Anda di halaman 1dari 17

CRITICAL BOOK REVIEW

EKONOMI SUMBER DAYA MANUSIA


‘‘PENGANGGURAN”

Kelompok 5 :
Kartika Tri Anjani (7181240010)
Miranda (7181240012)
Yordan C. Lase (7183240017)
Sabrina Sitanggang (7183540015)

PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya
yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga Tugas CBR ini dapat diselesaikan
dengan baik dan tepat waktu.Penulis berharap semoga tugas CBR ini dapat menambah pengetahuan
dan wawasan bagi para pembaca yang ingin mendalami materi yang terdapat dalam tugas ini.Penulis
telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan tugas ini.Namun, penulis
menyadari masih banyak kelemahan yang terdapat dalam makalah ini.Untuk itu penulis mengharapkan
saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca untuk Tugas CBR ini.

Medan, 5 maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………….i

DAFTAR ISI…………………………………………………………ii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………1

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………….1


1.2 Tujuan Penulisan CBR…………………………………………………………1
1.3 Manfaat Penulisan CBR……………………………………………………….1

BAB II RINGKASAN ISI BUKU……………………………….….2-11

BAB III KELEBIHAN DAN KEKURANGAN ISI BUKU……….12

3.1 Kelebihan Isi Buku……………………………………………………………..12

3.2 Kekurangan Isi Buku…………………………………………………………...12

BAB IV PENUTUP………………………………………………….13

4.1 Kesimpulan…………………………………………………………………......13

4.2 Saran……………………………………………………………………….……13

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 latar Belakang

Di dalam upaya mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil, dan makmur baik materil maupun
spiritual, pemerintah telah melakukan berbagai usaha pembangunan di berbagai bidang. Dari tahun ke
tahun kegiatan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah ataupun swasta telah membuahkan hasil
yang menggembirakan seperti yang kita rasakan dewasa ini yang ditandai dengan peningkatan
kesejahteraan hidup. Namun demikian, peningkatan kesejahteraan hidup tersebut belum di rasakan oeh
seluruh masyarakat indonesia. Hal itu, tercermin pada tahun 1999 diperkirakan 80.000.000 penduduk
indonesia masih hidup dibawar garis kemiskinan. Hal itu menjadi tugas kita bersama untuk
mengentaskan mereka dari kemiskinan dengan berbagai upaya.kemiskinan tersebut pada umumnya
ditandai pada umumnya ditandai oleh ketidakbekerjaan seseorang pada usia kerja karena sulitnya
mendapatkan pekerjaan atau karena kena pemutusan hubungan kerja akibat krisis ekonomi.
PENGANGGURAN

A. PENGERTIAN PENGGANGGURAN.
Pengangguran merupakan suatu keadaan di mana seseorang yang tergolong dalam kategori
angkatan kerja tidak mempunyai pekerjaan dan juga secara aktif tidak sedang mencari pekerjaan.
(Nanga) (2005:249). Penduduk suatu negara terdiri dari orang-orang yaitu sebagai angkatan kerja (L)
dan mereka yang bukanlah angkatan kerja (N). angkatan kerja terdiri dari orang-orang semua yang
dipekerjakan (E) dan yang menganggur tetapi tidak dipekerjakan (U)
Pengangguran adalah seseorang yang tergolong angkatan kerja dan ingin mendpat pekerjaan
tetapi belum dapat memperolehnya. Orang yang tidak sedang mencari kerja contoh nya seperti ibu
rumah tangga, siswa sekolah SMP,SMA, mahasiswa perguruan tinggi dan lain sebagainya yang karena
sesuatu hal tidak/belum membutuhkan pekerjaan. Masalah penggaruan yang menyebabkan tingkat
pendapat nasional dan tingkat kemakmuran masyarakat tidak mencapai potensi maksimal yaitu
masalah pokok makro ekonomi yang paling utama.
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali,
sedang mencari kerja bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang
berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak .pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah
angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang
mampu menyerapnya .penggaruan sering kali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan
adanya pengangguran produktivitasi dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat
menyebabkan timbulnya kemisikinan dan masalah masalah social lainya .

