Anda di halaman 1dari 10

MODUL PERKULIAHAN

Etik UMB

Etika Sebuah Pengantar

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh


FEB Manajemen S1 90004 Anton Kurniawan, SP., M.M.

01
Deskripsi Kompetensi
Pokok bahasan komunikasi efektif Setelah mengikuti mata kuliah ini diharapkan
membahas mengenai mengenai mata mahasiswa dapat memahami mata kuliah etika, sikap,
kuliah etika, sikap, soft skill. soft skill.

0
Pengantar
Ada Pendapat yang mengatakan: ” orang modern adalah orang yang
berperadaban, dan orang yang berperadaban adalah orang yang beretika dan
beragama”. Dalam konteks ini, etika tidak dimaknai dalam arti sempit (etiket
pergaulan), tetapi dimaknai lebih luas yaitu menyangkut kepribadian dalam
seluruh aspek kehidupan, termasuk cara-cara menggapai cita-cita, keinginan,
dan lain-lain. Oleh karena itu, Srijanti dkk (2007) menyebutnya etika membangun
sikap profesionalisme Sarjana.
Dilihat dari sejarah manusia, persoalan etika dengan segala cabangnya
telah diditeliti dan diperdalam sejak para filosof Yunani hingga saat ini. Etika
pada dasarnya adalah bagaimana cara membangun diri kita untuk menuju
sukses. Etika berkaitan dengan manajemen waktu, menyelesaikan pekerjaan
dengan skala prioritas, motivasi untuik mencapai prestasi puncak, memilah-milah
tujuan sesuai dengan alokasi waktu, cara mengendalikan pikiran (berpikir positif),
cara komunikasi efektif, dan lain-lain.
Misalnya, tidak mungkin seseorang mencapai sukses apabila yang
bersangkutan tidak memiliki tujuan dan bagaimana cara-cara memperoleh tujuan
tersebut, termasuk ia akan gagal apabila tidak memiliki motivasi yang kuat untuk
mencapai tujuan tersebut. Selama ini, kita senantiasa beranggapan bahwa faktor
kesuksesan adalah intelektualitas (kemampuan nalar). Tetapi banyak pakar
berpendapat bahwa intelektualitas, bahkan uang tidak menjamin seseorang
sukses. Intelektualitas dan keterampilan (skills) oleh banyak poara pakar disebut
dengan hard skill, sedangkan di sisi lain ada yang disebut soff skills, mencakup
kecerdasan emosional (emotional intelligence). Soft skill sendiri diartikan sebagai
kemampuan diluar kemampuan teknis dan akademis, yang lebih mengutamakan
kemampuan intra dan interpersonal. Berdasarkan penelitian di Harvard
University Amerika Serikat ternyata kesuksesan seseorang tidak ditentukan
semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi
lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill). Penelitian ini pun
mengungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20% oleh hard skill dan
sisanya 80% oleh soft skill. Adakalanya orang sukses karena ia mampu menjalin

1
hubungan (relationship), membuat jaringan dan menjaga hubungan baik dengan
orang lain (human relations).

Sikap

Elemen penting dalam aktualisasi (soft skills) atau kecerdasan


emosinal adalah sikap (attitude). Sikap merupakan aktualisasi dari
pengetahuan dan penghayatan yang mewujud dalam perilaku kita. Tidak
m,ungkin seseorang bersikap ”A”, ”B”, ”C”, dan lain-lain apabila ia tidak
memiliki pengetahuan dan perasaan sebagai dasar untuk bersikap.

Soft Skill

Apa ?

Konsep tentang soft skill sebenarnya merupakan pengembangan dari


konsep yang selama ini dikenal dengan istilah kecerdasan emosional (emotional
intelligence). Soft skill sendiri diartikan sebagai kemampuan diluar kemampuan
teknis dan akademis, yang lebih mengutamakan kemampuan intra dan
interpersonal.

Secara garis besar soft skill bisa digolongkan ke dalam dua kategori :
intrapersonal dan interpersonal skill. Intrapersonal skill mencakup: self
awareness (self confident, self assessment, trait & preference, emotional
awareness) dan self skill ( improvement, self control, trust, worthiness,
time/source management, proactivity, conscience). Sedangkan interpersonal skill
mencakup social awareness (political awareness, developing others, leveraging
diversity, service orientation, empathy dan social skill (leadership,influence,
communication, conflict management, cooperation, team work, synergy)

Pada proses rekrutasi karyawan, kompetensi teknis dan akademis (hard


skill) lebih mudah diseleksi. Kompetensi ini dapat langsung dilihat pada daftar

2
riwayat hidup, pengalaman kerja, indeks prestasi dan ketrampilan yang dikuasai.
Sedangkan untuk soft skill biasanya dievaluasi oleh psikolog melalui psikotes dan
wawancara mendalam. Interpretasi hasil psikotes, meskipun tidak dijamin 100%
benar namun sangat membantu perusahaan dalam menempatkan ‘the right
person in the right place’.

