BISNIS
INTERNASIONAL
04
Ekonomi & Manajemen Dr Deden Kurniawan, SH, MH, ME
W311700010
Bisnis
Abstract Kompetensi
Pengertian dan memahami Mahasiswa mampu memahami
etika dan tanggung jawab dan menjelaskan tentang etika
sosial dalam bisnis dan tanggung jawab sosial
internasional. dalam bisnis internasional.
Materi Bahasan:
Etika dan tanggung jawab sosial dalam bisnis internasional.
Bisnis Internasional
1 Dr Deden Kurniawan, SH, MH, ME
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id 1
Pendahuluan
Bisnis Internasional
2 Dr Deden Kurniawan, SH, MH, ME
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id 2
Pelanggaran etika bisnis akan melemahkan daya saing industri nasional
secara global. Kecenderungan semakin banyaknya pelanggaran etika bisnis
membuat keprihatinan banyak pihak karena perilaku yang mengabaikan etika
bisnis akan membawa kerugian, tidak saja bagi masyarakat tetapi secara makro
berdampak terhadap tatanan ekonomi nasional. Apabila moral merupakan sesuatu
yang mendorong orang untuk melakukan kebaikan, maka etika bertindak sebagai
rambu-rambu bagi adanya kesepakatan secara sukarela dari semua anggota suatu
kelompok dalam hal ini pelaku bisnis yang bermoral akan mampu mengembangkan
etika yang menjamin kegiatan bisnis yang seimbang, selaras, dan serasi. Etika
akan membimbing dan mengingatkan anggotanya kepada suatu tindakan yang
terpuji (good conduct) yang harus selalu dipatuhi dan dilaksanakan, serta
berevolusi dan bertranformasi seiring dengan dinamika perubahan.
Etika (Yunani Kuno ethikos berarti timbul dari kebiasaan) menurut Wahyu
dan Ostaria (2006) adalah cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau
kualitas. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik,
buruk, dan tanggung jawab.Etika adalah ilmu yang berkenaan tentang yang buruk
dan tentang hak dan kewajiban moral. Menurut Bekum (2004) etika dapat
didefinisikan sebagai seperangkat prinsip moral yang membedakan yang baik dari
yang buruk. Etika adalah bidang ilmu yang bersifat normatif karena ia berperan
menentukan apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan oleh seorang
individu.
Bisnis Internasional
3 Dr Deden Kurniawan, SH, MH, ME
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id 3
Untuk memahami pengertian etika secara praktis, diperlukan usaha
memperbandingkan etika dengan moralitas. Etika maupun moralitas sering
diperlakukan sama sejajar dalam memberi arti terhadap sebuah peristiwa interaksi
antar manusia. Pertama, etika berasal dari kata Yunani ethos, bentuk jamaknya (ta
etha) berarti adat istiadat. Berarti etika berhubungan dengan kebaikan hidup,
kebiasaan atau karakter baik terhadap seseorang, masyarakat atau terhadap
kelompok masyarakat. Kedua, Etika dalam pengertian kedua ini dimengerti sebagai
filsafat moral, atau ilmu yang membahas dan mengkaji nilai dan norma yang
diberikan oleh moralitas dan etika.Istilah moral berasal dari kata Yunani mores,
berarti kebiasaan atau cara hidup. Istilah lain yang mirip dengan moral ialah etika.
Moral menunjukkan tindakan seseorang adalah benar atau salah, sementara etika
adalah sebuah studi tentang tindakan moral atau sistem atau kode perilaku yang
diberlakukan. Jadi etika mempelajari, mengukur dan menentukan apakah sebuah
perilaku bisa dikatakan baik atau buruk. Perilaku bagaimana yang boleh dan tidak
boleh dilakukan, yang benar dan tidak dibenarkan dilakukan.
Tujuan Etika
Setidaknya terdapat dua tujuan etika yaitu menilai perilaku manusiawi
berstandar moral, dan memberikan ketepatan nasehat tentang bagaimana bertindak
bermoral pada situasi tertentu.
