Anda di halaman 1dari 11

1

MODUL PERKULIAHAN

U002100010
Pendidikan Anti
Korupsi dan Etik UMB

SIKAP PROFESIONAL SARJANA


Dosen : Dr. Sujud Puji Nur Rahmat, S.Sn., M.Sn.

Abstrak Sub-CPMK

Banyak filosof yang menaruh perhatian


mendalam mengenai etika, misalnya
Aristoteles. Manusia tidak cukup hanya
memiliki kapasitas intelektual yang tinggi,
tetapi di sisi lain perlu diimbangi dengan
pengetahuan etik yang memadai. Gabungan
kedua unsur tersebut akan menciptakan
manusia atau pribadi yang matang dalam
pergaulan di lingkungannya dan pada tataran
yang lebih luas lagi, yakni sukses.
SIKAP PROFESIONAL SARJANA

Pengantar

Langkah pertama mencapai keberhasilan adalah


melakukan suatu perkerjaan kecil dengan sebaik-baiknya
dan dengan cara yang benar, hingga keberhasilan
dapat tercapai. Setelah itu lakukanlah
pada hal-hal yang lebih besar.1

Jika etika tidak dihormati dan ditegakkan dengan


profesionalisme yang kaya integritas, maka kedilan
dan ketertiban dalam organisasi menjadi berantakan
(Djajendra)

Banyak filosof yang menaruh perhatian mendalam mengenai etika 2, misalnya


Aristoteles. Manusia tidak cukup hanya memiliki kapasitas intelektual yang tinggi, tetapi di
sisi lain perlu diimbangi dengan pengetahuan etik yang memadai. Gabungan kedua unsur
tersebut akan menciptakan manusia atau pribadi yang matang dalam pergaulan di
lingkungannya dan pada tataran yang lebih luas lagi, masyarakat, bangsa dan negara.

Ada Pendapat yang mengatakan: ”orang modern adalah orang yang


berperadaban, dan orang yang berperadaban adalah orang yang beretika dan
beragama”. Dalam konteks ini, etika tidak dimaknai dalam arti sempit (etiket pergaulan),
tetapi dimaknai lebih luas yaitu menyangkut kepribadian dalam seluruh aspek kehidupan,
termasuk cara-cara menggapai cita-cita, keinginan, sukses dan lain-lain. Oleh karena itu,
Artiningrum dkk (2013) menyebut konsep etika sebagai membangun sikap
profesionalisme Sarjana.

Dilihat dari sejarah manusia, persoalan etika dengan segala cabangnya telah
diditeliti dan diperdalam sejak para filosof Yunani hingga saat ini. Etika pada dasarnya
adalah bagaimana cara membangun diri kita untuk menuju sukses. Menurut Frans
magnis Suseno (1987:13), etika dibutuhkan oleh manusia untuk mnjawab persoalan
fundamental, yaitu bagaimana saya harus hidup dan bertindak. Etika berkaitan dengan

1
Lihat http://sarjanaspdi.blogspot.co.id/
2
Etika (Yunani Kuno: "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan") adalah sebuah sesuatu di mana dan
bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai
standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik,
buruk, dan tanggung jawab.[butuh rujukan. St. John of Damascus (abad ke-7 Masehi) menempatkan etika
di dalam kajian filsafat praktis (practical philosophy). Lihat: https://id.wikipedia.org/wiki/Etika

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


2 Dr. Dadan Anugrah, M.Si.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
manajemen waktu, menyelesaikan pekerjaan dengan skala prioritas, motivasi untuk
mencapai prestasi puncak, memilah-milah tujuan sesuai dengan alokasi waktu, cara
mengendalikan pikiran (berpikir positif), cara komunikasi efektif, dan lain-lain.

