Anda di halaman 1dari 15

EKONOMI

KETENAGAKERJAAN

Nama : RAHMATULLAH
Kelas : XI IIS 4

SMA NEGERI 18 BONE


TAHUN PELAJARAN 2023/2024

KATA PENGANTAR
1
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga Makalah Ketenagakerjaan ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak
lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW,
keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.

Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan
serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-
baiknya.

Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah


Ketenagakerjaan ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi penyempurnaan makalah ini.

Kami mohon maaf jika didalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan
kekurangan pasti Milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah Ketenagakerjaan ini
dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

2
DAFTAR ISI
NAMA KELOMPOK …………………………………………………………………. 1

KATA PENGANTAR ………………………………………………………..……….. 2

DAFTAR ISI …………………………………………………………………..……….. 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………...……… 4

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………...…..… 4

1.3 Tujuan ………………………………………………………………………...…… 4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Ketenagakerjaan ..........................................................................………………... 5

2.2 Pengangguran ............................................……………………………………….. 5

2.3 Upah yang berlaku.......................................................………………………….... 8

2.4 Pemagangan................................ ……………………………………………........ 13

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ……………………………………………………………………….. 15

BAB I

3
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia memiliki jumlah penduduk sebesar 225 juta jiwa, menjadikan negara ini
negara dengan penduduk terpadat ke-4 di dunia. Masalah ketenagakerjaan di Indonesia
sekarang ini sudah mencapai kondisi yang cukup memprihatinkan ditandai dengan jumlah
penganggur dan setengah penganggur yang besar, pendapatan yang relatif rendah dan kurang
merata.

Sebuah negara tidak akan pernah bisa lepas dari berbagai permasalahan yang
berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara - negara yang memiliki jumlah
penduduk yang tinggi seperti Indonesia. Masalah ketenagakerjaan, pengangguran, dan
kemiskinan Indonesia sudah menjadi masalah pokok bangsa ini dan membutuhkan
penanganan segera supaya tidak semakin membelit dan menghalangi langkah Indonesia
untuk menjadi mengara yang lebih maju.

Kondisi pengangguran dan setengah pengangguran yang tinggi merupakan


pemborosan sumber daya dan potensi yang ada, menjadi beban keluarga dan masyarakat,
sumber utama kemiskinan, dapat mendorong peningkatan keresahan sosial dan kriminal; dan
dapat menghambat pembangunan dalam jangka panjang.

Permasalahan pengangguran dan setengah pengguran ini merupakan persoalan serius


karena dapat menyebabkan tingkat pendapatan Nasional dan tingkat kemakmuran masyarakat
tidak mencapai potensi maksimal. Untuk itu perlu adanya upaya untuk menanggulangi
masalah ketenagakerjaan yang berkaitan dengan banyaknya jumlah pengangguran.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu ketenagakerjaan?
2. Sebutkan dan jelaskan apa yang dimaksud dengan pengangguran?
3. Sebutkan dampak dari pengangguran di lingkungan sosial, ekonomi dan individu?
4. Bagaimana cara mengatasi pengangguran?
5. Sebutkan dan jelaskan sistem upah yang berlaku di Indonesia?
6. Jelaskan pengertian dari pemagangan?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian ketenagakerjaan
2. Mengetahui pengertian dan jenis-jenis pengangguran
3. Mengetahui dampak dari adanya pengangguran
4. Mengetahui cara mengatasi pengangguran
5. Mengetahui pengertian dan macam-macam upah yang berlaku di Indonesia
6. Mengetahui pengertian dari pemagangan

