Anda di halaman 1dari 15

Resume Buku berjudul "Etika Umum" yang ditulis oleh

Matias Siagian, Edward, dan Marlina, dan diterbitkan oleh


PT. Grasindo Monoratama Medan, membahas tentang
berbagai aspek penting dalam etika umum (Bab 3 – 9)

Dosen Pengampu :
Gusti Pirandy S.Sos., M.Kesos

Kelompok 13 :
Dedek Jihan Nasution (220902019)
Nadya Puan Maharani (220902109)
Ikhsanul Haslansyah Putra (220902103)
Mahdiah Nadiyasa (220902105)

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


PRODI ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2023
BAB 3
Pendalaman etika adalah proses memperdalam pemahaman tentang nilai-nilai dan
prinsip-prinsip moral yang berlaku dalam kehidupan manusia. Etika membahas tentang
kesusilaan, baik dan buruk, dan adat kebiasaan. Etika juga membahas tentang tindakan dan
perilaku manusia yang bersifat mutlak dan universal. Etika memiliki peran penting dalam
berbagai bidang, seperti ilmu pengetahuan, bisnis, politik, dan kepemimpinan. Etika juga
membahas tentang tanggung jawab perusahaan terhadap konsumen dan lingkungan.

Ruang lingkup etika meliputi berbagai aspek penting dalam kehidupan manusia, seperti
kebenaran, kekeliruan, kebaikan, keburukan, dan tanggung jawab. Etika membahas tentang
prinsip-prinsip moral yang berlaku dalam kehidupan dan mencakup berbagai bidang, seperti ilmu
pengetahuan, bisnis, politik, dan kepemimpinan. Berikut adalah beberapa poin penting dalam
ruang lingkup etika :

 Kebenaran : Etika membahas tentang bagaimana individu mengetahui antara kebenaran


dan kekeliruan, serta bagaimana mengembangkan kepribadian dan karakter yang positif.
 Kekeliruan : Etika juga membahas tentang bagaimana individu mengatasi kekeliruan dan
perasaan negatif yang mungkin terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
 Kebaikan dan keburukan : Etika mempelajari tentang bagaimana individu dapat
mempraktikkan kebaikan dan mengurangi keburukan dalam kehidupan mereka dan orang
lain.
 Tanggung jawab : Etika menekankan pentingnya individu mengambil tanggung jawab
atas kesalahan dan berusaha untuk memperbaiki situasi yang telah salah.

Etika dapat dibagi menjadi etika umum dan etika khusus (sosial) berdasarkan tingkat
penerapan prinsip. Etika umum merupakan dasar dari ilmu etika dan mencakup konsep seperti
privasi, kelangsungan, hak-hak, dan keadilan. Etika khusus, di sisi lain, lebih spesifik dan
mencakup bidang profesional, seperti etika bisnis, etika hukum, dan etika profesi.

Dalam kehidupan modern, etika menjadi semakin penting, karena mempengaruhi


hubungan antara individu dan masyarakat, serta mempengaruhi keberhasilan dan kesejahteraan
dalam berbagai aspek kehidupan. Oleh karena itu, pendalaman etika sangat penting bagi individu
dan masyarakat untuk menjaga kehidupan bersih dan baik, serta menjaga lingkungan dan
hubungan sosial yang sehat.

Secara substansial, telaahan etika dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu etika normatif
dan etika deskriptif. Etika normatif berkaitan dengan penilaian terhadap tindakan manusia
apakah baik atau buruk, benar atau salah, serta prinsip-prinsip moral yang seharusnya diikuti.
Sementara itu, etika deskriptif lebih fokus pada deskripsi atau penjelasan mengenai bagaimana
nilai dan prinsip moral diterapkan dalam masyarakat atau kelompok tertentu. Dengan demikian,
pembagian ini memberikan landasan yang kuat untuk memahami dan menganalisis berbagai
aspek etika secara komprehensif.