Misalnya, tidak mungkin seseorang mencapai sukses apabila yang bersangkutan


tidak memiliki tujuan dan bagaimana cara-cara memperoleh tujuan tersebut, termasuk ia
akan gagal apabila tidak memiliki motivasi yang kuat untuk mencapai tujuan tersebut.
Selama ini, kita senantiasa beranggapan bahwa faktor kesuksesan adalah intelektualitas
(kemampuan nalar). Tetapi banyak pakar berpendapat bahwa intelektualitas, bahkan
uang sekali pun tidak menjamin seseorang sukses. Intelektualitas dan keterampilan
(skills) oleh banyak para pakar disebut dengan hard skill, sedangkan di sisi lain ada yang
disebut soft skills, mencakup kecerdasan emosional (emotional intelligence). Soft skills
sendiri diartikan sebagai kemampuan diluar kemampuan teknis dan akademis, yang lebih
mengutamakan kemampuan intra dan interpersonal. Berdasarkan penelitian di Harvard
University Amerika Serikat ternyata kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata
oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skills) saja, tetapi lebih oleh kemampuan
mengelola diri dan orang lain (soft skills). Penelitian ini pun mengungkapkan, kesuksesan
hanya ditentukan sekitar 20% oleh hard skills dan sisanya 80% oleh soft skills.
Adakalanya orang sukses karena ia mampu menjalin hubungan (relationship), membuat
jejaring dan menjaga hubungan baik dengan orang lain (human relations).

Sarjana

Secara sederhana, sarjana adalah salah satu gelar yang didapatkan setelah
menamatkan masa pendidikan di bangku kuliah atau universitas tepatnya Strata Satu (S1).
Idealnya, seorang sarjana adalah sosok atau pribadi yang memiliki ilmu pengetahuan tinggi
serta keterampilan yang tinggi pula. Di mana, ilmu pengetahuan dan keterampilan itu
digunakan untuk berkiprah di tengah-tengah masyarakat, atau dalam arti lain membangun
masyarakat.

Sejatinya, eksistensi seorang sarjana tidak saja dibangun oleh kemampuan


intelektual, tetapi ia pun harus melengkapi dirinya dengan attitude (sikap). Banyak kalangan
saat ini yang mengatakan bahwa elemen penting dalam aktualisasi (soft skills) atau
kecerdasan emosinal adalah sikap (attitude). Sikap merupakan aktualisasi dari
pengetahuan dan penghayatan yang mewujud dalam perilaku kita. Tidak mungkin
seseorang bersikap ”A”, ”B”, ”C”, dan lain-lain apabila ia tidak memiliki pengetahuan dan
perasaan sebagai dasar untuk bersikap. Sikap merupakan tindakan (action) yang terlebih

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


3 Dr. Dadan Anugrah, M.Si.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
dahulu melalui pertimbangan-pertimbangan dalam diri atau jiwa. Stabilitas emosi,
religiusitas dan kecerdasan sosial merupakan tiga hal dalam memberikan pertimbangan
terhadap tindakan yang akan diambil.

Soft Skill

Apa ?

Konsep tentang soft skills sebenarnya merupakan pengembangan dari konsep


yang selama ini dikenal dengan istilah kecerdasan emosional (emotional intelligence).
Soft skills sendiri diartikan sebagai kemampuan diluar kemampuan teknis dan akademis,
yang lebih mengutamakan kemampuan intra dan interpersonal.

Secara garis besar soft skill bisa digolongkan ke dalam dua kategori :
intrapersonal dan interpersonal skills. Intrapersonal skills mencakup: self awareness (self
confident, self assessment, trait & preference, emotional awareness) dan self skill
( improvement, self control, trust, worthiness, time/source management, proactivity,
conscience). Sedangkan interpersonal skills mencakup social awareness (political
awareness, developing others, leveraging diversity, service orientation, empathy dan
social skill (leadership,influence, communication, conflict management, cooperation, team
work, synergy)

Pada proses rekrutasi karyawan, kompetensi teknis dan akademis (hard skills)
lebih mudah diseleksi. Kompetensi ini dapat langsung dilihat pada daftar riwayat hidup,
pengalaman kerja, indeks prestasi dan ketrampilan yang dikuasai. Sedangkan untuk soft
skills biasanya dievaluasi oleh psikolog melalui psikotes dan wawancara mendalam.
Interpretasi hasil psikotes, meskipun tidak dijamin 100% benar namun sangat membantu
perusahaan dalam menempatkan ‘the right person in the right place’.

Hampir semua perusahaan dewasa ini mensyaratkan adanya kombinasi yang


sesuai antara hard skill dan soft skill, apapun posisi karyawannya. Di kalangan para
praktisi SDM, pendekatan ala hard skills saja kini sudah ditinggalkan. Percuma jika hard
skills buruk, tetapi soft skillnya buruk. Hal ini bisa dilihat pada iklan-iklan lowongan kerja
berbagai perusahaan yang juga mensyaratkan kemampuan soft skills, seperti team work,
kemampuan komunikasi, dan interpersonal relationship, dalam job requirementnya. Saat
rekrutasi karyawan, perusahaan cenderung memilih calon yang memiliki kepribadian lebih
baik meskipun hard skill-nya lebih rendah. Alasannya sederhana : memberikan pelatihan

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


4 Dr. Dadan Anugrah, M.Si.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
ketrampilan jauh lebih mudah daripada pembentukan karakter. Bahkan kemudian muncul
trend dalam strategi rekrutasi „ Recruit for Attitude, Train for Skill“.