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Ketenagakerjaan

 Tenaga Kerja : Setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasiklan
barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.
 Angkatan Kerja : Bagian dari tenaga kerja yang aktif dalam kegiatan ekonomi. Aktif
ini tidak selalu berarti sudah bekerja karena yang digolongkan sebagai angkatan kerja
adalah penduduk dalam usia kerja (15 tahun ke atas) baik yang bekerja maupun yang
mencari pekerjaan (pengangguran).
 Kesempatan Kerja : Kebutuhan tenaga kerja yang kemudian secara riil diperlukan
oleh perusahaan atau lembaga penerima kerja pada tingkat upah, posisi dan syarat
tertentu, yang di informasikan melalui iklan, dll. Kesempatan kerja ini sering disebut
lowongan kerja.
 Pekerja : setiap orang yang menghasilkan barang atau jasa yang mempunyai nilai
ekonomis baik yang menerima gaji atau bekerja sendiri yang terlibat dalam kegiatan
manual.
 International Labour Organization (ILO), penduduk suatu negara dibedakan
menjadi dua golongan yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja1.
Tenaga kerja-manpower (berusia 15 tahun), yang dibedakan menjadi angkatan kerja
dan bukan angkatan kerja.
Angkatan kerja atau labour force adalah tenaga kerja atau penduduk dalam usia kerja
yang bekerja, atau mempunyai pekerjaan namun untuk sementara sedang tidak
bekerja, dan yang mencari pekerjaan.

2.2 Pengangguran

1. Pengertian
 Seseorang dapat dikatakan sebagai pengangguran bila memenuhi salah satu
kategori berikut
 Sedang tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan
 Sedang mempersiapkan suatu usaha baru
 Tidak memiliki pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan
 Sudah mendapat pekerjaan tetapi belum mulai bekerja
2. Jenis Pengangguran berdasarkan sifatnya ada tiga macam, yaitu sebagai berikut
a. Pengangguran terbuka merupakan bagian dari angkatan kerja yang tidak
bekerja atau sedang mencari pekerjaan (baik bagi mereka yang belum pernah
bekerja sama sekali maupun yang sudah penah bekerja), atau sedang
mempersiapkan suatu usaha, mereka yang tidak mencari pekerjaan karena
merasa tidak mungkin untuk mendapatkan pekerjaan dan mereka yang sudah
memiliki pekerjaan tetapi belum mulai bekerja.
b. Setengah pengangguran adalah tenaga kerja yang bekerja tidak optimum
dilihat dari jam kerja. Dengan kata lain, jam kerjanya dalam satu minggu
kurang dari 40 jam.
c. Pengangguran terselubung adalah tenaga kerja yang bekerja secara tidak
optimum karena kelebihan tenaga kerja. Misalnya seorang petani yang

5
menggarap sawah sebenarnya cukup dikerjakan oleh satu orang, tetapi karena
anaknya tidak punya pekerjaan maka ia ikut menggarap tanah tersebut. Dalam
hal ini anak petani tersebut termasuk pengangguran terselubung.

3. Pengangguran berdasarkan penyebabnya dibedakan menjadi


a. Pengangguran siklis atau karena siklus konjungtur yaitu pengangguran yang
terjadi akibat gelombang konjungtur atau perubahan naik turunnya gelombang
ekonomi. Misalnya, pengangguran karena PHK massal akibat resesi ekonomi.
b. Pengangguran friksi atau pengangguran sementara yaitu pengangguran
sementara waktu. Misalnya, seseorang yang sedang menunggu waktu
panggilan mulai kerja.
c. Pengangguran musiman yaitu pengangguran akibat perubahan musim atau
kegagalan musim. Misalnya, petani menganggur karena musim paceklik,
nelayan menganggur karena musim badai.
d. Pengangguran voluntary yaitu pengangguran yang terjadi karena seseorang
yang masih mampu bekerja tetapi dengan sukarela ia tidak bekerja karena
telah memiliki penghasilan dari harta kekayaan mereka. Misalnya:
menyewakan rumah, kendaraan, dan menikmati bunga uang simpanan.
e. Pengangguran struktural yaitu pengangguran karena perubahan struktur
ekonomi. Misalnya, negara agraris yang berubah menjadi Negara industri,
lahan-lahan pertanian digunakan untuk pabrik sedangkan tenaga kerjanya
belum mempunyai keterampilan di sektor industri.