Prinsip Etika
1. Prinsip Otonomi
Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia mengambil keputusan dan
bertindak berdasarkan tuntunan hati nuraninya, kesadarannya sendiri
mengenai sesuatu kebaikan untuk diberian kepada orang lain.
2. Prinsip Kejujuran
Prinsip kejujuran dalam setiap tindakan atau perikatan bisnis merupakan
keutamaan. Kejujuran diperlukan dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian
dan kontrak. Dalam perikatan perjanjian dan kontrak tertentu, semua pihak
saling percaya satu sama lain, bahwa masing-masing pihak tulus dan jujur
membuat perjanjian dan kontrak, serius, tulus dan jujur melaksanakan
perjanjian. Kejujuran sangat penting artinya bagi kepentingan masing-masing
pihak, kejujuran sangat menentukan keberlanjutan relasi dan kelangsungan
bisnis selanjutnya.
Bisnis Internasional
4 Dr Deden Kurniawan, SH, MH, ME
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id 4
3. Prinsip Keadilan
Tindakan memberikan keadilan terhadap keterlibatan semua pihak dalam
bisnis merupakan praktek keutamaan. Prinsip keadilan perlu dilakukan agar
setiap orang dalam kegiataan bisnis secara internal maupun eksternal
perusahaan diperlakukan sesuai dengan hak dan kewajiban masing-masing.
4. Prinsip Saling Menguntungkan
Kegiatan bisnis perlu memberikan keadaan saling menguntungkan kepada
keterlibatan setiap pihak dalam bisnis, hal tersebut merupakan cerminan
prinsip keutamaan. Saling menguntungkan merupakan cermin integritas
moral internal pelaku bisnis atau perusahaan agar nama baik pribadi atau
nama baik perusahaan untuk berbisnis tetap terjaga, dipercaya dan
kompetitif.
Etos Bisnis
Etos adalah suatu upaya seseorang atau kelompok membiasakan diri
menghayati, menghargai nilai nilai moral yang dianggapnya sesuai dan benar
menurut diri maupun kelompoknya. Moral berfungsi sebagai pilar penunjang
kekuatan tindakan bisnis dari seseorang atau kelompok. Bila mereka melanggar
nilai moral tersebut maka dianggap tidak etis. Diharapkan etos bisnis yang telah
disetujui bersama tersebut dapat diwariskan kepada generasi penerusnya. Etos
bisnis sebuah kelompok dengan kelompok bisnis lainnya dapat berlainan
tergantung dari visi, misi yang dimiliki oleh kelompok tersebut.
Bisnis Internasional
5 Dr Deden Kurniawan, SH, MH, ME
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id 5
Norma-Norma Moral yang Umum Pada Taraf Internasional
George (1982) menjelaskan bahwa terdapat tiga hal yang harus kita lakukan
jika di bidang bisnis norma-norma moral di negara lain berbeda dengan norma-
norma yang kita anut, yaitu:
1. Menyesuaikan diri
Seperti peribahasa Indonesia: “Dimana bumi berpijak, disana langit
dijunjung”. Maksudnya adalah kalau sedang mengadakan kegiatan ditempat
lain bisnis harus menyesuaikan diri dengan norma-norma yang berlaku di
tempat itu. Diterapkan di bidang moral, pandangan ini mengandung
relativisme ekstrem.
2. Rigorisme moral
Rigorisme moral adalah mempertahankan kemurnian etika yang sama seperti
di negeri sendiri. De George mengatakan bahwa perusahaan di luar negeri
hanya boleh melakukan apa yang boleh dilakukan di negaranya sendiri dan
justru tidak boleh menyesuaikan diri dengan norma etis yang berbeda di
tempat lain. Kebenaran yang dapat ditemukan dalam pandangan rigorisme
moral ini adalah bahwa kita harus konsisten dalam perilaku moral kita.
Norma-norma etis memang bersifat umum. Yang buruk di satu tempat tidak
mungkin menjadi baik dan terpuji di tempat lain.