Tabel Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja, Pengangguran Dan Pengangguran Tidak Kentara (Dalam
Persentase)

Tahun Tingkat PenangguranTak Tingkat Partisipasi Tingkat pengangguran


Ketara Angkatan kerja
1948 3,8 58,8 56,6
1958 6,6 59,5 55,4

1968 3,6 59,6 57,5

1991
6,7 66,0 61,6
Tabel tersebut berisi data tas pengangguran secara keseluruhan, tingkat keikutsertaan angkatan
kerja, dam tinglat tenaga kerja yang terkhir digambarkan sebagai ketenagakerjaan yang dibagi
populasi orang dewasa pada tahun 1948-19991.

Dari 1948 sampai 1968, sebagai contoh tingkat pengangguran 3,8 sampai 6,6%, dan tingkat
ketenagakerjaan jatuh dari 56,6 sampai 55,4%. Ini tidak sesuai, dari 1968-1991 pengangguran dinilai
besar , dari 3,6 sampai 6,7%, tetapi ketenagakerjaan menilai pada hakekatnya. Pertimbangan untuk
korelasi kebalikan antara pengangguran dan ketenagakerjaan menilai untuk 2 periode ini adalah bahwa
keikutsertaan angkatan kerja periode yang awal tumbuh hanya pelan-pelan.

B. PENGERTIAN PENGANGGURAN DALAM ISLAM

Dalam ekonomi konvensional yang membatasi penganggur hanya pada pencari kerja yang
tidak mendapatkan pekerjaan, adalah defenisi yang sangat sempit dari ajaran Islam tentang
kerja.Secara moral Islam orang yangtidak mempergunakan potensi nya adalah menganggur yang
memikul dosa. Ketika seseorang tidak bekerja namun ia masih terus berpikir keras, bagaimana bisa
memproduksifitas dirinya hingga menghasilkan kerja, secara moral islam memenuhi kewajiban kerja
dalam Islam dan tidak menanggung dosa pengangguran

C. JENIS-JENIS PENGANGGURAN
Pengangguran terjadi karena ketidak sesuaian antara permintaan dan penyediaan dalam pasar
kerjan. Bentuk- bentuk ketidaksesuaian pasar kerja: (1) Friksional; (2) Musiman; (3) Siklikal; (4)
Struktural; (5) Teknologi; dan (6) Kurangnya permintaan agregat

1. Pengangguran Friksional (Frictional Unemployment)


Adalah pengangguran yang terjadi karena kesulitan temporer dalam mempertemukan pencari kerja
dan lowongan kerja yang ada. Kesulitan temporer ini dapat berbentuk: (a) tenggang waktu yang
diperlukan selama proses/ prosedur pelamarandan seksi, atau terjadi karena faktor jarak/kurangnya
informasi; (b) Kurangnya mobilitas pencari kerja di mana lowongan pekerjaan justru terdapaat bukan
disekitar si pencari kerja; (c) pencari kerja tidak mengetahui dimana adanya lowongan pekerjaan dan
demikian pula pengusaha tidak mengetahui di mana tersedianya tenaga-tenaga yang sesuai.
Pengangguran friksional / frictional unemployment
Pengangguran jenis adalah penganggur yang muncul karena pencari kerja masih mencari pekerjaan
yang sesuai jadi ia menganggur bukan karena tidak ada pekerjaan .pengangguran ini tidak
menimbulkan masalah dan bisa diselesaikan dengan pertumbuhan ekonomi.Pengangguran friksional
juga di akibatkan adanya jarak dan kurangnya informasi.Pelamar pekerjaan tidak mengetahui adanya
lowongan kerja dan pihak penyedia kerja kesulitan untuk mencari pekerja sesuai dengan syarat yang
diharapkan.
2. Pengangguran Musiman.
Adalah pengangguran yang terjadi karena pergantian musim. Di luar musim panen dan turun
kesawah, banyak orang yang tidak mempunyai kegiatan ekonomis, mereka hanya sekedar menunggu
musim yang baru. Selama masa menunggu mereka di golongkan sebagai penganggur musiman.,
misalnya para pekerja di industry yang mengandalkan hidupnya dari pesanan.Pengangguran friksional
yang muncul di Indonesia tidak karena menganggur secara “sukarela” melainkan karena kondisi krisis
ekonomi.
3. Penggangguran Siklikal.
Gejala ekonomi mengikuti perilaku alam bahkan gejala biologis. Sebenarnya macam
pengangguran seperti ini, mirip dengan pengangguran musiman. Namun hal ini terjadi dalam jangka
panjang. Hal yang memberatkan lagi adalah bahwa belum tentu orang yang menikmati enaknya
dipekerjakan pada masa ekonomi sibuk belum tentu akan mendapatkan tempat yang sama ensknys
pada saat ekonomi membaik sesudah terjadinya resesi.

