Anda di halaman 1dari 12

NAMA : EKO HARINATALISTINI

NIM : C2C021051

TUGAS : Membuat ringkasan bab 1 dan bab 2 mata kuliah Teori Perilaku Keorganisasian C

BAB 1

Perilaku Keorganisasian adalah sebagai suatu bidang studi yang menginvestigasi dampak individu,
kelompok, maupun struktur pada perilaku dalam organisasi dengan maksud mengaplikasikan
pengetahuan tersebut guna memperbaiki efektivitas organisasi.
Interpersonal Skill adalah tentang Bagimana seseorang mampu membangun hubungan yang
harmonis dengan memahami dan merespon manusia atau orang lain dengan beberapa cara
diantaranya :

1. keterampilan mendengarkan
dengan keterampilan mendengarkan, manfaat yang didapatkan adalah seseorang mampu
untuk memahami dan memperoleh informasi, dapat melakukan analisis terhadap kualitas
informasi, dapat membangun dan memelihara hubungan, serta menolong orang lain.
2. keterampilan membujuk
adalah komunikasi tatap muka yang dilakukan dengan sengaja oleh seseorang dengan tujuan
agar pihak lain mau mengikuti dengan sukarela kehendak seseorang.

Memahami perilaku organisasi membantu menentukan efektivitas manajer dimana segi teknis dan
kuantitas sangat penting, namun kepemimpinan dan keahlian dalam membangun komunikasi lebih
penting.

Keuntungan organisasi dari manajer yang terampil adalah Pergantian karyawan yang berkualitas
lebih rendah, mendapatkan kualitas yang lebih tinggi dalam perekrutan, performa finansial yang
lebih bagus.

Tugas manajer adalah menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain, dimana pada praktiknya kegiatan
seorang manajer diantaranya :

Kegiatan manajemen yaitu membuat keputusan, membangi sumber daya, mengarahkan aktivitas
untuk mencapai tujuan.

Kegiatan dalam organisasi yaitu mengkoordinasikan suatu unit sosial secara sadar yang terdiri dari
dua orang atau lebih yang berfungsi atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai tujuan
bersama atau serangkaian tujuan

Fungsi manajemen dalam sebuah organisasi terdiri dari beberapa hal pokok diantaranya
perencanaan (plan), pengorganisasian (organize), pengarahan / kepememimpin (lead), dan
pengendalian (control).

Tiga peran managerial oleh mintzberg :

1. Interpersonal

peran hubungan personal terdiri atas :

a. Figur kepala (figur head)


manajer mewakili organisasi untuk kegiatan-kegiatan di luar organisasi.
b. Pemimpin (leader)
manajer mengoordinasikan, mengendalikan, memotivasi, dan mendukung bawahan-
bawahannya.
c. Penghubung (liaison)
manajer menghubungkan personal di semua tingkatan manajemen

2. Informational

peran dari manajer sebagai Monitor organisasi untuk menerima informasi yang paling
mutakhir dan sebagai penyebar (disseminator) informasi ke seluruh personel di organisasi.
Peran infromasi lainnya adalah manajer sebagai juru bicara (spokesman)untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan tentang informasi yang dimilikinya.

3. Decisional

yang dilakukan oleh manajer adalah sebagai entrepreneur, sebagai orang yang menangani
gangguan, orang yang mengalokasikan sumber daya organisasi, dan negosiator jika terjadi
konflik dalam organisasi.

Keterampilan terpenting manajemen adalah :

1. Keterampilan Teknis
Yaitu keterampilan untuk mempraktikan pengetahuan atau keahlian khusus
2. Keterampilan Pribadi
Yaitu kemampuan untuk bekerja bersama, memahami, dan memberikan motivasi kepada
orang sekitar, baik secara individu maupun secara tim
3. Keterampilan Membuat Konsep
Kemampuan mental untuk melakukan analisa dan diagnosa dalam situasi yang rumit

4 Aktivitas Manajerial menurut Fred Luthans :

1. Manajemen tradisional : Pengambilan keputusan, perencanaan dan pengendalian.


2. Komunikasi : Pertukaran informasi rutin dan pemrosesan dokumen.
3. Manajemen sumber daya manusia : memotivasi, mendisiplinkan, mengelola konflik, staf,
dan pelatihan.
4. Networking : Bersosialisasi, berpolitik, dan berinteraksi dengan pihak luar.

