Anda di halaman 1dari 8

SLIDE 6

Disiplin Ilmu yang Mendukung Perilaku Organisasi


Perilaku Organisasi merupakan ilmu terapan yang dibentuk berdasarkan kontribusi dari
sejumlah bidang ilmu yang berkaitan dengan perilaku. Adapun bidang ilmu utama yang
terkait antara lain : psikologi, psikologi social, sosiologi dan antropologi.

Perilaku Organisasi (PO) sangat berkaitan sekali dengan “Sistem Sosial”, sebagai
konsekuensinya adalah segala aktivitas organisasi diatur oleh hukum sosial dan hukum
psikologis.Selain itu, Perilaku Organisasi adalah disiplin ilmu yang relatif baru yang
merupakan ilmu perilaku terapan yang dibangun dengan dukungan sejumlah disiplin
perilaku. Ilmu – ilmu perilaku yang amat besar sumbanngannya terhadap perkembangan
perilaku organisasi diantaranya adalah:psikologi, sosiologi, antropologi, psikologi sosial dan
ilmu politik (Robbin:200)

1. Psikologi (Psychology) adalah ilmu pengetahuan yang berusaha mengukur, menjelaskan,


dan terkadang mengubah perilaku manusia dan makhluk lain.

Contoh kasus: Dalam hasil sebuah survey baru – baru ini terhadap 1500 karyawan
menyebutkan bahwa uang bukanlah merupakan motivator utama bagi para karyawan.
Tetapi hal – hal yang lebih dianggap penting oleh para karyawan sebagai motivasi adalah:
aktivitas pembelajaran dan penugasan, jam kerja dan istirahat yang fleksibel, pujian
pribadi, otonomi dan otoritas yang lebih tinggi dalam pekerjaan mereka dan waktu
bersama manajer mereka. Jadi, bagi para karyawan tersebut uang itu penting tetapi setelah
hal – hal tersebut diatas terpenuhi.

2. Psikologi Sosial (Social Psychology) yaitu bidang dalam psikologi yang memadukan
konsep dari psikologi dan sosiologi serta berfokus pada pengaruh seseorang terhadap
orang lainnya.

Ilmu psikologi sosial mempelajari perilaku antar pribadi dalam arti berusaha mencari
penjelasan tentang bagaimana dan mengapa para individu berperilaku tertentu dalam
kegiatan kelompoknya.
Kontribusi untuk perilaku organisasi yaitu bagaimana menerapkan perubahan dan
bagaimana mengurangi hambatan agar suatu perubahan dapat diterima, mengukur dan
mamahami serta mengubah sikap, pola komunikasi dan cara-cara bagaimana kegiatan
kelompok memenuhi kebutuhan individu.

Contoh kasus : pemukulan siswa oleh temannya di sekolah. Situasi tersebut terjadi
sebagai akibat dari proses psikologi sosial maladaptif. Individu tersebut mungkin tidak
mendapatkan pendidikan atau contoh yang baik dari keluarganya, atau lingkungannya
yang berakibat pembentukan kejiwaan yang maladaptif. Kondisi kejiwaan mempengaruhi
emosi seseorang dalam situasi tertentu.
Inisiatif pemecahan masalah diantara kedua pihak tidak bisa dilakukan karena
pertumbuhan kejiwaan yang maladaptif dari lingkungannya.
Kemudian, hasil dari psikologi maladaptif yang dibawa dari keluarga dan lingkungannya
kemudian mempengaruhi sikap dan perilaku individu tersebut pada setiap lingkungan
dimana dirinya berada. Psikologi sosial perlu diajarkan dan ditanamkan pada tiap individu
agar dapat berinteraksi dengan orang orang di sekitarnya dengan baik, dan hidup dengan
nyaman.

3. Sosiologi (Sociology) mempelajari manusia dalam kaitannya dengan lingkungan sosial


dan kultur mereka.
. Sosiologi
Pusat perhatian sosiologi mempelajari sistem sosial dimana para individu memainkan
peranannya. Artinya sosiologi tersebut mempelajari manusia dalam hubungannya dengan
manusia lain. Dalam kaitannya dengan perilaku organisasi maka konsep-konsep yang
berasal dari sosiologi dapat memberi masukan terhadap perilaku organisasi seperti :
dinamika kelompok, proses sosialisasi, budaya organisasi, struktur organisasi formal,
birokrasi, komunikasi, status, kekuasaan dan konflik.