Hampir semua perusahaan dewasa ini mensyaratkan adanya kombinasi


yang sesuai antara hard skill dan soft skill, apapun posisi karyawannya. Di
kalangan para praktisi SDM, pendekatan ala hard skill saja kini sudah
ditinggalkan. Percuma jika hard skill buruk, tetapi soft skillnya buruk. Hal ini bisa
dilihat pada iklan-iklan lowongan kerja berbagai perusahaan yang juga
mensyaratkan kemampuan soft skill, seperi team work, kemampuan komunikasi,
dan interpersonal relationship, dalam job requirementnya. Saat rekrutasi
karyawan, perusahaan cenderung memilih calon yang memiliki kepribadian lebih
baik meskipun hard skill-nya lebih rendah. Alasannya sederhana : memberikan
pelatihan ketrampilan jauh lebih mudah daripada pembentukan karakter. Bahkan
kemudian muncul tren dalam strategi rekrutasi „ Recruit for Attitude, Train for
Skill“.

Hal tersebut menunjukkan bahwa : hard skill merupakan faktor penting


dalam bekerja, namun keberhasilan seseorang dalam bekerja biasanya lebih
ditentukan oleh soft skill-nya yang baik.

Psikolog kawakan, David McClelland bahkan berani berkata bahwa faktor


utama keberhasilan para eksekutif muda dunia adalah kepercayaan diri, daya
adaptasi, kepemimpinan dan kemampuan mempengaruhi orang lain. Yang tak
lain dan tak bukan merupakan soft skill.

Bagaimana ?

Para ahli manajemen percaya bahwa bila ada dua orang dengan bekal
hard skill yang sama, maka yang akan menang dan sukses di masa depan
adalah dia yang memiliki soft skill lebih baik. Mereka adalah benar-benar sumber
daya manusia unggul, yang tidak hanya semata memiliki hard skill baik tetapi
juga didukung oleh soft skill yang tangguh.

3
Pada posisi bawah, seorang karyawan tidak banyak menghadapai
masalah yang berkaitan dengan soft skill. Masalah soft skill biasanya menjadi
lebih kompleks ketika seseorang berada di posisi manajerial atau ketika dia
harus berinteraksi dengan banyak orang. Semakin tinggi posisi manajerial
seseorang di dalam piramida organisasi, maka soft skill menjadi semakin penting
baginya. Pada posisi ini dia akan dituntut untuk berinteraksi dan mengelola
berbagai orang dengan berbagai karakter kepribadian. Saat itulah kecerdasan
emosionalnya diuji.

Umumnya kelemahan dibidang soft skill berupa karakter yang melekat


pada diri seseorang. Butuh usaha keras untuk mengubahnya. Namun demikian
soft skill bukan sesuatu yang stagnan. Kemampuan ini bisa diasah dan
ditingkatkan seiring dengan pengalaman kerja. Ada banyak cara meningkatkan
soft skill. Salah satunya melalui learning by doing. Selain itu soft skill juga bisa
diasah dan ditingkatkan dengan cara mengikuti pelatihan-pelatihan maupun
seminar-seminar manajemen. Meskipun, satu cara ampuh untuk meningkatkan
soft skill adalah dengan berinteraksi dan melakukan aktivitas dengan orang lain
(dikutif dari media online).

Soft Skill

Soft skill atau kecerdasan emosional memiliki korelasi dengan prinsip-


prinsip dasar kehidupan.Ya…. hidup harus meiliki prinsip, karena prinsip itulah
yang akan menjadi pegangan dalam cara berpikir, cara merasa, dan cara
bertindak. Orang yang tidak memiliki prinsip biasanya cenderung mudah
dipengaruhi orang lain, sikapnya tidak jelas, mudah berprasangka, bahkan
mudah berpikir negatif.
Ada sepuluh (10) prinsip kehidupan yang bisa dijadikan sebagai
pegangan, yaitu:
1. Memiliki keimanan terhadap Tuhan. Keimanan menjadi pondasi terkuat
untuk menghadapi kerasnya kehidupan, terlepas agamanya apa.
Keimanan adalah sandaran vertikal-spirirtual yang bisa membangkitkan

