Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah Swt, yang hingga saat ini masih melimpahkan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “ANGKA
PENGANGGURAN YANG MASIH TINGGI DI INDONESIA”.
Kami sadar bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan atau kesalahan, oleh
karena itu kritik dan saran selalu kami harapkan agar makalah ini dapat menjadi lebih baik
lagi.
Akhir kata dari kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan
semoga Allah SWT senantiasa meridhai semua usaha kita, Amin.
1i
DAFTAR
Daftar Isi.......................................................................................................... ii
BAB I Pendahuluan
BAB II Pembahasan
3.1 Kesimpulan................................................................................................. 10
3.2 Saran........................................................................................................... 10
Daftar Pustaka.................................................................................................. 11
i2i
BAB I
PENDAHULUAN
31
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN PENGANGGURAN
Tiap negara dapat memberikan definisi yang berbeda mengenai definisi pengangguran.Nanga
(2005: 249) mendefinisikan pengangguran adalah suatu keadaan di mana seseorang yang
tergolong dalam kategori angkatan kerja tidak memiliki pekerjaan dansecara aktif tidak
sedang mencari pekerjaan. Dalam sensus penduduk 2001 mendefinisikan pengangguran
sebagai orang yang tidak bekerja sama sekali atau bekerjakurang dari dua hari selama
seminggu sebelum pencacahan dan berusaha memperolehpekerjaan (BPS, 2001: 8).Menurut
Sukirno (2004: 28) pengangguran adalah jumlah tenaga kerja dalamperekonomian yang
secara aktif mencari pekerjaan tetapi belum memperolehnya. Selanjutnya International Labor
Organization (ILO) memberikan definisi pengangguran yaitu:
Pengangguran terbuka adalah seseorang yang termasuk kelompok penduduk usia
kerja yang selama periode tertentu tidak bekerja, dan bersedia menerima pekerjaan,
serta sedang mencari pekerjaan.
Setengah pengangguran terpaksa adalah seseorang yang bekerja sebagai
buruhkaryawan dan pekerja mandiri (berusaha sendiri) yang selama periode
tertentu secaraterpaksa bekerja kurang dari jam kerja normal, yang masih mencari
pekerjaan lain ataumasih bersedia mencari pekerjaan lain/tambahan (BPS, 2001: 4).
Sedangkan menurut Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) menyatakan bahwa :
Setengah pengangguran terpaksa adalah orang yang bekerja kurang dari 35 jam
perminggu yang masih mencari pekerjaan atau yang masih bersedia menerima
pekerjaanlain.
Setengah pengangguran sukarela adalah orang yang bekerja kurang dari 35 jam
perminggu namun tidak mencari pekerjaan dan tidak bersedia menerima pekerjaan
lain(BPS, 2000: 14).
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali,
sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang
sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan
karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah
lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi
masalah dalam perekonomian karena dengan Adanya pengangguran,produktivitas dan
42
pendapatan masyarakatakan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan
dan masalah-masalah sosial lainnya.
2.2 MACAM-MACAM PENGANGGURAN
A. Berdasarkan Jam Kerja
Berdasarkan jam kerja, pengangguran dikelompokkan menjadi 3 macam:
1. Pengangguran Terselubung (Disguissed Unemployment) adalah tenaga kerja yangtidak
bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.
2. Setengah Menganggur (Under Unemployment ) adalah tenaga kerja yang tidakbekerja
secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerjasetengah
menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jamselama
seminggu.
3. Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh
tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karenamemang belum
mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.
64
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran
dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan
menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan
menurunnya tingkat kemakmuran dankesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga
dapat menimbulkanefek psikologis yang buruk terhadap penganggur dankeluarganya.
Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik,
keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat
jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.
86
untuk menyusun kebijakan dan strategi serta melaksanakan program penanggulangan
pengangguran. Salah satu tolok ukur kebijakan nasional dan regional haruslah keberhasilan
dalam perluasan kesempatan kerja atau penurunan pengangguran dan setengah
pengangguran.