Pengangguran yang dihubungkan dengan turunnya kegiatan perekonomian suatu Negara atau
keadaan sebuah Negara mengalami resesi. Pada masa resesi tingkat pengangguran siklis meningkat
disebabkan beberapa hal, diantaranya orang akan banyak kehilangan pekerjaan meningkat dan
diperlakukan waktu yang lama untuk mendapatkan pekerjaan kembali karena kondisi perekonomian
yang belum stabil.

4. Pengangguran Struktural.
Adalah pengangguran yang terjadi karena perubahan dalam struktur atau komposisi perekonomian.
Perubahan struktur yang demikian memerlukan perubahan dalam keterampilan tenaga kerja yang
dibutuhkan, sedangkan pihak pencari kerja tidak mampu menyesuaikan diri dengan ketrampilan baru
tersebut.
5. Pengangguran Teknologis
Maksudnya dalam pertumbuhan industri kita amati bahwa teknologi yang dipakai dalam proses
produksi selalu berubah. Perubahan teknologi produksi membawa dampak kesempatan kerja
keberbagai arah. Kekuatan substitisif dan kekuatan merombak spesifikasi jabatan yang ditimbulkan
membawa dampak negatif bagi kesempatan kerja berupa penggangguran.
6. Pengangguran Karena Kurangnya Permintaan Agregat.
Permintaan total masyarakat merupakan dasar untuk diadakannya kegiatan investasi. Pengeluaran
investasi memberikan peluang untuk tumbuhnya kesempatan kerja.

D. PENYEBAB PENGANGGURAN

Banyaknya pemuda-pemudi usia kerja, belum mendapatkan pekerjaan. Hal itu sebenarnya bukan
berarti dimasyarakat tidak tersedia lapangan pekerjaan. Ternyata di bidang swasta cukup tersedia
lapangan pekerjaan, seperti perbengkelan, industri kecil, sales, asuransi, dan lain sebagainya. Pada
umumnya para pengangguran kurang tertarik akan pekerjaan swasta dengan alasan gengsi atau
martabat mereka menjadi rendah dimata masyarakat. Pendapat tersebut sama sekali tidak benar hal
tersebut hanya merupakan perasaan sementara saja karena mereka pada umumnya mengingikan
bekerja sebagai pegawai negeri atau sebagai amtenar.

1.Tidak Ada Motivasi untuk Bekerja

Ada memang sebagian besar dari jenis pengangguran yang tidak mempunyai motivasi untuk
bekerja. Mereka pada umumnya mempunyai sifat yang sangat malas. Tampak seperti frustasi dan acuh
terhadap lingkungannya. Waktu sehari – harinya hanya dibuat habis sia-sia tanpa bekerja dan habis
berlalu begitu saja tanpa meghasilkan apa pun, tanpa ada motivasi dari dalam diri sendiri jelas tipe
orang yang sangat sulit untuk diajak bekerja. Jadi, orang-orang yang demikian perlu diberikan sebuah
motivasi atau dorongan sehingga timbul niatan dari dalam diri sendiri untuk mau mencari sebuah
pekerjaan dan memiliki pekerjaan yang menetap.

