tersebut bersifat sangat abstrak.
Sedangkan menurut termonologi (istilahan), dari salah satu para
ahli menurut Berthal, soft skill yaitu perikulaku personal dan
interpesonal yang mengembangkan dan memaksimalkan kinerja
manusia seperti membangun tim, pembuatan keputusan, inisiatif dan
komunikasi. Wujud dan soft skill tersebut seperti: kejujuran,
tanggung jawab, berlaku adil, kemampuan berkerjasama,
beradaptasi, berkomunikasi, toleran, hormat terhadap sesama,
kemampuan mengambil keputusan dan memecahkan masalah.4

2
Ali Nugraha., dkk, Metode Pengembangan Sosial Emosional, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2006).,
Hal: 1.3-1.22
3
Ichsan S. Putra, dkk., Sukses dengan soft skill, (Bandung: ITB, 2005)., Hal: 5
4
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2015)., Hal: 496-497

3
Dapat diartikan bahwa Soft skill merupakan acuan yang dapat
membuat seseorang dapat berkembang dalam era yang ada sekarang
atau tidak. Untuk memaksimalkan suatu pekerjaan tentu butuh
upaya kerja keras dari diri sendiri maupun lingkungan.
Dengan kerja keras seseorang mampu mengubah garis
kehidupannya sendiri. Melalui pendidikan yang terencana, terarah
dan didukung pengalaman belajar, seeorang akan memiliki daya
tahan dan semangat hidup berkerja keras. Karena tantangan yang
lebih berat kedepannya akan lebih berat tentu harus mempersiapkan
diri melalui pelatihan melakukan kerja praktik sendiri maupun
kelompok.
2.2 Manfaat Soft Skill
Soft skill sangat penting untuk dimiliki setiap orang, karena
nantinya mereka akan berinteraksi dan bersosialisai dengan
masyarakat luas. Ketika seseorang memiliki soft skill yang baik maka
dia akan dapat membawa diri dengan baik dalam pergaulannya, baik
dalam berfikir, bertindak dan berbahasa. Dalam soft skill yang perlu
dikembangkan pada penanaman sikap jujur dan kemampuan
berkomunukasi.
Adapun beberapa Soft skill manfaatnya itu:
1. Berpatisipasi
2. Mengajar orang lain.
3. Memberikan layanan.
4. Memimpin sebuah tim.
5. Menyatukan sebuah tim di tengah-tengah perbedaan budaya.
6. Motivasi, yaitu keterampilan memberikan dorongan terhadap
orang lain dalam melakukan sesuatu.5

5
Ibid., Hal: 500

4
7. Pengambilan keputusan menggunakan keterampilan.
8. Menggunakan kemampuan memecahkan masalah.
9. Berhubungan dengan orang lain.
10. Menjaga percakapan.
11. Menetralkan argumen dengan waktu, petunjuk, dan sopan.
2.3 Cara Membentuk Soft Skill di Era Millenial
Generasi milenial sudah memasuki usia rata-rata menghadapi
dunia kerja sebagai seorang profesional muda.  Melihat persaingan
kerja yang semakin ketat, tentunya para milenial juga harus
memiliki soft skill yang lebih agar dapat bersiang di dunia kerja.
Adapun beberapa cara membentuk bentuk soft skill yaitu:
1. Berpikir kritis
Richard Paul menjelaskan bahwa berpikir kritis melibatkan
proses yang secara aktif dan penuh kemampuan untuk membuat
konsep, menerapkan, menganalisis, menyarikan, dan mengamati
sebuah masalah yang diperoleh ataupun diciptakan dari
pengamatan, pengalaman, komunikasi dan lain sebagainya. Soft
skill pertama pertama yang harus dimiliki oleh profesional muda
adalah berpikir kritis.
Melatih soft skill yang satu ini dengan dua hal, yang
pertama adalah membaca buku dan yang kedua adalah memalui
debat dan diskusi. Kedua kegiatan ini sangat membantu kamu
mengembangkan soft skill berpikir kritis. Membaca dapat
membantu dalam mengenal lebih banyak kosa kata, dan
membuka wawasan.
2. Komunikasi Yang Baik
Soft skill yang satu ini memang sangat penting dimiliki baik
untuk profesinal muda maupun untuk kehidupan bermasyarakat