Gerakan tersebut dicanangkan dalam satu Deklarasi GNPP yang diadakan di Jakarta 29 Juni
2004. Lima orang tokoh dari pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota,perwakilan
pengusaha, perwakilan perguruan tinggi, menandatangani deklarasi tersebut,merekaadalah
Gubernur Riau H.M. Rusli Zainal; Walikota Pangkal Pinang ProvinsiKepulauan Bangka
Belitung H. Zulkarnaen Karim; Palgunadi; T. Setyawan,ABAC;pengusaha; DR. J.P.
Sitanggang, UPN Veteran Jakarta; Bambang Ismawan, BinaSwadaya, LSM; mereka adalah
sebagian kecil dari para tokoh yang memandang masalah ketenagakerjaan di Indonesia harus
segera ditanggulangi oleh segenap komponenbangsa.Menurut para deklarator tersebut, bahwa
GNPP ini dimaksudkan untuk membangun kepekaan dan kepedulian seluruh aparatur
dari pusat ke daerah, serta masyarakatseluruhnya untuk berupaya mengatasi pengangguran.
Dalam deklarasi itu ditegaskan, bahwa untuk itu, sesuai dengan Undang-undang Nomor13
tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, sebaiknya segera dibentuk Badan KoordinasiPerluasan
Kesempatan Kerja.Kesadaran dan dukungan sebagaimana diwujudkan dalam kesepakatan
GNPP tersebut,menunjukan suatu kepedulian dari segenap komponen bangsa terhadap
masalah ketenagakerjaan, utamanya upaya penanggulangan pengangguran. Menyadari
bahwa upayapenciptaan kesempatan kerja itu bukan semata fungsi dan tanggung jawab
Depatemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, akan tetapi merupakan tanggung jawab kita
semua,pihak pemerintah baik pusat maupun daerah, dunia usaha, maupun dunia pendidikan.
Olehkarena itu, dalam penyusunan kebijakan dan program masing-masing pihak,
baikpemerintah maupun swasta harus dikaitkan dengan penciptaan kesempatan kerja yang
seluas-luasnya.
7
9
pemberian fasilitas khusus agar dapat tumbuh secara mandiri dan andal bersaing
dibidangnya. Mendorong terbentuknya kelompok usaha bersama dan lingkungan usaha
yangmenunjang dan mendorong terwujudnya pengusaha kecil dan menengah yang
mampumengembangkan usaha, menguasai teknologi dan informasi pasar dan
peningkatan polakemitraan UKM dengan BUMN, BUMD, BUMS dan pihak lainnya.
2. Segera melakukan pembenahan, pembangunan dan pengembangan kawasan-kawasan,
khususnya daerah yang tertinggal dan terpencil sebagai prioritas denganmembangun
fasilitas transportasi dan komunikasi. Ini akan membuka lapangan kerja bagi para
penganggur di berbagai jenis maupun tingkatan. Harapan akan berkembangnyapotensi
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) baik potensi sumber dayaalam,
sumber daya manusia.
3. Segera membangun lembaga sosial yang dapat menjamin kehidupan penganggur.Seperti
PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PT Jamsostek) Dengan membangun lembagaitu, setiap
penganggur di Indonesia akan terdata dengan baik dan mendapat perhatian khusus.
Secara teknis dan rinci.
4. Segera menyederhanakan perizinan dan peningkatan keamanan karena terlalu banyak
jenis perizinan yang menghambat investasi baik Penanamaan Modal Asing
maupunPenanaman Modal Dalam Negeri. Hal itu perlu segera dibahas dan
disederhanakan sehingga merangsang pertumbuhan iklim investasi yang kondusif untuk
menciptakan lapangan kerja.
5. Mengembangkan sektor pariwisata dan kebudayaan Indonesia (khususnyadaerah-daerah
yang belum tergali potensinya) dengan melakukan promosi-promosikeberbagai negara
untuk menarik para wisatawan asing, mengundang para investor untukikut berpartisipasi
dalam pembangunan dan pengembangan kepariwisataan dankebudayaan yang nantinya
akan banyak menyerap tenaga kerja daerah setempat.