2.Lapangan Kerja yang Tersedia Memerlukan Skill Khusus

Pengangguran dapat terjadi karena lapangan kerja yang tersedia memerlukan pengetahuan khusus
yang dimana yang tidak dimiliki oleh si pencari kerja, kalaupun ada jumlahnya sangatlah terbatas,
misalnya pengetahuan tentang komputer, bahasa inggris, bond A, bond B, dan pengetahuan aktuaria.
Keadaan yang demikian lah yang menyebabkan pengangguran tetap tinggi karena tidak adanya titik
temu anatara si pencari kerja dengan lapangan pekerjaan yang disediakan.

Hal tersebut dapat terjadi karena si pencari kerja hanya berbekal sekolah umum dan hanya sedikit
yang dari kejuruan. Di samping hal tersebut kualitas pencari kerja pun masih sangatlah rendah yaitu
hanya sebagian besar saja dari mereka yang hanya berpendidikan tamat dan tidak tamat sekolah dasar,
hanya sedikit juga yang dari mereka yang tamat dari pendididkan sekolah menengah atas ataupun yang
tamat dari perguruan tinggi.
3.Pertumbuhan Ekonomi

Krisis ekonomi global yang berkepanjangan memberikan pengaruh pertumbuhan ekonomi yang
kurang menguntungkan apalagi disertai dengan perkembangan penduduk yang cukup tinggi. Hal itu
mengakibatkan pertumbuhan ekonomi semakin berat yang berarti tingkat investasi yang dilakukan
pemerintah maupun swasta juga sangatlah lamban. Besarnya lapangan kerja yang disiapkan dan
diciptakan dari investasi pun relatif kecil jika dibandingkan dengan jumlah pencari kerja dewasa ini.
jika jumlah pengangguran dari tahun ke tahun bertambah dan terus-menerus membengkak tentu dapat
mengakibatkan kemunduran dalam perekonomian indonesia yang selama ini terus-menurus kita
bangun bersama.

4.Menemui Jalan Buntu dalam Mencari Pekerjaan

Karena sulitnya mencari pekerjaan setelah melamar ke mana-mana dan hasilnya selalu nihil,
akhirnya pencari kerja menjadi apatis. Mereka kehilangan kepercayaan dirinya bahwa sesungguhnya
masih banyak lapangan pekerjaan disekitar tempat tinggal mereka. Mereka lupa bahwa sebenarnya
mereka juga sebenarnya bekerja tidak hanya di perusahaan ataupun hanya menjadi pegawai negeri
saja. Banyak bidang lain di sekitar mereka seperti peternak, pedagang, jasa, industri kecil, dan lain
sebagainya yang belum ditangani. Buku ini menjelaskan dan menguraikan secara rinci tentang bidang-
bidang pekerjaan yang dapat dicoba untuk dilaksanakan oleh para pencari kerja. Tentu keberhasilan
dari pekerja tersebut sangatlah ditentukan dari ketekunan dan kegigihan perjuangan dari si pencari
kerja masing-masing.

5.Penduduk relative banyak sedangkan kesepakatan kerja / lapangan kerja relative rendah

Jumlah penduduk yang cukup tinggi tidak diimbangi dengan lapangan kerja maka jumlah angkatan
kerja tidak semua tertampung dalam dunia kerja

7. Pendidikan dan keterampilan yang rendah


Pendidikan dan keterampilan yang rendah tidak dibutuhkan oleh pihak badan usaha karena dengan
pendidikan yang rendah dan keterampilan yang rendah tidak akan meningkatkan produktifitas kerja
dan hasil produksi

8. Teknologi yang semakin maju yang belum terimbangi oleh kemampuan manusia
Teknologi dan kemampuan yang tinggi begitu cepat tidak diimbangi dengan kemampuan manusia
untuk mampu menguasai teknologi tersebut bagi yang tidak menguasai teknologi tersebut akan
tersingkir dalam persaingan kerja.
9. Pengusaha yang selalu ingin mengejar keuntungan dengan dengan cara melakukan
penghematan seperti peneperapan rasionalisasi.
Pengusaha hanya menerapkan berfikir rasionalis sehingga tenaga kerja dipaksa untuk bekerja
seoptimal mungkin utnuk mengejar target. Apabila tenaga kerja tidak bekerja sesuai dengan target
maka tenaga kerja tersebut tidak diperlukan lagi.