4. Dampak Pengangguran

a. Dampak Ekonomi
- nilai GDP akan menurun
- pendapatan nasional akan berkurang bersamaan dengan turunnya standar
hidup
b. Dampak Sosial
- naiknya tingkat kejahatan
- naiknya ketergantungan narkoba dan alkohol
- hilangnya harga diri serta kepercayaan diri para pengangguran
c. Dampak Individu dan Keluarga
- jumlah konsumsi akan bekurang
- meningkatkan ketergantungan dengan pihak lain yang menjadi tumpangan
mereka selama menganggur

5. Cara Mengatasi Pengangguran


Secara umum cara mengatasi pengangguran adalah dengan
meningkatkan investasi, meningkatkan kualitas SDM, transfer teknologi dan
penemuan teknologi baru, pembenahan perangkat hukum dalam bidang
ketenagakerjaan, dan lainlain. Secara teknis kebijakan upaya-upaya ke arah itu
dapat ditempuh dengan berbagai kebijakan misalnya :

6
 Menyelenggarakan bursa pasar kerja
Bursa tenaga kerja adalah penyampaian informasi oleh perusahaan-
perusahaan atau pihak-pihak yang membutuhkan tenaga kerja kepada
masyarakat luas. Tujuan dari kegiatan ini adalah agar terjadi komunikasi yang
baik antara perusahaan dan pencari kerja. Selama ini banyak informasi pasar
kerja yang tidak mampu tersosialisasikan sampai ke masyarakat, sehingga
mengakibatkan informasi lowongan kerja hanya bisa diakses oleh golongan
tertentu.
 Menggalakkan kegiatan ekonomi informal
Kebijakan yang memihak kepada pengembangan sektor informal,
dengan cara mengembangkan industri rumah tangga sehingga mampu
menyerap tenaga kerja. Dewasa ini telah ada lembaga pemerintah yang khusus
menangani masalah kegiatan ekonomi informal yakni Departemen Koperasi
dan UKM. Selain itu dalam pengembangan sektor informal diperlukan
keterpihakan dari Pemda setempat.
 Meningkatkan keterampilan tenaga kerja
Pengembangan sumber daya manusia dengan peningkatan
keterampilan melalui pelatihan bersertifikasi internasional. Berdasarkan survei
tentang kualitas Tenaga Kerja menunjukkan bahwa ranking Human
Development Index Indonesia di Asia pada tahun 2000 berada di peringkat
110. Sementara negara lain seperti Vietnam ada diperingkat 109, Filipina (77),
Thailand (69), Malaysia (59), Brunei Darussalam (32), Singapura (25), Jepang
(9). Data ini menunjukkan rendahnya kualitas sumber daya manusia sehingga
peningkatan keterampilan mereka menjadi sangat perlu dilakukan.
 Meningkatkan mutu pendidikan
Mendorong majunya pendidikan, dengan pendidikan yang memadai
memungkinkan seseorang untuk memperoleh kesempatan kerja yang lebih
baik. Dewasa ini sesuai dengan perintah undang-undang, pemerintah
diamanatkan untuk mengalokasikan dana APBN sebesar 20% untuk bidang
pendidikan nasional.
 Mendirikan pusat-pusat latihan kerja
Pusat-pusat latihan kerja perlu didirikan untuk melaksanakan pelatihan
tenaga kerja untuk mengisi formasi yang ada.
 Meningkatkan pertumbuhan ekonomi
Pemerintah perlu terus meningkatkan pertumbuhan ekonomi sehingga
akan memberikan peluang bagi penciptaan kesempatan kerja.
 Mendorong investasi
Pemerintah perlu terus mendorong masuknya investasi baik dari dalam
negeri maupun luar negeri untuk menciptakan kesempatan kerja di Indonesia.

7
 Meningkatkan transmigrasi
Transmigrasi merupakan langkah pemerintah meratakan jumlah
penduduk dari pulau yang berpenduduk padat ke pulau yang masih jarang
penduduknya serta mengoptimalkan sumber kekayaan alam yang ada.
 Melakukan deregulasi dan debirokrasi
Deregulasi dan debirokrasi di berbagai bidang industri untuk
merangsang timbulnya investasi baru. Deregulasi artinya adalah perubahan
peraturan aturan main terhadap bidang-bidang tertentu. Deregulasi biasanya ke
arah penyederhanaan peraturan. Debirokrasi artinya perubahan struktur aparat
pemerintah yang menangani bidang-bidang tertentu. Debirokrasi biasanya ke
arah penyederhanaan jumlah pegawai/lembaga pemerintah yang menangani
suatu urusan tertentu.
 Memperluas lapangan kerja
Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri-industri
baru terutama yang bersifat padat karya. Dengan adanya era perdagangan
bebas secara regional dan internasional sebenarnya terbuka lapangan kerja
yang semakin luas tidak saja di dalam negeri juga ke luar negeri. Ini
tergantung pada kesiapan tenaga kerja untuk bersaing secara bebas di pasar
tenaga kerja internasional.