3. Immoralisme naif
Menurut pandangan ini, dalam bisnis internasional tidak perlu kita berpegang
pada norma-norma etika. Memang kita harus memenuhi ketentuan-ketentuan
hukum tetapi selain itu, kita tidak terikat oleh norma-norma moral. Malah
jika perusahaan terlalu memperhatikan etika, ia berada dalam posisi yang
merugikan, karena daya saingnya akan terganggu. Perusahaan-perusahaan
lain yang tidak begitu scrupulous dengan etika akan menduduki posisi yang
lebih menguntungkan. Sebagai argumen untuk mendukung sikap itu sering
dikemukakan: “semua perusahaan melakukan hal itu”.
Kasus Indomie yang mendapat larangan untuk beredar di Taiwan karena disebut
mengandung bahan pengawet yang berbahaya bagi manusia dan ditarik dari
peredaran. Zat yang terkandung dalam Indomie adalah methyl
parahydroxybenzoate dan benzoic acid (asam benzoat). Kedua zat tersebut
biasanya hanya boleh digunakan untuk membuat kosmetik, dan pada tanggal 8
Oktober 2010 pihak Taiwan telah memutuskan untuk menarik semua jenis produk
Indomie dari peredaran. Di Hongkong, dua supermarket terkenal juga untuk
sementara waktu tidak memasarkan produk dari Indomie.
Bisnis Internasional
6 Dr Deden Kurniawan, SH, MH, ME
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id 6
kadar nipagin melebihi batas ketetapan aman untuk di konsumsi yaitu 250 mg per
kilogram untuk mie instan dan 1.000 mg nipagin per kilogram dalam makanan lain
kecuali daging, ikan dan unggas, akan berbahaya bagi tubuh yang bisa
mengakibatkan muntah-muntah dan sangat berisiko terkena penyakit kanker.
Uji etika
Indofood merupakan salah satu perusahaan global asal indonesia yang produk-
produknya banyak di ekspor ke negara-negara lain. Salah satunya adalah produk mi
instan Indomie. Di Taiwan sendiri, persaingan bisnis mi instant sangatlah ketat,
disamping produk-produk mi instant dari negara lain, produk mi instant asal
Taiwan pun banyak membanjiri pasar dalam negeri Taiwan.
Harga yang ditwarkan oleh Indomie sekitar Rp1500, tidak jauh berbeda dari harga
indomie di Indonesia, sedangkan mi instan asal Taiwan dijual dengan harga
mencapai Rp 5000 per bungkusnya. Disamping harga yang murah, indomie juga
memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan produk mi instan asal
Taiwan, yaitu memiliki berbagai varian rasa yang ditawarkan kepada konsumen.
Dan juga banyak TKI/W asal Indonesia yang menjadi konsumen favorit dari
produk Indomie selain karena harganya yang murah juga mereka sudah familiar
dengan produk Indomie.
Tentu saja hal itu menjadi batu sandungan bagi produk mi instan asal Taiwan,
produk mereka menjadi kurang diminati karena harganya yang mahal. Sehingga
disinyalir pihak perindustrian Taiwan mengklain telah melakukan penelitian
terhadap produk Indomie, dan menyatakan bahwa produk tersebut tidak layak
konsumsi karena mengandung beberapa bahan kimia yang dapat membahayakan
bagi kesehatan.
Hal tersebut dibantah oleh pihak PT. Indofood selaku produsen Indomie. Mereka
menyatakan bahwa produk mereka telah lolos uji laboratorium dengan hasil yang
dapat dipertanggungjawabkan dan menyatakan bahwa produk indomie telah
diterima dengan baik oleh konsumen Indonesia selama berpuluh-puluh tahun
lamanya. Dengan melalui tahap-tahap serangkaian tes baik itu badan kesehatan
nasional maupun internasional yang sudah memiliki standarisasi tersendiri terhadap
penggunaan bahan kimia dalam makanan, indomie dinyatakan lulus uji kelayakan
untuk dikonsumsi. Berdasarkan fakta tersebut, disinyalir penarikan produk Indomie
dari pasar dalam negeri Taiwan disinyalir karena persaingan bisnis semata, yang
mereka anggap merugikan produsen lokal.
Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa tidak sejak awal produk indomie
dibahas oleh pemerintah Taiwan, atau pemerintah melarang produk Indomie masuk
pasar Taiwan?. Melainkan mengklaim produk Indomie berbahaya untuk
dikonsumsi pada saat produk tersebut sudah menjadi produk yang diminati di
Taiwan. Dari kasus tersebut dapat dilihat bahwa ada persainag bisnis yang telah
melanggar etika dalam berbisnis.
Kesimpulan
Dari kasus indomie di Taiwan dapat dilihat sebagai contoh kasus dalam etika
bisnis. Dimana terjadi kasus yang merugikan pihak perindustrian Taiwan yang
produknya kalah bersaing dengan produk dari negara lain, salah satunya adalah
Indomie yang berasal dari Indonesia. Taiwan berusaha menghentikan pergerakan
produk Indomie di Taiwan, tetapi dengan cara yang berdampak buruk bagi
perdagangan Global.
Bisnis Internasional
7 Dr Deden Kurniawan, SH, MH, ME
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id 7
Tanggung Jawab Sosial
Konsep tanggung jawab sosial perusahaan telah dikenal sejak awal 1970,
yang secara umum diartikan sebagai kumpulan kebijakan dan praktik yang
berhubungan dengan stakeholder, nilai-nilai, pemenuhan ketentuan hukum,
penghargaan masyarakat, lingkungan, serta komitmen dunia usaha untuk
berkontribusi dalam pembangunan secara berkelanjutan.CSR (Corporate
SocialReponsibility) tidak hanya merupakan kegiatan kreatif perusahaan dan tidak
terbatas hanya pada pemenuhan aturan hukum semata.Perusahaan tidak hanya
memiliki tanggung jawab ekonomi dan hukum (pemegang saham), tetapi juga
tanggung jawab kepada pihak lain (stakeholder) dalam menjalankan bisnisnya. Ide
Bisnis Internasional
8 Dr Deden Kurniawan, SH, MH, ME
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id 8
yang mendasari Corporate Social Responsibility (CSR), sering dianggap sebagai
inti dari etika, kewajiban bisnis perusahaan di samping tugas hukum dan ekonomi,
adalah untuk mencapai tujuan jangka panjang untuk kesejahteraan
masyarakat.Griffin dan Pustay (2005) menyatakan bahwa tanggung jawab sosial
perusahaan adalah kumpulan tanggung jawab organisasi untuk melindungi dan
mengembangkan masyarakat dimana organisasi tersebut didirikan.Bagaimana
bisnis benar-benar mendefinisikan CSR? Dewan Bisnis Dunia untuk Pembangunan
Berkelanjutan (1999) mengusulkan sebagai definisi CSR sebagai: "komitmen
berkelanjutan oleh dunia usaha untuk berperilaku etis dan berkontribusi terhadap
pembangunan ekonomi sambil meningkatkan kualitas hidup tenaga kerja dan
keluarga mereka serta masyarakat setempat dan masyarakat
pada umumnya".
CSR akan lebih berdampak positif bagi masyarakat, hal ini akan sangat
tergantung dari orientasi dan kapasitas lembaga dan organisasi lain, terutama
pemerintah. Studi Bank Dunia (Howard Fox, 2002) menunjukkan, peran
pemerintah yang terkait dengan CSR meliputi pengembangan kebijakan yang
menyehatkan pasar, keikutsertaan sumber daya, dukungan politik bagi pelaku CSR,
menciptakan insentif dan peningkatan kemampuan organisasi.Untuk Indonesia,
bisa dibayangkan, pelaksanaan CSR membutuhkan dukungan pemerintah daerah,
kepastian hukum, dan jaminan ketertiban sosial.Pemerintah dapat mengambil peran
penting tanpa harus melakukan regulasi di tengah situasi hukum dan politik saat
ini.Di tengah persoalan kemiskinan dan keterbelakangan yang dialami Indonesia,
pemerintah harus berperan sebagai koordinator penanganan krisis melalui CSR
(Corporate Social Responsibilty).