5
sehari-hari. Cara mendapatkan soft skill ini dapat kamu mulai
dari menjadi pendengar yang baik. Ketika seseorang
mendengarkan orang berbicara, kebenyakan orang akan fokus
pada apa yang harus dikatakan selanjutnya, bukan apa yang
sedang dibicarakan. Dengan belajar untuk melalui mendengarkan
kamu juga akan dapat belajar berbicara dengan baik juga.
Ketika keduanya telah kamu kuasai barulah kamu akan dapat
menjadi komunikator yang baik. Sabda Rasullullah SAW
Artintya:
“Berbicaralah dengan manusia sesuia dengan ukuran
akalnya”. H.R. Muslim.
Berkomuunikasi seseorang harusnya mampu
mempergunakan bahasa yang indah, lemah lembut, tegas dan
menyentuh jiwa, sebagaimana dikemukakan dalam Al-Quran.
3. Rasa ingin tahu, kreatif, dan inovatif
Soft skill ini sangat erat berkaitan dan sangat wajib dimiliki
seorang profesinal muda. Rasa ingin tahu adalah awal mula
datangnya sebuah ide kreatif dan sebuah inovasi. Selain itu, soft
skill ini juga sangatlah berguna dalam hal penyelesaian masalah.
Ketika kamu menghadapi sebuah masalah dalam perkerjaan, rasa
ingin tahu akan membuat kamu tidak berhenti mencari sumber
permasalahan tersebut hingga berhasil. Ketika kamu sudah
mengetahui sumber masalahnya, kamu harus memikir solusi yang
tepat dan efesien untuk dapat menyelesikan. Kreativitas dan
inovasi akan sangat membantu kamu untuk mencari solusi paling
efesien untuk masalah yang sedang dihadapi.
4. Kepemimpinan

6
Kepemimpinan merupakan salah satu aspek dalam
kehidupan organisasi. Karena dengan adanya kepemimpinan,
maka sesorang berperan sebagai penyelaras dalam proses kerja
sama antar manusia dalam organisasi. Tidak semua orang suka
menjadi seorang pemimpin. Setiap orang pasti menginginkan
posisi yang semakin tinggi dalam kariernya, maka dari itu kamu
tidak bisa menghindar untuk menjadi seorang pemimpin. Yang
harus dilakukan adalah menjadi berani terlebih dulu, harus siap
untuk menjadi pemimpin kapan saja pun kesempatan itu datang.
Sirat seorang pemimpin ialah amanah tanggung jawab yang
diserahkan kepadanya bukan hanya di dunia, melainkan di
akhirat. Tanggung jawab seorang pemimpin merupakan salah satu
dasar kepemimpinan dalam Islam. Pemimpin yang ideal tidak
pernah lari dari tanggung jawab, dan ia harus berani menanggung
segala sesuatu yang merupakan konsekuensi dari perkerjaan,
walaupun harus berkorban.
Manusia merupakan satu-satunya makhluk yang berani untuk
melalui sikap saling menjaga, yang pada akhirnya menjadikannya
sebagai makhluk yang memimpin makhluk lainnya di alam
semesta.6 Kecakapan memimpin, yaitu keterampilan seseorang
untuk mempengaruhi, memberi inspirasi, dan mengarahkan
tindakan seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai
tujuan yang diharapkan.
Sabda Rasullullah SAW.
Artinya:

6
Konstitusi HMI dan Khittah Perjuangan, kongres HMI Ke-29

7
“......... setiap dari kalian adalah pemimpin, dan
setiap dari kalian akan diminta pertanggung jawaban tentang
orang yang dipimpinnya.....” (HR. Bukhari)7