2.3 Upah Yang Berlaku di Indonesia


1. Definisi Upah
Pemberian upah kepada tenaga kerja dalam suatu kegiatan produksi pada dasarnya
merupakan imbalan/balas jasa dari para produsen kepada tenaga kerja atas
prestasinya yang telah disumbangkan dalam kegiatan produksi. Upah tenaga kerja
yang diberikan tergantung pada:
a. Biaya keperluan hidup minimum pekerja dan keluarganya.
b. Peraturan undang-undang yang mengikat tentang upah minimum pekerja
(UMR).
c. Produktivitas marginal tenaga kerja.
d. Tekanan yang dapat diberikan oleh serikat buruh dan serikat pengusaha.
e. Perbedaan jenis pekerjaan.

` Upah yang diberikan oleh para pengusaha secara teoritis dianggap sebagai harga dari
tenaga yang dikorbankan pekerja untuk kepentingan produksi. Sehubungan dengan hal itu
maka upah yang diterima pekerja dapat dibedakan dua macam yaitu:
 Upah Nominal, yaitu sejumlah upah yang dinyatakan dalam bentuk uang yang
diterima secara rutin oleh para pekerja.
 Upah Riil, adalah kemampuan upah nominal yang diterima oleh para pekerja jika
ditukarkan dengan barang dan jasa, yang diukur berdasarkan banyaknya barang dan
jasa yang didapatkan dari pertukaran tersebut.
8
 Upah Minimum Regional adalah suatu upah minimum yang digunakan oleh para
pelaku pengusaha untuk memberikan upah dalam bentuk uang kepada
pekerja/buruh ,di dalam lingkungan usaha atau kerjanya. Pemerintah mengatur
pengupahan melalui Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 05/Men/1989 tanggal 29
Mei 1989 tentang Upah Minimum.
Penetapan upah dilaksanakan setiap tahun melalui proses yang panjang. Mula-
mula Dewan Pengupahan Daerah (DPD) yang terdiri dari akademisi,mengadakan rapat,
membentuk kepanitiaan dan turun ke lapangan mencari tahu sejumlah kebutuhan yang
dibutuhkan oleh pegawai, karyawan dan buruh. Setelah survei di sejumlah kota dalam
propinsi tersebut yang dianggap representatif, diperoleh angka Kebutuhan Hidup Layak
(KHL) – dulu disebut Kebutuhan Hidup Minimum (KHM). Berdasarkan KHL, DPD
mengusulkan upah minimum regional (UMR) kepada Gubernur untuk disahkan.
Komponen kebutuhan hidup layak digunakan sebagai dasar penentuan upah minimum
berdasarkan kebutuhan hidup pekerja lajah). Saat ini UMR juga dienal dengan istilah
Upah Minimum Propinsi (UMP) karena ruang cakupnya biasanya hanya meliputi suatu
propinsi. Selain itu setelah berlaku penuh, dikenal juga istilah Upah Minimum
Kota/Kabupaten (UMK).
2. Macam-Macam Sistem Upah Dalam Ekonomi
a. Sistem Upah Menurut Prestasi
Dalam sistem upah ini pemberian upah dilakukan disesuaikan dengan
prestasi atau jumlah barang yang dapat dihasilkan masing-masing pekerja. Jadi
dalam sistem ini berlaku semakin banyak jumlah barang yang dapat dihasilkan
maka semakin besar balas jasa yang diterima pekerja tersebut.
b. Sistem Upah Menurut Waktu
Dalam sistem upah ini pemberian upah didasarkan atas waktu atau
lamanya seorang pekerja melakukan pekerjaanya. Contohnya apabila seorang
tukang bangunan dalam satu hari diberikan kompensasi sebesar Rp 50.000
maka jika tukang tersebut bekarja selama 10 hari tukang tersebut harus diberi
kompensasi sebesar Rp 500.000.
c. Sistem Upah Borongan
Sistem upah dimana dalam pemberian upah didasarkan atas
kesepakatan antara pemberi kerja dan pekerja. Contohnya, Pak Rahmat ingin
membuat rumah dengan ukuran 50 m x 20 meter pembuatan rumah tersebut
diserahkan semua kepada pemborong dan telah ada kesepakatan antara pak
rahmat dengan pemborong bahwa upah yang akan dibayarkan pak rahmat
kepada pemborong sebesar Rp 110.000.000 hingga rumah jadi dan siap
dihuni.
d. Sistem Upah Partisipasi Yang Dikenal Juga Dengan Sistem Upah Bonus
Sistem upah partisipasi adalah pemberian upah yang sifatnya khusus
berupa sebagian keuntungan perusahaan setiap akhir tahun buku. Upah ini
merupakan sebuah bonus atau hadiah. Dengan demikian pekerja akan
menerima balas jasa seperti biasa,ditambah balas jasa yang sifatnya bonus
dalam akhir tahun buku.

