Anda di halaman 1dari 13

MODUL PERKULIAHAN

ETIK UMB

ETIKA DAN PERILAKU


PROFESIONAL SARJANA

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

01
FEB Manajemen U001700009 Sri Anah, S.E., M.M.

Abstract Kompetensi
Banyak filosof yang menaruh perhatian mendalam Setelah mempelajari modul ini
mengenai etika, misalnya Aristoteles. Manusia tidak diharapkan mahasiswa mampu
cukup hanya memiliki kapasitas intelektual yang menemahami dan menjelaskan
tinggi, tetapi di sisi lain perlu diimbangi dengan mengenai:
1. Etik secara luas
pengetahuan etik yang memadai. Gabungan kedua 2. Sikap
unsur tersebut akan menciptakan manusia atau 3. Soft skill
pribadi yang matang dalam pergaulan di 4. Prinsip dasar kehidupan
lingkungannya dan pada tataran yang lebih luas lagi,
yakni sukses.
MODUL 1
ETIKA DAN SIKAP PROFESIONAL
SARJANA

PENGANTAR

Langkah pertama mencapai keberhasilan adalah


melakukan suatu perkerjaan kecil dengan sebaik-baiknya
dan dengan cara yang benar, hingga keberhasilan
dapat tercapai. Setelah itu lakukanlah
pada hal-hal yang lebih besar.1

Banyak filosof yang menaruh perhatian mendalam mengenai etika2,


misalnya Aristoteles. Manusia tidak cukup hanya memiliki kapasitas intelektual
yang tinggi, tetapi di sisi lain perlu diimbangi dengan pengetahuan etik yang
memadai. Gabungan kedua unsur tersebut akan menciptakan manusian atau
pribadi yang matang dalam pergaulan di lingkungannya dan pada tataran yang
lebih luas lagi.

Ada Pendapat yang mengatakan: ” orang modern adalah orang yang


berperadaban, dan orang yang berperadaban adalah orang yang beretika dan
beragama”. Dalam konteks ini, etika tidak dimaknai dalam arti sempit (etiket
pergaulan), tetapi dimaknai lebih luas yaitu menyangkut kepribadian dalam
seluruh aspek kehidupan, termasuk cara-cara menggapai cita-cita, keinginan,

1
Lihat http://sarjanaspdi.blogspot.co.id/
2
Etika (Yunani Kuno: "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan") adalah sebuah sesuatu di mana
dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi
mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti
benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.[butuh rujukan. St. John of Damascus (abad ke-7
Masehi) menempatkan etika di dalam kajian filsafat praktis (practical philosophy). Lihat:
https://id.wikipedia.org/wiki/Etika

2020 Etik Pusat Bahan Ajar dan eLearning


2 Sri Anah, S.E., M.M. http://www.mercubuana.ac.id
dan lain-lain. Oleh karena itu, Primi Artiningrum dkk (2013) menyebutnya etika
membangun sikap profesionalisme Sarjana.

Dilihat dari sejarah manusia, persoalan etika dengan segala cabangnya


telah diditeliti dan diperdalam sejak para filosof Yunani hingga saat ini. Etika
pada dasarnya adalah bagaimana cara membangun diri kita untuk menuju
sukses. Menurut Frans magnis Suseno (1987:13), etika dibutuhkan oleh manusia
untuk mnjawab persoalan fundamental, yaitu bagaimana saya harus hidup dan
bertindak. Etika berkaitan dengan manajemen waktu, menyelesaikan pekerjaan
dengan skala prioritas, motivasi untuk mencapai prestasi puncak, memilah-milah
tujuan sesuai dengan alokasi waktu, cara mengendalikan pikiran (berpikir positif),
cara komunikasi efektif, dan lain-lain.

Misalnya, tidak mungkin seseorang mencapai sukses apabila yang


bersangkutan tidak memiliki tujuan dan bagaimana cara-cara memperoleh tujuan
tersebut, termasuk ia akan gagal apabila tidak memiliki motivasi yang kuat untuk
mencapai tujuan tersebut. Selama ini, kita senantiasa beranggapan bahwa faktor
kesuksesan adalah intelektualitas (kemampuan nalar). Tetapi banyak pakar
berpendapat bahwa intelektualitas, bahkan uang sekali pun tidak menjamin
seseorang sukses. Intelektualitas dan keterampilan (skills) oleh banyak para
pakar disebut dengan hard skill, sedangkan di sisi lain ada yang disebut soft
skills, mencakup kecerdasan emosional (emotional intelligence). Soft skills
sendiri diartikan sebagai kemampuan diluar kemampuan teknis dan akademis,
yang lebih mengutamakan kemampuan intra dan interpersonal. Berdasarkan
penelitian di Harvard University Amerika Serikat ternyata kesuksesan seseorang
tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard
skills) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft
skills). Penelitian ini pun mengungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan sekitar
20% oleh hard skills dan sisanya 80% oleh soft skills. Adakalanya orang sukses
karena ia mampu menjalin hubungan (relationship), membuat jejaring dan
menjaga hubungan baik dengan orang lain (human relations).