Etika umum dan etika khusus merupakan dua kategori utama dalam etika yang memiliki
perbedaan dalam karakter dan penerapannya. Berikut adalah perbedaan antara keduanya:

 Etika Umum :
 Menurut cakupannya, etika umum berkaitan dengan situasi dan kondisi dasar
mengenai perilaku.
 Etika umum lebih bersifat deskriptif.
 Melibatkan teori yang menjelaskan bagaimana prinsip-prinsip moral diterapkan
dalam kehidupan manusia secara umum.
 Contoh etika umum meliputi etika individual dan etika sosial.
 Etika Khusus :
 Etika khusus merupakan jenis etika yang menjadi suatu implementasi dari prinsip
atau asas moral di dalam kehidupan individu secara khusus.
 Etika khusus lebih bersifat normatif.
 Mencakup bidang profesional, seperti etika profesi, etika bisnis, etika keluarga, dan
etika lingkungan hidup.
 Mempersiapkan individu untuk menghadapi tantangan etika spesifik dalam kehidupan
mereka.

Secara sistematis, etika terbagi atas etika umum dan etika khusus. Etika umum
melahirkan teori, sedangkan etika khusus yang terdiri dari etika individual dan etika sosial.
Dengan memahami perbedaan antara etika umum dan etika khusus, kita dapat menjadi lebih
memahami dan menerapkan prinsip-prinsip moral dalam kehidupan manusia secara lebih baik.

Etika individual dan etika sosial adalah dua jenis etika yang termasuk dalam kategori
etika khusus. Etika individual berkaitan dengan sikap dan kewajiban individu terhadap dirinya
sendiri, sedangkan etika sosial berkaitan dengan sikap, kewajiban, dan perilaku individu sebagai
bagian dari masyarakat. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai etika individual dan etika
sosial:

1. Etika Individual : Etika individual mencakup kewajiban manusia terhadap diri sendiri,
seperti menjaga kesehatan, mengembangkan kepribadian, dan memperbaiki diri sendiri.
Etika individual juga mencakup prinsip-prinsip moral yang harus diikuti oleh individu
dalam kehidupan sehari-hari.
2. Etika Sosial : Etika sosial mencakup kewajiban, sikap, dan perilaku individu sebagai
bagian dari masyarakat. Etika sosial juga mencakup prinsip-prinsip moral yang harus
diikuti oleh individu dalam hubungan sosial, seperti menghormati hak-hak orang lain,
menjaga kebersihan lingkungan, dan menghargai perbedaan.

Dalam kehidupan sehari-hari, etika individual dan etika sosial saling terkait dan saling
mempengaruhi. Etika individual membantu individu untuk memperbaiki diri sendiri, sehingga
dapat berkontribusi positif dalam masyarakat. Sementara itu, etika sosial membantu individu
untuk memahami kewajiban dan tanggung jawab mereka sebagai bagian dari masyarakat,
sehingga dapat menjaga hubungan sosial yang sehat dan harmonis.

Metode etika dapat dibagi menjadi beberapa pendekatan atau metode analisis yang
digunakan untuk memahami dan mengevaluasi isu-isu etika. Beberapa metode etika yang umum
meliputi :

1. Etika Normatif : Metode ini berkaitan dengan penilaian terhadap tindakan manusia
apakah baik atau buruk, benar atau salah, serta prinsip-prinsip moral yang seharusnya
diikuti.
2. Etika Deskriptif : Metode ini lebih fokus pada deskripsi atau penjelasan mengenai
bagaimana nilai dan prinsip moral diterapkan dalam masyarakat atau kelompok tertentu.
3. Etika Individual dan Etika Sosial : Metode ini mempertimbangkan aspek-aspek etika
yang berkaitan dengan kewajiban individu terhadap diri sendiri (etika individual) dan
kewajiban, sikap, dan perilaku individu sebagai bagian dari masyarakat (etika sosial).