Hal tersebut menunjukkan bahwa: hard skills merupakan faktor penting dalam
bekerja, namun keberhasilan seseorang dalam bekerja biasanya lebih ditentukan oleh
soft skill-nya yang baik.

Psikolog kawakan, David McClelland bahkan berani berkata bahwa faktor utama
keberhasilan para eksekutif muda dunia adalah kepercayaan diri, daya adaptasi,
kepemimpinan dan kemampuan mempengaruhi orang lain. Yang tak lain dan tak bukan
merupakan soft skill.

Bagaimana ?

Para ahli manajemen percaya bahwa bila ada dua orang dengan bekal hard skill
yang sama, maka yang akan menang dan sukses di masa depan adalah dia yang
memiliki soft skill lebih baik. Mereka adalah benar-benar sumber daya manusia unggul,
yang tidak hanya semata memiliki hard skill baik tetapi juga didukung oleh soft skill yang
tangguh.

Pada posisi bawah, seorang karyawan tidak banyak menghadapai masalah yang
berkaitan dengan soft skill. Masalah soft skill biasanya menjadi lebih kompleks ketika
seseorang berada di posisi manajerial atau ketika dia harus berinteraksi dengan banyak
orang. Semakin tinggi posisi manajerial seseorang di dalam piramida organisasi, maka
soft skill menjadi semakin penting baginya. Pada posisi ini dia akan dituntut untuk
berinteraksi dan mengelola berbagai orang dengan berbagai karakter kepribadian. Saat
itulah kecerdasan emosionalnya diuji.

Umumnya kelemahan dibidang soft skill berupa karakter yang melekat pada diri
seseorang. Butuh usaha keras untuk mengubahnya. Namun demikian soft skill bukan
sesuatu yang stagnan. Kemampuan ini bisa diasah dan ditingkatkan seiring dengan
pengalaman kerja. Ada banyak cara meningkatkan soft skill. Salah satunya melalui
learning by doing. Selain itu soft skill juga bisa diasah dan ditingkatkan dengan cara
mengikuti pelatihan-pelatihan maupun seminar-seminar manajemen. Meskipun, satu cara
ampuh untuk meningkatkan soft skill adalah dengan berinteraksi dan melakukan aktivitas
dengan orang lain..

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


5 Dr. Dadan Anugrah, M.Si.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Prinsip Dasar Kehidupan

Soft skills3 atau kecerdasan emosional memiliki korelasi dengan prinsip-prinsip


dasar kehidupan.Ya…. hidup harus meiliki prinsip, karena prinsip itulah yang akan
menjadi pegangan dalam cara berpikir, cara merasa, dan cara bertindak. Orang yang
tidak memiliki prinsip biasanya cenderung mudah dipengaruhi orang lain, sikapnya tidak
jelas, mudah berprasangka, bahkan mudah berpikir negatif.

Terdapat sepuluh (10) prinsip kehidupan4 yang dapat dijadikan sebagai pegangan,
yaitu:

1. Memiliki keimanan terhadap Tuhan. Keimanan menjadi pondasi terkuat untuk


menghadapi kerasnya kehidupan, terlepas agamanya apa. Keimanan adalah
sandaran vertikal-spirirtual yang bisa membangkitkan kepercayaan diri dan
menjadi rambu-rambu untuk menentukan yang baik dan benar, halal atau haram,
dan lain-lain.

2. Etika. Etika bisa dikatakan sebagai prinsip dasar dalam kehidupan sehari-hari.
Kita adalah zoon politicon, makhluk yang tidak bisa melepaskan diri dari orang
lain. Artinya, kita hidup, tumbuh dan berkembang karena kita bermasyarakat,
hidup bersama-sama dengan orang lain. Kita tidak bisa memenuhi kebutuhan kita
berdasarkan kemampuan kita sendiri, tetapi kita bisa memenuhi kebutuhan
dengan bantuan orang lain. Ketika kita bersntuhan dengan orang lain itulah
diperlukan etika, baik etika dalam arti sempit (tingkah laku), maupun etika dalam
arti luas yaitu membangun diri dengan sikap-sikap yang professional, cerdas dan
bertanggung jawab.