10. Adanya lapangan kerja yang dipengaruhi oleh musim


Pekerjaan yang dipengaruhi musim dapat menimbulkan pengangguran seperti
pertanian,perkebunan . setelah masa menanam selesai maka banyak tenaga kerja tinggal menunggu
hasil nya. Untuk menunggu hasil mereka kebanyakan menganggur dan akan bekerja kembali apabila
nanti musim panen telah tiba .

E. PENYEBAB PENGANGGURAN DALAM ISLAM


Pertama faktor individu terdiri dari kemalasan, cacat/udzur dan rendahnya pendidikan dan
keterampilan. Penjelasan sebagai berikut:
1.Factor Kemalasan
Pengangguran yang berasal dari kemalasan individu sebenarnya sedikit.Namun, dalam sistem
materialis dan politik sekularis, banyak yang mendorong masyrakat jadi malas, seperti sistem
penggajian yang tidak layak atau maraknya perjudian.
2. Factor cacat/uzur
Dalam sistem kapitalis hokum yang diterapkan adalah hokum rimba.Karena itu, tidak ada tempat
bagi mereka yang cacat/uzur untuk mendapatkan pekerjaan yang layak.

3.Factor rendahnya pendidikan dan keterampilan


Saat ini sekitar 74% tenaga kerja di Indonesia adalah mereka yang berpendidikan rendah
pendidikan ini adalah rendahnya keterampilan yang mereka miliki.
 Kedua :factor sistem sosial dan ekonomi
Faktor ini merupakan penyebab utama meningkatnya pengangguran di Indonesia, diantaranya:
a. Keti
mpangan antara penawaran tenaga dan kebutuhan
b. Kebij
akan pemerintah yang tidak berpihak kepada masyarakat
c. Peng
embangan sector ekonomi nnon-real
d. Bany
aknya tenaga kerja wanita
Dalam sistem kenegaraan yang menerapkan syariah islam, kepala negara (Khalifah) berkewajiban
memberikan pekerjaan kepada mereka yang membutuhkan sebagai realisasi Politik Ekonomi Islam.
Mekanisme yang dilakukan khalifah dalam mengatasi pengangguran dan menciptakan lapangan kerja
secara garis besar dilakukan dengan dua mekanisme, yaitu: mekanisme individu dan sosial.
1. Mekanisme Indiividu
Jelas, Islam mewajibkan kepada individu untuk bekerja.Ketika individu tidak bekerja, baik karena
malas, cacat atau tidak memiliki keahlian dan modal untuk bekerja maka Khalifah berkewajiban untuk
memaksa individu untuk bekerja serta menyediakan sarana dan prasarananya, termasuk di dalamnya
pendidikan.
2. Mekanisme sosial ekonomi
Mekanisme ini dilakukan Khalifah melalui sistem kebijakan di bidang ekonomi maupun bidang
sosial yang terkait dengan maslah pengangguran.
a. Negara wajib menciptakan lapangan kerja agar setiap orang yang mampu bekerja dapat
memperoleh pekerjaan
b. Negara menyediakan jaminan sosial berupa jasa pendidikan, kesehatan, dan keamanan.
c. Negara harus berpihak kepada pengusaha maupun buruh secara adil.

F. KEBIJAKSANAAN PENANGANAN PENGANGGURAN


1. Pengangguran Friksional
Ditinjau dari deskripsi permasalahan yang telah disinggung di muka, maka inti persoalan terletak
pada hambatan aliran informasi antara penawaran dan permintaan tenaga kerja. Oleh karena itu
penangannya harus berupa usaha untuk mengintensifikasi dan mengekstensifkan informasi.Media
cetak yang berupa surat kabar, majalah atau selebaran yang lain dapat digunakan untuk maksud itu.
2. Pengangguran Musiman
Masalah yang timbul dalam dimensi musiman ini adalah saat-saat dimana sedang terjadi off-
season.Bila on season lagi penganggur inindibutuhkan lagi sehingga mereka tidak perlu meninggalkan
tempat tinggalnya jauh-jauh/ secara permanen. Salah satu pemecahnya memang berupa migrasi
musiman ke daerah lain, namun tindakan seperti ini mahal bila ditinjau dari biaya sosial.
Salah satu alternatifnya adalah menengembangkan jenis-jenis kegiatan yang bersifat off-farm atau
non-farm didaerah pedesaan, dimana irama musiman sudah merupakan suatu rutin prnguasa lokal
dapat menentukan bentuk dari kegiatan off-farm tersebut.
3. Pengangguran Siklikal
Untuk menanggulangi pengangguran siklikal dibutuhkan kebijakan antisiklikal. Berbagai
kebijakan seperti itu sapat beripa kebijakan yang tergolong moneter atau fiskal. Kebijakan moneter
yang bersifat melawan konjungtur adalahmemperluas uang yang beredar pada saat terjadi resesi dalam
mengerem jumlah uang yang beredar pada saat terjadi ekspansi yang berlebihan. Namun yang
dibicarakan disini adalah hanya pada saat resesi yang berakibat terjadinya pengangguran siklikal.
4. Pengangguran Struktural dan Teknologi
Inti masalahyang timbul dalam pengangguran struktural dan teknologi adalah gagalnya
penyesuaian keterampilan mereka yang terkena, menjadi ketrampilan yang laku dalam situasi yang
baru. Oleh karena itu maka pemecahannya harus diarahkan pada program latihan dan latihan ulang. \
5. Pengangguran Karena Kurangnya Permintaan Agregat
Inti persoalan dalam hal pengangguran jenis ini adanya lesunya kegiatan ekonomi, maka
menghidupkan kegiatan ekonomi ini, investasinya dalam skala yang besar perlu dijalankan agar
menghidupkan permintaan aggregat. Permintaan agregat ini berasal dari rumah tangga konsumen,
perusahaan dan permintaan.
6. Setengah Pengangguran
Penyelesaian masalah ini tergantung pada penyebabnya. Bila penyebabnya karena kurang jam
bekerja maka tindakan- tindakan yang bersifat ekspansif dapat diuraikan di muka dapat merupakan
kebijakan dasar. Macam dan bentuknya yang kongkret tergantung pada profil setengah pengangguran
secara sektoral, regional dan sebagainya.
7. Pengangguran Disebabkan Perubahan Tingkat Upah
Masalah terbesaryang dihadapi indonesia dewasa ini adalah pengangguran dikalangan tenaga
terdidik usia muda dan setengah pengangguran dikalangan tenaga tak terdidik terutama di desa-desa.
Hal ini disebabkan karena sistem penyediaan di Indonesia masih bersifat umum sehingga kurang
mendukung penyiapan tenaga kerja. Produktivitas tenaga kerja menjadi rendah dan akibatnya banyak
pengganguran terdidik usia muda, di samping itu Indonesia sebagian besar penduduknya di sektor
pertanian.
Analisa pasar kerja berdasarkan pendekatan menggunakan tenaga kerja (labor utilization approch)
ternayata sangat rumit dan sukit dilaksanakan, terutama di negara-negara yang berkembang, sebab di
dalam sistem pendekatan oenggunaan tenaga kerja memperhitungkan adanya masalah pengangguran
dan setengah pengannguran. Sedangkan tenaga kerja setengah pengangguran tersebut sabgat
dipengaruhi oleh masalah produktivitas dan tingkat pendapatan dari tenaga kerja.

G. TEORI PENGANGGURAN
a. Definisi
Pengangguran (unemployent) adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam kategori
angkatan kerja tidak memiliki pekerjaan dan secara aktif sedang mencari pekerjaan.
1. Jenis Pengangguran
Dilihat dari sebab-sebab timbulnya pengangguran dapat dibagi menjadi
 Pengangguran friksional atau transisi (fricsional or trasitional unemployment) adalah jenis
pengangguran yang timbul akibat dari perubahan didalam syarat-syarat kerja, yang terjadi
seiring dengan dinamika/ perkembangan ekonomi yang terjadi.
 Pengangguran struktural (structural unemployment) adalah pengangguran yang terjadi sebagai
akibat adanya perubahan di dalam struktur pasar tenaga kerja yang menyebabkan terjadinya
ketidaksesuaian antara penawaran dan permintaan tenaga kerja
 Pengangguran Alamiah ( natural unemployment) adalah tingkat pengangguran yang terjadi
pada kesempatan kerja penuh/ tingkat prngangguran dimana inlasi yang diharapkan sama
dengan tingkat inflasi aktual’
 Pengangguran konjungtur atau siklis (cyclical unemployment) adalah pengangguran yang
terjadi akibat merosotnya kegiatan ekonomi/ karena kecilnya permintaan efektif agregat
didalam perekonomian dari pada penawaran agregat.
Adapun jenis-jenis pengangguran di negara berkembang :
 Pengangguran terselubung (disguised unemployment) yaitu pengangguran terjadi akibat
didalam perekonomian adanya kelebihan tenaga kerja sehingga sering disebut pengangguran
tidak kentara.
 Pengangguran musiman (season unempoyment) yaitu pengangguran yang terjadi pada waktu-
waktu tertentu pada satu tahun.
 Setengah pengangguran (under unemployment) pengangguran yang terjadi akibat kelebihan
penduduk di sektor-sektor tertentu pada negara sedang berkembang sehingga banyak
penduduknya yang kurang mendapatkan pekerjaan da bekerja di waktu-waktu tertentu sepertin
harian, mingguan/ musiman

Edger edwards (Todaro, 1999;244-245) membedakan jenis-jenis pengangguran khususnya di


negara sedang berkembang, sebagai berikut:

 Penganguran terbuka (open unemployment)


 Setengah pengangguran (under unemployment)
 Mereka yang nampak aktif bekerja tetapi sebenarnya kurang produktif adalah mereka yang
tergolong dalam pengngguran terselubung, namun bekerja di bawah standar produktivitas
optimal.
 Mereka yang tidak mampu bekerja secara penuh karena cacat / sebagainya yang sebenarnya
mereka ingin bekerja tetapi hasrat terbentur pada kondisi tubuh yang tidak memungkinkan.

H. DAMPAK PENGANGGURAN
Tujuan akhir dari pembangunan ekonomi suatu negara pada dasarnya adalah meningkatkan
kemakmuran masyarakat dan pertumbuhan ekonomi agar stabil dan dalam keadaan terus meningkat.
Jika tingkat pengangguran di suatu negara relative tinggi, hal ini akan menghambat pencapaian
tujuan pembangunan ekonomi yang telah di impikan. Hal ini karena penganngguran berdampak
negative terhadap kegiatan perekonomian, dan kesetabilan politik, seperti berikut:
1. Dampak Pengangguran Terhadap Perekonomian.
 Pengangguran menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimumkan pendapatan
nasional yang sebenarnya dicapai lebih rendah daripada pendapatan nasional potensial.
 Pengangguran menyebabkan pendapatan pajak (tax revenue) pemerintah berkurang.
 Pengangguran menyebabkan pendapatan negara yang berasal dari sector pajak
khususnya pajak penghasilan akan berkurang.
 Pengangguran tidak meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
 Pengangguran menambah beban pengeluaran negara.
 Penganggguran akan menimbulkan ketidakstabilan politik.
 Upaya yang rendah.
 Investasi dan pembentukan modal rendah
2. Dampak Pengangguran Terhadap Individu Masyarakat
 Pengangguran dapat menyebabkan kehilangan mata pencaharian dan pendapatan.
 Pengangguran dapat menyebabkan kehilangan ketrampilan.
 Pengangguran dapat menyebabkan ketidakstabilan politik
 Pengangguran dapat menyebabkan timbulnya penyakit sosial di masyarakat.