BAB 4

Dimulai dengan membahas tujuan dan manfaat dalam beretika. Penulis menjelaskan
bahwa tujuan utama beretika adalah untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik dan
harmonis, baik dalam hubungan antarindividu maupun dengan lingkungan sekitar. Beretika juga
memungkinkan manusia untuk mencapai kedamaian batin dan kebahagiaan yang sejati. Selain
itu, etika juga memberikan manfaat dalam bentuk peningkatan kualitas hidup, hubungan
antarindividu yang lebih baik, serta pengembangan moral dan karakter yang positif.

Pada bagian pengantar, penulis menjelaskan bahwa etika adalah ilmu yang mempelajari
nilai-nilai, norma, dan prinsip moral yang mengatur perilaku manusia dalam masyarakat. Setiap
individu memiliki tanggung jawab moral untuk mematuhi prinsip-prinsip etika dalam tindakan
mereka.

Bab ini juga membahas tujuan kajian etika dan manfaatnya. Penulis menjelaskan bahwa
tujuan utama kajian etika adalah untuk mengembangkan pemahaman manusia tentang apa yang
benar dan salah, serta mengembangkan sikap moral yang baik. Etika juga membantu manusia
untuk mengenal dan memahami nilainilai yang penting dalam kehidupan.

Selain itu, etika memiliki manfaat dalam meningkatkan tanggung jawab pribadi dan
sosial, pengembangan kehidupan bermasyarakat yang baik, serta menciptakan lingkungan yang
adil dan berkeadilan. Etika juga membantu manusia untuk mengevaluasi dan memperbaiki
tindakan-tindakan mereka, serta menyadari konsekuensi moral dari setiap tindakan.

Penulis juga membahas urgensi pengajaran etika di perguruan tinggi. Mereka


menjelaskan bahwa pengajaran etika di perguruan tinggi sangat penting untuk mengembangkan
kesadaran moral dan kepekaan etis mahasiswa. Melalui pengajaran etika, mahasiswa dapat
mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang nilai, norma, dan prinsip moral yang akan
mereka hadapi dalam kehidupan profesional mereka.
BAB 5

Membahas tentang kata hati, pengantar, dan kesadaran moral. Penulis menjelaskan
bahwa kata hati adalah suara internal yang memberi petunjuk tentang apa yang benar dan salah,
serta memberikan dorongan kepada individu untuk bertindak sesuai dengan nilai-nilai moral.
Kesadaran moral adalah kemampuan individu untuk memahami dan mengikuti prinsip-prinsip
etika yang berlaku dalam tindakan mereka.

Penulis juga membahas bagaimana kata hati bekerja, yaitu melalui proses refleksi dan
evaluasi tindakan dan perilaku. Kata hati memberikan sinyal moral kepada individu, dan penting
bagi individu untuk mendengarkan dan menghargai suara hati mereka.

Bab ini juga membahas bentuk-bentuk kekeliruan putusan kata hati. Penulis menjelaskan
bahwa terkadang kata hati dapat mengalami kekeliruan dalam memberikan petunjuk moral.
Contoh kekeliruan putusan kata hati antara lain adalah kekeliruan kasuistik, kekeliruan
emosional, dan kekeliruan otoritas moral.

Dalam bab ini, penulis memberikan penjelasan mendalam tentang setiap bentuk
kekeliruan putusan kata hati dan bagaimana kita dapat menghindari atau mengatasi kekeliruan
tersebut.

Buku "Etika Umum" ini memberikan pengetahuan yang komprehensif tentang beretika
dan pengaruhnya dalam kehidupan manusia. Dengan pembahasan yang lengkap dan jelas, buku
ini dapat menjadi panduan yang baik bagi pembaca untuk memahami dan menginternalisasi
prinsip-prinsip etika dalam kehidupan mereka sehari-hari.
BAB 6

Pemahaman yang dalam tentang manusia akan membawa kita pada kesadaran akan multi
status eksistensial manusia itu. Manusia adalah makhluk pribadi, makhluk sosial, makhluk paling
sempurna dengan pemilikan tiga unsur sebagai pembeda manusia dari makhluk hidup lainnya,
yaitu pikiran, rasa dan kehendak. Makhluk hidup terdiri dari berbagai tingkatan, mulai dari
makhluk hidup paling sederhana yang lebih dikenal dengan makhluk bersel satu hingga makhluk
yang demikian kompleks, seperti misalnya manusia. Artinya, ditinjau dari aspek fisik, tegasnya
kelengkapan organ tubuhnya, manusia merupakan makhluk hidup yang sangat kompleks.
Namun, kekompleksan manusia itu lebih tinggi lagi jika dipandang dari aspek non fisik atau jika
dipandang dari aspek psikisnya, misalnya perasaan dan pikiran.

 KEBEBASAN EKSISTENSIAL

Terdapat beberapa jenis kebebasan manusia. Salah satu di antaranya adalah kebebasan
eksistensial. Secara sederhana kebebasan eksistensial adalah kebebasan dalam wujud
kemampuan manusia untuk menentukan dirinya sendiri. Kata kunci di sini adalah "untuk".
Manusia memiliki kemampuan untuk menentukan sendiri tindakan apa yang akan dilakukannya.
Berhubung manusia itulah yang menentukan, maka tindakan itu benar-benar sebagai tindakan
yang disengaja, tegasnya melalui proses berpikir. Misalnya, ia mampu memutuskan apakah akan
makan saat ini juga atau akan makan satu jam mendatang. Kebebasan eksistensial bersifat
positif, karena kebebasan itu adalah untuk melakukan sesuatu, untuk apa, atau untuk bagaimana,
untuk begini, untuk begitu. Hal ini perlu ditekankan karena ada juga kebebasan yang bernuansa
atau bersifat negatif. Disebut negati karena kebebasan itu justru memiliki arah yang berlainan,
sepert bebas dari pajak dan lain-lain.

 KEBEBASAN JASMANI DAN ROHANI

Melalui kajian tentang kebebasan eksistensial yang telah diuraikan sebelumnya tentu kita
telah memahami makna kebebasan bagi manusia. Bahwa manusia memiliki kemampuan untuk
menetapkan keputusan apa yang akan dilakukan, apakah ia akan melakukan sesuatu itu atau
tidak melakukan sesuatu itu. Tetapi jika kita menelusuri secara mendalam proses memutuskan,
melakukan
atau tidak melakukan sesuatu tindakan, akan dapatlah kis ataua thi bagaimana tindakan manusia
itu ada secara konkret. pepatah yang berbunyi: "Berkhayallah sebelum berkhayala pepatah
Pepatah ini mengindikasikan makna, setiap ora bebas berkhayal atau berangan-angan.

 KEBEBASAN SOSIAL

Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama. Masyarakat, mulai dari
masyarakat dengan ruang lingkup kecil seperti keluarga maupun masyarakat luas adalah terdiri
dari individu-individu yang memiliki kebebasan eksistensial, suatu kebebasan yang melekat pada
diri seseorang. Demikian melekatnya kebebasan eksistensial itu dengan pemiliknya
mengakibatkan manusia itu seakan tidak menyadari akan pemilikannya atas kebebasan
eksistensial itu. Sikap seperti itu merupakan konsekwensi logis dari fakta, hampir sepanjang
hidupnya memiliki kebebasan eksistensial. Namun, makna dan keberadaan kebebasan
eksistensial itu suatu saat akan disadari terutama ketika seseorang kehilangan kebebasan itu.
BAB 7

Sepanjang masa masyarakat diwarnai konflik. Sering kali konflik itu diawali oleh konflik
perorangan. Berhubung setiap orang pasti termasuk ke dalam kelompok tertentu, apakah
kelompok itu didasarkan pada suku, agama, budaya, profesi dan lain-lain, maka konflik
perorangan sering kali meluas menjadi konflik kelompok. Hampir setiap hari kita mendengar dan
membaca peristiwa tentang konflik melalui berbagai media. Hal tersebut menunjukkan
ketidakharmonisan atau kekurangharmonisan di antara anggota-anggota masyarakat itu.

Nilai

Keberlangsungan hidup manusia dilandasi oleh semangat mempertahankan hidup. Dalam


upaya mempertahankan hidup itu manusia bersedia mengorbankan apa saja. Kecenderungan
mempertahankan hidup sudah menjadi kebutuhan manusia. Jika ada orang yang tidak berjuang
mempertahankan hidupnya, maka manusia itu dapatlah didakwa sebagai orang yang tidak lazim.
Bagi setiap orang, jelas tidak ada batasan yang dapat dikorbankan demi mempertahankan hidup.
Mengapa manusia senantiasa berjuang mempertahankan kelangsungan hidupnya? Jawaban
sederhana atas pertanyaan ini adalah karena ada berbagai hal dalam kehidupan manusia itu.
Berbagai hal tersebut dihargai, dibanggakan, disenangi, dijunjung tinggi dan senantiasa
diupayakan untuk dimiliki oleh manusia bahkan menentukan status atau kedudukan manusia
dalam masyarakat. Pemilikan akan berbagai hal itu mengakibatkan hidup itu dirasakan sebagai
sesuatu yang sangat bermakna. Dengan makna yang demikian besar itupulalah manusia
senantiasa memiliki semangat untuk Berbagai hal tersebut sungguh memiliki makna yang dalam
dan tinggi bagi kehidupan manusia. Semua upaya yang dilakukan manusia senantiasa
berorientasi pada upaya pemilikan akan berbagai hal itu. Lalu apa yang dimaksudkan dengan
berbagai hal tersebut? Itulah yang dinamakan dengan nilai.

 NILAI EKONOMI

Serangkaian unsur yang menunjukkan kepemilikan akan berbagai hal yang dapat dinilai
secara ekonomi. Artinya, segala apa yang dimiliki seseorang atau sekelompok orang yang dapat
diukur dengan uang. Serangkaian itu sering disebut dengan harta kekayaan, seperti dalam wujud
tanah, kebun, sawah, rumah, emas, berlian, mutiara, kendaraan, uang, surat-surat berharga,
perabotan rumah, alat komunikasi dan informasi seperti televisi, video player, telepon genggam
dan lain-lain. Akumulasi kepemilikan berbagai benda yang dapat dinilai dengan satuan uang
tersebut kemudian melahirkan kelompok-kelompok atau lapisan-lapisan, dalam masyarakat
sehingga dikenal ada orang yang kaya raya, kaya, sedang, miskin, sangat miskin dan melarat.
Karena nilai itu adalah sesuatu yang dibanggakan, tentu seseorang akan lebih bangga jika ia
tergolong orang kaya dari pada orang miskin. Pengakuan nilai itu ada pada semua orang dalam
masyarakat, sehingga nilai seseorang tidak hanya diketahui oleh diri sendiri, melainkan juga
diketahui oleh orang lain. Oleh karena itulah ada orang yang dinamakan sebagai orang
terpandang. Hal ini menunjukkan bahwa mata orang banyak senantiasa tertuju pada seseorang
yang kaya raya. Kondisi yang sebaliknya terjadi pada orang miskin. Banyak orang yang seakan
tidak memandangnya, kalaupun memandangnya tetapi cenderung memandangnya dengan
sebelah mata saja. Hal ini menunjukkan bahwa manusia lebih suka memandang orang kaya dari
pada orang miskin. Andaikan seseorang memiliki keluarga yang tergolong kaya raya, maka ia
akan cenderung bercerita banyak tentang keluarganya itu. Dia akan mengaku, bahwa orang kaya
itu masih keluarga dekatnya. Sebaliknya, ia tidak pernah cerita tentang saudaranya yang malah
lebih dekat jika keluarganya itu tergolong miskin. Hal ini menunjukkan bahwa kepemilikan nilai
ekonomi itu, dipandang secara internal dan eksternal.

