Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelanggaran adalah perilaku yang menyimpang untuk melakukan tindakan menurut
kehendak sendiri tanpa memperhatikan peraturan yang telah dibuat.
Sedangkan pelanggaran menurut Tarmizi adalah ”tidak terlaksananya peraturan atau
tata tertib secara konsisten akan menjadi salah satu penyebab utama terjadinya berbagai
bentuk dan kenakalan yang dilakukan siswa, baik di didalam mauipun di luar sekolah”.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pelanggaran adalah
bentuk kenakalan siswa yang dilakukan menurut kehendaknya sendiri tanpa menghiraukan
peraturan yang telah dibuat.
Peranan hukum di dalam masyarakat khususnya dalam menghadapi perubahan
masyarakat perlu dikaji dalam rangka mendorong terjadinya perubahan sosial. Pengaruh
peranan hukum ini bisa bersifat langsung dan tidak langsung atau signifikan atau tidak.
Hukum memiliki pengaruh yang tidak langsung dalam mendorong munculnya perubahan
sosial pada pembentukan lembaga kemasyarakatan tertentu yang berpengaruh langsung
terhadap masyarakat. Di sisi lain, hukum membentuk atau mengubah institusi pokok atau
lembaga kemasyarakatan yang penting, maka terjadi pengaruh langsung, yang kemudian
sering disebut hukum digunakan sebagai alat untuk mengubah perilaku masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini kami membatasi rumusan masalahnya yaitu :
1. Berbagai kasus pelanggaran hukum
2. Macam-macam sanksi atas pelanggaran hukum
3. Partisipasi dalam perlindungan dan penegakan hukum
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui kasus pelanggaran hukum
2. Untuk mengetahui macam-macam sanksi atas pelanggaran hukum
3. Untuk mengetahui partisipasi dalam perlindungan dan penegakan hukum
D. Manfaat
1. Diketahuinya kasus pelanggaran hukum
2. Diketahuinya macam-macam sanksi atas pelanggaran hukum
3. Diketahuinya partisipasi dalam perlindungan dan penegakan hukum

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Berbagai Kasus Pelanggaran Hukum
Pelanggaran hukum disebut juga perbuatan melawan hukum, yaitu tindakan seseorang
yang tidak sesuai atau bertentangan dengan aturan-aturan yang berlaku. Dengan kata lain,
pelanggaran hukum merupakan pengingkaran terhadap kewajiban-kewajiban yang telah
ditetapkan oleh peraturan atau hukum yang berlaku, misalnya kasus pembunuhan merupakan
pengingkaran terhadap kewajiban untuk menghormati hak hidup orang lain.
Pelanggaran hukum merupakan bentuk ketidakpatuhan terhadap hukum.
Ketidakpatuhan terhadap hukum dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu:
1. Pelanggaran hukum oleh si pelanggar sudah dianggap sebagai kebiasaan;
2. Hukum yang berlaku sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan kehidupan.
Berikut ini contoh perilaku yang bertentangan dengan aturan yang dilakukan di lingkungan
keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa dan negara.
a. Dalam lingkungan keluarga, di antaranya:
1) Mengabaikan perintah orang tua;
2) Mengganggu kakak atau adik yang sedang belajar;
3) Ibadah tidak tepat waktu;
4) Menonton tayangan yang tidak boleh ditonton oleh anak-anak;
5) Nonton tv sampai larut malam; dan
6) Bangun kesiangan.
b. Dalam lingkungan sekolah, di antaranya
1) Menyontek ketika ulangan;
2) Datang ke sekolah terlambat;
3) Bolos mengikuti pelajaran;
4) Tidak memperhatikan penjelasan guru; dan
5) Berpakaian tidak rapi dan tidak sesuai dengan yang ditentukan sekolah.
6) Dalam lingkungan masyarakat, di antaranya:
1. Mangkir dari tugas ronda malam;
2. Tidak mengikuti kerja bakti dengan alasan yang tidak jelas;
3. Main hakim sendiri;
4. Mengonsumsi obat-obat terlarang;
5. Melakukan tindakan diskriminasi kepada orang lain;
6. Melakukan perjudian; dan

2
7. Membuang sampah sembarangan.
c. Dalam lingkungan bangsa dan negara, di antaranya:
1) Tidak memiliki KTP;
2) Tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas;
3) Melakukan tindak pidana seperti pembunuhan, perampokan, penggelapan,
pengedaran uang palsu, pembajakan karya orang lain dan sebagainya;
4) Melakukan aksi teror terhadap alat-alat kelengkapan negara;
5) Tidak berpartisipasi pada kegiatan pemilihan umum; dan
6) Merusak fasilitas negara dengan sengaja.
Beberapa contoh pelanggaran hokum di Indonesia :
1. Aksi Anarkisme
Aksi anarkisme yang marak terjadi di masyarakat adalah salah satunya yaitu aksi
anarkisme dalam unjuk rasa yang sering dilakukan oleh masyarakat. Aksi anarkisme tersebut
dapat berupa tindakan melakukan kekerasan dalam berunjuk rasa,membawa air
keras,memblokade jalan sehingga terjadi kemacetan,merusak fasilitas umum,dan lain-
lain.Sehin gga hal tersebut mengganggu masyarakat sekitar dan telah melanggar undang-
undang tentang tentang cara berunjuk rasa yang benar.
Maka dari itu sebaiknya pemerintah mulai melakukan sosialisasi kepada masyarakat
mengenai pentingnya dalam melakukan unjuk rasa yang benar sehingga tercipta lingkungan
yang kondusif setiap saat.
Di Indonesia memiliki tingkat anarkisme yang sangat tinggi dan perlu dibenahi dan
ditegaskan dalam masyarakat,masyarakat Indonesia perlu membenahi cara berpikir dan
sistem pemerintahannya agar Indonesia dapat dipandang sebagai negara yang kondusif dan
tertib hukum.
Jika masyarakat menghilangkan sikap anarkisme dalam setiap tindakan yang
dilakukan maka kita semua dapat berpikir dingin dalam menghadapi setiap masalah tanpa
perlu membawa emosi kita.
2. Korupsi
Pelanggaran hukum di indonesia korupsi Salah satu masalah terbesar di pemerintahan
Indonesia adalah masalah korupsi. Dan masalah korupsi ini pula tidak hanya mencakup
bidang pemerintahan saja tetapi dalam berbagai bidang pelayanan puplik seperti
sekolah,rumah sakit,dan lain-lain.

3
Di Indonesia masalah korusi ini sangat memprihatinkan terutama di kalangan pejabat
Indonesia. Korupsi sangat merugikan masyarakat dan sangat menguntungkan bagi pihak yang
melakukan tindak korupsi.
Orang-orang yang melakukan tindak korupsi umumnya melakukan hal tersebut
karena dorongan ingin memuaskan diri sendiri, jadi yang kaya semakin kaya dan yang miskin
semakin miskin. Sehingga malah yang dirugikan adalah masyarakat.
Untuk itu sangat perlu untuk membenahi peraturan tentang tindakan korupsi yang
dilakukan diberbagai instansi yang bersangkutan maka dengan ditegakkannya dan
diperkuatnya undang-undang tentang tindakan pidana korupsi maka diharakan agar pelaku
korupsi dapat jerah dan tidak lagi melakukan tindakan korupsi dan orang-orang tidak akan
berani melakukan pengkorupsian.
3. Pembunuhan
Pembunuhan menjadi salah satu masalah sosial di dalam masyarakat dan di seluruh
dunia. Pembunuhan merupakan salah satu masalah HAM yang sangat berat dan merupakan
tindakan yang sangat keji.
Pembunuhan dapat terjadi karena berbagai faktor seperti dilatar belakangi dendam,
masalah kejiwaan,terdesak dan keterbatasan. Maraknya tindakan pembunuhan dalam
masyarakat seperti mutilasi,pencurian jenajah untuk diambil organnya atau untuk dijual
bagian tubuh seperti rambut. Di dalam agama membunuh adalah sesuatu yang sangat haram
untuk dilakukan dan merupakan tindakan yang sangat diharamkan untuk dilakukan.
Masyarakat dan pemerintah juga dapat berpartisipasi dengan melakukan berbagai
kegitan penyuluhan kepada masyarakat mengenai pentingnya untuk mencintai sesama
manusia. Perubahan sikap pada masyarakat tentang cara hidup yang benar dengan mulai
mencintai diri sendiri lalu mencintai orang lain.
4. Perjudian
Masyarakat perlu dihimbau untuk memerangi perjudian yang kini marak di Indonesia.
Pasalnya,perjudian selain merupakan pelanggaran pidana, keberadaannya juga sangat
menyusahkan dan menyengsarakan rakyat.
Perjudian dinilai dapat membuat orang nekat melakukan pelbagai tindakan
pelanggaran hukum seperti pencurian dan sebagainya. “Kita bisa bayangkan saja, kalau orang
yang ekonominya pas-pasan, lalu orang tersebut biasanya berjudi togel kemudian tidak
pernah berhasil, maka sendirinya muncul pikran-pikiran kriminal untuk bagaimana
memperoleh uang. Nah, dengan begitu akhirnya muncul niat buruk untuk melakukan aksi-
aksi pencurian dan pelangaran hukum lainnya

4
B. Macam-macam Sanksi Atas Pelanggaran Hukum
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) sanksi adalah tanggungan (tindakan,
hukuman, dan sebagainya) untuk memaksa orang menaati perjanjian atau menaati ketentuan
1022 undang-undang (anggaran dasar, perkumpulan, dan sebagainya).
Macam-Macam Sanksi Hukum di Indonesia yaitu :
1. Sanksi Hukum Pidana
Sanksi Hukum Pidana diatur dalam Pasal 10 KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana), yaitu sebagai berikut :
2. Hukuman Pokok terdiri dari :
Hukuman Mati : yang terdiri dari hukuman seumur hidup, dan hukuman sementara
waktu (setinggi-tingginya 20 tahun dan sekurang-kurangnya 1 tahun)
Hukuman Kurungan (setinggi-tingginya 1 tahun dan sekurang-kurangnya 1 hari)
3. Hukuman Tambahan Terdiri dari :
 Pencabutan hak-hak tertentu
 Perampasan/Penyitaan barang-barang tertentu
 Pengumuman keputusan hakim
4. Sanksi Hukum Perdata
Dalam hukum perdata, ada 3 macam putusan yang dapat dijatuhkan oleh hakim, yaitu:
 Putusan Condemnatoir : Merupakan putusan yang memiliki sifat membuat
pihak yang dikalahkan melaksanakan prestasi (kewajiban). Contoh : Pihak
yang kalah harus membayar kerugian
 Putusan Declatoir : Merupakan putusan yang perintahnya menciptakan suatu
keadaan yang sah menurut hukum. Putusan ini hanya bersifat menerangkan
dan menegaskan suatu keadaan hukum semata-mata. Contoh : Putusan yang
menyatakan bahwa penggugat merupakan pemilik sah tanah sengketa.
 Putusan Constitutif : Merupakan putusan yang menghilangkan suatu keadaan
hukum dan menimbulkan keadaan hukum yang baru. Contoh : Putusan yang
memutuskan ikatan perkawinan
Jadi, dalam hukum perdata sanksi yang diberikan dapat berupa :
 Pihak yang kalah harus melakukan prestasi/kewajiban
 Menghilangkan suatu keadaan hukum diikuti dengan timbulnya keadaan hukum yang
baru.
5. Sanksi Administratif

5
Sanksi administratif merupakan sanksi yang diberikan untuk pelanggaran terhadap
administrasi ataupun undang-undang yang bersifat administratif. Sanksi yang
diberikan dapat berupa :
 Denda
 Pembekuan hingga pencabutan sertifikat/izin
 Penghentian sementara pelayanan administrasi hingga pengurangan jatah
produksi
 Tindakan administrative

Hal tersebut mengandung pengertian sebagai berikut.


1. Tegas berarti adanya aturan yang telah dibuat secara material telah diatur dalam peraturan
perundang-undangan. Misalnya, hukum pidana mengenai sanksi diatur dalam Pasal 10
KUHP. Dalam pasal tersebut, ditegaskan bahwa sanksi pidana berbentuk hukuman yang
mencakup:
Hukuman pokok, yang terdiri atas:
a. Hukuman mati; dan
b. Hukuman penjara yang terdiri atas hukuman seumur hidup dan hukuman sementara
waktu (setinggi-tingginya 20 tahun dan sekurang-kurangnya 1 tahun).
Hukuman tambahan, yang terdiri atas:
a. Pencabutan hak-hak tertentu;
b. Perampasan (penyitaan) barang-barang tertentu; dan
c. Pengumuman keputusan hakim.

2. Nyata berarti adanya aturan yang secara material telah ditetapkan kadar hukuman
berdasarkan perbuatan yang dilanggarnya. Contoh: Pasal 338 KUHP, menyebutkan
“barang siapa sengaja merampas nyawa orang lain, diancam, karena pembunuhan, dengan
pidana penjara paling lama lima belas tahun”.

C. Partisipasi dalam Perlindungan dan Penegakan Hukum


Perlindungan hukum adalah suatu perlindungan yang diberikan kepada subyek hukum
ke dalam bentuk perangkat baik yang bersifat preventif maupun yang bersifat represif, baik
yang lisan maupun yang tertulis.

6
Penegakan hukum adalah upaya untuk tegaknya atau berfungsinya norma-norma
hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam lalulintas atau hubungan hukum dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara, untuk menjamin dan memastikan tegaknya hukum
itu, apabila diperlukan, aparatur penegak hukum itu diperkenankan untuk menggunakan daya
paksa.
Ketaatan atau kepatuhan terhadap hukum yang berlaku merupakan konsep nyata
dalam diri seseorang yang diwujudkan dalam perilaku yang sesuai dengan sistem hukum
yang berlaku. Tingkat kepatuhan hukum yang diperlihatkan oleh seorang warga negara,
secara langsung menunjukkan tingkat kesadaran hukum yang dimilikinya. Kepatuhan hukum
mengandung arti bahwa seseorang memiliki kesadaran untuk:
a. Memahami dan menggunakan peraturan perundangan yang berlaku;
b. Mempertahankan tertib hukum yang ada; dan
c. Menegakkan kepastian hukum.
Adapun ciri-ciri seseorang yang berperilaku sesuai dengan hukum yang berlaku dapat
dilihat dari perilaku yang diperbuatnya:
a. Disenangi oleh masyarakat pada umumnya;
b. Tidak menimbulkan kerugian bagi diri sendiri dan orang lain;
c. Tidak menyinggung perasaan orang lain;
d. Menciptakan keselarasan;
e. Mencerminkan sikap sadar hukum;
f. Mencerminkan kepatuhan terhadap hukum.
Perilaku yang mencerminkan sikap patuh terhadap hukum harus kita tampilkan dalam
kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa dan negara
sebagai bentuk perwujudan partisipasi Anda dalam proses penegakan dan perlindungan
hukum. Berikut ini contoh perilaku yang mencerminkan kepatuhan terhadap hukum yang
berlaku
a. Dalam Kehidupan di Lingkungan Keluarga
1. Mematuhi perintah orang tua.
2. Ibadah tepat waktu.
3. Menghormati anggota keluarga yang lain seperti ayah, ibu, kakak, adik dan
sebagainya.
4. Melaksanakan aturan yang dibuat dan disepakati keluarga.
b. Dalam kehidupan di Lingkungan Sekolah
1. Menghormati kepala sekolah, guru dan karyawan lainnya.

7
2. Memakai pakaian seragam yang telah ditentukan.
3. Tidak menyontek ketika ulangan.
4. Memperhatikan penjelasan guru.
5. Mengikuti pelajaran sesuai dengan jadwal yang berlaku.
c. Dalam Kehidupan di Lingkungan Masyarakat
1. Melaksanakan setiap norma yang berlaku di masyarakat;
2. Bertugas ronda.
3. Ikut serta dalam kegiatan kerja bakti.
4. Menghormati keberadaan tetangga disekitar rumah.
5. Tidak melakukan perbuatan yang menyebabkan kekacauan di masyarakat seperti
tawuran, judi, mabuk-mabukkan dan sebagainya;
6. Membayar iuran warga.
d. Dalam kehidupan di Lingkungan Bangsa dan Negara.
1. Bersikap tertib ketika berlalu lintas di jalan raya.
2. Memiliki KTP.
3. Memiliki SIM.
4. Ikut serta dalam kegiatan pemilihan umum.
5. Membayar pajak.
6. Membayar retribusi parkir.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hukum adalah sekumpulan peraturan yang terdiri dari perintah dan larangan yang
bersifat memaksa dan mengikat dengan disertai sanksi bagi pelanggarnya yang bertujuan
untuk mengatur ketentraman dan ketertiban dalam masyarakat. Untuk mencapai ketentraman
dan ketertiban dalam masyarakat dibutuhkan sikap masyarakat yang sadar hukum.
Selain masyarakat pemerintahpun juga harus sadar hukum. Maka tercapailah
ketentraman dan ketertiban itu. Untuk mengantisipasi berbagai pelanggaran hokum yang
terjadi maka di Indonesia telah ada berbagai macam Pengadilan. Dari yang mengadili
masyarakat sampai dengan pemerintah dan para pejabat

B. Saran
Penulis berharap semoga makalah ini dapat menjadi salah satu bahan untuk dapat
menambah pengetahuan dalam hal ini system hukum dan perundang-undangan yang berlaku
di Indonesia.
Dan juga penulis mengharapkan adanya sumbangsih kritik dan saran yang bersifat
membangun guna penyesunan makalah berikutnya yang lebih sempurnah lagi.

9
DAFTAR PUSTAKA
http://thekingslau.blogspot.com/2017/04/macam-macam-sanksi-hukum.html
http://www.artikelmateri.com/2015/09/contoh-pelanggaran-hukum-di-indonesia-gambar.html
https://www.suduthukum.com/2016/10/pengertian-penegakan-hukum.html
http://tesishukum.com/pengertian-perlindungan-hukum-menurut-para-ahli/
http://sarwono-supeno.blogspot.com/2012/04/pengertian-pelanggaran.html
http://agustleoprince.blogspot.com/2017/03/makalah-pelanggaran-hukum.html

10

Anda mungkin juga menyukai