2020 Etik Pusat Bahan Ajar dan eLearning


3 Sri Anah, S.E., M.M. http://www.mercubuana.ac.id
SARJANA

Secara sederhana, sarjana adalah salah satu gelar yang didapatkan


setelah menamatkan masa pendidikan di bangku kuliah atau universitas tepatnya
Strata Satu (S1). Idealnya, seorang sarjana adalah sosok atau pribadi yang
memiliki ilmu pengetahuan tinggi serta keterampilan yang tinggi pula. Di mana,
ilmu pengetahuan dan keterampilan itu digunakan untuk berkiprah di tengah-
tengah masyarakat, atau dalam arti lain membangun masyarakat.

Sejatinya, eksistensi seorang sarjana tidak saja dibangun oleh


kemampuan intelektual, tetapi ia pun harus melengkapi dirinya dengan attitude
(sikap). Banyak kalangan saat ini yang mengatakan bahwa elemen penting
dalam aktualisasi (soft skills) atau kecerdasan emosinal adalah sikap (attitude).
Sikap merupakan aktualisasi dari pengetahuan dan penghayatan yang mewujud
dalam perilaku kita. Tidak mungkin seseorang bersikap ”A”, ”B”, ”C”, dan lain-lain
apabila ia tidak memiliki pengetahuan dan perasaan sebagai dasar untuk
bersikap. Sikap merupakan tindakan (action) yang terlebih dahulu melalui
pertimbangan-pertimbangan dalam diri atau jiwa. Stabilitas emosi, religiusitas
dan kecerdasan sosial merupakan tiga hal dalam memberikan pertimbangan
terhadap tindakan yang akan diambil.

SOFT SKILL

Apa ?

Konsep tentang soft skills sebenarnya merupakan pengembangan dari


konsep yang selama ini dikenal dengan istilah kecerdasan emosional (emotional
intelligence). Soft skills sendiri diartikan sebagai kemampuan diluar kemampuan
teknis dan akademis, yang lebih mengutamakan kemampuan intra dan
interpersonal.

2020 Etik Pusat Bahan Ajar dan eLearning


4 Sri Anah, S.E., M.M. http://www.mercubuana.ac.id
Secara garis besar soft skill bisa digolongkan ke dalam dua kategori :
intrapersonal dan interpersonal skills. Intrapersonal skills mencakup: self
awareness (self confident, self assessment, trait & preference, emotional
awareness) dan self skill ( improvement, self control, trust, worthiness,
time/source management, proactivity, conscience). Sedangkan interpersonal
skills mencakup social awareness (political awareness, developing others,
leveraging diversity, service orientation, empathy dan social skill
(leadership,influence, communication, conflict management, cooperation, team
work, synergy)

Pada proses rekrutasi karyawan, kompetensi teknis dan akademis (hard


skills) lebih mudah diseleksi. Kompetensi ini dapat langsung dilihat pada daftar
riwayat hidup, pengalaman kerja, indeks prestasi dan ketrampilan yang dikuasai.
Sedangkan untuk soft skills biasanya dievaluasi oleh psikolog melalui psikotes
dan wawancara mendalam. Interpretasi hasil psikotes, meskipun tidak dijamin
100% benar namun sangat membantu perusahaan dalam menempatkan ‘the
right person in the right place’.

Hampir semua perusahaan dewasa ini mensyaratkan adanya kombinasi


yang sesuai antara hard skill dan soft skill, apapun posisi karyawannya. Di
kalangan para praktisi SDM, pendekatan ala hard skills saja kini sudah
ditinggalkan. Percuma jika hard skills buruk, tetapi soft skillnya buruk. Hal ini bisa
dilihat pada iklan-iklan lowongan kerja berbagai perusahaan yang juga
mensyaratkan kemampuan soft skills, sepeti team work, kemampuan
komunikasi, dan interpersonal relationship, dalam job requirementnya. Saat
rekrutasi karyawan, perusahaan cenderung memilih calon yang memiliki
kepribadian lebih baik meskipun hard skill-nya lebih rendah. Alasannya
sederhana : memberikan pelatihan ketrampilan jauh lebih mudah daripada
pembentukan karakter. Bahkan kemudian muncul trend dalam strategi rekrutasi „
Recruit for Attitude, Train for Skill“.