Dari aktivitas-aktivitas manajerial diatas, dapat diketahui adanya 3 pengelompokan manajer, bahwa :

1. Manajer rata-rata melakukan aktivitas, dengan bobot Manajemen tradisional (32%),


Komunikasi (29%), Manajemen Sumber Daya Manusia (20%) dan Networking (19%)
2. Manajer sukses melakukan aktivitas, dengan bobot Networking (48%), Komunikasi
(28%), Manajemen tradisional (13%), dan Manajemen Sumber Daya Manusia (11%)
3. Manajer efektif melakukan aktivitas, dengan bobot Komunikasi (44%), Manajemen Sumber
Daya Manusia (26%), Manajemen tradisional (19%), dan dan Networking (11%).
PERILAKU ORGANISASI

Bidang studi yang menyelidiki dampak individu, kelompok, dan struktur terhadap perilaku dalam
organisasi, dengan tujuan menerapkan pengetahuan tersebut untuk meningkatkan efektivitas
organisasi.

Dua sarana pelengkap untuk memprediksi perilaku organisasi :

1. Intuisi
Yaitu tentang perasaan yang bagus, pengamatan pribadi, dan tingkat kewajaran.
2. Studi Sistematis
Yaitu melihat hubungan akan beberapa hal, bukti ilmiah, dan memprediksi perilaku.

Hasil dari studi sistematis adalah manajemen yang berdasar pada bukti dimana keputusan
manajerial haruslah berfikir seperti ilmuwan yaitu :

1. Mengajukan pertanyaan manajerial


2. Mencari berdasarkan bukti terbaik yang tersedia
3. Menerapkan informasi yang relevan pada kasus

Banyak ilmu perilaku telah berkontribusi pada perkembangan dari Organisasi Perilaku diantaranya :

1. Psikologi
Dalam hal ini ilmu- ilmu yang ada di dalam psikologi berkaitan dengan usaha, pengukuran,
penjelasan dan juga mengubah adanya perilaku manusia, bahkan mengubah dari perilaku
manusia itu sendiri.
Sehingga pada akhirnya melibatkan adanya sebuah studi usaha dan untuk secara spesifik
dalam bidang perilaku organisasi yang berkaitan dengan adanya masalah- masalah seperti
kebosanan, persepsi, kepemimpinan dan lain sebagainya.

2. Psikologi sosial
Dalam perilaku organisasi, psikologi memiliki keterkaitan antara sistem sosial dan
juga psikologi sosial seseorang dalam melakukan tugasnya. Dalam hal ini berhubungan
dengan adanya sebuah kepentingan yang dipertahankan atas dasar rasa kebersamaan dalam
perilaku sebuah organisasi dan juga konsekuensi aktivitas.
Karena dalam perilaku organisasi adalah disiplin ilmu yang sebenarnya lebih relative pada
sebuah penerapan yang baru dan juga didukung dengan ilmu lainnya.

3. Sosiologi
Dalam ilmu psikologi memang lebih memfokuskan sesuatu hal yang berhubungan dengan
sesama manusia dan juga mempelajari segala hal yang berhubungan dengan manusia
lainnya. konsep yang satu ini juga berlaku dari adalah kehidupan perilaku organisasi dan juga
tim kerja yang ada dalam sebuah organisasi. Artinya dalam kegiatan sosiologi yang
mempelajari hubungan satu manusia dengan manusia lainnya.

4. Antropologi

Dalam ilmu antropologi di dalamnya terdapat hubungan masyarakat dalam mempelajari


sifat manusia dan juga kegiatan yang dilakukan oleh manusia. Selain itu mempelajari juga
mengenai seluk beluk kehidupan manusia dan juga perbedaan-perbedaan yang ada, sikap
fundamental dalam nilai dan juga norma-norma yang berkaitan dengan cara bertindak
seseorang dan juga pengaruh kelompok dalam psikologi sosial.
TANTANGAN DAN PELUANG PADA PERILAKU ORGANISASI

1. Merespon tekanan ekonomi


Tantangan

Tantangannya yaitu ketika ekonomi amerika serikat jatuh pada tahun 2008, secara virtual
semua ekonomi besar lainnya pun turut terkena imbasnya .pemutusan hubungan kerja dan
kehilangan pekerjaan menyebar luas. Dalam waktu yang singkat manajer berada paling
depan dengan pekerja yang harus di pecat , dengan bertahan bayaran rendah. Dan
bagaimana cara seorang manajer dapat mengatur semua itu dengan baik.

Peluang
Peluang yang dimiliki berupa dapat mengelola pekerja dengan waktu baik, maupun waktu
buruk. Pada waktu baik , memahami bagaimana memberikan penghargaan, memuaskan,
dan mempertahankan pekerja menjadi prioritas. Pada waktu sulitnya, isu-isu seperti stress,
pengambilan keputusan, dan bertahan muncul ke permukaan.

2. Merespon globalisasi
Tantangan
1. Mengawasi perpindaan pekerjaan ke Negara dengan upah yang rendah semakin sulit
bagi manajer-manajer di Negara berkembang, yang upah minimum umumnya $6 atau
lebih perjam. Dalam sebuah ekonomi global, pekerjaan cenderung mengalir ke biaya
yang lebih rendah yang memberikan keunggulan komparatif bagi perusahaan, meskipun
serikat buruh,politikus, dan pemimpin komunitas local melihat ekspor pekerjaan
berakibat buruk bagi pasar tenaga kerja dinegara asal.manajer menghadapi tugas yang
sulit untuk menyeimbangkan kepentingan organisasinya dengan tanggung jawabnya
pada komunitas tempat mereka beroperasi.
2. Beradaptasi dengan budaya yang berbeda dan norma-norma peraturan, namun menjadi
global bagi sebuah bisnis tidaklah semudah mengetik email ke luar negeri, mengirim
barang ke pelabuhan asing, atau membangun fasilitas di Negara lain. Namun manajer
perlu mengetahui bagaimana praktik budaya tenaga kerja di tiap neraga tempat mereka
melakukan bisnis.

Peluang

1. Meningkatkan penugasan di luar negeri jika anda adalah seorang manajer, anda semakin
ditugaskan ke luar negeri, atau di transfer ke divisi operasional pemberi kerja abda atau
anak perusahaan di Negara lain. Jika demikian , anda harus mengelola suatu tenaga kerja
dengan kebutuhan ,aspirasi dan sikap yang sangat berbeda dari yang terbiasa anda
hadapi di Negara asal.
2. Bekerja dengan orang dari budaya yang berbeda beda bahkan di Negara anda sendiri
anda akan bekerja dengan bos, rekan kerja, serta pekerjaan lain yang di lahirkan dan di
besarkan dalam budaya yang berbeda untuk bekerja dengan efektif dengan orang-orang
dari budaya yang berbeda-beda, anda perlu memahami bagaimana budaya, geografis,
dan agama telah membentuk mereka dan bagaimana menyesuaikan gaya manajemen
anda dengan perbedaan mereka.

3. Mengelola Keragaman Tenaga Kerja


Tantangan
Salah satu Tantangan yang paling penting untuk organisasi adalah keragaman tenaga kerja,
konsep bahwa organisasi menjadi semakin heterogen dari segi jenis
kelamin,umur,ras,etnis,orientasi seksual, dan inklusi kelompok sebaran lainnya. Jika
globalisasi fokus pada perbedaan-perbedaan di antara orang dari Negara yang berbeda-
beda, maka keberagaman tenaga kerja membahas perbedaan diantara orang orang dalam
suatu Negara.

Peluang
Peluangnya yaitu dengan mengelola keberagaman ini merupakan perhatian global.
Kebanyakan Negara-negara eropa telah mengalami pertumbuhan yang sangat dramatis
dalam imigrasi dari timus tengah. Termasuk salah Indonesia yang menghadapi keragaman
budaya dalam batas-batas Negara mereka sendiri.