Contoh kasus: Ketika customer berkunjung di sebuah hotel, baru masuk saja customer
sudah disambut dengan ramah, sopan serta menyenangkan oleh para pelayan dan petugas
disebuah hotel tersebut, tidak mungkin customer itu di diamkan atau dibiarkan begitu
saja. Pasti disambut dengan hangat oleh pihak hotel. Mereka sudah biasa untuk menyapa
dan menyambut para customer yang datang tanpa terkecuali. Budaya organisasi tersebut
terbentuk karena kebiasaan yang terikat pada mereka.(birokrasi dan budaya organisasi
yang positif).

4. Antropologi (Anthropology) adalah studi kemasyarakatan untuk mempelajari manusia


dan aktivitas-aktivitas mereka.

Antropologi mempelajari masyarakat untuk mengetahui seluk beluk manusia dan


aktivitasnya. Hal yang dapat diambil dari antropologi untuk perilaku organisasi seperti
perbedaan-perbedaan fundamental dalam nilai, sikap dan norma tentang perilaku yang
dapat diterima mempengaruhi cara orang bertindak.

Contoh kasus : Seorang wartawan berasal dari Lingga Kepulauan Riau yang memiliki
karakteristik budaya yang khas dan bahasa melayu lingga yang khas dari daerahnya tetap
menghargai dan beradaptasi ketika berada di daerah lain ataupun di tempat kerjanya.
Walaupun ditempat kerjanya terdapat bermacam – macam kultur budaya yang berbeda,
tetapi dia tetap menghargai dan menerima perbedaan yang ada tanpa meninggalkan
budaya daerahnya sendiri.
SLIDE 7

Challenges and Opportunities for Organizational Behavior


(Peluang dan Tantangan dalam Perilaku Organisasi)

1. Responding to Economic Pressures (Menanggapi Tekanan Ekonomi)


Perilaku organisasi dapat dipergunakan untuk menghadapi tekanan ekonomi. Pada
dasarnya mengelola pekerjaan dengan baik pada waktu sulit atau waktu sedang baik akan
sama saja. Pendekatan perilaku organisasi kadang-kadang berbeda. Pada waktu yang
baik, memahami bagaimana memberi penghargaan, memuaskan, dan memelihara pekerja
adalah diatas semuanya. Pada waktu yang buruk, masalah seperti stress, pengambilan
keputusan, dan menguasai menjadi mengemuka.
Contoh
Tantangan :
Ketika ekonomi amerika serikat jatuh pada tahun 2008, secara virtual semua ekonomi
besar lainnya pun turut terkena imbasnya .pemutusan hubungan kerja dan kehilangan
pekerjaan menyebar luas. Dalam waktu yang singkat manajer berada paling depan dengan
pekerja yang harus di pecat , dengan bertahan bayaran rendah. Dan bagaimana cara
seorang manajer dapat mengatur semua itu dengan baik.
Peluang :
Peluang yang dimiliki berupa dapat mengelola pekerja dengan waktu baik, maupun waktu
buruk. Pada waktu baik , memahami bagaimana memberikan penghargaan, memuaskan,
dan mempertahankan pekerja menjadi prioritas. Pada waktu sulitnya, isu-isu seperti
stress, pengambilan keputusan, dan bertahan muncul ke permukaan.

2. Responding to Globalization(Menanggapi Globalisasi)


Organisasi tidak lagi dibatasi oleh batas negara. Hasil penjualan produk Amerika di luar
negeri dapat melebihi hasil penjualan di dalam negeri. Contohnya, Nokia merupakan
produk Finlandia, namun banyak menggunakan tenaga kerja dari India, Cina, dan negara
berkembang lainnya. Investasi asing banyak masuk ke Indonesia, melalui kerja sama
dengan perusahaan indonesia atau tidak, mereka akan menggunakan banyak tenaga kerja
Indonesia. Keadaan tersebut memerlukan interaksi multikultural yang akan berpengaruh
pada perilaku suatu organisasi.
Contoh
Tantangan :
Adanya globalisasi membuat dunia menjadi semakin kecil yang disebabkan oleh
perkembangan teknologi misalnya melalui telekomunikasi, perjalanan informasi
,ideology dan kemitraan organisasi, lingkungan organisasi global tidak lagi menjadi
tantangan, tapi itu sudah terjadi pada organisasi itu sendiri.
Peluang :
Organisasi yang ingin memenangkan persaingan global harus memiliki pola pikir baru,
pasar produk baru,kemampuan baru dan cara berpikir baru mengenai bisnis sehingga
secara langsung dan tidak langsung dapat menciptakan SDM yang lebih berkualitas untuk
mencapai kelincahan global, efektifitas dan daya saing tersebut.
3. Managing Workforce Diversity (Mengelola Keragaman Tenaga Kerja)
Organisasi semakin perlu menyadari kenyataan bahwa sumber daya manusianya sangat
beragam baik dilihat dari segi gender, ras, suku agama, umur, budaya, pendidikan,
kondisi fisik, dan lain sebagainya. Manajer semakin dituntut kemampuan untuk
mengelola keberagaman tersebut.
Contoh
Tantangan :
Adanya emansipasi wanita menuntut organisasi agar tidak bersikap
diskriminatif.Sebagian lapangan pekerjaan yg biasanya dilakukan pria sudah bisa
dilakukan wanita misalnya sopir busway, arsitek,pejabat pemerintahan dll,kadang para
istri berperan sbg pencari nafkah utama karena suami menganggur atau penghasilannya
dirasakan tidak mencukupi kebutuhan keluarganya, sehingga kedepan jumlah wanita
karier semakin meningkat.
Peluang :
Keadaan ini membuka peluang bagi wanita untuk mengikuti pendidikan secara leluasa
shg meningkatkan kualitas wanita,tak heran makin banyak wanita terdidik berpendapat
bahwa keahlian dan ilmunya harus mrk abdikan untuk meningkatkan taraf hidupnya
sendiri.