9
e. Sistem Upah Premi
Sistem upah yang dalam pemberian upah dilakukan dengan
mengombinasikan sistem upah prestasi ditambahkan dengan premi tertentu.
Contohnya apabila karyawan mampu menghasilkan 50 boneka angrybird
dalam 1 jam maka karyawan tersebut akan diberi balas jasa Rp 50.000,- dan
selebihnya dari 50 boneka tersebut akan diberi premi misal Rp 900,- tiap
boneka. Dengan demikian jika karyawan dapat menghasilkan 80 boneka
angrybird maka karyawan tersebut akan diberikan balas jasa sebesar Rp
50.000 + (Rp 900 x 30) = Rp 77.000.
f. Sistem Upah Mitra Usaha Atau Co Partnership
Merupakan sistem pemberian upah yang hampir mirip dengan sistem
upah bonus, Hanya saja terdapat sedikit perbedaan, perbedaanya adalah dalam
sistem upah mitra balas jasa tidak dibayarkan dalam bentuk uang tunai tetapi
diberikan dalam bentuk saham ataupun obligasi. Dengan pemberian saham,
perusahaan mengharapkan karyawannya dapat lebih tekun dan bersemangat
dalam bekerja, karena karyawan tersebut telah menjadi salah satu pemegang
saham dengan kata lain maka karyawan tersebut menjadi salah satu pemilik
perusahaan tersebut sebesar saham yang dimilikinya.
g. Sistem Upah Skala Berubah Atau Sliding Scale
Merupakan sebuah sistem dengan pemberian upah didasarkan pada
skala hasil penjualan yang selalu berubah. Jika terjadi peningkatan hasil
penjualan maka jumlah balas jasa yang dibayarkan akan bertambah dan
sebaliknya.
h. Sistem Upah Produksi Atau Production Sharing
Merupakan sebuah sistem upah dimana dalam pemberian upah
disesuaikan dengan peningkatan atau penurunan jumlah produksi barang atau
jasa secara keseluruhan. Jika terjadi peningkatan jumlah produksi misalnya
meningkat sebesar 10%, maka besarnya balas jasa juga meningkat sebesar
10% dan sebaliknya.
i. Sistem upah indeks biaya hidup
Merupakan sistem upah dimana dalam pemberian upah berdasarkan
pada tingi-rendahnya biaya hidup. Semakin tinggi biaya hidup maka semakin
tinggi juga besarnya upah yang dibayarkan.
j. Sistem Upah Bagi Hasil
Merupakan sistem upah dimana dalam pemberian upah dilakukan
dengan memberikan bagian tertentu kepada karyawan dari hasil keuntungan
yang didapatkan. Sistem ini sering dipakai dalam sektor pertanian. Contohnya
petani penggarap menggarap sawah orang lain dengan kesepakatan bagi hasil
50%. Jadi jika sawah yang digarap petani tersebut dapat menghasilkan 4 ton
beras maka petani penggarap akan mendapat 2 ton beras dan 2 ton sisanya
menjadi hak milik pemilik sawah.

10
3. Fasilitas dan Tunjangan Pekerja
1. Selain menerima gaji, pekerja biasanya juga menerima berbagai fasilitas-fasilitas dan
tunjangan kerja
2. Tunjangan dan fasilitas ini merupakan kompensasi tidak langsung yang diberikan
perusahaan kepada karyawannya.
3. Ada beberapa tunjangan yang diberikan langsung seperti Asuransi, namun ada juga
tunjangan yang diganti oleh perusahaan dalam bentuk uang, misalnya uang kuliah
yang dibiayai perusahaan.
4. Biasanya tunjangan yang diterima pekerja bernilai sepertiga dari total upah dan
gajinya
5. Karena menambah penghasilan maka dalam perhitungan pajaknya, tunjangan dan
fasilitas dianggap sebagai Penghasilan Kena Pajak.