6. Melakukan program sinergi antar BUMN atau BUMS yang memiliki keterkaitanusaha
atau hasil produksi akan saling mengisi kebutuhan. Dengan sinergi
tersebut makakegiatan proses produksi akan menjadi lebih efisien dan murah karena
pengadaan bahanbaku bisa dilakukan secara bersama-sama. Contoh, PT Krakatau Steel
dapat bersinergidengan PT. PAL Indonsia untuk memasok kebutuhan bahan baku berupa
pelat baja.
7. Dengan memperlambat laju pertumbuhan penduduk (meminimalisirkan menikahpada
usia dini) yang diharapkan dapat menekan laju pertumbuhan sisi angkatan kerja baru atau
melancarkan sistem transmigrasi dengan mengalokasikan penduduk padat kedaerah yang
8
10
jarang penduduk dengan difasilitasi sektor pertanian, perkebunan ataupeternakan oleh
pemerintah.
8. Menyeleksi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang akan dikirim ke luar negeri. Perluseleksi
secara ketat terhadap pengiriman TKI ke luar negeri.Sebaiknya diupayakantenaga-tenaga
terampil.Hal itu dapat dilakukan dan diprakarsai oleh Pemerintah Pusat dan Daerah.
9. Segera harus disempurnakan kurikulum dan sistem pendidikan nasional(Sisdiknas).
Sistem pendidikan dan kurikulum sangat menentukan kualitas pendidikan yang
berorientasi kompetensi.Karena sebagian besar para penganggur adalah paralulusan
perguruan tinggi yang tidak siap menghadapi dunia kerja.
10. Segera mengembangkan potensi kelautan dan pertanian. Karena Indonesiamempunyai
letak geografis yang strategis yang sebagian besar berupa lautan dan pulau-pulau yang
sangat potensial sebagai negara maritim dan agraris.
9
11
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama
sekali,sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang
yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran terjadidisebabkan
antara lain, yaitu karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dari jumlah pencari
kerja.Juga kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan pasarkerja.Selain itu juga kurang
efektifnya informasi pasar kerja bagi para pencari kerja.Setiap penganggur diupayakan
memiliki pekerjaan yang banyak bagi kemanusiaan artinyaproduktif dan remuneratif sesuai
Pasal 27 Ayat 2 UUD 1945 dengan partisipasi semuamasyarakat Indonesia. Lebih tegas lagi
jadikan penanggulangan pengangguran menjadikomitmen nasional.Ketidakmerataan
pendapatan karyawan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas politik jugasangat berpengaruh
terhadap ketenagakerjaan di Indonesia. Semua permasalahan haldiatas tampaknya sudah
dipahami oleh pembuat kebijakan (Decision Maker). Namun hal yang tampaknya kurang
dipahami adalah bahwa masalah ketenagakerjaan ataupengangguran bersifat multidimensi,
sehingga juga memerlukan cara pemecahan yang multidimensi pula.
3.2 SARAN
Untuk mengurangi tingkat pengangguran, maka harus ada peran pemerintah.
Pemerintahharus bisa mengeluarkan kebijakan yang bisa terciptanya lapangan pekerjaan,
sertamenjalankan kebijakan yang konsisten tersebut dengan sungguh-sungguh sampai
terlihathasil yang maksimal. Pemerintah memberikan penyuluhan, pembinaan dan pelatihan
kerjakepada masyarakat untuk bisa menciptakan lapangan pekerjaan sendiri sesuai
dengankemampuan dan minatnya masing-masing untuk mengembangkan kompetensi kerja
gunameningkatkan kemampuan, produktifitas dan kesejahteraan. Selain dari
pemerintah,masyarakat juga harus ikut berpartisipasi dalam upaya pengurangan
jumlahpengangguran yang terjadi di Indonesia.
10
12
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/6194392/MAKALAH_PENGANGGURAN
11
13