Anda di halaman 1dari 21

Modul ke:

04 Fakultas
Pemodelan Sistem
Konsep Dasar Sistem Simulasi
Fakultas
Teknologi
Industri
Program Studi
Teknik Industri
Letakkan foto Terbaik anda disini
Achmad Husnur, ST., MT.

Pembuka Daftar Pustaka Akhiri Presentasi


Kompetensi

Mahasiswa mampu memahami:


• Struktur dasar model simulasi
• Menjelaskan langkah langkah simulasi
• Melakukan validasi model
• Melakukan simulasi manual pada sistem
sederhana
Overview

Struktur Dasar
Model Simulasi

Langkah - langkah
Simulasi
Struktur Dasar Model Simulasi
Modul 4
Pemodelan dan Simulasi Sistem Industri
Building Block
Sebelum membangun model hal pertama yang dilakukan dan
dipahami adalah tentang struktur building block dari mana
model tersebut akan dibentuk. Tingkat kompleksitas dari suatu
model pada dasarnya setiap strukturnya dapat dikatakan
sederhana. Secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut:
E = f (Xi , Yj)
Dimana
E = efek performansi sistem
Xi = variabel dan parameter yang dapat dikontrol
Yj = variabel dan parameter yang tidak dapat dikontrol
f = hubungan antara Xi dan Yj yang menghasilkan E
Unsur Model
Setiap model pada umumnya akan terdiri dari beberapa unsur antara lain:
1. Komponen model: suatu entitas yang membangun model dan entitas tersebut
didefinisikan sebagai objek sistem yang menjadi pokok perhatian.
2. Variabel: nilai yang selau dapat berubah.
3. Parameter: nilai yang tetap, tapi dapat berubah di waktu yang lain.
4. Hubungan fungsional: memberikan keterkaitan antara komponen-komponen
model.
5. Konstrain: batasab dari masalah yang dihadapi.

Contohnya adalah sistem inventory dimana beberapa komponen sistem inventory


diantaranya adalah:
• Produksi
• Kebutuhan
• Inventory awal
• Inventory akhir
Diagram Sebab Akibat
Inventory Akhir = Inventory Awal + Produksi - Kebutuhan

+ Inventory -
Produksi
Akhir Kebutuhan

+
Inventory
Awal
Langkah – langkah Simulasi
Modul 4
Pemodelan dan Simulasi Sistem Industri
Penjabaran Langkah Simulasi
1. Pendefinisian sistem
– Langkah dalam tahap ini antara lain penentuan batasan sistem dan
identifikasi variable yang paling berpengaruh.
2. Formulasi model
– Perumusan antara keterkaitan antar komponen komponen model.
3. Pengambilan data
– Melakukan identifikasi data-data yang diperlukan oleh model sesuai
tujuan pembuatan model.
4. Pembuatan model
– Dalam penyusunan model perlu disesuaikan dengan jenis bahasa
simulasi yang akan digunakan.
5. Verifikasi model
– Merupakan proses pengecekan terhadap model apakah sudah bebas
dari eror
Penjabaran Langkah Simulasi Lanj.
6. Validasi model
Merupakan tahap pengujian model untuk menentukan apakah model yang
dirancang sudah dapat mewakili atau sesuai dengan sistem nyata. Dua
cara pengujian model antara lain
a. Perbandingan rata-rata (mean comparison)

Dimana
= Nilai rata-rata hasil simulasi
= Nilai rata-rata data actual
Model dianggap valid jika ≤ 5%
Penjabaran Langkah Simulasi Lanj.
b. Perbandingan variasi amplitude
Membandingkan variasi antara output simulasi dan data historis yang
tersedia, terdapat perhitungan stardard deviasi model ( dan standard
deviasi historis (. Kedua standard deviasi ini lalu dibandingkan dengan
menggunakan “percent error in the variation” atau dengan rumus
seperti dibawah:

Model dianggap valid jika ≤ 30%


Penjabaran Langkah Simulasi Lanj.
7. Skenario
Penyusunan scenario terhadap model dimana setelah valid maka tahap
selanjutnya adalah membuat beberapa scenario atau eksperimen untuk
memperbaiki kinerja sistem sesuai dengan keinginan. Jenis scenario dapat
antara lain:
a. Skenario parameter dilakukan dengan mengubah nilai parameter
model. Scenario jenios ini relative mudah dilakukan karena hanya
malakukan perubahan terhadap nilai paremeter model dan melihat
dampaknya terhadap output model.
b. Skenario struktur dilakukan dengan mengubah struktur dari model itu
sendiri. Scenario jenis ini diperlukan pengetahuan yang cukup tentang
sistem agar struktur baru yang diusulkan dapat memperbaiki kinerja
sistem.
Penjabaran Langkah Simulasi Lanj.
8. Interpretasi model
– Proses ini merupakan penarikan kesimpulan dari
hasil output model simulasi.
9. Implementasi
– Merupakan penerapan model pada sistem.
10.Dokumentasi
– Merupakan proses penyimpanan hasil output
model.
Contoh Model Simulasi No.1
Sejumlah suku cadang datang pada sebuah mesin untuk diproses
dan setelah keluar dari mesin tersebut, suku cadang akan
menjadi barang jadi. Jika suku cadang tersebut datang pada
mesin dan mesin dalam keadaan idle maka suku cadang akan
diproses oleh mesin. Jika suku cadang datang pada saat mesin
sedang busy atau memproses suku cadang lain maka suku cadang
ini akan memasuki antrian
Arriving Parts Machine Finish Parts

Queue
Contoh Model Simulasi No.1 Lanj.
Setelah dilakukan penggambaran terhadap sistem maka langkah selanjutnya
adalah:
• Spesifikasi aspek-aspek numberik (pengumpulan data)
• Tentukan periode simulasi (kapan simulasi dimulai dan kapan simulasi
berakhir)
Part Arrival Inter Arrival Service Time Finish Time Delay in Queue
Number Time Time (m) (m) (m)
(m) (m)

1 0.00 6.84 4.58 4.58 -


2 6.84 2.40 2.96 6.84+2.96 = 9.8 -
3 9.24 2.70 5.86 9.8+5.8= 15.66 9.8-9.24= 0.54
4 11.94 2.59 3.21 15.66+3.21= 18.87 15-11.94= 3.06

5 14.53 0.73 3.11 18.87+3.11= 21.98 15-14.53= 0.47


Contoh Model Simulasi No.1 Lanj.
• Pertama kita tentukan periode simulasi misalnya adalah selama 15 menit,
maka proses perhitungannya adalah sebagai berikut:
– Total produksi = 2 part (p1 dan p2)
– Average delay in queue = = 0.19
– Maximum delay in queue = 0.56
– Average flow time = = 3.77
– Maximum flow time = 4.58
– Busy time = B(t) = 4.58 + (9.8 – 6.84) + (15 – 9.8) = 12.74
– Utilisasi mesin = = = 0.85
– Maximum number of part in queue = 2 parts (parts yang belum di
proses di menit ke 15)
Contoh Model Simulasi No. 2
Perusahaan pompa Baru memenang tender untuk pembuatan pompa air. Jika
diketahui kapasitas produksi pompa air = 100 unit/shift. Perusahaan akan
memproduksi pompa air sebesar 200 unit jika inventory awal d” 50 unit.
Kebutuhan pompa air fluktuatif antara 80-130 unit/hari. Jika dilakukan
pengamatan selama 5 hari kerja dengan kebutuhan yang acak. Maka tentukan
kapan diperlukan shift tambahan jika diinginkan agar inventory awal e” 50
unit.
Inventory Akhir = Inventory Awal + Produksi - Kebutuhan

Day Inventory Awal Kebutuhan Produksi Inventory Akhir


1 100 120 100 80
2 80 110 100 70
3 70 130 100 40
4 40 130 200 110
5 110 80 100 130
Contoh Model Simulasi No. 2 Lanj.

Dari table diatas dapat dilihat bahwa diperlukan


shift tambahan pada hari ke empat dan dihari
tersebut harus dilakukan produksi sebanyak 200
unit pompa air sehingga diperlukan shift
tambahan.
Diskusi Kelompok
1. Dari contoh nomor 1 jika periode simulasi diperpanjang 20 menit
bagaimana dampak terhadap variabel-variabel tersebut
DAFTAR PUSTAKA
• Suryani, Erma. (2006). Pemodelan & Simulasi. Yogyakarta:
Graha Ilmu
• Ristono, Agus. (2011). Pemodelan Sistem. Yogyakarta: Graha
Ilmu
Terima Kasih
Terima Kasih
Achmad Husnur, ST., MT.

Anda mungkin juga menyukai