Pemerintah bisa menetapkan bidang-bidang penanganan yang menjadi
fokus, dengan masukan pihak yang kompeten.Setelah itu, pemerintah
memfasilitasi, mendukung, dan memberi penghargaan pada kalangan bisnis yang
mau terlibat dalam upaya besar ini. Pemerintah juga dapat mengawasi proses
Bisnis Internasional
9 Dr Deden Kurniawan, SH, MH, ME
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id 9
interaksi antara pelaku bisnis dan kelompok-kelompok lain agar terjadi proses
interaksi yang lebih adil dan menghindarkan proses manipulasi atau pengancaman
satu pihak terhadap yang lain.
Sifat dan lingkup tanggung jawab sosial perusahaan telah berubah dari
waktu ke waktu. Konsep CSR baru satu yang relatif-frase tersebut hanya digunakan
secara luas sejak tahun 1960an.Tapi, sementara, hukum, etis, dan discretionary
ekspektasi ekonomi ditempatkan pada organisasi mungkin berbeda, mungkin
akurat untuk mengatakan bahwa semua masyarakat pada semua titik dalam waktu
memiliki beberapa derajat harapan bahwa organisasi akan bertindak secara
bertanggung jawab, menurut definisi beberapa.
Pada abad kedelapan belas ekonom besar dan filsuf Adam Smith
menyatakan ekonomi klasik model atau tradisional bisnis.Pada intinya, model ini
menyarankan bahwa kebutuhan dan keinginan masyarakat terbaik dapat dipenuhi
oleh interaksi tak terkekang individu dan organisasi di pasar.Dengan bertindak
dalam cara-tertarik diri, individu akan menghasilkan dan menyampaikan barang
dan jasa yang akan mendapat keuntungan mereka, tetapi juga memenuhi kebutuhan
orang lain.Sudut pandang yang diungkapkan oleh Adam Smith lebih dari 200 tahun
yang lalu masih membentuk dasar-ekonomi pasar bebas pada abad ke dua puluh
Bisnis Internasional
10 Dr Deden Kurniawan, SH, MH, ME
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id 10
pertama.Namun, bahkan Smith mengakui bahwa pasar bebas tidak selalu tampil
dengan sempurna dan ia menyatakan bahwa peserta pasar harus bertindak jujur dan
adil terhadap satu sama lain jika cita-cita pasar bebas yang akan dicapai.
Pada tahun 1960 dan 1970-an hak-hak sipil gerakan, konsumerisme, dan
ekspektasi masyarakat yang terkena dampak environmentalisme bisnis.Berdasarkan
ide umum bahwa mereka dengan kuasa yang besar memiliki tanggung jawab besar,
banyak disebut bagi dunia usaha untuk lebih proaktif dalam (1)
berhentimenimbulkanmasalah sosial dan (2) mulai berpartisipasi
dalammemecahkanmasalah masyarakat.mandat hukum Banyak yang ditempatkan
pada usaha yang terkait dengan kesempatan kerja yang sama, keamanan produk,
keselamatan pekerja, dan lingkungan.Selain itu, masyarakat mulai berharap bisnis
untuk secara sukarela berpartisipasi dalam menyelesaikan masalah sosial apakah
mereka telah menyebabkan masalah atau tidak.Ini didasarkan pada pandangan
bahwa perusahaan harus melampaui hukum ekonomi dan tanggung jawab mereka
dan menerima tanggung jawab terkait dengan perbaikan masyarakat.Pandangan
dari tanggung jawab sosial perusahaan adalah pandangan yang berlaku di sebagian
besar dunia saat ini.
Bisnis Internasional
11 Dr Deden Kurniawan, SH, MH, ME
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id 11
Pengertian CSR
Bisnis Internasional
12 Dr Deden Kurniawan, SH, MH, ME
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id 12
diimplementasikan dalam praktik bisnisnya.Berdasar pada Trinidad and Tobaco
Bureau of Standards (TTBS), Corporate Social Responsibility diartikan sebagai
komitmen usaha untuk bertindak etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi
untuk peningkatan ekonomi bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari
karyawan dan keluarganya, komuniti lokal dan masyarakat secara lebih luas
(Budimanta, Prasetijo & Rudito, 2004). CSR Forum mendefinisikan Corporate
Social Responsibility sebagai bisnisyang dilakukan secara transparan dan terbuka
serta berdasarkan pada nilai-nilai moral dan menjunjung tinggi rasa hormat kepada
karyawan, komunitas dan lingkungan (Wibisono, 2007).