Hal tersebut menunjukkan bahwa : hard skills merupakan faktor penting


dalam bekerja, namun keberhasilan seseorang dalam bekerja biasanya lebih
ditentukan oleh soft skill-nya yang baik.

2020 Etik Pusat Bahan Ajar dan eLearning


5 Sri Anah, S.E., M.M. http://www.mercubuana.ac.id
Psikolog kawakan, David McClelland bahkan berani berkata bahwa faktor
utama keberhasilan para eksekutif muda dunia adalah kepercayaan diri, daya
adaptasi, kepemimpinan dan kemampuan mempengaruhi orang lain. Yang tak
lain dan tak bukan merupakan soft skill.

Bagaimana ?

Para ahli manajemen percaya bahwa bila ada dua orang dengan bekal
hard skill yang sama, maka yang akan menang dan sukses di masa depan
adalah dia yang memiliki soft skill lebih baik. Mereka adalah benar-benar sumber
daya manusia unggul, yang tidak hanya semata memiliki hard skill baik tetapi
juga didukung oleh soft skill yang tangguh.

Pada posisi bawah, seorang karyawan tidak banyak menghadapai


masalah yang berkaitan dengan soft skill. Masalah soft skill biasanya menjadi
lebih kompleks ketika seseorang berada di posisi manajerial atau ketika dia
harus berinteraksi dengan banyak orang. Semakin tinggi posisi manajerial
seseorang di dalam piramida organisasi, maka soft skill menjadi semakin penting
baginya. Pada posisi ini dia akan dituntut untuk berinteraksi dan mengelola
berbagai orang dengan berbagai karakter kepribadian. Saat itulah kecerdasan
emosionalnya diuji.

Umumnya kelemahan dibidang soft skill berupa karakter yang melekat


pada diri seseorang. Butuh usaha keras untuk mengubahnya. Namun demikian
soft skill bukan sesuatu yang stagnan. Kemampuan ini bisa diasah dan
ditingkatkan seiring dengan pengalaman kerja. Ada banyak cara meningkatkan
soft skill. Salah satunya melalui learning by doing. Selain itu soft skill juga bisa
diasah dan ditingkatkan dengan cara mengikuti pelatihan-pelatihan maupun
seminar-seminar manajemen. Meskipun, satu cara ampuh untuk meningkatkan
soft skill adalah dengan berinteraksi dan melakukan aktivitas dengan orang lain
(dikutif dari media online).

2020 Etik Pusat Bahan Ajar dan eLearning


6 Sri Anah, S.E., M.M. http://www.mercubuana.ac.id
PRINSIP DASAR KEHIDUPAN

Soft skills3 atau kecerdasan emosional memiliki korelasi dengan prinsip-


prinsip dasar kehidupan.Ya…. hidup harus meiliki prinsip, karena prinsip itulah
yang akan menjadi pegangan dalam cara berpikir, cara merasa, dan cara
bertindak. Orang yang tidak memiliki prinsip biasanya cenderung mudah
dipengaruhi orang lain, sikapnya tidak jelas, mudah berprasangka, bahkan
mudah berpikir negatif.

Ada sepuluh (10) prinsip kehidupan4 yang bisa dijadikan sebagai


pegangan, yaitu:

1. Memiliki keimanan terhadap Tuhan. Keimanan menjadi pondasi terkuat


untuk menghadapi kerasnya kehidupan, terlepas agamanya apa.
Keimanan adalah sandaran vertikal-spirirtual yang bisa membangkitkan
kepercayaan diri dan menjadi rambu-rambu untuk menentukan yang baik
dan benar, halal atau haram, dan lain-lain.