 NILAI PENDIDIKAN

Serangkaian unsur yang dimiliki yang menunjukkan luas, tinggi dan kualitas pengetahuan
yang dimiliki seseorang atau sekelompok orang. Manusia adalah makhluk paling sempurna, yang
antara lain ditandai dengan kepemilikan akan pikiran. Dengan pikirannya manusia dapat
mengkaji dan mengetahui berbagai hal, mulai dari yang sederhana hingga yang kompleks, mulai
yang abstrak hingga yang konkret. Pengetahuan merupakan hal sangat penting dalam hidup
manusia. Dengan serangkaian pengetahuan yang kemudian diaplikasikan dalam teknologi, maka
manusia dapat menyambung keterbatasan kemampuan alamiahnya.

 NILAI KESUSILAAN

Serangkaian unsur yang menunjukkan kemampuan seseorang untuk melakukan kebaikan


dalam kehidupan sosial. Dalam bab lima buku ini kita telah mengkaji hal-hal yang berkenaan
dengan kata hati. Keberadaan kata hati menunjukkan bahwa pada kodratnya dalam diri setiap
manusia terdapat unsur kebaikan. Artinya, manusia pada hakekatnya bersedia melakukan
berbagai tindakan yang bersifat baik. Pada kodratnya manusia menginginkan kehidupan yang
baik, teratur dan harmonis antara seorang dengan lainnya dalam wadah masyarakat. Manusia
juga sadar bahwa hanya dengan kebaikan itulah kehidupan manusia dapat tenteram dan damai.

 NILAI KEKUASAAN

Serangkaian unsur yang menjadi indikator kemampuan seseorang untuk mempengaruhi


orang lain sehingga orang lain itu melakukan sesuatu atau bertindak sesuai dengan kehendaknya.
Dalam realitas sosial maupun politik setidaknya ada dua kedudukan yang satu sama lain berbeda,
bahkan tidak keliru jika disebutkan bertentangan. Misalnya: ada pemimpin - dipimpin, pengurus
- anggota, atasan bawahan, tokoh - pengikut, dan lain-lain. Kedudukan yang berbeda itu
sekaligus menggambarkan siapa yang mengatur dan siapa pula yang diatur, siapa yang
memimpin dan siapa pula yang dipimpin, siapa yang mempengaruhi dan siapa yang dipengaruhi.

 NILAI ADAT-ISTIADAT

Serangkaian unsur yang menunjukkan kedudukan seseorang dalam kelompok


masyarakatnya. Setiap kelompok masyarakat dalam satuan suku memiliki nilai-nilai tertentu
yang mungkin berbeda dari kelompok suku lain. Nilai-nilai itu dinamakan dengan nilai adat-
istiadat. Setiap anggota masyarakat diwajibkan menjunjung tinggi nilai adat-istiadat yang
berlaku dalam kelompok sukunya. Dalam rangka menjunjung tinggi nilai-nilai adat-istiadat itu,
maka anggota kelompok harus melakukan kegiatan tertentu yang sesuai dengan nilai-nilai yang
berlaku di sana.

Norma

Seperti telah dikemukakan sebelumnya, nilai merupakan berbagai hal yang dihargai,
dibanggakan, dijunjung tinggi, ingin dicapai atau diperoleh manusia dalam hidupnya. Hal ini
berarti, nilai sangat berharga bagi manusia yang hidup dalam masyarakat. Sebagai sesuatu yang
penting maka nilai diatur secara sistemik, sehingga dikenal konsep sistem nilai yang berbeda
antara satu kelompok dengan kelompok lain, bahkan mungkin saja berbeda antara satu generasi
dengan generasi lain. Dengan demikian nilai sangat diperlukan dalam masyarakat, sehingga
harus dipertahankan. Justru salah satu peranan sistem nilai itu adalah menjamin keberlangsungan
nilai itu sendiri. Setiap sistem nilai mengupayakan kemapaman sebagai syarat keberlangsungan
nilai itu.
 NORMA KEAGAMAAN

Serangkaian aturan yang bersumber dari Tuhan Yang Maka Kuasa, yang disampaikan
dalam bentuk ajaran agama. Kandungan norma ini adalah perintah (amal kebaikan) dan larangan
(dosa) yang didasarkan atas kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa atas tingkah laku manusia.
Selanjutnya pelanggaran atas norma itu akan dijatuhkan sanksi dengan waktu yang tidak
diketahui secara pasti oleh siapa pun, karena sanksi itu secara efektif berlaku pada hari kemudian
atau di masa akhirat, berupa api neraka. Sanksi atas pelanggaran norma ini tentu sangat
menakutkan, karena manusia menggambarkan neraka sebagai tempat penyiksaan kesalahan yang
lazim dikenal sebagai dosa.

 NORMA KESUSILAAN

Serangkaian aturan yang bersumber dari hati nurani manusia yang paling dalam. Kandungan
norma kesusilaan adalah tentang apa-apa yang dikategorikan baik, yang dimodifikasi ke dalam
bentuk perintah dan buruk, yang dimodifikasi ke dalam bentuk larangan. Kesadaran akan norma
kesusilaan ini sejalan dengan pertumbuhan moral manusia dalam masyarakat, melalui proses
sosialisasi dan internalisasi, sehingga tentang baik dan buruk tadi terpatri dalam diri manusia dan
menjadi bagian dari diri manusia itu sendiri.

 NORMA KEBIASAAN

Serangkaian aturan yang bersumber dari masyarakat di lingkungan tertentu. Kandungan


norma ini adalah perintah (tingkah laku atau perbuatan yang dianggap wajar atau pantas) dan
larangan (tingkah laku atau perbuatan yang dianggap wajar atau tidak pantas) yang didasarkan
ukuran yang dianut dan berlaku di lingkungan masyarakat tertentu dengan jangkauan yang
sangat terbatas. Selanjutnya pelanggaran atas norma itu akan dijatuhkan sanksi berupa ejekan,
cemoohan ditertawakan oleh orang lain di lingkungannya.

 NORMA HUKUM

Serangkaian aturan yang bersumber dari institusi negara. Kandungan norma ini adalah
perintah (tindakan yang harus dilakukan) dan larangan (tindakan yang tidak boleh dilakukan)
yang didasarkan ukuran yang dianut dan berlaku di suatu negara. Dalam istilah sehari-hari,
norma hukum lebih dikenal dengan istilah "hukum", yang dapat digolongkan ke dalam hukum
pidana, hukum perdata, maupun hukum tata usaha negara. Selanjutnya pelanggaran atas norma
itu akan mendapat sanksi berupa hukuman mati, hukuman penjara seumur hidup, hukuman
penjara dalam masa tertentu, denda ataupun dipecat dari jabatan tertentu. Dengan sanksi tersebut
diharapkan manusia cenderung melaksanakan perintah-perintah dan menjauhi larangan-larangan
yang ada dalam norma hukum tersebut, sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam norma
hukum itu berupa kehidupan yang teratur senantiasa dijunjung tinggi dan eksis. Dari semua jenis
norma yang ada, maka norma hukum dikategorikan sebagai norma yang paling tegas. Hal
tersebut disebabkan sanksinya yang berat dan dengan waktu penerapan sanksi yang tidak harus
menunggu waktu yang lama.
BAB 8

Kebahagiaan adalah salah satu tujuan hidup manusia. Setiap orang ingin hidup bahagia,
tetapi tidak semua orang memahami apa itu kebahagiaan dan bagaimana cara mencapainya. Bab
ini membahas tentang kebahagiaan dan memahami tentang baik. Bab ini dimulai dengan
membahas tentang makna kebahagiaan, kemudian membahas tentang paham tentang baik, dan
akhirnya membahas tentang hubungan antara kebahagiaan dan paham tentang baik.

 Memaknai Kebahagiaan

Kebahagiaan adalah suatu keadaan yang ditandai dengan perasaan senang, gembira, dan
puas. Kebahagiaan dapat diartikan secara subjektif, yaitu tergantung pada persepsi masing-
masing individu. Ada banyak teori tentang kebahagiaan. Salah satu teori yang populer adalah
teori hedonisme. Teori ini menyatakan bahwa kebahagiaan adalah suatu keadaan yang ditandai
dengan adanya kesenangan dan berkurangnya rasa sakit. Teori lain yang populer adalah teori
eudaimonia. Teori ini menyatakan bahwa kebahagiaan adalah suatu keadaan yang ditandai
dengan adanya kesejahteraan dan kesempurnaan hidup.

 Paham tentang Baik

Paham tentang baik adalah suatu pemahaman tentang apa yang baik dan apa yang buruk.
Paham tentang baik ini berkembang seiring dengan perkembangan masyarakat. Paham tentang
baik dapat dibagi menjadi dua, yaitu paham tentang baik absolut dan paham tentang baik relatif.
Paham tentang baik absolut adalah paham tentang baik yang tidak berubah dan berlaku untuk
semua orang di semua tempat. Paham tentang baik relatif adalah paham tentang baik yang
berubah dan berlaku untuk masing-masing individu atau kelompok masyarakat.

 Hubungan antara Kebahagiaan dan Paham tentang Baik

Kebahagiaan dan paham tentang baik memiliki hubungan yang erat. Kebahagiaan dapat
dicapai dengan melakukan hal-hal yang baik. Berikut adalah beberapa contoh hubungan antara
kebahagiaan dan paham tentang baik: Orang yang menolong orang lain akan merasa bahagia.
Orang yang jujur akan merasa bahagia. Orang yang bekerja keras akan merasa bahagia.
BAB 9

Etika adalah suatu cabang filsafat yang membahas tentang moralitas. Moralitas adalah
suatu sistem nilai yang mengatur perilaku manusia. Etika terapan adalah penerapan etika dalam
kehidupan sehari-hari. Etika terapan membahas tentang berbagai bidang kehidupan, seperti
bidang politik, ekonomi, hukum, dan kesehatan. Bab ini membahas tentang etika terapan dalam
bidang pekerjaan. Bab ini dimulai dengan membahas tentang perkembangan pembagian kerja
dan profesi, kemudian membahas tentang etika profesi, dan akhirnya membahas tentang etika
bisnis.

 Perkembangan Pembagian Kerja dan Profesi

Pembagian kerja adalah suatu proses pembagian tugas dan tanggung jawab dalam suatu
pekerjaan. Pembagian kerja ini menyebabkan munculnya profesi. Profesi adalah suatu pekerjaan
yang menuntut keterampilan dan pengetahuan khusus. Profesi memiliki kode etik yang mengatur
perilaku para anggotanya.

 Etika Profesi

Etika profesi adalah suatu sistem nilai yang mengatur perilaku para anggota profesi. Etika
profesi ini bertujuan untuk melindungi masyarakat dari perilaku yang tidak profesional. Etika
profesi biasanya dirumuskan oleh organisasi profesi. Organisasi profesi adalah suatu organisasi
yang dibentuk oleh para anggota profesi untuk melindungi kepentingan para anggotanya.

 Etika Bisnis

Etika bisnis adalah suatu sistem nilai yang mengatur perilaku para pelaku bisnis. Etika
bisnis ini bertujuan untuk menciptakan persaingan yang sehat dan melindungi kepentingan
konsumen. Etika bisnis biasanya dirumuskan oleh organisasi bisnis. Organisasi bisnis adalah
suatu organisasi yang dibentuk oleh para pelaku bisnis untuk melindungi kepentingan para
anggotanya. Etika terapan adalah penerapan etika dalam kehidupan sehari-hari. Etika terapan
dalam bidang pekerjaan membahas tentang etika profesi dan etika bisnis. Etika profesi dan etika
bisnis bertujuan untuk melindungi masyarakat dari perilaku yang tidak profesional dan untuk
menciptakan persaingan yang sehat.

Anda mungkin juga menyukai