Bisnis Internasional
14 Dr Deden Kurniawan, SH, MH, ME
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id 14
5. Protecting The Environment. Perusahaan berupaya keras menjaga
kelestarian lingkungan.
Bisnis Internasional
15 Dr Deden Kurniawan, SH, MH, ME
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id 15
dilakukan dengan menyumbangkan : Menyumbangkan uang secara
langsung, misalnya: memberikan beasiswa kepada anak-anak yang tidak
mampu, dll. Memberikan barang/produk, misalnya: memberikan bantuan
peralatan tulis untuk anak-anak yang belajar di sekolah-sekolah terbuka,
dll. Memberikan jasa, misalnya: memberikan bantuan imunisasi kepada
anak-anak di daerah terpencil,dll. Memberi ijin untuk menggunakan
fasilitas atau jalur distribusi yang dimiliki oleh perusahaan, misalnya:
sebuah hotel menyediakan satu ruangan khusus untuk menjadi showroom
bagi produk-produk kerajinan tangan rakyat setempat, dll.
5. Community Volunteering. Dalam Community Volunteering adalah
bentuk Corporate Social Responsibility di mana perusahaan mendorong
atau mengajak karyawannya ikut terlibat dalam program Corporate
SocialResponsibility yang sedang dijalankan dengan jalan
mengkontribusikan waktu dan tenaganya. Beberapa bentuk community
volunteering, yaitu :Perusahaan mengorganisir karyawannya untuk ikut
berpartisipasi dalam program Corporate Social Responsibility yang
sedang dijalankan oleh perusahaan, misalnya sebagai staff pengajar, dll.
Perusahaan memberikan dukungan dan informasi kepada karyawannya
untuk ikut serta dalam program-program Corporate Social Responsibility
yang sedang dijalankan oleh lembaga-lembaga lain, dimana program-
program Corporate SocialResponsibility tersebut disesuaikan dengan
bakat dan minat karyawan. Memberikan kesempatan (waktu) bagi
karyawan untuk mengikuti kegiatan Corporate Social Responsibility pada
jam kerja, dimana karyawan tersebuttetap mendapatkan gajinya.
Memberikan bantuan dana ke tempat-tempat dimana karyawan terlibat
dalam program Corporate Social Responsibilitynya. Banyaknya dana
yang disumbangkan tergantung pada banyaknya jam yang dihabiskan
karyawan untuk mengikuti program Corporate SocialResponsibility di
tempat tersebut. Socially Responsible Bussiness Dalam aktivitas ini
perusahaan melakukan perubahan terhadap salah satu atau keseluruhan
sistem kerja nya agar dapat mengurangi dampak buruk terhadap
lingkungan dan masyarakat. Socially responsible business, dapat
dilakukan dalam bentuk : Memperbaiki proses produksi, misalnya :
melakukan penyaringan terhadap limbah sebelum dibuang ke alam bebas,
untuk menghilangkan zat-zat yang berbahaya bagi lingkungan,
menggunakan pembungkus yang dapat didaur ulang (ramah lingkungan).
Menghentikan produk-produk yang dianggap berbahaya tapi tidak illegal.
Hanya menggunakan distributor yang memenuhi persyaratan dalam
menjaga lingkungan hidup. Membuat batasan umur dalam melakukan
penjualan, misalnya barang-barang tertentu tidak akan dijual kepada anak
yang belum berumur 18 tahun.
Bisnis Internasional
16 Dr Deden Kurniawan, SH, MH, ME
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id 16
positif perusahaan. Image / citra yang positif ini penting untuk menunjang
keberhasilan perusahaan.
2. Layak Mendapatkan sosial licence to operate. Masyarakat sekitar adalah
komunitas utama perusahaan. Ketika mereka mendapatkan keuntungan
dari perusahaan, maka dengan sendirinya mereka akan merasa memiliki
perusahaan. Sehingga imbalan yang diberika kepada perusahaan adalah
keleluasaan untuk menjalankan roda bisnisnya di kawasan tersebut.
3. Mereduksi Resiko Bisnis Perusahaan. Mengelola resiko di tengah
kompleksnya permasalahan perusahaan merupakan hal yang esensial
untuk suksesnya usaha. Disharmoni dengan stakeholders akan menganggu
kelancaran bisnis perusahaan. Bila sudah terjadi permasalahan, maka
biaya untuk recovery akan jauh lebih berlipat bila dibandingkan dengan
anggaran untuk melakukan program Corporate Social Responsibility.
Oleh karena itu, pelaksanaan CSR sebagai langkah preventif untuk
mencegahmemburuknya hubungan dengan stakeholders perlu mendapat
perhatian.
4. Melebarkan Akses Sumber Daya. Track records yang baik dalam
pengelolaan CSR merupakan keunggulan bersaing bagi perusahaan yang
dapat membantu memuluskan jalan menuju sumber daya yang diperlukan
perusahaan.
5. Membentangkan Akses Menuju Market. Investasi yang ditanamkan untuk
program CSR ini dapat menjadi tiket bagi perusahaan menuju peluang
yang lebih besar. Termasuk di dalamnya memupuk loyalitas konsumen
dan menembus pangsa pasar baru.
6. Mereduksi Biaya. Banyak contoh penghematan biaya yang dapat
dilakukan dengan melakukan CSR. Misalnya: dengan mendaur ulang
limbah pabrik ke dalam proses produksi. Selain dapat menghemat biaya
produksi, juga membantu agar limbah buangan ini menjadi lebih aman
bagi lingkungan.
7. Memperbaiki Hubungan dengan Stakehoder. Implementasi CSR
akanmembantu menambah frekuensi komunikasi dengan stakeholders,
dimana komunikasi ini akan semakin menambah trust stakeholders
kepada perusahaan.
8. Memperbaiki Hubungan dengan Regulator. Perusahaan yang
melaksanakan CSR umumnya akan meringankan beban pemerintah
sebagai regulator yang sebenarnya bertanggung jawab terhadap
kesejahteraan lingkungan dan masyarakat.
9. Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan. Image perusahaan
yang baik di mata stakeholders dan kontribusi positif yang diberikan
perusahaan kepada masyarakat serta lingkungan, akan menimbulkan
kebanggan tersendiri bagi karyawan yang bekerja dalam perusahaan
mereka sehingga meningkatkan motivasi kerja mereka.
10. Peluang Mendapatkan Penghargaan. Banyaknya penghargaan atau
reward yang diberikan kepada pelaku CSR sekarang, akan menambah
kans bagi perusahaan untuk mendapatkan award.
Bisnis Internasional
17 Dr Deden Kurniawan, SH, MH, ME
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id 17
Daftar Pustaka
Agus, A. 2013, Etika Bisnis Bagi Pelaku Bisnis, PT. Rajagrafindo Persada Jakarta
Badroen, F. dkk. 2007. Etika Bisnis Dalam Islam. Jakarta : Kencana
Keraf, AS.. 2006. Etika Bisnis: Tuntutan dan Relevansinya. Yogyakarta: Kanisius
Nugroho, A, Arijanto, A. 2015 Etika Business (Business Ethic) dan Implimentasi ,
2015, IPB Press Bogor.
Suharto, E. 200). Membangun Masyarakat, Memberdayakan Rakyat. Bandung,
Refika Aditama.
Sutrisna, D. 2011. Etika Bisnis : Konsep Dasar, Implementasi dan Kasus. Denpasar
: Udayana University Press.
Velasquez, IG. 2005. Etika Bisnis, Konsep dan Kasus-Edisi 5. Yogyakarta : ANDI
Yogyakarta.
Wibisono, Y. 2007.. Membedah Konsep dan Aplikasi CSR.Gresik. Fascho
Publishing.
Bisnis Internasional
18 Dr Deden Kurniawan, SH, MH, ME
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id 18