2. Etika. Etika bisa dikatakan sebagai prinsip dasar dalam kehidupan


sehari-hari. Kita adalah zoon politicon, makhluk yang tidak bisa
melepaskan diri dari orang lain. Artinya, kita hidup, tumbuh dan
berkembang karena kita bermasyarakat, hidup bersama-sama dengan
orang lain. Kita tidak bisa memenuhi kebutuhan kita berdasarkan
kemampuan kita sendiri, tetapi kita bisa memenuhi kebutuhan dengan
bantuan orang lain. Ketika kita bersntuhan dengan orang lain itulah
diperlukan etika, baik etika dalam arti sempit (tingkah laku), maupun etika
dalam arti luas yaitu membangun diri dengan sikap-sikap yang
professional, cerdas dan bertanggung jawab.

3. Kejujuran dan integritas. Ada pepatah “ kejujuran adalah mata uang


yang berlaku di mana-mana”. Artinya kejujuran tak terbatasi ruang dan
waktu. Kejujuran tak lekang dimakan zaman, tak habis seiring waktu

3
Soft skill merupakan kecakapan yang dibutuhkan para professional untuk berhasil dalam bisns
dan kehidupan. Lihat: Brian Aprianto dan Fonny Arisandy, tt. Pedoman Lengkap Soft Skills, hal.
1.
4
Lihat http://darulikhsan.blogspot.co.id/2008/12/10-prinsip-dasar-kehidupan.html

2020 Etik Pusat Bahan Ajar dan eLearning


7 Sri Anah, S.E., M.M. http://www.mercubuana.ac.id
mengalir. Sama halnya dengan kejujuran, kita perlu memiliki integritas.
Dalam Kamus Bahasa Indonesia Purwadarminta, integritas adalah kata
benda: yang berarti kesempurnaan, kesatuan, keterpaduan, ketulusan.
Semua arti kata itu tepat sekali mendukung pembentukan sosok pribadi
manusia sesuai yang diharapkan yaitu manusia yang “paripurna” atau
secara sederhananya ialah manusia yang penuh dengan “kemuliaan”.
Ada sepuluh karakter yang ada pada lingkup integritas, yaitu:

a. Anda menyadari bahwa hal-hal kecil itu penting

Agar memiliki keunggulan integritas, anda tidak boleh


berbohong dalam hal-hal kecil; dan sebagai hasilnya, anda tidak
akan tergoda oleh hal-hal yang lebih besar- kekuasaan,
prestise, atau uang. Hal yang juga penting, sebagai morang
yang berintegritas, anda setia pada nilai moral internal anda,
bahkan bila itu berarti anda harus berhadapan dengan resiko
kehilangan tempat yang nyaman di dunia.

b. Anda menemukan yang benar (saat yang lain melihat warna


abu-abu).

Untuk mendapatkan keunggulan integritas, anda tidak boleh


mengambil keputusan sendiri. Anda mengajukan pertanyaan,
menerima saran, berefleksi, dan melihat jauh ke depan.
Ringkasnya, pastikan bahwa anda mengambil keputusan yang
tidak bertentangan dengan kode integritas pribadi.

c. Anda bertanggung jawab.

Untuk memiliki keunggulan integritas, anda sadar bahwa


pencarian integritas merupakan bagian yang integral dari
kepemimpinan. Anda bersikap terbuka dan jujur,
mengungkapkan cerita yang baik maupun yang buruk secara
lengkap. Anda berbagi semua informasi penting, tidak hanya
informasi yang menguntungkan anda. Anda mengaku ketika
berbuat salah, meminta maaf, dan memperbaikinya.

2020 Etik Pusat Bahan Ajar dan eLearning


8 Sri Anah, S.E., M.M. http://www.mercubuana.ac.id
d. Menciptakan budaya kepercayaan.

Dengan memiliki keunggulan integritas, Anda membantu


menciptakan lingkungan kerja yang benar, yakni lingkungan
yang tidak menguji integritas pribadi karyawan atau rekan kerja
anda. Anda memperkuat integritas itu melalui prinsip, control,
dan teladan pribadi. Dan Anda memberikan penghargaan
pribadi dalam segala tindakan mereka.

e. Anda menepati janji.

Karyawan tidak akan mengikuti kata-kata pemimpin yang tidak


mereka percayai. Atasan tidak akan mempekerjakan atau
mempromosikan pekerja yang tidak mereka percayai. Klien tidak
akan membeli produk dari pemasok yang tidak mereka percayai.
Untuk memperoleh keunggulan integritas, Anda perlu berlaku
penuh integritas, guna memperoleh kepercayaan.

f. Anda peduli terhadap kebaikan yang lebih besar

Untuk memiliki keunggulan integritas, Anda berkomitmen sangat


kuat untuk memberikan keuntungan terhadap organisasi tempat
anda bernaung. Anda memedulikan perusahaan, produk, serta
layanan anda, dan khususnya rekan satu tim anda. Melalui
kerja, Anda memperoleh perasaan tentang adanya tujuan yang
lebih dalam.

g. Anda jujur namun rendah hati.