3. Kejujuran dan integritas. Ada pepatah “ kejujuran adalah mata uang yang berlaku
di mana-mana”. Artinya kejujuran tak terbatasi ruang dan waktu. Kejujuran tak
lekang dimakan zaman, tak habis seiring waktu mengalir. Sama halnya dengan
kejujuran, kita perlu memiliki integritas. Dalam Kamus Bahasa Indonesia
Purwadarminta, integritas adalah kata benda: yang berarti kesempurnaan,

3
Soft skill merupakan kecakapan yang dibutuhkan para professional untuk berhasil dalam bisns dan
kehidupan. Lihat: Brian Aprianto dan Fonny Arisandy, tt. Pedoman Lengkap Soft Skills, hal. 1.
4
Lihat http://darulikhsan.blogspot.co.id/2008/12/10-prinsip-dasar-kehidupan.html

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


6 Dr. Dadan Anugrah, M.Si.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
kesatuan, keterpaduan, ketulusan. Semua arti kata itu tepat sekali mendukung
pembentukan sosok pribadi manusia sesuai yang diharapkan yaitu manusia yang
“paripurna” atau secara sederhananya ialah manusia yang penuh dengan
“kemuliaan”. Ada sepuluh karakter yang ada pada lingkup integritas, yaitu:

a. Anda menyadari bahwa hal-hal kecil itu penting

Agar memiliki keunggulan integritas, anda tidak boleh berbohong dalam


hal-hal kecil; dan sebagai hasilnya, anda tidak akan tergoda oleh hal-hal
yang lebih besar- kekuasaan, prestise, atau uang. Hal yang juga penting,
sebagai morang yang berintegritas, anda setia pada nilai moral internal
anda, bahkan bila itu berarti anda harus berhadapan dengan resiko
kehilangan tempat yang nyaman di dunia.

b. Anda menemukan yang benar (saat yang lain melihat warna abu-abu).

Untuk mendapatkan keunggulan integritas, anda tidak boleh mengambil


keputusan sendiri. Anda mengajukan pertanyaan, menerima saran,
berefleksi, dan melihat jauh ke depan. Ringkasnya, pastikan bahwa anda
mengambil keputusan yang tidak bertentangan dengan kode integritas
pribadi.

c. Anda bertanggung jawab.

Untuk memiliki keunggulan integritas, anda sadar bahwa pencarian


integritas merupakan bagian yang integral dari kepemimpinan. Anda
bersikap terbuka dan jujur, mengungkapkan cerita yang baik maupun
yang buruk secara lengkap. Anda berbagi semua informasi penting, tidak
hanya informasi yang menguntungkan anda. Anda mengaku ketika
berbuat salah, meminta maaf, dan memperbaikinya.

d. Menciptakan budaya kepercayaan.

Dengan memiliki keunggulan integritas, Anda membantu menciptakan


lingkungan kerja yang benar, yakni lingkungan yang tidak menguji
integritas pribadi karyawan atau rekan kerja anda. Anda memperkuat
integritas itu melalui prinsip, control, dan teladan pribadi. Dan Anda
memberikan penghargaan pribadi dalam segala tindakan mereka.

e. Anda menepati janji.

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


7 Dr. Dadan Anugrah, M.Si.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Karyawan tidak akan mengikuti kata-kata pemimpin yang tidak mereka
percayai. Atasan tidak akan mempekerjakan atau mempromosikan
pekerja yang tidak mereka percayai. Klien tidak akan membeli produk
dari pemasok yang tidak mereka percayai. Untuk memperoleh
keunggulan integritas, Anda perlu berlaku penuh integritas, guna
memperoleh kepercayaan.

f. Anda peduli terhadap kebaikan yang lebih besar

Untuk memiliki keunggulan integritas, Anda berkomitmen sangat kuat


untuk memberikan keuntungan terhadap organisasi tempat anda
bernaung. Anda memedulikan perusahaan, produk, serta layanan anda,
dan khususnya rekan satu tim anda. Melalui kerja, Anda memperoleh
perasaan tentang adanya tujuan yang lebih dalam.

g. Anda jujur namun rendah hati.

