Anda di halaman 1dari 3

Hubungan antara gaya hidup dan pola konsumsi masyarakat ialah, setiap pemilihan gaya hidup akan mempengaruhi

pola konsumsi pada masyarakat. Gaya hidup ialah istilah untuk menggambarkan cara hidup seseorang (Alfred Adler,1929). Orang yang berasal dari subkultur, kelas sosial dan pekarjaan yang sama dapat mempunyai gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup seseorang menunjukkan pola kehidupan orang yang bersangkutan yang tercermin dalam kegiatan, minat dan pendapatan (Bilson Simamora,2002). Jadi, setiap pemilihan cara hidup seseorang dengan orang lain yang berbeda pasti pola konsumsinya juga berbeda pula meskipun berasal dari subkultur, kelas social dan pekarjaan yang sama. Misalnya seseorang memilih gaya hidup glamour akan mempunyai pola konsumsi yang berbeda dengan orang yang memilih gaya hidup hemat. Orang yang memilih gaya hidup glamour akan mengkonsumsi barang-barang mewah dan mahal untuk menampilkan citra diri yang menarik dan mengabaikan kegunaan dari barang tersebut. Sedangkan orang yang memilih gaya hidup hemat akan mengutamakan kegunaan dari barang yang dikonsumsi-nya daripada citra yang timbul dari pengkonsumsian barang tersebut, orang dengan gaya hidup hemat akan lebih suka menabung demi alasan keamanan di masa depan. Pola perilaku konsumtif pada masyarakat dapat ditinjau dari beberapa pendekatan teoritis yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. Teori Ekonomi Teori Psikologis Pembelajaran Teori Psikologis Motivasi Teori Sosiologis Teori Antropologis

Teori Ekonomi Manusia adalah makhluk ekonomi yang selalu berusaha memaksimalkan kepuasannya dan selalu bertindak rasional. Para konsumen berusaha merusaha untuk memaksimalkan kepuasannya selama kemampuan finansialnya memungkinkan. Teori Psikologis Pembelajaran Teori ini menyatakan bahwa perilaku seseorang merupakan hasil belajar dari akumulasi pengalaman selama hidupnya. Pembelajaran tersebut tidak hanya diperoleh dari pengalaman sendiri, akan tetapi juga dari pengalaman orang lain. Teori Psikologis Motivasi Motivasi seseorang dapat dihubungkan dengan kebutuhannya. Teori Sosiologis Teori ini menyatakan bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya, seseorang akan berusaha mengharmoniskan perilakunyadengan apa yang dianggap pantas oleh lingkungannya. Teori Antropologis

Teori ini juga memandang bahwa perilaku seseorang dipengarihi oleh lingkungan sosialnya, namun pada konteks yang lebih luas, termasuk di dalam kelompok yang lebih besar yaitu kebudayaan, sub kultur dan kelas sosial.(Bilson Simamora,2002) Apa saja yang mempengaruhi gaya hidup masyarakat sebut dan jelaskan? Faktor yang mempengaruhi gaya hidup masyarakat erat kaitannya dengan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, karena pada dasarnya persoalan gaya hidup merupakan pilihan dari seseorang yang mengkonsumi barang agar dapat mencapai gaya hidup yang diinginkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dapat terdiri dari beberapa faktor diantaranya: Faktor Kebudayaan a) Kultur adalah faktor yang paling pokok dari keinginan dan perilaku seseorang. Makhluk yang lebih rendah umumnya dituntun oleh naluri. Sedangkan pada manusia, perilaku biasanya dipelajari dari lingkungan sekitarnya. Sehingga nilai, persepsi, preferensi, berbeda dengan orang lain yang berada di lingkungan lain pula. Sehingga sangat penting bagi pemasar untuk melihat pergeseran kultur tersebut untuk dapat menyediakan produk-produk baru yang diinginkan konsumen. b) Subkultur. Tiap kultur mempunyai subkultur yang lebih kecil, atau kelompok dengan sistem nilai yang sama berdasarkan pengalaman dan situasi hidup yang sama. c) Kelas sosial adalah susunan yang relatif permanen dan teratur dalam suatu masyarakat yang anggotanya mempunyai nilai, minat dan perilaku yang sama. Kelas sosial tidak ditentukan oleh faktor tunggal seperti pendapatan tetapi diukur sebagai kombinasi pekerjaan, pendapatan, pendidikan, kekayaan, dan variabel lainnya Faktor Sosial a) Kelompok rujukan adalah kelompok yang merupakan titik perbandingan secara langsung atau tidak langsung dalam pembentukan sikap seseorang. Orang sering dipengaruhi oleh kelompok rujukan di mana ia tidak menjadi anggotanya. Pemasar dalam hal ini berupaya mengidentifikasi kelompok rujukan dari pasar sasaranya. Kelompok ini dapat mempengaruhi orang pada perilaku dan gaya hidup. Mereka dapat mempengaruhi pilihan dan merek yang dipilih oleh seseorang. b) Keluarga. Anggota keluarga pembeli dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap perilaku pembeli. c) Peran dan status. Posisi seseorang dalam kelompok dapat ditentukan dari segi peran dan status. Tiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan umum oleh masyarakat, contohnya direktur akan memakai pakaian mahal dan mengendarai mobil Lexus. Faktor Pribadi a) Usia dan tahap daur hidup. Orang akan mengubah barang dan jasa yang mereka beli sepanjang hidup mereka. Kebutuhan dan selera seseorang akan berubah sesuai dengan usia. Pembelian dibentuk oleh tahap daur hidup keluarga. Sehingga pemasar perlu meperhatikan perubahan minat pembeli yang terjadi yang berhubungan dengan daur hidup manusia.

b) Pekerjaan. Pekerjaan seseorang akan mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Dengan demikian pemasar dapat mengidentifikasi kelompok yang berhubungan dengan jabatan yang mempunyai minat di atas rata-rata terhadap produk mereka. c) Keadaan ekonomi. Keadaan ekonomi akan sangat mempengaruhi pilihan produk. Pemasar yang produknya peka terhadap pendapatan dapat dengan seksama memperhatikan kecendrungan dalam pendapatan pribadi, tabungan, dan tingkat bunga. Jadi, jika indikator-indikator ekonomi tersebut menunjukan resesi, pemasar dapat mencari jalan menetapkan posisi produknya. d) Kepribadian dan konsep diri. Tiap orang mempunyai kepribadian yang khas dan ini akan mempengaruhi perilaku pembeliannya. Kepribadian mengacu pada karakteristik psikologis yang unik yang menimbulkan respons relatif konstan terhadap lingkungannya sendiri. Kepribadian sangat bermanfaat untuk menganalisis perilaku konsumen bagi beberapa pilihan produk atau merek. Atau pemasar juga dapat menggunakan konsep diri atau citra diri seseorang. Faktor Psikologis a) Motivasi. Kebanyakan dari kebutuhan-kebutuhan yang ada tidak cukup kuat untuk memotivasi seseorang untuk bertidak pada suatu saat tertentu. Suatu kebutuhan akan berubah menjadi motif apabila kebutuhan itu mencapai tingkat tertentu. Motif adalah suatu kebutuhan yang cukup menekan seseorang untuk mengejar kepuasan (Simamora:2004). b) Persepsi. Seseorang yang termotivasi siap bereaksi. Bagaimana orang itu bertindak akan dipengaruhi oleh persepsi mengenai situasi. Dua orang dalam kondisi motivasi yang sama dan tujuan situasi yang sama mungkin bertindak secara berbeda karena persepsi mereka terhadap situasi itu berbeda. c) Kepercayaan dan sikap. Melalui tindakan dan proses pembelajaran, orang akan mendapatkan kepercayaan dan sikap yang kemudian akan mempengaruhi perilaku pembeli. Kepercayaan adalah sesuatu pemikiran yang deskriptif yang dimiliki seseorang tentang sesuatu. Suatu sikap menjelaskan suatu organinsasi dari motivasi, perasaan emosional, persepsi, dan proses kognitif kepada suatu aspek. Lebih lanjut, sikap adalah cara kita berfikir, merasa, dan bertindak melalui aspek di lingkungan seperti program tv. (Bilson Simamora dalam Panduan Riset Perilaku Konsumen:2004). Selain itu, motif Sosial paparan media juga mempengaruhi gaya hidup. Motif social adalah motif yang timbulnya untuk memenuhi kebutuhan individu dalam hubungan dengan lingkungan sosialnya, dan motif timbul karena adanya kebutuhan (need) (Ahmadi:2002). Dan media berperan dalam memberi simbol dan tanda melaluai iklan. Menurut Baudrilard kita sedang hidup dalam dunia simbol dan tanda.

Anda mungkin juga menyukai