Untuk memiliki keunggulan integritas, anda tidak


memproklamasikan kebaikan atau kejujuran anda. Itu seperti
menyombongkan kerendahan hati. Anda seharusnya membuat
tindakan anda berbicara lebih keras daripada kata-kata.

h. Anda bertindak sebagai sedang diawasi.

Untuk memiliki keunggulan integritas, anda perlu berfikir bahwa


setiap tindakan anda selalu diawasi. Anda perlu memastikan

2020 Etik Pusat Bahan Ajar dan eLearning


9 Sri Anah, S.E., M.M. http://www.mercubuana.ac.id
bahwa integritas anda itu diteruskan ke generasi-generasi
mendatang melalui teladan yang anda berikan.

i. Anda mempekerjakan Integritas.

Untuk memiliki keunggulan integritas, anda perlu


mempekerjakan dan mengelilingi diri anda dengan orang-orang
berintegritas tinggi. Anda mempromosikan orang yang
memperlihatkan kemampuan untuk dipercaya.

j. Anda konsisten.

Untuk memiliki keunggulan integritas, anda harus memiliki


konsistensi dan keterdugaan etis. Hidup anda mencerminkan
keutuhan dan keselarasan antara nilai dan tindakan anda.

4. Bertanggung Jawab.

Apapun yang kita lakukan harus bisa dipertanggung-jawabkan, entah itu


secara administratif di kantor, secara sosial di masyarakat, secara hukum
dalam institusi Negara, maupun secara moral-spiritual kepada Tuhan
YME. Janganlah jadi pengecut. Kita harus berani mempertanggung
jawabkan apapun yang kita lakukan dengan besar hati dan kepala tegak.

5. Hormat pada aturan dan hukum masyarakat. Kita menganal aturan yang
tertulis (positif) juga aturan atau hukum yang berlaku di masayarakat
(tidak tertulis). Kedua aturan itu sangat penting untuk memagari kita dari
perbuatan-perbuatan yang tidak patut atau melanggar aturan.

6. Hormat pada hak orang lain. Tidak ada kebebasan yang mutlak,
melainkan kebebasan kita dibatasi oleh hak orang lain. Janganlah atas
nama kebebasan justeru kita melanggar hak orang lain. Menghargai hak
orang lain adalah cermin bahwa kita berperadaban.

7. Cinta pada pekerjaan. Apapun posisi dan profesi kita, kita harus
mencintainya, sebab dari situlah kita akan mendapatkan buahnya.
Bekerja atau pekerjaan adalah sebuah proses yang teruys berlangsung
(dinamis), bisa jadi apa yang pertama kali kita rasakan “tidak betah” pada
satu pekerjaan, suatu hari justeru dicintainya. Jadi, mewujudkan cinta

2020 Etik Pusat Bahan Ajar dan eLearning


10 Sri Anah, S.E., M.M. http://www.mercubuana.ac.id
terhadap pekerjaan adalah sebuah proses dan pekerjaan yang tak
pernah mengenal kata berhenti.

8. Berusaha keras untuk menabung dan investasi. Perilaku gemar


menabung dan berinvestasi adalah menejemen positif dalam kehidupan.
Usia kita terbagi ke dalam tiga, bagian: anak-anak, produktif (bekerja),
dan tua (pensiun). Menabung merupakan bekal untuk hari depan,
sebagai investasi untuk membesarkan dan mendidik anak-anak, dan
lain.lain.

9. Mau bekerja keras. Dunia ini seakan-akan tak memberikan tempat


kepada orang yang leha-leha, yang kerjaannya hanya melamun. Kita
harus bekerja keras, kesempatan harus direbut, karena memang
persaingan sedemikian berat. Bekerja keras adalah pangkal dari
keberhasilan dan kesuksesan. Rasanya tidak ada suatu kisah sukses
orang lain tanpa terlebih dahulu bekerja keras.