Jadi, pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk
terhadap penganggur dan keluarganya.Tingkat pengangguran yang yang terlalu tinggi juga dapat
menyebabkan kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi.Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan perkapita
suatu negara.

I. HUBUNGAN ANTARA INFLASI DAN PENGANGGURAN.


11. A,W Philips (1958)
Dengan mengambil studi kasus United Kingdom untuk kurun waktu 1861-1957. Menyimpulkan
bahwa :
 Terdapat hubungan yang negatif antara tingkat pertumbuhan upah nominal (money wages)
(AW) dan tingkat pengangguran (U) untuk kurun waktu 1861-1913
 Hubungn diantara kedua peubah tersebut trlihat stabil ketika diterapkan pada data / kurun
waktu waktu 1948-1957.

J. JENIS PENGANGGURAN DAN PENYEBAB ARANSINYA


1. Pengangguran Frictional
Pengangguran ini muncul sebab pasar tenaga kerja tak terpisahkan secara dinamis, sebab arus
informasi kadang tidak sempurna, oleh sebab itu memerlukan banyak waktu untuk pemberi kerja dan
para pekerja yang menganggur dengan peluang pekerjaan untuk temukan satu sama lain.
2. PengangguranStruktural: perbedaan kurs pengangguran regional dan bersifat jabatan
Pengangguran ini muncuk ketika perubahan dalam pola teladan permintaan kerja menyebabkan
suatu tidak sepadan antara keterampilan menuntut dan disedeiakan area ditentukan/ menyebabkan
suatu ketidak-seimbangan antara persediaam dan menuntut untuk para pekerja ke seberang area.
3. Ketidakseimbangan bersifat jabatan.
4. Ketidakseimbangan daerah
5. Kebijakan pemerintah
K. PENGANGGURAN ATAS KENAIKAN PAJAK
1. Pengangguran Musiman
Pengangguran musiman sama dengan permintaan tidak sempurna, pengangguran yang disebabkan
oleh fluktuasi pada permintaan untuk tenaga kerja. Di sini, bagaimanapun fluktuasi dapat diantisipasi
secara bisa dan mengikuti pada sistematis selama dal setahun. Adanya perbedaan upah yang
meringankan pekerja pada pengangguran yang tinggi untuk resiko pengangguran membuat sulit di
evaluasi apakah ini jenis pengangguran sukarela atau bukan.
2. Struktur Demografi Angka Pengangguran
Tabel angka pengangguran pada tahun 1991 oleh kelompok Demografis

Pria Kulit Wanita Pria Kulit Wanita Pria Wanita Jumlah


Umur Putih kulit putih Hitam Kulit Hispanik Hispanik
Hitam

16-17 19.4 18,1 39,0 40,1 33,8 29,6

18-17 16,3 13,3 35,2 34,0 19.2 17,8

20-17 10,2 8,0 22,4 20,7 11,6 11,7

25- 17 5,4 4,7 10,4 9,7 8,8 8,7

55 4,2 3,2 5,2 3,9 8,0 4,5


Keatas

6,4 5,5 12,9 11,9 10,1 9,5 6,7

L. RUMUS MENGHITUNG TINGKAT PENGANGGURAN


Untuk Mengukur Tingkat Pengangguran pada suatu wilayah bisa di dapat dar prosentase membagi
jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja.
Tingkat Pengangguran = Jumlah pengangguran / Jumlah Angkatan Kerja X 100%
.
M. RUMUS MENGHITUNG TINGKAT PENGANGGURAN
Untuk Mengukur Tingkat Pengangguran pada suatu wilayah bisa di dapat dar prosentase membagi
jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja.
Tingkat Pengangguran = Jumlah pengangguran / Jumlah Angkatan Kerja X 100%
.

Anda mungkin juga menyukai