4. Improving Customer Service (Meningkatkan Layanan Pelanggan)


Terdapat kecenderungan meningkatnya tuntutan pelanggan atas pelayanan. Banyak
organisasi gagal karena pekerjaannya gagal memuaskan pelanggan. Manajemen perlu
menciptakan budaya yang responsif terhadap pelanggan. Perilaku organisasi dapat
memberikan bimbingan agar pekerja lebih bersahabat, mempunyai pengetahuan dalam
merespon kebutuhan pelanggan dan bersedia melakukan sesuatu yang menyenangkan
pelanggan.
Contoh
Tantangan :
Pada perusahaan operator seluler buruknya layanan pelanggan menjadi alas an utama
untuk mengganti operator selulernya meskipun mereka sudah meningkatkan investasi
SDM dan infrastruktur tetapi layanan pelanggan tetap menjadi tantangan tersendiri karena
mempengaruhi Indikator Utama Kinerja (KPI) operator seperti tingkat kepuasan
pelanggan dan Net Promote Score (NPS).Penyebabnya adalah pelanggan merasa kecewa
terhadap kemampuan petugas customer service dalam mengatasi dan menemukan sumber
masalah yang dihadapinya. Hal inilah mendorong ketidak percayaan pelanggan akan
kemampuan petugas dalam mengatasi masalah buruknya jangkauan sinyal dan ketidak
percayaan akan kemampuan petugas untuk mengatasi masalah buruknya kinerja ponsel,
ataupun terputusnya percakapan telepon secara tiba-tiba.
Peluang :
Perusahaan operator seluler dapat melakukan perbaikan kecepatan dalam penanganan
masalah jika tim layanan pelanggan dilengkapi dengan alat diagnose yg lengkap dan
efektif serta alat untuk memecahkan masalah atau dapat juga dengan upgrade jaringan
untuk meningkatkan kinerja.Tetapi peluang yg baik untuk memberikan layanan dalam
memuaskan pelanggan terletak pada perbaikan koneksi struktur organisasi yang
sebelumnya tidak terhubung dengan baik antara satu dengan yang lainnya serta
intelligence yang terpisah-pisah. Hal ini sering dijumpai di banyak perusahaan operator
seluler.

5. Improving People Skills (Meningkatkan Keterampilan Orang)


Merupakan kewajiban organisasi untuk meningkatkan keterampilan pekerjanya dalam
menjalankan pekerjaan. Hal tersebut dapat dilakukan melalui pemegangan, pelatihan,
atau coaching. Sementara manajer sendiri dapat meningkatkan diri dalam memberikan
pekerjaan yang menantang, memperbaiki keterampilan dalam menyimak dan
menciptakan tim yang lebih efektif.
Contoh
Tantangan :
Manager dan staf professional sekarang ini dituntut untuk mendalami
tatacara/kebiasaanya dlm meningkatkan produktifitasnya dlm tugas sehari-hari sehingga
tercipta tenaga professional yg produktif dan efisien, seperti goal setting,managing time
and routines activity,tetapi kadang mereka tidak sadar betapa pentingnya meningkatkan
kualitas pribadinya tersebut untuk kemajuan dirinya dan organisasinya tersebut.
Peluang :
Organisasi harus tanggap dlm membaca keadaan tenaga profesonalnya, mrk harus bisa
mengubah kejemuan kerja misalnya dengan rekreasi karyawan,gathering untuk
meningkatkan kekerabatan karyawan dan juga pelatihan konseling/workshop, hal ini
diharapkan Peserta akan lebih fokus pada tugas-tugas yang disusun menurut skala
prioritasnya masing-masing dan juga akan lebih mudah dan lebih siap dalam menghadapi
tugas-tugas dan/atau proyek baru yang diembannya Secara umum pelatihan ini akan
meningkatkan produktifitas kerja karyawan melalui efektifitas kegiatan sehari-hari yang
dengan sendirinya akan meningkatkan kontribusinya dalam peningkatan kinerja
organisasi.

6. Stimulating Innovation and Change (Merangsang Inovasi dan Perubahan)


Organisasi yang sukses harus memperkuat inovasi dan menguasai cara melakukan
perubahan. Kemenangan akan diperoleh organisasi yang memelihara fleksibelitas,
memperbaiki kualitas berkelanjutan dan mengalahkan kompetisi dengan inovasi produk
dan jasa secara konstan.
Contoh
Tantangan :
Ada banyak perusahaan raksasa yg gagal seperti Sears,Boeing dan Lucent Techologies
mereka mengimplementasikan program-program pemotongan biaya yg sangat besar dan
meniadakan/PHK ribuan pekerja untuk menghindari kebangkrutan.
Peluang :
Pemotongan biaya dengan memPHK perkerja dapat dihindari jika perusahaan itu dapat
mengembangkan inovasi dan menguasai seni perubahannya sehingga perusahaan akan
terus maju jika fleksible,terus berkualitas dan dapt mengalahkan kompetitornya dengan
menawarkan produk yg terus inovatif.Contohnya Amazon.com dapat menyaingi
pesaingnya dgn menjual buku lewat situs internet.

7. Coping with Temporariness (Menyikapi Kesementaraan)


Dalam globalisasi, peningkatan kapasitas, dan kemajuan teknologi, organisasi harus
bejalan cepat dan fleksibel apabila ingin bertahan. Manajer dan pekerja berada dalam
iklim yang ditandai oleh sifatnya yang sementara. Pekerja harus secara terus menerus
meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya sesuai dengan tuntutan pekerjaan baru.
Contoh
Tantangan :
Awal tahun 1968-an Swiss mendonimasi pasar jam tangan dunia hingga 90% selama 60
tahun terakhir pembuat jam tangannya juga berinovatif menemukan jarum detik,
menemukan teknologi yang membuat jam semakin akurat, meluncurkan desain jam
analog baru,namun di tahun itu penjualan jam merosot tajam secara global. Pangsa pasar
turun drastis karena dunia sedang dilanda demam jam digital yang dipopulerkan oleh
pembuat jam Jepang, ironisnya, teknologi jam digital ditemukan oleh para ilmuwan
Swiss.Penemuan baru tersebut sebelumnya ditolak oleh pembuat jam Swiss sehingga
akhirnya dipamerkan di World Watch Congress. Dalam kasus ini resistensi akan sesuatu
yang baru seringkali menjadi penghambat terbesar dalam berinovasi.
Peluang :
Seharusnya perusahaan jam tangan Swiss ini mengutamakan kolaborasi dengan pemasok,
konsumen, atau stakeholder lainnya, ketimbang hanya berfokus pada pembinaan internal
perusahaan.Dikombinasikan dengan orientasi fleksibilitas, dimana perusahaan lebih
mengutamakan pertumbuhan, kreativitas, dan kemampuan beradaptasi, sehingga lebih
dinamis dan selalu berupaya bertransformasi. Bisa jadi ide-ide baru bermunculan di
sekitar kita. Peluang terobosan selalu ada, namun pertanyaannya adalah “Cukup
terbukakah perusahaan kita pada peluang dan perubahan tersebut?”

8. Working in Networked Organizations (Bekerja di Organisasi Jaringan)


Organisasi berbasis jaringan memungkinkan orang berkomunikasi dan bekerja bersama
bahkan meskipun jarak mereka jauh. Pekerjaan menajer menjadi berbeda dalam
organisasi berbasis jaringan. Memotivasi, memimpin orang dan membuat keputusan
bersama secara online memerlukan tehnik berbeda dengan apabila masing-masing berada
pada tempat yang sama. Manajer harus mengembangkan keterampilan baru.
Contoh
Tantangan :
Tantangannya yaitu manajer dalam organisasi jaringan berbeda. Memotivasi dan
memimpin orang dan membuat keputusan kolaboratif online membutuhkan teknik-teknik-
teknik yang berbeda dibandingkan saat individu hadir secara fisik di suatu lokasi tunggal.
Dengan semakin banyak pekerja melakukan tugasnya melalui hubungan jaringan dengan
orang lain, manajer harus mengembangkan keterampilan baru.
Peluang :
Organisasi jaringan memungkinkan orang-orang untuk berkomunikasi dan bekerja sama
meskipun terpisah jarak jauh. Kontraktor indenpenden dapat bertelekomunikasi memalui
computer ke tempat kerja di seluruh dunia dan mengubah pemberi kerja sesuai dengan
permintaan atas perubahan layanan mereka.programer perangkat lunak dan lain
sebagainya.

9. Helping Employees Balance Work-life Conflicts (Membantu Keseimbangan Karyawan


dalam Konflik Kehidupan-kerja)
Tuntutan pekerjaan sering memaksa pekerja bekerja lebih lama sehingga menimbulkan
konflik dengan kepentingan pribadi atau keluarga. Pekerja menginginkan pekerjaan yang
lebih fleksibel sehingga dapat mengelola konflik antara pekerjaan dengan kehidupan.
Keseimbangan antara pekerjaan dengan tuntutan kehidupan semakin menjadi prioritas
pekerja.
Contoh
Tantangan :
Karyawan biasa pd thn.1960-an atau 1970-an bekerja dikantor 8-9 jam/hari dari senin
sampai jumat,tempat dan jam kerja ditentukan dengan jelas.Hal ini tidak berlaku bagi
sebagian besar angkatan kerja saat ini, karyawan makin sering mengeluh bahwa batas
antara waktu kerja dan waktu bukan kerja jadi tidak jelas,sehingga menimbulkan konflik
pribadi dan tekanan.
Peluang :
Angkatan kerja pada zaman sekarang menghadirkan peluang bagi para pekerja untk
menciptakan dan menyusun peran-peran kerja mereka.Teknologi komunikasi juga
membuka peluang karyawan dapat menyelesaikan pekerjaannya dirumah,mobil bahkan
dikala liburan, ini memungkinkan banyak individu yg berkecimpung dalam bidang teknis
dan professional meenyelesaikan pekerjaan mereka pd sembarang waktu dan tempat
manapun.

10. Improving Ethical Behavior (Meningkatkan Perilaku Etis)


Dalam organisasi yang ditandai oleh mengurangi, harpan peningkatan produktivitas, dan
kompetisi ketat, tidak mengherankan banyak pekerja merasa tertekan, melanggar aturan,
dan terikat dalam pratik lain yang dipertanyakan. Mereka menghadapi dilema dan pilihan
etika, di mana mereka perlu mengidentifikasi perilaku benar dan salah. Sekarang menajer
harus menciptakan iklim yang secara etika sehat bagi pekerja, di mana mereka dapat
bekerja secara produktif dengan ambiguitas minimal tentang apa perilaku yang benar dan
salah.
Contoh
Tantangan :
Ekspektasi produktivitas yang meningkat, dan kompetisi yang ketat, tidak mengejutkan
banyak pekerja merasa tekanan untuk melakukan jalan pintas, melanggar peraturan, dan
terlibat dalam praktik praktik lain yang dipertanyakan.
Peluang :
peluang yang dimiliki yaitu mereka diharuskan untuk mengindentifikasi tindakan mana
yang benar dan mana yang salah, dan memberikan evaluasi kinerja yang tinggi untuk
seorang pekerja yang mereka sukai.

11. Creating a Positive Work Environment (Menciptakan Lingkungan Kerja yang Positif)
Meskipun tekanan kometisi dikebanyakan organisasi lebih kuat daripada sebelumnya,
beberapa organisasi berusaha merealisir daya saing dengan memperkuat lingkungan kerja
positif. Organisasi mengembangkan kekuatan manusia, memperkuat vitalitas dan daya
tahan, serta melepaskan potensi.

Contoh
Tantangan :
Suatu ekonomi global karena budaya yang berbeda-beda dalam perspektifnya mengenai
isu-isu etis tertentu. Misalnya perlakuan yang adil atas pekerja dalam sebuah ekonomi
yang memburuk beragam antarbudaya. Persepsi keberagamaan agama,etnis dan jenis
kelamin berbeda-beda di seluruh Negara.

Peluang :
Manajer saat ini harus menciptakan iklim yang sehat secara etis untuk pekerja lainnya,
mereka dapat bekerja secara produktivitas dengan ambiguitas minimal mengenai perilaku
yang benar atau salah. Perusahaan mempromosikan sebuah misi etis yang kuat,
mendorong pekerja untuk berprilaku dengan integritas dan memberikan kepemimpinan
kuat yang dapat memperngaruhi keputusan pekerja untuk berprilaku etis.

Anda mungkin juga menyukai