4. Perbedaan Upah

Faktor-faktor yang menentukan perbedaan upah adalah :


1. Perbedaan tingkat pendidikan dan ketrampilan yang dimiliki
2. Perbedaan pengalaman kerja
3. Jumlah keuntungan perusahaan
4. Besar kecilnya perusahaan
5. Tingkat efisiensi dan manajemen perusahaan
6. Keberadaan serikat pekerja
7. Kelangkaan tenaga kerja dan resiko kerja
5. Usaha-usaha meningkatkan kesempatan kerja yang dilakukan pemerintah
1. Menggalakkan pendidikan SMK
2. Mendirikan kursus-kursus
3. Mendirikan balai latihan kerja
4. Mengadakan kegiatan pembangunan yang bersifat padat karya yang menyerap banyak
tenaga kerja
5. Mendirikan usaha industri di daerah-daerah
6. Pengiriman TKI ke luar negeri
7. Program transmigrasi
8. Mengadakan pameran bursa kerja
9. Memberikan pinjaman lunak dengan bunga rendah
10. Membina UKM
11. Menggalakkan pemakaian produksi dalam negeri
6. Perbandingan Upah Tenaga Kerja Indonesia Dengan Negara Lain
Dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia, upah tenaga kerja Indonesia paling
murah. Kondisi ini dimanfaatkan pemerintah untuk mengundang investasi-investasi dari
negara asing untuk masuk ke dalam negeri. Di brosur BKPM, upah TKI lebih rendah dari di
China, Thailand, dan India, bahkan Vietnam. Dan sekarang sudah diakui komunitas
internasional upah tenaga kerja China lebih tinggi dari negara Asia lain. Tinggal penyikapan

11
UU Tenaga Kerja saja, murahnya ongkos tenaga kerja ini membuat beberapa investor besar
berencana untuk membangun basis manufaktur di Indonesia. Seperti, produsen barang-
barang elektronik LG dan produsen sepatu olahraga yaitu Nike. Nike misalnya, akan
kembali memperbesar order sepatunya dari Indonesia, yakni mencapai 300 juta pasang
sepatu atletik dalam satu tahun ini. Sedangkan LG akan memindahkan basis produksinya ke
Asia Tenggara termasuk Indonesia, khususnya untuk pembuatan TV yang nilainya miliaran
dolar.
7. Upah Tenaga Kerja Asing
Besaran gaji rata-rata Tenaga Kerja Asing (TKA) di Indonesia mencapai Rp 25-50
juta. Dari besaran itu, gaji para TKA di sektor konstruksi, dan sektor pertambangan dan
penggalian jadi yang tertinggi, mencapai di atas Rp 125 juta/bulan. Demikian hasil
survei Bank Indonesia (BI) yang dikutip Senin (25/10/2010). Dari survei tersebut
dikatakan, selain gaji Rp 25-50 juta/bulan, para TKA ini juga memperoleh tunjangan
jabatan dengan kisaran Rp 10-25 juta/bulan. Gaji TKA tertinggi adalah yang bekerja di
sektor konstruksi, serta pertambangan dan penggalian yang jumlahnya di atas Rp 125
juta/bulan. Sementara yang paling rendah adalah di sektor Pertanian dan sektor
Keuangan, Persewaan dan Jasa yaitu di bawah Rp 10 juta. Berdasarkan asal negara,
disebutkan TKA asal AS dan Eropa rata-rata mendapatkan gaji Rp 25-50 juta per bulan
di Indonesia, Sedangkan TKA asal Oceania mendapatkan gaji di atas Rp 125 juta/bulan.
Lalu terkecil adalah TKA asal Afrika dan Timur Tengah dengan gaji di bawah Rp 10
juta/bulan.
Dari hasil survei BI tersebut, sebagian besar gaji yang diterima oleh para TKA ini
digunakan untuk konsumsi, sisanya untuk ditabung dan dikirim ke negara asalnya
(remitansi). Rata-rata remitansi yang dikirim oleh TKA ini adalah Rp 10 juta/bulan. Jika
dibandingkan dengan rata-rata gaji mereka yang sebesar Rp 25-50 juta/bulan, maka
porsi gaji yang dikirim ke negara asal adalah 20-40%. Berdasarkan daerahnya,
mayoritas TKA berada di pulau Jawa (83%) mencakup DKI Jakarta (48%), Jawa Barat
(22%), Banten (9%) dan Jawa Timur (3%). Adapun sisanya berasal dari luar Jawa
(17%) meliputi beberapa provinsi Kepri/Riau (11%), Kaltim (4%) dan Bali (3%). Yang
sangat memalukan adalah, pekerja rumah tangga Indonesia yang sudah mengabdikan
waktu dan tenaganya untuk keluarga Malaysia sehari penuh justru dibayar dengan upah
sangat rendah. Perilaku diskriminatif itu semakin jelas ketika pekerja rumah tangga dari
negara lain secara otomatis menerima upah yang lebih tinggi.
Sebagian besar dari 300 ribu pekerja sektor domestik di Malaysia adalah pekerja yang
berasal dari Indonesia. Kebanyakan mereka bekerja hingga 18 jam perhari, tujuh hari
seminggu, dengan upah sebesar 400 - 600 ringgit (1,1 - 1,6 juta rupiah) perbulan. Pada
umumnya upah pekerja rumah tangga juga dipotong selama enam bulan pertama untuk
membayar ongkos perekrutan agen tenaga kerja yang sudah menyalurkan mereka ke
tempat kerja. Dengan adanya potongan upah untuk membayar ongkos perekrutan itu,
pekerja rumah tangga Indonesia hanya mendapat gaji sebesar 300 - 450 ringgit (840 ribu
-1,2 juta rupiah) perbulan untuk masa kontrak kerja selama dua tahun.
Dengan tidak adanya peraturan pemerintah, agen tenaga kerja dan majikan pada
umumnya mematok upah pekerja rumah tangga berdasarkan standar yang berlaku di
negara asal dan bukan berdasarkan latar belakang pendidikan dan pengalaman mereka.

12
Pekerja rumah tangga asal Filipina memperoleh gaji paling tinggi sebesar 400 dolar
Amerika karena persyaratan yang ditetapkan oleh pemerintah Filipina. Dibandingkan
dengan negara lain yang menerima tenaga kerja Indonesia dalam jumlah banyak,
Malaysia merupakan negara yang menetapkan upah terendah. Sebagai contoh, Arab
Saudi mewajibkan majikan untuk memberi upah sebesar 800 rial (1,9 juta rupiah)
perbulan tanpa potongan apapun.
Keluhan terbanyak yang disampaikan oleh pekerja rumah tangga adalah berkisar pada
upah yang tidak dibayar dan mencuatnya berbagai kasus penyiksaan yang mendorong
pemerintah Indonesia untuk menunda pengiriman tenaga kerja ke Malaysia pada bulan
Juni 2009 hingga adanya mekanisme perlindungan yang jelas. Setelah melalui beberapa
perundingan yang berlarut-larut, Indonesia dan Malaysia masih belum sepakat atas
tuntutan Indonesia mengenai penetapan standar upah minimum dan dalam rancangan
kesepakatan saat ini terdapat pasal yang rentan terhadap penyalahgunaan dimana
majikan diperbolehkan memberi uang pengganti jika pekerja tidak mengambil hari libur.
Di samping itu Human Rights Watch juga menekankan bahwa ongkos perekrutan masih
merupakan masalah yang perlu mendapat perhatian seri.

2.4 Pemagangan
Masalah magang telah diatur dalam Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan khususnya pasal 21 – 30. Dan lebih spesifiknya diatur dalam Peraturan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi no. Per.22/Men/IX/2009 tentang Penyelenggaraan
Pemagangan di Dalam Negeri.
Dalam Peraturan Menteri tersebut, Pemagangan diartikan sebagai bagian dari sistem
pelatihan kerja yang diselenggarakan secara terpadu antara pelatihan di lembaga pelatihan
dengan bekerja secara langsung di bawah bimbingan dan pengawasan instruktur atau pekerja
yang lebih berpengalaman dalam proses produksi barang dan/atau jasa di perusahaan, dalam
rangka menguasai keterampilan atau keahlian tertentu. Magang merupakan bagian dari
pelatihan kerja, biasanya magang dilakukan oleh mahasiswa tingkat akhir atau siswa SMK
kelas 3 (PKL) sebagai salah satu syarat utama untuk menyelesaikan proses pendidikan.
Sedangkan pelatihan kerja biasanya diikuti oleh pekerja yang sudah menandatangani kontrak
dengan perusahaan dalam rangka untuk mengembangkan kompetensi kerja dan produktifitas
sang karyawan.
Dalam kegiatan magang, kita memiliki kesempatan untuk mengaplikasikan
semua ilmu yang telah dipelajari di bangku kuliah dan mempelajari detail tentang
seluk beluk standar kerja yang profesional. Pengalaman ini kemudian menjadi bekal
dalam menjalani jenjang karir yang sesungguhnya.
Mahasiswa juga dapat menambah wawasan mengenai dunia industri dan
meningkatkan keterampilan serta keahlian praktek kerja.

1. Keuntungan dalam melakukan pemagangan


Bagi Universitas :

13
 Terjalinnya kerjasama/ hubungan baik antara Universitas dengan perusahaan tempat
mahasiswa magang.
 Universitas dapat meningkatkan kualitas lulusannya melalui pengalaman kerja
Magang.
 Universitas akan lebih dikenal di dunia industri.

Bagi Perusahaan :

 Perusahaan akan mendapat bantuan tenaga dari mahasiswa- mahasiswa yan


melakukan praktek.
 Adanya kerjasama/hubungan baik antara Universitas dengan Perusahaan sehingga
perusahaan tersebut dikenal oleh kalangan akademis dan dunia pendidikan.
 Adanya orang yang mengaudit perusahaan tanpa mengeluarkan biaya dengan adanya
laporan-laporan magang yang diberikan kepada perusahaan.

Yang Berhak Didapatkan Oleh Peserta Pemagangan

 Mendapatkan sertifikat dari lembaga pelatihan kerja apabila yang bersangkutan telah
menyelesaikan program magang
 Mengikuti uji kompetensi untuk mendapatkan pengakuan kualifikasi kompetensi
 Mendapatkan perlindungan asuransi kecelakaan, kesehatan, kematian yang preminya
ditanggung oleh lembaga penerima peserta program magang yang besarnya sesuai
dengan ketentuan yang berlaku di negara tempat dilaksanakannya program magang
 Mendapatkan fasilitas keselamatan dan kesehatan kerja selama mengikuti praktek
kerja di perusahaan
 Mendapatkan uang saku dan transport sesuai perjanjian antara peserta magang dengan
lembaga pelatihan kerja penyelenggara program magang.

Perjanjian magang antara peserta magang dan perusahaan, sekurang-kurangnya harus


memuat:

 hak dan kewajiban peserta magang dan perusahaan


 pembiayaan
 jangka waktu
 jenis program dan bidang kejuruan
 jumlah peserta magang

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

14
Kondisi ketenagakerjaan di indonesia amatlah kurang dari harapan. Banyaknya jumlah pengangguran
yang terjadi di Indonesia diakibatkan oleh kurangnya peningkatan terhadap mutu tenaga kerja
sehingga mereka tidak mempunyai skill atau keterampilan yang dibutuhkan oleh lapangan kerja.
Adapun cara yang dapat dilakukan yaitu dengan cara latihan kerja, pemagangan dan perbaikan gizi.

Pemerintah dalam rangka mewujudkan penghasilan yang layak bagi pekerja, perlu menetapkan upah
minimum. Penetapan upah minimum itu antara lain dilakukan dengan mempertimbangkan
peningkatan kesejahteraan pekerja, tanpa mengabaikan peningkatan produktivitas dan kemajuan
perusahaan serta perkembangan perekonomian pada umumnya.

Aapun cara untuk mengatasi masalah ketenagakerjaan di Indonesia dapat melalui investasi,
perbaikan daya saing, peningkatan fleksibilitas tenaga kerja, peningkatan keahlian pekerja dan yang
paling penting adalah terlaksananya hukum ketenagakerjaan yang berlaku.

15

Anda mungkin juga menyukai