4
kepercayaan diri dan menjadi rambu-rambu untuk menentukan yang baik
dan benar, halal atau haram, dan lain-lain.
2. Etika. Etika bisa dikatakan sebagai prinsip dasar dalam kehidupan
sehari-hari. Kita adalah zoon politicon, makhluk yang tidak bisa
melepaskan diri dari orang lain. Artinya, kita hidup, tumbuh dan
berkembang karena kita bermasyarakat, hidup bersama-sama dengan
orang lain. Kita tidak bisa memenuhi kebutuhan kita berdasarkan
kemampuan kita sendiri, tetapi kita bisa memenuhi kebutuhan dengan
bantuan orang lain. Ketika kita bersntuhan dengan orang lain itulah
diperlukan etika, baik etika dalam arti sempit (tingkah laku), maupun
etika dalam arti luas yaitu membangun diri dengan sikap-sikap yang
professional, cerdas dan bertanggung jawab.
3. Kejujuran dan integritas. Ada pepatah “ kejujuran adalah mata uang
yang berlaku di mana-mana”. Artinya kejujuran tak terbatasi ruang dan
waktu. Kejujuran tak lekang dimakan zaman, tak habis seiring waktu
mengalir. Sama halnya dengan kejujuran, kita perlu memiliki integritas.
Dalam Kamus Bahasa Indonesia Purwadarminta, integritas adalah kata
benda: yang berarti kesempurnaan, kesatuan, keterpaduan, ketulusan.
Semua arti kata itu tepat sekali mendukung pembentukan sosok pribadi
manusia sesuai yang diharapkan yaitu manusia yang “paripurna” atau
secara sederhananya ialah manusia yang penuh dengan “kemuliaan”.
Ada sepuluh karakter yang ada pada lingkup integritas, yaitu:
a. Anda menyadari bahwa hal-hal kecil itu penting
Agar memiliki keunggulan integritas, anda tidak boleh
berbohong dalam hal-hal kecil; dan sebagai hasilnya, anda tidak
akan tergoda oleh hal-hal yang lebih besar- kekuasaan,
prestise, atau uang. Hal yang juga penting, sebagai morang
yang berintegritas, anda setia pada nilai moral internal anda,
bahkan bila itu berarti anda harus berhadapan dengan resiko
kehilangan tempat yang nyaman di dunia.
b. Anda menemukan yang benar (saat yang lain melihat warna
abu-abu).
Untuk mendapatkan keunggulan integritas, anda tidak boleh
mengambil keputusan sendiri. Anda mengajukan pertanyaan,

5
menerima saran, berefleksi, dan melihat jauh ke depan.
Ringkasnya, pastikan bahwa anda mengambil keputusan yang
tidak bertentangan dengan kode integritas pribadi.
c. Anda bertanggung jawab.
Untuk memiliki keunggulan integritas, anda sadar bahwa
pencarian integritas merupakan bagian yang integral dari
kepemimpinan. Anda bersikap terbuka dan jujur,
mengungkapkan cerita yang baik maupun yang buruk secara
lengkap. Anda berbagi semua informasi penting, tidak hanya
informasi yang menguntungkan anda. Anda mengaku ketika
berbuat salah, meminta maaf, dan memperbaikinya.
d. Menciptakan budaya kepercayaan.
Dengan memiliki keunggulan integritas, Anda membantu
menciptakan lingkungan kerja yang benar, yakni lingkungan
yang tidak menguji integritas pribadi karyawan atau rekan kerja
anda. Anda memperkuat integritas itu melalui prinsip, control,
dan teladan pribadi. Dan Anda memberikan penghargaan
pribadi dalam segala tindakan mereka.
e. Anda menepati janji.
Karyawan tidak akan mengikuti kata-kata pemimpin yang tidak
mereka percayai. Atasan tidak akan mempekerjakan atau
mempromosikan pekerja yang tidak mereka percayai. Klien tidak
akan membeli produk dari pemasok yang tidak mereka percayai.
Untuk memperoleh keunggulan integritas, Anda perlu berlaku
penuh integritas, guna memperoleh kepercayaan.
f. Anda peduli terhadap kebaikan yang lebih besar
Untuk memiliki keunggulan integritas, Anda berkomitmen sangat
kuat untuk memberikan keuntungan terhadap organisasi tempat
anda bernaung. Anda memedulikan perusahaan, produk, serta
layanan anda, dan khususnya rekan satu tim anda. Melalui
kerja, Anda memperoleh perasaan tentang adanya tujuan yang
lebih dalam.

6
g. Anda jujur namun rendah hati.
Untuk memiliki keunggulan integritas, anda tidak
memproklamasikan kebaikan atau kejujuran anda. Itu seperti
menyombongkan kerendahan hati. Anda seharusnya membuat
tindakan anda berbicara lebih keras daripada kata-kata.
h. Anda bertindak sebagai sedang diawasi.
Untuk memiliki keunggulan integritas, anda perlu berfikir bahwa
setiap tindakan anda selalu diawasi. Anda perlu memastikan
bahwa integritas anda itu diteruskan ke generasi-generasi
mendatang melalui teladan yang anda berikan.
i. Anda mempekerjakan Integritas.
Untuk memiliki keunggulan integritas, anda perlu
mempekerjakan dan mengelilingi diri anda dengan orang-orang
berintegritas tinggi. Anda mempromosikan orang yang
memperlihatkan kemampuan untuk dipercaya.
j. Anda konsisten.
Untuk memiliki keunggulan integritas, anda harus memiliki
konsistensi dan keterdugaan etis. Hidup anda mencerminkan
keutuhan dan keselarasan antara nilai dan tindakan anda.

4. Bertanggung Jawab.
Apapun yang kita lakukan harus bisa dipertanggung-jawabkan, entah itu
secara administratif di kantor, secara sosial di masyarakat, secara hukum
dalam institusi Negara, maupun secara moral-spiritual kepada Tuhan
YME. Janganlah jadi pengecut. Kita harus berani mempertanggung
jawabkan apapun yang kita lakukan dengan besar hati dan kepala tegak.
5. Hormat pada aturan dan hukum masyarakat. Kita menganal aturan yang
tertulis (positif) juga aturan atau hukum yang berlaku di masayarakat
(tidak tertulis). Kedua aturan itu sangat penting untuk memagari kita dari
perbuatan-perbuatan yang tidak patut atau melanggar aturan.
6. Hormat pada hak orang lain. Tidak ada kebebasan yang mutlak,
melainkan kebebasan kita dibatasi oleh hak orang lain. Janganlah atas
nama kebebasan justeru kita melanggar hak orang lain. Menghargai hak
orang lain adalah cermin bahwa kita berperadaban.

7
7. Cinta pada pekerjaan. Apapun posisi dan profesi kita, kita harus
mencintainya, sebab dari situlah kita akan mendapatkan buahnya.
Bekerja atau pekerjaan adalah sebuah proses yang teruys berlangsung
(dinamis), bisa jadi apa yang pertama kali kita rasakan “tidak betah” pada
satu pekerjaan, suatu hari justeru dicintainya. Jadi, mewujudkan cinta
terhadap pekerjaan adalah sebuah proses dan pekerjaan yang tak
pernah mengenal kata berhenti.
8. Berusaha keras untuk menabung dan investasi. Perilaku gemar
menabung dan berinvestasi adalah menejemen positif dalam kehidupan.
Usia kita terbagi ke dalam tiga, bagian: anak-anak, produktif (bekerja),
dan tua (pensiun). Menabung merupakan bekal untuk hari depan,
sebagai investasi untuk membesarkan dan mendidik anak-anak, dan
lain.lain.
9. Mau bekerja keras. Dunia ini seakan-akan tak memberikan tempat
kepada orang yang leha-leha, yang kerjaannya hanya melamun. Kita
harus bekerja keras, kesempatan harus direbut, karena memang
persaingan sedemikian berat. Bekerja keras adalah pangkal dari
keberhasilan dan kesuksesan. Rasanya tidak ada suatu kisah sukses
orang lain tanpa terlebih dahulu bekerja keras.
10. Tepat waktu. Salah satu penyakit kita (umumnya orang Indonesia)
adalah “jam ngaret”, entah itu pergi ke kantor, ketemu dengan teman
yang sudah janjian, menghadiri rapat, dan lain-lain. Orang Barat
mengatakan waktu adalah uang (konsep kapitlis). Kita menyia-nyiakan
waktu, maka kira rugi (tidak mendapatkan apa-apa). Orang Arab
mengatakan waktu adalah pedang, artinya apabila kita menyia-nyiakan
waktu maka kepala kita ditebas pedang (rugi, bahkan cenderung
bahaya). Aturlah waktu sedemikian rupa sehingga waktu yang diberikan
Tuhan tidak menjadi sia-sia.

8
Daftar Pustaka

Calhoun, James F., and Joan Ross Acocella, 1990. Psychology of Adjusment
and Human Relatipon, Third Editionship. New York: McGraw-Hill
Publishing Company.

Hamersma, Harry, 1981. Pintu Masuk ke Dunia Filsafat. Yogyakarta: Kanisius.

Irawati, Dewi, 2003. Pengembangan Diri. Bandung: Akademi Sekretaris dan


Manajemen Ariyanti.

Muslimin, 2004. Hubungan Masyarakat dan Konsep Kepribadian. Malang: UMM


Press.
Sarwono, sarlito Wirawan, 1997. Psikologi Sosial, Individu dan Teori-Teori
Psikologi Sosial. Jakarta: Balai Pustaka.

Sobur, Alex, 2003. Psikologi Umum. Bandung:Pustaka Setia.

Supratiknya, A., 1995. Komunikasi Antarpribadi Tinjauan Psikologis. Yogyakarta:


Kanisius.

Syam, Nina Winangsih, 2004. Sosioogi Komunikasi. Bandung: Humaniora.

Triwidodi, Titiek & Djoko Kristanto, 2004. Pengembangan Kepribadian Sekretaris.


Jakarta:Grasindo.

Anda mungkin juga menyukai