Untuk memiliki keunggulan integritas, anda tidak memproklamasikan


kebaikan atau kejujuran anda. Itu seperti menyombongkan kerendahan
hati. Anda seharusnya membuat tindakan anda berbicara lebih keras
daripada kata-kata.

h. Anda bertindak sebagai sedang diawasi.

Untuk memiliki keunggulan integritas, anda perlu berfikir bahwa setiap


tindakan anda selalu diawasi. Anda perlu memastikan bahwa integritas
anda itu diteruskan ke generasi-generasi mendatang melalui teladan
yang anda berikan.

i. Anda mempekerjakan Integritas.

Untuk memiliki keunggulan integritas, anda perlu mempekerjakan dan


mengelilingi diri anda dengan orang-orang berintegritas tinggi. Anda
mempromosikan orang yang memperlihatkan kemampuan untuk
dipercaya.

j. Anda konsisten.

Untuk memiliki keunggulan integritas, anda harus memiliki konsistensi


dan keterdugaan etis. Hidup anda mencerminkan keutuhan dan
keselarasan antara nilai dan tindakan anda.

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


8 Dr. Dadan Anugrah, M.Si.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
4. Bertanggung Jawab.

Apapun yang kita lakukan harus bisa dipertanggung-jawabkan, entah itu secara
administratif di kantor, secara sosial di masyarakat, secara hukum dalam institusi
Negara, maupun secara moral-spiritual kepada Tuhan YME. Janganlah jadi
pengecut. Kita harus berani mempertanggung jawabkan apapun yang kita lakukan
dengan besar hati dan kepala tegak.

5. Hormat pada aturan dan hukum masyarakat. Kita menganal aturan yang tertulis
(positif) juga aturan atau hukum yang berlaku di masayarakat (tidak tertulis).
Kedua aturan itu sangat penting untuk memagari kita dari perbuatan-perbuatan
yang tidak patut atau melanggar aturan.

6. Hormat pada hak orang lain. Tidak ada kebebasan yang mutlak, melainkan
kebebasan kita dibatasi oleh hak orang lain. Janganlah atas nama kebebasan
justeru kita melanggar hak orang lain. Menghargai hak orang lain adalah cermin
bahwa kita berperadaban.

7. Cinta pada pekerjaan. Apapun posisi dan profesi kita, kita harus mencintainya,
sebab dari situlah kita akan mendapatkan buahnya. Bekerja atau pekerjaan
adalah sebuah proses yang teruys berlangsung (dinamis), bisa jadi apa yang
pertama kali kita rasakan “tidak betah” pada satu pekerjaan, suatu hari justeru
dicintainya. Jadi, mewujudkan cinta terhadap pekerjaan adalah sebuah proses
dan pekerjaan yang tak pernah mengenal kata berhenti.

8. Berusaha keras untuk menabung dan investasi. Perilaku gemar menabung dan
berinvestasi adalah menejemen positif dalam kehidupan. Usia kita terbagi ke
dalam tiga, bagian: anak-anak, produktif (bekerja), dan tua (pensiun). Menabung
merupakan bekal untuk hari depan, sebagai investasi untuk membesarkan dan
mendidik anak-anak, dan lain.lain.

9. Mau bekerja keras. Dunia ini seakan-akan tak memberikan tempat kepada orang
yang leha-leha, yang kerjaannya hanya melamun. Kita harus bekerja keras,
kesempatan harus direbut, karena memang persaingan sedemikian berat.
Bekerja keras adalah pangkal dari keberhasilan dan kesuksesan. Rasanya tidak
ada suatu kisah sukses orang lain tanpa terlebih dahulu bekerja keras.

10. Tepat waktu. Salah satu penyakit kita (umumnya orang Indonesia) adalah “jam
ngaret”, entah itu pergi ke kantor, ketemu dengan teman yang sudah janjian,
menghadiri rapat, dan lain-lain. Orang Barat mengatakan waktu adalah uang
(konsep kapitlis). Kita menyia-nyiakan waktu, maka kira rugi (tidak mendapatkan

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


9 Dr. Dadan Anugrah, M.Si.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
apa-apa). Orang Arab mengatakan waktu adalah pedang, artinya apabila kita
menyia-nyiakan waktu maka kepala kita ditebas pedang (rugi, bahkan cenderung
bahaya). Aturlah waktu sedemikian rupa sehingga waktu yang diberikan Tuhan
tidak menjadi sia-sia.