10. Tepat waktu. Salah satu penyakit kita (umumnya orang Indonesia)
adalah “jam ngaret”, entah itu pergi ke kantor, ketemu dengan teman
yang sudah janjian, menghadiri rapat, dan lain-lain. Orang Barat
mengatakan waktu adalah uang (konsep kapitlis). Kita menyia-nyiakan
waktu, maka kira rugi (tidak mendapatkan apa-apa). Orang Arab
mengatakan waktu adalah pedang, artinya apabila kita menyia-nyiakan
waktu maka kepala kita ditebas pedang (rugi, bahkan cenderung
bahaya). Aturlah waktu sedemikian rupa sehingga waktu yang diberikan
Tuhan tidak menjadi sia-sia.

Dalam dunia yang penuh persaingan saat ini, bergelar sarjana saja tidak
cukup, tetapi harus dilengkapi dengan sikap professional. Yang dimaksud
profesional adalah orang yang memiliki profesi atau pekerjaan yang dilakukan
dengan memiliki kemampuan yang tinggi dan berpegang teguh kepada nilai
moral yang mengarahkan serta mendasari perbuatan. Atau definisi dari
profesional adalah orang yang hidup dengan cara mempraktekan suatu
keterampilan atau keahlian tertentu yang terlibat dengan suatu kegiatan menurut

2020 Etik Pusat Bahan Ajar dan eLearning


11 Sri Anah, S.E., M.M. http://www.mercubuana.ac.id
keahliannya. Jadi dapat disimpulkan profesional yaitu orang yang menjalankan
profesi sesuai dengan keahliannya5.

Secara teoretik, seseorang dikatakan professional apabila dalam dirinya


terdapat tiga hal penting, yaitu:

1. Skill, yang artinya orang tersebut harus benar-benar ahli di bidangnya.


2. Knowledge, yang artinya orang tersebut harus dapat menguasai,
minimalnya berwawasan menganai ilmu lain yang berkaitan dengan
bidangnya.
3. Attitude, yang artinya bukan hanya pintar, akan tapi harus memiliki etika
yang diterapkan didalam bidangnya.

Berdasarkan ketiga hal tersebut di atas, maka ciri-ciri professional dapat


dilihat dari:

1. Memiliki kemampuan dan pengetahuan yang tinggi.


2. Memiliki kode etik.
3. Memiliki tanggung jawab profesi serta integritas yang tinggi.
4. Memiliki jiwa pengabdian kepada masyarakat.
5. Memiliki kemampuan yang baik dalam perencanaan program kerja.
6. Menjadi anggota organisasi dari profesinya.

PENUTUP

Pembahasan di atas membawa kita kepada beberapa kesimpulan, yaitu:


Pertama, untuk meraih sukses (berhasil) tidak saja hanya berdasarkan
kemampuan intelektual (nalar), melainkan ditentukan pula (lebih banyak) oleh
kecerdasan emosi (emotional intelligence). Kedua, derivasi dari kecerdasan
emosi bermuara kepada attitude (sikap), dan sikap ini bisa dilihat dari sekian
banyak indikator atau klarakteristik orang yang memiliki integritas. Ketiga, ruang

5
Lihat http://www.pengertianku.net/2015/05/pengertian-profesional-dan-ciri-cirinya-
lengkap.html

2020 Etik Pusat Bahan Ajar dan eLearning


12 Sri Anah, S.E., M.M. http://www.mercubuana.ac.id
lingkup etika bukan saja pada makna atau arti yang sempit (etiket pergaulan),
melainkan etika dalam arti luas, yaitu pengembangan kepribadian dan
pengelolaan potensi.

Sukses tidaklah didapat melaui cara-cara yang instan, melainkan perlu


kerja keras dan proses yang panjang, mungkin sepanjang kehidupan kita.
Sukses merupakan kumpulan dari perbuatan dan tindakan kita yang cerdas
dalam mengenali berbagai tantangan kehidupan.

Referensi

Brian Aprianto dan Fonny Arisandy, tt. Pedoman Lengkap Soft Skills, Kunci
Sukses dalam Karier, Bisnis, dan Kehidupan Pribadi. Jakarta: PPM

Frans magnis Suseno, 1987. Etika Dasar, Masalah-Masalah Pokok Filsafat


Moral. Yogyakarta: Kanisius.

Primi Artiningrum, dkk., 2013. Etika dan Perilaku Profesional Sarjana. Jakarta:
Graha Ilmu.

http://www.pengertianku.net/2015/05/pengertian-profesional-dan-ciri-cirinya-
lengkap.html
http://darulikhsan.blogspot.co.id/2008/12/10-prinsip-dasar-kehidupan.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Etika

2020 Etik Pusat Bahan Ajar dan eLearning


13 Sri Anah, S.E., M.M. http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai