Anda di halaman 1dari 16

CRITICAL BOOK REVIEW

SOSIOLOGI EKONOMI
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi Ekonomi
Dosen Pengampuh Mata Kuliah :

1. Dr. Khairuddin Ependi Tambunan, S.Sos., M.Si.

DISUSUN OLEH

RIDHO AL’AMIN

7183240021

Kelas A

FAKULTAS EKONOMI

PRODI ILMU EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

TP.2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya
penulis bisa menyelesaikan critical book Sosiologi Ekonomi.

Penyusunan critical book ini penulis menyadari bahwa kelancaran penulisan critical book
adalah berkat bantuan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin
menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam kelancaran
penulisan critical book ini.

Dalam penulisan critical book ini, penulis telah berusaha menyajikan yang terbaik.
Penulis berharap semoga critical book ini dapat memberikan informasi serta mempunyai nilai
manfaat bagi semua pihak.

Rantauprapat, 22 April 2021

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

BAB II IDENTITAS BUKU..................................................................................3


IDENTITAS BUKU .................................................................................3
BAB III RINGKASAN ISI BUKU.......................................................................4
RINGKASAN ISI BUKU ........................................................................4
BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................................12
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN BUKU ........................................12
BAB V PENUTUP................................................................................................13
A. KESIMPULAN.................................................................................................13
B. KRITIK DAN SARAN.....................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Konsumsi dalam pandangan sosiologi sebagai masalah selera, identitas,atau gaya hidup
maksudnya terkait kepada aspek-aspek sosial budaya. Sosiologi memandang dari segi selera
sebagai sesuatu yang dapat berubah, difokuskan padakualitas simbolik dari barang (maksudnya
jika di lihat orang menjadi menarik danmodis), dan tergantung dari persepsi tentang selera orang
lain. Konsumsi adalah kegiatan atau tindakan mempergunakan komoditas barang atau jasa untuk
memenuhi keinginan, dengan cara atau sikap yang umum,yang dipengaruhi oleh struktur dan
pranata sosial di sekitarnya.
Skemanya adalah : Struktur dan Pola cara dan sikap Pranata Sosial dalam kegiatan
konsumsi.Kegiatan konsumsi adalah tindakan atau kegiatan mempergunakanbarang/jasa, di
mana tindakan itu didasarkan pada makna subjektif, rasionalitas,emosi dan motif tertentu dari
individu agar di mengerti dan dipahami oleh oranglain.Weber ([1922 1978)] berpendapat bahwa
selera merupakan pengikatkelompok dalam (ingroup). Actor-aktor kolektif berkompetisi dalam
penggunaanbarang-barang simbolik. Keberhasilan dalam berkompetisi ditandai
dengankemampuan untuk memonopoli sumber budaya, sehingga akan meningkatkanprestis dan
solidaritas kelompok dalam.Sedangkan Veblen ([1899] 1973) memandang selera sebagai senjata
dalam berkompetisi. Kompetisi tersebutberlangsung antar pribadi, antara seseorang dengan
orang lain.
Jika dalam masyarakat tradisional, keperkasaan seseorang sangat dihargai; sedangkan
dalammasyarakat modern, penghargaan diletakkan atas dasar seleradengan mengkonsumsi
sesuatu yang merupakan refleksi dari kepemilikan. Dalammasyarakat perkotaan, anggota kelas
tertentu mempunyai kemampuan untukmengonsumsi barang-barang tertentu yang dilekatkan
pada gaya hidup darikelompok status tertentu.

1.2 MANFAAT
Penulisan critical book report ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara
praktis maupun secara teoritis dalam pembelajaran Sosiologi Ekonomi.

1
1.3 TUJUAN
Penulisan critical book report ini bertujuan untuk menambah wawasan pembaca maupun
penulis mengenai Sosiologi Ekonomi.

2
BAB II IDENTITAS BUKU

1.2 IDENTITAS BUKU

Judul buku : Modul 1 : Perkembangan Sosiologi Ekonomi & Sosiologi Produksi

sebagai Sub dari Sosiologi Ekonomi.

Penulis : Drs. Pheni Chalid, S.F., M.A., Ph.D. & Dr. Edy Siswoyo, M.Si.

Penerbit :-

ISBN :-

Halaman buku : 41 halaman & 37 Halaman

3
BAB III
RINGKASAN ISI BUKU

3.1 ISI BUKU

SEJARAH SOSIOLOGI EKONOMI

A. GAMBARAN UMUM

Kegiatan ekonomi sangat berkaitan erat dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sosial
masyarakat. Demikian juga aktivitas sosial sering kali memengaruhi kegiatan ekonomi. Jika kita
contohkan, saat ini Indonesia sedang mengalami krisis pangan akibat melonjaknya harga
sejumlah komoditas. Sebutlah kenaikan harga kedelai, krisis energi, atau berkurangnya pasokan
beras akibat musibah yang menimpa areal pertanian. Terganggunya kegiatan ekonomi secara
otomatis merembes pada kehidupan sosial seperti meningkatnya angka kemiskinan, karena
penurunan daya beli masyarakat terhadap kebutuhan pokok. Penurunan daya beli pada gilirannya
diikuti oleh peningkatan kerawanan sosial. Kriminalitas sering kali terjadi karena semakin
kecilnya akses terhadap pekerjaan, sehingga orang melakukan pencurian hanya untuk memenuhi
kebutuhan pokok saja. Untuk memahami dan membuat prediksi suatu aspek kehidupan sosial
kita tidak dapat mengabaikan faktor-faktor ekonomi. Contoh lain dapat kita ambil dari kasus
krisis energi dunia yang memengaruhi berbagai kehidupan sosial secara keseluruhan.
Berkurangnya pasokan minyak menjadi ancaman negara-negara industri karena
ketergantungannya terhadap minyak. Melambungnya harga minyak dunia mengakibatkan ekses
secara sosial sebagai akibat dari efek “bola salju”. Inflasi, kenaikan harga kebutuhan pokok dan
kemunduran pertumbuhan ekonomi. Selanjutnya, efek ekonomis itu mengancam akan merembes
ke seluruh tatanan sosial dan politik. Mengancam akan memperburuk konflik-konflik kelompok,
seperti kelompok buruh dan pensiunan yang mengalami penurunan posisi ekonomi. Sementara
itu, masyarakat akan melihat bagaimana perusahaan-perusahaan minyak mendapatkan
keuntungan yang sangat besar. Aktivitas sebuah pabrik atau perusahaan akan sangat
memengaruhi situasi sosial di lingkungan sekitarnya. Artinya, berjalannya aktivitas ekonomi
dapat mengubah secara fundamental kehidupan masyarakat dan ekosistem di sekitarnya. Sebagai
contoh, kita dapat melihat bagaimana kerusakan alam yang diakibatkan oleh adanya
penambangan timah di Pulau Bangka dan Belitung misalnya, juga adanya perubahan struktur

4
sosial masyarakat setempat. Awalnya mereka menjadi buruh di lokasi penambangan, tetapi
seiring dengan menurunnya aktivitas pertambangan, masyarakat secara otomatis akan melakukan
pilihan rasional untuk mencari pekerjaan lain. Inilah yang kemudian berpengaruh terhadap
migrasi masyarakat.

B. DUA PARADIGMA DALAM PERKEMBANGAN SOSIOLOGI EKONOMI

Kritik terhadap pemikiran kaum Merkantilis diajukan oleh Adam Smith dalam karya
monumentalnya The Wealth of Nation. Smith menolak penekanan Merkantilis terhadap uang dan
harta. Ia mengemukakan bahwa kekayaan suatu bangsa dijumpai dalam basis produksinya, atau
dalam kekuatannya untuk menghadirkan „barang-barang keperluan, kesenangan dan kemudahan
hidup‟. Uang adalah alat pertukaran yang memudahkan alokasi barang-barang tersebut.
Selanjutnya tingkat produksi bergantung pada pembagian kerja. Bertambah tinggi spesialisasi
tenaga kerja, maka semakin produktiflah ia. Level spesialisasi tenaga kerja selanjutnya
bergantung pada besarnya pasar untuk produk tenaga kerja itu dan pada tersedianya modal. Pada
saat terpublikasinya pemikiran Adam Smith, hampir tidak ditemui pembedaan yang tajam antara
topik ekonomi dan sosial. Malahan, pemikiran tersebut berlangsung sepanjang abad ke-19 dan
berkembang terutama di Jerman yang dikenal sebagai Historian School. Di Inggris,
bagaimanapun, Ricardo dan beberapa ekonom lainnya lebih memopulerkan analisis abstrak
(abstract analysis). Historical School memandang bahwa ekonomi tidak terlepas dari elemen
sosial masyarakat. Sedangkan abstract analysis berpandangan bahwa ekonomi berdiri sendiri dan
terpisah dari disiplin lainnya.

EKONOMI, FAKTOR-FAKTOR SOSIAL, DAN PARA PEMIKIR SOSIOLOGI


YANG MEMBANGUN FUNDAMEN SOSIOLOGI EKONOMI

A. EKONOMI DAN FAKTOR-FAKTOR SOSIAL

1. Agama dan Nilai-nilai Tradisional

Agama dan nilai-nilai tradisional mendapat serangan dari para teoritis modernisasi-klasik.
Kedua hal itu dituding sebagai faktor yang tidak mendukung industrialisasi karena sifatnya yang
tidak rasional. Tetapi, kenyataannya, serangan tersebut tidak sepenuhnya terbukti. Beberapa
penelitian tentang agama dan nilai-nilai tradisional dan budaya lokal memperlihatkan betapa

5
kedua hal tersebut menjadi pendorong bagi munculnya kapitalisme. Sebagaimana yang
ditunjukkan oleh Weber dalam bukunya Economic and Society, dan secara gamblang dalam
bukunya Christian Ethic and the Spirit of the Capitalism. Dalam buku terakhir Weber
memperlihatkan reifikasi dari agama Kristen kepada kerja keras. Penekanan kerja keras dan
hidup hemat merupakan etika Protestan dan sekte Calvinis (tidak untuk sekte Luther dan Zwing
Lie). Dua kata kunci itulah yang menjadi spirit kemunculan kapitalisme. Ajaran Kristen
dipahami oleh sekte Calvin mengandung ajaran untuk selalu bekerja keras di dunia dan berlaku
hemat atas apa yang didapat. Jadi, menurut Weber agama merupakan pendorong munculnya
semangat kapitalisme.

2. Ikatan Kekeluargaan

Selain agama dan tradisi, kelompok solider (solidarity group) yang bersumber dari ikatan
kekeluargaan (kinship) juga merupakan faktor sosial yang berhubungan dengan ekonomi (Slater
and Tonkiss; 2000). Ikatan kekeluargaan merepresentasikan hubungan sosial-afektif yang sangat
dalam Tugas: Bagaimana agama yang tidak ada hubungannya dengan ekonomi dapat
memengaruhi pertumbuhan ekonomi masyarakat? berdasarkan fakta biologis kelahiran dan
hukum perkawinan, yang kemudian diikuti dengan intensitas hubungan yang tercipta antara
sesama anggota keluarga. Jenis peran dan aktivitas seseorang dalam masyarakat banyak
dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, dan posisi dalam keluarga. Lebih kentara dalam masyarakat
tradisional, peranan seseorang secara ekonomis acap tersubordinasi ke dalam pertimbangan
keluarga, yang di dalamnya terdapat tugas-tugas tertentu yang diberikan sesuai dengan tingkatan
usia anggota keluarga, distribusi kerja dan tanggung jawab yang lebih besar berdasarkan jenis
kelamin (domestic division of labor). Meskipun telah terjadi perubahan secara besar-besaran
tentang fungsi seseorang berdasarkan gender dan tingkat umur, pola tersebut masih terus
berlangsung, sekali pun dalam masyarakat modern. Anak-anak yang masih tergolong muda tidak
diperkenankan bekerja, sebagian pekerjaan dengan spesifikasi tertentu untuk laki-laki dan
selebihnya untuk perempuan.

3. Etnis

Sebagai bagian dari fakta sosial, etnisitas menjadi bagian dari interaksi sosial tradisional.
Etnisitas dapat dimengerti sebagai pengelompokan manusia karena bawaan dan kelahiran dari

6
aspek warna kulit, bahasa, lingkungan, yang kesemuanya itu merupakan ciri-ciri bawaan. Para
sosiolog menggunakan istilah etnis untuk menyebutkan setiap bentuk kelompok –baik kelompok
ras atau bukan kelompok ras- yang secara sosial dianggap berada dan telah mengembangkan
subkulturnya sendiri (Horton dan Hunt; 1992).

B. STRATIFIKASI DALAM EKONOMI

Dalam struktur sosial, terdapat stratifikasi yang membedakan kelas dan status sosial antar
individu atau kelompok. Istilah struktur sosial adalah suatu konsep yang dipakai untuk
menjelaskan karakteristik interaksi yang berulang di antara dua orang atau lebih. Unit dasar dari
struktur sosial itu tidaklah menunjuk pada pengertian orang, tetapi pada aspek-aspek interaksi
tertentu dari orang-orang, seperti peranan suami-istri dalam rumah tangga. Konsep ini dipakai
untuk mengindikasikan pola peranan seseorang dalam masyarakat yang dapat diidentifikasi dari
fungsi dan peran sosialnya, seperti struktur agama, struktur pendidikan, dan struktur ekonomi.
Stratifikasi hadir dalam masyarakat, menurut Talcott Parson (1966, 1977), sebagai bagian dari
proses evolusi sosial. Masyarakat memiliki kapasitas untuk beradaptasi dengan lingkungannya
dan stratifikasi merupakan strategi masyarakat untuk mengatasi keterbatasan-keterbatasan
mereka. Menurut Parson, apabila setiap orang diperlakukan dengan derajat yang sama, peran-
peran seperti kepemimpinan yang bertujuan untuk mengatasi tantangan dan permasalahan sosial
tidaklah dibutuhkan. Adanya stratifikasi menyebabkan peran pemimpin kepemimpinan
dibutuhkan dan berkonsekuensi mendatangkan reward dan prestise.

C. TOKOH-TOKOH DALAM SOSIOLOGI EKONOMI

1. Karl Marx

Tokoh yang berpengaruh dalam sosiologi ekonomi yaitu Karl Marx (1818-1883) yang
menyatakan bahwa setiap masyarakat, apapun tahap perkembangannya berada pada landasan
ekonomi. Marx menyebut hal ini sebagai “cara produksi” atau “mode of production” dari
komoditas. Selanjutnya, cara produksi tersebut mempunyai dua komponen yaitu pertama,
“kekuatan produksi” atau pengaturan fisik dan teknologi dari kegiatan ekonomi. Kedua adalah
hubungan-hubungan sosial dari produksi atau kelengkapan mutlak manusia bahwa orang-orang
itu harus berhubungan satu dengan yang lain dalam melaksanakan kegiatan ekonomi ini.

7
2. Emile Durkheim

Lebih memperkuat argumentasi Marx tentang bagaimana keterkaitan ekonomi dengan elemen
masyarakat lainnya, Emile Durkheim (1858-1917) dalam bukunya The Division of Labor in
Society (Pembagian Kerja dalam Masyarakat) tertarik dalam hal pengintegrasian dan pengaturan
kehidupan sosial. Tesis Durkheim yaitu bangun solidaritas sebagai kekuatan aktif dalam
kehidupan ekonomi. Untuk menjelaskan argumennya, ia membuat dikotomi antara dua tipe
masyarakat yaitu masyarakat segmental dan masyarakat kompleks.

3. Max Weber

Max Weber (1864-1920) menekankan bahwa asal-usul kapitalisme dan kondisi penunjangnya
terdapat dalam masyarakat. Weber menganalisis kondisi di mana kapitalisme industri Barat
modern muncul dan berkembang. Setelah mendefinisikan kapitalisme industri, Weber berusaha
mengidentifikasikan kondisi historis yang menimbulkan dan paling kondusif terhadap kelanjutan
eksistensinya. Ia menolak penjelasan bahwa kapitalisme timbul karena meningkatnya jumlah
penduduk atau arus masuk logam mulia ke Eropa Barat. Pada sisi yang lebih positif, satu
argumennya yang terkenal adalah bangkitnya Protestanisme, terutama Calvinisme yang
memantapkan kondisi sosial dan psikologis yang kondusif bagi psikologis kapitalisme. Sebuah
argumentasi lain adalah birokrasi memberi bentuk organisasi sosial yang paling rasional untuk
mengabdi pada kapitalisme industri.

TINJAUAN TENTANG SOSIOLOGI EKONOMI

RUANG LINGKUP SOSIOLOGI EKONOMI

Saudara mahasiswa, sebagai suatu bidang kajian, sosiologi ekonomi adalah satu disiplin
yang mudah dikenali, akan tetapi bagi kalangan di luar sosiologi, termasuk banyak ekonom, garis
konturnya (batas) kurang dikenal. Karena itu, kita mulai dengan mendefinisikan bidang yang
hendak kita pelajari ini dan membedakannya dengan arus utama ilmu ekonomi.

Sosiologi Ekonomi

8
Saudara mahasiswa, secara sederhana sosiologi ekonomi dapat kita definisikan sebagai
aplikasi perspektif sosiologis pada fenomena ekonomi. Bidang kajian ini juga dikenal dengan
sosiologi mengenai kehidupan ekonomi atau sosiologi mengenai ekonomi. Etzioni (1988)
menyebutnya dengan sosial ekonomi dalam arti aspek sosial dari kegiatan ekonomi. Dalam versi
yang lebih luas, sosiologi ekonomi adalah aplikasi kerangka berpikir, variabel-variabel dan
model-model penjelasan sosiologi pada berbagai kegiatan yang berhubungan dengan produksi,
distribusi, pertukaran dan konsumsi atas barang dan jasa. Kadang terminologi ―sosiologi
ekonomi‖ juga digunakan untuk aplikasi perspektif pilihan rasional pada perilaku sosial pada
umumnya (Beker, 1990). Seiring dengan perkembangan sosiologi pada umumnya dan sosiologi
ekonomi pada khususnya, perspektif khusus dari jaringan sosial, gender, dan konteks budaya,
juga menjadi pusat perhatian sosiologi ekonomi. Selain itu, dimensi internasional dari kehidupan
ekonomi juga menjadi pembahasan sosiologi ekonomi.

Sosiologi ekonomi merupakan disiplin ilmu yang mengaplikasikan perspektif sosiologis


pada fenomena ekonomi. Oleh karena itu, ia mengaplikasikan kerangka berpikir, variabel-
variabel, dan model-model penjelasan sosiologi pada berbagai kegiatan yang berhubungan
dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi atas barang dan jasa. Dalam
perkembangannya sosiologi ekonomi juga menggunakan perspektif jaringan sosial, gender, dan
konteks budaya dalam analisisnya. Terdapat perbedaan antara sosiologi ekonomi dengan ilmu
ekonomi. Ilmu ekonomi bersandar pada premis aktor memiliki informasi yang lengkap dan
informasi itu bebas. Dari premis inilah ilmu ekonomi mengembangkan tradisi analisis yang
didasarkan pada asumsi-asumsi risiko (risk) dan ketidakmenentuan (uncertainty). Dalam
sosiologi ada banyak pendekatan dan aliran yang memengaruhi sosiologi ekonomi. Weber
menunjukkan bagaimana ide (agama) dan kepentingan material menggerakkan tindakan orang
dalam aktivitas ekonomi sebagaimana diuraikan dalam The Protestant Ethic. Parsons
memandang masyarakat sebagai suatu sistem dan ekonomi sebagai salah satu subsistemnya.

PERSPEKTIF SOSIOLOGI TENTANG KEGIATAN PRODUKSI

A. RUANG LINGKUP SOSIOLOGI PRODUKSI

Saudara mahasiswa, kegiatan produksi merupakan bagian dari proses ekonomi. Dalam
ekonomi, terutama tradisi neoklasik, produksi dipandang hanya sebagai konstruksi teknis yang

9
terdiri dari input (modal dan tenaga kerja) dan output (produk). Sosiologi produksi sebagai sub
dari sosiologi ekonomi memandang produksi sebagai proses sosial yang kompleks dan bukan
hanya bersifat teknis semata. Argumen yang mendasarinya ialah bahwa agen-agen yang terlibat
dalam produksi adalah manusia. Oleh karena itu, kegiatan produksi sebagai proses ekonomi
melibatkan hubungan antara manusia dan bukan hanya hubungan antara input, ouput, dan
kuantitas lainnya. Dengan kata lain, produksi juga menjadi domain tindakan sosial, seperangkat
hubungan antara agen-agen manusia yang berbeda dari hubungan antara input dan output.
Terdapat pendekatan yang berbeda dalam memandang produksi. Karena itu, mari kita pelajari
beberapa pendekatan dalam produksi dan memahami cara produktif dan nonproduktif dalam
kegiatan produksi serta signifikansi empirik sosiologi produksi.

B. PENDEKATAN PLURALIS DAN SATU FAKTOR (SINGLE FACTOR) DALAM


PRODUKSI

Saudara mahasiswa, pendekatan pluralis pada dasarnya bersumber dari kerangka acuan
sosiologi ekonomi sebagai sebuah disiplin interdisipliner yang dipahami sebagai suatu perspektif
sosiologis tentang fenomena ekonomi, termasuk produksi. Sebagai perspektif sosiologis,
pendekatan pluralis memandang produksi sebagai suatu fenomena sosial yang ada dan beroperasi
di dalam lingkungan masyarakat, bukan hanya sebagai suatu proses pasar (market process).
Karena itu, pendekatan ini memfokuskan pada multipleksitas variabel-variabel sosial dalam
produksi dan memperhatikan sosialnya, termasuk institusi, jalan pemikiran, dan aransemennya
(Zafirovski, 2002). Berbeda dengan pendekatan pluralis, pendekatan satu faktor dalam produksi
yang dikenal dengan pendekatan ekonomi murni didasarkan pada konsepsi single factor yang
hanya memasukkan satu kelas variabel, seraya mengabaikan kategori-kategori lainnya. Artinya,
pendekatan ini tidak memandang penting faktor-faktor extra-economic sebagai variabel penjelas
dalam produksi meskipun hal tersebut bisa jadi juga penting. Oleh karena itu, pendekatan ini
tidak berupaya mendeskripsikan dan menjelaskan variasi dalam produksi dan ekonomi secara
menyeluruh; malah menitikberatkan pada preskripsi normatif atau resep teknologis mengenai apa
yang harus dilakukan [misalnya menghasilkan output yang telah ditentukan dari input dengan
spesifikasi yang telah ditentukan] dan bukannya deskripsi mengenai apa yang sesungguhnya atau
mungkin terjadi [misalnya variabel output yang menghasilkan input mengenai spesifikasi yang
telah ditentukan atau spesifikasi variabel] (Zafirovski, 2002).

10
C. CARA PRODUKTIF DAN NONPRODUKTIF DALAM KEGIATAN PRODUKSI

Saudara mahasiswa, ada dua cara mencari keuntungan (gain-seeking): produktif dan
nonproduktif. Mencari keuntungan atau akumulasi kekayaan bersifat ekonomi manakala
diperoleh dengan cara produktif atau cara-cara damai (peaceful methods), yakni apa yang disebut
Weber (1933) eksploitasi peluang pasar. Kasus dalam hal ini adalah produksi berbasis pasar atau
appropriasi barang-barang (appropriation of goods) lewat pertukaran rasional yang bebas secara
ekonomi. Cara nonproduktif ditunjukkan dengan mencari keuntungan atau akumulasi kekayaan
lewat kekerasan, kekuatan, dan sejenisnya. Dalam pandangan Weber (1933), perolehan dengan
kekuatan berbeda dari yang diorientasikan untuk memperoleh keuntungan dari pertukaran dan
produksi. Kasus dalam hal ini adalah apa yang disebut Weber sebagai perampok (robber) atau
kapitalisme berorientasi politik, dengan caraSaudara mahasiswa, Anda telah mempelajari
pendekatan pluralis dan faktor tunggal dalam produksi. Untuk mengukur tingkat pemahaman
Anda, coba Anda amati proses produksi yang Anda temui lalu jelaskan dengan pendekatan
pluralis dan faktor tunggal cara nonproduktifnya atau ekstra-ekonomi dalam mencari
keuntungan, yang berlawanan dengan kapitalisme modern yang mengambil jalan produksi.
Menurut Weber (1933), struktur dan spirit kapitalisme penyamun/perampok secara radikal
berbeda dari manajemen rasional dalam perusahaan kapitalis yang biasanya berskala besar.

D. SIGNIFIKANSI EMPIRIK SOSIOLOGI PRODUKSI

Saudara mahasiswa, signifikansi empirik sosiologi produksi dapat ditunjukkan dengan


beberapa studi empiris dan historis yang menemukan efek signifikan pluralitas variabel sosial
terhadap produksi dan juga pasar serta ekonomi. Variabel-variabel tersebut antara lain
kekuasaan, institusiinstitusi, dan budaya. Misalnya, melihat peran variabel-variabel tersebut
dalam perilaku ekonomi secara komparatif beberapa analis mendeskripsikan organisasi-
organisasi ekonomi sebagai aransemen-aransemen institusional dan budaya yang terkait dengan
relasi-relasi kekuasaan. Riset empiris menekankan peran variabel politik dan institusional
berkenaan dengan maksimalisasi pemanfaatan (utility maximization) individu dalam organisasi
ekonomi dan perkembangan produksi dalam ekonomi pasar, seperti Inggris dan Jepang. Secara
khusus, pembelahan kelas dan perebutan kekuasaan di antara kelompok untuk kontrol atas

11
produksi dan pasar, dan bukannya optimalisasi pemanfaatan individu adalah variabel yang
menentukan dalam perkembangan ekonomi di masyarakat tersebut.

BAB IV

PEMBAHASAN

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN BUKU

KELEBIHAN BUKU

1. Pada buku tersebut, materi yang disajikan cukup jelas sesuai dengan pembelajaran yang
sedang dilaksanakan.
2. Bahasa yang digunakan mudah dipahami yaitu sesuai dengan tingkatan mahasiswa.
3. Disajikan secara lengkap pembahasan mengenai Perkembangan Sosiologi Ekonomi &
Sosiologi Produksi sebagai Sub dari Sosiologi Ekonomi sehingga pemahaman lebih
mendalam mengenai materi pembahasan.
4. Penggunaan tanda baca, ketikan, paragraph sudah cukup rapi, sehingga pembaca tidak
mudah bosan dalam membacanya.
5. Pembaca semakin berwawasan luas ketika membaca buku ini, karena materi yang
disajikan sudah cukup sesuai dengan perkembangan saat ini.
6. Dalam buku juga terdapat daftar pustaka yang jelas sehingga pembaca tahu darimana
materi itu didapatkan.
7. Dalam buku juga terdapat rangkuman tentang materi yang dibahas.
8. Terdapat soal-soal latihan dan tugas-tugas tentang kasus yang dapat meningkatkan
pengetahuan pembaca.
9. Terdapat glosarium tentang pengertian kata-kata ilmiah.
10. Terdapat tabel-tabel serta gambar pendukung di dalam materi.

KELEMAHAN BUKU

1. Warna pada kertas isi hanya monoton hitam putih saja apalagi dibagian gambar
pendukung.
2. Tidak ada kata pengantar.
3. Tidak terdapat No. ISBN.

12
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Buku berjudul “Perkembangan Sosiologi Ekonomi & Sosiologi Produksi sebagai Sub dari
Sosiologi Ekonomi”dimana isi yang terdapat didalam buku ini sudah baik, sesuai dengan materi atau apa yang
menjadi pokok pembahasan materi didalam buku tersebut. Sehingga pembaca diharapkan mendapatkan
pemahaman atau informasi yang lebih banyak setelah membaca buku tersebut, Disamping memiliki kelebihan,
kedua buku ini pastinya juga memiliki kelemahan, dimana saya sendiri sebagai penulis telah mencantumkan
kelebihan serta kelemahan buku tersebut pada BAB IV dibagian PEMBAHASAN.

B. KRITIK DAN SARAN

Agar sebaiknya buku ini memperbaiki segala kelemahan-kelemahannya hingga dapat menjadi buku
yang baik dan bermanfaat bagi para pembacanya.

13

Anda mungkin juga menyukai