Sikap Profesional Sarjana

Dalam dunia yang penuh persaingan saat ini, bergelar sarjana saja tidak cukup,
tetapi harus dilengkapi dengan sikap professional. Yang dimaksud profesional adalah
orang yang memiliki profesi atau pekerjaan yang dilakukan dengan memiliki kemampuan
yang tinggi dan berpegang teguh kepada nilai moral yang mengarahkan serta mendasari
perbuatan. Atau definisi dari profesional adalah orang yang hidup dengan cara
mempraktekan suatu keterampilan atau keahlian tertentu yang terlibat dengan suatu
kegiatan menurut keahliannya. Jadi dapat disimpulkan profesional yaitu orang yang
menjalankan profesi sesuai dengan keahliannya5.

Dalam pandangan Sobur (2014:661), mengaitkan professional dan


profesionalisme sebagai faktor kompetensi yang dimiliki oleh seseorang dalam
menyelesaikan pekerjaan. Profesional adalah memiliki keahlian yang ditujukan untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan dengan didasarkan pada kemampuan teoretik-konseptual
dan praktikal. Sikap professional adalah sikap yang penuh tanggung jawab, pantang
menyerah, ulet serta memiliki tanggung jawab tinggi.

Secara teoretik, seseorang dikatakan professional apabila dalam dirinya terdapat


tiga hal penting, yaitu:

1. Skill, yang artinya orang tersebut harus benar-benar ahli di bidangnya.


2. Knowledge, yang artinya orang tersebut harus dapat menguasai, minimalnya
berwawasan menganai ilmu lain yang berkaitan dengan bidangnya.
3. Attitude, yang artinya bukan hanya pintar, akan tapi harus memiliki etika yang
diterapkan didalam bidangnya.
Berdasarkan ketiga hal tersebut di atas, maka ciri-ciri professional dapat dilihat
dari beberapa aspek:

1. Memiliki kemampuan dan pengetahuan yang tinggi.


2. Memiliki kode etik.
3. Memiliki tanggung jawab profesi serta integritas yang tinggi.
5
Lihat http://www.pengertianku.net/2015/05/pengertian-profesional-dan-ciri-cirinya-lengkap.html

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


10 Dr. Dadan Anugrah, M.Si.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
4. Memiliki jiwa pengabdian kepada masyarakat.
5. Memiliki kemampuan yang baik dalam perencanaan program kerja.
6. Menjadi anggota organisasi dari profesinya.

Penutup

Pembahasan di atas membawa kita kepada beberapa kesimpulan, yaitu:


Pertama, untuk meraih sukses (berhasil) tidak saja hanya berdasarkan kemampuan
intelektual (nalar), melainkan ditentukan pula (lebih banyak) oleh kecerdasan emosi
(emotional intelligence). Kedua, derivasi dari kecerdasan emosi bermuara kepada
attitude (sikap), dan sikap ini bisa dilihat dari sekian banyak indikator atau klarakteristik
orang yang memiliki integritas. Ketiga, ruang lingkup etika bukan saja pada makna atau
arti yang sempit (etiket pergaulan), melainkan etika dalam arti luas, yaitu pengembangan
kepribadian dan pengelolaan potensi.

Sukses tidaklah didapat melaui cara-cara yang instan, melainkan perlu kerja keras
dan proses yang panjang, mungkin sepanjang kehidupan kita. Sukses merupakan
kumpulan dari perbuatan dan tindakan kita yang cerdas dalam mengenali berbagai
tantangan kehidupan.

Referensi

Brian Aprianto dan Fonny Arisandy, tt. Pedoman Lengkap Soft Skills, Kunci Sukses
dalam Karier, Bisnis, dan Kehidupan Pribadi. Jakarta: PPM

Frans magnis Suseno, 1987. Etika Dasar, Masalah-Masalah Pokok Filsafat Moral.
Yogyakarta: Kanisius.

Primi Artiningrum, dkk., 2013. Etika dan Perilaku Profesional Sarjana. Jakarta: Graha
Ilmu.

http://www.pengertianku.net/2015/05/pengertian-profesional-dan-ciri-cirinya-lengkap.html
http://darulikhsan.blogspot.co.id/2008/12/10-prinsip-dasar-kehidupan.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Etika

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


11 Dr. Dadan Anugrah, M.Si.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai