Anda di halaman 1dari 9

DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................................... i

Daftar Isi............................................................................................................ ii

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang............................................................................................. 1

BAB I Pendahuluan

2.1 Pengeertian Pelanggaran Lalu Lintas............................................................. 2

2.2 Undang-Undang Mengenai Lalu Lintas........................................................ 2

2.3 Bentuk Pelanggaran Yang Sering Terjadi..................................................... 3

2.4 Dampak Dari Pelanggaran Lalu Lintas......................................................... 4

2.5 Penyebab Terjadinya Pelanggaran Lalu Lintas............................................. 4

2.6 Upaya Yang Dilakukan Pemerintah Dalam Mengatasi Pelanggaran Lalu Lintas.. 5

2.7 Pelanggaran Rambu-Rambu Lalu Lintas...................................................... 6

BAB III Penutup

3.1 Kesimpulan.................................................................................................. 7

3.1 Saran............................................................................................................ 7

Daftar Pustaka.................................................................................................... 8

1i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dengan perkembangan yang terjadi khususnya di Indonesia salah satunya adalah
perkembangan lalu lintas. Kita tahu bahwa dengan terjadinya perkembangan lalu lintas maka
pasti ada yang namanya masalah yang perlu diatasi oleh pihak siapapun yang ingin
bersimpatik termasuk masyarakat dan mahasiswa secara khususnya dan secara luasnya adalah
pemerintah yang terkait.
Masalah yang benar - benar diperhatikan dikota besar adalah salah satunya masalah lalu
lintas termasuk pada pelanggaran lalu lintas yang dilakukan manusia sendiri. Hal tersebut
bisa dilihat dari angka kecelakaan lalu lintas yang terus meningkat setiap tahunnya.
Perkembangan lalu lintas bisa menyebabkan pengaruh positif maupun negatif bagi kehidupan
dilingkungan masyarakat apalagi didaerah yang sudah maju dan berkembang. Setiap
tahunnya juga jumlah kendaraan terus meningkat dan tidak sedikit masyarakat yang
melanggar peraturan-peraturan lalu lintas sehingga pemerintah maupun kepolisian harus
semakin ketat dan tegas untuk masalah lalu lintas, hal tersebut untuk mengurangi atau
menekan tingkat kecelakan lalu lintas.
Kecelakaan lalu lintas dapat disebabkan oleh banyak hal seperti : pengemudi kendaraan yang
buruk, bus besar atau kecil yang sembarangan parkir, ketidakteratur antara transportasi yang
besar dan yang kecil atau tidak sesuai dengan luas jalan, pejalan kaki yang kurang hati-hati,
jalanan yang tidak layak seperti jalan yang berlubang, kerusakan kendaraan, kendaraan yang
sudah tidak layak lagi pakai, pengendara yang tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas, dan
masih banyak lagi yang menimbulkan masalah pelanggaran lalu lintas yang telah ditentukan
pemerintah khususnya Dinas Perhubungan dan Kepolisian.
Pelanggaran lalu lintas termasuk masalah transportasi yang sangat berpengaruh terhadap
pelanggaran sosial, karena dapat merugikan beberapa pihak dan kalangan yang berkaitan.
Maka dari itu, Universitas dan mahasiswa melakukan penelitian dan mencari solusi untuk
memecahkan masalah tersebut. Khususnya di mata kuliah Teknik Lalu Lintas akan
membahas tentang masalah tranpostasi yang ada dan sedang terjadi juga bagaimana solusi
dan pencegahan masalah tersebut guna membantu masyarakat.

21
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PELANGGARAN LALU LINTAS


Pelanggaran lalu lintas yang sering disebut juga dengan tilang merupakan ruang lingkup
hukum pidana yang diatur dalam UU nomor 14 tahun 1992 (www.transparansi.or.id,2009).
Hukum pidana mengatur perbuatan - perbuatan yang dilarang olen undang - undang. Tujuan
suatu hukum pidana adalah menghimbau seseorang supaya tidak melakukan perbuatan yang
tidak baik dan bahkan mendidik atau mengarahkan seseorang yang melakukan perbuatan
yang tidak baik menjadi baik dan bisa diterima oleh masyarakat.
Pelanggaran terhadap aturan hukum pidana dapat diberi tindakan hukum langsung dari aparat
jadi tidak usah menunggu laporan atau pengaduan dari pihak yang dirugikan. Pelanggaran
lalu lintas tertentu atau tilang biasanya melanggar pasal 54 mengenai kelengkapan surat
kendaraan SIM dan STNK serta pasal 59 mengenai muatan lebih terhadap truk atau angkutan
umum serta pasal 61 mengenai salah memasuki jalur lintas kendaraan.
Namun di Indonesia banyak perkara pelanggaran lalu lintas yang tidak sesuai dengan aturan
atau ketentuan hukum yang berlaku. Banyak pelanggaran lalu lintas yang diselesaikan di
tempat oleh oknum yang berwenang atau polantas sehingga pelanggaran lalu lintas tidak
sampai proses hukum, hal ini lah yang banyak terjadi di Indonesia jadi banyak orang yang
menyepelekan peraturan lalu lintas karena apabila mereka melanggar peraturan lalu lintas
mereka tinggal menyuap aparat tersebut. Dan bagi aparat hal ini bisa disalah gunakan dengan
jabatan mereka sebagai aparat bisa menghasilkan uang lebih dengan hal tersebut.
Persidangan perlanggaran lalu lintas berlangsung cepat, dalam proses persidangan terdakwa
ditempatkan disuatu ruangan. Lalu hakim membacakan nama para terdakwa untuk
membacakan denda, setelah denda selesai dibacakan hakim akan mengetuk palu sebagai
tanda bahwa telah ditetapkannya suatu keputusan. Dipasal 211 UU No 8 tahun 1981 tentang
KUHAP dimaksudkan sebagai bukti bahwa seseorang telah melakukan pelanggaran lalu
lintas.

2.2 UNDANG-UNDANG MENGENAI LALU LINTAS


·         Pasal 59 ayat 1 jo pasal 18 ayat 1 UU No. 14 Tahun 1992: “Barang siapa
mengemudikan kendaraan bermotor dan tidak dapat menjunjukkan Surat Ijin Mengemudi
(SIM) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2(Dua) Bulan atau denda setinggi-
tingginya 2.000.000,-(Dua Juta Rupiah)”

23
·         Pasal 61 ayat 1 jo Pasal 23 ayat 1 huruf d UU No. 14 Tahu 1992: “Apabila pengemudi
ternyata tidak memiliki Surat Ijin Mengemudi (SIM) dipidana dengan pidana kurungan
paling lama 6 (Enam) Bulan atau denda setinggi-tingginya Rp. 6.000.000,-(Enam Juta
Rupiah)”
·         Pasal 61 Ayat 1 jo pasal 23 ayat 1 huruf d UU No. 14 Tahun 1992: “Barang siapa
melanggar ketentuan mengenai rambu-rambu dan marka jalan, alat pemberi isyarat lalu
lintas, gerakan lalu lintas, berhenti dan parkir, peringatan dengan bunyi dan sinar, kecepatan
maksimum atau minimum dan tata cara penggandengan dan penempelan dengan kendaraan
lain dipidana dengan kurungan paling lama 1 (satu) Bulan dan atau denda setinggi-tingginya
Rp. 1.000.000,- (Satu Juta Rupiah)”
·         Pasal 60 ayat jo pasal 231 huruf b UU No. 14 Tahun 1992: “Barang siapa
mengemudikan kendaraan bermotor dijalan dan tidak mengutamakan keselamatan pejalan
kaki dipidana dengan pidana surungan paling lama 1 (satu) bulan atau denda setinggi-
tingginya Rp. 1.000.000,- (Satu Juta Rupiah)”
·         Pasal 69 UU No. 14 Tahun 1992 : “Mengulangi pelanggaran yang sama Jika seseorang
melakukan lagi pelanggaran yang sama dengan pertama sebelum lewat jangka waktu satu
tahun sejak tanggal putusan pengadilan atas pelanggaran pertama yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap, maka pidana yang kedua ditambah dengan sepertiga dari pidana
kurungan pokoknya atau bila dikenakan denda dapat ditambah dengan setengah dari pidana
denda yang diancam untuk pelanggaran yang bersangkutan”

2.3 BENTUK PELANGGARAN YANG SERING TERJADI


Bentuk-bentuk pelanggaran lalu lintas yang sering terjadi adalah sebagai berikut :
·         Berkendara tidak memakai system pengaman  yang lengkap seperti pengendara motor
tidak memakai helm ataupun helm yang tidak standar SNI, pengendara mobil tidak memakai
safety belt.
·         Menggunakan jalan dengan membahayakan diri sendiri ataupun pengendara lain, hal
ini banyak faktor penyebabnya diantaranya pengendara dalam keadaan mabuk atau dalam
keadaan terburu-buru.
·         Pengendara melanggar lampu rambu lalu lintas, hal ini yang sering kita lihat di setiap
perempatan atau pertigaan yang terdapat lampu rambu lalu lintas, kebanyakan para
pengendara melanggar lampu rambu lalu lintas karena sedang terburu atau malas menunggu
karena terlalu lama.
·         Tidak membawa surat-surat kendaraan STNK dan SIM.

43
·         Membiarkan kendaraan bermotor yang ada dijalan tidak memakai plat nomor atau plat
nomor yang sah sesuai dengan STNK.
·         Tidak mematuhi perintah petugas pengatur lalu lintas.

2.4 DAMPAK DARI PELANGGARAN LALU LINTAS


Pada pelanggaran lalu lintas akan terjadi dampak pada keselamatan sosial, berikut adalah
dampak dari pelanggaran lalu lintas :
·         Tingginya angka kecelakan  dipersimpangan atau perempatan maupun dijalan raya.
·         Keselamatan pengendara yang mengunakan jalan menjadi terancam bahkan pejalan
kali yang menyebrang jalan maupun berjalan di trotoar.
·         Kemacetan lalu lintas yang semakin parah dikarenakan para pengendara tidak
mematuhi peraturan maupun rambu-rambu lalu lintas.
·         Kebiasaan para pengendara yang melanggar lalu lintas sehingga budaya melanggar
peraturan lalu lintas.

2.5 PENYEBAB TERJADINYA PELANGGARAN LALU LINTAS


Kecelakaan di Indonesia hampir selalu terjadi setiap hari dikarenakan kesalahan pengemudi
itu sendiri. Kecelakan juga banyak terjadi karena faktor lain, diantaranya adalah karena
pengemudi tidak mematuhi peraturan lalu lintas untuk menjaga keselamatan, keamanan dan
juga kelancaran lalu lintasnya juga. Masyarakat Indonesia masih banyak yang belum sadar
atas pentingnya peraturan lalu lintas dan hal ini yang harus diperhatikan oleh pihak yang
bersangkutan maupun pemerintah.
Penyebab terjadinya pelanggaran lalu lintas yang sering sekali terjadi di Indonesia salah
satunya adalah :
·         Minimnya pengetahuan masyarakat terhadap peraturan lalu lintas yang berlaku di
Indonesia, disebabkan karena tidak ada sekolah atau sosialisasi dimasyarakat oleh pemerintah
setempat.
·         Kurangnya kesadaran masyarakat untuk mencari tahu peraturan lalu lintas atau rambu-
rambu lalu lintas, karena tidak menganggap itu sangat menguntungkan atau penting malah
menganggap merugikan baik waktu maupun materi.
·         Anak - anak kecil atau dibawah umur sudah di perbolehkan membawa kendaraan
bermotor yang seharusnya umurnya belum mencukupi untuk berkendara sehingga mereka
sering melanggar peraturan lalu lintas karena belum mengetahui peraturan-peraturan lalu
lintas.
45
·         Hanya patuh ketika ada rajia dan polisi dijalan, sehingga di jalan yang kecil atau jalan
yang tidak ada polisi tidak mematuhi aturan lalu lintas yang berlaku.
·         Tidak memikirkan keselamatan pengendara lain, pejalan kaki, atau masyarakat yang
ada di sekitar jalan.
·         Pengendara motor tidak memakai helm, kaca spion dan tidak menyalakan lampu
disiang hari.
·         Ketika pengemudi melakukan pelanggaran lalu lintas, polisi yang bertugas ditempat
tidak menindak secara peraturan yang berlaku tetapi melakukan pungli atau meminta bayaran
kepada pengemudi yang melakukan pelanggaran lalu lintas. Sehingga pengemudi tersebut
tidak lagi takut ketika dia melakukan pelanggaran lalu lintas malah melakukannya secara
berulang – ulang.

2.6 UPAYA YANG DI LAKUKAN PEMERINTAH DALAM MENGATASI


PELANGGARAN LALU LINTAS
Tindakan yang harus dilakukan oleh pemerintah dalam mengatasi pelanggaran lalu lintas di
Indonesia yang setiap harinya sering terjadi dan tidak sedikit yang merenggut korban jiwa.
Menurut pengalaman saya dan yang dibaca diberbagai artikel dan makalah penelitian
diinternet yang semestinya dilakukan adalah sebagai berikut :
·         Pemerintah mensosialisasikan kepada masyarakat tentang peraturan-peraturan lalu
lintas secara detail dan dimengerti oleh masyarakat, sehingga masyarakat mudah mengakses
informasi yang ada dipemerintahan.
·         Pemerintah mengawasi dan menindak petugas-petugas yang melakukan pungli dan
pemungutan liar atau tidak mendukung hukum pidana karena petugas menyelesaikan masalah
pelanggaran lalu lintas di tempat yang tidak sesuai dengan peraturan lalu lintas.
·         Lebih diperhatikan kepada kelayakkan pengemudi, dimulai dari fisik sampai
jasmaninya.
·         Menambah atau memperbaiki rambu - rambu lalu lintas yang ada dijalan dan mudah
dimengerti oleh masyarakat.
·         Menghimbau masyarakat untuk naik transportasi umum seperti bus, kereta api, dan lain
sebagainya supaya kemacetan rendah.
·         Memperhatikan dan memperbaiki jalan yang tidak layak dipakai dan selalu diawasi
kerusakkannya.
·         Mengadakan dan menambah transportasi umum yang murah dan bisa dijangkau oleh
masyarakat kecil seperti trans, dan lain sebagainya.

65
·         Mengawasi dan membatasi bisnis transportasi umum yang bersifat milik pribadi, harus
sesuai prosedur dan aturan yang berlaku.
·         Menambah dan mengatur jalan yang lebih efektif.

2.7 PELANGGARAN RAMBU-RAMBU LALU LINTAS

Pelanggaran terhadap rambu-rambu lalu lintas acapkali terjadi. Parkir di bawah rambu
dilarang parkir serta berhenti di depan tanda larangan stop sudah menjadi aktivitas yang
sering dilakukan. Padahal menurut ketentuan pasal 287 ayat (1) UU No.22 tahun 2009, jenis
pelanggaran tersebut bisa terancam hukuman pidana kurungan paling lama 2 bulan atau
denda paling banyak Rp500.000.
Namun, nyatanya aturan ini seperti tanpa taring. Mengatasi hal tersebut, Pemrov DKI juga
tengah gencar melakukan penertiban dengan memberikan sanksi kepada pelanggar, seperti
melakukan gembok roda, pengembosan ban dan bahkan langsung melakukan penderekan.

76
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Penegak peraturan lalu lintas harus menjadi teladan dan contoh bagi masyarakat yang
berkendara. Seorang penegak hukum harus mempunyai sifat yang tegas, menjadi penegak
hukum dijalan raya bukanlah hal yang mudah melainkan hal yang rumit, penegak hukum
harus menjaga kewibawaannya untuk kepentingan profesinya, di lain pihak juga harus
percaya diri karena penegak hukum akan mengambil keputusan yang bijaksana untuk
menghasilkan keadilan.
Masyarakat Indonesia masih banyak yang melanggar lalu lintas dengan tidak sengaja maupun
dengan sengaja. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap
peraturan lalu lintas atau tata tertib lalu lintas, sehingga masyarakat menyepelekan
kesalamatannya sendiri bahkan bisa berdampak terhadap keselamatan orang lain, karena
itulah tingkat kecelakan di jalan terus meningkat.
Penyebab pelanggaran lalu lintas kebanyakan dikarenakan masyarakat terlalu terburu-buru
dalam berkendara, mungkin kemacetan adalah penyebab dari pengendara yang terburu-buru
dalam berkendara karena waktu mereka tersita terkena macet dijalan.
Pemerintah telah bersusah payah dan berusaha semaksimal mungkin untuk mencari jalan
keluar dan membuat peraturan lalu lintas yang mudah diterima dan dimengerti oleh
masyarakat. Maka dari itu, perlu kerjasama antara pemerintah dan masyarakat untuk
meningkatkan keselamatan berlalu lintas.

3.2 SARAN
Pengendara bermotor harus memiliki etika kesopanan di jalan dan harus mematuhi atau
melaksanakan tata tertib lalu lintas, terutama tata tertib keamanan berlalu lintas supaya tidak
merenggut korban jiwa dan bisa merugikan orang lain. hal ini harus disadari pada setiap
pengendara bermotor dijalan agar tidak ada yang dirugikan.
Penegak peraturan lalu lintas harus tegas dalam menangani para pelanggar lalu lintas dan
memprosesnya secara hukum. Penegak hukum peraturan lalu lintas harus lebih rajin merazia
pengendara bermotor yang melanggar peraturan lalu lintas tidak hanya disiang hari tapi
dimalam hari karena banyak pengendara bermotor yang ugal - ugalan atau memacu
kendaraanya terlalu cepat sehingga bisa mengancam keselamatan dirinya maupun oran lain.

87
DAFTAR PUSTAKA

 http://masalahtransportasi.blogspot.com/2017/02/normal-0-false-false-false-in-x-none-
x.html

98

Anda mungkin juga menyukai