5. Kemampuan Beradaptasi
Partisipasi adalah suatu keterlibatan mental dan emosi
seseorang kepada pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab
di dalamnya. Dalam defenisi tersebut kunci pemikirannya adalah
keterlibatan mental dan emosi. Sebenarnya partisipasi adalah
suatu gejala demokrasi dimana orang diikutsertakan dalam suatu
perencanaan serta dalam pelaksanaan dan juga ikut memikul
tanggung jawab sesuai dengan tingkat kematangan dan tingkat
kewajibannya. Dimana seseoran memiliki peran yang sama
dengan kelompok atau organisasi tersebut.
6. Berkerja sama
Kecakapan bekerja sama , yaitu keterampilan seseorang
dallam bekerja sama atau membangun tim agar dapat
membangun tim yang solid.
Bekerja sama yang dimaksudkan di sini adalah bekerja sama
dalam hal yang bersifat positif. Allah memerintahkan manusia
agar bekerja sama dalam ke baikan.
Firman Allah SWT.
Artinya:
“ Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam
berbuat dosa dan pelangaaran “ (Q.S. 5:2)

7
Ramayulis, Op. Cit., Hal: 502

8
Agar seseorang terampil dalam berkerja sama, ada
beberapa hal yang harus dilakukan antaranya: harus terampil
dalam berkomunikasi dengan orang lain, membagi tugas sesuai
dengan peran masing-masing, adanya saling mempercayai antara
sesama, adanya kemauan, adanya rasa tanggung jawab masing-
masing dalam bidang, dan adanya kemauan untuk mencapai hasil
yang lebih lagi setiap individu.8
Dari penjelasan diatas jadi dapat kita ketahui bahwa
pentingnya soft skill, maka sebagai kader HMI yang militan harus
memiliki dan menguasai beberapa dari soft skill di era millenial
ini. Karena zaman terus berkembang dan kader HMI pun harus
mampu menghadapai perkembangan yang terjadi. Membentuk
soft skill kader HMI dengan mengunakan penerapan beberapa
bentuk dari pembentukan soft skill dalam membangun.
Soft skill adalah keterampilan dalam berhubungan dengan
orang lain dan keterampilan untuk mengatur diri sendiri dalam
mengoptimalkan pengembangan kerja secara maksimal. Soft skill
dapat memberikan teladan dalam bersikap dan karakter sesuai
dengan nilai-nilai, moralitas, dan budaya bangsa.

8
Ibid., Hal: 501-502

9
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Soft skill merupakan acuan yang dapat membuat seseorang
dapat berkembang dalam era yang ada sekarang atau tidak. Untuk
memaksimalkan suatu pekerjaan tentu butuh upaya kerja keras dari
diri sendiri maupun lingkungan.
Adapun beberapa Soft skill manfaatnya berpatisipasi, mengajar
orang lain, memberikan layanan, memimpin sebuah tim, menyatukan
sebuah tim di tengah-tengah perbedaan budaya, motivasi,
pengambilan keputusan menggunakan keterampilan, menggunakan
kemampuan memecahkan masalah, berhungungan dengan orang lain,
menjaga percakapan, menetralkan argumen dengan wktu, petunjuk,
dan sopan.
Dalam membentuk soft skill sebagai kader HMI yang militan
harus memiliki dan menguasai beberapa dari soft skill di era
millenial ini. Yang diantaranya adalah berfikir keritis; berkomunikasi
dengan baik; rasa ingin tau, kretif, dan inofatif; kepemimpinan;
kemampuan beradaptasi; dan kerja sama.

10
3.2 SARAN
Saran dari penulis adalah sebaiknya pembaca dapat mencari lagi
informasi yang belum terdapat pada makalah ini. Kerena masih
banyak terdapat kekurangan dalam makalah ini.

Daftar Kepustakaan

Ginanjar, Ary Agustian. ESQ Emotional Spiritual Quotient. 2001. Jakarta:


Arga Publishing
Konstitusi HMI dan Khittah Perjuangan. Kongres HMI Ke-29
Nugraha, Ali., dkk. Metode Pengembangan Sosial Emosional. 2006. Jakarta:
Universitas Terbuka
Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam. 2015. Jakarta: Kalam Mulia
S. Putra, Ichsan, dkk. Sukses dengan soft skill. 2005. Bandung: ITB

11

Anda mungkin juga menyukai