4. Meningkatkan kualitas dan produktivitas


Ahli manajemen, Tom Peters berkata “Hampir semua peningkatan kualitas berasal dari
penyederhanaan desain, manufaktur, susunan, proses & prosedur”. Untuk mencapai tujuan
ini, para manajer mengimplementasikan program-program spt manajemen kualitas &
perencanaan ulang proses-program yg membutuhkan keterlibatan karyawan yg ekstensif.
Merespon kurangnya tenaga kerja (disebabkan o/ angka kelahiran & tingkat partisipasi
tenaga kerja).
Kebanyakan organisasi mengalami kegagalan karena karyawannya gagal menyenangkan
pelanggan. Jadi, manajemen harus menciptakan sebuah kultur yg responsive terhadap
pelanggan.

5. Meningkatkan layanan pelanggan


Tantangan
Banyak organisasi yang gagal karena pekerjaannya gagal menyenangkan pelanggan .
manajeman perlu menciptakan sebuah budaya responsif pelanggan. Perilaku organisasi
dapat memberikan panduan yang memadai dalam membantu manajer menciptakan
buadaya tersebut yaitu pekerja ramah dan tulus, mudah dihubungi , berpengalaman, cepat
dalam merespons kebutuhan pelanggan , serta bersedia melakukan apa yang perlu untuk
menyenangkan pelanggan.

Peluang
Perilaku organisasi dapat membantu manajer meningkatkan kesuksesan interaksi ini dengan
menunjukan bagaimana sikap dan perilaku pekerja memengaruhi kepuasan pelanggan.

6. Meningkatkan Keterampilan Bermasyarakat


Tantangan
Tantangannya yaitu menyajikan konsep dan teori yang relavan dan dapat membantu
menjelaskan dan memprediksi perilaku orang di tempat kerja.

Peluang
Peluang yang di dapati yaitu pandangan mengenai keterampilan orang spesifik yang anda
dapat gunakan dalam pekerjaan/ misalnya anda akan belajar cara mendesain pekerjaan-
pekerjaan yang memotivasi , teknik-teknik meningkatkan kemampuan mendengar, dan
bagaimana menciptakan tim yang lebih efektif.

7. Simulasi Inovasi dan Perubahan


Sekarang ini perusahaan-perusahaan yang ingin sukses harus memelihara dan meningkatkan
inovasi serta menguasai seni perubahan. Hal yang sama juga terjadi pada organisasi
pendidikan. Bila organisasi pendidikan tidak melakukan langkah-langkah tersebut, mereka
akan menghadapi kebangkrutan atau ditinggal masyarakatnya, karena memilih ketempat
lain yang lebih inovatif dan mau merespon perubahan. Keberhasilan akan diperoleh oleh
perusahaan-perusahaan maupun lembaga pendidikan yang mempertahankan fleksibilitas,
meningkatkan kualitas secara terusmenerus, dan mengalahkan saingan di pasaran dengan
produk dan jasa yang inovatif secara konstan.

Para karyawan perusahaan itu sendiri atau para pendidik dan tenaga kependidikan pada
organisasi pendidikan itu sendiri bisa menjadi pencetus inovasi dan perubahan atau malah
menjadi penghalang untuk hal-hal serupa itu. Dalam hal ini, menstimulasi kreativitas, inovasi
dan toleransi para karyawan atau pendidik untuk suatu perubahan menjadi tantangan bagi
para manajer maupun pemimpin penentu kebijakan pendidikan. Bidang perilaku organisasi
di sini adalah memberikan berbagai kekayaan ide dan teknik untuk membantu
merealisasikan tujuan ini dengan menyediakan organisasi pendidikan yang menghargai
kreatifitas, inovasi dan merespon berbagai perubahan, sehingga kualitas yang tinggi tetap
terjaga dan terpelihara.

8. Coping with Temporariness


Dalam organisasi peningkatan kapasitas dan kemajuan teknologi organisasasi harus berjalan
cepat dan fleksibel apabila ingin bertahan.

9. Bekerja dalam Organisasi Jaringan


Tantangan
Tantangannya yaitu manajer dalam organisasi jaringan berbeda. Memotivasi dan memimpin
orang dan membuat keputusan kolaboratif online membutuhkan teknik-teknik-teknik yang
berbeda dibandingkan saat individu hadir secara fisik di suatu lokasi tunggal. Dengan
semakin banyak pekerja melakukan tugasnya melalui hubungan jaringan dengan orang lain,
manajer harus mengembangkan keterampilan baru.

Peluang
Organisasi jaringan memungkinkan orang-orang untuk berkomunikasi dan bekerja sama
meskipun terpisah jarak jauh. Kontraktor indenpenden dapat bertelekomunikasi memalui
computer ke tempat kerja di seluruh dunia dan mengubah pemberi kerja sesuai dengan
permintaan atas perubahan layanan mereka.programer perangkat lunak dan lain
sebagainya.

10. Helping Employees Balance Work-Life Conflicts


Tuntutan pekerjaan sering memaksa pekerja bekerja lebih lama sehingga menimbulkan
konflik dengan kepentingan pribadi atau keluarga.

11. Menciptakan Lingkungan Kerja yang Positif


Tantangan
Suatu ekonomi global karena budaya yang berbeda-beda dalam perspektifnya mengenai isu-
isu etis tertentu. Misalnya perlakuan yang adil atas pekerja dalam sebuah ekonomi yang
memburuk beragam antarbudaya. Persepsi keberagamaan agama,etnis dan jenis kelamin
berbeda-beda di seluruh Negara.

Peluang
Manajer saat ini harus menciptakan iklim yang sehat secara etis untuk pekerja lainnya,
mereka dapat bekerja secara produktivitas dengan ambiguitas minimal mengenai perilaku
yang benar atau salah. Perusahaan mempromosikan sebuah misi etis yang kuat, mendorong
pekerja untuk berprilaku dengan integritas dan memberikan kepemimpinan kuat yang dapat
memperngaruhi keputusan pekerja untuk berprilaku etis.
12. Meningkatkan Perilaku Etis
Tantangan
Ekspektasi produktivitas yang meningkat, dan kompetisi yang ketat, tidak mengejutkan
banyak pekerja merasa tekanan untuk melakukan jalan pintas, melanggar peraturan, dan
terlibat dalam praktik praktik lain yang dipertanyakan.

Peluang
peluang yang dimiliki yaitu mereka diharuskan untuk mengindentifikasi tindakan mana yang
benar dan mana yang salah, dan memberikan evaluasi kinerja yang tinggi untuk seorang
pekerja yang mereka sukai.

MENGEMBANGKAN MODEL PERILAKU ORGANISASI

Terdapat tiga (3) level analisa dalam Perilaku Organisasi :

1. Sistem pada tingkat organisasi


Perilaku organisasi mencapai kompleksitas tertinggi jika kita menambahkan
pengaruh struktur formal kedalam pengertian sebelumnya tentang perilaku individual dan
perilaku kelompok. Sama dengan pengertian bahwa kelompok itu lebih dari sekedar
menjumlahkan perilaku anggota-anggotanya, organisasi juga lebih dari sekedar
menjumlahkan perilaku kelompoknya. Desain struktur organisasi formal, kebijakan dan
praktik-praktik sumber daya manusia dalam organisasi, tingkatan stres ditempat kerja, kultur
nasional tempat organisasi itu beroperasi dan kultur internal dalam organisasi, semuanya
akan berdampak pada produktivitas, absen kerja, pindah kerja, dan kepuasan kerja.

2. Level kelompok
Perilaku orang-orang dalam sebuah kelompok itu berbeda atau lebih dari
sekedar menjumlahkan perilaku pperseorangan dalam caranya masing-masing. Kompleksitas
dari model yang akan kita kembangkan lebih terasa lagi karena perilaku orang-orang didalam
kelompok itu berbeda dengan perilaku mereka pada saat mereka sedang sendiri atau sedang
diluar kelompoknya. Oleh karena itu, langkah berikutnya untuk lebih mengerti tentang
perilaku organisasi adalah mempelajari perilaku kelompok, dimana orang-orang dalam
kelompok itu dipengaruhi oleh corak perilaku yang diharapkan atau menjad standar
komunikasi, proses pembuatan keputusan kelompok, tipe-tipe kepemimpinan, kekuatan dan
politik, hubungan antar kelompok, dan tingkatan konflik yang semuanya akan
mempengaruhi perilaku kelompok.

3. Level tingkat individual


Sering dikatakan bahwa manajer itu, tidak seperti orangtua, harus bekerja dengan orang-
orang yang telah berumur, bukan sejak kecil. Artinya orang ini telah mendapatkan didikan
dan pengalaman dari orang-orang lain yang berhubungan dengannya sebelumnya. Hal ini
untuk menegaskan bahwa orang tersebut masuk kedalam organisasi/perusahaan masing-
masing dengan karateristik tertentu yang akan mempengaruhi perilaku ditempat kerja. Lebih
jelas disebutkan disini, karakter-karakter tersebut diantaranya adalah karateristik pribadi
atau biografik seperti umur, jenis kelamin, status perkawinan, ciri kepribadian, nilai-nilai dan
sikapnya, dan tingkat kemampuannya. Karateristik ini akan berpengaruh sewaktu seseorang
masuk dalam lingkungan kerja. Yang terpenting harus diingat adalah bahwa manajemen
hanya sedikit dapat mengubahnya meskipun kenyataannya karateristik ini akan punya
dampak pada perilaku karyawan. Masih ada lagi yang perlu disebutkan disini yaitu persepsi,
pembuatan keputusan individual, proses belajar dan motivasi.
Variabel Dependen Perilaku Organisasi yang Menarik

1. Produktivitas: organisasi dikatakan produktif jika ia mencapai sasarannya dan melakukannya


dengan mentransfer input ke output dengan biaya terendah. Ukuran kinerja yang mencakup
efektivitas dan efisiensi. Efektivitas adalah pencapaian sasaran, sementara efisiensi adalah
rasio output efekif terhadap input yg diperlukan untuk mencapainya.
2. Keabsenan: tidak melapor untuk bekerja.
3. Pengunduran diri: pengunduran diri sukarela maupun tidak dari organisasi.
4. Perilaku warga organisasi: perilaku pilihan yang tidak menjadi bagian dari kewajiban kerja
formal karyawan, namun mendukung berfungsinya organisasi tersebut secara efektif.
5. Perilaku organisasi kewarganegaraan : perilaku yang membuat individu melakukan sesuatu
yang tidak dideskripsikan dalam pekerjaannya serta tidak ada upah atau penghargaan atas
tindakannya itu secara sadar dan atas keinginannya sendiri, seperti menolong rekan kerja
melakukan pekerjaannya, atau membantu bos meski sampai di luar jam kerja yang
ditentukan. Perilaku ini adalah perilaku yang dapat meningkatkan efektivitas organisasi.
6. Kepuasan Kerja: sikap umum individu terhadap pekerjaannya.

RINGKASAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL

1. Manajer perlu mengembangkan keterampilan interpersonal mereka agar efektif


2. Perilaku organisasi berfokus pada bagaimana meningkatkan faktor-faktor yang membuat
organisasi lebih efekti
3. Prediksi terbaik dari perilaku dibuat dari kombinasi studi sistematis dan intuisi
4. Variabel situasional memoderasi hubungan sebab-akibat, itulah sebabnya teori perilaku
organisasi bersifat kontingen.
5. Ada banyak tantangan dan peluang perilaku organisasi bagi para manajer saat ini
6. Buku catatan didasarkan pada model kontinjensi perilaku organisasi
BAB 2
Terdapat dua tingkat keragaman dalam organisasi yaitu :

1. Surface-level Diversity (keragaman tingkat permukaan)


yaitu perbedaan dalam karakteristik yang dapat secara mudah dipersepsikan, misalnya jenis
kelamin, ras, suku, umur, atau disabilitas, yang tidak begitu merefleksikan bagaimana orang
berpikir atau merasa, tapi dapat mengaktivasi stereotipe tertentu.
2. Deep-level Diversity (keragaman tingkat dalam)
yaitu perbedaan dalam nilai, kepribadian, dan keinginan kerja yang dapat menjadi semakin
penting dalam penentuan kesamaan sebagaimana orang mengenal satu sama lain lebih baik.

KARAKTERISTIK BIOGRAFIS

Karakteristik biografis mampu membawa perbedaan dalam keluaran Perilaku Organisasi. Beberapa
karakteristik yang umum dan dampaknya terhadap kinerja adalah:

1. Umur

Dalam hal persepsi, karyawan senior dilihat secara positif memiliki pengalaman, keputusan,
etika kerja, dan komitmen terhadap kualitas. Namun karyawan senior juga dipandang
kurang fleksibel dan sulit menerima teknologi baru.

Kecenderungan untuk keluar menurun berbanding lurus dengan bertambahnya umur.


Karyawan senior cenderung memiliki alternatif pekerjaan yang sedikit.

Dalam hal ketidakhadiran, avoidable absence cenderung rendah pada karyawan senior
dibanding karyawan baru. Namun unavoidable absence cenderung setara.

Karyawan senior memiliki kepuasan kerja yang tinggi dan hubungan kerja yang baik. Pada
karyawan profesional kepuasan kerja meningkat berbanding lurus dengan umur. Namun
pada karyawan non-profesional, kepuasan menurun pada umur pertengahan dan meningkat
lagi pada umur kemudian.

2. Jenis Kelamin

Wanita cenderung lebih mudah sepakat dan patuh pada otoritas, sementara laki-laki lebih
agresif dan lebih condong memiliki ekspektasi untuk sukses.

Dalam hal persepsi, wanita yang sukses dalam area pekerjaan laki-laki dipandang kurang
disukai, lebih berbahaya, dan kurang diidamkan.

Wanita cenderung lebih tinggi dalam hal turnover dan absenteeism dibanding laki-laki, jika
wanita memiliki peran dan tanggung jawab keluarga.

3. Difabel

Kaum difabel adalah seseorang yang memiliki keterbatasan fisik atau mental yang
membatasi satu atau lebih aktivitas hidup utama.

Dalam situasi kerja, karyawan difabel mendapat evaluasi kinerja cenderung lebih tinggi,
namun ekspektasi kerja terhadap mereka cenderung lebih rendah
Karayawan difabel lebih jarang untuk direkrut, mereka mendapat rating employability yang
lebih rendah. Kolega cenderung enggan bekerja dengan individu dengan difabel mampu
belajar, meski tidak ada efeknya terhadap rating kinerja dan ekspektasi.

4. Masa Kerja
masa kerja adalah peramal yang cukup baik mengenai ke!enderungan karyawan seperti
karyawan yang telah menjalankan suatu pekerjaan dalam masa tertentu, produktivitas dan
kepuasannya akan meningkat, sementara tingkat kemangkiran berkurang dan kemungkinan
keluar masuk karyawan lebih kecil.
masa kerja juga tidak mempunyai alasan bahwa karyawan yang lebih lama bekerja senior
akan lebih produktif dari pada yang junior. Senioritas / masa kerja berkaitan secara negatif
dengan kemangkiran dan dengan tingkat turnover.

berikut ilustrasinya :
- masa kerja tinggi 4 tingkat absensi dan turnover rendah
- Masa kerja rendah 4 tingkat absensi dan turnover tinggi
Kedua hal di atas berkaitan secara negatif

- Masa kerja tinggi 4 kepuasan kerja tinggi


- Masa kerja rendah 4 kepuasan kerja rendah
Kedua hal di atas berkaitan secara positif

5. Agama
Dapat mempengaruhi tempat kerja di bidang pakaian, dandanan, dan penjadwalan. Undang-
undang melarang pengusaha melakukan diskriminasi terhadap pekerja berdasarkan agama
mereka

6. Orientasi Seksual
7. Identitas Gender

ABILITY (KEMAMPUAN)
Ability adalah kapasitas individu untuk mencapai pekerjaan. Berkaitan dengan ketepatan /
kecocokan kerja seseorang, jika syarat pekerjaan dengan kemampuan pekerja cocok, maka performa
kerja dan kepuasan pekerja meningkat. Jika yang terjadi sebaliknya maka efisiensi perusahaan dan
kepuasan bekerja karyawan tidak tercapai.

Ability terbagi menjadi 2 :


1. Kemampuan Intelektual
Kapasitas untuk melakukan aktivitas mental (sosial, budaya, emosional, kognitif) diperlukan
agar mampu beradaptasi dengan lingkungan kerja. Ada 7 dimensi kemampuan intelektual:
a) Number aptitude
Kemampuan numerik dan logika (hitungan, mengingat angka, dll).
contoh: Dominic Brian, seorang yang memiliki kemampuan number aptutide yang luar
biasa.
b) Verbal comprehensive
Kemampuan mengungkapkan dengan tepat dan baik menggunakan tulisan, ataupun
secara lisan. Berhubungan dengan cara mempersepsikan sesuatu.
contoh: seorang dosen yang dapat menjelaskan materi secara lisan dan dapat
menuangkan ilmunya dengan membuat modul yang berupa tulisan
c) Perceptual
Kemampuan mengungkapkan dengan menggunakan gerak-gerik, mimik muka (non-
verbal communication). Contoh: seorang psikolog yang sedang mengusut kasus harus
mampu membaca gerak-gerik pasiennya
d) Inductive reasoning
Kemampuan menilai dari khusus ke umum kemudian baru mengambil kesimpulan.
contoh: cowok itu tindikan telinganya banyak. Rambutnya panjang di kuncir. Banyak
tatto di badannya. Cowok itu sangat playboy dan sering membuat keonaran. Dia adalah
cowok nakal
e) Deductive reasoning
Kemampuan menilai dari umum ke khusus kemudian baru diambil kesimpulan.
contoh: cewek itu matre. Dia selalu memilih pacar yang memiliki mobil pribadi, punya
perusahaan sendiri dan mampu membelikannya barang mewah.
f) Spatial visualization
Kemampuan memperkirakan jarak, lebar, tinggi, volume ruangan
contoh: pembalap, driver (sopir) yang dapat memperkirakan jarak saat mengendarai
kendaraannya sehingga tidak bertabrakan dengan kendaraan lain.
g) Memory
Kemampuan mengingat dan menghafal dalam kurun waktu yang lama
contoh: programmer yang mampu menyusun formula dalam menciptakan program
tanpa melihat buku panduan.

2. Kemampuan Fisik
Kemampuan yang berhubungan dengan kemampuan fisik. Dibagi menjadi 9 kemampuan
fisik :
a) Kekuatan dinamis
Kemampuan menggerakkan otot secara berulang
contoh: atlet lari yang mampu berlari selama bermenit-menit untuk mencapai garis
finish
b) Kekuatan tubuh
Kemampuan menggunakan otot perut
contoh: pemanasan dalam bentuk sit-up
c) Kekuatan statis
Kemampuan menggunakan otot untuk mengangkat objek
contoh: atlet angkat besi
d) Keluwesan extent
Kemampuan meregang punggung sejauh mungkin
contoh: balerina
e) Keluwesan dinamis
Kemampuan bergerak cepat
contoh: bartender yang menampilkan atraksi menuang minuman ke dalam gelas dengan
menggunakan teknik tertentu yang dapat menghibur pengunjung
f) Koordinasi tubuh
Kemampuan mengkoordinasikan tindakan serentak dari bagian tubuh yang berlainan
contoh: drummer yang harus menggerakkan kedua tangannya dan kakinya secara
berirama
g) Keseimbangan
Kemampuan mempertahankan keseimbangan tubuh dalam kurun waktu yang cukup
lama
contoh: pemain sirkus yang menyebrangi jurang di atas tali hanya dengan bantuan satu
buah tongkat panjang dan tanpa alat pengaman
h) Stamina
Kemampuan untuk mempertahankan energi saat melakukan aktifitas yang
berkepanjangan
contoh: angkatan laut harus mampu mempertahankan stamina saat menyebrangi laut
(selat)

Anda mungkin juga menyukai